Hubungan antara komitmen beragama dengan motivasi kerja pada pedagang eceran di wilayah Ciputat Tangerang
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DENGAN
MOTIV ASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN
DI WILAYAH CIPUTAT TANGERANG
OLEH
UMMU ATHIYAH
NIM: 1971913397
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1424H/2004M
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DENGAN
MOTIVASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN
DI SEKITAR WILAY AH KECAMATAN CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk
Memenuhl syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Psikologi (51)
Oleh
UMMU ATHIYYAH
NIM:1971913397
Dibawah bimbingan
- \ セ@ l··\,·
Pembimbing II
セ]MQ|lL
\·:
セ[ZNMG@
Dra. sセイオゥョL@
il1.Ag
NIP. 150 289 483
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKA..RTA
1424H /2003 M
Vlll
?ENGESAHAN UTIAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANT ARA KOMITMEN BERAGAMA
DENGAN MOTIVASI KERTA
PADA PEDAGANG ECERAN D! SEKITA.
\VILA YAH CIPUT AT" telah diujikan dalam sidang mimaqasyalz Fakultas Psikologi
UlN Svarif Hidavatullah lakarta pada tanggal 10 Februari 2004. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1
(51) pada Fakultas Psikologi.
Ciputat, 10 Februari 2004
Sidang Munaqasyail,
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/
Sekretaris M ·· ngkap Anggota
Ora. Hj. Nettv Hartati, 1vl.5i
'JIP. 150 021 5938
Anggota:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Hj. Nettv Hartdt1, M.51
'.'IP. 150 021 593S
Penguji 1
Penguji II
Drs. Soliand1 Zakana. M.51. r
Drs. · bdul Mujib, M.Ag
NIP. l 50 283 344
IX
MOTTO
」ゥャセ@
セCャs@
;_aJ1
J>-1 セi⦅L@
..:r-..-
,.,_, 'w:.; ll
....
Q
'1'..t1/0J 0:J0i セ@ ェHセN|Q@
/
/
oY,,._ |QZIセ@
IJ
/
-".ilil セi@
J;i \.r3 ZセQスNBF@
.
.... I
P
\ ッ ⦅セ@
/
セQNj@
"
セ@
Artinva: "Dan (ilri!a!z apa ya11g tela!z dikarn11iakan A/lnlz kepndamu, (kebn!zagiamz) ncgcri
aklzirat, dmz ja11ganlalz kamu melupakmz bagimzmu dnri (ke11ik111ata11) dzminwi, dmz berb11at
baikla!z (kcpada ora11g lain) scbagaima11a Alla!z tcla!z bcrbuat baik kepad1w1u, da11 ja11ga11/a/1
kanzu
「・イオLセエ@
ォ」イオウ。ゥセョ@
di 1nukt:z bu111i. Scsungguluzya lilf,1h tidi7k nzcn_i;ukai ora.ng--0rang
yang suka bcrb11al kerusakmz."
]slam juga menjanjikan balasan yang setimpal atas segala usaha yang
dilakukan manusia Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an Surat AnNajrn ayat 39-41:
Artinya : "Dan ba!zwasa11ya scormzg 111m1usia tiada 111cmpero!elz selain apa yang
tclaiz diusa!zakmmya, dan balzwasanya usalza11ya itu kclak akmz dipcrlilzalkmz kcpadmzya ,
ke11111dim1 nkmz dibcri balasmz kcpadmzya dcngmz balasan yang paling sempunza."
lslam juga memberikan batasan-batasan tertentu kepada para pemeluknya
mengenai cara kerja yang sarat dengan etika kerja yang baik, dan
dapat
mengantarkan umatnya menjadi manusia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas menurut Islam adalah manusia vang mengetahui
tujuan hidup jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di dunia, dan h1juan hidup
jangJ.;a panjangm·a yaitu kebahagiaan hidup di akherat kelak. Untuk mencapai
7
tujuan hidupnya, rnanusia harus berjuang dan bekerja keras di dunia ini, sesuai
dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.L'
Berangkat dari pemikiran bahwasanya agama sebagai aspek ruhaniah
rnanusia rnengajarkan para perneluknya untuk bekerja keras, maka penulis tertarik
untuk rneneliti seberapa besarkah hubungan yang terkait antara kevakinan
seseorang terhadap agarnanya dengan motivasi kerja yang dirnilikinya.
B. Permasalahan
1. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalarn penelitian ini dibatasi hanya pada kornitrnen
beragarna dan rnotivasi kerja yang dirniliki oleh para pedagang muslim di
kawasan Ciputat, serta hubungan antara komitrnen beragarna dengan
rnotivasi kerja para pedagang tersebut.
Adapun komitrnen beragama dalarn penelitian ini dibatasi pada lirna
aspek yang akan diukur, sedangkan motivasi kerja yang akan diukur di
dalam penelitian ini terbatas pada motivasi berprestasi para pedagang dalam
bekerja dengan rnerujuk pada teori rnotivasi berprestasi dari David \le.
Clelland.
13
Abu Bakar Muhammad. Pe111binaan ,\/anusia JJalan1 ls/a111. rSurabava: Al lkhlas_ 199-l ).
cet \ce-1 h. -11.
8
2. Pemmusan Masalah
Berdasarkan pernbatasan masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
l.
Bagaimanakah tingkat komitmen beragama yang dimiliki oleh para
pedagang muslim yang berusaha di kawasan Ciputat tersebut?
2.
Bagaimanakah tingkat motivasi kerja yang dimiliki para pedagang
muslim di kawasan Ciputat tersebut?
3. Apakah ada hubungan atau keterkaitan yang positif antara komitmen
beragama dengan motivasi ke1ja ?
C. Definisi Operasional
Ada pun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1.
Komitmen Beragama adalah keterikatan seseorang terhadap agamanya untuk
rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut 14 Dan
sejauh rnana seseorang berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya, maka hal ini
akan rnenunjukan tingkat komitmen beragamanya. Menurut Clock dan Stark,
untuk mengetahui tingkat komitmen beragama seseorang, bisa dilihat dari lima
dimensi berikut:
1)
Dimensi keyakinan (ldeologis)
2) Dimensi praktek agama (ritual)
14
Roland Robertson (ed). A e-l11na: J)a/an1 Analisa dan InterJJratasi .._()o.\·io/of.!is, (Jakarta: PT .
.R;uawaii Press.1987). Cet ke-3. h.291.
9
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
4) Dimensi pengetahuan agarna (lntelektual)
5) Dimensi konsekuensi
Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan tiga prinsip dasar yang
ada dalarn ...\gama Islam sebagairnana dikernukakan oleh Yusuf Qardhawi, tiga
prinsip itu adalah sebagai berikut:
L
Aqidah
2. Syari'atjlbadah
3. Akhlak
2. Motivasi kerja
adalah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku guna
menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang, yang
rnenjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang
dilaksanakan dalam hal bekerja.is Menurut MC. Clelland, motivasi berprastasi
yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1) tvlenvukai tantangan dan merniliki hasrat yang kuat untuk bertanggung
1awab terhadap pernecahan masalah, dan menunujukkan perilaku yang lebih
berinisiatif dMipada kebanyakan orang.
2) Berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan atau
resiko moderat.
セ@ ' \Vinardi . .\Ju1ivasi dan /)e111otivasian JJa/an1 .\Janaie1ne11, (Jakarta: PT rZセェ。@
Pcrsada ). Cet. Ke-I. h. 2.
Grafindo
10
3) Merniliki keinginan yang kuat untuk rn,endapatkan urnpan balik yang tepat
dengan segera pada tarnpilan tugas rnereka.
4) Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sarnpai tujuan rnereka tercapa.i
dengan sukses.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sebagairnana tersirat dalarn latar belakang dan perurnusan rnasalah di
alas, rnaka penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui tingkat kornitrnen beragarna pekerja atau pedagang rnuslirn
2) Mengetahui tingkat rnotivasi kerja seorang pectagang eceran yang nota
bene beragarna Islam.
3) Melihat keterkaitan antara kornitrnen beragarna dengan motivasi kerja
4) Mengetahui perbedaan tingkat motivasi kerja antara yang rnerniliki
komitmen beragarna tinggi dengan yang rnemiliki komitrnen beragama
rendal1.
2. Manfaat Penelitian
Dari segi manfaat, penelitian ini diharapkan dapat mernberikan sumbangan
pernikiran, baik yang bersifat teoritis rnaupun yang bersifat praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan konsep dan
teori guna rnemperluas wacana tentang psikologi agama dan psikologi industri dan
11
organisasi. Kemudian secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi usaha peningkatan motivasi kerja ummat Islam, khususnya bagi
ummat Islam yang bekerja sebagai pedagang, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk rnenentukan langkah-langkah yang Iebih effektif Iagi
dalarn rangka upaya rnenurnbuhkan semangat dan
rnotivasi kerja urnrnat Islam
agar tidak menjadi ummat yang tertinggal.
D. Sistirnatika Pernbahasan
BABI
Mencakup
masalah,
Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
permasalahan, definisi operasional, perurnusan rnasalah,
tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistimatika pernbahasan.
BAB II
Mencakup Landasan teori yang yang rneliputi pengertian tentang
agarna dan keberagarnaan, pengertian ten tang komitmen beragama,
dirnensi-dimensi komitmen beragama, pengertian kerja,
teori
tentang rnotivasi kerja yang meliputi pengertian tentang motivasi
kerja ditinjau dari sudut psikologis, serta faktor-faktor yang
rnernpengaruhi
motivasi
kerja,
hubungan
antara
kornitmen
beragarna dengan rnotivasi kerja, dan hipotesa.
BAB III
Memuat tentang metodologi penelitian yang rneliputi : variabel
penelitian, populasi dan pengarnbilan sampel, karakteristik subyek
penelitian, teknik pengumpulan data dan IPD, dan Teknik Analisa
data.
12
BAB IV
Memuat tentang hasil penelitian yang terdiri dari: pelaksanaan
penelitian, hasil pengumpulan data, dan Analisis hasil penelitian.
BABV
Penutup, berisi tentang kesimpulan, diskusi, dan saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agama dan Keberagamaan
1. Pengertian Agama dan Keberagamaan
Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan
(etimologi) dan sllliut istilah (terminologi). Namun untuk meraih kesepakatan
mengenai pengertian agama secara tenninologis bukan ha! yang mudah, karena
telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya sehingga rnakna
kata agama itu sendiri sudah mengandung muatan subyektifitas dari orang yang
mengartikannya. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian agama secara
terminologi maka ada baiknya lebih dulu
kebahasaan.
..,,..__
Secara
mengartikan agama dari sudut
kebahasaan, agama berasal dari kata Sansekerta. Satu
pendapat mengatakan bahwa kata itu bersusun dari dua kata yaitu : "A" vang
berarti "Tidak" dan "Garn" yang berarti pergi, jadi tidak pergi, tetap ditempat,
diwarisi turun temurun. Ada lagi yang berpendapat bahwa agama berarti teks atau
kltab suci. Kemudian dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan.''
Kata" Agama" dalam Bahasa inggris adalah religion. Dalarn kamus Oxford
karangan A.5. Hornby religion dirurnuskan sebagai berikut:
1.
"Belief in God as Creator and controller of t/ze uniuerse" ( kepercayaan pad a Tuhan
sebagai pencipta dan pengawas alarn sernesta)
l-1
2.
"System of Fait/z and Iuorslzip based on suc/z belief" (Sistern kepercavaan dan
penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu).
Menurut James V linden, secara etimologi agama dapat diartikan sebagai
berikut: Religion fimdammtally means tlze recognition of mmz's dcpcndczzce on God and a
liuing up to the obligations tlwt
mmz's
dependence on God imposes.
17
Menurutnya secara mendasar agama dapat diartikan sebagai kevakinan
individu yang mengakui akan adanya Tuhan dan menjalankan kewajiban-kewajiban
yang diyakini sebagai ketentuan-ketentuan Tuhan.
Ajaran Islam sendiri menyebut lslarn itu sebagai Oiin. Disarnping itu ada
pula kata millat dan ibadah. Diin dalarn bahasa Sernit berarti undang-undang atau
hukum. Dalarn bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, rnenundukkan,
patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Diin memang membawa peraturan-peraturan
yang merupakan hukurn yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan
membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan apran-ajaran
Oiin itu, membawa kewajiban-kewajiban vang kalau tidak dijalankan menjadi
hutang, kewajiban dan kepatuhan membav;a paham pembalasan."
..\dapun di dalam Al Quran Al Kariirn surat Ar-Ruurn ayat 30, Allah SWT
menetapkan agarna sebagai fitrah yang tersimpan di lubuk jiwa manusia.
16
Cct. ke-5.
Han1n Nasuti on. Jsla111 f)i1injau
f)ari Fierhagai . 1s11eknn1.
Ji lid L (Jak:irt:i : Lil Press. 1985'
! .. ,.
Q
セ@ Jan1cs \'.Linden SJ. et.al.. The 1:u11dan1enru! イセヲA・OゥァッョL@
1956), Vol-1.p. 243.
18
Han1n Nasution. /oc. cil., h. 9.
{Chicago. l:niycrsii-_, Press.
15
_;Ll :)1 jiil セM
-
-
セ@
....;:::
-a - /
セGBZゥャ@
I
:-·
, r ':l セ@. tJ\ _)-'.':C\
オセ@
--' '·:: ,
,
Artinya: "Hadapkmzlalz wajalzmu dengmz lurus kcpnda agama Allah; tctaplrn11lalz
Mas fitralz Allah yang telnlz mrnciptnkmz mmwsia scsuai dcngmz fitralz itu."
Hal di atas bukan untuk pembuktian atau argumentasi, melainkan untuk
menegaskan bahwa Islam adalah agama yang pertama kali menemukan dan
menandaskan agama sebagai kebutuhan fitri. Berbagai teori dan konsep mengenai
muncul mula-mula pada abad 17, kemudian pada abad ke 18 dan 19,
ha! ini
sedangkan Al Quran telah menandaskanva dalam firman Allah seperti tersebut di
atas sejak 15 Abad yang JaJu19
Menurut Robert H. Thouless agama didefinisikan sebagai sikap atau cara
penvesuazan diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan
lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan
waktu 20
Harun Nasution menyimpulkan tentang intisari vang terkandung dalam
pengert1an-pengertian te11tang agama. ivienurutnya agama mengandung arti ikatan
vang harus dipegang dan dipatuhi manusza. lkatan
1111
mempunvai pengaruh besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. lkatan itu berasal dari suatu
--··--Mセ@
セᄋヲオョ。、ィ@
lv1unahari.
j>er.,JJeCi!/ .·lL(jura11
Tentang
.\/anu:·:ia
dan
.·lga111a
(8:1ndung:\1i/.:ln.199X. Cet.kc-10. h...!5
'"Robert H. Thouless. Pengan1ar Psiko!ogi. lgama (Terj). (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Pcrsada. 1995). Ccz.kc-2. li.22
(Tc1j).
16
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia."
Sebenarnya perbedaan istilah antara "Agama" dan "Keberagamaan"
tidaklah terlalu jauh, yaitu antara sesuatu yang dinyatakan dengan kata benda dan
kualitas pengalaman yang ditandai dengan kata sifat.02
Agama sebagai suatu ajaran disebut "Agama", sedangkan agama sebagai
suatu kevakinan disebut "Keberagamaan"
2. Pengertian Komitmen Beragama
Istilah komitmen berasal dari bahasa lnggris yaitu "Commitment". Dalam
karnus Oxford karangan A.S. Hornby istilah commitment diartikan sebagai berikut:
1.
E11trust, giPc up, hand 01>er to: perwya, tu11duk, bersera/z diri
2. lv1ake one self responsible; bcrarti : membuat diri orang bertanggung jawab.
3. (ejten reflex) Pledge; Bind (oneself) berarti: bersumpa/z dmz mengikat diri.
Untuk mendefinisikan komitmen beragama secara tepat, maka kita perlu
juga untuk melihat pada makna keberagamaan. Telah banyak para ahli yang
mencoba untuk mendefinisikan makna keberagamaan
dan diantaranva adalah
Glock & Stark yang menyatakan bahwa untuk mengatakan bahwa seseorang 1tu
beragama maka keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, kehadiran
dalarn acara peribadatan, pandangan-pandangan, dan banyak lagiJindakan adalah
kondisi-kondisi yang kesemuanya itu dapat rnenunjuk kepada ketaatan dan
" Ahmad Abdul Madiid. Dirasah Js!am(vah, (Jakarta : Gamda Buana Indah. 2000). Cct. Kc•. h. 9
17
komitmen beragama"
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
beragama dapat didefinisikan sebagai keterikatan seseorang terhadap agarnanya
untuk rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut.
3. Dimensi- Dimensi Beragama
Menurut Glock & Stark, Komitrnen beragama clapat dilihat clari lirna dimensi
yaitu:
1) Dimensi keyakinan (Ideologis)
Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang ,·ang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran
doktrin-doktrin tersebut.
2) Dirnensi praktek agama (Ritual)
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal vang dilakukan
orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnva.
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
Dimensi ini
berisikan dan
memperhatikan fakta
bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu. Dirnensi ini berkaitan dengan
pengalaman-pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, perseps:-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialarni seorang pelaku atau clidefimsikan oieh suatu
:: g_aniah_.clg-a111a I)rag111atis (Magelang: Indoncsiatcra. 2001). Cct. kc-I. h. X7
23 Roland Robertson. foe. Cil. . h.291.
18
kelompok keagamaan.
4) Dimensi pengetahuan Agama (intelektual)
Dimensi ini mengacu kepada hara pan bahwa orang-orang yang beragama paling
tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,
ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi.
5) Dimensi Konsekuensi
Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,
praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari."
Kelima dimensi ini kemudian
disesuaikan dengan prinsip-prinsip dari
ajaran Islam yang menurut Yusuf Al-Qordhowi terdiri dari tiga prinsip yaitu:
Aqidah, Svari'ah (ibadah), dan akhlak.'°
Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologi aqidah berarti
landasan vang mengikat yaitu keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa vang
diperoleh
karena
pengetahuan
vang
berproses sedemikian
rupa
sehinao-a
bb
memebentuk tata nila1 (norma) maupun pola perilaku seseorang.'"
.-\qidah atau iman ini rnerupakan keyakinan akan adanya Allah dan para
rasul yang diutus dan dipilihnya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada ummat
rnelalui rnalail-.at ,·ang diterangkan dalam kitab-kitab suci-Nya vang berisikan
bid h.295-297.
1
::: •
セZオウヲqッイ、ィLᄋゥN@
kc-L h.
Penganiar i':(ytnn !sicnn. (rerj). {Jakart: E. KocS\\'ara_ .\foli\'asi, Teori dan [Jenelitiann:va (Bandung: Angkasa. 1989). Cet. kc-IO_ h.
{) i.
internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.33
John W. Atkinson berpendapat bahwa
motivasi merupakan proses
psikologis yang mencakup:
1. Pengalaman sadar dari hasrat atau keinginan
2. Analisa perilaku individu yang diarahkan pada sesuatu hal yang tidak ia sukai
atau keinginan-keinginan untuk menghindari;
3. Mencakup dua faktor baik faktor internal maupun eksternal, yang mempengaruhi
kekuatan hasrat dan perilaku sesudahnya yang berkaitan dengan respek
terhadap perasaan menyukai atau tidak menyukai obyek;
4. Kenyataan bahwa tiap-tiap individu nampak berbeda dalam kekuatan hasrat dan
kecenderungan untuk mencoba hal-hal tertentu dan menghindari ha! yang lainJainnya."
2. Kerja
Setiap individu secara psikologis mempunyai pengertian yang berbeda
tentang konsep bekerja. Sebagaimana dikutip oleh :'-'eity Hartart1, Strause & Sayles
(1982) Mengatakan bahwa bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab
dengan bekerja ia akan dapat memenuhi kebutuhannva yaitu : (1) Kebutuhan fisik
dan rasa aman yang berkaitan dengan pemuasan fungsi jasmaniah antara lain
33
セN@ Winardi. loc. cit . . h.2
seperti lapar, haus, tempat tinggal, dan disamping rasa aman dalam menikrnati
semuanya itu. (2). Kebutuhan sosial, yang rnenunjukkan ketergantungan satu sama
lain sehingga beberapa kebutuhan dapat terpuaskan karena ditolong oleh orang
lain. (3) Kebutuhan ego yang berhubungan dengan keinginan untuk bebas
rnenge1jakan sesuatu sendiri dan rnerasa puas bila berhasil mengerjakannva."
rvfenurut Toto Tasrnara, kerja merupakan suatu kegiatan vang didalamnya
terkandung tiga aspek yang harus dipenuhi yaitu:
1. Bahwa aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab ( rnotivasi)
2. Bahwa apa vang dia lakukan tersebut karena kesengajaan, sesuatu yang
direncanakan, karenanya terkandung di dalarnnya suatu gabungan antara rasa
dan rasio.
3.
Bahwa vang dilakukan itu dikarenakan adanya suatu arah dan tujuan yang
luhur (goal) vang secara dinarnis mernberikan makna bagi dirinya, dan ada
sebuah kegiatan untuk rnewujudkan apa yang diinginkannya agar dirinya
mernpun1·ai arti. 00
Bersandar pad a doktrin normatif Islam; ..\I Qur' an, Hadits nabi, dan
pt>ngalaman sos10 historis Islam, rnaka "kerja" dirumuskan Sebagai berikut: "Kerja
merupakan hak dan kewajiban umat manusia , sebagai realisasi ibadah kehadirat
:,.; John \V. A.tkinson. .'ln i111rvduc1ivn to a .\Jorivanon l Princeton: Ne\\- JerSC\'. I 96.+ )_ Vol. セ@
,_. ..
セ@
'
.):>Netty HartalY. f)os [>01rer :..,\ndro111 .3'eba.e_ai Cian,e.r.zuan .\lenral i)ada .\/asa !_)ensiun,
iaKalal1 U1skus1 uosen. {Jakarta: 2002). It I
36
Toto Tas111ant E"tos Kerja I)ribadi .\luslhn, ( ャZtッァセ@
L'CL ke-L. ll.21.
。ォイエセ@
PT. Dana Bhakti \Vakaf. 1995 ).
25
Allah SWT.
33
Doktrin normatif Islam menvatakan bahwa Islam adalah agama yang amal
menekankan pemeluknya untuk selalu bekerja keras, dan penilaian terhadap derajat
seseorang lebih didasarkan pada kualitas amal a tau pekerjaannya, bukan
berdasarkan status sosiaJ a tau kekayaannya. Amal seseorang tidak saja menjanjikan
kebahagiaan hidupnya di dunia yang sekarang, tapi juga di akhirat kelak. Hal ini
diterangkan dalam Quran surat an-Nahl, ayat 97:
-
-
ケN[セ@ Zヲ・Q
,.,
..
J--
:,s(!_?...lj3 q}:![.,,;19 ;)..y,
t
JAJ .;u1 31 __,s:i
Li-" セlNL@
セZ[NL@
'
'.
. オセ@.·' ·r '- · \'Y ·ts.L :\..i:lb
'
... o_r.:..
Artinya: "Barangsiapa menge1jakan amal slzalelz baik laki-laki maupun pcre111pua11 dL7lL7111
kel1dl7m1 beri111a11, maka scs1111ggu/mya kami aka11 beri balasmz kcpada mereka dcngan palzala
1fG11g lebilz baik dari yang mcreka ke1jaka11."
Islam tidak semata-mata memerintahkan bekerja, tetapi bekerja dengan baik
(ihsan dalam bekerja), dan jihad (bersungguh-sungguh) dalam bekerja. lhsan dalam
bekerja bukanlah perkara sunnah . tetapi suatu kewajiban agama yang diwajibkan
bagi setiap muslizn.34 Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits yang berikut:
Artinva :"Scsunggulznya Allalz llZL'7.mjibkan ilzsan (baik) dalmn segala lzal. fika kalian
33
Ibid
26
111c111b1mulz (11cwm1), maka /akukan!ail dcngan cam yang baik, jika 111cm1cmbclilz. scmbelil!lah
drngan cara yang baik. Hrndaknya scscorm1g diantara ka111u mcnajamkan pisaunya scl!ingga
tidak tcrlalu mcnyakiti hcwan sc111bciilwnnu1." (HR. Muslim)."'
Sebagai konsekuensi iman, seorang mu'min tidak hanya rnelakukan
pekerjaannya sekedarnya saja, tetapi ia akan rnelakukan secara profesional dan
sungguh-sungguh, dan rnengarahkan segala kemampuannva untuk kebaikan
pekerjaannva.
Hasil pekerjaan yang baik hanya bisa dicapai oleh orang yang mau bekerja
keras, yang dalam Islam bekerja keras bukanlah sekedar memenuhi naluri untuk
kepentingan perut. Islam memberikan pengarahan kepada satu tujuan filosofis yang
luhur dan rnulia, yakni untuk berta'abbud dan mencari keridhaan Allah SWT,
karena Allah sendiri memerintahkan kepada rnanusia untuk beke1ja sebagaimana
finnannya dalam AI Qur'an surat Az Zurnar ayat 39:
,.
.j};'.\.·; N⦅Z[セ@
"'
MOTIV ASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN
DI WILAYAH CIPUTAT TANGERANG
OLEH
UMMU ATHIYAH
NIM: 1971913397
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1424H/2004M
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DENGAN
MOTIVASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN
DI SEKITAR WILAY AH KECAMATAN CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk
Memenuhl syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Psikologi (51)
Oleh
UMMU ATHIYYAH
NIM:1971913397
Dibawah bimbingan
- \ セ@ l··\,·
Pembimbing II
セ]MQ|lL
\·:
セ[ZNMG@
Dra. sセイオゥョL@
il1.Ag
NIP. 150 289 483
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKA..RTA
1424H /2003 M
Vlll
?ENGESAHAN UTIAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANT ARA KOMITMEN BERAGAMA
DENGAN MOTIVASI KERTA
PADA PEDAGANG ECERAN D! SEKITA.
\VILA YAH CIPUT AT" telah diujikan dalam sidang mimaqasyalz Fakultas Psikologi
UlN Svarif Hidavatullah lakarta pada tanggal 10 Februari 2004. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1
(51) pada Fakultas Psikologi.
Ciputat, 10 Februari 2004
Sidang Munaqasyail,
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/
Sekretaris M ·· ngkap Anggota
Ora. Hj. Nettv Hartati, 1vl.5i
'JIP. 150 021 5938
Anggota:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Hj. Nettv Hartdt1, M.51
'.'IP. 150 021 593S
Penguji 1
Penguji II
Drs. Soliand1 Zakana. M.51. r
Drs. · bdul Mujib, M.Ag
NIP. l 50 283 344
IX
MOTTO
」ゥャセ@
セCャs@
;_aJ1
J>-1 セi⦅L@
..:r-..-
,.,_, 'w:.; ll
....
Q
'1'..t1/0J 0:J0i セ@ ェHセN|Q@
/
/
oY,,._ |QZIセ@
IJ
/
-".ilil セi@
J;i \.r3 ZセQスNBF@
.
.... I
P
\ ッ ⦅セ@
/
セQNj@
"
セ@
Artinva: "Dan (ilri!a!z apa ya11g tela!z dikarn11iakan A/lnlz kepndamu, (kebn!zagiamz) ncgcri
aklzirat, dmz ja11ganlalz kamu melupakmz bagimzmu dnri (ke11ik111ata11) dzminwi, dmz berb11at
baikla!z (kcpada ora11g lain) scbagaima11a Alla!z tcla!z bcrbuat baik kepad1w1u, da11 ja11ga11/a/1
kanzu
「・イオLセエ@
ォ」イオウ。ゥセョ@
di 1nukt:z bu111i. Scsungguluzya lilf,1h tidi7k nzcn_i;ukai ora.ng--0rang
yang suka bcrb11al kerusakmz."
]slam juga menjanjikan balasan yang setimpal atas segala usaha yang
dilakukan manusia Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an Surat AnNajrn ayat 39-41:
Artinya : "Dan ba!zwasa11ya scormzg 111m1usia tiada 111cmpero!elz selain apa yang
tclaiz diusa!zakmmya, dan balzwasanya usalza11ya itu kclak akmz dipcrlilzalkmz kcpadmzya ,
ke11111dim1 nkmz dibcri balasmz kcpadmzya dcngmz balasan yang paling sempunza."
lslam juga memberikan batasan-batasan tertentu kepada para pemeluknya
mengenai cara kerja yang sarat dengan etika kerja yang baik, dan
dapat
mengantarkan umatnya menjadi manusia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas menurut Islam adalah manusia vang mengetahui
tujuan hidup jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di dunia, dan h1juan hidup
jangJ.;a panjangm·a yaitu kebahagiaan hidup di akherat kelak. Untuk mencapai
7
tujuan hidupnya, rnanusia harus berjuang dan bekerja keras di dunia ini, sesuai
dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.L'
Berangkat dari pemikiran bahwasanya agama sebagai aspek ruhaniah
rnanusia rnengajarkan para perneluknya untuk bekerja keras, maka penulis tertarik
untuk rneneliti seberapa besarkah hubungan yang terkait antara kevakinan
seseorang terhadap agarnanya dengan motivasi kerja yang dirnilikinya.
B. Permasalahan
1. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalarn penelitian ini dibatasi hanya pada kornitrnen
beragarna dan rnotivasi kerja yang dirniliki oleh para pedagang muslim di
kawasan Ciputat, serta hubungan antara komitrnen beragarna dengan
rnotivasi kerja para pedagang tersebut.
Adapun komitrnen beragama dalarn penelitian ini dibatasi pada lirna
aspek yang akan diukur, sedangkan motivasi kerja yang akan diukur di
dalam penelitian ini terbatas pada motivasi berprestasi para pedagang dalam
bekerja dengan rnerujuk pada teori rnotivasi berprestasi dari David \le.
Clelland.
13
Abu Bakar Muhammad. Pe111binaan ,\/anusia JJalan1 ls/a111. rSurabava: Al lkhlas_ 199-l ).
cet \ce-1 h. -11.
8
2. Pemmusan Masalah
Berdasarkan pernbatasan masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
l.
Bagaimanakah tingkat komitmen beragama yang dimiliki oleh para
pedagang muslim yang berusaha di kawasan Ciputat tersebut?
2.
Bagaimanakah tingkat motivasi kerja yang dimiliki para pedagang
muslim di kawasan Ciputat tersebut?
3. Apakah ada hubungan atau keterkaitan yang positif antara komitmen
beragama dengan motivasi ke1ja ?
C. Definisi Operasional
Ada pun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1.
Komitmen Beragama adalah keterikatan seseorang terhadap agamanya untuk
rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut 14 Dan
sejauh rnana seseorang berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya, maka hal ini
akan rnenunjukan tingkat komitmen beragamanya. Menurut Clock dan Stark,
untuk mengetahui tingkat komitmen beragama seseorang, bisa dilihat dari lima
dimensi berikut:
1)
Dimensi keyakinan (ldeologis)
2) Dimensi praktek agama (ritual)
14
Roland Robertson (ed). A e-l11na: J)a/an1 Analisa dan InterJJratasi .._()o.\·io/of.!is, (Jakarta: PT .
.R;uawaii Press.1987). Cet ke-3. h.291.
9
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
4) Dimensi pengetahuan agarna (lntelektual)
5) Dimensi konsekuensi
Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan tiga prinsip dasar yang
ada dalarn ...\gama Islam sebagairnana dikernukakan oleh Yusuf Qardhawi, tiga
prinsip itu adalah sebagai berikut:
L
Aqidah
2. Syari'atjlbadah
3. Akhlak
2. Motivasi kerja
adalah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku guna
menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang, yang
rnenjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang
dilaksanakan dalam hal bekerja.is Menurut MC. Clelland, motivasi berprastasi
yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1) tvlenvukai tantangan dan merniliki hasrat yang kuat untuk bertanggung
1awab terhadap pernecahan masalah, dan menunujukkan perilaku yang lebih
berinisiatif dMipada kebanyakan orang.
2) Berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan atau
resiko moderat.
セ@ ' \Vinardi . .\Ju1ivasi dan /)e111otivasian JJa/an1 .\Janaie1ne11, (Jakarta: PT rZセェ。@
Pcrsada ). Cet. Ke-I. h. 2.
Grafindo
10
3) Merniliki keinginan yang kuat untuk rn,endapatkan urnpan balik yang tepat
dengan segera pada tarnpilan tugas rnereka.
4) Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sarnpai tujuan rnereka tercapa.i
dengan sukses.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sebagairnana tersirat dalarn latar belakang dan perurnusan rnasalah di
alas, rnaka penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui tingkat kornitrnen beragarna pekerja atau pedagang rnuslirn
2) Mengetahui tingkat rnotivasi kerja seorang pectagang eceran yang nota
bene beragarna Islam.
3) Melihat keterkaitan antara kornitrnen beragarna dengan motivasi kerja
4) Mengetahui perbedaan tingkat motivasi kerja antara yang rnerniliki
komitmen beragarna tinggi dengan yang rnemiliki komitrnen beragama
rendal1.
2. Manfaat Penelitian
Dari segi manfaat, penelitian ini diharapkan dapat mernberikan sumbangan
pernikiran, baik yang bersifat teoritis rnaupun yang bersifat praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan konsep dan
teori guna rnemperluas wacana tentang psikologi agama dan psikologi industri dan
11
organisasi. Kemudian secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi usaha peningkatan motivasi kerja ummat Islam, khususnya bagi
ummat Islam yang bekerja sebagai pedagang, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk rnenentukan langkah-langkah yang Iebih effektif Iagi
dalarn rangka upaya rnenurnbuhkan semangat dan
rnotivasi kerja urnrnat Islam
agar tidak menjadi ummat yang tertinggal.
D. Sistirnatika Pernbahasan
BABI
Mencakup
masalah,
Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
permasalahan, definisi operasional, perurnusan rnasalah,
tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistimatika pernbahasan.
BAB II
Mencakup Landasan teori yang yang rneliputi pengertian tentang
agarna dan keberagarnaan, pengertian ten tang komitmen beragama,
dirnensi-dimensi komitmen beragama, pengertian kerja,
teori
tentang rnotivasi kerja yang meliputi pengertian tentang motivasi
kerja ditinjau dari sudut psikologis, serta faktor-faktor yang
rnernpengaruhi
motivasi
kerja,
hubungan
antara
kornitmen
beragarna dengan rnotivasi kerja, dan hipotesa.
BAB III
Memuat tentang metodologi penelitian yang rneliputi : variabel
penelitian, populasi dan pengarnbilan sampel, karakteristik subyek
penelitian, teknik pengumpulan data dan IPD, dan Teknik Analisa
data.
12
BAB IV
Memuat tentang hasil penelitian yang terdiri dari: pelaksanaan
penelitian, hasil pengumpulan data, dan Analisis hasil penelitian.
BABV
Penutup, berisi tentang kesimpulan, diskusi, dan saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agama dan Keberagamaan
1. Pengertian Agama dan Keberagamaan
Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan
(etimologi) dan sllliut istilah (terminologi). Namun untuk meraih kesepakatan
mengenai pengertian agama secara tenninologis bukan ha! yang mudah, karena
telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya sehingga rnakna
kata agama itu sendiri sudah mengandung muatan subyektifitas dari orang yang
mengartikannya. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian agama secara
terminologi maka ada baiknya lebih dulu
kebahasaan.
..,,..__
Secara
mengartikan agama dari sudut
kebahasaan, agama berasal dari kata Sansekerta. Satu
pendapat mengatakan bahwa kata itu bersusun dari dua kata yaitu : "A" vang
berarti "Tidak" dan "Garn" yang berarti pergi, jadi tidak pergi, tetap ditempat,
diwarisi turun temurun. Ada lagi yang berpendapat bahwa agama berarti teks atau
kltab suci. Kemudian dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan.''
Kata" Agama" dalam Bahasa inggris adalah religion. Dalarn kamus Oxford
karangan A.5. Hornby religion dirurnuskan sebagai berikut:
1.
"Belief in God as Creator and controller of t/ze uniuerse" ( kepercayaan pad a Tuhan
sebagai pencipta dan pengawas alarn sernesta)
l-1
2.
"System of Fait/z and Iuorslzip based on suc/z belief" (Sistern kepercavaan dan
penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu).
Menurut James V linden, secara etimologi agama dapat diartikan sebagai
berikut: Religion fimdammtally means tlze recognition of mmz's dcpcndczzce on God and a
liuing up to the obligations tlwt
mmz's
dependence on God imposes.
17
Menurutnya secara mendasar agama dapat diartikan sebagai kevakinan
individu yang mengakui akan adanya Tuhan dan menjalankan kewajiban-kewajiban
yang diyakini sebagai ketentuan-ketentuan Tuhan.
Ajaran Islam sendiri menyebut lslarn itu sebagai Oiin. Disarnping itu ada
pula kata millat dan ibadah. Diin dalarn bahasa Sernit berarti undang-undang atau
hukum. Dalarn bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, rnenundukkan,
patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Diin memang membawa peraturan-peraturan
yang merupakan hukurn yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan
membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan apran-ajaran
Oiin itu, membawa kewajiban-kewajiban vang kalau tidak dijalankan menjadi
hutang, kewajiban dan kepatuhan membav;a paham pembalasan."
..\dapun di dalam Al Quran Al Kariirn surat Ar-Ruurn ayat 30, Allah SWT
menetapkan agarna sebagai fitrah yang tersimpan di lubuk jiwa manusia.
16
Cct. ke-5.
Han1n Nasuti on. Jsla111 f)i1injau
f)ari Fierhagai . 1s11eknn1.
Ji lid L (Jak:irt:i : Lil Press. 1985'
! .. ,.
Q
セ@ Jan1cs \'.Linden SJ. et.al.. The 1:u11dan1enru! イセヲA・OゥァッョL@
1956), Vol-1.p. 243.
18
Han1n Nasution. /oc. cil., h. 9.
{Chicago. l:niycrsii-_, Press.
15
_;Ll :)1 jiil セM
-
-
セ@
....;:::
-a - /
セGBZゥャ@
I
:-·
, r ':l セ@. tJ\ _)-'.':C\
オセ@
--' '·:: ,
,
Artinya: "Hadapkmzlalz wajalzmu dengmz lurus kcpnda agama Allah; tctaplrn11lalz
Mas fitralz Allah yang telnlz mrnciptnkmz mmwsia scsuai dcngmz fitralz itu."
Hal di atas bukan untuk pembuktian atau argumentasi, melainkan untuk
menegaskan bahwa Islam adalah agama yang pertama kali menemukan dan
menandaskan agama sebagai kebutuhan fitri. Berbagai teori dan konsep mengenai
muncul mula-mula pada abad 17, kemudian pada abad ke 18 dan 19,
ha! ini
sedangkan Al Quran telah menandaskanva dalam firman Allah seperti tersebut di
atas sejak 15 Abad yang JaJu19
Menurut Robert H. Thouless agama didefinisikan sebagai sikap atau cara
penvesuazan diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan
lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan
waktu 20
Harun Nasution menyimpulkan tentang intisari vang terkandung dalam
pengert1an-pengertian te11tang agama. ivienurutnya agama mengandung arti ikatan
vang harus dipegang dan dipatuhi manusza. lkatan
1111
mempunvai pengaruh besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. lkatan itu berasal dari suatu
--··--Mセ@
セᄋヲオョ。、ィ@
lv1unahari.
j>er.,JJeCi!/ .·lL(jura11
Tentang
.\/anu:·:ia
dan
.·lga111a
(8:1ndung:\1i/.:ln.199X. Cet.kc-10. h...!5
'"Robert H. Thouless. Pengan1ar Psiko!ogi. lgama (Terj). (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Pcrsada. 1995). Ccz.kc-2. li.22
(Tc1j).
16
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia."
Sebenarnya perbedaan istilah antara "Agama" dan "Keberagamaan"
tidaklah terlalu jauh, yaitu antara sesuatu yang dinyatakan dengan kata benda dan
kualitas pengalaman yang ditandai dengan kata sifat.02
Agama sebagai suatu ajaran disebut "Agama", sedangkan agama sebagai
suatu kevakinan disebut "Keberagamaan"
2. Pengertian Komitmen Beragama
Istilah komitmen berasal dari bahasa lnggris yaitu "Commitment". Dalam
karnus Oxford karangan A.S. Hornby istilah commitment diartikan sebagai berikut:
1.
E11trust, giPc up, hand 01>er to: perwya, tu11duk, bersera/z diri
2. lv1ake one self responsible; bcrarti : membuat diri orang bertanggung jawab.
3. (ejten reflex) Pledge; Bind (oneself) berarti: bersumpa/z dmz mengikat diri.
Untuk mendefinisikan komitmen beragama secara tepat, maka kita perlu
juga untuk melihat pada makna keberagamaan. Telah banyak para ahli yang
mencoba untuk mendefinisikan makna keberagamaan
dan diantaranva adalah
Glock & Stark yang menyatakan bahwa untuk mengatakan bahwa seseorang 1tu
beragama maka keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, kehadiran
dalarn acara peribadatan, pandangan-pandangan, dan banyak lagiJindakan adalah
kondisi-kondisi yang kesemuanya itu dapat rnenunjuk kepada ketaatan dan
" Ahmad Abdul Madiid. Dirasah Js!am(vah, (Jakarta : Gamda Buana Indah. 2000). Cct. Kc•. h. 9
17
komitmen beragama"
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
beragama dapat didefinisikan sebagai keterikatan seseorang terhadap agarnanya
untuk rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut.
3. Dimensi- Dimensi Beragama
Menurut Glock & Stark, Komitrnen beragama clapat dilihat clari lirna dimensi
yaitu:
1) Dimensi keyakinan (Ideologis)
Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang ,·ang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran
doktrin-doktrin tersebut.
2) Dirnensi praktek agama (Ritual)
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal vang dilakukan
orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnva.
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
Dimensi ini
berisikan dan
memperhatikan fakta
bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu. Dirnensi ini berkaitan dengan
pengalaman-pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, perseps:-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialarni seorang pelaku atau clidefimsikan oieh suatu
:: g_aniah_.clg-a111a I)rag111atis (Magelang: Indoncsiatcra. 2001). Cct. kc-I. h. X7
23 Roland Robertson. foe. Cil. . h.291.
18
kelompok keagamaan.
4) Dimensi pengetahuan Agama (intelektual)
Dimensi ini mengacu kepada hara pan bahwa orang-orang yang beragama paling
tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,
ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi.
5) Dimensi Konsekuensi
Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,
praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari."
Kelima dimensi ini kemudian
disesuaikan dengan prinsip-prinsip dari
ajaran Islam yang menurut Yusuf Al-Qordhowi terdiri dari tiga prinsip yaitu:
Aqidah, Svari'ah (ibadah), dan akhlak.'°
Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologi aqidah berarti
landasan vang mengikat yaitu keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa vang
diperoleh
karena
pengetahuan
vang
berproses sedemikian
rupa
sehinao-a
bb
memebentuk tata nila1 (norma) maupun pola perilaku seseorang.'"
.-\qidah atau iman ini rnerupakan keyakinan akan adanya Allah dan para
rasul yang diutus dan dipilihnya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada ummat
rnelalui rnalail-.at ,·ang diterangkan dalam kitab-kitab suci-Nya vang berisikan
bid h.295-297.
1
::: •
セZオウヲqッイ、ィLᄋゥN@
kc-L h.
Penganiar i':(ytnn !sicnn. (rerj). {Jakart: E. KocS\\'ara_ .\foli\'asi, Teori dan [Jenelitiann:va (Bandung: Angkasa. 1989). Cet. kc-IO_ h.
{) i.
internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.33
John W. Atkinson berpendapat bahwa
motivasi merupakan proses
psikologis yang mencakup:
1. Pengalaman sadar dari hasrat atau keinginan
2. Analisa perilaku individu yang diarahkan pada sesuatu hal yang tidak ia sukai
atau keinginan-keinginan untuk menghindari;
3. Mencakup dua faktor baik faktor internal maupun eksternal, yang mempengaruhi
kekuatan hasrat dan perilaku sesudahnya yang berkaitan dengan respek
terhadap perasaan menyukai atau tidak menyukai obyek;
4. Kenyataan bahwa tiap-tiap individu nampak berbeda dalam kekuatan hasrat dan
kecenderungan untuk mencoba hal-hal tertentu dan menghindari ha! yang lainJainnya."
2. Kerja
Setiap individu secara psikologis mempunyai pengertian yang berbeda
tentang konsep bekerja. Sebagaimana dikutip oleh :'-'eity Hartart1, Strause & Sayles
(1982) Mengatakan bahwa bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab
dengan bekerja ia akan dapat memenuhi kebutuhannva yaitu : (1) Kebutuhan fisik
dan rasa aman yang berkaitan dengan pemuasan fungsi jasmaniah antara lain
33
セN@ Winardi. loc. cit . . h.2
seperti lapar, haus, tempat tinggal, dan disamping rasa aman dalam menikrnati
semuanya itu. (2). Kebutuhan sosial, yang rnenunjukkan ketergantungan satu sama
lain sehingga beberapa kebutuhan dapat terpuaskan karena ditolong oleh orang
lain. (3) Kebutuhan ego yang berhubungan dengan keinginan untuk bebas
rnenge1jakan sesuatu sendiri dan rnerasa puas bila berhasil mengerjakannva."
rvfenurut Toto Tasrnara, kerja merupakan suatu kegiatan vang didalamnya
terkandung tiga aspek yang harus dipenuhi yaitu:
1. Bahwa aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab ( rnotivasi)
2. Bahwa apa vang dia lakukan tersebut karena kesengajaan, sesuatu yang
direncanakan, karenanya terkandung di dalarnnya suatu gabungan antara rasa
dan rasio.
3.
Bahwa vang dilakukan itu dikarenakan adanya suatu arah dan tujuan yang
luhur (goal) vang secara dinarnis mernberikan makna bagi dirinya, dan ada
sebuah kegiatan untuk rnewujudkan apa yang diinginkannya agar dirinya
mernpun1·ai arti. 00
Bersandar pad a doktrin normatif Islam; ..\I Qur' an, Hadits nabi, dan
pt>ngalaman sos10 historis Islam, rnaka "kerja" dirumuskan Sebagai berikut: "Kerja
merupakan hak dan kewajiban umat manusia , sebagai realisasi ibadah kehadirat
:,.; John \V. A.tkinson. .'ln i111rvduc1ivn to a .\Jorivanon l Princeton: Ne\\- JerSC\'. I 96.+ )_ Vol. セ@
,_. ..
セ@
'
.):>Netty HartalY. f)os [>01rer :..,\ndro111 .3'eba.e_ai Cian,e.r.zuan .\lenral i)ada .\/asa !_)ensiun,
iaKalal1 U1skus1 uosen. {Jakarta: 2002). It I
36
Toto Tas111ant E"tos Kerja I)ribadi .\luslhn, ( ャZtッァセ@
L'CL ke-L. ll.21.
。ォイエセ@
PT. Dana Bhakti \Vakaf. 1995 ).
25
Allah SWT.
33
Doktrin normatif Islam menvatakan bahwa Islam adalah agama yang amal
menekankan pemeluknya untuk selalu bekerja keras, dan penilaian terhadap derajat
seseorang lebih didasarkan pada kualitas amal a tau pekerjaannya, bukan
berdasarkan status sosiaJ a tau kekayaannya. Amal seseorang tidak saja menjanjikan
kebahagiaan hidupnya di dunia yang sekarang, tapi juga di akhirat kelak. Hal ini
diterangkan dalam Quran surat an-Nahl, ayat 97:
-
-
ケN[セ@ Zヲ・Q
,.,
..
J--
:,s(!_?...lj3 q}:![.,,;19 ;)..y,
t
JAJ .;u1 31 __,s:i
Li-" セlNL@
セZ[NL@
'
'.
. オセ@.·' ·r '- · \'Y ·ts.L :\..i:lb
'
... o_r.:..
Artinya: "Barangsiapa menge1jakan amal slzalelz baik laki-laki maupun pcre111pua11 dL7lL7111
kel1dl7m1 beri111a11, maka scs1111ggu/mya kami aka11 beri balasmz kcpada mereka dcngan palzala
1fG11g lebilz baik dari yang mcreka ke1jaka11."
Islam tidak semata-mata memerintahkan bekerja, tetapi bekerja dengan baik
(ihsan dalam bekerja), dan jihad (bersungguh-sungguh) dalam bekerja. lhsan dalam
bekerja bukanlah perkara sunnah . tetapi suatu kewajiban agama yang diwajibkan
bagi setiap muslizn.34 Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits yang berikut:
Artinva :"Scsunggulznya Allalz llZL'7.mjibkan ilzsan (baik) dalmn segala lzal. fika kalian
33
Ibid
26
111c111b1mulz (11cwm1), maka /akukan!ail dcngan cam yang baik, jika 111cm1cmbclilz. scmbelil!lah
drngan cara yang baik. Hrndaknya scscorm1g diantara ka111u mcnajamkan pisaunya scl!ingga
tidak tcrlalu mcnyakiti hcwan sc111bciilwnnu1." (HR. Muslim)."'
Sebagai konsekuensi iman, seorang mu'min tidak hanya rnelakukan
pekerjaannya sekedarnya saja, tetapi ia akan rnelakukan secara profesional dan
sungguh-sungguh, dan rnengarahkan segala kemampuannva untuk kebaikan
pekerjaannva.
Hasil pekerjaan yang baik hanya bisa dicapai oleh orang yang mau bekerja
keras, yang dalam Islam bekerja keras bukanlah sekedar memenuhi naluri untuk
kepentingan perut. Islam memberikan pengarahan kepada satu tujuan filosofis yang
luhur dan rnulia, yakni untuk berta'abbud dan mencari keridhaan Allah SWT,
karena Allah sendiri memerintahkan kepada rnanusia untuk beke1ja sebagaimana
finnannya dalam AI Qur'an surat Az Zurnar ayat 39:
,.
.j};'.\.·; N⦅Z[セ@
"'