Metode Penyarian TINJAUAN PUSTAKA

senyawa sinergis, senyawa khas, senyawa dominan, senyawa berkorelasi, senyawa toksik, senyawa yang umum digunakan untuk membaca spektrum. Li et al., 2008

4. Metode Penyarian

Penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif yang semula berada didalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Pada umumnya, penyari akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas Anonim, 1986. Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Tiap-tiap bahan mentah obat disebut ekstrak, tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi Ansel, 1989. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Anonim, 1995. Untuk mendapatkan senyawa yang khas zat aktif dalam suatu tumbuhan, diperlukan metode ekstraksi yang cepat dan teliti Harborne, 1987. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut Sarker et al., 2006. Kandungan kimia tumbuhan digolongkan berdasarkan pada asal biosintesis, sifat kelarutan dan adanya gugus fungsi tertentu Harborne, 1987. Oleh karena itu terdapat beberapa pilihan metode penyarian, antara lain: maserasi, boiling, soxhletasi, supercritical fluid extraction, sublimasi, dan destilasi uap Sarker et al., 2006. Tipe proses ekstraksi yang biasa digunakan untuk bahan tanaman, terdiri dari: pengeringan dan penghalusan bahan tanaman atau homogenasi bagian tanaman yang masih segar daun, bunga, dan sebagainya atau maserasi semua bagian tanaman dengan pelarut. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi antara lain: pelarut untuk ekstraksi polar air, etanol, metanol, dan sebagainya, pelarut untuk ekstraksi semi polar etilasetat, diklorometana, dan sebagainya, dan pelarut untuk ektraksi non polar n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya Sarker et al., 2006. Metode ektraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna dan diaduk kembali. Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Setelah waktu tersebut, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah tercapai. Dengan pengadukan dijamin keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut Voight, 1984. Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan kedalam bejana, dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil diaduk, kemudian diserkai dan ampasnya diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserka, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari, kemudian diendapan dipisahkan Anonim, 1986.

5. Fraksinasi

Dokumen yang terkait

ISOLASI DAN MODIFIKASI SENYAWA ARTONIN-E DARI Artocarpus rigida MENGGUNAKAN AlCl3 (ISOLATION AND MODIFICATION OF ARTONIN-E COMPOUND FROM Artocarpus rigida USING AlCl3)

5 53 50

PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLA

0 1 16

PENDAHULUAN PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLAVONOID TOTALNYA.

0 7 16

DAFTAR PUSTAKA PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLAVONOID TOTALNYA.

0 2 5

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R.& G. ) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 2 19

STANDARDISASI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R. & G.).

1 5 32

EFEK KEMOPREVENTIF EKSTRAK METANOL KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R.&G) PADA KARSINOGENESIS KANKER PAYUDARA TIKUS BETINA YANG DIINDUKSI DENGAN DMBA.

1 3 25

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL SERBUK BIJI KLUWIH (Artocarpus communis J.R. & G) TERHADAP PERTUMBUHAN Methicillint Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 8

Isolasi Senyawa Artonin E dari Ekstrak Kulit Akar Artocarpus elasticus

0 0 5

ISOLASI SENYAWA ARTONIN E DARI EKSTRAK KULIT AKAR Artocarpus elasticus

0 0 63