Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Belanda, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Jakarta Utara

g p p 5!

RINGKASAN

gppg
Z Z Z ;
0 s s

MULJONO { C 24.1652).
KONDISI EROSISTEM TERUMBU KARANG
U BELANDA, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU, JAKARTARA. ~ i b i m b i n go l e h Dr. Ir. JOKO PURWANTO dan Dr. R.
D EIDMAN, M.Sc.

$"
5"530 I
Q

Q Q 3
Z ' s l Q a
s " s s Cl
E

Q
~

2 '
g
;' 2i 2.g
sm
Q
Xrz

T

Q

Qcn.Xr3

Q

Taman ~asionalLaut Kepulauan Seribu merupakan kawasan
ervasi laut, yang mempunyai fungsi antara lain sebagai

at perlindungan bagi flora dan fauna, daerah wisata badan eksploitasi secara terbatas bagi masyarakat set
~ungsi-fungsitersebut ditempatkan pada masingzing zona yang ada yaitu zona inti, zona perlindungan,
& 3 pemanfaatan, dan zana penyangga.
2. Permasalahan yang ada, seringkali timbul karena pe%faatan yang dilakukan kadang kala tidak sesuai dengan
f yang telah ditetapkan, dan pemanfaatan dengan
menggu3
-xn cara-'cara yang merusak. Selain i t u , terdapat juga
Enasalahan pencemaran oleh limbah domestik maupun limbah
ak.
Pulau Belanda merupakan salah satu pulau yang terletak
Zona Inti 111, merupakan daerah perlindungan bagi eko:em terumbu karang. Untuk itu, pemantauan terhadap koni ekosistem terumbu karang Pulau Belanda p e r l u selalu
xkukan, agar pengelolaan yang dilakukan dapat memaksican fungsi yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
lisi ekasistem terumbu karang di Pulau Belanda untuk
yelolaan lebih lanjut.
Penelitian dilaksanakan di Pulau Belanda, yang terledi Zona Inti 111 Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
amatan pendahuluan dilakukan pada tanggal 20 Juni 1991,
selanjutnya dilakukan pengambilan data pada tanggal 3 0
1991 hingga tanggal G Juli 1991.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan SCUBA

kedalaman 3 dan 10 meter dengan berdasarkan metode
ctural Analyses of Life Form (Bradbury dan Young, 1981
m Dartnal dan Jones, 1986). Transek g a r i s dilakukan
njang 100 meter, s e j a j a r dengan kontur kedalaman (Suo, 1984), dan dilakukan pada 4 buah stasiun pengamatan.
Sebagai data penunjang dilakukan juga pengamatan suhu,
nitas, pH, dan kecerahan perairan Pulau Belanda.
Fisika-kimia perairan Pulau Belanda masih dalam konnormal.
Suhu 2g0c, salinitas 34 0/oo, pH 8,5 dan
(Q j k a t kecerahan 100 %.
0 Penutupan biota terumbu karang di stasiun pengamatan
3
diperoleh berkisar antara 4 8 , 8 5 % hingga 82,81 %,
D j a n jumlah kelompok biota yang didapatkan berkisar an(Qi
9 hingga 16 jenis. Penutupan tertinggi terdapat di
I . ; i u n I11 (timur). Sedangkan total penutupan karang mati
0:isar antara 14,L4 % hingga 4 8 , 8 9 % . Total karang mati
Iesar pada kedalaman 3 meter terdapat pada stasiun IV

0;;
.


$ 3 0 1
r ' T
Q
Z Q3 C5 9
3 0 -

n'f

K Q I D Q C

a

E%: a Q - ~
r0

BQ E ? ? :
8.- 2
2
m *

- 3
Ej
gg!%w

;
S .
w

gQ

E

? $

Xr

gg

&


3 a

Q

.;

5
2*
-.
2.

B

sg
ZEj

g5
7s

-


8%

?3

-%

?

x

m

35

3r g g
Q

X-.


Ze
'3

ED-

8

g. =
c $
2

I n ,

'

-

-

e


2C
s
-.

<

(D

2
-.
e

u