Adi membeli novel di toko buku.

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X yang dibeli Adi novel bukan alat tulis

4. Adi membeli novel di toko buku.

Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar Ciri suprasegmental lainnya adalah intonasi. Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka 1,2,3,4. Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi, sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya. Contoh: - Mereka sudah pergi. - Mereka sudah pergi? Kapan? Berbicara tentang intonasi berarti berbicara juga tentang jeda. Jeda adalah penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan. Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya, a. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit. Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X yang sakit dokter Joko Susanto b. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit. yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto c. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit. yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto

C. Ciri Bahasa Indonesia Baku

Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indo- nesia yang berlaku. Pedoman yang digunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan EYD, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia . Bahasa yang tidak mengikuti kaidah- kaidah bahasa Indonesia disebut bahasa tidak baku. Fungsi bahasa baku ialah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan, dan kerangka acuan. Ciri-ciri ragam bahasa baku, yaitu, sebagai berikut. 1. Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis, dan forum-forum resmi seperti seminar atau rapat. 2. Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan aturannya tetap dan tidak dapat berubah. 3. Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa yang lain mengungkapkan penalaran yang teratur. 4. Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan bahasa bukan penya- maan ragam bahasa, melainkan kesamaan kaidah. 5. Dari segi pelafalan, tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau asing.