DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Pemasukan Informasi untuk masing-masing gaya belajar
25 Tabel 2.2 The Multiple Intelligence Menu
27
Tabel 3.1 Desain penelitian 38
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Awal 45
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Akhir 48
Tabel 4.3 Ringkasan data hasil belajar ke dua kelas 50
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas 52
Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Tahapan Genius Learning Strategy
21 Gambar 2.2. Jenis kecerdasan dalam Multiple Intellegence
27 Gambar 3.5. Skema Prosedur Penelitian
40 Gambar 4.1. Diagram batang perbandingan hasil awal kelas
47 eksperimen dan kelas kontrol
Gambar 4.2. Diagram batang perbandingan hasil akhir kelas 49
eksperimen dan kelas kontrol Gambar 4.3. Diagram perbandingan nilai pretes dan
50 postes kelas eksperimen
Gambar 4..4. Diagram perbandingan nilai pretes dan 51
postes kelas kontrol Gambar 4.5. Diagram perbandingan nilai pretes dan postes kedua kelas
51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. RPP I Pada Kelas Eksperimen
63 Lampiran 2. RPP II Pada Kelas Eksperimen
70 Lampiran 3. RPP III Pada Kelas Eksperimen
77 Lampiran 4. RPP IV Pada Kelas Eksperimen
83 Lampiran 5. RPP V Pada Kelas Eksperimen
90 Lampiran 6. RPP I Pada Kelas Kontrol
98 Lampiran 7. RPP II Pada Kelas Kontrol
102 Lampiran 8. RPP III Pada Kelas Kontrol
106 Lampiran 9. RPP IV Pada Kelas Kontrol
109 Lampiran 10. . RPP V Pada Kelas Kontrol
112 Lampiran 11. Instrumen Penelitian
116 Lampiran 12. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
118 Lampiran 13. Lembar Validasi Instrumen Penelitian
121 Lampiran 14. Angket Respon Siswa
123 Lampiran 15. Kartu Goal Setting I
124 Lampiran 16. Kartu Goal Setting II
125 Lampiran 17. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
126 Lampiran 18. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
128 Lampiran 19. Tabel persiapan penghitungan hasil belajar
130 lampiran 20. Perhitungan rata-rata, varians,dan simpangan baku
132 Lampiran 21. Perhitungan Uji Normalitas data hasil belajar
134
Lampiran 22. Perhitungan Uji Homogenitas data hasil belajar 139
Lampiran 23. Perhitungan Uji Hipotesis data hasil belajar 141
Lampiran 24. Tabulasi Angket Respon Siswa pada GLS 154
Lampiran 25. Lingkaran Donat 156
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian 157
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan belajar juga merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Syaiful Bahri 2002:13 mengatakan bahwa :
“Pengertian belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.
Defenisi belajar banyak dikemukakan oleh ahli psikologi pendidikan. Mereka memberikan defenisi belajar yang berbeda - beda sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Muhibbin syah berpandangan bahwa belajar adalah
key termistilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa
belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sedangkan menurut slameto 2003:2 mengatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Dalam hal ini, Slameto 2003
mengemukakan ciri-ciri dari perubahan tingkah laku, yaitu : 1.
Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi
karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari
akan perubahan itu. 2.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan
kapur, dan sebagainya. Disamping itu dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-kecakapan lain
misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku
karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan
dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan anak dalam memainkan piano
setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.