47
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan antara Pengetahuan Subjek dengan Kejadian Skabies
Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Al-Muayyad
Surakarta p = 0,023. Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap terjadinya skabies, penelitian ini sesuai hasil penelitian Andayani 2005 bahwa 15
responden 30 berpengetahuan jelek kurang baik. Pengetahuan tentang skabies sangat mempengaruhi kejadian skabies
karena pengetahuan merupakan sumber yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Dilihat dari jawaban subjek pada hasil
kuesioner menunjukkan bahwa subjek yang menderita skabies mempunyai pengetahuan kurang baik yaitu sebesar 71 orang 74,74 dan yang tidak
skabies juga mempunyai pengetahuan kurang baik yaitu sebesar 83 orang 87,37. Hal ini menunjukkan bahwa subjek kurang memahami tentang cara
pencegahan, sumber penularan dan penyebab skabies. Menurut Iskandar 2000 skabies merupakan penyakit yang sulit
diberantas, pada manusia terutama dalam lingkungan masyarakat pada hunian padat tertutup, karena kutu Sarcoptes scabiei penyebab skabies mudah
menular di lingkungan yang padat dan tertutup, hal ini sesuai dengan kondisi hunian di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.
48 Santri Pondok Pesantren A l-muayyad kurang memahami apa saja yang
berkaitan dengan penyakit skabies, baik kondisi lingkungan, tempat berkembangbiak kutu sarcoptes scabiei, dan cara penularan penyakit skabies.
Tingkat pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang kurang baik mempunyai risiko terhadap penyakit skabies sebesar 2,338 kali 95 CI :
1.091-5,009, dibandingkan dengan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang baik.
B. Hubungan antara Bergantian Pakaian atau Alat Shalat dengan Kejadian Skabies
Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara bergantian pakaian atau alat shalat dengan kejadian skabies di Pondok
Pesantren Al-Muayyad Surakarta p = 0,019. Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa subjek bergantian pakaian atau alat shalat yang menderita skabie s
sebanyak 80 orang 84,21 dan yang tidak skabies yaitu 55 orang 57,89 . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Anda yani 2005, yang
menunjukkan 47 orang 94 pernah meminjamkan pakaian pada teman, karena dengan meminjamkan pakaian pada teman berarti memudahkan
penularna kuman skabies. Penularan melalui kontak tidak langsung seperti melalui perlengkapan tidur, pakaian, atau handuk memegang peranan penting
Mansyur , 2007. Santri Pondok Pesantren Al-muayyad bergantian alat shalat pada
waktu shalat dhuhur dan shalat asyar, dan kebiasaan bergantian pakaian
49 saling pinjam meminjamkan pakaian. Santri melakukan hal tersebut karena
santri tidak mengetahui bahwa kutu sarcoptes scabiei dapat bertahan hidup di pakaian atau alat shalat dan dapat menularkan penyakit skabies. Bergantian
pakaian atau alat shalat mempunyaai risiko terkena penyakit skabies sebesar 2,679 kali 95 CI : 1,150 - 6,241, bila dibandingkan dengan yang tidak
bergantian pakaian atau alat shalat.
C. Hubungan antara Bergantian Handuk dengan Kejadian Skabies