Analisis dan Konsep Makro

65 BAB 4 ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis dan Konsep Makro

4.1.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Site Menurut Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015 dalam Profil Kesehatan Kota Semarang 2015, Kota yang berjuluk kota lumpia ini memiliki 26 rumah sakit umum dengan berbagai kelas. Diantara 26 rumah sakit tersebut, terdapat 9 rumah sakit yang memiliki pelayanan yang cukup baik bagi pasiennya dan dapat menerima rehabilitasi pasien pasca stroke, yaitu RSUP Dr. Kariadi, RSU St. Elisabeth, RS Telogorejo, RS Panti Wilasa Dr. Cipto, RS Panti Wilasa Citarum, RSU Roemani Muhammadiyah, RSI Sultan Agung, RSUD Tugurejo, dan RSUD Ketileng. Dari ke-9 rumah sakit tersebut terdapat 3 rumah sakit yang dimiliki pemerintah, diantaranya adalah RSUP Dr. Kariadi dimiliki pemerintah pusat, RSUD Tugurejo dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan RSUD Ketileng dimiliki Pemerintah Kota Semarang. Dari ke-9 rumah sakit tersebut, RSUP Dr. Kariadi yang memiliki fasilitas lengkap untuk rehabilitasi medik. Gambar 4.1 Titik Lokasi Rumah Sakit di Semarang Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Berikut adalah tabel mengenai jumlah kasus stroke yang ditangani oleh kesembilan rumah sakit tersebut: Tabel 4.1 Kasus Penyakit Stroke di Rumah Sakit Kota Semarang N o. Rumah Sakit Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Hemoragi k Non Hemoragi k Hemoragi k Non Hemoragi k Hemoragi k Non Hemoragi k 1. RSUP Dr. Kariadi 561 6864 174 665 159 699 2. RSU St. Elisabeth 121 707 135 180 98 210 3. RSU Telogorejo 106 702 40 201 44 135 4. RS. Panti Wilasa Dr. Cipto 814 12 288 55 260 5. RS. Panti Wilasa Citarum 28 129 81 176 30 148 6. RSU Roemani Muhamma diyah 49 317 160 27 95 26 7. RSI Sultan Agung 22 32 60 150 41 146 8. RSUD Tugurejo 171 706 94 117 186 119 9. RSUD Ketileng 335 1051 1 2 2 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan diatas, Rumah Sakit Umum yang menangani banyak kasus stroke adalah Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi. Dengan demikian, lokasi perencanaan yang akan dipilih harus berada di sekitar rumah sakit tersebut untuk mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien penderita pasca-stroke. Selain harus dekat dengan RSUP Kariadi, didalam memilih lokasi Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke juga harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: a. Aspek Pencapaian Pencapaian lokasi site yang akan dipilih harus memiliki waktu tempuh yang singkat mengingat kondisi pasien tersebut. b. Aspek Ketenangan Ketenangan menjadi kunci yang paling utama, karena ketenangan dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam melakukan proses rehabilitasi. c. Aspek Lahan Pasien pasca-stroke mengalami kemunduran fungsi fisik pada tubuhnya, oleh karena itu sangat diperlukan lahan dengan tidak berkontur untuk mendukung kondisi tersebut. d. Aspek Infrastruktur Sebuah site yang baik harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung semua kegiatan yang akan digunakan oleh pengguna site. e. Aspek Kondisi Lingkungan Aspek kondisi lingkungan memegang peranan penting untuk mempertimbangkan saat lokasi site akan dipilih. Hal ini karena lokasi yang baik memiliki kondisi lingkungan yang bagus. f. Aspek Kondisi Jalan Kondisi jalan juga berkaitan erat dengan pencapaian karena semakin bagus kondisi jalan yang ada maka semakin bagus pencapaian lokasi yang diperoleh. 4.1.2 Alternatif Pemilihan Site Gambar 4.2 Titik Alternatif Site Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016 Didalam menentukan sebuah site pada perencanaan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Semarang, sangat diperlukan beberapa pertimbangan guna untuk mengukur cocok atau tidaknya lokasi yang dipilih. Berdasarkan lokasi yang masih memiliki lahan kosong, maka penulis mendapatkan beberapa alternatif lokasi sebagai berikut: a. Alternatif Site 1 Gambar 4.3 Peta Administrasi Kec. Semarang Barat Sumber: lokanesia.com , Juli 2016 Alternatif site 1 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat. Kelurahan ini memiliki luas 84,370 hektar dengan kepadatan penduduk berjumlah 158.480 jiwa. Kecamatan Semarang Barat memiliki 16 kelurahan, diantaranya adalah Kecamatan Bojongsalaman, Kecamatan Bongsari, Kecamatan Cabean, Kecamatan Gisikdrono, Kecamatan Gisikdrono, Kecamatan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Kalibanteng Kidul, Kecamatan Karangayu, Kecamatan Kembangarum, Kecamatan Krapyak, Kecamatan Krobokan, Kecamatan Manyaran, Kecamatan Ngemplak Simongan, Kecamatan Saaman Mloyo, Kecamatan Tambakharjo, Kecamatan Tawang Mas dan Tawangsari. Gambar 4.4 Lokasi Site Alternatif 1 Sumber: https:www.google.co.idmaps- 7.00569,110.387711,466mdata=3m11e3?hl=id , Juli 2016 Site yang dipilih ini memiliki luas sekitar 7 hektar. Memilih lokasi ini sebagai alternatif site karena merupakan lahan kosong yang terdekat dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke. Lokasi site yang dipilih berbatasan dengan: Utara : ISTW PT. Indonesia Steel Tube Works Selatan : Perumahan Barat : Bukit Wahid Regency Timur : Banjirkanal Barat Gambar 4.5 Kondisi Lingkungan Alternatif Site 1 Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016 Kelebihan : 1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 5-7 menit tergantung kondisi jalan yang ada. 2. Site masih sangat asri karena lokasinya dekat ruang terbuka hijau. 3. Ketenangan lokasi sangat tinggi. 4. Kontur tanah site sangat mendukung karena tidak terlalu banyak. 5. Jalanan terkadang ramai pada jam kerja jam kantor. 6. Luas lahannya lumayan luas jadi bisa dikembangkan secara maksimal. 7. View lokasinya cukup mendukung. Kekurangan: 1. Kondisi lebar jalan yang relatif masih sempit 2. Berberapa site sekitar mengganggu pengenalan point of intersest site. 3. Dekat dengan pabrik ISTW PT. Indonesia Steel Tube Works. 2. Alternatif Site 2 Gambar 4.6 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber: https:www.google.co.idmaps- 6.999831,110.3997264,593mdata=3m11e3?hl=id , Juli 2016 Alternatif lokasi 2 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat. Luas site memiliki luas sekitar 48.292,50 m² atau sekitar 4,8 hektar. Batas lokasi site terdiri dari: Utara : Perumahan Selatan : Banjirkanal Barat Barat : PT. Semarang Makmur dan PT. Pantjatunggal Knitting Mill Timur : Banjirkanal Barat Kelebihan : 1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 4-6 menit tergantung kondisi jalan yang ada. 2. Ketenangan lokasi sangat tinggi. Kekurangan: 1. Lokasi site tidak bisa diakses oleh dua mobil yang berpapasan dan terletak pada pelosok area perumahan. 2. Site lokasi terlalu banyak memiliki kontur. 3. Site bersebelahan langsung dengan Banjirkanal Barat sehingga perlu dipertimbangkan apakah sungai tersebut bau atau tidak. 4. Infrastruktur kurang memadai. 3. Alternatif Site 3 Gambar 4.7 Peta Administrasi Kecamatan Candisari Sumber: lokanesia.com , Juli 2016 Alternatif site 3 berada di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari. Kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk berjumlah 79.646 jiwa. Kecamatan ini memliki 7 kelurahan yang diantaranya adalah Kelurahan Candi, Kelurahan Jatingaleh, Kelurahan Jomblang, Kelurahan Kaliwiru, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kelurahan Tegalsari, dan Kelurahan Wonotingal. Gambar 4.8 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber: https:www.google.co.idmaps- 7.0090973,110.4167617,315mdata=3m11e3?hl=id , Juli 2016 Memilih lokasi ini dikarenakan karena juga merupakan lahan kosong yang terdekat dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke. Lokasi site yang dipilih berbatasan dengan: Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok Selatan : Perumahan Barat : Jalan Sultan Agung Timur : Perumahan Gambar 4.9 Kondisi Lingkungan Alternatif 3 Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016 Kelebihan : 4. Kondisi lingkungan sangat mendukung dan masih asri. 5. Kondisi site rendah polusi udara. b. Infrastruktur yang ada pada site sangat cukup yaitu dengan tersedianya berbagai macam fasilitas umum yang berada di sekitar site. c. Lokasi dengan dekat dengan RSU Elisabeth Semarang dan Stikes Elisabeth Semarang, sehingga dapat digunakan sebagai sasaran kedua pasien jika akan melakukan rehabilitasi setelah RSUP Dr. Kariadi dan dapat menjadi alternatif tempat magang bagi mahasiswa di Stikes Elisabeth Semarang. Kekurangan 1. Lokasi site bersebelahan langsung dengan Jalan Nasional 14 yang sedikit ramai pada jam tertentu. 2. Aspek pencapaian lokasi site dari RSUP Kariadi sekitar 6-8 menit dan sedikit melewati titik kemacetan. 3. Lahan pada site sedikit berkontur, kurang begitu cocok untuk pasien pasca-stroke jika tidak diolah dengan benar. 4.1.3 Penilaian Site Penilaian site berfungsi untuk mencari site yang terbaik dan cocok digunakan untuk lokasi pembangunan. Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke harus memiliki kriteria yang tenang, serta pencapaian lokasi dari rumah sakit yang menangani pasien stroke terbanyak di Kota Semarang sangat dekat. Aspek yang akan dinilai adalah masalah pencapaian lokasi, ketenangan, lahan, infrastruktur, kondisi lingkungan, serta kondisi jalan. Untuk bobot penilaiannya adalah sebagai berikut: Skor 4 : sangat mendukung Skor 3 : mendukung Skor 2 : kurang mendukung Skor 1 : tidak mendukung Tabel 4.2 Penilaian Site Aspek Skor Alternatif 1 Skor Alternatif 2 Skor Alternatif 3 Pencapaian Lokasi 4 2 3 Ketenangan 4 4 4 Lahan 3 2 4 Infrastruktur 3 3 4 Kondisi Lingkungan 3 2 4 Kondisi Jalan 3 2 4 Total Skor 20 11 23 Sumber: Analisis Penulis, 2016 Berdasarkan tabel penilaian site di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi yang cocok digunakan untuk merancang Pusat Rehabilitasi Pasca- Stroke di Kota Semarang adalah lokasi alternatif 3. Hal ini dikarenakan oleh lokasinya tidak dekat dengan pabrik manapun sehingga sangat mendukung untuk pemulihan kondisi pasien. Selain itu, dengan merancang bangunan tersebut disitu dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada masyarakat sekitar menjadi lebih baik. 4.1.4 Analisis Site Terpilih Lokasi site yang dipilih berada di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari. Kecamatan Candisari jika di RDTRK Rencana Detail Tata Ruang dan Kota termasuk ke dalam bagian Wilayah Kota II. Kelurahan Tegalsari memiliki luas 88,715 hektar dari luas keseluruhan daerah administrasi Kota Semarang. Lokasi yang dipilih berupa tanah kosong dengan luas lahan site sebenarnya sekitar 2,9 hektar untuk perencanaan perancangan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Semarang. Lokasi site berada di dekat Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok. Jalan Sultan Agung merupakan jalan arteri sekunder, maka KDB yang ditetapkan untuk pembangunan fasilitas pelayanan umum berupa fasilitas kesehatan sebesar 60; bangunan maksimal 7 lantai dengan KLB 4,2; dan GSB sebesar 29 meter Pemerintah Kota Semarang, 2000 - 2010. Gambar 4.10 Lokasi Site Perencanaan Sumber: https:www.google.co.idmaps- 7.0090973,110.4167617,315mdata=3m11e3?hl=id , Juli 2016 Kondisi pada lokasi site: a. Dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu RSU ST. Elisabeth dan Puskesmas Kagok. Selain itu, lokasi site juga dekat dengan instansi pendidikan kesehatan Stikes ST. Elisabeth. b. Lokasi site masih asri karena tingkat polusi yang ada masih sangat rendah. c. Fasilitasi umum dan fasilitas sosial di sekitar lokasi sangat lengkap. d. Batas-batas lokasi site: Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok Selatan : Perumahan Barat : Jalan Sultan Agung Timur : Perumahan Gambar 4.11 Fasilitas Umum Yang Tersedia di Sekitar Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.5 Analisis dan Konsep Pencapaian Analisis Pencapaian berfungsi untuk mempertimbangkan posisi main entrance dan exit pada site dengan mengacu kondisi site yang ada, kondisi jalan lebar dan keramaian jalan di sekitar site serta arah kedatangan dan keluar pengunjung. Analisis: 1. Site tepat berada di lahan kosong yang dekat dengan Puskesmas Kagok dan Taman Diponegoro. 2. Jalan yang berada di sekitar lalu lintasnya akan sedikit padat tetapi tidak sampai macet pada jam jam kantor seperti jam 08.00 WIB jam berangkat kantor dan jam 16.00 WIB jam pulang kantor. 3. Jalan yang mengitari Taman Diponegoro merupakan jalan satu arah gambar anak panah warna dengan 1 tanda, sedangkan Jalan Sultan Agung merupakan jalan dua arah gambar panah warna merah dengan 2 tanda. Untuk panah 2 arah warna kuning merupakan akses menuju jalan dengan area perkampungan. Gambar 4.12 Analisis Pencapaian Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Konsep: 1. Jalan Sultan Agung yang dekat dengan Taman Diponegoro akan menjadi main entrance site karena posisinya sebagai jalan arteri sekunder. 2. Memisahkan main entrance dengan exit agar tidak terjadi kemacetan pada site pada jam – jam kantor. Gambar 4.13 Konsep Pencapaian Lokasi Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.6 Analisis dan Konsep View Analisis view berfungsi untuk mempertimbangkan posisi view pada bangunan baik jika dilihat dari luar bangunan atau dalam bangunan dengan mengacu dengan kondisi pemandangan yang ada di sekitar site, memaksimalkan posisi site yang ada, dan menyelaraskan bangunan dengan lingkungan serta alam yang ada. Analisis: 1. View site yang paling baik dari dalam site yaitu ke arah ruang terbuka hijau atau ke arah Taman Diponegoro. 2. View pada utara site adalah Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok; di sebelah timur adalah perumahan dan pertokoan; di sebelah selatan adalah perumahan; dan di sebelah barat adalah Jalan Sultan Agung dan ruko-ruko pertokoan. Gambar 4.14 Analisis View pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Konsep: 1. View site yang palik baik dari dalam site yaitu ke arah jalan Sultan Agung yang berada di sebelah barat atau ke arah utara Taman Diponegoro. 2. Fasad bangunan dan penataan landscaping ditata sedemikian rupa supaya bisa menjadi view yang bagus jika dilihat dari luar maupun dalam site. Gambar 4.15 Konsep View Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.7 Analisis dan Konsep Orientasi Bangunan Analisis orientasi bangunan berfungsi untuk menentukan posisi bangunan dalam site terhadap lingkungan luar, sehingga dapat menjadi point of view bangunan jika saat dilihat. Untuk mempertimbangkan orientasi bangunan, maka orientasi bangunan diusahakan menghadap ke segala arah dan dapat dilihat dari berbagai sisi site. Analisis: 1. Kondisi site hanya menunjuang pengenalan point of interest site pada satu sisi saja yaitu pada sisi yang berdekatan dengan Jalan Sultan Agung. 2. Orientasi bangunan pada site sangat tergantung dengan pola sirkulasi yang ada di site. 3. Ada bangunan yang mengganggu pengenalan point off interest site ke luar. Analisis: 1. Orientasi bangunan diarahkan ke semua sisi yang dapat diliat pengguna jalan yang ada di dalam site. 2. Orientasi bagunan sebelah barat memiliki potensi yang baik untuk menjadi pengenal kawasan karena bebas tanpa penghalang. Gambar 4.16 Analisis dan Konsep Oerintasi Pada SIte Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.8 Analisis dan Konsep Kebisingan Analisis kebisingan berfungsi untuk mengetahui titik kebisingan yang terjadi si sekitar site. Nantinya dengan melakukan analisis kebisingan diharapkan dapat menciptakan pusat rehabilitasi yang sangat nyaman untuk mendukung semua aktifitas yang ada di dalam gedung. Analisis: 1. Jalan Sultan Agung termasuk jalan arteri sekunder, walaupun tingkat kebisingannya lumayan tetapi jika penataan bangunannya tepat tidak terlalu menjadi masalah. 2. Kondisi selain Jalan Sultan Agung memiliki tingkat kebisingan yang rendah dan hampir tidak ada karena bersebelahan dengan Puskesmas Kagok dan perumahan. Gambar 4.17 Analisis Kebisingan Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Konsep: 1. Menetralisir kebisingan dengan menanam tanaman yang dapat mereduksi secara efektif yaitu tanaman yang mempunyai tajuk tebal dan daun yang rindang seperti tanaman Jati Emas, menanam Bambu Jepang dan China. 2. Menempatkan tata masa bangunan sesuai dengan tingkat privasinya. Semakin tinggi privasinya maka akan membutuhkan space yang lebih tenang. Gambar 4.18 Konsep Kebisingan Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.9 Analisis dan Konsep Zonifikasi Analisis zonifikasi berfungsi untuk menentukan zona mana saja yang menmbutuhkan privasi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang ada. Analisis zonifikasi sangat disarankan untuk mempertimbangkan jenis kegiatan yang dilakukan pemakaian bangunan dan memperhatikan hubungan antara pencapaian, kebisingan serta sirkulasi pada bangunan. Analisis: 1. Zona publik adalah zona dimana user bisa melakukan semua kegiatan dengan mengakses seluruh bangunan tanpa dibatasi. 2. Zona semi publik adalah zona dimana user hanya bisa melakukan kegiatan pada ruangan ruangan tertentu saja. 3. Zona private adalah zona yang hanya bisa diakses oleh staff pengelola saja untuk melakukan kegiatan kepengurusan terkait dengan bangunan. Konsep: 1. Site yang berada dengan dekat Jalan Sultan Agung lebih cocok digunakan sebagai zona publik. 2. Site pada area dalam kawasan sangat cocok untuk zona aktifitas semi publik dan privat. Gambar 4.19 Zonifikasi Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016 4.1.10 Analisis dan Konsep Sirkulasi Analisis sirkulasi berfungsi untuk menentukan pola pergerakan manusia dalam beraktivitas di dalam site. Analisis sirkulasi juga harus mempertimbangkan kegiatan apa saja yang dilakukan, ruang apa yang digunakan, serta penataan zona publik, semi publik dan privat. Analisis: 1. Sirkulasi pengunjung mencapai lokasi site berasal dari Jalan Sultan Agung yang memiliki 1 arah. 2. Sirkulasi dalam site harus sinkron dengan zonifikasi dalam site Konsep: 1. Alur sirkulasi di dalam site menggunakan sistem jalur satu arah. 2. Sirkulasi kendaraan di dalam site terhubung dengan area parkir, entrance, dan exit. 3. Jalur sirkulasi di dalam site diberi petunjuk jalan agar pengunjung tidak bingung. Gambar 4.20 Sirkulasi Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016 4.1.11 Analisis dan Konsep Klimatologi Analisis klimatologi berfungsi untuk mengetahui kondisi iklim yang ada di lingkungan site. Analisis klimatologi mencakup beberapa analisis, diantaranya analisis matahari, analisis hujan, dan analisis angin. a. Analisis Matahari Analisis: 1. Matahari terbit dari timur menuju barat sehingga bagian timur site memperoleh manfaat sinar matahari pagi dan bagian barat site mendapat sinar matahari sore yang kurang baik. 2. Sinar matahari sore dapat mengakumulasi panas pada tembok bangunan jika tidak mengatasinya dengan benar. 3. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya untuk penghematan energi. Gambar 4.21 Analisa Pergerakan Matahari Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Konsep: 1. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya untuk penghematan energi. 2. Memanfaatkan orientasi bangunan menghadap timur dan meminimalkan orientasi bangunan menghadap barat secara langsung. 3. Memanfaatkan cahaya matahari untuk menghemat penggunaan lampu di dalam bangunan. 4. Memanfaatkan vegetasi dan pepohonan untuk menghalau sinar matahari pada sore hari. Gambar 4.22 Konsep Pergerakan Matahari Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 b. Analisis Hujan Analisis: 1. Lokasi site memiliki curah hujan sedang dan terkadang akan berpotensi terjadinya petir. Tetapi tidak setiap hujan akan bersamaan dengan munculnya petir. 2. Site bangunan akan mengalami genangan air apabila site tidak merespon penanggulangan air hujan. 3. Perlunya perlakuan khusus bagi bangunan terhadap hujan untuk menangkal efek hujan baik secara jangka pendek atau panjang. Konsep: 1. Resapan air hujan dan saluran selokan air harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak menimbulkan genangan air. 2. Menyediakan penampungan air hujan guna untuk dimanfaatkan kembali. 3. Mendesain bangunan yang siap untuk menghadapi air hujan dengan menggunakan cat berkualitas tinggi guna mencegah dinding tidak cepat rusak memudar, menggunakan tristisan untuk mencegah air tampias masuk ke dalam bangunan, menggunakan trasraam pada bagian bawah bangunan setinggi 30cm agar air tanah tidak merembes naik. Gambar 4.23 Analisis Hujan Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 c. Analisis Angin Analisis: 1. Angin berhawa sejuk di Indonesia berhembus dari arah barat daya ke timur laut, sedangkan angin panas berhembus sebaliknya. Kecepatan angin umumnya rendah. 2. Angin dapat berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara dan suhu tinggi di dalam ruangan. Gambar 4.24 Analisis Angin Pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 Konsep: 1. Membuat bukaan pada bagian selatan atau utara pada bangunan guna untuk mendapatkan aliran angin. 2. Bukaan yang baik seharusnya juga didesain dengan mengantisipasi angin kencang yang datang pada saat musim hujan, misalnya dengan mengaplikasikan sirip-sirip pada bukaan ventilasi. 3. Bentuk bukaan ventilasi dapat disesuaikan dengan lokasi dimana daerah tersebut dibangun untuk menyesuaikan jumlah angin yang ada. 4. Menanam vegetasi yang dapat mereduksi datangnya angin panas sehingga angin panas tidak semuanya masuk ke dalam bangunan. Gambar 4.25 Konsep Angin pada Site Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016 4.1.12 Analisis dan Konsep Topologi Analisis topologi berfungsi untuk menentukan langkah apa yang akan ditempuh untuk mendesain suatu desain bangun jika susah mengetahui kondisi tanah yang pada site. Analisis: 1. Kondisi tanah pada site tidak memiliki kemiringan tanah sehingga tidak menyulitkan pembangunan serta mendukung digunakan oleh pasien pasca-stroke. Konsep: 1. Sangat diperlukan pengolahan tanah yang seefektif mungkin. 2. Apabila memiliki tanah yang berkontur dapat menggunakan metode cut and fill untuk meratakan tanah yang ada.

4.2 Analisis dan Konsep Mikro