Analisis wacana pesan dakwah film dalam mihrab cinta

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH FILM
DALAM MIHRAB CINTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Siti Qoriatun Sholihah
NIM 107052002530

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya yang ajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh sarjana (strata 1/S1) di
Universitas Islam Negri
( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti secara hukum bahwa karya ini bukan karya
asli saya atau merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

Siti Qoriatun Sholihah

ABSTRAK
Siti Qoriatun Sholihah
Analisis Wacana Pesan Dakwah Film Dalam Mihrab Cinta
Di zaman yang semakin berkembang, dakwah harus dikemas dengan
berbagai sarana, agar dakwah lebih efektif. salah satunya dengan berdakwah
melalui film. Film merupakan saluran komunikasi yang paling efektif dalam

menyampaikan pesan, karena film dapat memberikan efek baik dari aspek
edukatif, afektif maupun kognitif kepada penonton. Film Dalam Mihrab Cinta
adalah salah satu film yang isinya bernuansa dakwah, yang diambil dari sebuah
novel karya Habiburrahman EL-Shirazy. Di dalamnya terdapat pesan-pesan
keagamaan dan moral. Pada film ini menceritakan sosok seorang laki-laki soleh
yang bergelut dalam cobaan dan dihadapkan dengan dua pilihan cinta. Dengaan
berbagai keunggulan film tersebut, maka akan dilakukan penelitian mendalam
pada aspek cerita film, guna memahami isu dan pesan yang sebenarnya hendak
disampaikan
Adapun masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah ingin
melihat bagaimana isi cerita dalam dialog film Dalam Mihrab Cinta yang
mengandung unsur dakwah dan disutradarai secara langsung oleh Habiburrahman
EL Shirazy dengan menggunakan teori analisis wacana model Teun A Van Dijk,
dapat ditelaah bagaimana struktur penyampaian pesan oleh sutradara melalui
elemen-elemen struktur makro, superstruktur maupun mikro.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam
pelaksanaannya lebih dilakukan pada pemaknaan teks. Pengumpulan data melalui
research document, kemudian data-data dianalisis melalui struktur wacana model
Teun A Van Dijk.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menganalisa film

melalui pendekatan teori wacana beserta strukturnya, dapat mengungkap isu pesan
yang ingin disampaikan sutradara kepada penonton. Dari hasil penelitian ini,
ditemukan bahwa muatan dakwah yang ada dalam Film Dalam Mihrab Cinta
diantaranya mengandung unsur-unsur akhlak, aqidah dan muamalat, setelah
melakukan pengelompokkan berdasarkan kategorinya. kemudian dibahas secara
mendalam dengan menggunakan analisis wacana. Pesan yang tertulis dalam teks
dialog Film Dalam Mihrab Cinta yaitu saling membentuk kesatun arti dan
dakwahnya.

i

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat-Nya yang telah diberikan, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Sholawat dan salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya.
Berkat usaha dan do’a, akhirnya skripsi yang berjudul ”Analisis Wacana
Pesan Dakwah Film Dalam Mihrab Cinta” ini dapat diselesaikan. Selesainya
tugas penelitian ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan semua pihak yang telah banyak membantu baik moral maupun

material. Terimakasih atas do’a dan support dari ayah, ibu, adik, sahabat-sahabat
saya dan dosen yang telah memberikan bimbingan. semoga tugas membuat skripsi
ini dapat memberikan manfaat.
Proses penulisan skripsi ini tidaklah semudah yang dibayangkan penulis
sebelumnya, tetapi hal itu dapat diatasi berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
4. Ibu Rubiyanah, MA. selaku KA. Kons Jurnalistik sekaligus Pembimbing
dalam penulisan skripsi ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii

5. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu


Komunikasi, yang telah memberikan arahan pengembangan intelektualitas
penulis selama belajar di kelas, yang satu persatunya tidak sempat penulis
sebutkan.
6. Seluruh staff di FDK dan pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Dakwah terima kasih atas layanannya, semoga pelayanannya kepada
mahasiswa menjadi amal ibadah di mata Allah.
7. Kepada Ayahanda M. Habsyi Mustofa dan Ibunda Nurhayati atas seluruh
pengorban, dorongan semangat serta kepercayaannya, penulis ucapkan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan keberkahan-Nya, dan hanya Allah SWT yang
mampu membelas jasa besar ayahanda dan ibunda.
8. Sutradara (Habiburrohman El Shirazy), penulis sekenario dan seluruh kru
film Dalam Mihrab Cinta , telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu dalam pembuatan skripsi ini.
9. Teman-teman kelas KPI C angkatan 2007 yang selama lebih kurang empat
tahun bersama mengalami sudah, senang, emosi dan marah bersama.
10. Teman-teman di organisasi HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Teman-teman KKS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 di
sukabumi (Cijengkol).
Penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian

yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat

iii

ganda dari Allah swt disertai limpahan rahmat, hidayah serta berkah-Nya amin ya
rabbal alamin.
Akhirnya penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat menambah refernsi
atau khasanah keilmuan dan pengetahuan bagi yang membacanya. amin…

Jakarta, 15 Juni 2011 M/1432 H

penulis

iv

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .........................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................5
D. Metodologi Penelitian...............................................................................6
E. Tinjauan Pustaka.......................................................................................9
F. Sistematika Penulisan.............................................................................10
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis wacana ...................................................................................13
1. Pengertian Analisis Wacana ...........................................................13
B. Analisis Wacana Teun A Van Dijk .....................................................15
C. Pengertian dan Tujuan Dakwah .........................................................20
1. Pengertian Dakwah..........................................................................20
2. Tujuan Dakwah................................................................................22
D. Pengertian Pesan Dakwah....................................................................23
E. Pengertian Film, Unsur-unsur dan Jenis-jenis Film............................27
F. Film sebagai Media Dakwah...............................................................30


v

BAB III GAMBARAN UMUM FILM DALAM MIHRAB CINTA
A. Profil Habiburrahman El Shirazy...............................................................33
B. Latar Belakang Pembuatan Film dalam Mihrab Cinta ..............................35
C. Sinopsis Film dalam Mihrab Cinta ...........................................................37
BAB IV ANALISIS TEKS FILM DALAM MIHRAB CINTA
A. Struktur Makro...........................................................................................42
B. Superstruktur..............................................................................................44
C. Struktur Mikro............................................................................................49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................66
B. Saran - Saran..............................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini, infomasi dan komunikasi menjadi sangat
penting terutama untuk menginformasikan nilai-nilai islam dari satu generasi ke
generasi lainnya. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi mengalami
kemajuan yang pesat. Salah satunya adalah perkembangan perfilman. Dalam
perjalanan sejarahnya film ini sudah menjadi industri yang sangat besar dan
menguntungkan. Film merupakan bentuk dari media massa yang dapat
menyebarkan pesan dengan keunggulan teknisnya.
Menonton sebuah film, tidak akan lepas dengan unsur sinematik dan
narasi. Aspek cerita dan tema sebuah film terdapat di dalam narasi. Cerita di
kemas ke dalam bentuk skenario, yang akan mengarahkan jalan cerita film. Di
dalam scenario kita dapat melihat unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik,
lokasi, waktu dan lain-lain. Seluruh unsur-unsur tersebut membentuk sebuah
jalinan peristiwa yang terikat oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas.2
Di Indonesia, film sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Film
berfungsi sebagai media informasi, hiburan, pendidikan, dan penerangan. Film

2


Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008) h, 2.

1

2

juga berperan sebagai pengalaman dan nilai yang dapat memenuhi kebutuhan yang
bersifat spiritual, yaitu keindahan dan transedental.3
Guru besar Universitas Hasanudin dan para staf pengajarnya, Anwar Arifin
dan Azwar Hasan dalam pesan apresiasi dan Diskusi Film di Ujung Pandang,
mengatakan bahwa dari sudut pandang teori komunikasi, khususnya filmologi
diakui bahwasanya film sangat potensial untuk mempengaruhi perilaku penonton.
Hal ini disebabkan kekuatan dan keunikannya sebagai media, efektif
mengantarkan pesan secara mengesankan. Kekuatan pengaruhnya, mampu
mengiringi penonton pada situasi identik optik identik psikologik.4
Film sebagai salah satu bentuk media massa dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan

dakwah,


film

menjadi

media

yang

cukup

efektif

dalam

menyampaikan pesan dakwah. Sehingga dengan adanya penggunaan media
tersebut. Maka jangkauan dakwah tidak lagi memiliki batas baik ruang maupun
waktu.
Dakwah sebagai salah satu bentuk aktifitas komunikasi harus mampu
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya media massa yang telah maju pesat untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah, tanpa harus mengurangi makna dan

3

Aep Kusnawan. Komunikasi dan Penyiaran Islam. (Bandung : Benang Merah Press, 2004), h.

95.
4

Zeid, Maftuh. “Pemberdayaan Film Indonesia, Suatu Upaya Memahami Realitas Masyarakat
Indonesia” ( Skripsi Mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Tahun 2008).

3

tujuannya. Oleh karena itu, pesan dakwah harus dilakukan dengan berbagai cara
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Para pelaku dakwah hendaknya mampu melakukan inovasi dakwah melalui
film layar lebar sebagai salah satu instrument. Disisi lain film sangat efektif dalam
menimbulkan emosi, sikap serta perilaku manusia. Karena dakwah itu bukan
sebatas lisan dan tulisan saja. Namun, merupakan dialog dan kegiatan intelektual
seni dan budaya.
Hal inilah yang dilakukan oleh sutradara Habiburrahman El Shirazy5
sekaligus sebagai penulis scenario dalam film Dalam Mihrab Cinta yang dikenal
dengan panggilan Kang Abik. Film garapannya itu diangkat novel fenomenal
“Mihrab Cinta” karangannya sendiri. Novel ini merupakan salah satu novel
terlaris (Best Seller) di Indonesia. Film “Dalam Mihrab Cinta” adalah film yang
ditulis dengan pesan yang memberikan makna islami dalam kehidupan sehari-hari.
Film Dalam Mihrab Cinta ini adalah film yang menceritakan tentang
kondisi seorang santri yang terusir karena dituduh mencuri akibat fitnah
sahabatnya

sendiri.

Kemudian

karena

keluarganya

sendiri

juga

tidak

mempercayainya, hingga benar-benar membuat dirinya menjadi seorang pencopet.
Di tengah kekacauan dan kegelapan hidupnya ini Allah memberikan jalan baginya
untuk bertobat dan mempertemukannya dengan seorang gadis solehah.
5

Lahir di Semarang 30 September 1976. Sarjana Al Azhar University Cairo.( Founder dan
pengasuh utama Pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia. Ia juga dikenal secara nasional
sebagai da’I, novelis dan penyair.)

4

Di dalam film ini banyak terdapat dialog yang mengandung pesan-pesan
dakwah. Berangkat dari latar belakang tersebut, kiranya perlu dilakukan penelitian
lebih mendalam pada aspek cerita film ini, guna memahami pesan apa yang
sebenarnya hendak disampaikan melalui skenario yang ditulis, dengan pendekatan
kacamata Teun A Van Dijk, serta untuk memberikan aparesiasi terhadap karya
seorang pekerja media yang tentunya juga memiliki ideologi tertentu dalam
memandang realitas kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai isu untuk
ditonjolkan kepada masyarakat. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memilih
judul skripsi “Analisis Wacana Pesan Dakwah Film Dalam Mihrab Cinta”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Lingkup penelitian ini dibatasi pada teks dialog muatan dakwah film Dalam
Mihrab Cinta, dengan menggunakan teori analisis wacana Teun A. Van Dijk.
Namun penulis membatasinya pada tiga struktur dalam suatu teks, yaitu struktur
makro, superstruktur dan struktur mikro.
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana

struktur wacana

makro, mikro dan superstruktur pesan dakwah yang terkandung dalam teks dialog
film Dalam Mihrab Cinta”?

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui teks dialog pesan dakwah
yang terdapat dalam film Mihrab Cinta dilihat dari struktur wacana makro,
superstruktur dan struktur mikro.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh hal-hal

yang

bermanfaat bagi perkembangan hasanah ilmu dakwah dan ilmu komunikasi
baik bagi penulis maupun pembaca penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa teks dialog
film Dalam Mihrab Cinta sebagai sebuah film juga dapat mengemban misi
dakwah yang dapat memberikan transformasi nilai-nilai islam sesuai
dengan perkembangan zaman, agar terealisasinya pesan sebagai sarana
dakwah.

6

D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang

menghasilkan prosedur

analisis

yang tidak

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka
yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan
rumit. Disistensiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.6
Kemudian penelitian ini menggunakan model analisis wacana Teun A Van
Dijk. Analisis wacana didefinisikan sebagai suatu upaya pengungkapan
maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan.
Teori analisis wacana Van Dijk merupakan model analisis wacana yang
paling banyak digunakan. Sebab model tersebut dapat mengelaborasikan
elemen-elemen wacana dalam suatu teks secara mudah dan praktis.7
Sedangkan pemaparannya bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang
memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan dan
mewacanakan pesan-pesan dakwah dalam teks dialog film Dalam Mihrab
Cinta.
6

Lexy, J M oleong. M etodologi Penlit ian Kualitat if, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, h 6

7

Alex Sobur. Analisis Teks Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. H. 73.

7

2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah film dalam mihrab cinta, sedangkan
obyek penelitiannya adalah pesan dakwahnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang Nampak pada film Dalam Mihrab Cinta.
Tindakan lebih lanjut dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke Sinem
Art sebagai Production House yang menggarap film ini. untuk mencatat
apa yang diperlukan, terutama untuk mendapatkan informasi seputar film
Dalam Mihrab Cinta dalam isi pesannya yang mengandung dakwah.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

8

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.8
Penulis mengajukan pertanyaan kepada informan dengan tidak
hanya berpedoman pada sistematika pertanyaan yang disediakan,
sehingga pemberi data dapat menjawab dengan bebas dan terbuka. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan sutradara Film
Dalam Mihrab Cinta yaitu Habiburrahman El Shirazy. Selain itu
wawancara juga dilakukan dengan penulis skenario (Adra P Daniel),
tetapi

dikarenakan

sudah

meninggal,

maka

digantikan

oleh

Habiburrahman El Shirazy yang berlaku sebagai sutradara dalam film ini.
c. Dokumentasi
Dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yang terkait
dengan penelitian ini, terutama teks skenario dan dokumen-dokumen
Film Dalam Mihrab Cinta. Pengumpulan data ini dilakukan melalui:
internet, buku-buku, dan media cetak lainnya serta literatur-literatur lain
yang ada kaitannya dengan materi penelitian.
4. Tehnik Analisis data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Wacana Van
Dijk yang meliputi: struktur makro, Merupakan makna global dari suatu teks
8

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, h.86.

9

yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Superstruktur
merupakan kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu
disusun dalam teks secara utuh. Struktur mikro makna wacana yang dapat
diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
paraphrase yang dipakai dan sebagainya.
Kemudian setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, langkah
berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian. penulis menggunakan analisis wacana, yang merupakan
salah satu alternatif teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan
dakwah yang terkandung dalam teks dialog film Dalam Mihrab Cinta.
Melalui analisis ini tidak hanya mengetahui isi pesan yang
disampaikan tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan, karena analisis
wacana merupakan studi tentang struktur pesan. Unsur penting dalam analisis
wacana adalah kepaduan (coherence) dan kesatuan unit (unity) serta peneliti.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan
pustaka di perpustakaan Dakwah maupun di perpustakaan utama UIN Jakarta.
Memang banyak sekali penelitian yang mengangkat tentang Analisis Wacana
diantaranya adalah, metode yang sama dengan yang penulis gunakan, antara lain
Analisis Wacana Dakwah dalam film Ayat-ayat Cinta oleh Muhammad Zeid

10

Maftuh, dalam skripsinya terdapat wacana pesan dakwah yang mengandung unsur
aqidah, akhlak dan moral dengan kognisi dan konteks yang berbeda. Analisis
Wacana Teun A Van Dijk Terhadap Skenario Film Perempuan Punya Cerita yang
ditulis oleh Haiatul Umam, dalam skripsinya lebih membahas kedudukan seorang
wanita melalui analisis wacana Van Dijk dalam skenario film tersebut. Analisis Isi
Pesan Dakwah Pada Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman ELShirazy oleh Siti Maryam, dalam skripsinya terdapat isi pesan dakwah terdiri dari
pesan aqidah, akhlak dan muamalat. Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Buku
Tasauf Karya Hamka yang ditulis oleh Muhammad Rico Zulkarnaen, dalam
skripsinya konstruksi wacana tulisan Hamka dalam media massa banyak memiliki
pesan dakwah yang berbeda dengan konteks dan kognisi yang berbeda-beda
dengan tulisannya yang selalu membawa pada pesan dakwah islam.
Meskipun tulisan-tulisan sebelumnya tentang analisis wacana, tetapi objek
penelitiannya berbeda. Penelitian skripsi ini lebih memfokuskan atau membatasi
pada teks dialog film Dalam Mihrab Cinta..
F. Sistematika Penulisan
Sebagai karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini akan di susun secara
sistematis sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku. Adapun bentuk
penulisan skripsi ini sebagai berikut:

11

BAB 1 Pendahuluan
Bab ini akan membahas pendahuluan yang memaparkan latar belakang
masalah, agar tetap fokus, dengan memberikan batasan dan rumusan
masalah. Namun yang tak kalah penting juga dicantumkan tinjauan
teoritis dan metodologi penelitian sebagai kerangka berpikir serta
sistematika penulisa
BAB II

Kajian Teori
Pada bab II ini akan dijelaskan mengenai pengertian film, sejarah dan
perkembangannya. Selain itu memberikan gambaran mengenai jenis dan
unsur-unsur film, pengertian dan ruang lingkup pesan dakwah,
memberikan gambaran dakwah melalui audio dan visual serta pengaruh
film dalam kehidupan. Kemudian juga menggabungkan istilah-istilah film
dengan teori wacana Van Dijk.

BAB III

Gambaran Umum Film Dalam Mihrab Cinta
Membahas tentang profil rumah produksi (production house) Sinema Art,
visi misi dan tujuannya. Kemudian factor apa saja yang menghambat dan
mendukungdalam pembuatan Film Mihrab Cinta, dan para kru serta para
pemain di Mihrab Cinta serta gambaran synopsis Film Mihrab Cinta.

12

BAB IV

Analisis Teks Film Dalam Mihrab Cinta
Sebagai inti pembahasan bab ini menganalisis konteks sosial (agama,
ekonomi, budaya), kemudian dilanjutkan dengan kognisis sosial Film
Mihrab Cinta. Kemudian menganalisis teks pada Film Mihrab Cinta, yang
mengulas tentang bentuk kalimat, gaya bahasa yang digunakan, teknik
penyampaian pesan dan gambar yang dimunculkan dalam Film Mihrab
Cinta, setelah itu menyajikan muatan dakwah

BAB V

Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran-saran yang dilengkapi daftar pustaka,
hasil wawancara dan lampiran yang dianggap penting

13

BAB II.
Kajian Teoritis
A. Analisis Wacana
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana adalah ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini, alian-aliran linguistic selama ini membatasi penganalisisannya
hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa
memalingkan perhatian kepada penganalisisan wacana.4
Secara etimologi istilah wacana sebagaimana dikutip Mulyana berasal dari
bahasa sanskerta wac/wak/vac yang memiliki arti ‘berkata’, ‘berucap’. Kemudian
kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana, kata ana yang berada di
belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna ‘membedakan’. Dengan
demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.5
Secara terminologi istilah wacana memiliki arti yang sangat luas. Luasnya
makna wacana dikarenakan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang

4

Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, (Bandung : Angkasa, 1993), h. 12.
Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana
(Kajian Wacana : Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 2005), h. 3.
5

14

15

memaknai istilah wacana tersebut, mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi,
politik, komunikasi dan sastra.6
Wacana

dapat

berarti

rentetan

kalimat

yang

berkaitan,

yang

menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk
satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat
tersebut. Wacana merupakan kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau
terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi dan
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata
disampaikan secara lisan dan tertulis.7
Pembahasan wacana pada dasarnya merupakan pembahasan terhadap
hubungan antara konteks-konteks yang terdapat di dalam teks. Pembahasan itu
bertujuan menjelaskan hubungan antara kalimat atau antara ujaran (utterances)
yang membentuk wacana. 8Adapun Samsuri sebagaimana dikutip Alex Sobur
juga berpendapat bahwa wacana ialah rekaman kebahasaaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi, baik komunikasi lisan maupun tulis, yang terdiri atas
seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu
dengan yang lain. 9

6

Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indnesia Kontemporer (Jakarta : Modern
English Press, 2002), edisi ke-3, h 1709 (ibnu khamdan2009).
7
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LKiS, 2001), h.
2.
8
Alex Sobur, Analisis Teks Media.( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002). h.10.
9
Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 10.

16

Wacana sering dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari
studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Arti dari wacana itu sendiri tergantung pada pemakaian atau konteks disiplin
ilmu tersebut, sehingga banyak ahli yang mendefinisikan dan memberikan
batasan yang berbeda. Di dalam kamus pun, akan mempunyai pengertian yang
berbeda.
B. Analisis Wacana Teun Van Dijk
Dalam penelitian

ini, analisis wacana yang dipakai adalah analisis

wacana yang diperkenalkan oleh Teun Van Dijk, karena dalam penelitian ini
diketahui bagaimana penggambaran teks berita dan makna yang tersembunyi
dalam teks tersebut.
Melalui berbagai karyanya, Van Dijk membuat kerangka analisis wacana
yang dapat didayagunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur
atau tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk
membaginya ke dalam tiga tingkatan:
1. Struktur makro. Merupakan makna global dari suatu teks yang dapat
dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan
hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen
wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

17

3. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai
dan sebagainya.
Struktur wacana yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai
berikut:10
ELEMEN WACANA TEUN A VAN DIJK
Struktur Wacana

Hal yang Diamati

Elemen

Struktur Makro

TEMATIK

Topik

(Apa yang dikatakan?)
Superstruktur

SKEMATIK

Skema

(bagaimana pendapat disusun
dan dirangkai)
Struktur Mikro

SEMANTIK

Latar,

detail,

maksud,

(makna yang ingin ditekankan praanggapan, nominalisasi
dalam teks berita)
Struktur Mikro

SINTAKSIS
(bagaimana

Bentuk kalimat, koherensi, kata
pendapat ganti

disampaikan?
Struktur Mikro

10

STILISTIK

Leksikon

Alex Sobur, Analisis Teks M edia ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 74.

18

(pilihan kata apa yang dipakai?)
Struktur Mikro

RETORIS

Grafis, metafora, ekspresi

(bagaimana dan dengan cara
apa penekanan dilakukan?)

Untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana tersebut,
penjelasan singkatnya yaitu:
a. Tematik
Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu
yang telah ditempatkan. Kata ini barasal dari kata yunani tithenai yang berarti
menempatkan atau meletakkan. 11
Kata tema kerap disandingkan dengan topic. Teun A Van Dijk
mendefinisikan topic sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik bisa
diketahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi
suatu masalah. Tindakan, keputusan atau pendapat dapat diamati pada struktur
makro dari suatu wacana.
b. Skematik

11

Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002). h. 75.

19

Kalau topik menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka struktur
skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks.
Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian
umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan
sebagainya. Skematik merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung
makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung.
c. Semantik
Dalam pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang
menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna local yakni
makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang
membangun makna tertentu dalm suatu bangunan teks. Dengan kata lain,
semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur
wacana, tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa.
Semua strategi semantic selalu dimaksudkan untuk menggambarkan diri
sendiri atau kelompok sendiri secara positif, dan sebaliknya menggambarkan
kelompok lain secara buruk, sehingga menghasilkan makna yang berlawanan. 12
d. Sintaksis

12

Ibid, h. 76.

20

Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sin artinya
dengan+tattein artinya menempatkan), jadi kata sintaksis secara etimologis
menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dapat
dikatakan sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Strategi pada level sintaksis yang lain adalah dengan menggunakan
bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan
cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
e. Stilistik
Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang
pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan
bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya
bahasa.
Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala
ragam bahasa, ragam lisan dan ragam tulis, ragam non sastra dan sastra, karena
gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu untuk
maksud tertentu.
f. Retoris

21

Strategi dalam level retoris adalah gaya yang diungkapkan ketika
seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang
berlebihan (hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif,
dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada
khalayak.
Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana
pembicara menempatkan atau memposisikan dirinya di antara khalayak.
Selanjutnya strategi lain dalam level ini adalah ekspresi, dimaksudkan untuk
membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang
disampaikan.
C. Pengertian dan Tujuan Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara bahasa dakwah berasal dari padanan kata da’a-yuda’i-dua’an
da’watan. Dalam alqur`an istilah dakwah disebutkan kurang lebih sebanyak
sepuluh kali dengan berbagai arti yang berbeda, ajaran seruan pembuktian dan
do`a. dalam makna sempit dakwah berarti tugas13. untuk menyampaikan dan
mengajarkan ajaran Islam pada yang lain agar nilai-nilai Islam terwujud dalam
kehidupan manusia. Atau dapat juga didefinisikan sebagai upaya untuk merubah
manusia, baik perasaan, pemikiran maupun tingkah lakunya dari jahiliyyah ke

13

Tim Penyusun, ISLAM : M ulai Akar ke Daun,( Bogor : BIP (BKIM IPB Press), h.186.

22

Islam, atau dari yang sudah Islam menjadi lebih kuat lagi Islamnya. Seperti
firman Allah SWT dalam Surat an-Nahl/16 : 125 sebagai berikut:

            
 



         

“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengethui siapa yang dapat petunjuk"

Tulisan dakwah (bahasa arab), telah dikenal masyarakat Indonesia dan
dalam tulisan Indonesia menjadi da’wah diterjemahkan secara sinonim
(mutaradif) dengan arti ma’ruf, yakni kebijakan atau kebaikan. Secara sederhana
dakwah dapat diartikan ajakan, seruan, atau panggilan kepada kebajikan.14
Menurut Amrullah Achmad, dakwah yaitu aktualisasi iman yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
manusia berpikir, bersikap dan bertindak. Manusia pada dataran kenyataan
individu dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran
islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.15

14

Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur`an, (Bandung : CV Pustaka Setia,
2002), cet ke-1 h.40.
15
Amrullah Achmad, Dakwah Perubahan Sosial, (Yogyakarta : PT LKIS, 1992) h. 12.

23

Menurut Syekh Ali Mahfudz, dakwah yaitu mendorong manusia untuk
melakukan kebajikan, kebaikan serta mengikuti petunjuk, menyuruh mereka
berbuat serta melarang melakukan perbuatan munkar agar memperoleh
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.16
2. Tujuan Dakwah
Tujuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah arah, haluan
(jurusan) yang dituju, maksud, tuntutan (yang dituntut).
Tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam
kepada setiap manusia baik individu ataupun masyarakat, sehingga dapat
mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran tersebut.17
Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah

mengajak manusia ke jalan

Tuhan, jalan yang benar, yaitu Islam. Disamping itu dakwah juga bertujuan
untuk mempengaruhi cara berpikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 18
Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam
seluruh aktifitas. Ini berarti tujuan dakwah masih bersifat umum, dimana seluruh
16

17

Sutirman Ekha Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Surabaya : Pustaka Pelajar, 1995) h. 10-11.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1999), h.1216.
18
Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia,
2001), cet. Ke-2, h.25.

24

gerak langkah proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya. tujuan
utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika memberikan pengertian
tentang dakwah, yakni “terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan akhirat yang diridhai Allah SWT.” 19
Tujuan dakwah tidak dapat dicapai tanpa memperkuat aqidah itu sendiri.
Untuk itu, sasaran utama dakwah, menurut Sayyid Quthub, berpusat pada dua hal
pokok, pertama memperkenalkan kepada manusia Tuhan mereka yang sebenarbenarnya, yaitu Allah swt dan membimbing mereka agar menyembah hanya
kepada-Nya. Dengan perkataan lain, tujuan dakwah yang terpenting menurut
Quthub, adalah ma’rifat Allah dan tauhid Allah. 20
D. Pengertian Pesan Dakwah
Pesan dalam kamus besar Bahasa Indonesia mengandung arti perintah,
nasihat, permintaan yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang
lain.21Sedangkan menurut Onong Uchyana Effendi, pesan adalah seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.22

19

Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet ke-3

h. 16.
20

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta : Penamadani, 2008), Cet Ke-2, h. 140.
21
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, hal.761.
22
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Kmonukasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 003), Cet. Ke-17, h. 18.

25

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata arab (da’wah),
merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’aa (madly), yad’u (mudhari’), berarti
seruan, ajakan, panggilan. Seruan dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara,
kata, atau perbuatan.23
Menurut Sayyid Quthub yang dikutip oleh Ilyas Ismail dalam bukunya yang
berjudul Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, dakwah adalah usaha orang beriman
mewujudkan (ajaran) Islam dalam realitas kehidupan atau usaha orang beriman yang
mengokohkan Allah dalam kehidupan manusia baik pada tataran individu
(fardiyyah), keluarga (usrah, masyarakat (ummah) demi kebahagiaan dunia dan
akhirat.24
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa pesan dakwah adalah semua
pernyataan yang bermakna dari Al-Qur`an dan Sunnah berguna untuk mengajak
seluruh umat manusia kepada ajaran Islam agar memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pesan Aqidah (Keimanan)
Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan,
kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat dan juga berarti yakin. Sedangkan
23

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta : Paramadina, 2006), hal. 144.
24
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta : Paramadina, 2006). hal. 147.

26

secara terminology terdapat dua pengertian aqidah baik secara umum ataupun khusus
aqidah secara umum yaitu pemahaman yang benar seperti keimanan dan ketauhidan
kepada Allah, iman kepada malaikat, Rasul, kitab-kitab Allah, qadha dan qadhar serta
hari akhir. Seara khusus aqidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup rukun
iman, tapi pembahsannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi
juga masalah yang dilarang oleh Islam. 25
2. Pesan Ibadah
Ibadah adalah kepatuhan dan ketundukan kepada Allah yang memiliki puncak
keagungan. Ibadah mencakup seluruh aspek kegiatan baik dalam perbuatan maupun
perkataan yang dilakukan oleh setiap muslim dalam mencapai keridhoan Allah SWT.
Dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:26
1. Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah adalah ibadah yang pelaksanaannya memerlukan
kegiatan dan kekuatan fisik disertai jiwa yang ikhlas dan khusyu’ kepada
Allah SWT, seperti membaca Al-Qur`an, salat dan sebagainya
2. Ibadah Ruhaniyah Maliyah yaitu ibadah yang pelaksanaanya berkaitan
langsung dengan materil, seperti zakat, infaq, qurban, dan sebagainya
3. Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah, ialah ibadah yang pelaksanaannya dismping
memerlukan kekuatan fisik daan mental, juga membutuhkan materi, misalnya
haji.
25
26

Indriansyah Syukir, Akhlak Islamiyah, (Jakarta : Parameter, 1998), h. 5.
Yusuf Qardhawi, Ibadah dalam Islam, (Jakarta : Bina Sarana Ilmu, 1998), h 41.

27

3. Pesan Mu’amalah
Menurut bahasa mu’amalah berasal dari kata mu’aamalah-yu’aamilu-‘aamala
sama dengan wazan mufaa’alah – yufaa’ilu – faa’ala artinya saling bertindak, saling
berbuat dan saling mengamalkan.
Menurut istilah pengertian mu’amalah dari salah sorang para ahli yaitu
Muhammad Yusuf Musa, mu’amalah adalah peraturan-peraturan Allah yang harus
diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.27
Jadi pengertian mu’amalah dalam arti luas tersebut bahwa mu’amalah adalah
aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam berbagai kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
4. Pesan Akhlak
Ibnu Manzhur berkata, Khulq dan Khuluq (dengan satu dhamah dan dua
dhammah) berarti budi pekerti, dan agama. Kata ini dipakai untuk menyatakan
perangai seseorang yang tidak terdapat dua fitrahnya (dibuat-buat).

27

Abdul Madjid, Pokok-pokok Fiqh Mu’amalah dan Hukum Kebendan dalam Islam, (Bandung
: IAIN Sunan Gunung Djati, 1986), h. 1.

28

Menurut istilah akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
memunculkan perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan dengan mudah, tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Dalam akhlak tercakup pengertian
terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq dengan perilaku makhluk. 28 Akhlak
juga meliputi akhlak terela (mazmumah) dan akhlak terpuji (mahmudah). Adapun
materi mengenai akhlak mencakup akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama
manusia, dan akhlak terhadap lingkungan.
E. Pengertian, Unsur-unsur dan Jenis-jenis Film
1. Pengertian film
Film merupakan salah satu bagian dari audiovisual yang berarti suatu
cara menyampaikan dan sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia secara fisik istilah film adalah lakon
(cerita) gambaran hidup. Sedangkan secara etimologi film adalah susunan
gambar yang berada dalam Selluloid, kemudian diputar dan bisa ditafsirkan
dengan berbagai makna.29

28

Dewan Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta : Djambatan, 1992) h. 24.
Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antologi Film Pendek, Eksperimental & Documenter, FFTVIKJ dengan YLP’ (Jakarta : Fatwa Press, 1997) h, 22.
29

29

Film adalah fenomena sosial, psikologi dan estetik yang komplek, film
adalah dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar diiringi kata-kata dan musik.
Jadi film adalah produksi yang multi dimensional dan sangat kompleks. 30
Film dimasukan dalam kelompok komunikasi massa yang mengandung
aspek hiburan, juga memuat aspek edukatif. Namun aspek kontrol sosialnya tidak
sekuat pada surat kabar, majalah serta televisi yang menyiarkan berita
berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta film ditampilkan secara abstrak dimana
tema cerita bertolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan
dari itu, dalam film cerita dibuat secara imajinatif. 31
Dunia perfilman kini telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebihlebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat
memberikan kontribusi pada perkembangan dunia perfilman. Meskipun masih
banyak bentuk-bentuk media massa lainnya. Film memiliki efek ekslusif bagi
para penontonnya. puluhan bahkan ratusan penelitian berkaitan dengan efek
media massa. Betapa kuatnya media film bagi kehidupan manusia sehingga dapat
mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan para penontonnya. 32
2. Unsur-unsur Film

30

Sean Mac Bride, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka Suara Satu
Dimensi’ (Jakarta : PN Balai Pustaka, UNESCO, 1983)h. 120.
31
William L. Rivers-Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media Massa dan Masyarakat Modern
(Jakarta : Kencana 2004), h. 252.
32
KH. Miftah Faridh, Dakwah kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi
(Bandung : Pusdai Press, 2000) h. 96.

30

Terdapat beberapa unsur dalam film, yaitu:
a. Title/judul film.
b. Crident Title (meliputi : produser, kru, artis, dan lain-lain).
c. Tema Film, sebuah inti cerita yang terdapat dalam sebuah film.
d. Intrik adalah usaha pemeranan oleh pemain dalam menceritakan adegan yang
telah disiapkan dalam naskah untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh
sutradara.
e. Klimaks, puncak dari inti cerita yang disampaikan, klimaks bisa berbentuk
konflik, atau benturan antara kepentingan para pemain.
f. Plot, adalah alur cerita yang didesain atau direkayasa untuk mencapai tujuan
tertentu. Maka satu topic yang sama bisa dibuat beberapa plot, sesuai dengan
sudut pandangan yang diambil dan tujuan yang ingin dicapai.
g. Million/setting, yaitu latar belakang kejadian dalam sebuah film. Latar
belakang ini bisa berbentuk waktu, tempat, perlengkapan, aksesoris, dan lainlain.
h. Sinopsis, yaitu ringkasan cerita, biasanya berbentuk naskah.
i.

Trailer, yaitu bagian film yang menarik.

j.

Karakter, yaitu penokohan para pemain. 33

3. Jenis-jenis Film

33

101.

Aep Kusnawan et.al. Komunikasi Penyiaran Islam (Bandung : Benang Merah Press, 2004), h

31

Jenis film ada bermacam ragam. Sebenarnya tidak ada maksud tersendiri
dengan pemisahan tersebut, namun secara tidak langsung dengan hadirnya filmfilm dengan karakter tertentu, memunculkan pengelompokkan tersebut. Terdapat
beberapa jenis film yaitu:
a. Film Roman/Drama, adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang
hebat, mengandung konflik, pergolakan, clash, atau benturan antara dua
orang atau lebih. Sifat drama: romance, tragedy dan komedi.
b. Film Misteri/Horror, mengupas terjadinya fenomena mistis yang
menimbulkan rasa heran, takjub, dan takut.
c. Film Dokumenter, film yang berisi tentang dokumentasi dari kisah
kehidupan nyata, atau juga berisi tentang dokumentasi dari kehidupan
diluar itu, misalnya tentang kehidupan satwa, dokumentasi perang.
d. Film Realisme, film yang mengandung relevansi dalam kehidupan seharihari.
e. Film Sejara, melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.
f. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau
setelahnya.
g. Film Futuristic, menggambarkan masa depan secara khayali.
h. Film Anak, mengupas tentang dunia anak.
i.

Film Adventure, film pertarungan tergolong film klasik.

32

j.

Film Seks/Porno, menampilkan erotisme. 34

F. Film Sebagai Media Dakwah
Film sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perkembangan komunikasi. Jika dilihat lebih jauh, film tidak
hanya sekedar tontonan atau sekedar hiburan saja, melainkan sebagai suatu media
komunikasi

yang

efektif.

Melalui

film

dapat

mengekspresikan

dan

mengkomunikasikan nilai-nilai budaya ataupun seni di dalamnya dari berbagi kondisi
masyarakat.
Dalam penyampaian pesan melalui film terjadi proses yang berdampak
signifikan bagi para penontonnya. Ketika menonton sebuah film, terjadi identifikasi
psikologis dari diri penonton terhadap apa yang disaksikannya. penonton memahami
dan merasakan seperti apa yang dialami salah satu pemeran. Pesan-pesan yang
terdapat dalam sejumlah adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, sehingga
pada akhirnya pesan-pesan itu membentuk karakter penonton.35
Alex Sobur menyatakan, bahwa film merupakan bayangan yang diangkat dari
kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya selalu
ada kecenderungan untuk mencari relevensi antara film dengan realitas kehidupan.
Apakah film itu merupakan film drama, yaitu film yang mengungkapkan tentang
34

Ibid, h. 101
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar
(Bandung : Simbiosa Rosdakarya, 2001) h 128.
35

33

kejadian atau peristiwa hidup yang hebat. Atau film yang sifatnya realism yaitu film
yang mengandung relevansi dengan kehidupan seharian.36
Film sebagai salah satu media komunikasi dapat berfungsi sebagai media
dakwah yang bertujuan mengajak kepada kebajikan. Dengan kelebihan yang
dimilikinya, film dapat menjadikan pesan-pesan yang disampaikan dapat menyentuh
penonton. Maka tanpa disadari, terkadang penonton berperilaku serupa pemeran
dalam film tersebut.
Dengan karakternya yang dapat berfungsi sebagai qawlan syadidan inilah,
film diharapkan

dapat menggiring pemirsanya kepada ajaran islam yang akan

menyelamatkannya.

36

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2001), h. 128.

34

BAB III
GAMBARAN UMUM FILM DALAM MIHRAB CINTA
A. Profil Habiburrahman El Shirazy

Habiburrahman el-Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30
September 1976, dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Habiburrahman elShirazy adalah alumnus Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir, sebuah Universitas
Islam terkemuka di dunia. Di Negeri Seribu Menara itu, ia menimba ilmu
keislaman tak kurang dari tujuh tahun lamanya (1995-2002). Sampai saat ini dia
telah menulis belasan judul buku dan hampir semua buku yang ditulisnya best
seller. sebagai penulis novel best seller berjudul Ayat-ayat Cinta, yang dalam
waktu tiga tahun sudah menembus oplah sekitar 300 ribu eksemplar. i
Habiburrahman el-Shirazy memiliki nama panggilan “Kang Abik” yang biasa
digunakan oleh sebahagian orang untuk memanggil namanya dengan panggilan
akrab.

Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin
kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian
Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta
Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua”
yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama
sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia
berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam
Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi
34

35

tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan
peserta perkemahan tersebut. Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika)
ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat
Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini
pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual
Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya
Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Selain itu, makin banyak orang yang tahu bahwa di balik kepiawaiannya
merangkai kata dalam bentuk tulisan, ia pun jago berdakwah lewat lisannya. Maka
undangan untuk mengisi pengajian pun makin sering datang kepadanya. Ada yang
mengundangnya semata-mata untuk mengisi pengajian, ada juga panitia yang
sengaja menyelipkan jadwal ceramah di tengah-tengah acara bedah buku dan
talkshow di bidang perb