BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN DEBIT
Debit aliran adalah banyaknya fluida yang mengalir per satuan waktu Soekardi, 2015. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain: 1.
Pengukuran debit dengan bendung 2.
Pengukuran debit berdasarkan kerapatan lautan obat 3.
Pengukuran kecepatan aliran dan luas penampang melintang, dalam hal ini untuk mengukur kecepatan arus digunakan pelampung atau
pengukur arus dengan kincir
4. Pengukuran dengan menggunakan alat-alat tertentu seperti pengukur
arus magnetis, pengukur arus gelombang supersonis.
2.2 PENGERTIAN BANGUNAN UKUR
Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut
banguan ukur debit.
Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang
direncanakan dan untuk mengalirkan debit aliran air tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah
dengan ambang lebar atau ambang tajam.
Pengaliran pada bangunan pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas bangunan melimpah overflow atau melalui bawah pintu celah.
Kondisi hidraulik ini dimanfaatkan dalam desain dan perancangan pintu- pintu air, yang semuanya didasarkan pada sifat aliran sempurna. Jika
ternyata aliran yang terjadi bukan aliran sempurna, maka dalam aplikasinya pintu-pintu tersebut diberi tabel-tabel koreksinya.
Pada jaringan irigasi bangunan ukur ini dipasang pada setiap pangkal saluran tersier dihilir pintu sadap. Pada bangunan bagi, dimana dihilir
bangunan terdapat lebih dari satu saluran sekunder atau primer, hanya satu saluran yang tidak dilengkapi dengan bangunan ukur. Selebihnya dipasang
bangunan ukur pada saluran sekunder. Bagian bangunan ukur yang berfungsi untuk mengukur debit adalah pintu ukur.
2.3 AMBANG