Efektivitas Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh ujian sarjana

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

OLEH :

RIZKI PARMANA SAPUTRA

41709006

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

x DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR REVISI... iii

LEMBAR PERNYATAAN... iv

PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR……... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.4Kegunaan Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ,KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka... 12

2.1.1 Efektivitas... 12

2.1.1.1 Ukuran Efektivitas... 15

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas... 21

2.1.2. Program Kesehatan Ibu Dan Anak... 23


(3)

xi

3.1.1.1. Letak Geografis... 37

3.1.1.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas... 38

3.1.1.3. Kondisi Geografis... 39

3.1.2. Visi dan Misi Puskesmas Garuda... 40

3.1.3. Struktur Organisasi... 42

3.1.4. Deskripsi Tugas... 44

3.2. Metode Penelitian... 47

3.2.1 Desain Penelitian... 48

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 49

3.2.2.1. Studi Pustaka... 49

3.2.2.2. Studi Lapangan... 49

3.2.3. Teknik Penentuan Informan... 50

3.2.4. Teknik Analisa Data... 51

3.2.5. Keabsahan Data... 52

3.2.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Hasil Yang Bisa Dikeluarkan Oleh Kelompok Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Garuda... 56

4.1.1 Perbandingan Antara Masukan dan Pengeluaran Untuk Masyarakat Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Garuda...57

4.1.2 Usaha Melaksanakan Program Kesehatan Ibu Dan Anak Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Garuda……...60


(4)

xii

4.2.1 Kepuasan Aparatur Baik Secara Lingkungan Kerja, Administrasi Maupun PelayananDalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak…. 69 4.2.2 Kepuasan Masyarakat Dari Hasil Pelayanan Kesehatan Yang

DiberikanDalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak ……..……. 76 4.3 Produk Kreatif Yang Dilakukan OrganisasiDalam Program Kesehatan Ibu Dan

Anak ... 80 4.3.1 Cara Kerja Aparatur Puskesmas Garuda Dalam Program Kesehatan

Ibu Dan Anak ... 83 4.3.2 Pembagian Kerja Program Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas

Garuda Kota Bandung... 87 4.4 Intensitas EmosiAparaturPada Program Kesehatan Ibu Dan Anak... 91

4.4.1. Ketaatan Atau Rasa Memiliki AparaturPada Program Kesehatan Ibu Dan Anak... 93 4.4.2 Hubungan Organisasi Di Puskesmas Garuda Kota Bandung... 95 4.4.3 Tingkat Kejenuhan Aparatur Puskesmas Garuda Dalam

Menjalankan Pekerjaannya... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 102 5.2 Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

xiii

Tabel 3.1 Jumlah Kematian Di Puskesmas Garuda Tahun 2012-2013... 36

Tabel 3.3 Situasi Geografis Di Wilayah UPT Puskesmas Garuda Tahun 2013... 39

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Skripsi... 54


(6)

xiv

Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja UPT Garuda Kecamatan Andir ... 38

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Garuda... 43

Gambar 4.1 Mobil Puskesmas Keliling... 38


(7)

xv

Lampiran 2 : Daftar Informan Masyarakat ... 109

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Aparatur ... 110

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Masyarakat... 112

Lampiran 4 : Trasnskip Wawancara Aparatur... 114

Lampiran 5 : Transkip Wawancara Masyarakat... 122

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian... 125

Lampiran7 : Surat Pernyataan Penelitian dari BKBP... 128

Lampiran 8 : Surat Permohonan Penelitian dari FISIP Unikom... 129

Lampiran 9 : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian dari Puskesmas………... 131


(8)

106

DAFTAR PUSTAKA

Buku – Buku

Alam. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

David Krech, Richard S . Cruthfield dan Egerton L. Ballachey . 1982 . Individual and Society

Danim Sudarwan. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Evans, Lindsay. 2007. Pengantar Six Sigma an Introduction to Six Sigma And Process Improvement. Jakarta: Salemba Empat

Gibson, Ivancevich, Donelly. 1989. Organisasi, Edisi 8, Jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara.

Gronroos, Christian. 1990. Service Management and Marketing: A Moment of Truth. New York: Lexington Books

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Azas-azas Organisasi Manajemen. Jakarta: Mas Agung

Handoko, T Hani, (1993), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hardjito, Dydiet. 1997. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian Edisi: I. Jakarta: RajaGrafindo

Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: PEMBARUAN

Martani Alain, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompoetensi. Jakarta. Grafiti.

Miles, M. B dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjetjep Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Saefuddin, Anwar. 2007. Metode Peneletian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(9)

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.

Siagian, P.Sondang. (1978). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Silalahi, Uber. 2006. Metode Penelitian sosial. Bandung : Unpar Press

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Steers, M. Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Subana, M. Dan Sudrajat. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung. CV Pustaka Pelajar.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cetakan kesebelas (Bandung : Alfabeta, 2010

Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga. Susanto, Azhar. 1975. Manajemen Kinerja: Djambatan

______, Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Lingga Jaya. Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: PT.Graha Ilmu Sutarto. 1991. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Sugiyanto. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Erlangga.

Syafi’I, Inu Kencana, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka cipta. Tangkilisan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Gramedia

Westra, P. Sutarto, Syamsi. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: CV. Haji Masagung


(10)

Dokumen – dokumen

Departemen Kesehatan Tahun 2005 Tentang ASI Eksklusif

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor. 10 Tahun 2009, Tentang Kesehatan. Keputusan Mendagri No. 100/57 Tahun 2002. Diatur lebih lanjut di dalam PP

No.65 tahun 2005 Tentang Ketentuan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 225 Tahun 2004

Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran”, VisiMedia

Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang- Undang Nomor.36 Tahun 2009 Pasal 126-135 Tentang Kesehatan

Literatur Elektronik http://www.bandung.go.id.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030-pengertian-kesehatan-menurut-undang-undang

http://fokusjabar.com/2013/02/04/mengerikan-28-ribu-bayi-meninggal-setiap-tahun-di-jabar/


(11)

viii

kehidupan dan anugerah yang tak terhingga, atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efetivitas Program Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Garuda Kota Bandung”

Maksud dari skripsi ini adalah sebagai syarat awal untuk penelitian Skripsi di program studi Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu peneliti harapkan sebagai masukan yang berguna bagi kesempurnaan karya selanjutnya.

Dalam skripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun berupa materil. Dengan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo,Drs., MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Dewi Kurniasih,S.IP.,M.Si, selaku Ketua Program Studi lmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia.

3. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP.,M.Si selaku pembimbing Skripsi peneliti, yang telah memberikan bimbingan, saran serta motivasinya kepada Peneliti.


(12)

ix

4. Rino Adibowo, S.IP.M.I.POL Selaku Dosen wali peneliti pada Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia

5. Tatik Fidowaty,S.IP.,M.Si Selaku Ketua Sidang Skripsi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia

6. Tatik Rohmawati,S.IP.,M.Si Selaku Dosen Penguji skripsi dan Seluruh Dosen Program Studi lmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh Staf di Universitas Komputer Indonesia

8. Seluruh Staf UPT Puskesmas Garuda yang telah berkenan menerima peneliti untuk melakukan penelitian di sana

9. Kedua Orang Tuan Tercinta serta keluarga peneliti, yang selalu memberi motivasi serta dorongan doa dan selalu menginspirasi peneliti,

10. Kakak-kakak Peneliti Jody, Iddo Hadian, Erid Rijaya,Dara, serta tante Nia yang telah banyak membantu tentang skripsi ini.

11. Teman-teman Seperjuangan Peneliti Yugo, Sahid ,Dian, Mulfi, Akbar, Cikia Dudung, Iqbal kagawa dan Bambang Budi yang telah banyak saling membantu, curhat tentang permasalahan Skripsi yang selalu memberikan semua bantuanya.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya untuk membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu terselesaikan skripsi ini, dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2014 Peneliti


(13)

1 1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi hak dasar rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan tercantum dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 126 No (1) Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama ini bertujuan untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang sistem kesehatan Kota Bandung dan juga Peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2009 mengenai pembentukan dan susunan organisasi rumah sakit khusus ibu dan anak Kota Bandung

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa sehat merupakan kebutuhan dan hak azasi manusia. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan bagian yang penting dan strategis dalam upaya membangun manusia yang handal dan berkualitas, karena kesehatan menjadi salah satu faktor dalam menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan perekonomian.


(14)

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi Bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.

Dalam hal ini Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motor, motivator dan memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan. Pada fungsi kedua, Puskesmas ikut memberdayakan masyarakat agar masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Sedangkan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas wajib melaksanakan program pokok yang bersifat nasional dan bersifat lokal sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan daerah.

Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, manajemen, program, atau kegiatan. Karena output yang dihasilkan oleh organisasi sektor publik seperti puskesmas lebih banyak bersifat output tidak berwujud (intangible) berupa hasil cakupan program jasa pelayanan kesehatan yang tidak mudah untuk dikualifikasikan, maka pengukuran efektivitas tersebut sering mengalami kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas juga karena pencapaian hasil akhir (outcome) sering tidak bisa diketahui dalam waktu pendek, tetapi jangka panjang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas


(15)

biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja (judgment)

seperti tingkat kepuasan pelanggan dan masyarakat.

Puskesmas dapat beroperasi apabila memiliki tenaga kerja yang terdiri dari Kepala puskesmas, dokter gigi, perawat, bidan, bidan PTT. Mutu Pelayanan kesehatan yang baik tergantung pada efektivitas kinerja pegawai dalam suatu puskesmas. Hal ini dapat terlihat dari tingkat kesehatan masyarakat setempat dan kelancaran pogram-program yang dilaksanakan puskesmas. Setiap pegawai puskesmas harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan puskesmas. Pencapaian pelaksanaan tugas merupakan output, sedangkan pencapaian visi, misi, dan tujuan puskesmas merupakan outcome.

Pelaksanaan tugas puskesmas harus didukung sumber daya yang mencukupi. Pasal 126 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ibu dan Bayi yang berisi Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan terjangkau agar dukungan dana operasional, peralatan kerja seperti alat kesehatan, obat-obatan, vaksin dan sebagainya bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan pelanggan. Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja puskesmas. Program dan upaya kesehatan pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,


(16)

bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Efektivitas Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Dalam melaksanakan program Kesehatan Ibu dan Anak, Puskesmas Garuda mempunyai tujuan. Tujuan Khusus Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga. Tujuan umum program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khususnya yaitu meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri baik di dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyaraka, meningkatnya jangkauan pelayanan


(17)

kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui, meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita, serta meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak

Dalam program kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung membuktikan bahwa masih kurang efektifnya program penyuluhan tentang kesehatan Ibu dan Anak di lihat dari Program ASI Eklusif yang masih tinggi atau belum mencapai target sasaran maka dari itu butuh perhatiannya pemerintah , khususnya masyarakat yang berada diwilayah Puskesmas Garuda Kota Bandung. Selain itu, diketahui bahwa kondisi fasilitas penunjang kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas Garuda Kota Bandung di nilai masih kurang. Seperti dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.1.

Jumlah Bayi ASI Eksklusif Di Puskesmas Garuda Tahun 2012-2013

Sumber data : Laporan UPT Puskesmas Garuda tahun 2012-2013

NO URAIAN PUSKESMAS GARUDA Keterangan

2012 2013

1 Jumlah sasaran (bayi 0-6 bl)

3.310 4.285 975 jumlah sasaran

2 Jumlah bayi mendapatkan ASI eksklusif

2.541 3.156 615 ASI eksklusif

3 Jumlah bayi non ASI eksklusif

769 1.129 360 bayi yang belum mendapatkan ASI eksklusif


(18)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masih banyak ibu-ibu menyusui yang belum mengikuti program ASI eksklusif. Ini dapat dilihat dalam tabel bahwa terjadi peningkatan sebanyak 360 bayi yang belum mendapatkan ASI eksklusif, ini merupakan tugas aparatur Puskesmas Garuda untuk meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif.

Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Puskesmas Garuda Kota Bandung memperlihatkan bahwa masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini bukan saja disebabkan oleh menurunnya tingkat kesehatan masyarakat sebagai akibat menurunnya kondisi perekonomian Indonesia sehingga masyarakat tidak lagi secara optimal mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan untuk diri dan keluarganya sehingga mereka rent an terhadap penyakit.

Ada beberapa masalah mengenai penyelenggaraan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dari segi input misalnya, seperti yang dilansir dalam BANDUNG, FOKUS Jabar.com

“Tingkat kematian ibu dan bayi di Jawa Barat sangat tinggi, bahkan kematian tanpa ada bencana atau peperangan. Angka kematian bayi saja 28 ribu bayi meninggal setiap tahunnya di Jawa Barat, jumlah tersebut merupakan bayi yang berusia sebelum satu tahun. Angka mengerikan ini pun terjadi pada ibu melahirkan yang meninggal sebanyak 32 ribu pertahun” http://fokusjabar.com/2013/02/04/Ganjar Kurnia.

Demikian diungkapkan Rektor Unpad (Universitas Padjdjaran), Ganjar Kurnia dalam acara Konsolidasi Advokasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Pembangunan Kependudukan dan KB bagi Pengelola Media Massa


(19)

yang digelar BKKBN Jawa Barat di Latbang BKKBN Jalan Sederhana (Senin 4/2/13).

Dari artikel di atas, persoalan belum terkoordinasinya langkah yang diambil masing-masing pihak menjadi masalah dalam hal input Kesehatan Ibu dan Anak. Dimana mengakibatkan angka kematian bayi yang tergolong tinggi, di karenakan belum sepenuhnya program kesehatan ibu dan anak efektif. Selain belum terkoordinasinya langkah pelayanan yang diambil menurut data yang terdapat di lapangan salah satu faktor pendukungnya karena sering terjadinya kekurang tersediaan obat-obatan serta kurangnya tenaga paramedis yang diperlukan para pasien khususnya ibu dan anak.

Selain tentang kematian ibu, bayi dan balita. Salah satu program kesehatan ibu dan anak yang masih banyak permasalahannya tentang ASI eksklusif, dimana tidak semua ibu menyusui dapat menjalankan program ini dikarenakan berbagai faktor yang menghambat para ibu menyusui untuk melaksanakannya

Dari hasil observasi di lapangan, masih banyak kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dengan demikian, Puskesmas Garuda Kota Bandung diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan secara maksimum.

Jumlah hasil dimana jumlah hasil tersebut dilihat dari sumberdaya manusia, bahwa dalam menjalan kan sebuah program yang baik demi kelancaran kegiatan program kesehatan ibu dan anak yang menjadikan hasil yang baik harus mengembangkan sumber daya manusia. Berbicara masalah pengembangan sumber daya manusia sebenarnya dapat di lihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas kemampuan, baik kemampuan fisik maupun non fisik kecerdasan dan


(20)

mental. Oleh sebab itu demi terlaksananya program kesehatan ibu dan anak agar keluaranya dengan baik harus lebih meningkatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat utama. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat di arahkan pada kedua aspek tersebut. Untuk menentukan kualitas fisik dapat di upayakan melalui program kesehatan ibu dan anak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan seseorang agar mencapai suatu tujuan.

Tingkat kepuasan organisasi tersusun dari berbagai unsur, termasuk para pekerja puskesmas , modal puskesmas, konsumen dan sebagainya. Adalah penting bagi efektivitas program bahwa organisasi berusaha memuaskan kebutuhan yang bermacam-macam dan berlainan dari unsur-unsur ini, agar selalu mendapatkan dukungan dan kerjasama yang di perlukan. Dengan adanya tuntuntan yang seringkali bertentangan dari bermacam-macam unsur ini contoh para pekerja puskesmas menginginkan uang lebih banyak para penanam modal ingin peningkatan sedangkan konsumen menginginkan harga yang lebih murah, satu fungsi pokok dari manajeman masa kini adalah sekat tenaga mencapai perpaduan yang dapat di terima.yang sekurang kurangnya dapat memberikan kepuasan minimum pada semua pihak.

Produk kreatif organisasi adalah seseorang dalam memimpin organisasi tidak hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan saja tetapi harus melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih kreatif, seseorang tidak cukup hanya melaksanakan pekerjaan yang merupakan kegiatan rutin seperti yang pernah dilakukan


(21)

pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Apabila seseorang melakukan ini maka kemungkinan besar organisasi akan berubah menjadi statis, sehingga pada akhirnya organisasi tersebut akan mengalami kemunduran atau penurunan. Hasil pencapaian dalam melaksanakan input dan output akan menghasilkan sebuah hasil yang berkualitas apabila ditunjang dengan produk kreatif, artinya produk kreatif tersebut adalah penciptaan kondisi kerja yang kondusif yang nantinya akan menumbuhkan kreatifitas dan akan mendorong individu mengeluarkan kemampuannya dalam bekerja di dalam organisasi

Intensitas emosi yang dicapai seseorang adalah apabila terciptanya suatu kondisi yang kondusif dalam lingkungan organisasi, maka didalam suatu akan meningkatkan ketaatan yang tinggi dalam melaksanakan antar individu dalam melakukan kegiatan organisasi, yang tanpa disadari akan meningkatkan ikatan kerja antara individu yang sangat baik. Maka akan sangat berpengaruh tinggi dalam suatu program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan dikarenakan banyaknya kasus kematian ibu dan anak, sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti di Puskesmas Garuda Kota Bandung, dikarenakan Puskesmas Garuda Kota Bandung memiliki permasalahan yang serius seperti tingkat partisipasi masyarakat yang tingkat ekononominya mampu masih kurang tertarik berobat ke Puskesmas, selain itu juga fasilitas yang ada juga kurang memadai, biaya pengobatan juga tidak sama dengan Puskesmas lainya di Kota Bandung padahal anggaran yang disediakan cukup besar.

Dengan bertitik tolak pada penjelasan di atas, maka peneliti menganggap bahwa hal tersebut merupakan bahan yang cukup menarik untuk dianggap


(22)

menjadi bahan penelitian dengan judul “Efektivitas Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Garuda Kota Bandung”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk memperjelas fokus masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Efektivitas Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung?”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah hasil yang bisa dikeluarkan kelompok dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Garuda Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota kelompok masyarakat yang

diperoleh dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui produk kreatifitas kelompok dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui intensitas emosi yang dicapai dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Garuda Kota Bandung.


(23)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, sebagai berikut :

a. Untuk kepentingan peneliti

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan memahami tentang efektifitas program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

b. Secara teoritis

Penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang peneliti gunakan yang relevan diantaranya teori efektivitas. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan khususnya tentang program kesehatan ibu dan anak.

c. Secara praktis

Penelitian diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi Puskesmas Garuda Kota Bandung dalam membantu masyarakat melalui program kesehatan ibu dan anak.


(24)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1.Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa efektivitas merupakan suatu proses gambaran suatu tujuan, target, sasaran yang akan dicapai. Jadi efektivitas adalah sesuatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki.

Pengertian lain menurut Susanto, “Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi” (Susanto, 1975:156). Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Pendapat tersebut menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga atau organisasi dapat tercapai. Setiap organisasi atau lembaga di dalam kegiatannya menginginkan adanya pencapaian


(25)

tujuan. Tujuan dari suatu lembaga akan tercapai segala kegiatannya dengan berjalan efektif akan dapat dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-faktor pendukung efektivitas.

Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan (Kurniawan, 2005:109) dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka secara singkat pengertian dari pada efektivitas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran. Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh terintegrasinya sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan adaptasi dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.

Pengertian efektivitas menurut Supriyono (2000: 29). dalam bukunya yang berjudul Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa : ”Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut ”

Definisi atau pengertian ”efektivitas” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia halaman 284 yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Efektif adalah

1. Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) 2. Manjur atau mujarab (tentang obat)


(26)

3. Dapat membawa hasil atau berhasil guna (tentang usaha, tindakan) 4. Mulai berlaku (tentang Undang-Undang, Peraturan).

Sementara itu, efektivitas memiliki pengertian keefektifan yaitu : 1. Keadaan berpengaruh

2. Kemanjuran atau kemujaraban (tentang obat) 3. Keberhasilan (tentang usaha, tindakan)

4. Hal mulai berlakunya (tentang Undang-Undang, Pperaturan).

Beberapa definisi atau pengertian ”Efektivitas” menururut para ahli adalah sebagai berikut. Menurut menurut Sondang P. Siagian (2001 : 24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Kemudian Gibson (2002:284) menambahkan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Selanjutnya menurut pendapat Handoko, (1997:7). Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Serta menurut Sondang P. Siagian (2001 : 24) Efektivitas adalah Pemenfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan barang atau jasa kegiatan yang dijalankanya.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan


(27)

organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output).

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, Dari diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal tersebut. Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.1.1.Ukuran Efektivitas

Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Berikut ini adalah keterkaitan antara efisiensi, efektivitas, kualitas dan produktivitas yang secara skematis dapat digambarkan pada gambar 2.1 yaitu :

Gambar 2.1

Keterkaitan Efisiensi, Efektivitas, Kualitas dan Produktivitas

Hasil Utama

Masukan Proses Produksi

Hasil Sampingan Kualitas dan Efisiensi Kualitas

Kualitas Efektivitas Produktivitas


(28)

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa keterkaitan efisiensi, efektivitas, kualitas dan produksi bahwa efisiensi dapat dikatakan sebagai ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input). Efektivitas ini merupakan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai yang dapat dilihat dari kualitas yang memadai. Kualitas ini berpengaruh pada hasil yang akan dicapai. Produktivitas individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian hasil kerja yang maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencakup kuantitas, kualitas dalam satuan waktu tertentu.

Pengertian dari input yang dimaksud di atas dapat dijelaskan bahwa dari sesuatu yang akan diwujudkan atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang berpengaruh pada hasil dan merupakan bagian awal dari sesuatu yang akan dilaksanakan berdasarkan rencana atau ketentuan yang telah ditetapkan dan berpengaruh pada hasil akhir. Menurut Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen bahwa Input adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem (Susanto, 2007: 23).

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi yang mempunyai mutu atau kualitas karena dapat berpengaruh pada hasil yang akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan bagaimana proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil. Proses merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam mengolah input, agar menghasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat. Proses ini dapat dilakukan oleh mesin, orang ata upun komputer. Menurut pendapat Edhy Sutanta dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen berpendapat bahwa


(29)

proses adalah komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya (Sutanta, 2003:5).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa proses merupakan peran utama dalam suatu sistem, karena dengan proses pengolahan masukan dapat menghasilkan keluaran. Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran (output) tidak terwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut karena pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program berhasil, sehingga ukuran efektivitas bisaanya dinyatakan secara kualitatif (berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.

Ukuran efektivitas bermacam-macam. Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam bukunnya Individual and Society (1982) memberikan jabaran tentang ukuran efektivitas kelompok. yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Jumlah hasil

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh 3. Produk kreatif

4. Intensitas yang akan dicapai

(Dari David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey yang di kutip (Danim dalam Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, 2012:119-120).


(30)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ukuran daripada efektivitas salah satunya adalah jumlah hasil, dimana jumlah hasil tersebut dilihat dari perbandingan input dan output, dimana antara input dan output terjadi adanya keseimbangan dalam menghasilkan kualitas dan kuantitas suatu produk. Hasil produk tersebut merupakan hasil dari proses kegiatan organisasi.

Adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran dari pada efektivitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi. Tingkat kepuasan yang diperoleh dalam ukuran efektivitas ini bisa di dasarkan pada kuantitatif (berdasarkan pada jumlah) suatu hasil (barang) atau etos kerja yang di hasilkan berdasarkan jumlah yang dihasilkan, dan juga ukuran efektifitas dapat dilihat berdasarkan kualitatif, artinya ukuran dari pada efektivitas berdasarkan mutu yang dihasilkan dari hasil kerja yang dicapai.

Antara input dan output akan menghasilkan sebuah hasil yang berkualitas apabila ditunjang dengan produk kreatif, artinya produk kreatif tersebut adalah penciptaan kondisi kerja yang kondusif yang nantinya akan menumbuhkan kreatifitas dan akan mendorong individu mengeluarkan kemampuannya dalam bekerja di dalam organisasi.

Setelah itu ukuran efektifitas juga dipengaruhi oleh intensitas yang akan dicapai, artinya setelah terciptanya suatu kondisi yang kondusif dalam lingkungan organisasi, maka akan meningkatkan ketaatan yang tinggi antar individu dalam melakukan kegiatan organisasi, yng tanpa disadari akan meningkatkan ikatan kerja antara individu yang sangat baik.


(31)

Dari pendapat di atas, kejelasan tujuan, perumusan kebijakan, serta perencanaan yang matang harus dijalankan secara benar untuk karena menjadi ukuran efektivitas suatu organisasi. Diikuti pula dengan penyusunan program yang tepat, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pengawasan yang bersifat mendidik.

Faktor-faktor tersebut diatas sangatlah penting dipenuhi demi keberhasilan suatu efektivitas. Keempat faktor tersebut saling berkesinambungan dan mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan. Faktor-faktor tersebut juga menentukan tujuan organisasi yang terarah.

Dikemukakan penjelasan ukuran atau kriteria efektivitas oleh Gibson dkk (1989:34) yang menyebutkan indikator pengukuran efektivitas sebagai berikut :

1. Produktivitas yaitu merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

2. Kualitas yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

3. Efesiensi yaitu merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.

4. Fleksibilitas respons terhadap suatu organisasi atau perubahan perubahan yang terjadi pada suatu organisasi.

5. Kepuasaan yaitu merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

6. Keunggulan yaitu kemampuan bersaing dari organisasi dan anggota organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.

7. Pengembangan yaitu merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga


(32)

menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978:77), yaitu:

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.

b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah di tetapkan artinya kebijakan yang harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha usaha pelaksanaan kegiatan oprasional.

d) Perencanaan yang matang pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi di masa depan.

e) Penyusun program yang tepat suatu peren canaan yang baik masih perlu dijabarkan dalam program program pelaksana yang tepat. Sebab apabila tidak para pelaksana akan kuran meiliki pedoman bertindak dan bekerja. f) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. g) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.

Selanjutnya Steers dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja 3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya


(33)

Sedangkan Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya “Efektrivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongrit.

2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

2.1.1.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Dalam mencapai efektivitas suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda-beda tergantung pada sifat dan bidang kegiatan atau usaha suatu organisasi. Sejalan dengan yang dikemukanan oleh Dydiet Hardjito( 1997:65) bahwa keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya yang efektif dipengaruhi oleh komponen-komponen organisasi yang meliputi :

1. Struktur 2. Tujuan 3. Manusia 4. Hukum

5. Prosedur pengoperasian yang berlaku 6. Teknologi,

7. Lingkungan, 8. Kompleksitas 9. Spesialisasi, 10.Kewenangan, 11.Pembagian tugas.


(34)

Pendapat di atas menjelaskan bahwa keberhasilan dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya dibutuhkan komponen-komponen yang saling berkesinambungan yang dipenuhi secara jelas dan rinci sehingga dibutuhkan kerja keras yang efektif pula oleh manusia di organisasi tersebut. Komponen-komponen tersebut pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana tujuan suatu organisasi dapat dikatakan efektif.

Menurut Gulick dan Urwick yang dikutip Sutarto (1991:42) dalam bukunya Dasar Dasar Kepemimpinan Administrasi mengatakan bahwa faktor atau azas organisasi yang berpengaruh terhadap efektivitas organisasi yaitu:

1. Penempatan orang pada struktur 2. Kepemimpinan

3. Kesatuan perintah 4. Staf khusus dan umum 5. Unit kerjaisasi

6. Pelimpahan dan pemakaian azas pengecualian 7. Kesimbangan tanggung jawab dan wewenang serta 8. Rentangan kontrol.

Pendapat tersebut menggambarkan bahwa dalam penempatan seseorang dalam struktur organisasi harus benar-benar selektif, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, karena hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja seseorang dan produktivitas organisasi. Mengenai kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi, karena kepemimpinan berkait dengan proses mempengaruhi dan menggerakkan seluruh anggota organisasi agar mereka bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.


(35)

2.1.2.Program Kesehatan Ibu Dan Anak

Strategi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 mengisyaratkan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilannya antara lain ditentukan oleh angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal (bayi sebelum lahir). Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.

Pada saat ini pendistribusian tenaga kerja masih belum merata terutama di daerah-daerah. Dampak dari pendistribusian tenaga kerja yang belum merata, dan lemahnya pengawasan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebabkan kegiatan program kesehatan di puskesmas belum berjalan optimal, termasuk program kesehatan ibu dan anak .

Dalam era otonomi daerah, peran Dinkes menjadi sangat penting, termasuk dalam kegiatan program kesehatan ibu dan anak. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai unit pelaksana teknis di bidang kesehatan berfungsi sebagai pendukung kegiatan Puskesmas di wilayah kerjanya, sehingga program dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Kebijakan Dinkes merupakan pedoman bagi Puskesmas untuk menjalankan program kesehatan di Puskesmas. Fungsi dukungan Dinkes ke Puskesmas dalam kegiatan program kesehatan dapat berupa


(36)

pengadaan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak.

Dukungan Dinkes dalam proses pelaksanaan seperti kegiatan pembinaan, pengarahan dan pengendalian program juga dibutuhkan oleh Puskesmas yang bertujuan untuk mengetahui fungsi faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 35 per 1.000 kelahiran hidup. Target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2009 untuk Angka Kematian Ibu adalah 226 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 26 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian target tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi program Kesehatan Ibu dan Anak

Sebagaian besar penyebab kematian ibu secara tidak langsung (menurut survei Kesehatan Rumah Tangga 2001 sebesar 90%) adalah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu pendarahan, eklampsia dan infeksi . Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK), anemia (kurang darah). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan angka Kematian Ibu telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan melakukan pelatihan klinis bagi pemberi pelayanan kebidanan


(37)

di lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari pemenuhan terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan 3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan

yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Program kesehatan ibu dan anak dalam melaksanakan kegiatannya yang salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Selain menurunkan jumlah kematian ibu dan anak program ini juga melaksanakan kegiatan tentang ASI. ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang.

ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan pemberian ASI eksklusif. Jangka waktu pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan oleh Pemerintah saat ini


(38)

adalah 6 bulan pertama yang kemudian dilanjutkan sampai 2 tahun dengan pemberian MP-ASI setelah 6 bulan (Depkes, 2005).

Menurut sumber Puskesmas Garuda Kota Bandung masih saja banyak ibu-ibu yang tidak mengikuti program ASI eksklusif dikarenakan ada beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan pemberian ASI secara eksklusif antara lain :

1. Produksi ASI kurang

2. Ibu kurang memahami cara menyusui yang benar 3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula

4. Bayi terlanjur mendapat susu formula pada hari-hari pertama kelahiran

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka, terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti: kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau kematian (mortalitas). Oleh karena itu penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak harus lebih ditingkatkan lagi.

2.1.2.1.Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak

Ada beberapa program yang terdapat di Puskesmas Garuda Kota Bandung, diantaranya program kesehatan ibu dan anak yaitu :

a. Pada ibu hamil mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Garuda tetapi masih, dari target yang telah ditentukan yaitu ditargetkan agar


(39)

setiap ibu hamil diwajibkan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas secara teratur, tetapi masih saja ada ibu hamil yang belum memeriksakan kehamilannya secara rutin di Puskesmas ini dikarenakan masih kurangnya penyuluhan yang disampaikan oleh Puskesmas tentang pentingnya memerisakan kehamilan, sehingga disini terlihat bahwa program ini masih belum terealisasikan secara baik

b. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6, setiap ibu menyusui diwajibkan untuk mengikuti program ASI eksklusif sampai 6 bulan tetapi tidak semua itu dapat mengikuti program ini dikarenakan ada beberapa hal yang mempengaruhi, dalam program inipun masih belum dapat terealisasikan.

Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”

Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.

Ada empat komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:

1. Sehat Jasmani 2. Sehat Mental


(40)

3. Kesejahteraan Sosial 4. Sehat Spiritual

2.2. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini peneliti mengikuti dari teori David Krech, Richard S. Cruthfied dan Engerton L. Ballachey dalam Danim bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (2012:119-120). Tentang definisi efektivitas yang mengandung makna sejauh mana Puskesmas Garuda dapat mencapai targetnya melalui program Kesehatan Ibu dan Anak dalam melayani warganya dilingkungan kecamatan Puskesmas Garuda Kota Bandung. Untuk melihat sejauh mana efektivitas program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda dapat diukur dengan melihat beberapa indikator yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ukuran dari pada efektivitas salah satunya adalah jumlah hasil, dimana jumlah hasil tersebut dilihat dari perbandingan input dan output, dimana antara input dan output terjadi adanya keseimbangan dalam menghasilkan kualitas dan kuantitas suatu produk. Hasil produk tersebut merupakan hasil dari proses kegiatan organisasi.

Adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran dari pada efektivitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi. Tingkat kepuasan yang diperoleh dalam ukuran efektivitas ini bisa di dasarkan pada kuantitatif (berdasarkan pada jumlah) suatu hasil (barang) atau etos kerja yang di hasilkan berdasarkan jumlah yang dihasilkan, dan juga ukuran efektifitas dapat dilihat berdasarkan kualitatif,


(41)

artinya ukuran dari pada efektivitas berdasarkan mutu yang dihasilkan dari hasil kerja yang dicapai.

Antara input dan output akan menghasilkan sebuah hasil yang berkualitas apabila ditunjang dengan produk kreatif, artinya produk kreatif tersebut adalah penciptaan kondisi kerja yang kondusif yang nantinya akan menumbuhkan kreatifitas dan akan mendorong individu mengeluarkan kemampuannya dalam bekerja di dalam organisasi.

Setelah itu ukuran efektifitas juga dipengaruhi oleh intensitas yang akan dicapai, artinya setelah terciptanya suatu kondisi yang kondusif dalam lingkungan organisasi, maka akan meningkatkan ketaatan yang tinggi antar individu dalam melakukan kegiatan organisasi, yng tanpa disadari akan meningkatkan ikatan kerja antara individu yang sangat baik.

Dari pendapat di atas, kejelasan tujuan, perumusan kebijakan, serta perencanaan yang matang harus dijalankan secara benar untuk karena menjadi ukuran efektivitas suatu organisasi. Diikuti pula dengan penyusunan program yang tepat, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pengawasan yang bersifat mendidik.

Faktor-faktor tersebut diatas sangatlah penting dipenuhi demi keberhasilan suatu efektivitas. Keempat faktor tersebut saling berkesinambungan dan mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan. Faktor-faktor tersebut juga menentukan tujuan organisasi yang terarah.

Dengan segala faktor keberhasilan efektivitas maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dan berkesinambungan untuk


(42)

tercapainya program tersebut yang efektif dan dapat dirasakan langsung oleh warga masyarakat dilingkungan Puskesmas Garuda Kota Bandung.

Pertama, jumlah hasil yang bisa dikeluarkan oleh kelompok. Hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok itu. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan dengan keluaran, usaha dengan hasil, persentase pencapaian program kerja dan sebagainya.

Kedua, tingkat kepuasan yang diperoleh oleh anggota kelompok. Kepuasan itu sukar diukur dan bervariasai untuk masing-masing anggota kelompok, seperti guru, staff tata usaha, dan sebagainya. Karakteristik kepuasan anggota kelompok antara lain tercermin dari keterbukaan berkomunikasi antar-anggota, kerajinan, tidak terlalu mempunyai “perhitungan” dalam bekerja, berkurangnya keluhan, berkurangnya pembicaraan mengenai kelemahan atasan dan kebutuhan rekan kerja, tingkat kehadiran tinggi, dan lain-lain. Ukuran efektivitas ini bisa kuantitatif dan bisa kualitatif.

Ketiga, produk kreatif kelompok. Banyak hal berkembang sendiri dalam dunia kerja jika kondisinya kondusif. Oleh karena itu, salah satu ciri kelompok efektif adalah kemampuan kelompok itu menumbuhkan kreativitas anggota. Cara seorang dalam organisasi atau kelompok tidak sepenuhnya dapat dituangkan ke dalam format khusus. Cara kerja merupakan seni atau kiat (art) yang berbeda pada masing-masing individu. Itu sebabnya, tuntutan akan tekanan yang terkuat dari pihak lain yang berlebihan dapat menjadi bumerang organisasi atau kelompok.

Keempat, intensitas emosi yang dicapai oleh seseorang karena dia menjadi anggota kelompok. Intensitas emosi diukur dengan ketaatan yang lebih tinggi


(43)

karena menjadi anggota kelompok atau rasa memiliki dengan kadar tinggi karena termasuk kelompok yang ikut berjuang untuk memilikinya. Dengan segala faktor keberhasilan efektivitas di atas, peneliti mengerti bahwa faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dalam tercapainya efektivitas program kesehatan ibu dan anak di lingkungan Puskesmas Garuda Kota Bandung.

Berdasarkan Kerangka Pemikiran di atas maka Definisi Operasional dari Penelitian di atas dikutip ini Sebagai berikut :

1. Efektivitas adalah sejauh mana tercapainya target dan tujuan penyelenggaraan program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

2. Program kesehatan ibu dan anak adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentang dan peka terhadap berbagai masalah kesehatan

3. Efektivitas program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan Puskesmas Garuda Kota Bandung untuk mencapai target dan tujuan yang telah di tentukan sebelumnya untuk mengukur tingkat efektivitas dapat dilihat berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Jumlah hasil adalah jumlah yang dilihat dari perbandingan antara masukan dan keluaran terjadi adanya keseimbangan dalam menghasilkan kualitas dan kuantitas suatu produk. Hasil produk tersebut merupakan hasil dari proses kegiatan efektivitas program


(44)

kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung diantaranya adalah sebagai berikut :

a).Masukan dan keluaran adalah berupa sarana dan prasarana Puskesmas dalam penyelenggaraan program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung

b).Usaha aparatur dengan hasil adalah proses aparatur dalam menjalankan program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Kota Bandung

c). Pencapaian Program kerja adalah usaha yang dilakukan oleh aparatur atau pegawai puskesmas garuda kota bandung untuk menjalankan tugas-tugas yang sudah direncanakan dengan kuantitas yang baik dan dapat tercapainya target tertentu mengenai Program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh adalah tingkat kepuasan dalam ukuran efektivitas ini bisa di dasarkan pada kuantitatif (berdasarkan pada jumlah) suatu hasil (barang) atau etos kerja pegawai berdasarkan jumlah yang dihasilkan, dan juga ukuran efektifitas dapat dilihat berdasarkan kualitatif, artinya ukuran dari pada efektivitas berdasarkan tingkat kepuasan aparatur dan masyarakat, dianataranya sebagai berikut :

a). Kepuasan aparatur adalah aparatur dalam menjalankan dapat di ukur melalui suksesnya program kesehatan ibu dan anak apabila


(45)

program tersebut berjalan efektif maka aparatur akan mendapatkan kepuasan secara batin.

b). Kepuasan masyarakat akan terjadi apabila masyarakat mendapatkan kesehatan yang murah, dan juga kepuasan tersebut akan didapat akan apabila anak yang mereka lahirkan dapat tumbuh dengan sehat.

3. Produk kreatif kelompok adalah hasil dan proses dari karya kerja yang dihasilkan aparatur, karya kerja tersebut meliputi cara kerja dan pembagian kerja, sebagai berikut :

a). Cara kerja adalah aparatur dalam menjalankan tugasnya secara baik dan benar yang telah diberikan masyarakat khusunya dalam program kesehatan ibu dan anak di puskesmas garuda kota bandung

4. Intensitas emosi yang dicapai seseorang adalah efektivitas juga dipengaruhi oleh intensitas yang akan dicapai, artinya setelah terciptanya suatu kondisi yang kondusif dalam lingkungan organisasi, maka akan meningkatkan ketaatan yang tinggi antar individu dalam melakukan kegiatan efektivitas program kesehatan ibu dan anak puskesmas garuda kota bandung. Di antaranya sebagai berikut :

a) Ketaatan atau rasa memiliki adalah meningkatkan ikatan kerja antara individu yang sangat baik di dalam program kesehatan ibu dan anak di puskesmas garuda kota bandung


(46)

Intensitas emosi yang dicapai seseorang : a. Ketaat atau

rasa memiliki Produk kreatif

kelompok : a. Cara kerja Tingkat Kepuasan

yang diperoleh anggota kelompok : a. Aparatur b. Masyarakat Jumlah hasil yang bisa

dikeluarkan kelompok :

a. Masukan dengan keluaran

b. Usaha dengan hasil c. Pencapaian

program kerja

Berdasarkan uraian diatas, peneliti membuat model kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2.

Model Kerangka Pemikiran

Efektivitas Program Kesehatan Ibu Dan Anak Puskesmas Garuda Kota Bandung

Terwujudnya Efektivitas Program Kesehatan Ibu Dan Anak Puskesmas Garuda Kota Bandung


(47)

35 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Pengertian Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibumenyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untukmenuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakanlandasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Derajat kesehatan mortalitas (angka kematian) umum merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus merupakan indikator kependudukan. Beberapa jenis Angka Kematian yang mempunyai kepekaan lebih terhadap masalah kesehatan, antara lain :

1. Jumlah Kematian Bayi 2. Jumlah Kematian Balita 3. Jumlah Kematian Ibu


(48)

Angka kematian tersebut biasanya didapat berdasarkan hasil survey. Untuk tingkat Puskesmas, dalam melakukan analisis kematian dapat digunakan Jumlah Kematian dari program KIA maupun dari laporan kematian.

Tabel 3.1.

Jumlah Kematian Di Puskesmas Garuda Tahun2012-2013

Sumber data : Laporan UPT Puskesmas Garuda tahun 2012-2013

Dari tabel yang terlihat di atas menunjukan jumlah penurunan kematian sebanyak17 bayi (0-12 bln) dimana pada tahun 2012 sebanyak 31 bayi sedangkan di tahun 2013 menjadi 14 bayi, tetapi terjadi kenaikan kematian balita sebanyak 3 balita (1-5 thn) dimana ditahun 2012 sebanyak 1 balita dan di tahun 2013 menjadi 4 balita, begitu pula dengan ibu hamil terjadi peningkatan yaitu 1 orang dimana pada tahun 2012 1 orang sedangkan tahun 2013 menjadi 2.

Dengan demikian harus diperhatian untuk lebih meningkatkan kwalitas penyuluhan program kesehatan ibu dan anak serta pembinaan bidan praktek swasta mengenai penanganan kasus tersebut. Adapun penyebab kematian ibu karena eklampsi. Sedangkan penyebab kematian balita berbeda-beda seperti hepatitis, DBD, ISPA, demam dan KLL.

NO USIA

KEMATIAN

JUMLAH KEMATIAN PUSKESMAS GARUDA

Keterangan

2012 2013

1 Bayi (0-12 bl) 31 14 Turun 17 Bayi

2 Balita (1-5 th) 1 4 Naik 3 balita


(49)

3.1.1.Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas

UPT Puskesmas Garuda adalah salah satu UPT Puskesmas yang ada diKota Bandung dan memiliki 1 puskesmas jejaring (PKM Babatan). Secaraadministrasi UPT Puskesmas Garuda terletak di kelurahan Garuda Kecamatan Andir. Wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda meliputi 4Kelurahan yaitu : Kelurahan Maleber, Garuda, Dungus Cariang dan Campakaditambah 2 kelurahan yang berada di wilayah Puskesmas Babatan yangmerupakan Puskesmas Jejaring yaitu Kelurahan Ciroyom dan Kebon Jeruk.UPT Puskesmas Garuda disebelah utara berbatasan dengan KecamatanCicendo, sebelah timur dengan Kecamatan Sumur Bandung, sebelah selatanberbatasan dengan Kecamatan Bandung Kulon, dan sebelah barat denganKota Cimahi.

Letak UPT Puskesmas Garuda cukup strategis karena dekat dengan jalanRajawali dan Garuda yang memiliki akses transportasi umum dari berbagaijurusan. Oleh karenanya masyarakat pengunjung Puskesmas Garuda hampirsetengahnya berasal dari luar wilayah terutama yang berbatasan denganKecamatan Andir. Wilayah terdekat adalah Kelurahan Garuda, KelurahanDungus Cariang dan Kelurahan Maleber. Dari ketiga kelurahan tersebut UPTPuskesmas Garuda dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

3.1.1.1.Letak Geografis

Bandung terletak pada 107° Bujur Timur dan 6° Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata dari atas permukaan laut ± 791m, titik terendah ± 675m berada di sebelah Selatan dan titik tertinggi ± 1.050 m berada di sebelah Utara dan


(50)

UPT Puskesmas Garuda berada di ketinggian ± 700m dari permukaan laut. Suhu rata 28,5°C dengan curah hujan rata 2,045 mm, jumlah hari hujan rata-rata 15 hari per bulan dan tingkat kelembaban 76,5%.

3.1.1.2.Peta Wilayah Kerja Puskesmas

Gambar 3.1.

Peta Wilayah Kerja UPT Garuda Kecamatan Andir

Sumber data : Laporan Tahunan UPT Puskesmas Garuda, tahun 2013

UPT Puskesmas Garuda adalah salah satu UPT Puskesmas yang ada di Kota Bandung. Secara administrasi terletak di Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir. Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda meliputi 4 Kelurahan yaitu; Kelurahan Maleber, Kelurahan Garuda, Kelurahan Dungus Cariang, dan Kelurahan Campaka. UPT Puskesmas Garuda di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cicendo, sebelah timur dengan Kecamatan Sumur Bandung, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bandung Kulon, dan sebelah barat dengan Kota Cimahi.


(51)

3.1.1.3.Kondisi Geografis

Luas Wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda yang terdiri atas 35 RW dan 225 RT. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel berikut ini.

Tabel 3.3.

Situasi Geografis Di Wilayah UPT Puskesmas Garuda Tahun 2013

Sumber data : Laporan Tahunan UPT Puskesmas Garuda, tahun 2013

Tabel 3.3. di atas menunjukkan data geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda dan jarak tempuh masyarakat ke fasilitas kesehatan terutama UPT Puskesmas Garuda. Namun demikian UPT Puskesmas Garuda mudah dicapai dengan sarana transportasi umum.

Letak UPT Puskesmas Garuda cukup startegis karena dekat dengan jalan Rajawali dan Garuda yang memiliki akses transportasi umum dari berbagai jurusan. Oleh karenanya masyarakat pengunjung Puskemas Garuda banyak berasal dari luar wilayah terutama yang berbatasan dengan Kecamatan Andir. NO KELURAHAN

LUAS

WIL

(Ha)

JML

RT/RW

Jarak Kondisi Keterjangkauan Rata-rata tempuh (menit) K

e t Terjauh ke

Puskesmas (Km)

Roda 2 Roda 4 Jalan

Kaki Roda 2 Roda 4

1 Maleber 53 62/11 1 V V V 10 15

2 Garuda 44,6 38/6 1 V V V 10 10

3 Dungus Cariang

69 87/11 2 V V V 10 15

4 Campaka 64,2 38/7 2 V V V 15 20


(52)

3.1.2. Visi dan Misi UPT Puskesmas Garuda

Sejalan dengan Visi Pemerintah Kota Bandung yaitu ”Memantapkan Kota Bandung Sebagai Kota Jasa yang Bermartabat” dan Visi Dinas Kesehatan ”Bandung Kota Sehat Yang Mandiri”, UPT Puskesmas Garuda sebagai unit organisasi kesehatan terdepan dalam melaksanakan program kesehatan kepada masyarakat mempunyai Visi “Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat Yang Optimal Secara Mandiri”. Derajat kesehatan yang optimal secara mandiri diartikan sebagai upaya yang terus menerus dalam meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial melalui pemberdayaan potensi masyarakat dengan memaksimalkan seluruh potensi kehidupan secara mandiri sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat, hidup di lingkungan yang aman, nyaman dan sehat agar terhindar dari resiko gangguan kesehatan.

Untuk merealisasikan Visi tersebut, maka Misi UPT Puskesmas Garuda yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan optimalisasi sumber daya manusia. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas cakupan program.

3. Membangun kemadirian kesehatan masyarakat melalui peningkatan HBS. 4. Merencanakan dan melaksanakan setiap kegiatan berdasarkan data yang akurat

dan dapat dipertanggung jawabkan.

5. Mengembangkan peran dan fungsi Puskesmas dalam melaksanakan kemitraan dengan berbagai pihak terkait dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan pemberdayaan masyarakat


(53)

6. Mengembangkan kemampuan Puskesmas sebagai unit kesehatan mandiri dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

7. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan pelayanan prima.

Untuk mendukung Visi dan Misi UPT Puskesmas Garuda tersebut dituangkan dalam strategi operasional, sebagai berikut ;

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas SDM dan kelengkapan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan.

2. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan dengan komputerisasi. 3. Mengembangkan Program Konsultasi Gizi, Klinik Sanitasi, HR, Remaja, dan

Perkesmas dengan kerjasama lintas program.

4. Revitalisasi Posyandu dengan mengembalikan fungsi Posyandu, meningkatan kualitas kemampuan dan keterampilan kader, serta kelengkapan sarana dan prasarana Posyandu.

5. Memaksimalkan ruangan dan fasilitas yang tersedia guna peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, guna meningkatkan cakupan dan dukungan untuk keberhasilan program kesehatan


(54)

3.1.3.Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung, Nomor : 265 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi UPT Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, seperti gambar yang terdapat berikut ini :


(55)

(56)

3.1.4.Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas merupakan suatu rincian yang menunjukkan posisi,tanggung jawab, wewenang, fungsi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakanoleh seorang personil didalam suatu organisasi. Adapun uraian tugas padaPuskesmas Garuda Bandung adalah :

1. Kepala UPT :

1. Melakukan pembinaan teknis kepada pelaksana program kesehatan diUPT/ Puskesmas.

2. Membuat rencana kerja tahunan ( P2KT ), laporan tahunan, PKP pendampingan masing-masingpemegang program.

3. Monitoring dan evaluasi tiap program setiap bulan. 4. Pembinaan untuk koordinator program.

5. Melakukan koordinasi lintasprogram dan sektoral (rakor kecamatan). 6. Melaksanakan manajemen Puskesmas

7. Menghadiri pembinaan program di DKK 8. Menghadiri rapat dinas Kepala Puskesmas 9. Diseminasi informasi hasil rapat dinas/pelatihan 10. Memimpin lokakarya bulanan

11. Mengikuti lokakarya mini tribulanan

12. Menerima konsultasi dari puskesmas jejaring

13. Menjadi narasumber pada pertemuan, pelatihan dan penyuluhan yangdilaksanakan oleh puskesmas berdasarkan kebutuhan program


(57)

15. Mengikuti pelatihan

16. Melakukan pelayanan pasien ketika diperlukan.

2. Kepala Sub Bag Tata Usaha : a. Umum

1. Membuat konsep surat dan pengetikan 2. Pengadaan surat

3. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar 4. Mengirimkan surat

5. Mengatur rumah tangga puskesmas 6. Melakukan kegiatan pengarsipan 7. Melakukan laporan puskesmas 8. Membuat struktur organisasi b. Kepegawaian

1. Membuat absensi karyawan 2. Membuat DP3 dan DUK

3. Merencanakan kenaikan pangkat /KGB 4. Menyusun berkas pegawai

5. Membuat data kepegawaian 6. Membuat surat tugas karyawan 7. Membuat daftar piket hari raya 8. Mengatur cuti pegawai


(58)

10. Menyiapkan data dan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan 11. Koordinasi keuangan puskesmas

12. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan evaluasi kinerjapegawai 13. Menyusun rencana keuangan puskesmas

14. Melakukan monev kegiatan program puskesmas dan TU 15. Melakukan kord.linsek/program

16. Koordinasi penyusunan format dan rencana suvervisi program 17. Koordinasi pelaksanaan lokmin

18. Menyusun rencana program puskesmas. c. Keuangan :

1. Menerima dan mencatat setoran harian restribusi 2. Membuat laporan setoran retribusi mingguan 3. Menyetorkan hasil penerimaan retribusi 4. Membuat laporan setoran retribusi bulanan 5. Membuat laporan retribusi tahunan

6. Mencatat penerimaan dan pengeluaran uang 7. Merekap dan menutup buku kas umum / bantu 8. Mengetik laporan keuangan untuk dinkes 9. Merencanakan anggaran bulanan

10. Membuat SPJ atas realisasi penggunaan dana operasional puskesmas 11. Mendokumentasikan arsip kwitansi pembelian

12. Membuat laporan keuangan bulanan


(59)

3. Farmasi

a. Pengadaan obat (penerimaan sediaan obat farmasi, pemeriksaan obatsesuai LPLPO)

b. Penyimpanan obat

c. Pengarsipan obat dan barang yang dikirim dari DKK d. Distribusi obat

e. Memberikan informasi pada pasien sehubungan dengan obat yang diterima f. Monitoring efek samping obat

g. Melakukan pemusnahan obat-obatan kadaluarsa h. Pelaporan dan pencatatan bulanan dan tahunan

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang program kesehatan Ibu dan Anak, serta mendeskripsikan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah program Kesehatan Ibu dan Anak tersebut. Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain penelitian kualitatif, karena penelitian ini merupakan pendekatan yang mempelajari dari tingkah laku manusia khususnya pegawai Puskesmas dalam program kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Pemahaman terhadap pegawai mengenai tingkah laku, peneliti harus dapat mamahami proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang diteliti.


(60)

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengantujuan dan kegunaan tertentu. Penulis menggunakan metode penelitian secara deskriptif untuk mencari pemecahan permasalahan pada Puskesmas Garuda di Kota Bandung. Sehingga didapatkan solusi dan pemecahannya sesuai dengan data-data yang ada.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifyaitu menggambarkan adanya permasalahan yang ada dengan menggunakan pendekatan kasus pada Puskesmas Garuda Bandung. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah terdiri dari metode pengumpulan data, metodependekatan dan pengembangan system serta metode analisis dengan memakaialat bantu analisis.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian berguna untuk menyusun langkah-langkah yang akan ditetapkan guna melakukan pengkajian terhadap masalah-masalah dengan tujuan untuk menentukan jawaban atau cara pemecahan masalah berdasarkan pengelolaan data yang terhimpun. Adapun desain penelitian yang digunakan peneliti dalam usulan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data-data dari hasil observasi yang peneliti lihat di lapangan dan pengumpulan data-data yang peneliti peroleh, data yang diperoleh dengan cara mempelajari “literatur” tulisan dan kerangka ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti beserta hasil beberapa data dari informan.


(61)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi kepustakaan dan studi lapangan.Teknik pengumpulan data merupakan persyaratan melakukan pengumpulan data dan menganalisis suatu objek yang diteliti dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi objek peneliti adalah efektivitas program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Untuk memperoleh data-data dalam usaha penelitian ini, peneliti melakukan metode pengumpulan data sebagai berikut :

3.2.2.1 Studi Pustaka

Studi pustaka yang peneliti lakukan dalam usaha penelitian ini berkenaan dengan teori-teori yang digunakan. Studi pustaka merupakan pengambilan data berupa referensi berdasarkan tulisan-tulisan dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan topik skripsi mengenai efektivitas program kesehatan ibu dan anak, dan untuk menambah data yang peneliti perlukan peneliti mencari dan mengkaji dari sumber berupa internet.

3.2.2.2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu teknik pengamatan dan pencarian data secara langsung ke lapangan atau lokasi yang menjadi objek skripsi dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :


(62)

1. Observasi yang peneliti lakukan yakni dengan cara mengamati para pasien yang berobat ke Puskesmas Garuda Kota Bandung sehingga peneliti lebih mudah mengamati tentang data dan informasi di lapangan.

2. Wawancara, peneliti akan melakukan komunikasi langsung melalui tatap muka dan tanya jawab antara peneliti, petugas Puskesmas Garuda Kota Bandung yang menangani masalah kesehatan ibu dan anakserta beberapa para ibu-ibu yang sedang berobat ke Puskesmas Garuda Kota Bandung

3. Dokumentasi, peneliti dalam hal ini mengabadikan suatu ke giatan parapasien dilapangan yang sedang diteliti. Dalam membuat dokumentasi ini peneliti menyiapkan sebuah kamera handphone untuk mengabadikan gambar kegiatan yang berlangsung di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Dokumentasi dilakukan agar peneliti dapat memperlihatkan bukti data yang lebihnyata.

3.2.3 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik secara purposive.Yang dimaksud dengan teknik purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan) adalah siapa yang akan diambil sebagai informan mengenai pelayanan kesehatan program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Garuda Kota Bandung, lalu diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

Penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan objek yang diteliti dan berdasarkan keterkaitan informan tersebut dengan penelitian. Informan dalam


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dari hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan efektivitas program kesehatan ibu dan anak sebagai berikut :

1. Jumlah hasil yang dikeluarkan kelompok dalam program kesehatan ibu dan anak, merupakan hasil dari pelayanan dan penyuluhan dari aparatur kepada masyarakat, dengan mempertimbangkan antara input dan output, usaha dengan hasil yang dicapai saat ini. Dalam mencapai tujuan terlaksananya program kesehatan ibu dan anak, Pemerintah meng-anggarkan dana bagi suksesnya program kesehatan ibu dan anak , tidak adanya transparansi dan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat banyak yang kurang mengetahui adanya program kesehatan ibu dan anak.

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh anggota kelompok dalam program kesehatan ibu dan anak, merupakan tingkat kepuasan yang didapatkan masyarakat dengan adanya biaya pemeriksaan dan pengobatan yang murah, sedangkan tingkat kepuasan yang didapat oleh aparatur adalah jika suksesnya program Pemerintah tentang kesehatan ibu dan anak ini berjalan dengan efektif. Program ini telah berjalan dengan baik tapi belum sepenuhnya efektif dimana tingkat kepuasan masyarakat juga masih kurang diperhatikan aparatur serta kepuasan aparatur juga belum sepenuhnya didapat.


(2)

103

3. Produk kreatif yang dilakukan organisasi dalam program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Garuda belum mempunyai struktur organisasi yang dapat digambarkan, sehingga masyarakat tidak mengetahui siapa saja yang bekerja di Puskesmas Garuda, struktur organisasi di Puskesmas Garuda Kota Bandung masih kurang jelas menurut masyarakat, masyarakat tidak mengetahui siapa saja susunan organisasi yang ada di Puskesmas Garuda. Selain itu untuk pendaftaran pasien baru prusedurnya masih berbelit-belit, dimana pasien harus membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) serta KK (Kartu Keluarga) apabila ada, sehingga tidak sedikit pasien yang beralih ke poliklinik biasa karena prosedurnya lebih mudah.

4. Intensitas emosi aparatur dalam program kesehatan ibu dan anak harus dapat terkontrol dengan baik, tingkat emosi yang baik akan melahirkan sebuah pelayanan yang baik dan berkualitas. Aparatur yang baik akan mampu mengontrol emosi saat melakukan pekerjaannya sampai pada titik jenuh. Aparatur Puskesmas Garuda masih sering bercanda dan kerap mengabaikan masyarakat, dengan adanya situasi kerja seperti kekeluargaan justru tidak dimanfaatkan dengan baik oleh aparatur Puskesmas Garuda dengan baik, dan hal tersebut mendapatkan kesan negatif dari masyarakat bahwa aparatur bekerja dengan terlalu santai dan kurang profesional, selain itu juga dalam pelayanannya aparatur masih ada yang bersikap kurang ramah kepada masyarakat dan salah satu faktor penyebabnya adalah beban kerja yang tinggi dan tingkat kejenuhan yang melanda


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Aparatur Puskesmas Garuda harus menerapkan transparasi, sosialisasi serta lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat supaya masyarakat lebih mengetahui program kesehatan ibu dan anak yang sedang berjalan di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

2. Dalam mencapai kepuasan baik yang dirasakan oleh aparatur maupun masyarakat harus seimbang atau sama-sama merasa puas. Dalam pemeriksaan kesehatan ibu dan anak ternyata ditetapkan bahwa masyarakat hanya diperlukan membayar Rp 4.000,00 (empat ribu rupiah) setiap kali melakukan pemeriksaan, dan berbeda dengan Puskesmas lain yang hanya memungut biaya sebesar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah). Untuk itu Pemerintah harus tegas dengan kontrol, serta harus adanya sanksi bagi aparatur yang melanggar, sehingga program tersebut dapat berjalan dengan sukses dan masyarakat serta aparatur mendapat kepuasan.

3. Karena belum adanya gambar struktur organisasi pembagian tugas aparatur yang jelas di Puskesmas Garuda Kota Bandung diharapkan segera membuatkan bagan struktur organisasi tugas aparatur yang jelas tentang program kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak kebingungan. 4. Dengan situasi kekeluargaan yang ada di Puskesmas Garuda seharusnya


(4)

105

dan sabar melayani masyarakat yang cerewet. Selain itu juga aparatur hendaknya mempunyai solusi yang tepat dalam menghadapi kejenuhan, sehingga dapat menanggulangi tingkat kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.


(5)

(6)