Sistem Distribusi dan Penetapan Harga Kayu Bulat Jati di Jawa
7
SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
SISTEM DIlTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITWT PERTANIAN BOGOR
1998
Kupcrscmbahkan untuk :
Suami (Ir. Kusnarijanto) dan anak-anak tcrcinta
(K-tari
dan Mima Wijayanti) yang sciia
** SIAPAPUN YANG BERHEMI BELAJAR AKAN MENJADI TUA,
ENTAH 1A MASH 20 TAHUN ATAU SUDAH 80 TAHUN.
SIAPAPUN YANG TERUS BELAJAR AKAN TETAP MUDA
KARENA HAL YANG PALING BESAR Dl DUNlA IN1
ADALAH BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN
PlKlRAN AGAR TETAP MUDA
HENRY FORD
DISTRIBUTION SYSTEM AND PRICE DETERMINATION
OF TEAK LOGS IN JAVA
ABSTRACT
It is estimated that the intervention of P e m Perhutani in the sales of teak
logs through non-auction system is quite significant. The intervention is in the
distribution and price determination of teak logs. The impact of the intervention
conducted by Perurn Perhutani has brought about two main problems, nameiy: (1)
inefficiency of the distribution system, and (2) the price determination of teak lo@
is not r a t i d The objectives of this research are, therefore, as follows: (1) to
discover the optimal distribution system, so that &om the hdmgs can be discovered
the efficiency value by employing the criteria of distribution cmt eficiency, and (2)
to obtain more rational price level of teak logs by due observance of the economic
cycle to h d out the revenues of Perum Perhutani.
For this research the linier program analysis model is employed with specific
issue of transportation to discover the optimal distniution system of teak logs, and
the financial analysis with investment approach during the e c o n o ~ ccycle is
employed to discover the rational price level of teak logs. The two problems stated
above are interrelated; therefore the research should be conducted simultaneously.
The collection of research data is conducted at 42 KPHs-producers of teak
logs managed by Perum Perhutani. The KPHs-producers consist of Unit I (Central
Java), Unit I1 (East Java), and Unit ID (West Java). Other secondary data are
obtained from the statistics of Penun Perhuiani &om year 1989 to year 1995/1996.
The findings of the research are aa follows: When the optimal distribution
of teak logs is conducted, the consumem win obtain distribution cosl efficiency
totaling (1) 35.3% to 39.21% (scenario I), (2) 59.52% to 70.32% (scenario 2),
(3) 30.46% to 5 1 . m (scenario 3), and (4) 57.80% (scenario 4). The supply of
teak logs at each KPH-producer is absorbed by the market evenly; therefore, the
forart security and natwal feso-
conservation can be guaranteed.
a
The current price determination of teak logs by P e m Perhutani is only
proper when applied for the 40-year economic cycle, when employing the real
intereat rate of 9% per mum. Consequently, the price determination of teak logs
by Penrm Pdutani for the economic cycle of more than 40 years (namely 50
years, 60 years, 70 years, and 80 years) turns out to be below the production cost,
and therefore, it is not rational. It is said that it is not rational because the pice
dekmined by P e m Perhuh is actually still being subsidized by the natural
fesources. The impact is that the m u e of P-
Perhutani actually can be
increased by 260% to 298% (inmaskg 2.6 to 3 times as much)
eom the current
revenues. Therefore, the Government as the owner of the forest natural resowin receive reasonable economic value.
WAHYU ANDAYANI. Sistern Distribusi clan Penetapan Harga Kayu Bulat Jati di
Jawa. @i bawah bimbingan Rudy C . Tammkgkeng, sebagai i e t q Dudung
Damsman, Achmad Sumitro, dan Bonar M. Sinaga sebagai anggota).
Larangan ekspor kayu bulat dan penerapan pajak yang tinggi bagi eksportir
bahan baku, memaba pengelola hutan produksi nxa@Wan pcnjuah prduknya
di pasa~&lam ncgeri. Shtegi penjualan hasil hutan termasuk kayu bulat jati
clitalcsanakan melalui sistem lelang dan sistem non lelang. Sistem non lelang terdiri
dari penjualan dengan pexjanjian dan penjualan langsung. Peranan penjuatan kayu
bulat jati melalui sistem non lelang dinilai penfing, karena volume penjualan dan
pendapatan memberikan pangsa yang binggi terhadap total -&patan
Pennu
Perhutani. Oleh sebab itu campur tHlgan Direksi Perum Perhutmi temadap sistem
penjualan non lelang cukup besar terutama yang menyangkut masalah distribusi clan
penetapan harga jual.Masalah yang muncul sebagai akibat campur tangan adalah :
( 1 ) i n e @ k ~ q pada sistem dishrib*
dan (2) h&nd
(tidak wajar) pada
penetapan harga jual kayu bulat jati. Kedua masalah tersebut saling terkait sehingga
scbaiknya diteliti secara simultan dm merupakan f o b pembahm utama dahn
penelitian ini
Tujuan pcnelitian adalah untuk: (1) menemukan sistem diseibusi kayu bulat
jati optimal dari KPH produsen ke konsumen, (2) mengctahui baramya nilai
efisiensi biaya dishibusi kayu bulst jati pada kesdasn optimal, (3) menemukan
tingkat harga kayu bulat jati yang lebih rasional menurut daw ekmmi, dan (4)
mengetahui pendapatan Perum Perhutani dari hasil penjualan kayu bulat jati pa&
th&t
harga menurut daur ekonomi. Metoda yang d@makan adalah: (1) program
linier dengan masalah khurms transportasi untuk menemukan pola distribusi optimal,
dan (2) analisig finand dengan pendekatan investasi selama daur ekmomi untuk
menemukan tingkat harga kayu bulat jati yang rasionaL
Penelitian dilaksanakan di 42 KPH produsen kayu bulat jati yang dikelola
Pcnrm PerhWani meliputi : Unit I (Jawa Tengah) ditetapkan sebanyak 13 KPH
produsen, (2) Unit II (Jawa Timur) ditetapkan sebanyak 19 KPH produsen, dan (3)
Unit III (Jawa Barat) -kan
b
e
sebanyak 10 KPH produsen kayu bdat jati. Data
d dari statist& Pcrum Perhutani di tingkat KPH dan Unit dari tahun 1989
dd tahun 1995/1996.
Analisis efisiensi dan aoalisis r a s i d a s i penetapan hargajual kayu bulat jati
rnenggunakan 4 skenaxio yang mempakan analisis altematif yang dibandingkan
dengan kondisi rcalisasi di lapang. Keempat skenario tersebut adalah: (1) skeniuio 1
permintMn kayu bulat jati di &lam negeri tahun 1989 dd tahun 1995 dan
peawaran pada tahun yang sama
8tsuai
dengan r e h i , (2) skenatio 2
pennintaan sesuai dcngan pcnnintaan pada skcnario 1 dan pcnawaran scsuai ctat,
(3) s k d o 3 pcrmintaan di dalam ncgeri sesuai dengan reatisasi tahun 1995119%
dan pcnawaran di Unit I dan Unit II sesuai demgan ctat, dan (4) skensrio 4
pennintaan sesuai dengan realieasi pemintaan di Unit III dan penawaran di Unit III
sesuai denga etat.
Hasil Malisis tersebut addah : (1) Pada sLenmio 1, distxibusi optimal akan
rnen&s&m
e f k i e d bcrupa penghematan biaya dirtniusi yang besanrya adalah
35.38% dd 39.21% dari total biaya dishibusi yang seharusnya dibayar konsumen.
Pada keadaan optimal tersebut pendapatan Penan Perhutani (Unit I, II dan El)
temyata dapat dihgkatkan s e k 297.52Oh (2)pada & d o 2, efisiensi biaya
d i s t r i i yang dinikmati konsumen adalah sebesar 59.52OA dd 778.32%. Pada
kondisi tersebut pendapatan produsen (Umt I, II dan III) menhgkat sebesar
298.80%, (3) pada skenario 3, eGensi biaya disbniusi yang dinikmati konsumen
adalah s e h 30.46% dd 51.90%. Dan' keadaan tersebut pendapatan Unit I dan
Unit iI &pat ditingkatkan sebesar 262.14Oh dan (4)pada skenario 4,kmumen di
Jawa Barat memperoleh efisiemi biaya distribusi sebesar 57.8096. Pada kondisi
tersebut, pendapatan Unit III lebih rendah sebesar 8.7% dibandingkan dengan
pendapatan-ula
Disisi lain ditemukan bahwa penetapan harga kayu bulat jati oleh Perum
Perhutani hanya muai untuk diterapkan pada daur ekonomi 40 tahun apabila
analisis finansial mcnggunakan tingkat bunga d 9 % per tahun. Oleh sebab itu,
penetapan harga kayu bulat jati oleh Perum Perhutani untuk daur di atas 40 tahun
temyata masih bcrada di bawah biaya produksinya, sehin@ga dhnggap tidak rasional
karcna harga tersebut sebenarnya
masih disubsidi sumbcrdaya dam. Had
penclibn jugs mencmukan bahwa penetapan
yang sama untuk m u a lokasi
produsen tanpa mcmpntimbangkan daur ekonomi adalah tidak tepat, h
w a h temyata berperan daiam analism pem*
a unsur
harga ekonomi. Samu
penelitinn adalrh: (1) penjualan non lelang diuhmakan untuk lmmuwn &tri
dam (2) penetapan harga jual sebaiknya m e a n g k a n daur ekonomi dan
varirbet ckmomi lain yaitu tingkat bunga, inflasi dan marjin untuk faktor resiko.
SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
93540/IPK
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasajana
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
Judul Disertasi
: SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI DI JAWA
Nama Mahasiswa : WAHYU ANDAYANI
Nornor Pokok
: 93540mK
(Prof. Dr. Rudy C.Tanmingkeng)
Keiua
L.
-
(Prof.Dr.DudungDarusmaq MA)
w
pr0f.Dr.H Achmad Sumitm)
(Dr. Bonar M. Simga, MA)
AJXgota
Penulis dilahirkan pada tanggal 3 1 Januari 1952 di Yogyakarta. Ke dua orang
tua penulis adalah Mujiati dm Moch. Sugeng. Tahun 1970, penulis menyelesaikan
Sekolah Menengah Atas di SMAN III Yogyalcarta
Penulis memperoleh gelar Sajana Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi dari
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1978. Pada tahun 1987, penulis memperoleh
gelar Sarjana Utama (Magister Sains) dalam bidang Manajemen Hutan
dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sejak tahun 1979 sampai dengan saat ini, penulis bekeja sebagai staf pengajar
bidang ekonomi kehutanan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
UCAPAN TEZUMA KASM
Dcngan mengucapkan puji syukur kcpada Allah YME atas sclcsainya
penulisan distrtasi ini, penulis menyampailcan pcnghargaan yang tulus kepada
mmka yang sccara hngsung maupun tidak hugsung membantu pcnulis selama
belajar pada program Doktor di Institut Pcrtarrian Bogor, k h u s q a dalam proses
penyelcsaian karya tulis discrtagi hi. Kepada mcrcka tmcbut, bcrikut ini pcnulia
menyampaikan penghargaan dan ucapan tcrima kasih yang tak tcrhingga :
Rektor, D i r e b Ropm Pascesajana, dan Ketua Program Studi Ilmu
Pcngetahuan Kehutanan Institut Pertanian Bogor, yang telah membai kesempatan
kepada penulis untuk diterha secara resmi mmjadi mahasiswa peserta program
doktor sampai sclesai.
Prof.Dr.Rudy C.Tarumhgkcng,yang tclah berscdia mcqiadi ketua kontki
pcmbimbing. Disela-scla waldu beliau yang padat acara itu beliau sclalu
kepada pcnuli3.
Prof.Dr.DudungDanurm~,MA, Pr0f.Dr.H Achmad S d t r o , dan Dr.Bonar
M. Sinaga MA yang kcscmuanya adslah anggota k
4 pcmbirnbing. Mcrcka ini
adalah juga milik banyak orang yang sclalu mcmbutuhkan wakh, luangnya, namun
juga masih berscdia dengan =bar sclalu mcmbcrikan kcscmpatan kcpada pcnulis
untuk memperoleh motivd, arahan dan kmksi scjak awd sampai dcngan
-
Kcpada Dircktur Ti Pcngclola Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan
dan Kcbudayaan RI pen& rncn&iuhn
tcrhnakasih, karma atas pcrkenannya
pcnulis diberi kcsanpatan uniuk m ~ l c bcasiswa
h
selama pen-
mcnempuh
programDohini
Prof.Dr.Sadan Widarmana almarhum, yaag scbchun akhk hayatnya adalah
ketua komisi pcmbimbjng pcnuhb. Pcnulir mcnundukkan kcpala mohon kcpada
AUahYMEacmogaarwah~mdapatdi~disisiAIlahdanmnnbcrikan
pabala tlesuai atau leb& daxi nilai amal ibadah yang tehh &
i kcpada-Nya
Bcliau tclah banyak membcrikan bimbingan kepada pcnulis sejak awal
kehhkaxmya sebagai kctua Lomipi sampai dcngan akhir hayatnya
Dircktur Utama Pawn Ptrhutani bescrta stahya, terutama: Ir.Pudjo
Rahardjo MSc, Ir.Murhh@& Ir.Dodit Artanto, MM, Ir.Hcrnowo Sasongko,
Ir.Kumiawan P.Sanjaya, Lukman Hakim, Ir.RM Sardjono, Siswoyo dan Tri
Yuwono, MSc.,MU, yang tclah baayak mcmbcrikan bantuan tautama bwupa
fasiltaayang dipcrtukan p c n e selama me-
pcnclith untuk discrtasiini.
Rcktor dan Dekan Fakultaa Kchutanan, Unbaitas Gadjah Mada yang tclah
manbedm kcwmpataa pcnulis untuk mcncmpuh programD o h .
Sclunrh rckan dan gum pcnulis, staf penga& Fakultaa Pcrtanian dan Fakultas
Kchutanan UGM tenrtama kcpada: Prof.Dr.Sri
Widodo M.Sc, Dr-Setyono
Sastmmmrb, Dr.Agus Sctyarso, DrDofLan P.Warsit0, Ir.Siantoyo MS,
Ir.Djoko Supriadi, W~jmarkoyang tekh mcrnberiknn motivasi, dorongan dan
banhun 1-ya
sebchun dan aclama proses belajar parulis di JPB.
,
Rekan-rekan di Bogor, khususnya Ir.GunawanMS, Ir.Hariadi MS, Ir.Dodi
Supliadi, Dr.Made Benyamin dan semua sahabat yang menempati asrama Cereme
Ujung 60 Bogor, yang telah ikut menciptakan kgkugan dan suasana kondusif
untuk belajar.
Kedua orang tua penulis tcruiama i h d a Ny.Mudm (ah),
dan ncnek
pcnulis tercinta Xy.Siswowardoyo (alm.) yang sebehrm akhir hayatnya selalu
mcmbni motivasi, mangat clan domngan selama penutis mencmpuh program
Doktor di Bogor. Kepada kedua merhn bapalc Sueb (h)
dan ibu Siti Aminah
Adik-adik dan kepcmakan pcnulis khususnya kcpa&: adinda Mdyo Santoso dengan
kehaw, Mulyo Suseno,
penulip sangat Mutang budi atas perfiariankhusus yang
Tcrakhir adalah kepada suami penulis tercinta Ir.Kusnarijanto, scrta kedua
anak tcrsayang: KKusvirgantari dan Mima Waayanti, yang telah dnlgan sabar
mcmbcrikan inspire dorongan, pengorbanan dan pematian bagi pcnulis selama
bclajar di IPB.
,
I1
DAFTAR GAMBAR ............................................................. "
x
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................
xi
1.1 Latar Belakang ................................................................
1.2 P e n r m ~ ~ aMasalah
n
.........................................................
1.3 Tujuan dan Kegunaan Pentlitian ......................................
1.4 Ruang W u p Penelitian ................................................
1.5 orgarrisasi Penelitian .......................................................
1
4
7
8
10
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
12
2.1 Sistem Distribusi Dalarn Tataniaga Hasil Hutan ................
2.1.1 Studi b u s di berbagai negara...............................
2.1.2 Studi distniusihasilhutandilndonesia...................
Kayu Bulat ..................................
2.2 Studi Penetapan
13
3.1 Slruktur Pasar Komoditae ...............................................
3.2 Optimalisasi Disbi'busi Komoditas ...................................
3.3 Pembmhhn Harp Kayu Bulat ......................................
21
26
MODEL DAN KERANGKA ANALISIS ...............................
55
4.1 Pembcnlukan Model Analisis Distn'busi ...........................
4.1.1 Identifikasi dan peqpkuran variabel
analisis di~tribibuaikayu bulat jati optimal .................
4.1.2 Sumber data ...........................................................
55
3.4 Daur Ekonomi Tegakan Hutan ........................................
3.5 Biaya Tegakan .................................................................
IV
13
16
18
33
42
46
55
61
4.2 Analish Finansial Pembentukan Tegakan .........................
4.2.1 I d e d f h s i dan pengdmm wuiabel analisis ..........
4.2.2 Kcrangkaanalisisfmansial ............................... 2 ....
V DESKRIPS1 KEADAAN HUTAN PRODUKSI JATI ...........
5.1
5.2
5.3
5.4
Pcngclolaan Hutan Jati di Jawa ........................................
Pot- Hutan Jati di Jawa ...............................................
Sistem Disbibusi Kayu Bulat Jati di Jawa .........................
Penetapan Harga Kayu Bulat Jati .....................................
VI DISTRIBUSI KAYU BULAT JATI OPTIMAL....................
6.1 Pola Oplimal Distnbusi Kayu Bulat Jati Unit I,
n, III (Sktnario 1)..........................................................
6.1.1 Pola distriiusi optimaljika jumlah penawaran dan
pcnnintaan muai dcngan r d k a i..........................
6.1.2 Alokasi penjualan kayu bulat jati Penw Perhutani
sistcm lelang dan non lelang .................................
6.1.3 Efisiensi biaya d k t n i kayu bulat jati non
lelang ...................................................................
6.2
Dampak Perubaban Produksi Kayu Bulat Jati Unit I,
I& XU Terhadap Pola Dishibuai Optimal Pada
Skcnario 2....................................................................
6.3 Dampak Perubahan Penawaran dan Pemintaan Kayu
Bulat Jati Tcmadap Pola D i s t n i Optimal ...................
6.3.1 Dampak perubahan penawm dan
pennintaan kayu bulat jati Unit I dan I1 tcrhndap
pola distribusi optimal pada skenario 3.................
6.3.2 Dampak @ahan
penawarm dan
pennintaan kayu bulat jati Unit IE terhadap
pola distribusi optimal pada skenario 4.................
W PEMBENTUKAN HARGA KAYU B U T JATI
PADA BERBAGAI DAUR EKONOMI .................................
125
7.1 Pexkembangan Harga Kayu Bulat Jati ...............................
7.2 Analisis Fi~nsialPTegahn Jati ....................
7.3 Analisis Pendapatan Pada Pola Distriiusi Optimal ......... .!..
125
129
134
WI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
149
DAFTAR PUSTAKA ............................................................
156
LAMPIRAN ..........................................................................
160
Nomor
Tela
Haiaman
I. Luas areal huianjati di Jawa ..................... ............ ...
2
2. Alokasi dishibusi penjdan kap bulat jati
(Unit I, I1 dan IU P e m Perrfiutan) .........................
5
4. Rekapitulasi tebangan A, B-D dan E Unit 1 1 '
dan Ill Perum Perhutani ................ ............ ..... .........
5.
Biaya distniusi kayu bulat jati dari KPH
produsen ke lokasi konsumen .................................
6. Realisasi pen*
kayu bulat jati non lelang
per tahm Unit II dan KlI P e m Peri~utani..... ......
7.
8.
58
59
60
Realisasi produksi per tahun kayu bulat jati
menurut sorthen a d tebangan A
(Unit I, II dan Ill) ............................. .....................
62
Rekapitulasi pennhtaan kayu bulat melalui
distribusi penjualan non lelang ....................... .........
63
9. Matrik input-output dishibusi kayu bulatjati ..........
66
10. P o d hutan jati di Jawa ........................................
77
11. Penawaran dan permintaan kayu bulat jati
rata-rah per tahun ..................................................
78
12. Realisasi alokasi produksikayu bukt jati ..................
79
14. Rekapitutasi distribusi optimaldan n d a a 6
kayu buIat jati pada kondisi pcnawarm dan
pe~minraansesuai nxlh8i ......................................
92
Nomor
Teks
15. Ekses penawaran dan permintaan kayu
bulat jati ................................................................
16. Penjualan kayu bulat jati sistem lelang dan non
lelang pada kondisi optimal ....................................
17. Penjualan ksyu bulat jati &tern lelang dan non
lelang menurut 10% konsumen............................
18. Rekapitulasi biaya distniusi kayu bulat jati
ke koasumen Jawa Barat. .......................................
19. Rekaphki biaya M u s i kayu bulat jati
kc konsumen Jawa Ten&. ....................................
20. Rekapitulasi biaya disbiiuai kayu bulat jati
ke konsumen Jawa T i.......................................
21. F&iensi biaya dism'busikayu bulat jati
s k e n ~ o1..............................................................
22 . Distribusi optimal lcayu bulat jati skenaxio 2..............
23. Rekapduhi biaya M b u s i optimal kayu
bulat jati skmario 2................................................
24. M b u s i optimal kayu butat jati & d o 3.............
25. Rckapitulasi biaya disbiiusi optimal kayu
bulat jati s k d o 3................................................
26. Rekapitulasi biaya dishribusi optimal kayu
bubt jati skcnario 4.................................................
27. R
e-
distribupi lrayLl bulat jati optimal
& d o 1, 2, 3 dan 4 .............................................
Nomor
Teks
28. RekapituIasi biaya distribusi kayu bulat jati
optimal skenario 1, 2, 3 dan 4 ...........................
29. Perkembangan harga kayu bulat jati di
Unit I, U dan 111 ......................................................
30. Realisasi penghasilan Pemm Perhutani dari
penjualan kayu bulat jati .........................................
3 1 . Rekapitulasi biaya pembentukan tegakan jati
menurut dimensi daw ...........................................
32. Realisasi harga jual kayu bulat jati menurut
sortunen ................................................................
33. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 1 .....................................................
34. Rekapitulasi pendapatan Penm Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 2 ........................................................
35. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 3 .......................................................
36. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 4 .................................... .. .......................
37. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 1, 2, 3, 4 ................................................
1.
Alur tataniaga kayu bulat jati .................................... '
24
2.
Keuntungan maksiium pemegang hak monopoli
pada tin*
harga tertentu .......................................
39
3.
Tabap produksi di sektor kehutanan .........................
54
4.
Prosentase h'busi penjualan kayu bulat jati ..........
56
5. Perkembangan harga kayu bulat jati
tahun 1989 sampai dcngan tahun 1995 ......................
127
6. Realisasi harga kayu bulat jati
tahun 199511996 .......................................................
138
7.
Harga kayu bulat jati berdasarkan
daur ekonomi ............................................................
139
1. Realisasi produksi kayu bulat jati per tahun Unit I
(Jawa Tengah) asal tebangan A, B-D, E ............... .....
2. Realisasi produks'~kayu bulat jati per tahun Unit I1
(Jawa T i ) asal tebangan A, B-D, E ......................
3. Realisasi produksi kayu bulat jati per tahun Unit JII
(Jawa Barat) asal tebangan & B-D,E .......................
4. Realisasi distribusi kayu bulat jati non lelang
per tahun Unit I, 11dan Unit III .......... .......... .............
5. Produksi kayu bulat jati menurut etat ........................
6. Permintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 1 .................................................................
7 . Fungsi tujuan distribusi kayu bulat jati
.......................
8. Distribusi optimal kayu bulat jati .. ..
skenario 1 .................................................................
9. Biya distribusi minimum konsumen
Jawa Barat skenario 1 ...............................................
10. Biaya distribusi minimum konsumen
Jawa Tengah skenario 1 ............................................
11. Biaya distribusi minimum konsumen
Jawa T i u r skenario 1 ..................... ..... ....................
12. Pennintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 2 .................................................................
13. Biaya distribusi minimum pada kondisi optimal
skenario 1 .....
Nomor
Halaman
14. Permintaan dm penawaran kayu bulat jati
skenario 3 .................................................................
247
15. Distribusi optimal kayu bulat jati pada
skenario 3 .................................................................
248
16. Biaya distribusi minimum kayu bulat jati
skenario 3 .................................................................
256
17. Permintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 4 .................................................................
263
18. Distribusi optimal kayu bulat jati pada
skenario 4 .................................................................
264
19. Biaya tegakan jati pada berbagai daur .......................
266
I PENDAHULUAN
1.1 Latar B e l h g
Indonesia merupaba satu dari liga mgara peaghasil kayu jati terbcsar di dunia.
Ke dua negara produsen kayu jati Iainnya, ad& Thailand dan Myanmar. P~erananhutan
jati dabm pcrekonomiau nasional pada u
m q dan khususnya bagi Perum Pahutaui
hingga saat ini dinG masih cukup pcnting. Kccuali scbagai salah satu ecktor pemghad
aaisa non migas bagi produsen Or;lkni P m Pcrhutani), komoditas jati masih
mcrupakan andalan pcrolehan pendapatan tea-@@
d i i d i n g hasil hutan non jati lainnya,
yang juga rnmpakan komoditas yang dikelola Badan Usaha Mil& Ncgara (BUMN)
tmcbut. Olch scbab idq sudah eclayaknya intensitas pcngclolaan hutan jati hanu lcbih
ditingkatkan schingga mampu mcmbtrikaa peranan mahimum bagi pcmbangunan
n a s i d Namun dalam pelakranaanrrya ,pcngclola ha^^ tctap mtmpcrhatikan aspck
kelcstmian s u n k daya a h tersebut.
Menurut dokumcn Pennn Pcrhd (1995), luas areal hutan jati di Jawa adalah,
1,066,532.00 hektar yang tersebar di propiasi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Secara ad-
..
kchutanan, anal hutan yang dikelola Pcrhutani di Jawa, dibagi
mcnjadi tiga unit ~ I o I a a nyakm'
,
Unit I (Jawa TmgA),Unit II (Jawa T h w ) dan Unit
III (Jawa Barat). Luas hutan jati di masing-masing Uuit a b u t disajikan dalam Tabel 1.
Dari s k i pm&dan
Pcnw Pcrhuhni,kayu bulat jati dinilai masih mcrupakan
komoditas andalan yang &pat mcmbcdm pangsa pendapatan cukup tinggi temadap
total pcnghasilan pcnuahaan&ban-
dcngan hasil hutan non jati.
Tabel 1. Luas Areal Hutan Jati di Jawa
Pmtase
llm.
Hutanproduksi
Lokasi
Jati+nonjati
Jati
..................... (ha) ..........................
Jawa Tengah (Unit I) 603,737.20
Jawa T i (Unit IL) 840,984.94
Jawa Barat (Unit IIl) 511,578.26
312,132.13
569,683.20
184,716.74
(%)
51.70
67.74
36.11
Sumber : Statistik Perum Perhutani Jakarta, 1995
Nilai kayu bulat jati yang thrggi tcrscbut mendorong pengclola untuk lcbih
meningkatkan produktivitasnya, seiring dengan tuntutan Pcrmintaan pasat Y a w aemakh
kompetitif. Di ski lain, era globalisasi per-
bebas yang akan diterapkan pa&
tahun 2003, kelak akan mcrupakan fakbc yang harus dipertimbangkan secara khusus bagi
strategi cfisiensi di semua aspek manajemen pengelolaan hutan produlcsinya.
Sejak diterapkannya larangan ekspor kayu bulat tahun 1985, semua kayu bulat jati
yang dihasilk;tn P
m Pcrhutani diper-
di dalam negeri Pcmasaran di dalam
negcri hingga saat ini d h b d a n mclalui cara lclang dan non Iclang. Penjclasan secara
rinci mcngcnai stategi pcnjualan tersebut, diuraikan pada Bab lam naskah ini.
Sepcrti dikctahui bemama, hingga saat ini P e m Pcrhutani memiliki hak monopoi
bhadap pcngelolaan hutan jati di Indonesia. Meskipun dcmikian, sakh satu BUMN
binaan pemcrhtah cq. Dcpartemtn Kehutanan RI ini tidak qcndmya mmggudm
hak monopolinya teracbut ae-cara mutlalc Kenyahan bahwa Penun Perhutani tidak
hak monopolinya
tersebut nampa4
bahwa &lam hal penjualan kayu
bulat jati meskipun penetapan harganya ditentukan Pennn Perhutani, namun diduga
harganya masih belum menmmhkan Ililai sumber daya alam y a y sesmgghya
Walaupun di sisi Iain, scbenarnya Dircksi Perum Perhutani juga memiliki kewenangan
dalarn ha1 mtnctapkan stratcgi penjualan secara be&
pcbagai pcmegang hak monopoli.
Stratcgi yang hingga saat ini masih ditmpkan dahm pcrdagaqpn basil hutan adalah,
sistcm lclang dan sistem non Ielang. Kcwamgan Dircksi yang cultup besar tcrsebut
sering mcnimbdkan dampak tcrhadap dua masalah, yaitu :(a) masalah cjEdarai dan, @)
masalah radon&&
&
Kcdua masatah dimalwud mcrupakan f o b utama yang akan
i dalam penclitian ini
Masalah efisicnri dalarn pcnelitian ini digunakan pcbagai indikatm untuk
mengctahui sejauh mana sistcm pcrdagangan kayu bulat jati y w g ditcrapkan hingga saat
ini &pat membcrilran tingkat kcpuasan pada semua pclaku ckonomi yang tcrlibai.
Masalahrakdki, s t u d i i n i m ~ ~ y a d e n g P n f a l d o r ~ j u a l D i ~ ~ j u a l
kayu bulat jati yang diatapkan sekarang mash kumg mempcdulikan &ur ekonomi
Dcngan d e d c h , studi ixti ditujukan unhlk mcngctahui tentang scjauh mana penerapan
(tnplunm*9i) sistcm dimaksud dan darnpaknya tcrhadap pclaku ekonomi yaitu
pr-
kmumen dan pcmhtah.
Pc* dikcmukakan dalam shrdi ini, bahwa
pcmbcntukan kayu bulat jati ihr
mcmcrtukan jangka waldu panjang. Karena itu, nilai produknya sccara hansial harus
dapat mcnccnninkdn biaya pcmbcntukamya tmcbut Parnasalahan itu rncnunjukkan
adartya k e t d a h
yaog cat antara faktor harga dcngan airmatik waktu yang
untuk mem#
dib-
suatu barang. Hingga saat ini kayu bulat jati dinyatakan
masih memiliki niIai ekonomi terdbnggi b p i n g kayu-kayu lain yang dihasilkan sektor
kehutman. Kecuali itu, peranamrya bagi Perum Perhutani tenrt;rma sumbangamrya daIam
rne@ad.kan pcndapatan tidak dapat diabaikan. Ber-
uraian di atas, maka
adanya suatu penelitian yang membahas tentang permasalahan yang berkaitan dengan
pcrsoalan kayu bulat jati,
tautama
yang menyangkut ketedabn antara pembcntukan
clan distribusi baraag dalam tata niaga
masihlayak untuk clilakukan.
1.2 Perurnusan h h d a h
Hingga saat hi,pcnjualan kayu bulat jati di &lam ncgexi maaih dilaksanakan mclalui
&em lelang dan non Iclang. Tennasuk sistem non lelang adalah, pcnjualan melalui sistem
pcjanjian, dan pcnjualan cara langsung. Untuk mcmperoleh bahan balm merzllui sistem
non lelaag, konsumm diwajibkan mengajukan permohonan sccara tcl.hrlis kepada Dircksi
P~nrmPehb&KepalaUnitatau AdministraturdiwilayahlrejaPmmrPerhtxtaui
Sebagai tindak lanjutnya, pcngelola menerbitkan surat W t a h pen*
surat perhtsh alokasi pcqiualan (SPAP, SPP dan
masing--
..
yang clbmkan
SIP-KPH). Sccars rind pcnjelasan
surat dimaksud disajikan ddam Bab lain naskah ird. Untuk mengetah1
alokasi pcnjualan kayu bulat jati menurut sistem pcmasaramya yaitu sistem lelang dan
sistcm non le-
bcrikut Tabcl2 mcnyajikan infonnasinya
Tsbel2. Alokasi Pcnjualan Kayu Bulat Jati
di Unit LII dan LU
No.
Tahun
Rcalisasi
Sistem penjualatt,
ptnjd
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
1980
1981
1982
1983
1984
1985
I986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
Sumber :Statistik P
485,024.00
517,947.00
557,917.00
590,264.00
626,989.00
649,149.00
626,918.00
613,818.00
642,738.00
687,568.00
620,029.00
553,995.00
681,847.00
724,977.00
730,959.00
644,908.00
723,770.00
m P~~
Lelang
Non lelang
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
FQ"
Pm
Pm
Pm
Pm
62.50
61.38
65.02
31.98
46.70
37.57
39.32
27.57
Pm
Pm
Pm
Pm
37.50
38.62
34.98
68.04
53.30
62.43
60.68
72.43
Tahun 1980 dd 19%
Tabcl 2 mcnunjukkan belum adanya pola yang tmtrulmu dalarn menata
manajcmcn pcnjualan Dismpins masalah distrrbusi,
nilai produk yang dipcrdagangkan t-but
aisi lain yakni kcputusan tentang
masih ditcntulran scpihak. Fmomcna di atas
m c n g g a m b h besamya h&md DircM. Dampak adanya inWvurd itulah yang
akan dikaji &lam pmclitian ini Dalam sistcm pcnjualan non lclang pcranan dircksi
Pcranan dinksi tersebut dalam &em
penjualan non lelang adalah, mulai dari
mencntukan produsen, mengatur volume penjualan, menetapkan harga, dan memiLih
konsumen. Kenyataan tersebut di duga akan menimbdm kcndala pemqmm antara lain
berupa panjangnya rantai birohasi untuk mendapatkan bahan baku bagi konmmen
industri. Masalah itu akan memicu munculnya kondisi in-c#sicmi pa& pengelolaan
hutan jati di J a m Oleh scbab itu fcnomena di atas, menarik bagi pcneliti untuk
..
mcngaaaltslsnya sccara lcbih rinci. Karcna ilu, analisis tcntang pola dktribusi kayu bulat
jati non lelang dan ketcrkaitannrya dengan tingkat racion&aPi
harga jual merupakan
fokus utama yang akan diiahas daam &lam Bnrdi ini Sepcrti hahya distxibusi, harga
jualjuga ditctapkan w x a scpihak oleh produrm dan bukan atas dasar rnekankmc pasar.
Dampak stratcgi pcnjualan scperti dikemukakan di atas tersebut diduga akan
mcnimbuhnkan dua masalah yakni : (1) masalah eJ%iasi clan,
(2) masalah
r a d o d a s i . Kcwenangan unit pengelolaan di dacrah, stperti KPH ( K ~ t u a n
Pcmangkuan Hutan ) pro$usm adalah sangat tcrbatas, dan hanya berperan sebagai
pelaksana yang hams mchksamkm inetrul;pi dari dircksi Oleh scbab itu yang
benangkutan tidak d i i kcwenangan &lam mcnenlukan kebijakman Dampak yang
dithnbutkan scbagai akibat ditcrapkannya manajemen pengelolaan di atas adalah :
1. Dismiusi non Mang yang ditctaplran sxirig tidak m c m d ko~~sumen.
ski lain kelihatan masih nampak adanya pcrbcdaan kinaja antara KPHpfodum dilingkunganpcmutani.
2 Olch karma dasar penetapan harga jual kayu bulat jati oleh b k s i tidak
dikeiahui w x a pasti aaalnya (sulit ditelumni), maka tingkat rasionalisadnya
dir3. Munculnya eksa maupun hwpenawaran dan atau permkhan kay-u yang
dipasarkan, sering bersifat semu m
a
,keadaan tersebut bukan kamm
kcnyataan akan tctapi lebih discbabkan karena infbrmasi ya& diterima pelaku
ekonomi tersebut mcmang kurang lengkap.
Olch scbab itu, mclalui pcnclitian ini diharapkan Pexum Pcrhutani mcmpcrolch
masukan, tmUama
dalam rangka
mcncmukan pola pa@olaan
sistcm distribusi
pcnjualan kayu bulat jati, khususnya yang d
m
i melalui cara non lclang schiqga mcnjadi
lcbih cfidur Di sisi lain, hasil pcnclitian ini dhuapkan dapat d i p q u h m menjadi
bahan acuan konaumcn, tcrutama dalam ha1 m
d KcMtuan Pcman&m
~ut&
WH)
produscn scbagai pcnycdia bahan baku menurut pedmbangan ekmomi
1.3 Tqjuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dmgan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka, penelitian ini
batujuan uniuk :
1. Mcnemukan pola distribusi kayu bulat jati optimal dari produsen ke k a w m m melalui
sistern pcnjualan ntm leIang.
2. Mcngctahui baamya lingkat efisicrrd biaya dishnbusi pa& pola dishibusi optima.
3. Mengctahui distribusi pmjualan kayu bulat jati Pexum Pcrhutani antam sistcm non
lclang pada kondisi optimal dan sistcm lclang.
4. Mcncmukan tingkat harga pasar kayu bulat jati yang l e b i raaiond menurut dim&
&ur ekonomi.
5. Mengctahui tingkat penghasilan P e m Perhutani pada pola distribusi optimal dengan
tingkat harga yang lebih rdonal, sesuai dengan biaya pembmtulmnya.
Apabila penelith iui dapat mencapai hasit sesuai dengan tujuan peaelitian,
diharapkan kcgunaamrya dapat clirasacanpihak-pihak yang berktpentjngan, yakni :
1. Perum Perhutani, h a d penelitian iui diharapkan &pat meNpakan saran terutama
tcntang impiWapi kcbijaksaman pmasann kayu bulatjati di dalam ncgcri
2. Konsumcn, hasil pcnelitian ini -kan
&pat bcrpcr;m sebagai bahan pathbangan
dalarn rangka mcnentukan aitemalif yang terbaik, trmtama tentang pemilihan KPH
produsen. Dampak po&hya adal;lh, konsumcn akau mcncrima biaya distribusi yang
kbih murah (Iebih efkim).
3. Pcmcrintah, scbagai pcmilik sumbcr dapat mcmpemlch nilai (rat&) ckonomi yang
wajar.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Sitem distribusi non lclang dan Ielang dalam memasarlran kayu bulat jati di &lam
ncgcri, hingga saat ini masih ditcrapkan Pmrm Perhutani Kc dua sistcm tencbut sudah
ditmpkan sejak tahun 1963 sampai stkarang.
Oleh karena &&memi dircksi PcnunPcrhutani dalam penjualan non lelang meliputi
sisi pcnawaran dan pcrmintaan, maka penclitian ini d i t u j b mtuk mcmbahas tcntang
rnalbis optimalisssi distribusi terhadap kc dua pelaku e k d tcnebut. Untuk ilu, aistcm
pcmasaran lclang dianggap Pdak berubah dan bcjalan scbsgahnanr mcatinya scsuai
r c n w (given). Dalarn penclitian ini
& t a n tcrscbu!
tidak akan dikaji /cnomu,unya.
P&
dijelaskan &lam Sub Bab ini, bahwa sistem pemasaran prduk kayu bulat jati
diatur bQdasarkan Surat Kcputusan DirekPi Perhutani, SK.N0.305/KPTSlDir/l990 yang
diperbatui dengm SK No.29%2KFTS/Dir/1994 Tentang Pedoman Pcnjualan Dalam
Negcri Dalam Surat Kquhwan tcrsebut ditetapkan bahwa, sejak ditaapkan larangm
ekspor kayu bulat (tahun 1985), dktriiusi kayu bulat jati dalam ncgeri ditctapkan me@
cmpat (4) stratcgi pcnjuslan yakai : (1) Pcn@ahn dcngan Man*
klang dan, (4) pen-
lanesung, (3)pen*
(2) p e n . .
hin-l-
D h pcnclitian hi, pcnjualan dcngan pjanjian dan pcn@ahn hugsung discbut
dcngan pcnjualan (distribusi) non khng
Distniusi optimal yang dianali$s &lam
pcnelitian ini adalah dishibusipcnjualan kayu bulat jati mclalui stratcgi non lelang.
Disampins masalah dhi'busi sebagaimana dijelaskan di muka, faktor harga jual
kayu bukt jati yang dipasarkan juga merupalran aspek yang akan dikaji datam penelitian
hi. Tbgkat harga yaog ctacrima produscn pada dimcnsi daur yang
gama
akan
ch'bandingkandcngantingkat~menurut hasilanalisis6nansialbcrdaJarkaakonsep
lnilai stkarang ( Present Value). Peneh~~uran
tentang tingkat harga yang ditedm produsen
mtnarik untuk diteliti, kamm dircksi masih mencrapkan kebijakan "one price policy"
d q w mcngabaikan maralah daur (mtasi).
Dari uraian di ataa menimbulkan kaan, scolah-olah harga ti& ditcntukan okh
samMya daur. Di siri lain, asptk distniusi yang ditcfdpkan promUtn dianggap tidak
mcmbawa bqrpak pen-
r'
akn yanq
t d d a p pckku ckonomi Ke dua masalah id, mcrupakan inti
d i i drtrm penclitianhi.
1.5 Organisasi Penelitian
Pa& Bab I, dijelaskan mengenai latar be-
penelitian ini d h k s m k q tujuan
yang akan dicapai permasalahan yang harus dinnnuskan untuk membatasi lingkup
penelitian supaya Iebih terarah W g g a tidak meluas kepermasalahan yang tidak terkait
denga aspek penelitian Bab JI memberikan infontmi tentang penelitian yang pentah
dilakukan di negara lain maupun di Indonesia mengcnai dishiusi h a d hutan, sehingga
ditemukan kondki yang lebih &en
dalam
aspek pengelolaan. Aspek dirnaksud
mtara lain adalah, p a l a n biaya pro&ksi minimum, biaya dishiiusi yang murah dan,
indikator e k o n d lainnya Disampingitu, pa& bab yang bcrsrmgkutan juga dikcmukakan
pcranan harga tcmadap pcmbcntukan pendapatan Perhutani Bab Ill
pcneEtian ini
mengwahn tentang landasan te& yang gayut dengan analisis disrribusi optimal dan
analisis fkmial prmbcnhhn harga prod&. Untuk membahasnya di*
nilai
vatiabel tenrkur (dcrcnntrisrr). Oleh sebab itu pada Bab IV dijelaskan pengukwan clan
identifihi tcrhadap semua variabel yang di analisiq aPumsi yang
model u m q
dan kerangka operaaid yang kehk d b a h i s dengan memanfiattan data lapangan yang
sahih (sudah teruji validfamya). Disamping itu, pa& Bab yang sama juga dhrahn
=
-ja
sampai dengan dkhusus yang digunakan untuk kepcntingan a d h i s
opthnalisari maupun ahalisis h a m i a l ckonomi tcmsdap penetapan harga kayu bulat jati
Untuk mcngctahui kcadaan hutan di wilayah Pnum Pcrhutani, rPaian di Bab V
mcmbtrikw infomraJinya stwa shgkat. Di Bab tcncbut juga dijelaskan mengenai
d i s t n i kayu bulatjati ynng sedang bcjalan dan reslirasi harga aclarna pcriode adisis.
Berdasarkan infinma&yang dikcmukakan pada Bab I dd Bab V tersebut, maka Bab VI
naskah ini mcnyajikan hasil anakhya. Pa& Bab VI -but
her- sk&o
disaJhn had analisis
yang diajukan &lam kerangka analiris disbibusi opthnal yakni
,
keputusan distriiusi yang disien. Di sisi lain, distriiusi optimal yang dibahas di Bab
tcrdah& manbcrikan dampak berupa rasionalkmi nilai produk yang kelak akan
mcngimbas tcrutama pada pcoghasilw pcnuahaaa Unhlk mcngctahui h a d a d i d s di
atas, Bab W -a
di kaji adalah ten-
sesuai dengan & d o yang diajukan. Pembahasan yang
a&nya ketdaikm ant-
sisiem distdbusi dan barga yang tcrbcniuk
di pasar dalam ncgcri, khususnya untuk kayu bulat jati
Berdasarkan had analisis di Bab M dan Bab W &pat di ambil kcsknPula&
s q m t i diwaikan dalam Bab Vm. Di Bab yang sama (yakni Bab Vm) tersebut, sckatigus
diajukan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitan dan saran untuk penelitian
hj-l.
I1 TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu -tan
kchutanan adalah memprodulrsi kayu. Dalam mcmproduksi
kayy =lain rncmdukan waktu yang relatip panjang. kcgiatan produhi kayu ini
memil& c5, bahwa antara kapital clan riap tidak dapat dipisahkan. Perpyataan di atas
merupakan ciri pcngusahaan hutan, yang berbeda dengan unit usaha lain di luar sektor
kchutanan1-(
947;Davis, 1987).
Kayu mcrupakan salah satu komoditas yang mcmpmyd pcmhtaan tidak
langJlmg ( W e d rlunrurd), yang mcmiliki lcrcng ncgatip. Ciri ncgatip tcrscbut,
bukan karena berlakunya hukum pert;mrbahan kepuasan yang makin behxang (me
h w o f &hhhing
e),
akan tctapi discbabkan oleh hukum peiiambahan hasil
yang makin bcrkuang @cm,l%O). D b uraian tcrdahulu dikcmukakan, bahwa
tujuan pcrusahaan mengelola hutan produksi yang mcnjadi koaaesi Pcnrm Pcrhutani
adalah untuk mempaolch kcuntunpn f i n d . Oleh scbab ity scbagai produsem
Pemn Ptrhutani harur dapat mcngahu kombinasi faktor-fi&or produksi
cltcara
optimal untuk &pat mmcapai tujuan tersebut Di antara faktor produl;ai dimaksud
adalah, masalah panidhatan bahan baku bagi industri yang bagi produsen tabit
dcngan bagaimana straw pemasarannya serta bcrapa &@catharga output tersebut
kclak akan ditctapkan. Sclama ini sistcm pcnjualan kayu bulat jati maupun sistcm
pcnefuan harga y m g ditcntukan oleh Pentm Perbutam' scbagai promUen
~UQZ@,
mcmiliki ciri tcrtenhr. D
i mana chi tcncbut tidak dijumpai pada komotitas lain (yang
dimakaud adalah jcnis komoditas di luar scktor kchutanan). Dalam tinjauan pustaka
hi, akan diunikan bcbcrapa studi yang mcmbahas tcntang rupek distribusi ppcnjualan
kayu bulat dan tingkat harga yang digunakan baik di Indonesia maupun M yang smu
yang pcmah dilakukan di luar Indonesia.
'
kayu bulat dan tingkat h g a yang digunakan baik di Indonesia maupun ha1 yang sama
yang pemah dilakukan di luar Indonesia.
2.1 Sistem Distribusi Dalam Tatanlaga Hasil Hutan
2.1.1 Studi Kasus di Berbagai Negara
Untuk sampai kc kofwmcn, suatu barang yang diproduksi &pat didism'busikan
mclalui dua cara yaitu :(1) caralartgsung dan, (2) cara tidak langsung (Kottler, 1986).
Alur komoditas dari produsen sampai ke konsumm terscbut di atas, dinamakan
dcngan dman tataniaga atau mtai pemasaran.
Kcputusan produm tentang pcmilihan tcrhadap aalah satu sistcm distribusi
yang kclak akan ditcrapkan dalam rangka memasarkan suatu produk rnempakm
kebijaksanaan yang paling kaku Kebijaksaman distribusi dianggap kaku, karcna
dcngan mengubah sistcm yang sudah dipilih tersebut, dam*
perubahamya akan
melibatkan banyak pihak. Oleh karma itu keputusan distribusi seperti dikcmukakan di
atas sering dhmakan sebagai suatu kcputusan yang disebut dengan
"One T
'
i
Sbrdrgic Decision" (Bressler, 1970; Kottler, 1986). Manajer setalu a h memilih
sistem distribusi yang mampu memberihn kepuasan maksimum terhadap m u a
pclaku ekonomi yang talibat dalam sistem perdagangan suatu produk, sehingga ketika
itu tingkat e/isiura' usaha dinyatakan akan &pat diraih (Koopmam, 1949).
Menurut Dykstra (1984) dan Taha (1993), masalah distribusi komoditas dari
produstnkck~~uxncndakmtataniaga~~bcnamyamcrupakanproblcn~rransportaSi
yaitu suatu masalah k h w programasi garis @rogrum Itricr). Distriiusi barang
dikatakan optimal, jika antara sisi pcnnintaan dan penawaran berada pada keadaan
setimbang, sementara pads kondisi dimaksud biaya distribusi yang kelak timbul
scbagai konsekwmsi dari adanya transportasi barang @rorhtct) adalah minimum
(Dantzig, 1951;Markland dan Sweigart, 1987).
Sudah banyak penelitian di bidang kehutanan yang mcnggunakan program linicr
sebagai alat analisis. Hal terscbut dikemukakan oleh Martin dan Smdak (1973) dalam
pcmyataan Dykstra (1984) yang mengatakan bahwa, &lam 416 p u b W tentang
aspek hutan dan kehutanan,hampir 49 persen diantaranya mcnggunakdn program
linier scbagai alat .a-
Boungiomo dan Gilless (1987) adalah dua dari banyak
pakar kehutanan yang sering mcnggunakan program r k t opcrasi -but
untuk
adisis dismbusi hasil hutan baik secara domatik maupun antarncgara. Penerapan
model MOSKAYUINDO mcrupakan satu bukti implcmentasi arus distri'busi h a d
hutan yang pemah diterapkan untuk b u s distniusi hasil hutan di Indonesia. Studi
tentang pcnyusunan model percncanaaa perlcayuan yang mengatur arus kayu dari
hutan ke pusat-pusat pelabubaa maupun ke sentra-sentra industri pengolahan tenicbut
juga dilakukan para ahli lain,seperti Koopmans (1949),Dorfinan (1958),Bare (1978)
dan Nasmdi (1982).
Menurut Hollcy (IWl), Wagner (1975)dan Loomba (1976), uji optimalisasi
yang tcpat untuk mcnyclcsaikan masalah distribusi dan alokasi produk adalah dcngan
mcnggunakan model h.ansportasi yakni satu masalah khww program linicr. Adler
(1971) dan Dacllenbach (1978) mengatakan bahwa masalah tmqmbwi dapat
dikatagorikan mmjadi dua, yakni h.ansportasi sethnbang dan k m q m b s i tidak
sctimbang.
.
Sistem distribusi optiaal pa& persoalan perdagangm produk kehutanan dan
jasa (asaignmurtproblun)juga pemah pemahliti oleh Holland & Judge (1963), Pears &
SydneyslniUl(1966), Honey (l971), dan Segemrom (1978). Hasil penqlitim tersebut
menyatakan bahwa suatu &em
di mana harp sama dengan biaya aajinal
mempakan syarat yang perlu (necastq c o n a n ) untuk &pat mencapai alokasi
s u m k daya yang optimal. Pada kondisi tersebut hasil an&
tmcbut akan &pat
mcncmukan tingkat e@bsi biaya dhibud dari beberapa aitcmatif yang
dhaBcbcrapa had pcnelitian tentang masalah dishiiusi yang dianalisis dcngan
mcnggunakan program iinicr (&
)-
yang sudah diteliti bcbcrapa ahti
s c p d dikemukakan di atas mcnggambarkan bahwa, pcrmasalahan a m pcmindahan
pddc dari produstn kc konsumcn bukan mcrupakan hal yang sedcrhana, namun
m e m m pcngkajian khusus untuk &pat mememukan solusi optimal yang mampu
m
k
e
rmtuk &pat
p
m maksimum bagi pclaku eLonomi yang tcrlibat. Oleh scbab ily
model dhnaksud
&iutuhl;an
beberapa tahap identitilcasi
yahi, identimcapi :miabel kcputusan, kocfisien fimgsi tujuaa, biaya dishiiusi, limgsi
biaya minim-
ketcrscdiaan sumbcr, pcrmintsan-pmawaran dan iddSkasi kcndala
(Markland & Swcigarr, 1987 ; Taha, 1993 dan Dykstra, 1984). Pcrhr dikcmukakan
dakm naskah ini, bahwa di antara jcnis hasil hutan baik yang bcrupa had hutan non
,
2.1.2 Studi Distribusi Hasil Hutan di Indonesia
Seperti dikemukakan dalam uraian terdahulu, studi tentang arus distribusi h a d
hutan temyata telah banyak dilakukan. Disbiiusi produk dan jasa yang diteliti temebut
meliputi hasil hutan kayu dan non kayu. Studi tentang distribusi dimaksud juga sudah
scring dikbkan di Indonesia.
Studi yang mengJqji tentang pola suplai kayu dari hutan ke pelabuhan dan
sctcmmya didistri'bt~&%~ ke industri pengolahan untuk mcmenuhi permintaan
bcrbagai segmcn pasar stcaa regional pernah dilakukan oleh Nasendi (1982). Iiasii
pcnclitian tnstbut mcnggambarkan bcbcrapa altcrnatif yang dapat membantu pcnentu
kebijaksanaan dalam mcncrapkan stratcgi pembarrgunan wlnor kchutanan nasionat Di
aniaranya adalah, hasil studi mampu menyusun strategi optimal sistem distribusi kayu
antar pulau, rnengident5kasi 10%
hutan berdimensi waktu yang dapat ditebang
dengan memperhatikan aspek kelestaxiannya, menetapkan industri pengolahan hasil
hutan yang stratcgis sesuai dengan ketcrsediaan bahan baku dan mengidentiiiki
suplai bahan baku di masing-masing hutan pnxhbi &lam jangka waktu tertentu.
Sakunto (1982), dan Limba (1988) juga melakukan studi yang sama yakni
mcngkaji suplai kayu di *ah
pcmbanguan utama B (WPU-B) dan wilayah
pcmbangunan utama D (WPU-D) untuk didisbibusikan ke Jawa sebagai lokasi
permintaan bagi mdushi hasil hutan. Dari h a d Malisis &pat dikcmukakan bahwa,
tcmyata ada ekses pennintaan sehingga kapasitas tcrpasang aebagian bcsar mdustri
yang a& tidak dapat dipenuhi Dengan demikian apabila kondki tersebut tidak
dianti+si,
rmkP dampaknya akan dapat mcngimbas pa& kebcradaan industxi itu
m d h i kamu tidak terjaminnya kontinuitas bahan baku. Iskandar (1980)
melaksanakan studi tentang aspck perdagaqpn kayu bulat untuk tujuan ckspor ketika
belum diterapkan larangan ekspor kayu bulat.
Sehubungan dcngan besamya potensi hasil hutan yang dimiliki
Indonesia,
temyata menarik perhatian Buongiomo (1980) untuk menyusun mod4 perencanaan
sektor pcrkayuan yang mmghji arus kayu dari hutan (yaitu tcnnasuk KF'H-produsen
dan atau HPH di luar Jawa) ke sentra-sentra indusiri pengolahan Manfaat model
tersebut antara lain adalah, bahwa ternyata dari hasil optimalb4
solusinya dinyatakan
&pat mengantiaipasi knusakan hutan apabila, pcmilik hak konsesi (yakni : HPH),
pemnintah dan scmua pclaku ekonomi yang terkait dengan pcrmasalahan h a d hutan
bersediw untuk mcmatuhi scmua rambu-rambu yang sudah disepakati.
Bcrdasarkan hasil studi di atas &pat dinyatakan bahwa persoalan distniusi
produk merupakan problema tersendiri yang perlu dimmati untuk mengantisipasi
kemmkan hutan produksi. Diantara studi yang pemah dilakukan, ternyata pcrsoalan
optimalisasi distribusi kayu bulat jati belum banyak diteliti olch masyarakat kehutanan
baik di Indonesia mauplm oleh masyarakat kehutanan lain di luar Indonesia. Hal
tersebut antara lain dikarcnakan sistem pcrdagangm kayu bulai jati khususnya,
mcmiliki sistcm pcmasaran yang spcsimc. Olch karma itu, pmelitian ini mcncoba
untuk mcngkaji sjauh mana tingkat c f i s i d sistcm distribusi kayu bulat jati yang saat
ini diterapkan di Indonesia.
Sistcm dism'busi kayu bulat jati yang ditctapkan P e m Perhutani scbagai salah
satu Badan Usaha Mil& Ncgara @IJMN) binaan Dcparicmm Kchutanan RI tmcbut
mnrarik untuk ditcliti, menghrgat I t e m yang diterapkan tersebut sudah bdmfpung
cukup lama dan
masih dipcrtahankan hingga saat ini Sehingga timbul suatu
pcrtanyaan, apa keuntungannya bagi Penun Perhutani (khususnya) dari penerapan
&tan distriiusi kayu bulat jati yang masih berjaIan hingga saat ini tersebut.
2.2 Studi Penetapan Haqa Kayu Bulat
Analisis penetapan harga kayu bulat merupakan salah satu i m p W twn
sebagai dasar analisk permintam dan pcmbentukan harga hasil hutan pa& umunmya
(Ducrr, l%o, Gregory, 1974). Kayu bulat b
mwpakan proses prods (Grcsory, 1974;
hutan, yaw proses pem-a
K
l
,
1996). -,
d dari nilai tcgakan (s&nrpage) di
produksi tersebut mmdliki spe&kasi sebagai btrikut :
1. Pabrik sckaligus merydan produknya, schingga lokasi proctukrinya bcrsifat
permanen, arlinya tidak dapat dipindahkan,
2 jangka waktu pembcntukan nilai tcgakan memerlukan waktu relatip panjang,
riap mcnpkan pcdoman untuk menaksir produkPi
Dalam kaifannya deagw proses pembmtuican tegakan,masalah penetapan da
SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
SISTEM DIlTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITWT PERTANIAN BOGOR
1998
Kupcrscmbahkan untuk :
Suami (Ir. Kusnarijanto) dan anak-anak tcrcinta
(K-tari
dan Mima Wijayanti) yang sciia
** SIAPAPUN YANG BERHEMI BELAJAR AKAN MENJADI TUA,
ENTAH 1A MASH 20 TAHUN ATAU SUDAH 80 TAHUN.
SIAPAPUN YANG TERUS BELAJAR AKAN TETAP MUDA
KARENA HAL YANG PALING BESAR Dl DUNlA IN1
ADALAH BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN
PlKlRAN AGAR TETAP MUDA
HENRY FORD
DISTRIBUTION SYSTEM AND PRICE DETERMINATION
OF TEAK LOGS IN JAVA
ABSTRACT
It is estimated that the intervention of P e m Perhutani in the sales of teak
logs through non-auction system is quite significant. The intervention is in the
distribution and price determination of teak logs. The impact of the intervention
conducted by Perurn Perhutani has brought about two main problems, nameiy: (1)
inefficiency of the distribution system, and (2) the price determination of teak lo@
is not r a t i d The objectives of this research are, therefore, as follows: (1) to
discover the optimal distribution system, so that &om the hdmgs can be discovered
the efficiency value by employing the criteria of distribution cmt eficiency, and (2)
to obtain more rational price level of teak logs by due observance of the economic
cycle to h d out the revenues of Perum Perhutani.
For this research the linier program analysis model is employed with specific
issue of transportation to discover the optimal distniution system of teak logs, and
the financial analysis with investment approach during the e c o n o ~ ccycle is
employed to discover the rational price level of teak logs. The two problems stated
above are interrelated; therefore the research should be conducted simultaneously.
The collection of research data is conducted at 42 KPHs-producers of teak
logs managed by Perum Perhutani. The KPHs-producers consist of Unit I (Central
Java), Unit I1 (East Java), and Unit ID (West Java). Other secondary data are
obtained from the statistics of Penun Perhuiani &om year 1989 to year 1995/1996.
The findings of the research are aa follows: When the optimal distribution
of teak logs is conducted, the consumem win obtain distribution cosl efficiency
totaling (1) 35.3% to 39.21% (scenario I), (2) 59.52% to 70.32% (scenario 2),
(3) 30.46% to 5 1 . m (scenario 3), and (4) 57.80% (scenario 4). The supply of
teak logs at each KPH-producer is absorbed by the market evenly; therefore, the
forart security and natwal feso-
conservation can be guaranteed.
a
The current price determination of teak logs by P e m Perhutani is only
proper when applied for the 40-year economic cycle, when employing the real
intereat rate of 9% per mum. Consequently, the price determination of teak logs
by Penrm Pdutani for the economic cycle of more than 40 years (namely 50
years, 60 years, 70 years, and 80 years) turns out to be below the production cost,
and therefore, it is not rational. It is said that it is not rational because the pice
dekmined by P e m Perhuh is actually still being subsidized by the natural
fesources. The impact is that the m u e of P-
Perhutani actually can be
increased by 260% to 298% (inmaskg 2.6 to 3 times as much)
eom the current
revenues. Therefore, the Government as the owner of the forest natural resowin receive reasonable economic value.
WAHYU ANDAYANI. Sistern Distribusi clan Penetapan Harga Kayu Bulat Jati di
Jawa. @i bawah bimbingan Rudy C . Tammkgkeng, sebagai i e t q Dudung
Damsman, Achmad Sumitro, dan Bonar M. Sinaga sebagai anggota).
Larangan ekspor kayu bulat dan penerapan pajak yang tinggi bagi eksportir
bahan baku, memaba pengelola hutan produksi nxa@Wan pcnjuah prduknya
di pasa~&lam ncgeri. Shtegi penjualan hasil hutan termasuk kayu bulat jati
clitalcsanakan melalui sistem lelang dan sistem non lelang. Sistem non lelang terdiri
dari penjualan dengan pexjanjian dan penjualan langsung. Peranan penjuatan kayu
bulat jati melalui sistem non lelang dinilai penfing, karena volume penjualan dan
pendapatan memberikan pangsa yang binggi terhadap total -&patan
Pennu
Perhutani. Oleh sebab itu campur tHlgan Direksi Perum Perhutmi temadap sistem
penjualan non lelang cukup besar terutama yang menyangkut masalah distribusi clan
penetapan harga jual.Masalah yang muncul sebagai akibat campur tangan adalah :
( 1 ) i n e @ k ~ q pada sistem dishrib*
dan (2) h&nd
(tidak wajar) pada
penetapan harga jual kayu bulat jati. Kedua masalah tersebut saling terkait sehingga
scbaiknya diteliti secara simultan dm merupakan f o b pembahm utama dahn
penelitian ini
Tujuan pcnelitian adalah untuk: (1) menemukan sistem diseibusi kayu bulat
jati optimal dari KPH produsen ke konsumen, (2) mengctahui baramya nilai
efisiensi biaya dishibusi kayu bulst jati pada kesdasn optimal, (3) menemukan
tingkat harga kayu bulat jati yang lebih rasional menurut daw ekmmi, dan (4)
mengetahui pendapatan Perum Perhutani dari hasil penjualan kayu bulat jati pa&
th&t
harga menurut daur ekonomi. Metoda yang d@makan adalah: (1) program
linier dengan masalah khurms transportasi untuk menemukan pola distribusi optimal,
dan (2) analisig finand dengan pendekatan investasi selama daur ekmomi untuk
menemukan tingkat harga kayu bulat jati yang rasionaL
Penelitian dilaksanakan di 42 KPH produsen kayu bulat jati yang dikelola
Pcnrm PerhWani meliputi : Unit I (Jawa Tengah) ditetapkan sebanyak 13 KPH
produsen, (2) Unit II (Jawa Timur) ditetapkan sebanyak 19 KPH produsen, dan (3)
Unit III (Jawa Barat) -kan
b
e
sebanyak 10 KPH produsen kayu bdat jati. Data
d dari statist& Pcrum Perhutani di tingkat KPH dan Unit dari tahun 1989
dd tahun 1995/1996.
Analisis efisiensi dan aoalisis r a s i d a s i penetapan hargajual kayu bulat jati
rnenggunakan 4 skenaxio yang mempakan analisis altematif yang dibandingkan
dengan kondisi rcalisasi di lapang. Keempat skenario tersebut adalah: (1) skeniuio 1
permintMn kayu bulat jati di &lam negeri tahun 1989 dd tahun 1995 dan
peawaran pada tahun yang sama
8tsuai
dengan r e h i , (2) skenatio 2
pennintaan sesuai dcngan pcnnintaan pada skcnario 1 dan pcnawaran scsuai ctat,
(3) s k d o 3 pcrmintaan di dalam ncgeri sesuai dengan reatisasi tahun 1995119%
dan pcnawaran di Unit I dan Unit II sesuai demgan ctat, dan (4) skensrio 4
pennintaan sesuai dengan realieasi pemintaan di Unit III dan penawaran di Unit III
sesuai denga etat.
Hasil Malisis tersebut addah : (1) Pada sLenmio 1, distxibusi optimal akan
rnen&s&m
e f k i e d bcrupa penghematan biaya dirtniusi yang besanrya adalah
35.38% dd 39.21% dari total biaya dishibusi yang seharusnya dibayar konsumen.
Pada keadaan optimal tersebut pendapatan Penan Perhutani (Unit I, II dan El)
temyata dapat dihgkatkan s e k 297.52Oh (2)pada & d o 2, efisiensi biaya
d i s t r i i yang dinikmati konsumen adalah sebesar 59.52OA dd 778.32%. Pada
kondisi tersebut pendapatan produsen (Umt I, II dan III) menhgkat sebesar
298.80%, (3) pada skenario 3, eGensi biaya disbniusi yang dinikmati konsumen
adalah s e h 30.46% dd 51.90%. Dan' keadaan tersebut pendapatan Unit I dan
Unit iI &pat ditingkatkan sebesar 262.14Oh dan (4)pada skenario 4,kmumen di
Jawa Barat memperoleh efisiemi biaya distribusi sebesar 57.8096. Pada kondisi
tersebut, pendapatan Unit III lebih rendah sebesar 8.7% dibandingkan dengan
pendapatan-ula
Disisi lain ditemukan bahwa penetapan harga kayu bulat jati oleh Perum
Perhutani hanya muai untuk diterapkan pada daur ekonomi 40 tahun apabila
analisis finansial mcnggunakan tingkat bunga d 9 % per tahun. Oleh sebab itu,
penetapan harga kayu bulat jati oleh Perum Perhutani untuk daur di atas 40 tahun
temyata masih bcrada di bawah biaya produksinya, sehin@ga dhnggap tidak rasional
karcna harga tersebut sebenarnya
masih disubsidi sumbcrdaya dam. Had
penclibn jugs mencmukan bahwa penetapan
yang sama untuk m u a lokasi
produsen tanpa mcmpntimbangkan daur ekonomi adalah tidak tepat, h
w a h temyata berperan daiam analism pem*
a unsur
harga ekonomi. Samu
penelitinn adalrh: (1) penjualan non lelang diuhmakan untuk lmmuwn &tri
dam (2) penetapan harga jual sebaiknya m e a n g k a n daur ekonomi dan
varirbet ckmomi lain yaitu tingkat bunga, inflasi dan marjin untuk faktor resiko.
SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI
DI JAWA
OLEH
WAHYU ANDAYANI
93540/IPK
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasajana
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
Judul Disertasi
: SISTEM DISTRIBUSI DAN PENETAPAN HARGA
KAYU BULAT JATI DI JAWA
Nama Mahasiswa : WAHYU ANDAYANI
Nornor Pokok
: 93540mK
(Prof. Dr. Rudy C.Tanmingkeng)
Keiua
L.
-
(Prof.Dr.DudungDarusmaq MA)
w
pr0f.Dr.H Achmad Sumitm)
(Dr. Bonar M. Simga, MA)
AJXgota
Penulis dilahirkan pada tanggal 3 1 Januari 1952 di Yogyakarta. Ke dua orang
tua penulis adalah Mujiati dm Moch. Sugeng. Tahun 1970, penulis menyelesaikan
Sekolah Menengah Atas di SMAN III Yogyalcarta
Penulis memperoleh gelar Sajana Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi dari
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1978. Pada tahun 1987, penulis memperoleh
gelar Sarjana Utama (Magister Sains) dalam bidang Manajemen Hutan
dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sejak tahun 1979 sampai dengan saat ini, penulis bekeja sebagai staf pengajar
bidang ekonomi kehutanan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
UCAPAN TEZUMA KASM
Dcngan mengucapkan puji syukur kcpada Allah YME atas sclcsainya
penulisan distrtasi ini, penulis menyampailcan pcnghargaan yang tulus kepada
mmka yang sccara hngsung maupun tidak hugsung membantu pcnulis selama
belajar pada program Doktor di Institut Pcrtarrian Bogor, k h u s q a dalam proses
penyelcsaian karya tulis discrtagi hi. Kepada mcrcka tmcbut, bcrikut ini pcnulia
menyampaikan penghargaan dan ucapan tcrima kasih yang tak tcrhingga :
Rektor, D i r e b Ropm Pascesajana, dan Ketua Program Studi Ilmu
Pcngetahuan Kehutanan Institut Pertanian Bogor, yang telah membai kesempatan
kepada penulis untuk diterha secara resmi mmjadi mahasiswa peserta program
doktor sampai sclesai.
Prof.Dr.Rudy C.Tarumhgkcng,yang tclah berscdia mcqiadi ketua kontki
pcmbimbing. Disela-scla waldu beliau yang padat acara itu beliau sclalu
kepada pcnuli3.
Prof.Dr.DudungDanurm~,MA, Pr0f.Dr.H Achmad S d t r o , dan Dr.Bonar
M. Sinaga MA yang kcscmuanya adslah anggota k
4 pcmbirnbing. Mcrcka ini
adalah juga milik banyak orang yang sclalu mcmbutuhkan wakh, luangnya, namun
juga masih berscdia dengan =bar sclalu mcmbcrikan kcscmpatan kcpada pcnulis
untuk memperoleh motivd, arahan dan kmksi scjak awd sampai dcngan
-
Kcpada Dircktur Ti Pcngclola Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan
dan Kcbudayaan RI pen& rncn&iuhn
tcrhnakasih, karma atas pcrkenannya
pcnulis diberi kcsanpatan uniuk m ~ l c bcasiswa
h
selama pen-
mcnempuh
programDohini
Prof.Dr.Sadan Widarmana almarhum, yaag scbchun akhk hayatnya adalah
ketua komisi pcmbimbjng pcnuhb. Pcnulir mcnundukkan kcpala mohon kcpada
AUahYMEacmogaarwah~mdapatdi~disisiAIlahdanmnnbcrikan
pabala tlesuai atau leb& daxi nilai amal ibadah yang tehh &
i kcpada-Nya
Bcliau tclah banyak membcrikan bimbingan kepada pcnulis sejak awal
kehhkaxmya sebagai kctua Lomipi sampai dcngan akhir hayatnya
Dircktur Utama Pawn Ptrhutani bescrta stahya, terutama: Ir.Pudjo
Rahardjo MSc, Ir.Murhh@& Ir.Dodit Artanto, MM, Ir.Hcrnowo Sasongko,
Ir.Kumiawan P.Sanjaya, Lukman Hakim, Ir.RM Sardjono, Siswoyo dan Tri
Yuwono, MSc.,MU, yang tclah baayak mcmbcrikan bantuan tautama bwupa
fasiltaayang dipcrtukan p c n e selama me-
pcnclith untuk discrtasiini.
Rcktor dan Dekan Fakultaa Kchutanan, Unbaitas Gadjah Mada yang tclah
manbedm kcwmpataa pcnulis untuk mcncmpuh programD o h .
Sclunrh rckan dan gum pcnulis, staf penga& Fakultaa Pcrtanian dan Fakultas
Kchutanan UGM tenrtama kcpada: Prof.Dr.Sri
Widodo M.Sc, Dr-Setyono
Sastmmmrb, Dr.Agus Sctyarso, DrDofLan P.Warsit0, Ir.Siantoyo MS,
Ir.Djoko Supriadi, W~jmarkoyang tekh mcrnberiknn motivasi, dorongan dan
banhun 1-ya
sebchun dan aclama proses belajar parulis di JPB.
,
Rekan-rekan di Bogor, khususnya Ir.GunawanMS, Ir.Hariadi MS, Ir.Dodi
Supliadi, Dr.Made Benyamin dan semua sahabat yang menempati asrama Cereme
Ujung 60 Bogor, yang telah ikut menciptakan kgkugan dan suasana kondusif
untuk belajar.
Kedua orang tua penulis tcruiama i h d a Ny.Mudm (ah),
dan ncnek
pcnulis tercinta Xy.Siswowardoyo (alm.) yang sebehrm akhir hayatnya selalu
mcmbni motivasi, mangat clan domngan selama penutis mencmpuh program
Doktor di Bogor. Kepada kedua merhn bapalc Sueb (h)
dan ibu Siti Aminah
Adik-adik dan kepcmakan pcnulis khususnya kcpa&: adinda Mdyo Santoso dengan
kehaw, Mulyo Suseno,
penulip sangat Mutang budi atas perfiariankhusus yang
Tcrakhir adalah kepada suami penulis tercinta Ir.Kusnarijanto, scrta kedua
anak tcrsayang: KKusvirgantari dan Mima Waayanti, yang telah dnlgan sabar
mcmbcrikan inspire dorongan, pengorbanan dan pematian bagi pcnulis selama
bclajar di IPB.
,
I1
DAFTAR GAMBAR ............................................................. "
x
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................
xi
1.1 Latar Belakang ................................................................
1.2 P e n r m ~ ~ aMasalah
n
.........................................................
1.3 Tujuan dan Kegunaan Pentlitian ......................................
1.4 Ruang W u p Penelitian ................................................
1.5 orgarrisasi Penelitian .......................................................
1
4
7
8
10
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
12
2.1 Sistem Distribusi Dalarn Tataniaga Hasil Hutan ................
2.1.1 Studi b u s di berbagai negara...............................
2.1.2 Studi distniusihasilhutandilndonesia...................
Kayu Bulat ..................................
2.2 Studi Penetapan
13
3.1 Slruktur Pasar Komoditae ...............................................
3.2 Optimalisasi Disbi'busi Komoditas ...................................
3.3 Pembmhhn Harp Kayu Bulat ......................................
21
26
MODEL DAN KERANGKA ANALISIS ...............................
55
4.1 Pembcnlukan Model Analisis Distn'busi ...........................
4.1.1 Identifikasi dan peqpkuran variabel
analisis di~tribibuaikayu bulat jati optimal .................
4.1.2 Sumber data ...........................................................
55
3.4 Daur Ekonomi Tegakan Hutan ........................................
3.5 Biaya Tegakan .................................................................
IV
13
16
18
33
42
46
55
61
4.2 Analish Finansial Pembentukan Tegakan .........................
4.2.1 I d e d f h s i dan pengdmm wuiabel analisis ..........
4.2.2 Kcrangkaanalisisfmansial ............................... 2 ....
V DESKRIPS1 KEADAAN HUTAN PRODUKSI JATI ...........
5.1
5.2
5.3
5.4
Pcngclolaan Hutan Jati di Jawa ........................................
Pot- Hutan Jati di Jawa ...............................................
Sistem Disbibusi Kayu Bulat Jati di Jawa .........................
Penetapan Harga Kayu Bulat Jati .....................................
VI DISTRIBUSI KAYU BULAT JATI OPTIMAL....................
6.1 Pola Oplimal Distnbusi Kayu Bulat Jati Unit I,
n, III (Sktnario 1)..........................................................
6.1.1 Pola distriiusi optimaljika jumlah penawaran dan
pcnnintaan muai dcngan r d k a i..........................
6.1.2 Alokasi penjualan kayu bulat jati Penw Perhutani
sistcm lelang dan non lelang .................................
6.1.3 Efisiensi biaya d k t n i kayu bulat jati non
lelang ...................................................................
6.2
Dampak Perubaban Produksi Kayu Bulat Jati Unit I,
I& XU Terhadap Pola Dishibuai Optimal Pada
Skcnario 2....................................................................
6.3 Dampak Perubahan Penawaran dan Pemintaan Kayu
Bulat Jati Tcmadap Pola D i s t n i Optimal ...................
6.3.1 Dampak perubahan penawm dan
pennintaan kayu bulat jati Unit I dan I1 tcrhndap
pola distribusi optimal pada skenario 3.................
6.3.2 Dampak @ahan
penawarm dan
pennintaan kayu bulat jati Unit IE terhadap
pola distribusi optimal pada skenario 4.................
W PEMBENTUKAN HARGA KAYU B U T JATI
PADA BERBAGAI DAUR EKONOMI .................................
125
7.1 Pexkembangan Harga Kayu Bulat Jati ...............................
7.2 Analisis Fi~nsialPTegahn Jati ....................
7.3 Analisis Pendapatan Pada Pola Distriiusi Optimal ......... .!..
125
129
134
WI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
149
DAFTAR PUSTAKA ............................................................
156
LAMPIRAN ..........................................................................
160
Nomor
Tela
Haiaman
I. Luas areal huianjati di Jawa ..................... ............ ...
2
2. Alokasi dishibusi penjdan kap bulat jati
(Unit I, I1 dan IU P e m Perrfiutan) .........................
5
4. Rekapitulasi tebangan A, B-D dan E Unit 1 1 '
dan Ill Perum Perhutani ................ ............ ..... .........
5.
Biaya distniusi kayu bulat jati dari KPH
produsen ke lokasi konsumen .................................
6. Realisasi pen*
kayu bulat jati non lelang
per tahm Unit II dan KlI P e m Peri~utani..... ......
7.
8.
58
59
60
Realisasi produksi per tahun kayu bulat jati
menurut sorthen a d tebangan A
(Unit I, II dan Ill) ............................. .....................
62
Rekapitulasi pennhtaan kayu bulat melalui
distribusi penjualan non lelang ....................... .........
63
9. Matrik input-output dishibusi kayu bulatjati ..........
66
10. P o d hutan jati di Jawa ........................................
77
11. Penawaran dan permintaan kayu bulat jati
rata-rah per tahun ..................................................
78
12. Realisasi alokasi produksikayu bukt jati ..................
79
14. Rekapitutasi distribusi optimaldan n d a a 6
kayu buIat jati pada kondisi pcnawarm dan
pe~minraansesuai nxlh8i ......................................
92
Nomor
Teks
15. Ekses penawaran dan permintaan kayu
bulat jati ................................................................
16. Penjualan kayu bulat jati sistem lelang dan non
lelang pada kondisi optimal ....................................
17. Penjualan ksyu bulat jati &tern lelang dan non
lelang menurut 10% konsumen............................
18. Rekapitulasi biaya distniusi kayu bulat jati
ke koasumen Jawa Barat. .......................................
19. Rekaphki biaya M u s i kayu bulat jati
kc konsumen Jawa Ten&. ....................................
20. Rekapitulasi biaya disbiiuai kayu bulat jati
ke konsumen Jawa T i.......................................
21. F&iensi biaya dism'busikayu bulat jati
s k e n ~ o1..............................................................
22 . Distribusi optimal lcayu bulat jati skenaxio 2..............
23. Rekapduhi biaya M b u s i optimal kayu
bulat jati skmario 2................................................
24. M b u s i optimal kayu butat jati & d o 3.............
25. Rckapitulasi biaya disbiiusi optimal kayu
bulat jati s k d o 3................................................
26. Rekapitulasi biaya dishribusi optimal kayu
bubt jati skcnario 4.................................................
27. R
e-
distribupi lrayLl bulat jati optimal
& d o 1, 2, 3 dan 4 .............................................
Nomor
Teks
28. RekapituIasi biaya distribusi kayu bulat jati
optimal skenario 1, 2, 3 dan 4 ...........................
29. Perkembangan harga kayu bulat jati di
Unit I, U dan 111 ......................................................
30. Realisasi penghasilan Pemm Perhutani dari
penjualan kayu bulat jati .........................................
3 1 . Rekapitulasi biaya pembentukan tegakan jati
menurut dimensi daw ...........................................
32. Realisasi harga jual kayu bulat jati menurut
sortunen ................................................................
33. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 1 .....................................................
34. Rekapitulasi pendapatan Penm Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 2 ........................................................
35. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 3 .......................................................
36. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 4 .................................... .. .......................
37. Rekapitulasi pendapatan Perum Perhutani
dari penjualan kayu bulat jati non lelang
skenario 1, 2, 3, 4 ................................................
1.
Alur tataniaga kayu bulat jati .................................... '
24
2.
Keuntungan maksiium pemegang hak monopoli
pada tin*
harga tertentu .......................................
39
3.
Tabap produksi di sektor kehutanan .........................
54
4.
Prosentase h'busi penjualan kayu bulat jati ..........
56
5. Perkembangan harga kayu bulat jati
tahun 1989 sampai dcngan tahun 1995 ......................
127
6. Realisasi harga kayu bulat jati
tahun 199511996 .......................................................
138
7.
Harga kayu bulat jati berdasarkan
daur ekonomi ............................................................
139
1. Realisasi produksi kayu bulat jati per tahun Unit I
(Jawa Tengah) asal tebangan A, B-D, E ............... .....
2. Realisasi produks'~kayu bulat jati per tahun Unit I1
(Jawa T i ) asal tebangan A, B-D, E ......................
3. Realisasi produksi kayu bulat jati per tahun Unit JII
(Jawa Barat) asal tebangan & B-D,E .......................
4. Realisasi distribusi kayu bulat jati non lelang
per tahun Unit I, 11dan Unit III .......... .......... .............
5. Produksi kayu bulat jati menurut etat ........................
6. Permintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 1 .................................................................
7 . Fungsi tujuan distribusi kayu bulat jati
.......................
8. Distribusi optimal kayu bulat jati .. ..
skenario 1 .................................................................
9. Biya distribusi minimum konsumen
Jawa Barat skenario 1 ...............................................
10. Biaya distribusi minimum konsumen
Jawa Tengah skenario 1 ............................................
11. Biaya distribusi minimum konsumen
Jawa T i u r skenario 1 ..................... ..... ....................
12. Pennintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 2 .................................................................
13. Biaya distribusi minimum pada kondisi optimal
skenario 1 .....
Nomor
Halaman
14. Permintaan dm penawaran kayu bulat jati
skenario 3 .................................................................
247
15. Distribusi optimal kayu bulat jati pada
skenario 3 .................................................................
248
16. Biaya distribusi minimum kayu bulat jati
skenario 3 .................................................................
256
17. Permintaan dan penawaran kayu bulat jati
skenario 4 .................................................................
263
18. Distribusi optimal kayu bulat jati pada
skenario 4 .................................................................
264
19. Biaya tegakan jati pada berbagai daur .......................
266
I PENDAHULUAN
1.1 Latar B e l h g
Indonesia merupaba satu dari liga mgara peaghasil kayu jati terbcsar di dunia.
Ke dua negara produsen kayu jati Iainnya, ad& Thailand dan Myanmar. P~erananhutan
jati dabm pcrekonomiau nasional pada u
m q dan khususnya bagi Perum Pahutaui
hingga saat ini dinG masih cukup pcnting. Kccuali scbagai salah satu ecktor pemghad
aaisa non migas bagi produsen Or;lkni P m Pcrhutani), komoditas jati masih
mcrupakan andalan pcrolehan pendapatan tea-@@
d i i d i n g hasil hutan non jati lainnya,
yang juga rnmpakan komoditas yang dikelola Badan Usaha Mil& Ncgara (BUMN)
tmcbut. Olch scbab idq sudah eclayaknya intensitas pcngclolaan hutan jati hanu lcbih
ditingkatkan schingga mampu mcmbtrikaa peranan mahimum bagi pcmbangunan
n a s i d Namun dalam pelakranaanrrya ,pcngclola ha^^ tctap mtmpcrhatikan aspck
kelcstmian s u n k daya a h tersebut.
Menurut dokumcn Pennn Pcrhd (1995), luas areal hutan jati di Jawa adalah,
1,066,532.00 hektar yang tersebar di propiasi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Secara ad-
..
kchutanan, anal hutan yang dikelola Pcrhutani di Jawa, dibagi
mcnjadi tiga unit ~ I o I a a nyakm'
,
Unit I (Jawa TmgA),Unit II (Jawa T h w ) dan Unit
III (Jawa Barat). Luas hutan jati di masing-masing Uuit a b u t disajikan dalam Tabel 1.
Dari s k i pm&dan
Pcnw Pcrhuhni,kayu bulat jati dinilai masih mcrupakan
komoditas andalan yang &pat mcmbcdm pangsa pendapatan cukup tinggi temadap
total pcnghasilan pcnuahaan&ban-
dcngan hasil hutan non jati.
Tabel 1. Luas Areal Hutan Jati di Jawa
Pmtase
llm.
Hutanproduksi
Lokasi
Jati+nonjati
Jati
..................... (ha) ..........................
Jawa Tengah (Unit I) 603,737.20
Jawa T i (Unit IL) 840,984.94
Jawa Barat (Unit IIl) 511,578.26
312,132.13
569,683.20
184,716.74
(%)
51.70
67.74
36.11
Sumber : Statistik Perum Perhutani Jakarta, 1995
Nilai kayu bulat jati yang thrggi tcrscbut mendorong pengclola untuk lcbih
meningkatkan produktivitasnya, seiring dengan tuntutan Pcrmintaan pasat Y a w aemakh
kompetitif. Di ski lain, era globalisasi per-
bebas yang akan diterapkan pa&
tahun 2003, kelak akan mcrupakan fakbc yang harus dipertimbangkan secara khusus bagi
strategi cfisiensi di semua aspek manajemen pengelolaan hutan produlcsinya.
Sejak diterapkannya larangan ekspor kayu bulat tahun 1985, semua kayu bulat jati
yang dihasilk;tn P
m Pcrhutani diper-
di dalam negeri Pcmasaran di dalam
negcri hingga saat ini d h b d a n mclalui cara lclang dan non Iclang. Penjclasan secara
rinci mcngcnai stategi pcnjualan tersebut, diuraikan pada Bab lam naskah ini.
Sepcrti dikctahui bemama, hingga saat ini P e m Pcrhutani memiliki hak monopoi
bhadap pcngelolaan hutan jati di Indonesia. Meskipun dcmikian, sakh satu BUMN
binaan pemcrhtah cq. Dcpartemtn Kehutanan RI ini tidak qcndmya mmggudm
hak monopolinya teracbut ae-cara mutlalc Kenyahan bahwa Penun Perhutani tidak
hak monopolinya
tersebut nampa4
bahwa &lam hal penjualan kayu
bulat jati meskipun penetapan harganya ditentukan Pennn Perhutani, namun diduga
harganya masih belum menmmhkan Ililai sumber daya alam y a y sesmgghya
Walaupun di sisi Iain, scbenarnya Dircksi Perum Perhutani juga memiliki kewenangan
dalarn ha1 mtnctapkan stratcgi penjualan secara be&
pcbagai pcmegang hak monopoli.
Stratcgi yang hingga saat ini masih ditmpkan dahm pcrdagaqpn basil hutan adalah,
sistcm lclang dan sistem non Ielang. Kcwamgan Dircksi yang cultup besar tcrsebut
sering mcnimbdkan dampak tcrhadap dua masalah, yaitu :(a) masalah cjEdarai dan, @)
masalah radon&&
&
Kcdua masatah dimalwud mcrupakan f o b utama yang akan
i dalam penclitian ini
Masalah efisicnri dalarn pcnelitian ini digunakan pcbagai indikatm untuk
mengctahui sejauh mana sistcm pcrdagangan kayu bulat jati y w g ditcrapkan hingga saat
ini &pat membcrilran tingkat kcpuasan pada semua pclaku ckonomi yang tcrlibai.
Masalahrakdki, s t u d i i n i m ~ ~ y a d e n g P n f a l d o r ~ j u a l D i ~ ~ j u a l
kayu bulat jati yang diatapkan sekarang mash kumg mempcdulikan &ur ekonomi
Dcngan d e d c h , studi ixti ditujukan unhlk mcngctahui tentang scjauh mana penerapan
(tnplunm*9i) sistcm dimaksud dan darnpaknya tcrhadap pclaku ekonomi yaitu
pr-
kmumen dan pcmhtah.
Pc* dikcmukakan dalam shrdi ini, bahwa
pcmbcntukan kayu bulat jati ihr
mcmcrtukan jangka waldu panjang. Karena itu, nilai produknya sccara hansial harus
dapat mcnccnninkdn biaya pcmbcntukamya tmcbut Parnasalahan itu rncnunjukkan
adartya k e t d a h
yaog cat antara faktor harga dcngan airmatik waktu yang
untuk mem#
dib-
suatu barang. Hingga saat ini kayu bulat jati dinyatakan
masih memiliki niIai ekonomi terdbnggi b p i n g kayu-kayu lain yang dihasilkan sektor
kehutman. Kecuali itu, peranamrya bagi Perum Perhutani tenrt;rma sumbangamrya daIam
rne@ad.kan pcndapatan tidak dapat diabaikan. Ber-
uraian di atas, maka
adanya suatu penelitian yang membahas tentang permasalahan yang berkaitan dengan
pcrsoalan kayu bulat jati,
tautama
yang menyangkut ketedabn antara pembcntukan
clan distribusi baraag dalam tata niaga
masihlayak untuk clilakukan.
1.2 Perurnusan h h d a h
Hingga saat hi,pcnjualan kayu bulat jati di &lam ncgexi maaih dilaksanakan mclalui
&em lelang dan non Iclang. Tennasuk sistem non lelang adalah, pcnjualan melalui sistem
pcjanjian, dan pcnjualan cara langsung. Untuk mcmperoleh bahan balm merzllui sistem
non lelaag, konsumm diwajibkan mengajukan permohonan sccara tcl.hrlis kepada Dircksi
P~nrmPehb&KepalaUnitatau AdministraturdiwilayahlrejaPmmrPerhtxtaui
Sebagai tindak lanjutnya, pcngelola menerbitkan surat W t a h pen*
surat perhtsh alokasi pcqiualan (SPAP, SPP dan
masing--
..
yang clbmkan
SIP-KPH). Sccars rind pcnjelasan
surat dimaksud disajikan ddam Bab lain naskah ird. Untuk mengetah1
alokasi pcnjualan kayu bulat jati menurut sistem pcmasaramya yaitu sistem lelang dan
sistcm non le-
bcrikut Tabcl2 mcnyajikan infonnasinya
Tsbel2. Alokasi Pcnjualan Kayu Bulat Jati
di Unit LII dan LU
No.
Tahun
Rcalisasi
Sistem penjualatt,
ptnjd
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
1980
1981
1982
1983
1984
1985
I986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
Sumber :Statistik P
485,024.00
517,947.00
557,917.00
590,264.00
626,989.00
649,149.00
626,918.00
613,818.00
642,738.00
687,568.00
620,029.00
553,995.00
681,847.00
724,977.00
730,959.00
644,908.00
723,770.00
m P~~
Lelang
Non lelang
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
Pm
FQ"
Pm
Pm
Pm
Pm
62.50
61.38
65.02
31.98
46.70
37.57
39.32
27.57
Pm
Pm
Pm
Pm
37.50
38.62
34.98
68.04
53.30
62.43
60.68
72.43
Tahun 1980 dd 19%
Tabcl 2 mcnunjukkan belum adanya pola yang tmtrulmu dalarn menata
manajcmcn pcnjualan Dismpins masalah distrrbusi,
nilai produk yang dipcrdagangkan t-but
aisi lain yakni kcputusan tentang
masih ditcntulran scpihak. Fmomcna di atas
m c n g g a m b h besamya h&md DircM. Dampak adanya inWvurd itulah yang
akan dikaji &lam pmclitian ini Dalam sistcm pcnjualan non lclang pcranan dircksi
Pcranan dinksi tersebut dalam &em
penjualan non lelang adalah, mulai dari
mencntukan produsen, mengatur volume penjualan, menetapkan harga, dan memiLih
konsumen. Kenyataan tersebut di duga akan menimbdm kcndala pemqmm antara lain
berupa panjangnya rantai birohasi untuk mendapatkan bahan baku bagi konmmen
industri. Masalah itu akan memicu munculnya kondisi in-c#sicmi pa& pengelolaan
hutan jati di J a m Oleh scbab itu fcnomena di atas, menarik bagi pcneliti untuk
..
mcngaaaltslsnya sccara lcbih rinci. Karcna ilu, analisis tcntang pola dktribusi kayu bulat
jati non lelang dan ketcrkaitannrya dengan tingkat racion&aPi
harga jual merupakan
fokus utama yang akan diiahas daam &lam Bnrdi ini Sepcrti hahya distxibusi, harga
jualjuga ditctapkan w x a scpihak oleh produrm dan bukan atas dasar rnekankmc pasar.
Dampak stratcgi pcnjualan scperti dikemukakan di atas tersebut diduga akan
mcnimbuhnkan dua masalah yakni : (1) masalah eJ%iasi clan,
(2) masalah
r a d o d a s i . Kcwenangan unit pengelolaan di dacrah, stperti KPH ( K ~ t u a n
Pcmangkuan Hutan ) pro$usm adalah sangat tcrbatas, dan hanya berperan sebagai
pelaksana yang hams mchksamkm inetrul;pi dari dircksi Oleh scbab itu yang
benangkutan tidak d i i kcwenangan &lam mcnenlukan kebijakman Dampak yang
dithnbutkan scbagai akibat ditcrapkannya manajemen pengelolaan di atas adalah :
1. Dismiusi non Mang yang ditctaplran sxirig tidak m c m d ko~~sumen.
ski lain kelihatan masih nampak adanya pcrbcdaan kinaja antara KPHpfodum dilingkunganpcmutani.
2 Olch karma dasar penetapan harga jual kayu bulat jati oleh b k s i tidak
dikeiahui w x a pasti aaalnya (sulit ditelumni), maka tingkat rasionalisadnya
dir3. Munculnya eksa maupun hwpenawaran dan atau permkhan kay-u yang
dipasarkan, sering bersifat semu m
a
,keadaan tersebut bukan kamm
kcnyataan akan tctapi lebih discbabkan karena infbrmasi ya& diterima pelaku
ekonomi tersebut mcmang kurang lengkap.
Olch scbab itu, mclalui pcnclitian ini diharapkan Pexum Pcrhutani mcmpcrolch
masukan, tmUama
dalam rangka
mcncmukan pola pa@olaan
sistcm distribusi
pcnjualan kayu bulat jati, khususnya yang d
m
i melalui cara non lclang schiqga mcnjadi
lcbih cfidur Di sisi lain, hasil pcnclitian ini dhuapkan dapat d i p q u h m menjadi
bahan acuan konaumcn, tcrutama dalam ha1 m
d KcMtuan Pcman&m
~ut&
WH)
produscn scbagai pcnycdia bahan baku menurut pedmbangan ekmomi
1.3 Tqjuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dmgan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka, penelitian ini
batujuan uniuk :
1. Mcnemukan pola distribusi kayu bulat jati optimal dari produsen ke k a w m m melalui
sistern pcnjualan ntm leIang.
2. Mcngctahui baamya lingkat efisicrrd biaya dishnbusi pa& pola dishibusi optima.
3. Mengctahui distribusi pmjualan kayu bulat jati Pexum Pcrhutani antam sistcm non
lclang pada kondisi optimal dan sistcm lclang.
4. Mcncmukan tingkat harga pasar kayu bulat jati yang l e b i raaiond menurut dim&
&ur ekonomi.
5. Mengctahui tingkat penghasilan P e m Perhutani pada pola distribusi optimal dengan
tingkat harga yang lebih rdonal, sesuai dengan biaya pembmtulmnya.
Apabila penelith iui dapat mencapai hasit sesuai dengan tujuan peaelitian,
diharapkan kcgunaamrya dapat clirasacanpihak-pihak yang berktpentjngan, yakni :
1. Perum Perhutani, h a d penelitian iui diharapkan &pat meNpakan saran terutama
tcntang impiWapi kcbijaksaman pmasann kayu bulatjati di dalam ncgcri
2. Konsumcn, hasil pcnelitian ini -kan
&pat bcrpcr;m sebagai bahan pathbangan
dalarn rangka mcnentukan aitemalif yang terbaik, trmtama tentang pemilihan KPH
produsen. Dampak po&hya adal;lh, konsumcn akau mcncrima biaya distribusi yang
kbih murah (Iebih efkim).
3. Pcmcrintah, scbagai pcmilik sumbcr dapat mcmpemlch nilai (rat&) ckonomi yang
wajar.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Sitem distribusi non lclang dan Ielang dalam memasarlran kayu bulat jati di &lam
ncgcri, hingga saat ini masih ditcrapkan Pmrm Perhutani Kc dua sistcm tencbut sudah
ditmpkan sejak tahun 1963 sampai stkarang.
Oleh karena &&memi dircksi PcnunPcrhutani dalam penjualan non lelang meliputi
sisi pcnawaran dan pcrmintaan, maka penclitian ini d i t u j b mtuk mcmbahas tcntang
rnalbis optimalisssi distribusi terhadap kc dua pelaku e k d tcnebut. Untuk ilu, aistcm
pcmasaran lclang dianggap Pdak berubah dan bcjalan scbsgahnanr mcatinya scsuai
r c n w (given). Dalarn penclitian ini
& t a n tcrscbu!
tidak akan dikaji /cnomu,unya.
P&
dijelaskan &lam Sub Bab ini, bahwa sistem pemasaran prduk kayu bulat jati
diatur bQdasarkan Surat Kcputusan DirekPi Perhutani, SK.N0.305/KPTSlDir/l990 yang
diperbatui dengm SK No.29%2KFTS/Dir/1994 Tentang Pedoman Pcnjualan Dalam
Negcri Dalam Surat Kquhwan tcrsebut ditetapkan bahwa, sejak ditaapkan larangm
ekspor kayu bulat (tahun 1985), dktriiusi kayu bulat jati dalam ncgeri ditctapkan me@
cmpat (4) stratcgi pcnjuslan yakai : (1) Pcn@ahn dcngan Man*
klang dan, (4) pen-
lanesung, (3)pen*
(2) p e n . .
hin-l-
D h pcnclitian hi, pcnjualan dcngan pjanjian dan pcn@ahn hugsung discbut
dcngan pcnjualan (distribusi) non khng
Distniusi optimal yang dianali$s &lam
pcnelitian ini adalah dishibusipcnjualan kayu bulat jati mclalui stratcgi non lelang.
Disampins masalah dhi'busi sebagaimana dijelaskan di muka, faktor harga jual
kayu bukt jati yang dipasarkan juga merupalran aspek yang akan dikaji datam penelitian
hi. Tbgkat harga yaog ctacrima produscn pada dimcnsi daur yang
gama
akan
ch'bandingkandcngantingkat~menurut hasilanalisis6nansialbcrdaJarkaakonsep
lnilai stkarang ( Present Value). Peneh~~uran
tentang tingkat harga yang ditedm produsen
mtnarik untuk diteliti, kamm dircksi masih mencrapkan kebijakan "one price policy"
d q w mcngabaikan maralah daur (mtasi).
Dari uraian di ataa menimbulkan kaan, scolah-olah harga ti& ditcntukan okh
samMya daur. Di siri lain, asptk distniusi yang ditcfdpkan promUtn dianggap tidak
mcmbawa bqrpak pen-
r'
akn yanq
t d d a p pckku ckonomi Ke dua masalah id, mcrupakan inti
d i i drtrm penclitianhi.
1.5 Organisasi Penelitian
Pa& Bab I, dijelaskan mengenai latar be-
penelitian ini d h k s m k q tujuan
yang akan dicapai permasalahan yang harus dinnnuskan untuk membatasi lingkup
penelitian supaya Iebih terarah W g g a tidak meluas kepermasalahan yang tidak terkait
denga aspek penelitian Bab JI memberikan infontmi tentang penelitian yang pentah
dilakukan di negara lain maupun di Indonesia mengcnai dishiusi h a d hutan, sehingga
ditemukan kondki yang lebih &en
dalam
aspek pengelolaan. Aspek dirnaksud
mtara lain adalah, p a l a n biaya pro&ksi minimum, biaya dishiiusi yang murah dan,
indikator e k o n d lainnya Disampingitu, pa& bab yang bcrsrmgkutan juga dikcmukakan
pcranan harga tcmadap pcmbcntukan pendapatan Perhutani Bab Ill
pcneEtian ini
mengwahn tentang landasan te& yang gayut dengan analisis disrribusi optimal dan
analisis fkmial prmbcnhhn harga prod&. Untuk membahasnya di*
nilai
vatiabel tenrkur (dcrcnntrisrr). Oleh sebab itu pada Bab IV dijelaskan pengukwan clan
identifihi tcrhadap semua variabel yang di analisiq aPumsi yang
model u m q
dan kerangka operaaid yang kehk d b a h i s dengan memanfiattan data lapangan yang
sahih (sudah teruji validfamya). Disamping itu, pa& Bab yang sama juga dhrahn
=
-ja
sampai dengan dkhusus yang digunakan untuk kepcntingan a d h i s
opthnalisari maupun ahalisis h a m i a l ckonomi tcmsdap penetapan harga kayu bulat jati
Untuk mcngctahui kcadaan hutan di wilayah Pnum Pcrhutani, rPaian di Bab V
mcmbtrikw infomraJinya stwa shgkat. Di Bab tcncbut juga dijelaskan mengenai
d i s t n i kayu bulatjati ynng sedang bcjalan dan reslirasi harga aclarna pcriode adisis.
Berdasarkan infinma&yang dikcmukakan pada Bab I dd Bab V tersebut, maka Bab VI
naskah ini mcnyajikan hasil anakhya. Pa& Bab VI -but
her- sk&o
disaJhn had analisis
yang diajukan &lam kerangka analiris disbibusi opthnal yakni
,
keputusan distriiusi yang disien. Di sisi lain, distriiusi optimal yang dibahas di Bab
tcrdah& manbcrikan dampak berupa rasionalkmi nilai produk yang kelak akan
mcngimbas tcrutama pada pcoghasilw pcnuahaaa Unhlk mcngctahui h a d a d i d s di
atas, Bab W -a
di kaji adalah ten-
sesuai dengan & d o yang diajukan. Pembahasan yang
a&nya ketdaikm ant-
sisiem distdbusi dan barga yang tcrbcniuk
di pasar dalam ncgcri, khususnya untuk kayu bulat jati
Berdasarkan had analisis di Bab M dan Bab W &pat di ambil kcsknPula&
s q m t i diwaikan dalam Bab Vm. Di Bab yang sama (yakni Bab Vm) tersebut, sckatigus
diajukan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitan dan saran untuk penelitian
hj-l.
I1 TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu -tan
kchutanan adalah memprodulrsi kayu. Dalam mcmproduksi
kayy =lain rncmdukan waktu yang relatip panjang. kcgiatan produhi kayu ini
memil& c5, bahwa antara kapital clan riap tidak dapat dipisahkan. Perpyataan di atas
merupakan ciri pcngusahaan hutan, yang berbeda dengan unit usaha lain di luar sektor
kchutanan1-(
947;Davis, 1987).
Kayu mcrupakan salah satu komoditas yang mcmpmyd pcmhtaan tidak
langJlmg ( W e d rlunrurd), yang mcmiliki lcrcng ncgatip. Ciri ncgatip tcrscbut,
bukan karena berlakunya hukum pert;mrbahan kepuasan yang makin behxang (me
h w o f &hhhing
e),
akan tctapi discbabkan oleh hukum peiiambahan hasil
yang makin bcrkuang @cm,l%O). D b uraian tcrdahulu dikcmukakan, bahwa
tujuan pcrusahaan mengelola hutan produksi yang mcnjadi koaaesi Pcnrm Pcrhutani
adalah untuk mempaolch kcuntunpn f i n d . Oleh scbab ity scbagai produsem
Pemn Ptrhutani harur dapat mcngahu kombinasi faktor-fi&or produksi
cltcara
optimal untuk &pat mmcapai tujuan tersebut Di antara faktor produl;ai dimaksud
adalah, masalah panidhatan bahan baku bagi industri yang bagi produsen tabit
dcngan bagaimana straw pemasarannya serta bcrapa &@catharga output tersebut
kclak akan ditctapkan. Sclama ini sistcm pcnjualan kayu bulat jati maupun sistcm
pcnefuan harga y m g ditcntukan oleh Pentm Perbutam' scbagai promUen
~UQZ@,
mcmiliki ciri tcrtenhr. D
i mana chi tcncbut tidak dijumpai pada komotitas lain (yang
dimakaud adalah jcnis komoditas di luar scktor kchutanan). Dalam tinjauan pustaka
hi, akan diunikan bcbcrapa studi yang mcmbahas tcntang rupek distribusi ppcnjualan
kayu bulat dan tingkat harga yang digunakan baik di Indonesia maupun M yang smu
yang pcmah dilakukan di luar Indonesia.
'
kayu bulat dan tingkat h g a yang digunakan baik di Indonesia maupun ha1 yang sama
yang pemah dilakukan di luar Indonesia.
2.1 Sistem Distribusi Dalam Tatanlaga Hasil Hutan
2.1.1 Studi Kasus di Berbagai Negara
Untuk sampai kc kofwmcn, suatu barang yang diproduksi &pat didism'busikan
mclalui dua cara yaitu :(1) caralartgsung dan, (2) cara tidak langsung (Kottler, 1986).
Alur komoditas dari produsen sampai ke konsumm terscbut di atas, dinamakan
dcngan dman tataniaga atau mtai pemasaran.
Kcputusan produm tentang pcmilihan tcrhadap aalah satu sistcm distribusi
yang kclak akan ditcrapkan dalam rangka memasarkan suatu produk rnempakm
kebijaksanaan yang paling kaku Kebijaksaman distribusi dianggap kaku, karcna
dcngan mengubah sistcm yang sudah dipilih tersebut, dam*
perubahamya akan
melibatkan banyak pihak. Oleh karma itu keputusan distribusi seperti dikcmukakan di
atas sering dhmakan sebagai suatu kcputusan yang disebut dengan
"One T
'
i
Sbrdrgic Decision" (Bressler, 1970; Kottler, 1986). Manajer setalu a h memilih
sistem distribusi yang mampu memberihn kepuasan maksimum terhadap m u a
pclaku ekonomi yang talibat dalam sistem perdagangan suatu produk, sehingga ketika
itu tingkat e/isiura' usaha dinyatakan akan &pat diraih (Koopmam, 1949).
Menurut Dykstra (1984) dan Taha (1993), masalah distribusi komoditas dari
produstnkck~~uxncndakmtataniaga~~bcnamyamcrupakanproblcn~rransportaSi
yaitu suatu masalah k h w programasi garis @rogrum Itricr). Distriiusi barang
dikatakan optimal, jika antara sisi pcnnintaan dan penawaran berada pada keadaan
setimbang, sementara pads kondisi dimaksud biaya distribusi yang kelak timbul
scbagai konsekwmsi dari adanya transportasi barang @rorhtct) adalah minimum
(Dantzig, 1951;Markland dan Sweigart, 1987).
Sudah banyak penelitian di bidang kehutanan yang mcnggunakan program linicr
sebagai alat analisis. Hal terscbut dikemukakan oleh Martin dan Smdak (1973) dalam
pcmyataan Dykstra (1984) yang mengatakan bahwa, &lam 416 p u b W tentang
aspek hutan dan kehutanan,hampir 49 persen diantaranya mcnggunakdn program
linier scbagai alat .a-
Boungiomo dan Gilless (1987) adalah dua dari banyak
pakar kehutanan yang sering mcnggunakan program r k t opcrasi -but
untuk
adisis dismbusi hasil hutan baik secara domatik maupun antarncgara. Penerapan
model MOSKAYUINDO mcrupakan satu bukti implcmentasi arus distri'busi h a d
hutan yang pemah diterapkan untuk b u s distniusi hasil hutan di Indonesia. Studi
tentang pcnyusunan model percncanaaa perlcayuan yang mengatur arus kayu dari
hutan ke pusat-pusat pelabubaa maupun ke sentra-sentra industri pengolahan tenicbut
juga dilakukan para ahli lain,seperti Koopmans (1949),Dorfinan (1958),Bare (1978)
dan Nasmdi (1982).
Menurut Hollcy (IWl), Wagner (1975)dan Loomba (1976), uji optimalisasi
yang tcpat untuk mcnyclcsaikan masalah distribusi dan alokasi produk adalah dcngan
mcnggunakan model h.ansportasi yakni satu masalah khww program linicr. Adler
(1971) dan Dacllenbach (1978) mengatakan bahwa masalah tmqmbwi dapat
dikatagorikan mmjadi dua, yakni h.ansportasi sethnbang dan k m q m b s i tidak
sctimbang.
.
Sistem distribusi optiaal pa& persoalan perdagangm produk kehutanan dan
jasa (asaignmurtproblun)juga pemah pemahliti oleh Holland & Judge (1963), Pears &
SydneyslniUl(1966), Honey (l971), dan Segemrom (1978). Hasil penqlitim tersebut
menyatakan bahwa suatu &em
di mana harp sama dengan biaya aajinal
mempakan syarat yang perlu (necastq c o n a n ) untuk &pat mencapai alokasi
s u m k daya yang optimal. Pada kondisi tersebut hasil an&
tmcbut akan &pat
mcncmukan tingkat e@bsi biaya dhibud dari beberapa aitcmatif yang
dhaBcbcrapa had pcnelitian tentang masalah dishiiusi yang dianalisis dcngan
mcnggunakan program iinicr (&
)-
yang sudah diteliti bcbcrapa ahti
s c p d dikemukakan di atas mcnggambarkan bahwa, pcrmasalahan a m pcmindahan
pddc dari produstn kc konsumcn bukan mcrupakan hal yang sedcrhana, namun
m e m m pcngkajian khusus untuk &pat mememukan solusi optimal yang mampu
m
k
e
rmtuk &pat
p
m maksimum bagi pclaku eLonomi yang tcrlibat. Oleh scbab ily
model dhnaksud
&iutuhl;an
beberapa tahap identitilcasi
yahi, identimcapi :miabel kcputusan, kocfisien fimgsi tujuaa, biaya dishiiusi, limgsi
biaya minim-
ketcrscdiaan sumbcr, pcrmintsan-pmawaran dan iddSkasi kcndala
(Markland & Swcigarr, 1987 ; Taha, 1993 dan Dykstra, 1984). Pcrhr dikcmukakan
dakm naskah ini, bahwa di antara jcnis hasil hutan baik yang bcrupa had hutan non
,
2.1.2 Studi Distribusi Hasil Hutan di Indonesia
Seperti dikemukakan dalam uraian terdahulu, studi tentang arus distribusi h a d
hutan temyata telah banyak dilakukan. Disbiiusi produk dan jasa yang diteliti temebut
meliputi hasil hutan kayu dan non kayu. Studi tentang distribusi dimaksud juga sudah
scring dikbkan di Indonesia.
Studi yang mengJqji tentang pola suplai kayu dari hutan ke pelabuhan dan
sctcmmya didistri'bt~&%~ ke industri pengolahan untuk mcmenuhi permintaan
bcrbagai segmcn pasar stcaa regional pernah dilakukan oleh Nasendi (1982). Iiasii
pcnclitian tnstbut mcnggambarkan bcbcrapa altcrnatif yang dapat membantu pcnentu
kebijaksanaan dalam mcncrapkan stratcgi pembarrgunan wlnor kchutanan nasionat Di
aniaranya adalah, hasil studi mampu menyusun strategi optimal sistem distribusi kayu
antar pulau, rnengident5kasi 10%
hutan berdimensi waktu yang dapat ditebang
dengan memperhatikan aspek kelestaxiannya, menetapkan industri pengolahan hasil
hutan yang stratcgis sesuai dengan ketcrsediaan bahan baku dan mengidentiiiki
suplai bahan baku di masing-masing hutan pnxhbi &lam jangka waktu tertentu.
Sakunto (1982), dan Limba (1988) juga melakukan studi yang sama yakni
mcngkaji suplai kayu di *ah
pcmbanguan utama B (WPU-B) dan wilayah
pcmbangunan utama D (WPU-D) untuk didisbibusikan ke Jawa sebagai lokasi
permintaan bagi mdushi hasil hutan. Dari h a d Malisis &pat dikcmukakan bahwa,
tcmyata ada ekses pennintaan sehingga kapasitas tcrpasang aebagian bcsar mdustri
yang a& tidak dapat dipenuhi Dengan demikian apabila kondki tersebut tidak
dianti+si,
rmkP dampaknya akan dapat mcngimbas pa& kebcradaan industxi itu
m d h i kamu tidak terjaminnya kontinuitas bahan baku. Iskandar (1980)
melaksanakan studi tentang aspck perdagaqpn kayu bulat untuk tujuan ckspor ketika
belum diterapkan larangan ekspor kayu bulat.
Sehubungan dcngan besamya potensi hasil hutan yang dimiliki
Indonesia,
temyata menarik perhatian Buongiomo (1980) untuk menyusun mod4 perencanaan
sektor pcrkayuan yang mmghji arus kayu dari hutan (yaitu tcnnasuk KF'H-produsen
dan atau HPH di luar Jawa) ke sentra-sentra indusiri pengolahan Manfaat model
tersebut antara lain adalah, bahwa ternyata dari hasil optimalb4
solusinya dinyatakan
&pat mengantiaipasi knusakan hutan apabila, pcmilik hak konsesi (yakni : HPH),
pemnintah dan scmua pclaku ekonomi yang terkait dengan pcrmasalahan h a d hutan
bersediw untuk mcmatuhi scmua rambu-rambu yang sudah disepakati.
Bcrdasarkan hasil studi di atas &pat dinyatakan bahwa persoalan distniusi
produk merupakan problema tersendiri yang perlu dimmati untuk mengantisipasi
kemmkan hutan produksi. Diantara studi yang pemah dilakukan, ternyata pcrsoalan
optimalisasi distribusi kayu bulat jati belum banyak diteliti olch masyarakat kehutanan
baik di Indonesia mauplm oleh masyarakat kehutanan lain di luar Indonesia. Hal
tersebut antara lain dikarcnakan sistem pcrdagangm kayu bulai jati khususnya,
mcmiliki sistcm pcmasaran yang spcsimc. Olch karma itu, pmelitian ini mcncoba
untuk mcngkaji sjauh mana tingkat c f i s i d sistcm distribusi kayu bulat jati yang saat
ini diterapkan di Indonesia.
Sistcm dism'busi kayu bulat jati yang ditctapkan P e m Perhutani scbagai salah
satu Badan Usaha Mil& Ncgara @IJMN) binaan Dcparicmm Kchutanan RI tmcbut
mnrarik untuk ditcliti, menghrgat I t e m yang diterapkan tersebut sudah bdmfpung
cukup lama dan
masih dipcrtahankan hingga saat ini Sehingga timbul suatu
pcrtanyaan, apa keuntungannya bagi Penun Perhutani (khususnya) dari penerapan
&tan distriiusi kayu bulat jati yang masih berjaIan hingga saat ini tersebut.
2.2 Studi Penetapan Haqa Kayu Bulat
Analisis penetapan harga kayu bulat merupakan salah satu i m p W twn
sebagai dasar analisk permintam dan pcmbentukan harga hasil hutan pa& umunmya
(Ducrr, l%o, Gregory, 1974). Kayu bulat b
mwpakan proses prods (Grcsory, 1974;
hutan, yaw proses pem-a
K
l
,
1996). -,
d dari nilai tcgakan (s&nrpage) di
produksi tersebut mmdliki spe&kasi sebagai btrikut :
1. Pabrik sckaligus merydan produknya, schingga lokasi proctukrinya bcrsifat
permanen, arlinya tidak dapat dipindahkan,
2 jangka waktu pembcntukan nilai tcgakan memerlukan waktu relatip panjang,
riap mcnpkan pcdoman untuk menaksir produkPi
Dalam kaifannya deagw proses pembmtuican tegakan,masalah penetapan da