Gabungan vokal oi menimbulkan bunyi konsonan luncuran [oy] pada kata: Adi membeli novel di toko buku. Adi membeli novel di toko buku.

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X - sepoi menjadi sepoy Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya. Contoh: - dinamai tetap dibaca [dinamai] - bermain tetap dibaca [bermain] - mau tetap dibaca [mau] - daun tetap dibaca [daun] - koin tetap dibaca [koin] - heroin tetap dibaca [heroin] Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem kh, sy, ny, ng dan nk. Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh: khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank. Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia. Selain unsur ini, ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Tekanan adalah gejala yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah suku kata atau kata. Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan. Tekanan dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna seperti pada bahasa Batak Toba bóntar artinya putih, dan bentár artinya darah. Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar. Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah sebagai bagian dari ciri bahasa lisan. Contoh penggunaan pola tekanan:

1. Adi membeli novel di toko buku.

yang membeli novel Adi, bukan orang lain

2. Adi membeli novel di toko buku.

Adi membeli novel, bukan membaca

3. Adi membeli novel di toko buku.

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X yang dibeli Adi novel bukan alat tulis

4. Adi membeli novel di toko buku.