Siti Nuraisah,2015
Variasi nilai migration aperture pada migrasi kirchoff dalam pengolahan data seismik refleksi 2D di Perairan Alor
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nilai maksimum untuk bin. Pada penelitian ini, near offset sebesar 75 meter, kenaikan setiap bin sebesar 12,5 meter dan nilai maksimum bin sebesar 513
meter. 3.4.2.3 Stacking
Data yang telah dikoreksi NMO dan DMO kemudian dilakukan penjumlahan trace-trace pada satu gather data stacking agar mendapat satu
trace yang tajam. Proses stacking pada penelitian ini dilakukan berdasarkan gather CDP untuk mempertinggi signal to noise ratio SN ratio.
3.4.2.4 Migrasi Kirchoff
Pada penelitian ini dilakukan migrasi Kirchoff setelah proses stacking pada domain waktu post-stack time migration. Nilai CDP interval yang
digunakan sesuai dengan data geometri pada saat akuisisi data yaitu 6,25 meter. Nilai frekuensi maksimum yang digunakan adalah nilai frekuensi maksimum yang
digunakan pada filter frekuensi bandpass sebelumnya, yaitu 100 Hz. Pembatasan nilai frekuensi ini membuat frekuensi di atas nilai 100 Hz tidak akan ikut
dimigrasikan. Nilai maksimum dip untuk dimigrasikan yaitu 90 derajat. Pembatasan nilai dip ini menyebabkan nilai kemiringan pada kurva hiperbola
akibat difraksi yang akan ikut dimigrasikan tidak lebih dari 90 derajat. Nilai kecepatan yang dipilih yaitu kecepatan yang sebelumnya telah dipilih pada saat
koreksi NMO. Proses migrasi Kirchoff dilakukan dengan menggunakan lima nilai migration aperture yang berbeda untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan.
Nilai yang digunakan yaitu sebesar 75 meter, 150 meter, 512,5 meter, 186.699 meter, dan 373.398 meter. Data yang menjadi masukan pada proses migrasi
Kirchoff ini yaitu data seismik hasil stacking yang telah dilakukan sebelumnya.
Siti Nuraisah,2015
Variasi nilai migration aperture pada migrasi kirchoff dalam pengolahan data seismik refleksi 2D di Perairan Alor
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan :
1. Nilai migration aperture yang optimum yang menghasilkan penampang
terbaik adalah nilai dari far offset data seismik. Nilai migration aperture yang menghasilkan penampang terbaik di Perairan Alor lintasan 21 adalah
512,5 meter yang merupakan nilai dari far offset data seismik Perairan Alor.
2. Penggunaan nilai migration aperture yang lebih besar dari far offset data
seismik akan diperoleh kekontinuan reflektor yang semakin baik pada bidang miring, namun akan membuat swing pada pada data dangkal yang
sudah baik sehingga menghasilkan penampang dengan resolusi lateral yang kurang baik. Selain itu, penggunaan nilai migration aperture yang
lebih kecil dari far offset data seismik tidak dapat menghilangkan efek bowtie.
5.2 Saran
Untuk menghasilkan penampang seismik dengan rasio SN yang lebih tinggi diperlukan penerapan metode khusus dalam mereduksi noise seperti
Transformasi Radon dan SRME. Selain itu, akan lebih baik jika pengolahan data dilakukan dengan cara pre stack time migration untuk meningkatkan resolusi data.