Pemanfaatan bungkil biji jarak pagar sebagai sumber protein pada ayam kampung dan kajian senyawa aktifnya terhadap Salmonella typhimurium.

PEMANFAATAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR SEBAGAI
SUMBER PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG DAN KAJIAN
SENYAWA AKTIFNYA TERHADAP SALMONELLA
TYPHIMURIUM

YENNI YUSRIANI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Mayor Ilmu Nutrisi dan Pakan

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pemanfaatan Bungkil Biji
Jarak Pagar sebagai Sumber Protein pada Ayam Kampung dan Kajian

Senyawa Aktifnya terhadap Salmonella typhimurium. Berdasarkan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Oktober 2012

Yenni Yusriani
D162080061

ABSTRACT
YENNI YUSRIANI. Utilization of Jatropha seed meal as protein source for native
chicken and evaluation of its bioactive compounds on Salmonella typhimurium.
Under Supervisor TOTO TOHARMAT, SUMIATI, ELIZABETH WINA and
AGUS SETIYONO.
Source of vegetable protein for poultry feed is very limited and still rely
on soybean meal. Therefore, alternative sources to replace soybean meal are
required. One such ingredient is jatropha seed meal (JSM). The use of JSM in
poultry ration is still limited since it is associated with the presence of anti

nutritive and toxic compounds also the presence of shells that can not be digested
by monogastric animals. The were 4 kinds of research theme which conducted to
overcome the problem of JSM. The aim of first theme was to determine the best
method of detoxification of JSM and to test the active compound in JSM as
Salmonella typhimurium anti bacteria. From the research results it can be
concluded that the detoxification JSM through both the autoclave heating or
steaming can increase the nutritional value and lower the antinutrive a compund.
However, it was found that JSM did not show any inhibition activity in vitro on
Salmonella typhimurium. Phase II study was conducted to measure improving of
the nutritional value of feed containing JSM was fermented. The study used
twenty five chickens of 10 weeks old (20 chickens were given 5 test rations, 5
chickens to measure endogenous energy). It is concluded that the supplementation
of fermented JSM with phytase and a mixture of cellulase and phytase gives a
better effect in increasing metabolyzable energy. Phase III study was conducted to
determine the performance, blood profile and histopathology of liver and kidney.
One hundred sixty chickens of 3 weeks old were used in this experiment arranged
in a Complete Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. It
can be concluded that the fermented treatment JSM supplemented with cellulase
and phytase produced performance, blood profil and liver and kidney
histopathology similar to the control treatment JSM unfermented. The objective

of phase 1V study was to determine the best level of fermented JSM in the ration
that supplemented by cellulase and phytase to produce the highest performance of
chicken. Two hundred seventy chickens of 3 week old were used in this
experiment arranged in a Complete Randomized Design (CRD) with 5 treatments
and 6 replications. The results showed that body weight gains of chicken fed
fermented JSM (7.5; 10 and 12.5%) with enzyme supplementation were more
pronounced, (23.10%, 41.52% and 23.83%, respectively) compared those fed
unfermented JSM. Up to level of 10%, fermented JSM did not show any
negative effect on organ weight, blood profile, histopathology. Based on the
research results, it can be concluded that fermented JSM with enzyme
supplemented can be used up to 10% in the diet. The protein of fermented JSM
with enzyme supplementation can replace protein of soybean up to 32.17% in
chicken diet.
Keywords: Jatropha Seed Meal, R. oligosporus, enzymes, native chicken,
Salmonella typhimurium

RINGKASAN
YENNI YUSRIANI. Pemanfaatan Bungkil Biji Jarak Pagar sebagai Sumber Protein
pada Ayam Kampung dan Kajian Senyawa Aktifnya terhadap Salmonella
typhimurium. Dibimbing oleh TOTO TOHARMAT, SUMIATI, ELIZABETH WINA

dan AGUS SETIYONO.
Sumber protein nabati untuk pakan unggas sangat terbatas dan masih
mengandalkan bungkil kedelai. Perlu dicarikan upaya sebagai alternatif bungkil
kedelai. Salah satu bahan tersebut adalah bungkil jarak pagar (BBJP). Penggunaan
BBJP pada ransum unggas masih sangat rendah, hal ini terkait dengan kandungan
serat dan keberadaan cangkang yang tidak dapat dicerna oleh ternak monogastrik
serta kandungan racun dan antinutrisi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1). mendapatkan metode detoksifikasi BBJP
terbaik yang dapat diaplikasi di tingkat peternak, (2). menguji senyawa aktif yang
terkandung dalam BBJP sebagai anti bakteri Salmonella typhimurium, (3).
meningkatkan nilai nutrisi pakan yang mengandung BBJP fermentasi dan 4).
mengetahui taraf optimum bungkil biji jarak hasil detoksifikasi dalam pakan yang
disuplementasi enzim terhadap performa ayam kampung.
Empat tahapan penelitian yang saling terkait telah dilakukan meliputi; 1)
Kandungan Nutrisi dan Antinutrisi serta Sifat Anti Bakteri BBJP yang Mendapat
Perlakuan Pemanasan sebelum Fermentasi, 2) Kombinasi Perlakuan Penggunaan
Bungkil Biji Jarak Pagar fermentasi dan Penambahan Enzim terhadap Energi
Termetabolis, Retensi N, P, Ca dan Serat Kasar Tercerna, 3) Pengaruh Pemberian
Bungkil Biji Jarak Pagar Fermentasi yang Disuplementasi Enzim terhadap Performa,
Gambaran Darah serta Histopatologi Hati dan Ginjal Ayam Kampung, 4)

Penggunaan Berbagai Level Bungkil Biji Jarak Pagar Fermentasi yang
Disuplementasi Selulase dan Fitase Terhadap Performa, Gambaran Darah serta
Histopatologi Hati, Ginjal dan Usus Ayam Kampung.
Penelitian tahap I untuk mengetahui metode detoksifikasi BBJP terbaik dan
menguji senyawa aktif yang terkandung dalam BBJP sebagai anti bakteri Salmonella
typhimurium. Penelitian terbagi tiga kegiatan. Kegiatan pertama yaitu: proses
detoksifikasi BBJP dengan autoklaf. Kegiatan kedua yaitu proses detoksifikasi BBJP
dengan pengukusan dalam waktu yang berbeda, yaitu 30; 45 dan 60 menit. Setelah
proses pemanasan dengan autoklaf atau pengukusan, dilanjutkan dengan proses
fermentasi menggunakan Rhizopus oligosporus. Kegiatan ketiga yaitu menguji
senyawa aktif BBJP segar secara in vitro. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa detoksifikasi BBJP melalui pemanasan baik secara autoklaf maupun
pengukusan dapat meningkatkan nilai nutrisi dan menurunkan antinutrisi serta tidak
ditemukan aktivitas anti Salmonella typhimurium pada BBJP secara in vitro.
Penelitian tahap II bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan yang
mengandung BBJP fermentasi. Penelitian menggunakan ayam berumur 10 minggu
sebanyak 25 ekor (20 ekor diberi 5 ransum uji, 5 ekor untuk mengukur energi
endogenous). Ayam yang digunakan berumur 10 minggu. Penelitian menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ransum

perlakuan yaitu : R0 = Ransum tanpa BBJP; R1 = ransum + BBJP tanpa diolah 5%;
R2 = ransum + BBJP fermentasi 5% + selulase 20.000 U/kg ; R3 = ransum + BBJP
fermentasi 5% + fitase 1000 FTU/kg; R4 = ransum + BBJP fermentasi 5% + selulase
20.000 U/kg + fitase 1000 FTU/kg. Peubah yang diamati meliputi EMS, EMSn,
EMM, EMMn, retensi Ca, P, N dan tercerna serat kasar. Dapat disimpulkan bahwa
BBJP fermentasi yang disuplementasi enzim fitase atau campuran selulase + fitase
memberikan efek yang lebih baik dalam meningkatkan energi termetabolis.
Penelitian tahap III bertujuan untuk mengetahui performa, gambaran darah
dan histopatologi hati dan ginjal yang mengandung BBJP fermentasi dan
suplementasi enzim selulase dan fitase pada ayam kampung. Sebanyak 160 ekor
ayam kampung umur 3 minggu digunakan dalam penelitian yang menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ransum yang
digunakan sama seperti pada tahap 1. Peubah yang diamati meliputi performa, bobot
dan persentase karkas serta persentase berat organ dalam, gambaran darah,
histopatologi hati dan ginjal. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan BBJP fermentasi
yang disuplementasi selulase dan fitase menghasilkan performa, gambaran darah dan
histopatologi hati dan ginjal yang sama dengan perlakuan BBJP tanpa diolah dan
kontrol.
Tahap kegiatan 1V untuk mengetahui taraf BBJP fermentasi yang di
suplementasi enzim selulase dan fitase yang menghasilkan performans terbaik pada

ayam kampung. Penelitian menggunakan ayam berumur 3 minggu sebanyak 270
ekor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
dan 6 ulangan. Penelitian menggunakan ayam berumur 3 minggu sebanyak 270 ekor.
Ransum perlakuan yaitu : R0 = ransum tanpa BBJP + selulase 3200 U/kg + fitase
1000 FTU/kg; R1= ransum + BBJP 7,5 % tanpa diolah ; R2 = ransum + BBJP
fermentasi 7,5% + selulase 3200 U/kg + fitase 1000 FTU/kg; R3 = ransum + BBJP
fermentasi 10 % + selulase 3200 U/kg + fitase 1000 FTU/kg ; R4 = ransum + BBJP
fermentasi 12,5% + selulase 3200 U/kg + fitase 1000 FTU/kg. Pakan perlakuan
diberikan mulai ayam berumur 3 sampai 10 minggu. Peubah yang diamati meliputi
konsumsi, pertambahan bobot badan, konversi, mortalitas, bobot dan persentase
karkas, organ dalam, gambaran darah, histopatologi hati, ginjal dan usus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pertambahan bobot badan ayam yaitu
perlakuan BBJP fermentasi (7.5; 10 dan 12.5%) dan suplementasi enzim menjadi
lebih tinggi yaitu berturut-turut 23.10%, 41.52% dan 23.83% dibandingkan dengan
perlakuan tanpa diolah. Pemberian BBJP fermentasi sampai 10 % tidak menunjukkan
efek negatif terhadap organ dalam, gambaran darah dan histopatologi. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BBJP fermentasi yang suplementasi enzim
dapat digunakan sampai taraf 10% dalam ransum. Protein BBJP bisa menggantikan
protein bungkil kedelai sampai 32.17%.
Kata kunci : BBJP, R. oligosporus, enzim, ayam kampung, Salmonella typhimurium


PEMANFAATAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR SEBAGAI
SUMBER PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG DAN KAJIAN
SENYAWA AKTIFNYA TERHADAP SALMONELLA
TYPHIMURIUM

YENNI YUSRIANI

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya.
Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan

kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Disertasi
Nama
NRP

: Pemanfaatan Bungkil Biji Jarak Pagar sebagai Sumber
Protein pada Ayam Kampung dan Kajian Senyawa
Aktifnya terhadap Salmonella typhimurium.
: Yenni Yusriani
: D162080061

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc

Ketua

Dr. Ir. Sumiati,M.Sc
Anggota

drh. Agus Setiyono, MS,PhD
Anggota

Dr. Elizabeth Wina, M.Sc
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr


Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc

Tanggal Ujian 20 September 2012

Tanggal Lulus...............

PEMANFAATAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR SEBAGAI
SUMBER PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG DAN KAJIAN
SENYAWA AKTIFNYA TERHADAP SALMONELLA
TYPHIMURIUM

YENNI YUSRIANI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Mayor Ilmu Nutrisi dan Pakan

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PRAKATA
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas tuntunan
dan kehendak- Nya disertasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan terobosan baru mengenai diversifikasi produk
dari bungkil biji jarak pagar sebagai sumber protein pengganti bungkil kedelai
pada ransum ayam kampung. Disertasi ini memuat beberapa tahap penelitian yang
saling terkait dan telah diterbitkan sebagian pada jurnal dengan judul artikel “
Kombinasi Perlakuan Penggunaan Bungkil Biji jarak pagar Terfermentasi dan
Penambahan Enzim terhadap Energi Termetabolis, Retensi N, P, Ca dan Serat
Kasar Tercerna “ telah diterbitkan pada Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Volume
16 Nomor 3 tahun 2011 hal 163-172.
Penelitian dan penulisan disertasi diselesaikan di bawah bimbingan,
arahan, saran dan kerjasama yang sangat baik dari komisi pembimbing. Oleh
karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Komisi Pembimbing yang terdiri dari : Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat M.Sc Agr, Dr.
Ir. Sumiati, M.Sc, Dr. Elizabeth Wina, M.Sc dan drh. Agus Setiyono, M.S, Ph.D
atas sumbangan pemikiran, waktu dan pengertian yang telah diberikan kepada
saya. Semoga menjadi ilmu yang bisa bermanfaat bagi pengembangan karir saya
selanjutnya dan berguna bagi para pembaca. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Prof. Dr. Ir Komang Gede Wiryawan dan Prof Dr. Ir.
Nahrowi, M.Sc, sebagai penguji pada Ujian Kualifikasi Tertulis dan Lisan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Pius Ketaren, M.Agr.Sc, Dr. Ir. Rita
Mutia, M.Agr sebagai penguji pada Ujian Tertutup dan Dr. Ir. Dwierra Evvyernie
A. M.S, M.Sc sebagai Koordinator Program Studi Mayor INP. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Dadang, M.Sc, Dr. Ir. Maradoli Hutasuhut,
M.Sc. MEc sebagai penguji pada ujian terbuka dan Dr. Idat Galih Permana, M.Sc
Agr sebagai Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dan Ketua Komisi Pembinaan
Tenaga Badan Litbang Pertanian, atas kesempatan tugas belajar untuk mengikuti
program Doktor di Institut Pertanian Bogor; Badan litbang atas beasiswa yang
diberikan dan bantuan dana penelitian melalui program Kerjasama Kemitraan

penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) tahun 2010 yang diketuai
oleh Dr. Ir. Sumiati, M.Sc. Ucapan yang sama disampaikan kepada Pemda
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Yayasan Toyota Astra atas bantuan
dana penelitian.
Bantuan yang cukup banyak juga penulis rasakan selama pelaksanaan
penelitian ini, oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Pimpinan dan Staf Laboratorium Ilmu dan Nutrisi Unggas, Fakultas Peternakan
dan Laboratorium Terpadu serta Bagian Patologi FKH IPB atas dukungan dalam
pelaksanaan penelitian. Secara pribadi penulis mengucapkan terima kasih kepada
Triani Adelina, SPt, MP; Simel Sowmen, SPt, MP; Rusdimansyah, SPt, MSi; Ir.
Widya Hermana, MP; Iwan Prihantoro, SPt, MP; Ir. Iwan Herdiawan, MSi; Ir.
Irma Badarina, MP; Ir. Ermin Widjaja, MP; Dwi sisriyenni, S.Pt; Sari, SPt, Afni,
SPt, MSi; Rahmanita; Mas Supri; Bu Lanjarsih; Mas Bangkit; Mbak Nila; Mbak
Eka yang telah memberi dorongan dan semangat untuk penyelesaian studi. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman petugas belajar
Litbang atas bantuan dan kebersamaannya, khususnya teman-teman dari BPTP
NAD.
Dorongan moril dan materiil sangat penulis rasakan dari keluarga, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Ayahnda
H. Yakub Hasan, SH (Alm) dan Ibunda tercinta Hj. Sawiyah serta Bapak dan Ibu
mertua H. Razali (Alm) dan Hj. Nuraini serta saudaraku ( Mariani, SPd/Drs.
Anwar (Alm); Dra. Nuraini/Drs. Imran Daud; Ir. Hasan Basri, Sp 1, MT, MSi/Ir.
Setyo Budi Rahayu, Sp 1,MT; Sofiati, SPd/Ben Yamin, SE; Nurlali,
SH,SP/Samsul Bahri, SE, Rahmad Fadli, SE, MSi/Idawanni, SP; Dr. drh. Mustafa
Sabri, MP/Ir. Safrida, MSc; Ir. Fauzi, MT/ Ir. Rosmayanti; Bambang Yusri, ST,
MT/Cut Sinta Mayasari, SE; Nyak Dewan/Liswati; Nyak Mukhlis; Nyak Husnizar
(Alm)/Herlis).
Akhirnya kepada suami tercinta Muhibbuddin, S.Hut, MP, anakku
tersayang Nasywa Marchia Nathania (Nasywa) dan Muhammad Abqary Zaky
(Zaky), penulis ucapkan terima kasih atas segala dorongan, semangat, kesabaran,
kasih sayang dan pengorbanan yang kalian berikan selama studi di IPB, mudahmudahan semua itu menjadikan kita keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Akhir kata, penulis berharap tulisan ini bisa memberikan manfaat dalam
perkembangan industri peternakan, khususnya pakan unggas pada saat ini maupun
yang akan datang.

Bogor, Oktober 2012

Yenni Yusriani

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Juli 1973 di Sigli Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, anak kesepuluh dari sepuluh bersaudara pasangan dari (Alm)
Bapak H. Yakub Hasan, SH dan Ibu
Muhibbuddin, S. Hut,

Hj. Sawiyah. Menikah dengan

M.P dan Alhamdulillah dikaruniai dua orang putra;

Nasywa Marchia Nathania dan Muhammad Abqary Zaky.
Lulus dari SD di Banda Aceh tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama
tahun 1989 dan Sekolah Menengah Atas Negeri tahun 1992 pada tempat yang
sama. Setelah memperoleh gelar Sarjana Peternakan dari Universitas Syiah Kuala
pada tahun 1997, penulis melanjutkan studi di Program Pasca sarjana UGM
Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
tahun 2003 dengan biaya sendiri dan lulus pada tahun 2005. Selanjutnya pada
tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan program Doktor pada Program Studi
Ilmu dan Nutrisi dan Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan atas
beasiswa Badan litbang Departemen Pertanian. Riwayat pekerjaan penulis dimulai
sejak tahun 1999 menjadi peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) NAD, tahun 2003-2005 pegawai titipan di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Yogyakarta dan dari tahun 2005 sampai sekarang kembali
sebagai peneliti di BPTP NAD.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...............................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

xix

PENDAHULUAN ...............................................................................
Latar Balakang............................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................

1
1
3
4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
Klasifikasi Jarak Pagar ..............................................................
Potensi Bungkil Biji Jarak untuk Pakan ......................................
Upaya Penurunan Racun dan Antinutrisi Bungkil Biji Jarak Pagar
Pemanfaatan Bungkil Biji Jarak sebagai Bahan Pakan Ternak ....
Kendala Pemanfaatan Bungkil Jarak di Indonesia .......................
Ayam Kampung .........................................................................

5
5
6
11
15
19
19

KANDUNGAN NUTRISI DAN ANTINUTRISI SERTA SIFAT
ANTI BAKTERI BBJP YANG MENDAPAT PERLAKUAN
PEMANASAN SEBELUM FERMENTASI ........................................
Abstrak .......................................................................................
Abstract ......................................................................................
Pendahuluan ...............................................................................
Bahan dan Metode ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................
Simpulan ....................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................

22
22
22
23
24
26
32
33

KOMBINASI PERLAKUAN PENGGUNAAN BUNGKIL BIJI
JARAKPAGAR TERFERMENTASI DAN PENAMBAHAN
ENERGI TERMETABOLIS, RETENSI N, P, Ca DAN SERAT
KASAR TERCERNA ..........................................................................
Abstrak .......................................................................................
Abstract ......................................................................................
Pendahuluan ...............................................................................
Bahan dan Metode ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................
Simpulan ....................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................

36
36
36
37
39
43
52
52

xii

PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
FERMENTASI YANG DISUPLEMENTASI ENZIM TERHADAP
PERFORMA, GAMBARAN DARAH SERTA HISTOPATOLOGI
HATI DAN GINJAL AYAM KAMPUNG ..........................................
Abstrak .......................................................................................
Abstract ......................................................................................
Pendahuluan ...............................................................................
Bahan dan Metode ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................
Simpulan ....................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................

56
56
56
57
58
62
76
76

PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL BUNGKIL BIJI JARAK
PAGAR FERMENTASI YANG DISUPLEMENTASI SELULASE
DAN FITASE TERHADAP PERFORMA, GAMBARAN DARAH
SERTA HISTOPALOGI HATI, GINJAL DAN USUS AYAM
KAMPUNG .........................................................................................
Abstrak .......................................................................................
Abstract ......................................................................................
Pendahuluan ...............................................................................
Bahan dan Metode ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................
Simpulan ....................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................

79
79
79
80
81
84
98
98

PEMBAHASAN UMUM ....................................................................

102

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................

107

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

108

LAMPIRAN ........................................................................................

115

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Potensi jarak pagar beberapa daerah di Indonesia ..........................

6

2

Komposisi senyawa anti nutrisi/racun pada bungkil ......................

11

3

Perkembangan penelitian Detoksifikasi bungkil jarak pagar ..........

13

4

Perkembangan penelitian bungkil biji jarak pagar pada ternak.......

17

5

Komposisi kimia BBJP tanpa diolah dan diproses dengan
autoklaf dan difermentasi ..............................................................

6

Hasil analisis BBJP kontrol dan fermentasi melalui proses
pengukusan ...................................................................................

7

30

Kandungan antinutrisi BBJP kontrol dan yang diolah melalui
proses pengukusan ........................................................................

9

29

Kandungan asam amino BBJP kontrol dan yang diolah melalui
pengukusan ...................................................................................

8

27

31

Aktivitas penghambat Salmonella dengan menggunakan metode
sumur dan metode cakram .............................................................

32

10 Kompisisi dan kandungan nutrisi pakan ayam kampung selama
Penelitian ......................................................................................

39

11 Komposisi premix setiap 1 Kg ......................................................

41

12 Rataan energi termetabolis ( EMS, EMSn, EMM, dan EMMn)
ransum yang di uji pada ayam kampung umur 10 minggu .............

45

13 Rataan retensi nitrogen pada ayam kampung umur 10 minggu

47

14 Rataan retensi fosfor pada ayam kampung umur 10 minggu ..........

49

15 Rataan retensi kalsium pada ayam kampung umur 10 minggu .......

50

16 Rataan kecernaan serat kasar pada ayam kampung umur
10 minggu .....................................................................................

51

17 Komposisi multivitamin vitastress (dalam 1 Kg) ...........................

60

18 Kandungan nutrien ransum komersil yang diberikan pada ayam
(umur 0-3 minggu) ........................................................................

60

19 Komposisi dan kandungan nutrisi pakan ayam kampung selama
penelitian ......................................................................................

xiv

62

20 Performa ayam kampung selama penelitian
(umur 3-10 Minggu)......................................................................

63

21 Rataan persentase bobot organ dalam umur 7 dan 10 minggu ........

66

22 Rataan bobot hidup, bobot dan persentase karkas umur 7 dan
10 minggu .....................................................................................

67

23 Gambaran darah ayam kampung umur 7 dan 10 minggu ...............

70

24 Skor lesio organ dalam ayam kampung umur 10 minggu ...............

73

25 Komposisi dan kandungan nutrien ransum ayam kampung
selama penelitian.........................................
26 Performa ayam kampung selama penelitian (umur 3-10 minggu)

83
85

27 Kandungan antinutrisi dalam ransum penelitian yang diberikan
pada ayam ( umur 3-10 minggu)....................................................

87

28 Rataan bobot hidup, bobot dan persentase karkas ayam kampung
umur 10 minggu ............................................................................

88

29 Rataan persentase bobot organ dalam ayam kampung
umur 10 minggu ............................................................................

90

30 Gambaran darah ayam kampung umur 3 dan 10 minggu ...............

91

31 Skor lesio organ dalam ayam kampung umur 10 minggu ...............

94

32 Income Over Feed and Chick Cost ayam kanpung penelitian ........

98

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Lingkup dan rencana penelitian ......................................................

4

2

Manfaat tanaman jarak pagar .................................................

7

3

Persentase buah jarak pagar ......................................................

8

4

Struktur asam fitat ....................................................................

9

5

Struktur tetradecanoyl phorbol-13-acetate (TPA) ............................

10

6

Gambaran histopatologis hati umur 10 minggu (perbesaran
obyektif 20x). Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) .................

7

74

Gambaran histopatologis ginjal umur 10 minggu
(perbesaran obyektif 20x). Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE)

8 Korelasi konsumsi phorbolester dan mortalitas .........................

75
87

9 Gambaran histopatologis hati umur 10 minggu (perbesaran
obyektif 20x). Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) .................

95

10 Gambaran histopatologis ginjal umur 10 minggu (perbesaran
obyektif 20x). Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) .................

96

11 Gambaran histopatologis usus umur 10 minggu (perbesaran
obyektif 20x). Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE).................

xvi

97

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Histopatologi hati dan ginjal .......................................................

115

2

Metode agar berlubang (Bintang, 1993) ......................................

115

3

Eksraksi BBJP segar ...................................................................

116

4

Analisis kandungan nutrien .........................................................

117

5

Analisis aktivitas Tripsin Inhibitor , metode Smith et al , (1980)

117

6

Analisis Kadar fitat, metode yang dilakukan dimodifikasi
di Balitnak ..................................................................................

7

119

Total fenolik dan total tanin dengan metode Folin-Ciocalteu
(Makkar, 2003). ..........................................................................

119

8

Metode vanillin +H2SO4, Metode: Hiai (1976) ............................

120

9

Analisis ragam Energi Metabolis Semu (EMS) umur
10 minggu ...................................................................................

10

Analisis ragam Energi Metabolis Semu terkoreksi
nitrogen (EMSn) umur 10 minggu .............................................

11

120

Analisis ragam Energi Metabolis Murni (EMM) umur
10 minggu ...................................................................................

12

120

120

Analisis ragam Energi Metabolis Murni terkoreksi
nitrogen (EMMn) umur 10 minggu ...........................................

121

13

Analisis ragam konsumsi Nitrogen umur 10 minggu ..................

121

14

Analisis ragam ekskresi Nitrogen umur 10 minggu ....................

121

15

Analisis ragam retensi Nitrogen (gram) umur 10 minggu ...........

121

16

Analisis ragam retensi Nitrogen (%) umur 10 minggu ...............

121

17

Analisis agam konsumsi P umur 10 minggu ..............................

122

18

Analisis ragam ekskresi P umur 10 minggu ................................

122

19

Analisis ragam retensi P (gram) umur 10 minggu .......................

122

20

Analisis ragam retensi P (%) umur 10 minggu ...........................

122

21

Analisis ragam konsumsi Ca umur 10 minggu ............................

122

22

Analisis ragam ekskresi Ca umur 10 minggu ...............................

123

23

Analisis ragam retensi Ca (gram) umur 10 minggu......................

123

xvii

24

Analisis ragam retensi Ca (%) umur 10 minggu ..........................

123

25

Analisis ragam konsumsi SK umur 10 minggu ............................

123

26

Analisis ragam ekskresi SK umur 10 minggu .............................

123

27

Analisis ragam retensi SK (gram) umur 10 minggu .....................

124

28

Analisis ragam retensi SK (%) umur 10 minggu ..........................

124

29

Analisis ragam konsumsi ransum ayam kampung selama
penelitian ....................................................................................

124

30

Analisis ragam bobot awal ayam kampung umur 3 minggu ......

124

31

Analisis ragam bobot akhir ayam kampung umur 10 minggu ....

124

32

Analisis ragam pertambahan bobot badan selama penelitian

125

33

Analisis ragam konversi ransum selama penelitian .....................

125

34

Analisis ragam organ dalam bobot jantung umur 7 minggu .........

125

35

Analisis ragam organ dalam bobot hati umur 7 minggu ..............

125

36

Analisis ragam organ dalam bobot limfa umur 7 minggu ...........

125

37

Analisis ragam organ dalam bobot ginjal umur 7 minggu .........

126

38

Analisis ragam organ dalam bobot gizzard umur 7 minggu

126

39

Analisis ragam organ dalam bobot pankreas umur 7 minggu .....

126

40

Analisis ragam organ dalam bobot jantung umur 10 minggu .......

126

41

Analisis ragam organ dalam bobot hati umur 10 minggu ............

126

42

Analisis ragam organ dalam bobot limfa umur 10 minggu..........

127

43

Analisis ragam organ dalam bobot ginjal umur 10 minggu ......

127

44

Analisis ragam organ dalam bobot gizzard umur 10 minggu ....

127

45

Analisis ragam organ dalam bobot pankreas umur 10 minggu ...

127

46

Analisis ragam bobot hidup umur 7 minggu ..............................

127

47

Analisis ragam bobot karkas umur 7 minggu ............................

128

48

Analisis ragam persentase karkas umur 7 minggu .....................

128

49

Analisis ragam bobot hidup umur 10 minggu ............................

128

50

Analisis ragam bobot karkas umur 10 minggu ..........................

128

51

Analisis ragam persentase karkas umur 10 minggu ....................

128

52

Analisis ragam gambaran darah eritrosit umur 7 minggu ............

129

53

Analisis ragam gambaran darah hemetokrit/PCV umur
7 minggu ....................................................................................

xviii

129

54

Analisis ragam gambaran darah hemoglobin umur 7 minggu

129

55

Analisis ragam gambaran darah leukosit umur 7 minggu............

129

56

Analisis ragam gambaran darah limfosit umur 7 minggu ............

129

57

Analisis ragam gambaran darah heterofil umur 7 minggu ...........

130

58

Analisis ragam gambaran darah monosit umur 7 minggu ...........

130

59

Analisis ragam gambaran darah eosinofil umur 7 minggu .........

130

60

Analisis ragam gambaran darah eritrosit umur 10 minggu ..........

130

61

Analisis ragam gambaran darah hematokrit/PCV
umur 10 minggu..........................................................................

62

130

Analisis ragam gambaran darah hemoglobin umur
10 minggu............................................................................

131

63

Analisis ragam gambaran darah leukosit umur 10 minggu ...........

131

64

Analisis ragam gambaran darah limfosit umur 10 minggu ..........

131

65

Analisis ragam gambaran darah heterofil umur 10 minggu ..........

131

66

Analisis ragam gambaran darah monosit umur 10 minggu..........

131

67

Analisis ragam gambaran darah eosinofil umur 10 minggu ........

132

68

Analisis ragam skor lesio hispatologis organ hati
umur 7 minggu ............................................................................

69

Analisis ragam skor lesio hispatologis organ ginjal
umur 7 minggu ............................................................................

70

132

Analisis ragam skor lesio histopatologis organ hati
umur 10 minggu..........................................................................

71

132

132

Analisis ragam skor lesio histopatologis organ ginjal
umur 10 minggu...........................................................................

132

72

Analisis ragam konsumsi ransum umur 3-10 minggu ..................

133

73

Analisis ragam bobot awal umur 3 minggu .................................

133

74

Analisis ragam bobot akhir umur 10 minggu ...............................

133

75

Analisis ragam pertambahan bobot badan selama penelitian........

133

76

Analisis ragam konversi ransum ..................................................

133

77

Analisis ragam bobot hidup umur 10 minggu ..............................

134

78

Analisis ragam bobot karkas umur 10 minggu .............................

134

79

Analisis ragam persentase karkas umur 10 minggu ....................

134

xix

80

Analisis ragam organ dalam bobot jantung umur 10 minggu

134

81

Analisis ragam organ dalam bobot hati umur 10 minggu ............

134

82

Analisis ragam organ dalam bobot limfa umur 10 minggu...........

135

83

Analisis ragam organ dalam bobot ginjal umur 10 minggu ..........

135

84

Analisis ragam organ dalam bobot gizzard umur
10 minggu..................................................................................

85

135

Analisis ragam organ dalam bobot pankreas umur
10 minggu..............................................................................

135

86

Analisis ragam eritrosit umur 10 minggu ..................................

135

87

Analisis ragam hematokrit/PCV umur 10 minggu ......................

136

88

Analisis ragam hemoglobin umur 10 minggu .............................

136

89

Analisis ragam leukosit umur 10 minggu

136

90

Analisis ragam limfosit umur 10 minggu ...................................

136

91

Analisis ragam heterofil umur 10 minggu ..................................

136

92

Analisis ragam monosit umur 10 minggu ...................................

137

93

Analisis ragam eosinofil umur 10 minggu ..................................

137

94

Analisis ragam skor lesio histopatologis organ

....................

ginjal umur 10 minggu ..............................................................
95

Analisis ragam skor lesio histopatologis
organ hati umur 10 minggu ........................................................

96

137
137

Analisis ragam skor lesio histopatologis
organ usus umur 10 minggu ......................................................

xx

137

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sub sektor peternakan memiliki peranan yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk

dengan perbaikan gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan

peternak. Salah satu usaha peternakan yang banyak dikembangkan di Indonesia
adalah peternakan ayam kampung. Peningkatan produksi peternakan harus
didukung dengan pengadaan pakan ternak yang berkualitas tinggi, tersedia dalam
jumlah yang cukup, memiliki kontinuitas dan harga yang relative murah serta
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Penyediaan pakan ternak unggas di Indonesia saat ini masih mengalami
kendala, salah satunya adalah masih tingginya komponen bahan pakan import
sebagai penyusun pakan.Hal ini secara langsung berimplikasi terhadap tingginya
harga pakan pada peternak. Beberapa bahan baku pakan dapat dipenuhi dari
dalam negeri, namun beberapa bahan lainnya terpaksa masih harus diimpor. Pada
tahun 2010 impor kedelai sebanyak 4,61 juta ton, naik sekitar 970.000 ton
dibanding 2009. Dari total impor itu, impor kedelai dalam bentuk bungkil kedelai
62,25persen (BPS, 2011).
Bungkil biji jarak merupakan salah satu sumber pakan alternatif yang bias
digunakan, yang merupakan hasil sampingan pengolahan biji jarak pagar menjadi
minyak jarak. Menurut Aderibigbe et al. (1997) dan Aregheore et al. (2003),
BBJP tanpa cangkang mengandung protein kasar sebesar 53-58% dari bungkil
kedelai (46% protein), sehingga potensial sebagai sumber protein, tetapi
penggunaan bungkil biji jarak masih sangat terbatas dikarenakan kandungan racun
dan antinutrisi. Racun dalam pakan dapat mematikan ternak dan zat anti nutrisi
dapat menghambat pertumbuhan ternak. Racun yang terkandung dalam bungkil
biji jarak pagar adalah curcin dan phorbolester dan anti nutrisinya diantaranya
adalah tanin, saponin, asam fitat dan anti tripsin. Pemberian bungkil biji jarak
pagar tanpa pengolahan menyebabkan kematian ternak pada waktu singkat
(Areghoreet al. 2003). Permana et al. (2007), melaporkan bahwa BBJP yang

2

berasal dari wilayah di Indonesia memiliki potensi yang setara dengan bungkil
kedelai dan tidak ada kendala penggunaan secara in vitro.
Masalah pemanfaatan bungkil biji jarak pagar (BBJP) untuk pakan adalah
penghilangan senyawa antinutrisi melalui detoksifikasi, biayanya cukup mahal
dan belum tentu dapat diaplikasikan oleh petani/peternak di pedesaan. Diperlukan
suatu cara untuk mengatasi efek racun dari BBJP agar aman dikonsumsi oleh
ternak.
Proses detoksifikasi dengan pemanasan dapat menurunkan aktivitas curcin
dan antitripsin (Makkar dan Becker, 1997;Aderibigbe et al. 1997; Aregheore et al
1998). Pengolahan dengan ekstraksi alkohol 92 % yang diikuti dengan pemanasan
dapat menurunkan kadar phorbolester ke taraf yang dapat di toleransi ternak (0,09
mg/g) ( Aregheore et al, 2003). Upaya detoksifikasi BBJP yang dilakukan Despal
et al. (2009) dengan pemanasan, pengolahan kimia mengunakan NaOH dan
NaOCl

dan

penambahan

anti

tumor

menggunakan

kunyit

berhasil

mempertahankan kandungan nutrisi bungkil biji jarak dan menurunkan
kandungan curcin. Detoksifikasi dapat juga dilakukan secara biologis diantaranya
fermentasi yang merupakan kegiatan pengolahan bahan dengan menggunakan
mikroorganisme sebagai pemeran utama dalam suatu proses (Fardiaz, 1988).
Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisi suatu bahan melalui
biosintesis vitamin, asam amino esensial dan protein serta meningkatkan kualitas
protein dan kecernaan serat yaitu dengan menurunkan kandungan serat kasar
(Oboh, 2006).
Pengolahan secara biologis dengan cara menggunakan Rhizopus
oligosporus dapat meningkatkan nilai nutrisi BBJP fermentasi, diharapkan dapat
menurunkan racun curcin dan phorbolester (Sumiati et al. 2008).Rhizopus
oligosporus mampu menghasilkan enzim protease yaitu enzim yang mampu
merombak protein menjadi asam amino, sehingga dapat meningkatkan nilai
nutrisi bungkil biji jarak pagar dan menjadi bahan baku yang bernilai tinggi
Perlakuan dengan fermentasi diharapkan mampu menyumbangkan enzim
yang dapat memecah ikatan antar fraksi serat dalam BBJP, sehingga ternak
monogastrik dapat lebih mudah dalam mencernanya. Proses fermentasi tidak
dapat menghilangkan serat kasar dan asam fitat, oleh sebab itu suplementasi

3

enzim selulase dan fitase diharapkan bisa menurunkan senyawa tersebut. Dengan
demikian diperlukan teknologi tepat guna sehingga nilai nutrisinya yang ada
dalam BBJP fermentasi akan meningkat.
Disamping mengandung racun, terdapat senyawa aktif yang terkandung
dalam bungkil biji jarak yang potensial sebagai anti Salmonella, diantaranya
saponin. Dalam jumlah tertentu, saponin tidak menjadi anti nutrisi bagi ternak,
tetapi sebaliknya akan menjadi anti mikroba seperti Salmonella. Bakteri
Salmonella ini sangat sering menyerang ternak unggas dan menyebabkan penyakit
Salmonellosis, sehingga akan merugikan peternak. Di samping itu perlu
pemanfaatan senyawa yang terkandung dalam bungkil biji jarak. Harapannya
adalah, produktivitas ternak unggas meningkat dan terbebas dari bakteri
Salmonella tanpa menggunakan antibiotic sintetis dalam pakannya, sehingga akan
dihasilkan daging unggas yang sehat tanpa residu antibiotika dan aman
dikonsumsi manusia.
Dengan ditemukannya metode detoksifikasi BBJP yang tepat, akan
meningkatkan nilai guna dari BBJP, sehingga hasil ikutan yang awalnya sangat
murah menjadi bahan pakan sumber protein bernilai tinggi. Disamping itu
permasalahan penyakit Salmonella typhimurium yang sering terjadi sekaligus
teratasi dengan pemberian BBJP dalam pakan.

Tujuan Penelitian
1.Menguji pakan perlakuan yang mengandung BBJP hasil detoksifikasi sebagai
sumber protein
2. Mendapatkan metode detoksifikasi BBJP terbaik yang dapat diaplikasikan di
tingkat peternak
3. Mengetahui taraf optimum dalam pakan yang disuplementasi enzim terhadap
performa ayam kampung
4. Menguji senyawa aktif yang terkandung dalam BBJP sebagai anti bakteri
Salmonella typhimurium

4

4

Bungkil Biji Jarak Pagar (BBJP)

SUMBER PROTEIN

KandunganNutrisidan
Antinutrisi Serta Sifat Anti
Bakteri BBJP
yangMendapatPerlakuanPeman
asanSebelumFermentasi

Tujuan : Mendapatkan
metode detoksifikasi
BBJP terbaik yang
dapat diaplikasikan
di tingkat peternak

Kombinasi perlakuan penggunaan
BBJPfermentasidan penambahan
energi termetabolis, Retensi N, P,
Cadan SeratKasarTercerna

ANTI Salmonella
typhimurium

Pengaruh Pemberian Bungkil Biji
Jarak Pagar Fermentasi Yang
Disuplementasi Enzim Terhadap
Performa, Gambaran Darah Serta
Histopatologi Hati Dan Ginjal
Ayam Kampung

Tujuan : meningkatkan nilai nutrisi pakan yang mengandung
BBJP fermentasi

Penggunaan Berbagai Level Bungkil Biji
Jarak Pagar Fermentasi Yang
Disuplementasi Selulase Dan Fitase
Terhadap Performa, Gambaran Darah
Serta Histopalogi Hati, Ginjal Dan Usus
Ayam Kampung

Tujuan: Mengetahui taraf optimum
BBJP fermentasi dalam
pakan yang disuplementasi
enzim terhadap performa
ayam kampung

HASIL/KESIMPULAN

Gambar 1 Lingkup dan Rencana Penelitian

Tujuan : Mengujisenyawa
aktif yang
terkandung dalam
BBJP sebagai anti
bakteri
Salmonella
typhimurium

5

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Jarak Pagar
Jarak pagar (Jatropha curcas) telah lama dikenal masyarakat berbagai
daerah di Indonesia.Tanaman ini mudah beradaptasi terhadap lingkungan
tumbuhnya, dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki drainase
baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5,0 – 6,5. Untuk tumbuh optimal, tanaman
jarak memerlukan suhu berkisar antara 18°C - 30°C, ketinggian 0 - 2000 m diatas
permukaan laut (dpl), curah hujan antara 300 mm - 1200 mm (Hariyadi, 2005).
Jatropha curcas Linn(jarak pagar) adalah tanaman multiguna yang
berasaldari Meksiko dan Amerika Tengah, dan telah ditanam di daerah tropis
Amerika,Afrika, dan Asia. Madagaskar, Dahomey (Benini) dan Kepulauan
Tanjung Verde(Cape Verde Island) merupakan negara pengekspor produk
tanaman jarak pagar.Tanaman ini dapat ditanam di daerah tropis, terutama di
daerah lahan kritis.Tanaman ini membutuhkan curah hujan hingga 900-1.200
mm/tahun. Tanaman inidapat tumbuh hingga mencapai tinggi 8 m, dengan biji
sebagai produk utamanyamengandung 55-60% minyak (Becker dan Makkar
2000).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar
(Ricinus communis), jarak ulung (Jatropha gossypifolia) dan jarak pagar
(Jatrophacurcas). Klasifikasi jarak pagar menurut Hambali et al. (2006) adalah :
kingdom

: Plantae

subkingdom

: Tracheobionta

super division : Spermatophyta
division

: Magnoliophyta

class

: Magnoliopsida

subclass

: Rosidae

orde

: Euphorbiales

famili

: Euphorbiaceae

genus

: Jatropha

species : curcas

6

Potensi Bungkil Biji Jarak untuk Pakan
Potensi terbesar jarak pagar ada pada buah yang terdiri dari biji dan
cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti inilah yang menjadi
bahan pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar. Hasil ekstraksi dari
inti biji akan dihasilkan minyak jarak pagar dan bungkil sisa ekstraksi. Bungkil
sisa ekstraksi bisa menghasilkan pupuk dan sebagai bahan pembangkit biogas
yang produk akhirnya berupa biogas pengganti minyak tanah. Bungkil sisa
ekstraksi ini juga setelah didetoksifikasi dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Berdasarkan catatan Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati
(Timnas BBN), tanaman jarak pagar dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur
(NTT), Papua, Irian Jaya Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Produksi jarak pagar beberapa daerah di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1Potensijarak pagar beberapa daerah di Indonesia
Daerah Penghasil
Utama

Luas tanam

Produksi

Produksi

Bungkil

(ha)

(pohon)

Biji(kg/poho

Jarak/tahun*

(ribu)

n/
tahun)

Jawa Barat

3.374

8.435

29.522,5

19.189,63

Jawa Timur

3.465,5

8.663,75

30.323,13

19.710,03

Nusa Tenggara

2.677

6.692,5

23.423,75

15.225,44

Sumbawa

15.000

37.500

131.250

85.312,5

Kalimantan Tengah

10.025

25.062,5

87.718,75

57.017,19

Sulawesi Tengah

3.000

7.500

26.250

17.062,5

37.541,5

93.853,75

328.488,1

213.517,3

Total

Sumber: Kementerian Pertanian (2008), sudah diolah
Secara ekonomi, tanaman jarak pagar bisa dimanfaatkan seluruh
bagiannya, mulai dari daun, batang, getah dan batangnya. Menurut Guibitz et al.
(1998), kegunaan pohon jarak diilustrasikan pada Gambar 2.

7

Jarak pagar (Jatropha curcas Linn)

- Pengendalian erosi
- Tanaman pagar

Kayu bakar
Pelindung tanaman

Daun
- Pengembangan ulat sutra
- Obat obatan
- Zat anti radang

Lateks
- Protease penyembuh luka
(Kurkina)
- Obat - obatan
Buah

Biji
- Insektisida
- Pakan ternak

Kulit buah
- Material bakaran
- Pupuk hijau
- Produksi biogas

Cangkang biji
- Material bakaran
- Biogas
- Pupuk

Bungkil biji
- Pakan ternak
(varietas non
toksik)

Minyak biji
- Produksi sabun
- Bahan bakar
- Insektisida
- Obat - obatan

Gambar 2 Manfaat tanaman jarak pagar (Guibitz et al.1998)
Biji jarak mengandung protein dan minyak yangtinggi, cangkang pada
umumnya terdiri dariserat dan lignin yang cukup tinggi. Oleh sebab itu,bungkil
yang tercampur cangkang

akan mempunyai nilai nutrisi yang lebih rendah

karenakandungan lignin dan serat di dalam bungkil menjaditinggi. Bila cangkang
dipisahkan dan minyakdikeluarkan, bungkil biji yang tersisa akan mengandung

8

protein yang tinggi (hingga 54%), sehingga memungkinkan bungkil biji
digunakansebagai sumber protein (Makkaret al.1997).
Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3,5- 4,5 kg biji/pohon/tahun.
Pada

tingkat

populasi

tanaman

antara

2500-3300

pohon/ha,tingkat

produktivitasnya antara 8-15 ton biji/ha.Apabila rendemen minyak sebesar 35%
maka tiap hektar lahan dapat dihasilkan 2,5 ton/minyak/ha/tahun (Hariyadi 2005)
dan bungkil biji jarak sekitar 5,2 – 9,75 ton/ha/tahun.Persentase dari buah jarak
dapat dilihat pada Gambar 3.
Kulit luar (Husk)
28.9%a

Cangkang(Shell)
28.44 %a
Inti buah (Kernel)
42.66 %a

Minyak 23.43 %b

-

Minyak
24.85 %c

-

Bungkil dengan cangkang
46.15 %c

Bungkil tanpacangkang
19.17c%b

Gambar 3 Persentase buah jarak pagar
Sumber : aMakkar dan Becker, 1997
b.
Hariyadi, 2005
c
. Becker dan Makkar, 2000
Ada beberapa senyawa anti nutrisi dalam bungkil biji yaitulektin, anti
tripsin (trypsin inhibitor), saponin, fitat,phorbolester dan sebagainya (Makkaret
al., 1998;Makkar dan Becker, 1998). Selain itu, ditemukan senyawa tanin yang
dapat mengikat protein pakan atauenzim-enzim pencernaan sehingga kecernaan
proteinpakan dan sistem pencernaan terganggu (Makkar 2003). Senyawa lektin
adalah senyawa glikoproteinyang memiliki kemampuan untuk mengikat
molekulyang mengandung karbohidrat pada lapisan epiteliumdari mukosa usus
sehingga, lektin akan merusak viliusus, menghambat absorpsi nutrien,
meningkatkankehilangan nitrogen endogenous (Fasinaet al. 2004).

9

Senyawa anti tripsin atau trypsin inhibitor dapatmenghambat kerja tripsin
sehinggaakan mempengaruhi pencernaan protein di dalamternak. Senyawa lektin
yang sudah diisolasi dari bungkil jaraksalah satunya disebut kursin (curcin) yang
termasukkelompok toksalbumin. Saponin
menyebabkan

kembung.Saponin

juga

dapatmembentuk busa sehingga
bersifat

menghemolisis

darah

sehinggamerusak darah apabila terserap ke