Produktivitas Organisasi Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian 1. Kesejarahan

279 joint function of three important factors: 1 the abilities, traits, and interests of an employee; 2 the clarity and acceptance of the role prescriptions of the role pres- criptions of an employee; and 3 the motivational level of an employee”. Pernya- taan ini mengungkapkan bahwa gabungan ketiga faktor dimaksud sangat menentukan keberhasilan individu dalam pencapaian prestasi kerja, dan secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi pada produktivitas organisasi. Kemampuan, perangai dan minat menggambarkan sifat-sifat individu yang sebagian besar menentukan kesang- gupan individu untuk memberikan keberhasilan organisasi, sedangkan motivasi dapat menentukan kemauan individu untuk bekerja lebih giat. Kinerja berhubungan dengan tiga aspek pokok yaitu; perilaku, hasil, dan efek-tivitas organisasi Smith, 1982. As- pek perilaku menunjuk pada usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan tertentu, dan perilaku individu memberikan hasil terhadap kerja. Sedangkan aspek hasil menunjuk pada efektivitas perilaku, dan efektivitas organisasi menunjuk pada hasil kerja organisasi. Dengan demikian karakteristik performansi kerja adalah melaksanakan tugas sesuai dengan harapan organisasi, memiliki semangat kerja yang tinggi, disiplin, dapat bekerjasama dengan pimpinan maupun rekan sekerja sejawat, dan dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas yang menjadi tang- gung jawabnya.

7. Produktivitas Organisasi

Produktivitas organisasi dapat dicapai melalui performansi kerja individu yang diaktualisasikan dalam kegiatan organisasi. Ukuran produktivitas tidak hanya dilihat secara kuantitatif berupa selisih dari keluaran dikurangi masukan atau rasio antara produksi dengan masukan bahan, tenaga kerja, modal akan tetapi juga dapat diarti- 280 kan sebagai kemampuan, sikap, semangat kerja, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap tugaspekerjaan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa karyawan PPPGT Malang mempu- nyai semangat kerja tinggi, hal ini dibuktikan dari perolehan omset yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa, per- kembangan omset unit Produksi dan Jasa UPJ mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun pertama difungsikannya unit Produksi dan Jasa mendapat omset Rp.311 juta rupiah, dan terus mengalami peningkatan pada tahun 9596 mencapai 1.119 juta, dan puncaknya pada tahun 2001 unit Produksi dan Jasa mendapat omset 11.960 juta atau 11,97 Milyar rupiah. Meningkatnya omset secara otomatis keuntung- an Net Income juga mengalami peningkatan secara signifikan. Produktivitas institusi PPPGT Malang pada tahun 1990 sebagai awal difung- sikannya unit Produksi dan Jasa UPJ berhasil meraih keuntungan Net Income 54 juta rupiah atau 17 dari total omset. Dengan meningkatnya pelayanan dan kualitas pelatihan dan produksi barang jadi, maka perolehan laba juga mengalami perkem- bangan. Pada tahun 9899 jumlah keuntungan mencapai 927 juta rupiah dan pada tahun 2002 keuntungan mencapai 3.343 juta atau 3,343 Milyar Rupiah berarti me- lebihi DIK Dana Rutin PPPGT Malang selama satu tahun anggaran. Sesuai dengan tujuan institusi, PPPGTVEDC Malang telah mampu menjadi lembaga swakelola di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional yang mampu mengelola kegiatannya secara profesional dan menggalang dana dari usaha sendiri. Dana yang berasal dari pemerintah merupakan dana penunjang sedangkan dana yang diperoleh dari omset produksi dan jasa yang bersumber dari masyarakat umum dunia, usahaindustri merupakan dana andalan untuk kegiatan operasional institusi. 281 Kerja keras dan komitmen terhadap tugas merupakan sikap dan perilaku kar- yawan PPPGT Malang sehingga dapat menyelesaikan pelatihan tepat waktu, meme- nuhi standar kualitas dan memuaskan konsumen. Dana untuk pelatihan yang berasal dari pemerintah hanya mengisi 25 waktu produktif lembaga, sedangkan sisa waktu 75 diisi kegiatan pelayanan kepada masyarakat berupa pelatihan, konsultan, mau- pun produksi barang jadi. Sejak enam tahun terakhir, unit produksi jasa menjadi tulang punggung an- dalan institusi menuju kemandirian, dan unit Projas mempunyai kontribusi dana yang sangat berarti bagi peningkatan kesejahteraan karyawan dan mendukung operasional kegiatan institusi. Produktivitas institusi merupakan gambaran umum tentang selisih antara pe- ngeluaran dikurangi masukan. Sedangkan produktivitas departemen diukur dari pe- rolehan bersih net income rata-rata pertahun dibagi jumlah tenaga fungsional pro- duktif, sehingga dapat diketahui kontribusi keuntungan tiap departemen per widyais- wara atau instruktur per tahun. Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada tahun 20022003 produktivitas tenaga pengajar tertinggi diukur dari penghasilan pertahun adalah departemen edukasi dengan rata-rata penghasilan per orang Rp. 47,23 Juta dalam satu tahun, tenaga pengajar pada Departemen listrik dan elektronika Rp. 42,69 Juta, Departemen otomotif sebesar 26,83 Juta per tahun, sedangkan terendah adalah tenaga pengajar pada Departemen bangunan yaitu sebesar 10,04 Juta per tahun. Temuan penelitian ini tidak berbeda dengan hakekat produktivitas yang dike- mukakan oleh Grove 1983:30 bahwa, produktivitas adalah setiap fungsi yang terja- di didalamnya adalah ouput dibagi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output itu selanjutnya dihitung per jam kerja. Salah satu ukuran produktivitas adalah 282 output per jam kerja, karena tenaga kerja merupakan sumber daya perekonomian dan masyarakat manusia yang menghargai waktu senggang. Produktivitas tenaga kerja dapat diukur dengan menggunakan tenaga kerja sebagai masukan, yaitu; 1 jumlah jamorang, 2 jumlah hariorang, 3 jumlah tahunorang, 4 jumlah tenaga kerja, 5 jumlah biaya tenaga kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja di atas, diasum- sikan bahwa tenaga kerja mempunyai keahlian, pengalaman, dan pendidikan yang sama. Produktivitas tidak hanya diartikan secara kuantitatif berupa rasio antara ma- sukan dengan keluaran, akan tetapi juga diartikan secara kualitatif sebagaimana dike- mukakan oleh Sutermeister 1976 bahwa produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumberdaya bahan, teknolo- gi, informasi, dan kinerja manusia. Produktivitas dalam arti teknis mengacu kepada derajat keefektifan, efisiensi dalam penggunaan sumberdaya, sedangkan dalam pe- ngertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha ber- kembang Fatah, 1996:15. Dengan demikian penigkatan produktivitas dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini berarti bahwa meskipun dilihat dari segi kuantitas tidak terjadi peningkatan, namun jika dilihat dari segi mutu menunjukkan peningkatan, maka berarti terjadi juga peningkatan produktivitas.

B. Analisis SWOT Sebagai Strategi PPPGT Malang dalam Menghadapi Peru- bahan

Dewasa ini dirasakan adanya keresahan dalam masyarakat karena terjadi ke- senjangan antara keluaran lembaga-lembaga pendidikan formal dengan tersedianya lapangan kerja. Di sisi lain terdapat permintaan akan tenaga terampil di bidang tekno-