Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran

kebuntingan pada sapi betina merupakan hasil akhir yang menandakan berhasil atau tidaknya program sinkronisasi. Menurut Maliawan 2002, persentase kebuntingan sapi Bali pada pemberian PGF 2 α 15, 20, dan 25 mgekor sama yaitu 66, 5 . Dalam sinkronisasi estrus banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan, misalnya paritas ternak. Paritas adalah tahapan seekor induk ternak melahirkan anak. Paritas pertama adalah ternak betina yang telah melahirkan anak satu kali atau pertama. Demikian juga untuk kelahiran-kelahiran yang akan datang disebut paritas kedua dan seterusnya Prasetyo, 2009. Daya reproduksi ternak pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama adalah lama produktivitas. Lama produktivitas kehidupan produktif sapi potong lebih lama bila dibandingkan dengan sapi perah yaitu 10 sampai 12 tahun dengan produksi 6 sampai 8 anak. Faktor kedua adalah frekuensi kelahiran. Faktor ini sangat penting bagi peternakan dan pembangunan peternakan, karena setiap penundaan kebuntingan ternak, mempunyai dampak ekonomis yang sangat penting Prasetyo, 2009. Berdasarkan hal tersebut perlu diketahui pengaruh paritas sapi Bali terhadap persentase estrus dan persentase kebuntingan pada penyuntikan PGF 2 α.

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah 1. paritas yang berbeda berpengaruh terhadap persentase estrus dan kebuntingan pada sapi Bali yang disinkronisasi estrus dengan dua kali penyuntikan Prostaglandin F 2 α PGF 2 α; 2. terdapat paritas terbaik yang memberikan persentase estrus dan kebuntingan pada sapi Bali yang disinkronisasi estrus dengan dua kali penyuntikan Prostaglandin F 2 α PGF 2 α. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Bali

Sapi Bali berasal dari banteng Bibos banteng yang telah didomestikasi berabad- abad lalu. Beberapa sinonim sapi Bali yaitu Bos javanicus, Bos banteng dan Bos sondaicus Hardjosubroto dan Astuti, 1993. Sapi Bali telah mengalami penjinakan domestikasi yang telah berlangsung sejak dahulu kala dan sekarang banyak diternakkan oleh peternak khususnya peternakan rakyat. Sapi Bali berkerabat dengan banteng maka bentuk fisik sapi Bali menyerupai banteng khususnya pada warna kulit, sedangkan apabila dibandingkan dengan ukuran tubuh sapi Bali lebih kecil dibandingkan banteng. Sapi Bali menyebar dan berkembang hampir ke seluruh pelosok nusantara. Penyebaran sapi Bali di luar Pulau Bali yaitu ke Sulawesi Selatan pada tahun 1920 dan 1927, ke Lombok pada abad ke-19, ke Pulau Timor pada tahun 1912 dan 1920. Selanjutnya sapi Bali berkembang sampai ke Malaysia, Philipina dan Ausatralia bagian Utara. Sapi Bali juga pernah diintroduksi ke Australia antara 1827--1849 Tonra, 2010. Bangsa sapi Bali memiliki klasifikasi taksonomi menurut Williamson and Payne 1993 sebagai berikut : Phylum : Chordata Sub-phylum : Vertebrata Class : Mamalia

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN SAPI PERANAKAN ONGOLE YANG DISINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α)

1 17 32

RESPON KECEPATAN TIMBULNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI BALI SETELAH DUA KALI PEMBERIAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α

0 36 32

Efektivitas Sinkronisasi Estrus Menggunakan Progesteron dan Kombinasinya dengan Estrogen terhadap Respons Estrus dan Angka Kebuntingan pada Sapi Potong

0 10 85

Efektivitas Penyuntikan Prostaglandin F2« Satu Kali dan Dua Kali untuk Sinkronisasi Estrus pada Tikus Putih (Rattus sp.)

0 6 59

PENGARUH PARITAS TERHADAP KARAKTERISTIK ESTRUS KERBAU SETELAH PENYUNTIKAN PGF2α (Prostaglandin F2α) DAN HCG (Human Chorionic Gonadotrophin ).

1 3 19

PENGARUH DOSIS GnRH TERHADAP KARAKTERISTIK ESTRUS SAPI PESTSIR YANG DISINKRONISASI PGF2a.

0 0 6

KORELASI BOBOT BADAN DENGAN RESPON ESTRUS PADA DOMBA LOKAL YANG DISINKRONISASI ESTRUS.

0 0 2

RESPONS ESTRUS SAPI RESIPIEN FH YANG DISINKRONISASI DENGAN HORMONE GnRH, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN ESTRUS RESPONSE OF FH COWS RECIPIENT AFTER SYNCHRONIZED WITH GnRH HORMONE, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN

0 0 10

RESPON KECEPATAN TIMBILNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) SETELAH DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F

0 0 9

Pengaruh Paritas Terhadap Persentase Estrus dan Kebuntingan Pada Sapi Bali yang Disinkronisasi Estrus dengan Dua Kali Penyuntikan Prostaglandin F2 α (PGF2 α) The Effect of Parities on The Percentage of Estrous and Conception of Bali Cows After Estrous Syn

0 0 6