Adat Minangkabau menjadi Modal Sosial pemecahan konflik

berkembangan menjadi perang antar kampung, anatar etnis atapun anatar golongan.

2. Adat Minangkabau menjadi Modal Sosial pemecahan konflik

Modal sosial merupakan suatu mutual trust kepercayaan antara anggota masyarakat dan masyarakat yang memimpinnya, institusi sosial yang melibatkan jaringan networks, norma-norma norms, dan kepercayaan sosial social trust yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial koordinasi dan kooperasi untuk kepentingan bersama. Pierre Bourdieu mendefinisikan modal sosial sebagai ’sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik atau dengan kata lain: keanggotaan dalam kelompok sosial yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan secara kolektif’. Dalam pengertian ini modal sosial menekankan pentingnya transformasi dari hubungan sosial yang sesaat dan rapuh, seperti pertentangan, pertemanan, atau kekeluargaan, menjadi hubungan yang bersifat jangka panjang yang diwarnai oleh perasaan kewajiban terhadap orang lain. Modal sosial bisa berwujud mekanisme yang mampu mengolah potensi menjadi sebuah kekuatan rill guna pengembangan masyarakat. Hal seperti ini biasanya terdapat dalam masyarakat itu sendiri, terutama kekayaan kearifan lokal yang mereka miliki dalam melihat dan menyrelesaikan berbagai persoalan yang terjadi. Pengertian sosial bounding adalah, tipe modal sosial dengan karakteristik adanya ikatan yang kuat adanya perekat sosial dalam suatu sistem kemasyarakatan. Misalnya kebanyakan anggota keluarga mempunyai hubungan kekerabatan dengan dengan keluarga lain yang mungkin masih dalam satu etnis. Hubungan kekerabatan ini bisa menyebabkan rasa empatikebersamaan. Bisa 76 juga mewujudkan rasa simpati, rasa berkewajiban, rasa percaya, resiprositas, pengakuan timbal balik nilai kebudayaan yang mereka percaya. Rule of law aturan main merupakan aturan atau kesepakatan bersama dalam masyarakat, bentuk aturan ini bisa formal dengan sanksi yang jelas serperti aturan Undang- Undang. Namun ada juga sanksi non formal yang akan dapat diberikan kepada anggota masyarakatnya berupa pengucilan, rasa tidak hormat bahkan dianggap tidak ada dalam suatu lingkungan komunitasnya. Norma-norma itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting adalah modal sosial yang ada yang memberikan pengaruh yang baik dan yang memberikan pengaruh yang kurang baik. Penguatan dalam hal kerjasama; dalam hal ini penguatan yang dilakukan adalah membantu masyarakat mampu mengelola resiko sosial. Karena setiap orang adalah rentan terhadap resiko, modal sosial dapat meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mencegah atau merepon goncangan. Menemukan identitas asli dari masyarakat itu sendiri; dengan segala kekurangannya modal sosial dapat membangun kesadaran kelompok sehingga orang merasa menjadi bagian dari masyarakatnya. Menguatkan jaringan sosial; dengan modal sosial elemen-elemen masyarakat saling membantu dan mengelola resiko, yang didasarkan pada hubungan sosial informal, dan yang lain didasarkan pada organisasi formal.

3. Silang budaya Menuju Intrasi bangsa