Tahap ini peneliti juga menguji keabsahan atau kevalidanmengecek kebenaran hasil interpretasi. Caranya adalah dengan meninjau ulang reduksi data
dan penyajian data serta melakukan triangulasi dan observasi. Dengan demikian, untuk kevalidan penelitian, maka penulis menggunakan analisis data menurut
Miles dan Huberman di atas.
1.6.7 Proses Penelitian
Proses penelitian awalnya dimulai dengan mengurus surat izin penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Surat izin ini digunakan untuk mengurus
permohonan izin di Kesbangpol Kota Padang. Peneliti meminta surat permohonan untuk penelitian ke Kesbangpol pada tanggal 23 Desember 2011. Surat izin
tersebut didapatkan pada tanggal 27 Desember 2012. Surat dari Kesbangpol digunakan untuk berbagai keperluan seperti meminta surat rekomendasi dari
Kecamatan untuk Kelurahan. Pada tanggal 28 Desember 2011 peneliti mendatangi kantor PJOK Kota
Padang dan memasukan surat izin penelitian dari Fakultas dan Kesbangpol. Pada tanggal 29 Desember 2011 peneliti menemui kepala PJOK Kota Padang untuk
meminta data dan memastikan kecamatan dan kelurahan mana yang banyak mengalami protes tentang penyaluran dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
gempa 30 September 2009 Sumatera Barat pada tahap III. Setelah kepala PJOK memberi data dan memberikan informasi tentang lokasi, ternyata kecamatan
Nanggalo kelurahan Surau Gadang yang banyak protes kepada PJOK.
24
Pada tanggal 31 Desember 2012, peneliti kembali lagi menemui Kepala PJOK Kota Padang untuk mewawancarainya dan mengklarifikasi mengenai protes
warga terhadap penerima dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa 30 September 2009 Sumatera Barat. Sebelumya, peneliti membuat janji dengan
informan terlebih dahulu agar dapat menyediakan waktunya untuk diwawancara sehingga
wawancara akan
lebih nyaman
dilakukan. Sehingga
peneliti memutuskan mewawancarai terlebih dahulu orang yang mudah dihubungi agar
dapat membuat janji dengan informan yang lain. Pada tanggal 8 Januari 2012 peneliti mendatangi kantor Kecamatan
Nanggalo dan
memasukan surat
rekomendasi penelitian.
Setelah surat
itu dikeluarkan Pada tanggal 12 Januari 2012, peneliti meminta data kependudukan
Kecamatan Nanggalo dan meminta rekomendasi penelitian untuk kelurahan Surau Gadang serta menanyakan langsung kapan peneliti bisa melakukan wawancara
dengan informan terkait. Pada tanggal 9 Januari 2012, peneliti kembali mewawancarai kepala PJOK
Kota Padang untuk mengklarifikasi data wawancara sebelumnya yang dianggap kurang dan sekaligus mendapatkan data sekunder berupa dokumentasi dan data-
data kerusakan
gempa. Disini
peneliti juga
mendapatkan petunjuk
teknis Rehabilitasi Rekonstruksi pasca gempa 30 September 2009 Sumatera Barat.
sehingga peneliti juga melakukan wawancara dengan sekretaris PJOK Kota Padang untuk melengkapi data tentang protes penerima dana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi. Peneliti juga mendapatkan informasi tentang adanya kasus warga
25
kelurahan Surau Gadang dengan PJOK tentang penyaluran dana gempa tahap III yang dimediasi oleh Kom Nas Ham Kota Padang.
Pada tanggal 13 Januari 2012 wawancara dilakukan dengan Kasubag Pengaduan
Masyarakat Kom
Nas Ham
Kota Padang.
Kasubag Pengaduan
Masyarakat ini mengetahui proses dari awal sampai selesainya mediasi yang dilakukan antara warga Surau Gadang dengan PJOK Kota Padang. Pada tanggal
14 Januari 2012, wawancara dilakukan dengan kepala Lurah Surau Gadang dimana
kepala Lurah
sangat mengetahui
masalah warga
yang terjadi
dikelurahannya. Ketika itu peneliti juga mewawancarai sekretaris lurah dan meminta data penduduk kelurahan.
Pada tanggal 2 Februari 2012 wawancara dilakukan dengan Fasilitator kelurahan Surau Gadang. Fasilitator ini yang berfungsi sebagai mendata dan
memfalidasi rumah warga yang rusak akibat gempa. Pada tanggal 5 Februari 2012 wawancara dilakukan dengan warga yang protes kepada PJOK Kota Padang. Hal
ini dapat mengetahui masalah yang ada dalam penyaluran dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa 30 September 2009 Sumatera Barat.
Proses penelitian ini dapat dikatakan berjalan lama, hal ini dikarenakan informan penelitian sulit dicari keberadaannya dan jika dapat dihubungi, harus
dibuat janji terlebih dahulu dan disesuaikan dengan waktu yang menurut informan baik.
26
1.6.8 Definisi Operasional