Shigella flexneri.
Penelitian lain yang dilakukan Saeidi dkk. 2010 menyatakan bahwa ekstrak etanol
Foeniculum vulgare
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Bacilus subtillis
PTCC 1023 dan
Escherichia coli
PTCC 1330 dengan nilai MIC
Minimum Inhibitor Concentration
12,8 mgmL dan 3,2 mgmL. Penelitian Kwon dkk. 2002 menyebutkan bahwa turunan fenil propana,
dillapional ditemukan sebagai antimikroba dari batang
Foeniculum vulgare
dengan nilai MIC
Minimum Inhibitory Concentration
sebesar 125 mgmL untuk bakteri
Bacillus subtilis
, 250 mgmL untuk bakteri
Aspergillus niger
, dan 125 mgmL untuk bakteri
Cladosporium cladosporioides
. Berdasarkan uraian yang menyebutkan bahwa ekstrak buah adas mempunyai
aktivitas antibakteri maka dilakukan penelitian aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah adas
Foeniculum vulgare
Mill yang telah disimpan selama 1 tahun terhadap
Staphylococcus epidermidis, Shigella sonnei
ATCC 9290
,
dan
Citrobacter diversus
.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan apakah ekstrak etanol buah adas
Foeniculum vulgare
Mill yang telah disimpan selama 1 tahun mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus epidermidis
,
Shigella sonnei
ATCC 9290, dan
Citrobacter diversus
?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah adas
Foeniculum Vulgare
Mill yang telah disimpan selama 1 tahun terhadap
Staphylococcus epidermidis
,
Shigella sonnei
ATCC 9290, dan
Citrobacter diversus
.
D. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Adas
Foeniculum vulgare
Mill.
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kedudukan tanaman adas
Foeniculum vulgare
Mill. dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Bangsa :
Umbellales
Suku :
UmbelliferaeApiaceae
Marga :
Foeniculum
Jenis :
Foeniculum vulgare
Mill Anonim
a
, 2011 b.
Deskripsi Tanaman Adas merupakan tanaman perdu tahunan Syukur, 2005. Tanaman adas
termasuk famili Apiaceae, dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi Anonim, 2006. Tanaman adas berupa terna, tinggi 50 cm sampai 3 m,
batang beralur, tumbuh tegak, bila memar sangat wangi. Daun berbagi menyirip, berseludang dengan warna putih, seludang berselaput dan bagian atasnya
berbentuk topi. Perbungaan berbentuk payung dengan 6 sampai 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 cm sampai 10 cm, panjang gagang bunga 2 mm
sampai 5 mm, mahkota bunga berwarna kuning, tidak terdapat daun pembalut. Buah berusuk
–rusuk sangat nyata, panjang 4 mm sampai 6 mm Anonim, 1978. Akarnya merupakan akar tunggang dan berwarna putih Syukur, 2005.
Buah yang masih muda berwarna hijau sedangkan buah yang sudah tua berwarna cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat.
Walaupun begitu, warna buah adas berbeda –beda, tergantung negara asalnya.
Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya mirip kamfer Anonim, 2006.
c. Khasiat
Adas berkhasiat sebagai obat batu empedu, batuk, perut kembung, sariawan, haid tidak teratur, serta mencegah impotensi, tumor, dan kanker Syukur, 2005.
Buah adas berkhasiat menghilangkan dingin, melancarkan peredaran darah, penghilang nyeri analgesik, menyehatkan lambung, meningkatkan nafsu makan
stomakik, peluruk dahak, peluruh kentut karminatif, dan merangsang produksi ASI laktagoga. Sedangkan minyak dari buah minyak adas,
fennel oil
berkhasiat sebagai stimulan, karminatif, antibakteri, dan antelmintik Anonim, 2006.
d. Kandungan Kimia
Komponen utama kandungan buah adas adalah 20,0 fenkon, 22,3 estragol, 45,4 anetol Gunawan, 2001. Komponen lain buah adas antara lain
anisaldehid, fenilalkohol, limonen, terpeniol, stigmastatin, dan flavonoid Sudarsono dkk., 2002.
2.
Staphylococcus epidermidis
Klasifikasi bakteri
Staphylococcus epidermidis
:
Kingdom
:
Protista Divisi
:
Schizophyta Class
:
Schizomycetes Ordo
:
Eubacteriales Family
:
Enterobacteriaceae Genus
:
Staphylococcus Species
:
Staphylococcus epidermidis
Salle, 1961
Staphylococcus epidermidis
adalah bakteri Gram positif Jawetz dkk., 2005.
Staphylococcus epidermidis
merupakan anggota flora normal pada kulit manusia, saluran respirasi dan gastrointestinal. Bakteri ini juga ditemukan pada pakaian,
sprei, dan benda lain di lingkungan manusia Jawetz dkk., 2005.
Staphylococcus epidermidis
kurang virulen menimbulkan infeksi pada pasien yang dipasang kateter, pasien dengan katup jantung buatan, atau pada penyalahgunaan obat
suntik intravena dan diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi yang baru
lahir, dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam waktu lama Mitchell, 2008.
Staphylococcus epidermidis
merupakan bakteri non patogen dengan pertumbuhan yang lambat Darey, 2006.
Staphylococcus epidermidis
adalah koagulase negatif dan cenderung menjadi nonhemolitik. Koloni
Staphylococcus epdermidis
biasanya berwarna abu-abu hingga putih terutama pada isolasi primer. Beberapa koloni menghasilkan pigmen hanya pada inkubasi yang diperpanjang
Jawetz dkk., 2005. Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit antara
lain pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea, dan adanya lisozim. Jumlah
mikroorganisme pada permukaan kulit mungkin biasa berkurang dengan jalan menggosok-gosok kulit dengan sabun yang mengandung heksaklorofen atau
desinfektan lain, namun flora secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan kelenjar keringat Jawetz dkk., 2005.
3.
Shigella sonnei
Klasifikasi bakteri
Shigella sonnei
: Kerajaan
:
Bakteria
Filum :
Proteobacteria
Kelas :
Gamma proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Famili :
Enterobacteriaceae
Genus :
Shigella
Spesies :
Shigella sonnei
Anonim, 1993
Shigella sonnei
adalah bakteri batang Gram negatif yang menyebabkan disentri basiler terutama masyarakat industri. Infeksi menyebabkan peradangan
akut usus besar disertai keluarnya tinja encer yang mengandung darah, pus, dan mukus. Bakteri ini disebarkan melalui rute fekal-oral, di mana biasanya kasus ini
terjadi pada anak-anak. Pembawa kronik jarang dijumpai, walaupun mereka yang baru sembuh dari infeksi akut mungkin masih mengeluarkan bakteri selama
beberapa minggu Gould dan Brooker, 2003. Infeksi bakteri
Shigella
terjadi paling sering selama musim panas di daerah beriklim sedang dan selama musim hujan di daerah beriklim tropis. Infeksi paling
sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pada anak dapat terjadi dehidrasi yang berat terkait dengan kehilangan cairan dan elektrolit. Diare kronis jarang dijumpai
kecuali pada bayi malnutrisi Arvin, 2000.
Shigella
merupakan bakteri anaerob fakultatif, tetapi tumbuh dengan baik pada kondisi aerob. Bakteri ini mempunyai bentuk cembung, melingkar,
berkoloni, transparan dengan pinggiran utuh mencapai diameter sekitar 2 mm dalam waktu 24 jam Jawetz dkk., 2005.
Shigella sonnei
resisten terhadap antibiotik kotrimoksazol, kolistin, dan tetrasiklin. Bakteri
Shigella sonnei
sensitif ampisilin, amoksisilin, kloramfenikol, dan siprofloksasin Elvira, 2006.
4.
Citrobacter diversus
Klasifikasi bakteri
Staphylococcus aureus
:
Kingdom
:
Bacteria Phylum
:
Proteobacteria Ordo
:
Enbacteriales Family
:
Enterobacteriaceae Genus
:
Citrobacter Species
:
Citrobacter koseri Citrobacter diversus
Salle,1961
Citrobacter diversus
merupakan penyebab abses otak yang penting Arvin, 2000.
Citrobacter diversus
hidup di dalam tanah, air, limbah, dan makanan. Bakteri ini dapat menyebabkan meningitis pada bayi dan endokarditis Anonim
b
, 2011.
Citrobacter
termasuk bakteri Gram negatif yang menyebabkan penyakit pada manusia, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi luka dalam,
gastroenteritis, meningitis, bakteremia, dan menyebabkan endokarditis. Dalam kasus endokarditis disebabkan karena penggunaan obat melalui intravena Tellez
dkk., 2000. Bakteri ini dapat memfermentasi laktosa secara keseluruhan dengan lambat untuk menghasilkan asam Jawetz dkk., 2005.
5. Antibakteri