Manajemen Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet Di Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten Bogor

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA
NON-ATLET DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF
COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
DEBORA ARNY WIDOWATI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
DEBORA ARNY WIDOWATI. D14070121. 2011. Manajemen Pemeliharaan dan
Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf Country
Club, Cibinong, Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si
Kuda merupakan hewan yang telah lama didomestikasi. Saat ini kuda banyak
digunakan untuk olahraga, seperti pacuan kuda dan polo. Upaya penanganan kuda

pasca atlet tidak ada di peternakan kuda lain, namun di Nusantara Polo Club (NPC)
terdapat proses manajemen tersendiri untuk kuda pasca atlet. Kuda pasca atlet
dimanfaatkan menjadi kuda olahraga yang disewakan, dan sebagian dimanfaatkan
untuk pembiakan (breeding). Kuda pasca atlet tersebut juga dimanfaatkan untuk
terapi berkuda anak-anak penderita autis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis manajemen
pemeliharaan kuda non-atlet dan pemanfaatannya. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli hingga September 2010 di Nusantara Polo Club (NPC), Cibinong,
Kabupaten Bogor. NPC merupakan salah satu klub polo berkuda di Indonesia. Kuda
non-atlet yang diamati berjumlah 43 ekor, dengan umur dan bangsa yang beragam.
Responden yang juga merupakan bagian penting dari penelitian ini berjumlah 22
orang. Metode yang digunakan berupa pengamatan, dokumentasi, dan wawancara
responden. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi informasi: identitas kuda,
pemeliharaan kuda, pakan, analisa zat makanan, pertambahan bobot badan,
pemanfaatan kuda, pola latihan, perkawinan kuda, penanganan kesehatan kuda,
identitas petugas, dan identitas pengunjung (guest).
Nusantara Polo Club (NPC) memiliki sekelompok kuda atlet dan juga nonatlet yang ditempatkan di kandang berbeda. Kuda yang diamati dalam penelitian ini
yaitu kelompok kuda non-atlet. Kuda terdiri dari 21 ekor jantan dan 22 ekor betina,
dengan kisaran umur tiga bulan hingga 30 tahun. Pemeliharaan kuda mencakup
pembersihan kuda dan kandangnya, pemasangan tapal (sepatu kuda), pencukuran

rambut, pemberian pakan, pemberian latihan (exercise), dan penanganan kesehatan
kuda. Kuda diberi pakan hijauan dan konsentrat, serta diberi tambahan wheat bran
dan oat (khusus pejantan). Salah satu cara untuk mengetahui kondisi kuda secara
umum, terutama pada kuda yang sedang bertumbuh (umur ≤ 8 tahun), yaitu dengan
menghitung pertambahan bobot badannya. Estimasi bobot badan diperoleh dengan
mengukur panjang badan dan lingkar dada kuda. Hasil pengukuran memperlihatkan
bahwa kuda yang mengalami peningkatan bobot badan sebanyak 81,82%, yang
mengalami penurunan bobot badan sebanyak 9,09%, dan yang tidak mengalami
perubahan bobot badan sebanyak 9,09% dari total kuda sebanyak 11 ekor. Kuda nonatlet di NPC dimanfaatkan untuk riding guest (latihan berkuda pengunjung), chukka
athlete (latihan polo atlet), chukka guest (latihan polo pengunjung), breeding
(perkawinan), dan training (dilatih menjadi kuda polo).
Salah satu unsur terpenting dalam manajemen pemeliharaan kuda yaitu faktor
manusia. Petugas yang bertanggungjawab atas kuda non-atlet di NPC yaitu sebanyak
17 orang. Pemeliharaan kuda oleh petugas dilakukan dengan cukup baik, karena

hanya sedikit kuda yang mengalami penurunan bobot badan. Wawancara pengunjung
yang menyewa kuda juga dilakukan untuk mengetahui identitasnya dan manfaat
berolahraga dengan kuda. Kegiatan berkuda ternyata juga dapat dijadikan terapi
untuk penderita autis. Seorang anak autis menjadi bisa lebih berkonsentrasi setelah
rutin melakukan terapi berkuda.

Pemeliharaan masing-masing kuda berbeda sesuai dengan tujuan
pemanfaatannya, pola latihan (exercise) yang diberikan juga berbeda dan tidak
semua kuda diberikan latihan. Pemanfaatan kuda yang paling utama yaitu penyewaan
kuda pasca atlet ke pengunjung untuk berlatih berkuda atau bermain polo, kegiatan
ini disebut riding lessons di NPC. Pemanfaatan lain yaitu untuk kegiatan perkawinan
kuda. Kuda non-atlet memiliki kisaran umur dan bangsa yang beragam,
pemanfaatannya juga berbeda-beda, sehingga pemeliharaannya cukup berbeda. Kuda
atlet memiliki satu tujuan pemanfaatan yaitu hanya dipakai untuk berolahraga polo,
sehingga pemeliharaan sama, pola latihannya pun lebih rutin.
Kata-kata kunci: kuda non-atlet, pemeliharaan kuda, pemanfaatan kuda

ii

ABSTRACT
Management and Utilized of Non-Athlete Horse’s in Nusantara Polo Club,
Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Regency of Bogor
Widowati, D. A., P. H. Siagian, D. Diapari
Nusantara Polo Club (NPC) has athlete and non-athlete horses which are
maintenanced. Horses which are observed in this study are 43 non-athlete horse.
Horses are researched to know their maintenances and their utilized. The data are got

from observation, documentation, and questionnaire. Horse’s maintenance include
horse and stable cleansing, make horseshoes, hairs shaving, feeding, exercise, and
healthy management. Non-athlete horse in NPC are utilized for riding lessons
activity, chukka athlete’s training, breeding, and training. Maintenances for each
utilized are different enough. A horse should utilized for many things. Non-athlete
horse in NPC are lots in variation, so their maintenances are many kinds too. Healthy
horses can be utilized optimally. Riding activity actually brings a positive influence
for the riders. Riding activity are also beneficial for the children’s autism therapy.
Keywords: non-athlete horse, horse’s maintenance, horse’s utilized

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN KUDA
NON-ATLET DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF
COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
DEBORA ARNY WIDOWATI

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

Judul

: Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di
Nusantara Polo Club, Jagorawi Golf Country Club, Cibinong,
Kabupaten Bogor

Nama

: Debora Arny Widowati

NIM

: D14070121


Menyetujui,
Pembimbing Utama,

(Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS)
NIP: 19460825 197711 1 001

Pembimbing Anggota,

(Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si)
NIP: 19620617 199002 1 001

Mengetahui:
Ketua Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.)
NIP: 19591212 198603 1 004

Tanggal Ujian: 2 Maret 2011


Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 22 September 1990 di Solo, Jawa Tengah.
Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Bambang
Widodo, MT dan Ibu Suparny.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Savitri pada tahun 1996, dan
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Jaka Mulya IV pada tahun 2002.
Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai pada tahun 2002 dan diselesaikan pada
tahun 2004 di SLTP Negeri 252 Jakarta Timur. Penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 61 Jakarta pada tahun 2004, kemudian meneruskan pendidikan di SMA
St. Antonius Jakarta pada tahun 2005 hingga tahun 2007. Penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan pada tahun 2008.
Selama mengikuti perkuliahan, Penulis aktif pada beberapa Unit Kegiatan
Mahasiswa diantaranya Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB, Paduan Suara
Mahasiswa Agriaswara IPB, dan aktif dalam beberapa kepanitiaan dalam kegiatan di
Institut Pertanian Bogor serta Fakultas Peternakan IPB. Penulis pernah mengikuti

kegiatan magang di Bagian Nutrisi Ternak Terapan, Bagian Produksi Ternak Perah,
dan Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, pada bulan Februari
2009. Penulis juga berkesempatan menjadi penerima beasiswa PPA (Peningkatan
Prestasi Akademik) pada tahun 2010/2011.

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
limpahan berkat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang
berjudul “Manajemen Pemeliharaan dan Pemanfaatan Kuda Non-Atlet di Nusantara
Polo Club, Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten Bogor” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Memelihara kuda tidaklah mudah, dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan,
agar kuda yang dirawat selalu sehat dan berperawakan baik hingga tua. Secara garis
besar pemeliharaan kuda mencakup pembersihan kandang dan kuda, pemberian
pakan, dan perawatan kuda. Pemeliharaan kuda dibedakan berdasarkan pemanfaatan
kuda tersebut. Di Nusantara Polo Club, kuda non-atletnya dimanfaatkan untuk
berbagai hal dan pemanfaatan kuda tersebut memberikan keuntungan bagi pemilik.
Salah satu pemanfaatannya yaitu untuk terapi berkuda anak penderita autis.
Tak ada gading yang tak retak, Penulis menyadari skripsi ini jauh daripada

sempurna. Besar harapan Penulis atas kritik dan saran dari semua pihak untuk
membuat skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia peternakan terutama dalam budidaya kuda. Akhir kata, Penulis
mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan ini.

Bogor, Februari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN ........................................................................................

i

ABSTRACT ...........................................................................................

iii


LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................

iv

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................

v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ............................................................................

vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

viii


DAFTAR TABEL ..................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xii

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang ............................................................................
Tujuan ........................................................................................
Manfaat ......................................................................................

1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

3

Kuda ...........................................................................................
Jenis dan Kelas Kuda ..................................................................
Kuda Argentina ...........................................................................
Criollo .............................................................................
Appaloosa ...................................................................................
Thoroughbred .............................................................................
Kuda Sandel................................................................................
Kuda Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal) ....................................
Kuda Poni Polo ...........................................................................
Gaya Berjalan .............................................................................
Penentuan Umur Kuda Berdasarkan Gigi ....................................
Manajemen Peternakan Kuda ......................................................
Sumber Daya Manusia .....................................................
Pakan Kuda .................................................................................
Pakan Hijauan dan Konsentrat .........................................
Kebutuhan Anak Kuda.....................................................
Kebutuhan Energi Kuda Laktasi ......................................
Kebutuhan Nutrisi Kuda Tua ...........................................
Kesejahteraan Kuda ....................................................................
Lingkungan Kandang.......................................................

3
4
4
4
5
5
5
6
6
7
8
8
9
9
11
12
12
13
13
13

Kebersihan Kuda .............................................................
Perlakuan Panas dan Dingin.............................................
Latihan (Exercise) Kuda..............................................................
Reproduksi Kuda ........................................................................
Seleksi Kuda ....................................................................
Estrus (Birahi) .................................................................
Pengawinan .....................................................................
Kebuntingan ....................................................................
Kelahiran .........................................................................
Penyakit Kuda.............................................................................
Tendinitis (Bowed Tendon) .............................................
Kolik ...............................................................................
Founder (Laminitis) .........................................................
Luka ................................................................................
Nusantara Polo Club ...................................................................

15
15
15
17
17
18
18
19
19
20
20
20
21
21
21

MATERI DAN METODE ......................................................................

22

Waktu dan Lokasi .......................................................................
Materi .........................................................................................
Prosedur ......................................................................................
Analisis Data ..............................................................................

22
22
22
25

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

26

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ................................................
Bangunan Kandang..........................................................
Identitas Kuda .............................................................................
Pemeliharaan Kuda .....................................................................
Pakan Kuda .................................................................................
Analisis Zat Makanan ......................................................
Pertambahan Bobot Badan ..........................................................
Pemanfaatan Kuda ......................................................................
Penggunaan Kuda Olahraga ........................................................
Pola Latihan ................................................................................
Perkawinan Kuda ........................................................................
Penanganan Kesehatan Kuda ......................................................
Identitas Petugas .........................................................................
Identitas Pengunjung (Guest) ......................................................

26
27
30
33
37
39
41
44
46
50
53
57
60
61

KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

63

Kesimpulan .................................................................................
Saran...........................................................................................

63
64

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................

65

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

66

LAMPIRAN ...........................................................................................

68

ix

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Penggolongan Kuda Menurut Bobot dan Tinggi Pundak

4

2. Jumlah Kuda Menurut Rentang Umur dan Jenis Kelamin

30

3. Jumlah Kuda Menurut Bangsa dan Jenis Kelamin

32

4. Kegiatan Penapalan dan Pencukuran Kuda

37

5. Pemberian Pakan Konsentrat dan Mineral pada Kuda

38

6. Analisis Proksimat Pakan Kuda (Berdasarkan Bahan
Kering)

40

7. Konsumsi PK Berdasarkan Jenis Kuda

40

8. Perubahan Bobot Badan Kuda (Umur ≤ 8 Tahun)
Berdasarkan Identitas dan Konsumsi Pakan

42

9. Jumlah Kuda Menurut Penggunaannya

44

10. Frekuensi Pemakaian Kuda Selama Tiga Bulan

47

11. Curah Hujan dan Frekuensi Penggunaan Kuda
Selama Tiga Bulan Pengamatan

50

12. Identitas Kuda Breeding

54

13. Merk Obat yang Digunakan dan Fungsinya

59

14. Identitas Petugas di Nusantara Polo Club

60

15. Identitas Pengunjung yang Menyewa Kuda

62

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Pengukuran Panjang Badan dan Lingkar Dada Kuda

23

2. Foto Udara Nusantara Polo Club (Google Earth)

26

3. Bangunan Kandang Bravo

28

4. Kebersihan Kuda

35

5. Kegiatan Penapalan Kuda

36

6. Pakan Kuda

39

7. Aktivitas Para Siswa Spectrum

45

8. Kegiatan Riding Lessons

49

9. Latihan Kuda

52

10. Obat-obatan yang Digunakan untuk Kuda di NPC

60

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Contoh Lembar Kuisioner

70

2. Tabel Identitas dan Pemanfaatan Kuda

73

3. Tabel Pertumbuhan Bobot Badan Kuda

75

4. Contoh Pencatatan Kegiatan Perkawinan Kuda

77

5. Foto Kuda Olahraga, (a) Reggie, (b) Pepe, (c) Bintangku,
(d) Pato. Kuda Poni Breeding, (e) Penny, (f) Tiffany

78

6. Foto Kuda Betina Breeding, (a) Rosa, (b) Larene, (c) Mayonesa, (d) Uva. Pejantan, (e) Thypon West, (f) Trillionare

79

7. Foto Kuda Training, (a) Nona Rambo, (b) Blase, (c) Tuama,
(d) Turangga. Kuda Laktasi dan Anaknya, (e) Angely dan
Isabella

80

8. Contoh Sertifikat Kuda Pejantan

81

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kuda merupakan hewan yang telah lama didomestikasi. Saat ini kuda banyak
dimanfaatkan tenaganya untuk membantu manusia. Kuda juga banyak digunakan
untuk olahraga, seperti pacuan kuda dan polo. Kebanyakan kuda memiliki
kepribadian mau bersahabat dengan manusia, kuda seperti memiliki hubungan yang
erat dengan pemiliknya atau orang yang merawatnya. Banyak orang memiliki
kegemaran atau hobi memelihara kuda, terlebih lagi jika kuda yang dipelihara dapat
dimanfaatkan sehingga menghasilkan keuntungan bagi pemilik.
Memelihara atau merawat kuda dibutuhkan ketekunan dan ketelatenan.
Pemeliharaan yang benar akan membuat kuda tumbuh optimal. Memelihara kuda
tetap sehat dan berperawakan baik hingga berumur 20 tahun atau lebih tidak dapat
dikatakan mudah, stamina kuda tua berbeda dengan stamina kuda muda. Menurut
Kidd (1995), kuda akan kehilangan kekuatan dan tidak bisa bekerja keras seperti
ketika kuda tersebut masih muda. Kuda masih akan sehat selama beberapa tahun,
asalkan diberikan pakan yang sesuai, teratur, olahraga ringan dan juga perlindungan
pada musim dingin.
Pemeliharaan

masing-masing

kuda

tentu

berbeda

sesuai

dengan

pemanfaatannya. Pemeliharaan kuda olahraga berbeda dengan pemeliharaan kuda
breeding. Pemeliharaan mencakup pembersihan kuda dan kandang, pemberian
pakan, perawatan kuda, dan pola latihan atau kegiatan yang dilakukan. Semuanya itu
perlu diketahui agar kuda dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai masing-masing
kegunaannya.
Pada umumnya, upaya penanganan kuda pasca atlet tidak ada di peternakan
kuda lain, namun di Nusantara Polo Club (NPC) terdapat proses manajemen
tersendiri untuk kuda pasca atlet. Kuda tua pasca atlet dimanfaatkan menjadi kuda
olahraga yang disewakan kepada pengunjung untuk berlatih berkuda atau
berolahraga polo. Kuda tersebut juga dipakai untuk terapi berkuda anak-anak
penderita autis. Seekor kuda dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti yang
terjadi di NPC. Kuda pasca atlet juga dimanfaatkan untuk pembiakan (breeding)
kuda. Breeding kuda dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang diharapkan
memiliki sifat-sifat yang diinginkan dari kedua tetuanya.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis manajemen
pemeliharaan kuda non-atlet dan pemanfaatannya di Nusantara Polo Club, Cibinong,
Kabupaten Bogor.
Manfaat
Manfaat penelitian ini yaitu untuk mengupayakan manajemen pemeliharaan
yang lebih baik lagi, bagi kuda non-atlet yang masih dimanfaatkan untuk latihan
berkuda, polo, dan untuk pembiakan (breeding), serta kuda muda yang sedang dilatih
menjadi kuda atlet.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Kuda
Kuda termasuk golongan hewan dalam filum Chordata yaitu hewan yang
bertulang belakang, kelas Mamalia yaitu hewan yang menyusui anaknya, ordo
Perissodactyla yaitu hewan berteracak tidak memamahbiak, famili Equidae, dan
spesies Equus caballus (Blakely dan Bade, 1994).
Pemanfaatan kuda merupakan salah satu cara untuk menghemat waktu.
Beberapa kuda saat ini digunakan untuk menangani ternak dan dalam kegiatan
penebangan. Banyak kuda digunakan untuk kesenangan berkuda oleh orang-orang
dari segala usia. Beberapa kuda digunakan dalam parade dimana penampilannya
sangat penting. Kuda sangat penting dalam olahraga, seperti pacuan kuda, rodeo dan
polo (Bogart dan Taylor, 1977).
Ternak kuda selain dapat digunakan untuk konsumsi masyarakat (daging
kuda dan air susu), kuda juga dapat dimanfaatkan untuk berperang, untuk olahraga
dan rekreasi, keperluan pertanian secara luas dan untuk alat pengangkutan.
Kepemilikan ternak kuda juga dapat memberikan status sosial yang lebih tinggi bagi
pemiliknya (Parakkasi, 1986).
Bogart dan Taylor (1977) menambahkan, beberapa istilah digunakan oleh
orang-orang yang bekerja dengan kuda. Kuda jantan yang digunakan untuk
pembibitan disebut stallion. Gelding yaitu kuda jantan yang dikebiri sebelum
mencapai kematangan seksual. Kuda betina muda disebut filly dan kuda jantan muda
disebut colt, keduanya disebut dengan foal. Kuda betina dewasa disebut mare.
Kuda yang didomestikasi diharapkan dapat hidup hingga 25 tahun, untuk
kuda dialam bebas tentu berumur kurang dari itu. Kuda berkembang sangat baik
sejak dilahirkan ke dunia. Dalam waktu 24 jam sejak lahir, anak kuda dialam harus
mampu berpacu dengan ternak lain untuk bertahan hidup. Anak kuda telah memiliki
kaki (panjangnya hampir sama dengan kuda dewasa) dan naluri untuk bangkit dan
mulai bergerak segera setelah lahir. Selama bulan pertama hidup, tinggi anak kuda
meningkat sekitar sepertiga. Pada akhir tahun pertama, tingginya mencapai tigaperempat dari tinggi kuda dewasa. Setelah penyapihan, selama sekitar enam bulan
didomestikasi dan sedikit demi sedikit dibawa ke alam liar, kuda muda disebut
weanling. Pada tahun pertamanya, kuda disebut yearling. Setelah itu, kuda berumur

dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya (Kidd, 1995). Pada pertengahan tahun (5-10
tahun), tubuh terbentuk sepenuhnya. Seluruh organ dalam telah berkembang
sepenuhnya, dan proporsi fisik sudah tetap (Edwards, 2002).
Kuda pada umumnya dewasa pada umur enam tahun. Jika kuda memiliki
kehidupan kerja yang panjang, kuda jangan dipaksa bekerja keras sampai kuda telah
dewasa tubuh. Seekor kuda mulai menjadi tua ketika telah berumur sekitar 15 tahun.
Pada saat tua, sistem tubuhnya bekerja kurang efisien daripada sebelumnya. Kuda
akan kehilangan kekuatan dan tidak bisa bekerja keras seperti ketika kuda tersebut
masih muda, tetapi kuda masih akan sehat selama beberapa tahun, asalkan diberikan
pakan yang sesuai, teratur, olahraga ringan dan juga perlindungan pada musim dingin
(Kidd, 1995).
Jenis dan Kelas Kuda
Kuda digolongkan menjadi kuda tunggang karena ukuran badannya,
penggolongan kuda menurut Blakely dan Bade (1994), dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penggolongan Kuda Menurut Bobot dan Tinggi Pundak
Penggolongan Kuda

Bobot Kuda (kg)

Tinggi Pundak (cm)

400-600

145-170

Kuda Tarik

> 600

145-175

Kuda Poni

200-400

145

Kuda Ringan

Kuda ringan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori. Kategori yang paling
banyak dari kuda ringan adalah yang disebut three gaited horse.
Kuda Argentina
Criollo
Kuda ini berasal dari Argentina yang dianggap memiliki hubungan dengan
Barb, Andalusia dan Arab. Nenek moyang Criollo dibawa ke Amerika Selatan oleh
tentara Spanyol pada abad ke-16. Sekarang ini, peternakan kuda Criollo menjadi
populer. Kuda ini kebanyakan dikawinsilang dengan Thoroughbreds, kombinasi
yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbreds yang cepat untuk menghasilkan kuda
polo terbaik di dunia. Kuda ini memiliki kisaran tinggi 135-153 cm. Criollo

4

merupakan kuda yang tangguh dan cerdas. Daya tahan, kecepatan dan gerakan
gesitnya membuat Criollo populer dan banyak dimanfaatkan peternak di Amerika
Selatan untuk menggembalakan ternak. Criollo juga digunakan untuk transportasi
dekat atau jauh dan juga membawa beban (Kidd, 1995).
Appaloosa
Menurut Kidd (1995), ciri khas kuda ini yaitu kulitnya yang spotted.
Appaloosa pertama kali dipelihara oleh suku Nez Perce dari Washington. Appaloosa
sekarang ditemukan di seluruh dunia, namun paling umum di Amerika. Kuda ini
memiliki kisaran tinggi 144-154 cm. Kepribadian kuda ini sangat mudah mengerti,
sangat mudah untuk ditangani, tangkas, atletik dan serbaguna. Kuda ini pandai
melompat, memiliki daya tahan yang cukup dan cepat dalam jarak jauh.
Thoroughbred
Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga raja Inggris sebelum
diimpor ke Amerika, seiring dengan dibangunnya pemukiman pertama orang-orang
Amerika. Penggunaannya di Inggris menyebabkan muncul istilah “olahraga raja”
karena bangsawan Inggris baik laki-laki maupun wanitanya mengembangbiakan dan
melombakan

Thoroughbred

yang

penampilannya

bagus

sekali.

Selain

kecerdasannya, karakteristik yang menonjol adalah kecepatan lari dan daya tahannya
seperti telah dibuktikan selama ratusan tahun dalam arena perlombaan flat dan
jumping seperti Kentucky Derby dan English Grand National Steeplechase (Blakely
dan Bade, 1994).
Kuda Sandel
Sandelwood merupakan keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki
persentase darah Arab yang cukup tinggi yang terkandung dalam tubuhnya. Kuda
Sandel adalah kuda yang sangat serbaguna dan dapat digunakan untuk kuda
tunggang, pembawa barang, pertanian, dan pekerja, serta flat racing yang dulu
pernah populer dan harness racing. Kuda ini sangat cepat dan gesit, dan sering
digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana lebih dari tiga kilometer di pulau-pulau.
Sandelwood menghasilkan anak kuda poni yang sangat baik, dan banyak telah
diekspor ke Australia untuk alasan kebutuhan. Kuda ini juga diekspor ke negaranegara Asia Tenggara untuk balap kuda poni. Sandelwood memiliki stamina dan

5

daya tahan yang besar, tenang, dan sangat mudah untuk dikendalikan. Kuda ini
memiliki proporsi tubuh yang bagus dengan kepala kecil, telinga tegak, dan mata
yang terlihat cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki leher yang pendek berotot,
dada yang dalam dan panjang, punggung lurus, dan croup yang menonjol. Tinggi
kuda berkisar antara 122-132 cm (Equinekingdom, 2007).
Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi, tidak terlalu binal, dan memiliki daya
tahan yang kuat. Sifat-sifat lain ialah agak gelisah tetapi mudah dilatih. Ukuran
tinggi rata-rata kuda jantan 1,26-1,33 m dan betina 1,24-1,26 m. Umumnya kuda
Sandel berwarna coklat, warna coklat tua kemerah-merahan dengan rambut ekor dan
kaki bagian bawah berwarna hitam, atau warna bopong (punggung sampai ekor
bergaris hitam). Bentuk kepala agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedang
rambut kepala kasar dan berdiri. Disamping itu juga berkaki langsing dan berbulu di
bagian persendian. Menurut para ahli, jenis kuda seperti ini berdaya tahan kuat dan
mampu mengangkut dua atau lebih penunggang (Suharjono, 1990).
Kuda Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal)
Kuda Sumba dan Sumbawa sama dalam segala hal, tetapi berasal dari pulau
yang berbeda sesuai dengan namanya. Kuda ini dapat ditemukan di seluruh
Indonesia, khususnya di Sumatera. Kuda berukuran kecil, sekitar 1,27 m, dan sangat
primitif dalam penampilan. Kepala yang besar bila dibandingkan dengan tubuh,
bentuk tubuh yang lurus atau menggembung, dan ada kemiripan dekat dengan kuda
Mongolia dan nenek moyangnya, kuda liar Asia dan Tarpan. Kemiripan ini diperkuat
oleh rambut yang didominasi warna dun (coklat keabu-abuan). Kuda sangat kuat
karena harus bertahan di wilayah yang pasturanya buruk dan juga dengan pakan yang
terbatas. Kuda Sumba dan Sumbawa digunakan sebagai pembawa beban, dan dapat
membawa beban diluar proporsi ukuran mereka (Edwards, 1994).
Kuda Poni Polo
Kuda poni polo bukan suatu bangsa (atau bukan lagi kuda poni), melainkan
adalah tipe khusus yang dikembangkan dan dikenali berdasarkan garis besar dan
penampilan

umumnya. Awalnya,

dibuat

batas

ketinggian

yang

ditetapkan

berdasarkan aturan main polo, namun ditiadakan setelah Perang Dunia I dan
sekarang ketinggian kuda poni polo rata-rata adalah sekitar 152 cm. Bangsa
Argentina mendominasi permainan dan memiliki fasilitas untuk menghasilkan
6

sejumlah kuda berkualitas. Bangsa Argentina mengimpor Thoroughbred kemudian
menyilangkannya dengan kuda peranakan Criollo, untuk mendapatkan kuda yang
tangguh dan memiliki kecepatan yang baik. Dalam beberapa tahun terakhir,
American Quarter Horse juga menjadi bagian dalam pembiakan poni polo (Edwards,
2002).
Karakteristik kuda poni polo ini tampilannya seperti Thoroughbred. Kuda
harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan sangat lincah. Langkah kaki rendah
tidak dipermasalahkan, karena lebih mudah untuk memukul bola dari sebuah kuda
poni yang lebih pendek langkahnya (Edwards, 2002).
Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan
dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki
kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari
kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk
mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996).
Gaya Berjalan
Kuda saat berjalan memiliki gerak langkah yang panjang dan teratur. Dalam
gaya trot atau derap kaki digerakkan teratur tidak terlalu tinggi namun juga tidak
terlalu rendah. Pada gaya canter, gerakan kaki juga rendah, pendek, atau panjangnya
tergantung pada kecepatan canter yang diinginkan. Pada gaya gallop langkahnya
sangat panjang dan badan terentang dengan bagian belakang agak naik. Kaki depan
juga merentang lurus (Blakely dan Bade, 1994).
Bogart dan Taylor (1977) mendefinisikan beberapa istilah gaya berjalan kuda
khususnya yang sering dipakai dalam dunia pacuan kuda adalah:
1) Walk adalah gaya berjalan empat irama dimana setiap kaki menyentuh tanah
secara terpisah satu sama lain.
2) Trot adalah gaya berjalan dua irama diagonal dimana kaki kanan depan dan kaki
kiri belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan kaki kiri
depan dan kaki kanan belakang menginjak tanah dengan serentak.
3) Canter adalah gaya berjalan tiga irama. Kaki belakang menginjak permukaan
dengan serentak. Kedua kaki depan menginjak permukaan secara terpisah dan
berbeda waktu dengan pijakan kaki belakang.
4) Gallop adalah canter yang dilakukan dengan cepat.

7

Penentuan Umur Kuda Berdasarkan Gigi
Umur kuda dapat diperkirakan melalui bentuk dan jumlah gigi. Anak kuda
yang berumur enam sampai sepuluh bulan mempunyai gigi sebanyak 24 buah yang
disebut dengan gigi susu, dimana gigi tersebut terdiri dari 12 gigi seri dan 12 gigi
geraham. Gigi seri meliputi tiga pasang pada bagian rahang atas dan tiga pasang pada
bagian rahang bawah (Bogart dan Taylor, 1977).
Seekor kuda mempunyai gigi susu yang kemudian akan diganti dengan gigi
tetap. Ada sebanyak enam gigi depan atas dan enam gigi depan bawah. Gigi tetap
mulai muncul berpasangan, dimulai pada umur 2,5 tahun. Baik gigi seri tengah atas
maupun bawah pada umur tiga tahun telah lengkap. Gigi tersebut akan jauh lebih
besar dan panjang dibandingkan dengan gigi susu. Umur empat tahun, pasangan
berikutnya akan menjadi lengkap dan tinggalah satu pasang gigi susu. Kuda berumur
lima tahun telah memiliki satu set gigi tetap yang lengkap dan tinggal satu pasang
gigi seri sementara. Hal yang menarik adalah perkembangan gigi taring pada umur
tersebut (meskipun bisa juga terjadi pada umur 3,5 tahun). Gigi taring selalu ada
pada kuda jantan dewasa atau kuda jantan muda, tetapi jarang ada pada kuda betina
(Blakely dan Bade, 1994).
Bogart dan Taylor (1977) menambahkan, kuda berumur enam sampai
delapan tahun gigi permanen telah usang yang dimulai dari bagian pusat hingga
bagian pertengahan mengarah kesamping.
Manajemen Peternakan Kuda
Manajemen

peternakan

kuda

berkaitan

dengan

masalah-masalah

perencanaan, pengorganisasian peternakan kuda serta pelaksanaannya. Pelaksanakan
prinsip-prinsip manajemen memerlukan kelengkapan yang saling terkait, seperti
manusia, modal serta material atau sarana. Faktor manusia sangat menentukan
kelangsungan peternakan, karena tanpa kehadirannya tentu tidak akan ada
peternakan kuda. Unsur modal sebagai tenaga penggerak, disamping manusia yang
terampil dan memiliki keahlian khusus serta kelengkapan sarana, sangat menentukan
kelangsungan usaha peternakan (Suharjono, 1990).
Setelah perencanaan yang matang dengan tersedianya modal, maka langkah
berikutnya menentukan areal peternakan yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan
upaya pengadaan kuda pejantan dan betina. Langkah berikutnya mencari tenaga yang
8

ahli, seperti seorang manajer dan tenaga-tenaga ahli lainnya yang akan mengelola
segala kegiatan teknis didalam peternakan itu (Suharjono, 1990).
Sumber Daya Manusia
Memilih seorang manajer bagi sebuah peternakan serta tenaga-tenaga ahli
dan pembantu-pembantunya berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti ia harus
berpribadi dan beritikat baik, memiliki rasa cinta kepada kuda serta memiliki
dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Faktor terpenting dalam hal ini, yaitu adanya
rasa

tanggungjawab

dalam

merawat

dan

menjaga

keselamatan

binatang

peliharaannya. Tenaga ahli dan pembantu-pembantunya pada suatu peternakan kuda
biasanya terdiri dari (Suharjono, 1990):
- Bagian kandang bertugas merawat kuda, membersihkan kandang dari kotoran
kuda serta memberi makan kepada kuda.
- Bagian kesehatan bertugas mengobati dan merawat kuda yang sakit, menolong
kuda yang melahirkan dan memberi perawatan sesudahnya, menjaga kesehatan
kuda secara keseluruhan.
- Bagian pertanian, bertugas menanam rumput dan melaksanakan pemeliharaan
seperti menyiram rumput pada musim kemarau dan memberi pupuk.
- Bagian listrik, air dan mesin bertugas menjaga jangan sampai ada gangguan pada
penggunaan listrik, air dan merawat semua mesin yang ada.
- Bagian administrasi bertugas mengerjakan administrasi kuda seperti laporan,
perkawinan, kelahiran, masuk dan keluar kuda serta masalah yang menyangkut
karyawan dan lain-lain.
- Bagian logistik bertugas melakukan pembelian makanan kuda, alat-alat, dan
sebagainya.
Pakan Kuda
Kuda tidak memamahbiak dan secara fisiologis tidak dapat melakukan proses
regurgitasi. Adanya cecum yang besar dan mengandung mikroorganisme, serta
mampu mencerna pakan berserat, maka kuda dapat memanfaatkan hijauan dan
jerami serta mengubahnya menjadi zat- zat gizi yang dapat diserap. Kebutuhan pakan
yang bersifat spesifik bervariasi, tergantung pada pemanfaatan kuda yang
bersangkutan. Kuda yang istirahat kebutuhan energinya lebih sedikit dibandingkan
kuda yang sedang bekerja, kuda yang sedang laktasi perlu lebih banyak protein, dan
9

kebutuhan gizi kuda muda hampir seluruhnya lebih besar dibanding kuda dewasa
(Blakely dan Bade, 1994). Kebutuhan energi kuda olahraga biasanya terpenuhi
dengan mengganti setengah hingga sepertiga pakan berserat dengan pakan yang
mengandung zat tepung, terutama sereal biji-bijian (Medina et al., 2002).
Makanan dibutuhkan untuk menyediakan energi bagi tubuh untuk bekerja.
Unsur utama pada makanan yaitu karbohidrat (zat tepung dan gula), protein, lemak
atau minyak, vitamin, mineral dan elemen mikro. Air juga sangat penting, tubuh
kuda kemungkinan terdiri dari 70% air (McBane, 1994). Menurut Pagan (2008),
kuda yang dilatih membutuhkan air sekitar 90 liter, sedangkan kuda laktasi
membutuhkan sekitar 75 liter untuk sekresi susu per hari. Tingkat kebutuhan air
bergantung dari bentuk dan jenis pakan, suhu dan kelembaban lingkungan, dan status
fisiologi ternak.
Pakan dapat dianalisis untuk mengetahui nutrisi yang terkandung didalamnya,
dan pengetahuan dasar tentang komposisi beberapa pakan adalah penting ketika
menyiapkan ransum untuk kuda (Pilliner, 1993). Jenis-jenis pakan untuk kuda
terbagi dalam empat kategori (Pilliner, 1993) :
(1) Biji-bijian, adalah sebagai sumber energi dari ransum konsentrat, misalnya oat,
barley dan jagung.
(2) Pakan protein, berasal dari hewan (misalnya meat bone meal dan tepung susu)
atau dari tumbuhan (misalnya biji rami, kedelai dan kacang-kacangan atau
polong-polongan).
(3) Pakan intermediate, pakan ini termasuk jerami, umbi-umbian dan tepung
rumput.
(4) Hijauan, yaitu rumput, hay, haylage dan silase.
Pemberian pakan kuda untuk pemeliharaan yaitu pemberian secukupnya
untuk menjaga kondisi sehari-hari. Hal ini berarti menyediakan energi untuk otototot usus, jantung dan paru-paru selama bekerja, energi untuk merumput, untuk
mempertahankan suhu tubuh dan untuk menggantikan sel-sel yang menjaga tubuh
agar dapat beraktivitas (Pilliner, 1993). Pemberian pakan hendaknya dibedakan
berdasarkan umur, jenis, tipe kuda, dan aktivitas harian kuda (Parakkasi, 1986).
Produksi terbagi dalam enam bentuk berbeda: pertumbuhan, kebuntingan,
laktasi, penggemukan, kerja dan pemulihan (penyembuhan dari sakit atau luka).

10

Tambahan energi dan protein yang diwajibkan untuk kuda biasanya tersedia pada
konsentrat (Pilliner, 1993). Prinsip dasar pemberian pakan pada kuda sebenarnya
berdasarkan bobot badan dan juga umur. Umur kuda yang lebih muda membutuhkan
pakan yang lebih banyak baik dari segi kuantitas maupun kualitas karena kuda muda
masih dalam keadaan bertumbuh (Faris, 2009).
Pakan Hijauan dan Konsentrat
Makanan pokok bagi kuda adalah rumput. Ada bermacam-macam jenis
rumput yang dapat diberikan kepada kuda, diantaranya Panicum muticum,
Brachiaria mutica dengan ketinggian 1,20 m dan bermacam-macam jenis rumput
yang tumbuh di mana-mana dengan ketinggian 40 cm yang biasa diarit untuk
makanan ternak. Dengan makan rumput saja kuda sudah dapat hidup, tetapi untuk
mencapai prestasi maka kuda diberikan makanan tambahan berupa konsentrat.
Konsentrat terdiri dari jagung, gabah dan kacang-kacangan (kacang hijau atau
kedelai). Selain rumput dan konsentrat juga diberi vitamin dan mineral (Suharjono,
1990).
Hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tumbuhan yang ditanam di
tanah, dirawat untuk menjadi pakan ternak. Beragam bentuk hijauan yang umum
yaitu pada pastura, dalam bentuk hijauan segar yang telah dipotong-potong, hay
(hijauan kering), silase, dan haylase. Untuk pakan kuda, hijauan yang paling penting
yaitu dalam bentuk segar di pastura dan dalam bentuk hay (Templeton, 1979).
Kualitas pakan kuda dipengaruhi oleh spesies tumbuhan tersebut, kesuburan tanah,
dampak iklim (seperti suhu dan kelembaban), dan juga yang tidak kalah pentingnya
yaitu umur panen tumbuhan (NRC, 1989). Hijauan untuk kuda harus bebas toksin
dan bebas dari bahan lain yang berbahaya bagi kuda.
Konsentrat atau sereal biji-bijian merupakan pakan utama yang menjadi
sumber energi, dan seluruh jenis biji-bijian kemungkinan bermanfaat bagi kuda.
Oats, biji-bijian tradisional untuk kuda, tinggi kandungan serat, namun energi yang
tercerna (digestible energy) rendah, dan bobotnya ringan dibanding biji-bijian yang
lain. Untuk anak kuda dan kuda tua yang giginya keropos, sebaiknya mengunyah
oats. Jagung merupakan sumber energi yang sempurna untuk kuda. Kandungan
protein pada jagung rendah namun digestible energy (DE) lebih tinggi daripada oats
(NRC, 1989).

11

Kebutuhan Anak Kuda
Kuda muda, anak kuda yang bertumbuh harus diberi makan untuk tumbuh
dengan baik setelah penyapihan tetapi tidak digemukkan. Ketika tersedia padang
rumput yang baik, maka sebagian besar akan memberikan nutrisi yang dibutuhkan.
Sejumlah kecil butir-butiran dapat diberikan ketika hewan muda di pastura sedang
makan jerami yang berkualitas baik. Garam mineral mikro harus disediakan setiap
saat dan air bersih juga sangat penting (Bogar dan Taylor, 1977).
Pertumbuhan merupakan dasar produksi kuda. Hal ini dikarenakan kuda
berpenampilan tidak baik, atau memiliki kecepatan dan ketahanan yang diperlukan
jika pertumbuhan mereka terhambat atau kerangka mereka telah rusak akibat ransum
yang tidak memadai selama usia dini. Persyaratan ini menjadi semakin penting
ketika kuda dipaksa untuk penggunaan awal, seperti pelatihan dan balap kuda
berumur dua tahun. Anak kuda yang agak bebas diberi pakan juga tidak akan
mencapai bentuk tubuh yang diinginkan, bahkan jika mereka mendapat makanan
yang baik dikemudian hari. Hal ini sangat penting diperhatikan untuk bibit muda
yang akan dijual atau ditampilkan (Ensminger, 1991).
Pertumbuhan anak kuda tidak hanya bertambah besar dan berat, namun organ
dan jaringan dalam tubuh juga berkembang. Anak kuda yang baru lahir tumbuh
dengan sangat pesat, dan laju pertumbuhan menurun ketika kuda mencapai
kematangan.

Kecenderungan

pertumbuhan

dan

perkembangan

menentukan

kebutuhan kuda atas energi, protein, mineral dan vitamin (Pilliner, 1992).
Kebutuhan Energi Kuda Laktasi
Jumlah energi yang diperlukan kuda laktasi akan tergantung pada seberapa
banyak susu yang diproduksi dan komposisi susu. Tidak diragukan bahwa kebutuhan
energi untuk induk menyusui jauh lebih besar daripada untuk kebuntingan, atau 15
kali lebih besar. Kebutuhan energi harian kuda menyusui anaknya mendekati seekor
kuda dalam medium untuk kerja keras; yaitu seekor kuda 500 kg akan memerlukan
tambahan 50 MJ DE per hari diatas kebutuhan pemeliharaannya. Kalsium dan fosfor
yang dibutuhkan untuk memproduksi susu secara substansial meningkatkan
kebutuhan kuda terhadap kedua mineral tersebut (Pilliner, 1992). Susu yang
diproduksi kuda laktasi sebanyak 5 kg tiap 100 kg bobot badan (Oftedal et al., 1983).

12

Produksi susu pada kuda laktasi menambah kebutuhan nutrien protein dan
kalsium (Ca), karena susu merupakan sumber utama kedua nutrien tersebut. Sebagai
contoh, kebutuhan protein (gram/hari) untuk induk diawal laktasi adalah dua kali
kuda biasa dan kebutuhan Ca tiga kali kuda biasa. Berdasarkan total bahan kering,
ransum yang diberikan pada induk kuda diawal laktasi harus mengandung 13%
protein, 0,5% Ca, dan 0,34% P (Pond et al., 1995).
Kebutuhan Nutrisi Kuda Tua
Gigi kuda tua perlu diperhatikan, kehilangan gigi atau pembentukan
pinggiran yang tajam dapat menyebabkan ketidaknyamanan, yang nantinya
menyebabkan kerusakan kondisi. Sehingga kuda tua membutuhkan makanan yang
mudah untuk dikunyah; jerami dan gandum tidak akan cocok untuk gigi kuda tua dan
tidak akan dapat memproses makanan yang cukup untuk memungkinkan pencernaan
yang memadai (Pilliner, 1992).
Kesejahteraan Kuda
Kuda bukan hanya tidak memiliki kebebasan namun juga sangat bergantung
pada manusia yang membantu hampir dalam segala hal, seperti latihan, makanan, air,
sandang, grooming, kontrol lingkungan dan akses kekawanan (McBane, 1994).
Pemeliharaan yang baik dan perhatian yang benar untuk kuda akan
mengurangi masalah kesehatan dibandingkan pemeliharaan kuda yang tidak baik.
Kuda yang sejahtera, layaknya manusia, akan tumbuh subur, tahan serangan
penyakit, kondisinya akan cepat membaik setelah sakit atau terluka, tahan kerja dan
tekanan dan pada umumnya hidupnya lebih baik dibanding kuda yang tidak terurus
(McBane, 1994).
Untuk menjaga kuda tetap sehat maka pemilik atau manajer harus
memperhatikan enam hal mendasar: makanan, air, tempat tinggal, kawanan, ruang
pribadi dan kebebasan untuk bergerak (Pilliner, 1993).
Lingkungan Kandang
Membangun kandang kuda di daerah tropis, yang hanya mengenal dua
musim, yaitu musim panas dan hujan, tidaklah terlalu sukar. Usahakanlah agar
kandang tidak tertutup rapat, sehingga pertukaran hawa bisa berjalan teratur, tidak

13

menimbulkan hawa panas didalamnya. Sebaiknya dicegah agar jangan sampai air
hujan masuk kedalam kandang. Kandang yang agak tertutup dibuatkan untuk kuda
yang melahirkan, yaitu untuk menjaga kesehatan anaknya (Suharjono, 1990).
Material untuk membangun kandang kuda sebaiknya terbuat dari bahan yang
kuat, misalnya dari batu dengan campuran bahan beton, kayu yang kuat atau kayu
gelondongan (bulat). Daun pintu tertutup rapih, lantai kandang sebaiknya yang
mudah dibersihkan dan kering. Jika lantai kandang dibuat dari semen, sebaiknya
lantai dilapisi serbuk gergaji atau rumput kering, sehingga kuda tidak terpeleset.
Kunci pintu dipasang ganda, karena kebanyakan kuda dapat membuka pintu sendiri
(Suharjono, 1990). Kandang kuda umumnya berbentuk single stall. Pada areal
perkandangan sebaiknya perlu disediakan tempat untuk latihan (exercise). Tempat
pakan hijauan atau hay harus berada setinggi bahu kuda, sedangkan tempat
konsentrat diletakkan beberapa meter dari tempat hijauan. Disediakan pula tempat air
minum, anak dan induk sebaiknya ditempatkan pada box stall (Tim Karya Tani
Mandiri, 2010).
Tiap bangunan kandang kuda dilengkapi dengan air bersih, sehingga tidak
sukar bagi karyawan menyediakan air untuk kuda secara terus-menerus, karena kuda
banyak minumnya, apalagi pada musim panas. Bagi kuda betina yang sedang
menyusui anaknya, air minum harus diperhatikan betul-betul, karena jika minumnya
kurang akan berakibat air susunya berkurang pula (Suharjono, 1990). McBane
(1994) menambahkan, peternakan kuda lebih baik dilengkapi dengan fasilitas
pendukung seperti tempat penyimpanan pakan, ruang groom pada setiap kandang
sehingga memudahkan dalam pengawasan kuda.
Kandang kuda berukuran 3 x 4 m2 dengan lantai beralas serbuk gaji atau
rumput kering (jerami). Kuda sedapat mungkin mendapatkan sinar matahari pagi.
Kuda dikeluarkan dari kandang sehari dua kali, yaitu pada pagi hari jam 07.00
sampai jam 09.00, kemudian jam 16.00 sampai jam 17.00 (Tim Karya Tani Mandiri,
2010).
Bangunan kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna.
Ventilasi yang sempurna dapat dibuat dengan pengaturan dinding yang sebagian
terbuka. Ventilasi yang sempurna sangat menguntungkan bagi kuda sebab ventilasi
berguna untuk mengeluarkan udara kotor (CO2) dari dalam kandang dan

14

menggantikan udara segar (O2) dari luar. Dengan kondisi ini, udara segar didalam
kandang dapat dipertahankan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Faktor paling penting
untuk mengurangi masalah pernafasan adalah dengan memastikan bahwa ventilasi
cukup stabil. Dengan posisi yang benar dan ukuran lubang udara, outlet, dan
penggunaan teknik udara, tidak ada alasan mengapa ventilasi tidak dapat
memberikan lingkungan yang nyaman (Pilliner, 1994).
Kebersihan Kuda
Grooming lebih dari sekedar menjaga kebersihan kuda, melainkan
merangsang sirkulasi darah dan getah bening dan memberikan kilau pada bulu kuda
dengan membawa minyak alami ke permukaan. Grooming yaitu menyikat dengan
cepat bagian atas tubuh, menghilangkan noda yang menempel, mencuci mata, hidung
lalu kaki. Pada waktu tertentu, kuda dapat dimandikan. Setelah kuda dicuci dan
dibilas, kuda dikeringkan dengan penyerap air atau keringat, lalu kepala, badan dan
kaki dihanduki sampai kering (Pilliner, 1994).
Sanitasi

sangat

penting

untuk

mengendalikan kuda

dari serangan

parasit. Seekor kuda yang akan diperkenalkan kedalam kawanan harus diisolasi
selama sebulan sebelum menjalani aktivitas dengan kuda lain. Setiap penyakit hewan
mungkin telah diketahui sebelum periode isolasi sehingga diberi waktu untuk
menunjukkan diri. Menjaga kebersihan kandang dan perawatan kuda secara teratur
sangat mempengaruhi kesejahteraan kuda (Bogart dan Taylor, 1977).
Perlakuan Panas dan Dingin
Perlakuan dingin akan membantu untuk mengendalikan reaksi inflamasi dan
mengurangi rasa sakit. Setelah fase akut awal cedera telah berlalu, terapi panas dan
dingin bergantian dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke daerah yang
terkena, membawa elemen-elemen penting untuk penyembuhan. Perawatan ini akan
membuat kuda tenang, sehingga kuda dapat beristirahat lebih efektif (Pilliner,1994).
Latihan (Exercise) Kuda
Kuda membutuhkan latihan untuk menjaga kesehatannya sama halnya
dengan atlet lainnya. Tindakan tersebut memberikan kesempatan bagi kuda untuk
merelaksasikan otot-otot yang tegang setelah hari-hari kerja yang dijalani
sebelumnya dan akan sangat berpengaruh terhadap psikologis kuda tersebut

15

berkaitan dengan kelanjutan program latihan yang akan diberikan. Perlakuan latihan
yang tidak tepat akan menyebabkan luka pada otot maupun tulang bagi kuda atlet
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Agar kondisi fisik kuda tetap prima, keadaan cuaca juga perlu
dipertimbangkan pada saat akan menjalani latihan. Hal ini agar terjadi keseimbangan
antara temperatur tubuh dan lingkungan. Selain itu, kenyamanan lapangan tempat
kuda akan menjalani latihan hendaklah terjamin dari berbagai kemungkinan adanya
faktor penyebab kecelakaan. Penguasaan temperamen kuda juga diperlukan agar
kuda menuruti setiap perintah yang diberikan penunggang, tetap tenang pada saat
disaksikan orang banyak dan harus mempunyai insting untuk suka berlari-lari,
melompat, dan bermain. Seluruh tubuh (tulang, otot, kaki, dan tulang belakang) kuda
harus dapat bergerak dengan luwes, alami serta dinamis (Tim Karya Tani Mandiri,
2010).
Umbaran yang luas memberikan kemungkinan bagi anak kuda dapat tumbuh
dengan sempurna dan dapat mengembangkan otot-ototnya yang diperlukan
kemudian sebagai kuda pacu dan kuda olahraga. Induk kuda dan anaknya
memerlukan tempat umbaran yang agak luas, karena anaknya harus membiasakan
diri