dari segi pengarang, pembaca ataupun keadaan sosial yang terdapat dalam karya sastra.
Dalam penelitian ini permasalahan sosiologi yang dilakukan adalah mengetahui isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam
karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial
c. Hakikat Novel
1 Pengertian Novel
Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-
bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat dan saling menguntungkan Nurgiantoro, 2007:22.
Novel merupakan salah satu genre sastra di samping cerita pendek, dan drama. Novel adalah cerita atau rekaan
fiction
, disebut juga teks naratif
narative text
atau wacana naratif
narrative discourse
. Fiksi berarti cerita khayalan, yang merupakan cerita naratif yang isinya tidak menyaran pada keberadaan sejarah Abram dalam
Ma’ruf,2011:17, atau tidak menjadi sungguh-sungguh dalam dunia nyata. Peristiwa, tokoh, dan tempat yang ada dalam fiksi adalah cerita
peristiwa, tokoh, dan tempat imajinatif.
2 Karateristik Novel
Jumlah kata yang terdapat dalam novel berkisar 35.000 sampai jumlah tak terbatas kira-kira 100 halaman dan dapat dibaca lebih
kurang dua jam. Novel merupakan sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia
imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-
lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajinatif Nurgiantoro, 2007:4.
3 Unsur-unsur Novel
Stanton 2007:11-36
menjelaskan bahwa
unsur-unsur pembangun sebuah fiksi menjadi tiga bagian, yaitu tema, fakta cerita,
dan sarana sastra. a
Tema Tema dapat berwujud satu fakta dari pengalaman
kemanusiaan yang digambarkan atau dieksplorasikan pada cerita. Stanton
2007:44-45 menyatakan
bahwa kriteria
untuk mengidentifikasi tema antara lain a interpretasi yang baik
hendaknya selalu mempertimbangkan beberapa yang menonjol dalam sebuah cerita, b tidak berpengaruh oleh berbagai detail
cerita yang saling berkontradiksi, c tidak sepenuhnya bergantung
pada bukti-bukti yang implisit, d interpretrasi yang dihasilkan hendaknya diujarkan secara jelas oleh cerita bersangkutan.
Menurut Nurgiantoro 2000:25 tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema dalam cerita selalu berkaitan dengan
berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius dan sebagainya. Dalam hal tertentu
tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. Menurut Nurgiantoro 2007:82-83 tema dapat digolongkan
dari tingkat keutamaannya menjadi dua jenis 1 tema pokok mayor yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar atau
gagasan dasar umumnya karya itu, dan 2 tema minor, bersifat mendukung dan atau mencerminkan makna utama keseluruhan
cerita. Tema bisa merupakan persoalan moral, etika, agama, social
budaya, teknologi, dan tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide,
atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul Fananie, 2000:84.
b Fakta cerita
Fakta cerita terdiri dari karakter tokoh cerita, alur dan latar. Ketiga hal tersebut merupakan elemen-elemen yang berfungsi
sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita, yang dinamakan dengan “struktur faktual” atau tingkatan faktual.
1 Karakter atau tokoh cerita
Menurut Stanton 2007:33 karakter dipakai dalam dua konteks. Pertama, merujuk pada individu-individu yang
muncul dalam cerita. Kedua, merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral
individu dalam cerita. Burhan Nurgiantoro 2007:176-194 membedakan
tokoh dalam berbagai jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Berdasarkan sudut pandang
dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikatagorikan dalam beberapa jenis penamaan sekaligus.
a Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel sedangkan tokoh tambahan
adalah tokoh yang tidak dipentingkan dalam cerita, dalam keseluruhan cerita pemunculan lebih sedikit. Pembedaan
tersebut berdasarkan segi peranan. b
Tokoh Protagogis dan Tokoh Antagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi
yang disebut hero. Tokoh penyebab terjadinya konflik
disebut antagonis. Pembedaan ini berdasarkan fungsi penampilan tokoh.
c Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas sisi kepribadian yang diungkapkan
pengarang. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai sisi kehidupan dan jati dirinya.
d Tokoh Statis dan Tokoh Dinamis
Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami pengembangan peratakan sebagai akibat terjadinya
konflik, sedangkan
tokoh dinamis
mengalami pengembangan perwatakan.
Berdasarkan pendapat-pendapat
di atas
dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah cara pengarang
menggabarkan watak atau tokoh yang ditampilkan dalam cerita dengan jelas.
2 Alur atau plot
Stanton 2007:26 alur merupakan rangkaian peristiwa- peristwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas
pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kasual. Peristiwa kasual merupakan peristiwa yang menyebabkan
atau terjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak
dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya.
Tasrif dalam Nurgiantoro, 2000:149-150 membedakan tahapan alur menjadi lima bagian. Kelima bagian tersebut
adalah sebagai berikut. a
Tahap Penyituasian
situation
Tahap penyituasian adalah tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan latar dan tokoh cerita. Tahap ini
merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal dan lain-lain.
b Tahap Pemunculan konflik
Generating circumstances
Tahap pemunculan konflik yaitu suatu tahap di mana masalah-masalah
dan peristiwa
yang menyangkut
terjadinya konflik itu akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap
berikutnya.
c Tahap Peningkatan Konflik
Rising Action
Tahap peningkatan konflik adalah tahap konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin
berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita
makin mencekam dan menegangkan. Konflik terjadi secara internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-
pertentangan antara kepentingannya masalah dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari.
d Tahap Klimaks
climax
Tahap klimaks yaitu suatu tahap konflik dan atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dijalankan
dan atau ditampilkan para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh
tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku menjadi konflik utama.
e Tahap Penyelesaian
Deneuement
Tahap penyelesaian yaitu tahap konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan
dikendorkan. Konflik-konflik lain, subkonflik, atau konflik-konflik tambahan jika ada, juga diberi jalan keluar,
cerita diakhiri Nurgiyantoro
2009:153-163 menyatakan
tiga pembedaan plot berdasarkan kriteria urutan waktu. Pertama,
plot lurus progresif
merupakan peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti
oleh peristiwa selanjutnya penyebab kejadian. Kedua,
plot
regresif sorot balik flash back.
Urutan kejadian cerita pada plot ini tidak dimulai dari tahap awal, melainkan dari
tahap tengah ataupun akhir, baru kemudian ke tahap awal cerita. Ketiga,
plot campuran
meruapakan percampuran
progresif
dan
regresif
. 3
Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah
peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung Stanton,
2007:35. Latar menurut Nurgiantoro 2000:227-230 ada tiga
macam, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah latar yang menyaran pada lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah
“kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang yang diceritakan dalam sehuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya
dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar
sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi.
c Sarana Sastra
Sarana sastra merupakan metode untuk memilih dan menyusun detail-detail cerita sehingga terbentuk berbagai pola
yang mengemban tema Stanton, 2007:10. Tujuan pemilihan sarana sastra adalah untuk memungkinkan pembaca melihat fakta
sebagaimana yang ditafsirkan pengarang, dan merasakan pengalaman seperti yang dirasakan pengarang, menafsirkan
makna fakta sebagaimana yang ditafsirkan pengarang, dan merasakan pengamalan seperti yang dirasakan pengarang.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa analisis struktural bertujuan untuk memaparkan unsur-unsur
yang membangun karya sastra. Unsur-unsur tersebut meliputi tema, penokohan, alur, dan latar.
d. Nilai-nilai Moral dalam Karya sastra