- 12 -
mengalami perubahan budaya kerja akan berada pada kondisi psikologis yang dinamakan kejutan budaya culture shock. Kejutan ini terjadi karena
orang diminta bahkan terkadang dipaksa untuk keluar dari area nyaman comfort zone.
2. Perubahan budaya kerja merupakan aktivitas yang sangat kompleks. Satu
kesalahan kecil dalam manajemen perubahan dapat mengakibatkan kegagalan perubahan organisasi. Oleh karenanya p
erubahan budaya kerja harus dilakukan secara terencana melalui sistem yang terstruktur dan
komprehensif. Tanpa sebuah perencanaan yang matang dan sistem yang dibangun, maka perubahan tersebut dapat dianggap sebagai hal yang
menyesatkan. Sebuah sistem harus berada dalam keseimbangan sosial yang menjaga dinamika organisasi.
3. Perubahan budaya kerja memerlukan proses yang berkelanjutan atau
terus menerus. Seperti telah disebutkan di atas, budaya kerja merupakan komitmen organisasi yang berkaitan erat dengan perilaku dalam
menyelesaikan pekerjaan. Perilaku itu sendiri merupakan cerminan dari sikap kerja yang didasari oleh nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki
oleh setiap pegawai. Ketika pegawai masuk ke dalam sebuah organisasi, maka akan terjadi penyesuaian antara pola kebiasaan berperilaku,
bersikap, dan pola komunikasi serta cara kerja yang dimiliki pegawai ke dalam pola kebiasaan berperilaku, bersikap, dan pola komunikasi serta
cara kerja yang diinginkan oleh organisasi demi mencapai cita-cita atau tujuannya. Melakukan perubahan budaya kerja berarti melakukan usaha
memasukkan nilai-nilai dan cara-cara kerja baru untuk organisasi.
C. Pengorganisasian Pengembangan Budaya Kerja
Dengan memahami kaitan antara manajemen perubahan dan pengembangan budaya kerja, serta mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan Buku 4, tugas mengubah pola pikir dan
mengembangkan budaya kerja di lingkungan KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah merupakan tanggungjawab Tim Reformasi Birokrasi
pada masing-masing KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah, khususnya Tim Manajemen Perubahan.
Dalam Peraturan Menteri PAN dan RB tersebut, dijelaskan bahwa setiap perubahan termasuk didalamnya proses sosialisasi dan internalisasi dalam
proses reformasi birokrasi dikelola oleh Program Management Office PMO. Adapun pengorganisasian PMO, sebagai berikut:
- 13 -
Gambar 5. Struktur Program Management Office PMO Manajemen Perubahan
Mengingat penting dan besarnya cakupan aktivitas manajemen perubahan, PMO dibentuk untuk membantu Tim Reformasi Birokrasi
KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah. Gambar struktur di atas, dalam Tim Pelaksana Project Management terdapat 3 tiga sub tim, yaitu
sub tim Design Management, sub tim Change Management, dan sub tim Quality Assurance QA Management. Setiap sub tim memiliki peran dan
tanggung jawab yangberbeda dalam pengelolaan perubahan, yaitu:
1. Sub tim Design Management berperan dalam menyusun desain teknis
program manajemen perubahan dan komunikasi, termasuk pengembangan budaya kerja.
2. Sub tim Change Management berperan dalam persiapan teknis,
pengembangan dan pelaksanan program manajemen perubahan dan komunikasi, termasuk pengembangan budaya kerja.
3. Sub tim QA Management berperan dalam memastikan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan program manajemen perubahan, termasuk pengembangan budaya kerja.
Program Sponsor
PMO Program
Management Office
Pimpinan KL
Project Management
Design Management
Change Management
Quality Assurance
Management Advisors
STRUKTUR PROGRAM MANAGEMENT OFFICE
PMO MANAJEMEN
PERUBAHAN
Program Sponsorship
• Pengawasan
dan Pengarahan
• Komitmen
institusi
Program Management
• Penanggungjawab
seluruh pelaksanaan
program MP •
Resolusi konflik
• Komunikasi
dengan para
Project Management
• Pengelola
harian program MP
• Keterlibatan
penuh sesuai dengan
unit kerjanya
- 14 -
Pengorganisasian manajemen perubahan di lingkungan KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini.
Tingkatan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Program Sponsorship Pimpinan KL
GubernurBupatiWalikota Advisor
Sekjen SesmaIrjen
SekdaInspektur Prov KabKota
Program Management DirjenDeputi Ka
Badan Kepala SKPD
Project Manajement DirekturKa
Pusat Ka KanwilKa
Perwakilan Ka KantorKabid
Design Management, Change Management,
dan Quality Assurance Management
Kasubditkabid Kepala Seksi
Tabel 2. Ilustrasi Pengorganisasian Manajemen Perubahan
- 15 -
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA
Pada prinsipnya pengembangan budaya kerja merupakan proses yang panjang dan tidak mudah, harus dilakukan secara terus menerus, dengan
strategi yang tepat dan konsisten.
Gambar 6. Tingkat Kemudahan dan Waktu yang Dibutuhkan untuk
Perubahan Budaya Kerja
Gambar 6, memberikan ilustrasi tingkat
kemudahan dan waktu yang dibutuhkan untuk
mengubah budaya kerja. Gambar ini menjelaskan
bahwa mengubah budaya kerja membutuhkan
waktu yang panjang dengan tingkat kesulitan
yang tinggi. Sesuai prinsip dasar, budaya
kerja merupakan hasil dari proses internalisasi
nilai-nilai organisasi yang selanjutnya diekspresikan dalam perilaku kerja sehari-hari. Secara sederhana untuk mengembangkan budaya kerja, perlu
ditempuh 3 tiga tahapan besar, yaitu:
1. Perumusan nilai-nilai;
2. Implementasi;dan
3. Monitoring dan evaluasi.
A. Perumusan Nilai-nilai