Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowchart perancangan sistem

Mulai

Identifikasi data inventaris
traktor dan lahan, unsur
produksi traktor

Merancang Sistem

Merancang Basis Data

Merancang interface

Merancang Proses

Programming

Menguji sistem


Tidak
Benar

Ya
Menguji program dengan
data

Tidak

Benar

Ya
Dokumentasi Program

Selesai

46
Universitas Sumatera Utara

47


Lampiran 2. Data Pengujian Simulasi
1.

Inventaris Traktor

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul

Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

No

Nama Desa

Kelompok Tani


Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

Quick G1000

2.

Daya
motor
(HP)
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5

Daya
motor
(HP)

8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5

Tahun
Perolehan
2013
2014
2014
2011
2012
2013
2012
2013

2013

Tahun
Perolehan
2013
2014
2014
2011
2012
2013
2012
2013
2013

Lebar
bajak
(cm)
25
25
25

25
25
25
25
25
25

Jumlah
bajak
(unit)
1
1
1
1
1
1
1
1
1


Lebar
gelebek
(cm)
130
130
130
130
130
130
130
130
130

Jumlah
gelebek
(unit)
2
1
1
1
2
1
1
1
1

Inventaris Lahan

No

Nama Desa

Kelompok Tani

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Musim
Tanam
I
I
I
I
I
I
I
I
I

Waktu Tanam
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus
Mei-Agustus

Luas lahan tersedia
(Ha)
70
100
60
57
25
42
51
78
70

Universitas Sumatera Utara

48

3.

Kebutuhan Traktor

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

4.

Daya motor
(HP)
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
Lama
Pengolahan
(hari sebelum
tanam)
20
20
20
17
17
17
17
17
17

Kapasitas kerja
(Jam/Ha)
10
9
10
10
9.5
10
10
9
10.5

Luas lahan tersedia
(Ha)
70
100
60
57
25
42
51
78
70

Unsur Produksi

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

Daya
motor
(HP)
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5

Harga
traktor
(Rp)
24.000.000
23.000.000
24.000.000
25.000.000
24.000.000
24.000.000
25.000.000
24.000.000
23.000.000

Jam Kerja
(jam/tahun)

Universitas Sumatera Utara

200
180
200
200
200
200
200
180
210

49

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

No

Nama Desa

Kelompok Tani

Jenis traktor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melati II
Melati II
Melati II
Tualang
Tualang
Tualang
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas
Lubuk Bayas

Harapan Jaya
Makmur
Dahlia
Pelangi
Mbok Sri Unggul
Sri Unggul
Subur
Tunas Baru
Sri Murni

Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Yanmar YST
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000
Quick G1000

Konsumsi
BBM
(liter/jam)
1
1
1
0.8
0.8
1
0.8
1
1

Harga
BBM
(Rp/liter)
6800
6800
6800
7000
6800
6800
6500
7000
6500

Konsumsi
pelumas
(liter/jam)
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025

Harga
pelumas
(Rp/liter)
29000
29000
29000
32.000
29.000
29.000
20.000
29.000
29.000

Upah
operator
(Rp/jam)
12.000
12.000
12.000
10.000
10.000
10.000
10.000
12.000
12.000

Luas
Olahan
(Ha/tahun)
16
15
16
16
18
17
15
16
15

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai 2012. Statistik Daerah
Kecamatan Perbaungan 2012.
Butler, L.D., 1996. Understanding Internal Rate of Return and Net Present Value.
Grazing Lands Technology, Washington DC.
Elisa,

2010. Mesin Pengolah Tanah, UGM
http://elisa.ugm.ac.id [17 Maret 2016].

repository

diakses

dari

Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Halim, A., 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Haming, M. dan S. Basalamah, 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek & Bisnis.
Penerbit PPM, Jakarta.
Himateta, 2010. Traktor diakses dari http://himateta.lk.ipb.ac.id [15 Maret 2016].
Indraawan,
2010.
Sistem,
Model
dan
Simulasi
http://indraaawan.blog.uns.ac.id [ 17 Maret 2016].

diakses

dari

Kadariah., 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. Fakultas Ekonomi UI,
Jakarta.
Kadir, A., 1998. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Kementan, 2015. Modul Traktor Roda Dua (Hand Tractor), Jakarta.
Kemendikbud, 2014. Sejarah Perkembangan Traktor, Jakarta.
Kusrini, 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit
ANDI, Yogyakarta.
Mahrini, A., 2013. Tahapan-Tahapan
Agroekoteknologi, Jakarta.

Pengolahan

Tanah

Sawah.

Purba, R., 1997. Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis). Rineka
Cipta, Jakarta.
Puslitbangtanak, 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Departemen
Pertanian, Bogor.

44
Universitas Sumatera Utara

45

Ritung, S., A. Mulyani, B. Kartiwa dan H. Suhardjo, 2004. Tanah Sawah dan
Teknologi Pengelolaannya. Departemen Pertanian, Bogor.
Winarno, E. dan A. Zaki, 2015. VB.NET untuk Skripsi. Kompas Gramedia,
Jakarta.
Waldiyono, 2008. Ekonomi Teknik (Konsepsi, Teori dan Aplikasi). Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2016
bertempat di Desa Melati II, Desa Lubuk Bayas dan Kelurahan Tualang
Kabupaten Serdang Bedagai.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel analisis
pengelolaan traktor berupa data traktor yaitu spesifikasi, jumlah, kapasitas kerja,
konsumsi BBM dan data lahan sawah yaitu luas lahan tanam tersedia serta data
petani.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Perangkat keras berupa komputer pribadi

2.

Perangkat lunak untuk pemrograman dan desain sistem informasi
menggunakan Microsoft Visual Basic 2010 dan Microsoft Office Access 2007.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lapangan untuk
pengumpulan data serta melakukan analisis ekonomi terhadap pengoperasian
traktor khususnya yang ada di Kecamatan Perbaungan dan menghitung jumlah
kebutuhan traktor roda dua untuk mengolah luas lahan sawah yang tersedia.

15
Universitas Sumatera Utara

16

Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
1.

Analisis Sistem
Sistem yang ada dalam pengelolaan traktor ialah secara konvensional

sehingga sistem ini kurang memberikan manfaat yang lebih bagi petani. Sistem ini
berlangsung dengan cara petani melakukan suatu kegiatan pengelolaan traktor
tanpa mengetahui analisa ekonominya. Sistem ini tidak efektif karena sistem ini
membuat petani tidak dapat mengelola transaksi pengoperasian traktor dan
mengetahui pengolahan lahan maksimum untuk mendapatkan keuntungan yang
diharapkan dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
ekonomi dan penjadwalan dengan membuat suatu simulasi yang dapat melakukan
suatu analisis ekonomi tersebut secara otomatis dengan memasukkan input-input
yang diperlukan agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan dari analisis-analisis
tersebut.
2.

Perancangan Sistem
Pada tahap ini diperlukan beberapa kebutuhan software dan hardware yang

terdiri dari :
-

Software berupa Microsoft Visual Basic 2010 sebagai media untuk membuat
program simulasi dengan bahasa pemrograman BASIC, Microsoft Access
2007 sebagai media untuk membuat database pada program simulasi.

-

Hardware, berupa komputer pribadi

Perancangan sistem ini akan dibagi menjadi dua subsistem yaitu :

Universitas Sumatera Utara

17

Perancangan Subsistem Model
Pada tahap ini, akan dilakukan perancangan model sistem yang sesuai
dengan perhitungan dan analisis sebenarnya dalam sistem pengelolaan traktor.
Perancangan Subsistem Dialog (user interface)
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan subsistem dialog yang sesuai
dengan sasaran sistem yaitu karakteristik dan kemampuan pengguna serta mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh pengguna.
1.

Perancangan Masukan
Perancangan masukan untuk program simulasi yang dibangun yaitu

perancangan inventaris traktor dengan masukan data yaitu kode traktor, nama
desa, jenis traktor, harga traktor, daya traktor, lebar bajak, lebar garu dan lebar
gelebek. Perancangan inventaris lahan dengan masukan data yaitu kode lahan,
nama desa, luas lahan tersedia, luas lahan yang sudah dan akan diolah dan luas
lahan yang belum diolah. Perancangan kebutuhan traktor dengan masukan data
yaitu jenis, daya, jam kerja traktor, luas lahan tanam, waktu tanam, rentang waktu
pengolahan serta kapasitas pengolahan. Perancangan unsur produksi dengan
masukan data yaitu nama desa, jenis traktor, harga awal traktor, nilai akhir traktor,
umur ekonomis, jam kerja, kapasitas kerja, bunga modal, persentase pajak,
konsumsi bahan bakar dan pelumas, harga bahan bakar dan pelumas, upah
operator dan luas olahan. Perancangan analisis biaya dengan masukan data yaitu
kode unsur produksi. Perancangan evaluasi investasi dengan masukan data yaitu
kode produksi dan persentase keuntungan yang diharapkan. Perancangan petani
dengan masukan data yaitu kelompok tani, nama, umur, alamat dan nomor telpon.
Perancangan penjadwalan dengan masukan data yaitu jenis dan daya traktor,

Universitas Sumatera Utara

18

waktu sewa hingga selesai, jumlah alat pengolah tanah yang akan disewa, harga
sewa traktor dan luas olahan sawah yang akan diolah.
2.

Perancangan Database
Perancangan database diperlukan agar memiliki basis data yang efisien dalam

penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam
pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. Adapun relasi antar tabel yang dibuat
untuk mengetahui hubungan antara satu tabel dengan tabel lainnya yang ada
didalam basis data adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Relasi antar tabel
3.

Perancangan Keluaran
Adapun perancangan keluaran dari setiap proses yaitu pada inventaris

traktor untuk memperoleh jumlah ketersediaan traktor dan alat pengolah tanah
sawah. Pada inventaris lahan yaitu luas lahan sawah yang belum diolah pada
musim tanam. Pada kebutuhan traktor yaitu jumlah traktor yang dibutuhkan untuk
mengolah lahan sawah yang tersedia. Pada analisis biaya produksi yaitu biaya
tetap, biaya tidak tetap dan biaya pokok. Pada evaluasi investasi yaitu untuk

Universitas Sumatera Utara

19

memperoleh nilai BEP, B/C, NPV dan IRR dan harga sewa traktor. Pada
penjadwalan yaitu untuk memperoleh total biaya yang akan dikenakan kepada
penyewa traktor. Adapun Data Flow Diagram dari sistem ini yaitu :
1
user

Input Inventaris Traktor

Inventaris Traktor

2
Input Inventaris Lahan

Inventaris Lahan

3

Input Kebutuhan Traktor

Kebutuhan Traktor

4
Unsur Produksi
Analisis Biaya Produksi
Evaluasi Investasi

Input Transaksi

5

Penjadwalan

Penjadwalan

6
Laporan

Pimpinan

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sistem
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai masih menggunakan
sistem yang manual dalam pengelolaan traktor sehingga petani kurang
mendapatkan informasi yang optimum dalam mengelola alsintan terutama traktor
roda dua (handtractor). Program simulasi yang dikembangkan ini untuk
memberikan informasi kepada petani penyedia jasa alsintan dalam mengelola
traktor roda dua untuk pengolahan tanah sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.
Informasi yang disampaikan antara lain biaya sewa traktor, analisis kelayakan
usaha jasa traktor roda dua dan penjadwalan traktor untuk pengolahan tanah.
Pengujian program simulasi dengan menggunakan data dari tiga daerah
yang menjadi wilayah penelitian yaitu desa Melati II, desa Lubuk Bayas dan
Kelurahan Tualang. Hal ini disebabkan karena ketiga desa tersebut merupakan
desa yang memiliki luas wilayah sawah yang cukup besar dan keadaan traktor
roda dua yang cukup baik di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Program simulasi ini dibuat dalam bentuk aplikasi untuk desktop komputer karena
perkembangan komputer dewasa ini sudah sangat banyak digunakan oleh
masyarakat.
Perancangan Sistem
Dalam merancang suatu perangkat lunak perlu dilakukan perancangan
sistem yang terdiri dari perancangan masukan data, perancangan keluaran data,
perancangan basis data, dan perancangan program. Perancangan ini diperlukan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai program yang akan dibuat.

20
Universitas Sumatera Utara

21

Perancangan Masukan
Perancangan masukan (input) merupakan perancangan data–data yang
dibutuhkan dalam memperoleh informasi menggunakan simulasi ini. Pada
halaman awal terdapat menu inventaris yang terdiri dari submenu inventaris
traktor dengan input yaitu nama desa, jenis dan daya traktor, jumlah, harga, tahun,
lebar dan jumlah bajak, lebar dan jumlah garu, lebar dan jumlah gelebek. Pada
inventaris lahan, input yang harus diisi yaitu nama desa, musim tanam, waktu
tanam, waktu pengolahan, luas lahan tersedia, luas lahan sudah diolah, luas lahan
akan diolah dan luas lahan belum diolah. Pada menu kebutuhan traktor, input
yang harus diisi yaitu jenis dan daya traktor, nama desa, musim tanam, luas lahan
tanam, waktu tanam, waktu olah, jam kerja, sistem pengolahan tanah yaitu
kapasitas

pembajakan,

kapasitas

pengglebekan

pertama

dan

kapasitas

pengglebekan kedua.
Pada menu transaksi terdiri dari submenu unsur produksi dengan input
yaitu nama desa, jenis, harga awal dan nilai akhir traktor, umur ekonomis, jam
kerja, kapasitas alat, suku bunga, suku bunga coba, persentase pajak, konsumsi
dan harga bahan bakar, daya traktor, harga dan konsumsi pelumas, upah operator
dan luas olahan sedangkan pada submenu analisis ekonomi dan evaluasi investasi
maka input yang dimasukkan hanya berupa kode unsur produksi. Pada menu
petani, input yang diisi yaitu nama, umur, alamat dan nomor telpon. Pada menu
penjadwalan, input yang diisi berupa id petani, nama desa, jenis dan daya traktor,
tanggal sewa, tanggal selesai, jumlah bajak tersedia dan sewa, jumlah gelebek
tersedia dan sewa, jumlah garu tersedia, harga sewa traktor dan luas olahan sawah.

Universitas Sumatera Utara

22

Perancangan Keluaran
Setelah perancangan masukan selesai kemudian dilakukan perancangan
keluaran (output) sistem. Adapun output dari program simulasi ini yaitu
1.

Laporan inventaris traktor dan lahan

2.

Laporan jumlah kebutuhan traktor

3.

Laporan unsur produksi

4.

Laporan analisis biaya produksi yaitu biaya pokok

5.

Laporan evaluasi investasi berupa Break Even Point (BEP), Net Present
Value (NPV) dan internal Rate of Return (IRR) dan harga sewa traktor.

6.

Laporan identitas petani penyewa traktor

7.

Laporan penjadwalan berupa waktu penyewaan traktor beserta alat
pengolah tanah dan total keseluruhan biaya pengolahan.

Perancangan Database
Suatu database dapat diartikan sebagai sekumpulan data yang disusun
dalam urutan tertentu dan mengandung/menyimpan definisi struktur. Perancangan
database diperlukan agar memiliki basis data yang efisien dalam penggunaan
ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian
(tambah, ubah, hapus) data. Database yang digunakan pada program ini adalah
Microsoft Access 2007.
Pembuatan Program
Pada proses pembuatan program simulasi ini dilakukan perincian proses
yang terjadi pada setiap program yang akan dihasilkan. Tahap ini merupakan
tahap untuk mendeklarasikan seluruh komponen penyusun sistem dan
mentransformasikan ke dalam algoritma serta menulis kode program untuk

Universitas Sumatera Utara

23

perancangan masukan dan perancangan keluaran dengan menggunakan Microsoft
Visual Basic 2010. Simulasi ini terdiri dari form mengenai pengelolaan traktor
yang di dalamnya terdapat inventaris traktor dan lahan, kebutuhan traktor,
transaksi serta penjadwalan dalam penyewaan traktor roda dua untuk pengolahan
tanah sawah.
Deskripsi Tampilan
Menu Start Up
Menu start up merupakan tampilan awal yang akan terlihat pada saat
membuka program simulasi pengelolaan traktor. Menu start up ini secara otomatis
akan aktif bersamaan dengan dijalankannya program simulasi.

Gambar 2. Menu Start Up
Ketika admin membuka program simulasi pengelolaan traktor, maka akan muncul
menu start up seperti gambar di atas sebelum memasuki form utama. Menu ini
terdiri dari nama aplikasi dan starting modules.

Universitas Sumatera Utara

24

Menu Utama
Menu utama merupakan menu pembuka sebelum menggunakan program
simulasi pengelolaan traktor.

Gambar 3. Menu Utama
Pada menu utama terdapat pilihan opsi dan tampilan login. Pada form ini
terdapat tiga tombol yaitu tombol opsi, tombol log in dan tombol exit.
Menu Log In
Menu log in merupakan menu yang harus diisi oleh admin untuk
membuka dan mengoperasikan program simulasi.

Gambar 4. Menu Log In

Universitas Sumatera Utara

25

Pada menu log in terdapat username dan password yang harus diisi oleh
pengguna. Pada menu ini dilengkapi dua tombol yaitu tombol login untuk
melanjutkan penggunaan program dan tombol exit apabila ingin keluar dari
program.
Menu Inventaris
Submenu Inventaris Traktor
Submenu inventaris traktor merupakan submenu yang berfungsi untuk
memasukkan data-data yang berhubungan dengan pengelolaan traktor dan alat
pengolah tanah.

Gambar 5. Submenu Inventaris Traktor
Pada submenu inventaris traktor terdapat dua group box yaitu traktor dan
alat pengolah tanah. Pada group box traktor pengguna memasukkan data berupa
nama desa, jenis traktor, daya traktor, jumlah, tahun dan harga traktor. Pada group

Universitas Sumatera Utara

26

box alat pengolah tanah, pengguna memasukkan data lebar bajak, lebar garu dan
lebar gelebek serta jumlah dari masing-masing alat pengolah tanah tersebut.
Pada form ini tersedia beberapa tombol yaitu:
a. Tombol tambah berfungsi untuk membuka kolom data yang akan diisi.
b. Tombol simpan berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan.
c. Tombol edit berfungsi untuk mengubah data yang sudah dimasukkan.
d. Tombol hapus berfungsi untuk menghapus data yang telah disimpan.
e. Tombol bersih berfungsi untuk membersihkan seluruh data pada kolom
tampilan.
f. Tombol show berfungsi untuk membuka data yang telah disimpan.
g. Tombol print berfungsi untuk mencetak data yang telah disimpan.
Submenu Inventaris Lahan
Submenu inventaris lahan merupakan submenu yang berfungsi untuk
memasukkan data-data yang berhubungan dengan pengelolaan lahan sawah.

Gambar 6. Submenu Inventaris Lahan

Universitas Sumatera Utara

27

Pada submenu inventaris lahan akan ditampilkan beberapa kolom data
yang terdiri dari nama desa, musim tanam, waktu tanam, waktu pengolahan, luas
lahan tanam tersedia, luas lahan sudah diolah, luas lahan akan diolah dan luas
lahan belum diolah. Submenu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi
untuk menghitung luas lahan yang belum diolah pada musim tanam di desa
tersebut.
Menu Kebutuhan Traktor
Menu kebutuhan traktor merupakan menu yang berfungsi untuk
memasukkan data-data yang akan digunakan untuk menghitung jumlah traktor
yang dibutuhkan untuk mengolah luas lahan sawah yang tersedia.

Gambar 7. Menu Kebutuhan Traktor
Pada menu ini akan ditampilkan tiga group box yang terdiri dari traktor,
kapasitas kerja dan jumlah traktor. Pada group box traktor terdapat kolom jenis
traktor, daya traktor, nama desa, musim tanam, luas lahan tanam, waktu tanam,

Universitas Sumatera Utara

28

rentang waktu, waktu olah dan jam kerja. Pada group box kapasitas kerja terdapat
kolom kapasitas pembajakan, pengglebekan pertama dan pengglebekan kedua.
Pada gruop box ketiga merupakan output yang dihasilkan yaitu jumlah
traktor yang dibutuhkan untuk mengolah lahan sawah dengan luas yang telah
ditentukan dalam rentang waktu pengolahan dan kapasitas kerja traktor. Pada
menu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung
kebutuhan jumlah traktor dalam mengolah lahan sawah di desa tersebut.
Menu Transaksi
Submenu Unsur Produksi
Submenu unsur produksi merupakan submenu yang berfungsi untuk
memasukkan data-data spesifikasi traktor dalam pengoperasiannya.

Gambar 8. Submenu Unsur Produksi
Pada submenu ini terdapat dua group box yang merupakan input dari data
unsur produksi traktor yang digunakan. Data produksi tersebut terdiri dari nama

Universitas Sumatera Utara

29

desa, jenis traktor, harga awal, nilai akhir, umur ekonomis, jam kerja, kapasitas
alat, suku bunga, suku bunga coba, persentase pajak, konsumsi bahan bakar, daya
traktor, harga bahan bakar, konsumsi pelumas, harga pelumas, upah operator dan
luas olahan lahan.
Submenu Analisis Biaya Produksi
Submenu analisis biaya produksi merupakan submenu yang berfungsi
untuk menghitung biaya pokok yang dihasilkan berdasarkan unsur produksi
traktor tersebut.

Gambar 9. Submenu Analisis Biaya Produksi
Pada submenu analisis biaya produksi terdapat empat group box yang
terdiri dari unsur produksi, biaya tetap, biaya tidak tetap dan analisis biaya. Pada
unsur produksi, pengguna dapat memilih kode produksi yang tersedia karena telah
memasukkan data pada form unsur produksi sebelumnya. Kemudian setelah kode
dipilih maka data akan muncul secara keseluruhan pada grup box tersebut. Pada

Universitas Sumatera Utara

30

form ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung total
biaya tetap, biaya tidak tetap serta biaya pokok traktor.
Submenu Evaluasi Investasi
Submenu evaluasi investasi merupakan submenu yang berfungsi untuk
menganalisis kelayakan usaha dan menentukan harga sewa traktor.

Gambar 10. Submenu Evaluasi Investasi
Pada submenu evaluasi investasi terdapat enam group box yang terdiri dari
unsur produksi, aliran kas masuk dan aliran kas keluar suku bunga, aliran kas
masuk dan aliran kas keluar suku bunga coba dan yang terakhir adalah grup box
evaluasi investasi. Pada grup box unsur produksi, pengguna memilih kode
produksi yang tersedia sehingga data akan muncul di kolom secara keseluruhan.
Pada total aliran kas masuk terdiri dari pendapatan dan nilai akhir sedangkan pada
total aliran kas keluar terdiri dari investasi dan pembiayaan.

Universitas Sumatera Utara

31

Pada submenu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk
menghitung keluaran data yang telah dimasukkan pengguna. Kemudian output
yang dihasilkan akan muncul pada aliran kas masuk dan keluar serta pada grup
box evaluasi investasi yaitu Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (B/C),
Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan harga sewa.
Menu Petani
Menu petani merupakan menu yang berfungsi untuk mengelola data diri
petani yang akan menyewa traktor untuk mengolah lahan sawah.

Gambar 11. Menu Petani
Pada menu petani terdapat beberapa kolom input data yaitu id petani,
nama, umur, alamat dan nomor HP. Data yang telah disimpan juga dapat dilihat
pada tampilan form dan pengguna juga dapat mencari data tersebut.
Pada form ini tersedia beberapa tombol yaitu:
a. Tombol tambah berfungsi untuk membuka kolom data yang akan diisi.

Universitas Sumatera Utara

32

b. Tombol simpan berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan.
c. Tombol edit berfungsi untuk mengubah data yang sudah dimasukkan.
d. Tombol hapus berfungsi untuk menghapus data yang telah disimpan.
e. Tombol bersih berfungsi untuk membersihkan seluruh data pada kolom
tampilan.
f. Tombol refresh berfungsi untuk mengembalikan tampilan pencarian
seperti semula.
g. Tombol print berfungsi untuk mencetak data yang telah disimpan.
Menu Penjadwalan
Menu penjadwalan merupakan menu yang berfungsi untuk mengelola
jadwal penyewaan traktor dan alat pengolah tanah serta menghitung biaya jasa
yang dikenakan untuk penyewaan traktor dengan luas olahan sawah tertentu.

Gambar 12. Menu Penjadwalan
Pada menu penjadwalan akan ditampilkan tiga grup box yang terdiri dari
traktor, alat pengolah tanah dan biaya sewa. Grup box traktor terdiri dari id petani,

Universitas Sumatera Utara

33

nama desa, jenis traktor, daya motor, tanggal sewa dan tanggal selesai. Pada grup
box alat pengolah tanah terdapat jumlah alat pengolah tanah seperti bajak, garu
dan gelebek yang tersedia dan jumlah bajak, garu, gelebek yang dapat disewa
petani. Pada form ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk
menghitung total biaya yang akan dikenakan kepada penyewa traktor tersebut.
Menu Opsi
Submenu Petunjuk
Submenu

petunjuk

merupakan

submenu

yang

berfungsi

untuk

menampilkan penjelasan mengenai setiap menu yang ada di dalam program
simulasi pengelolaan traktor ini.

Gambar 13. Submenu Petunjuk
Pada submenu ini terdapat keterangan singkat mengenai setiap menu.
Terdapat tujuh menu yaitu menu login, menu inventaris, menu kebutuhan traktor,
menu transaksi, menu petani, menu penjadwalan dan menu opsi.

Universitas Sumatera Utara

34

Submenu Tentang
Submenu tentang merupakan submenu yang berfungsi untuk memberikan
informasi singkat mengenai isi dari program simulasi dan beberapa informasi
mengenai analisis kelayakan usaha yang digunakan.

Gambar 14. Submenu Tentang
Pada submenu ini terdiri dari materi singkat mengenai program simulasi
dan pengertian-pengertian dari analisis kelayakan usaha, antara lain Break Even
Point, Benefit Cost ratio, Net Present Value, dan Internal Rate Return.
Submenu Keluar
Submenu keluar merupakan salah satu menu administrator yang berfungsi
untuk mengakhiri penggunaan program yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

35

Gambar 15. Submenu Keluar
Pada submenu ini terdiri dari tombol pilihan Yes berfungsi untuk
menghentikan penggunaan program simulasi dan tombol pilihan No untuk
kembali menggunakan program simulasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

36

Pengujian Data
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Desa Melati II
Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Melati II pada Kelompok Tani
Harapan Jaya memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000
(8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam.
Pada Kelompok Tani Makmur memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu
Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9 Jam/Ha atau sebesar
0,111 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Dahlia memiliki keragaan teknis dengan
jenis traktor yaitu Yanmar Revo (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu
10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam.
Perbedaan kemampuan kerja dari masing-masing traktor pada kelompok
tani juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan operator dalam mengoperasikan
traktor tersebut. Sistem pengolahan tanah sawah sendiri terdiri dari pembajakan,
pengglebekan sebanyak dua kali dan terakhir adalah perataan tanah. Adapun
inventaris alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah untuk tiap tipe
traktor di desa Melati II yaitu bajak singkal untuk pengolahan tanah primer dan
bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
Inventaris lahan pada setiap kelompok tani tersebut berbeda-beda. Adapun
luas lahan tersedia Kelompok Tani Harapan Jaya yaitu seluas 70 Ha, lahan
tersedia Kelompok Tani Makmur yaitu seluas 100 Ha dan lahan tersedia
Kelompok Tani Dahlia yaitu seluas 60 Ha. Dengan menggunakan analisa
perhitungan kebutuhan traktor untuk pengolahan lahan sawah selama satu musim
tanam pada setiap kelompok tani maka diperoleh hasil kebutuhan traktor roda dua
pada kelompok tani Harapan Jaya yaitu sebanyak 4 unit, kebutuhan traktor roda

Universitas Sumatera Utara

37

dua pada kelompok tani Makmur yaitu sebanyak 5 unit sedangakan pada
kelompok tani Dahlia memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 3 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Desa Melati II pada kelompok tani Harapan
Jaya dengan traktor jenis Kubota Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya
tetap sebesar Rp 3.564.000/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.769.000/tahun, biaya
pokok sebesar Rp41.665/jam atau Rp 8.333.000/tahun. Keuntungan yang
diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan
traktornya sebesar Rp 624.975 /Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa
kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh
hasil yaitu BEP sebesar 9,22 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV
sebesar Rp 13.957.584/tahun dan nilai IRR sebesar 24,89%.
Dari data yang diperoleh di Desa Melati II pada kelompok tani Makmur
dengan traktor jenis Kubota Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.415.500/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.259.700/tahun, biaya pokok
sebesar Rp 42.640/Jam atau Rp 7.675.200/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 581.454/Ha.Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
9,95 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,13 dengan nilai NPV sebesar Rp 9.560.032/tahun
dan nilai IRR sebesar 24,55%.
Dari data yang diperoleh di Desa Melati II pada kelompok tani Dahlia
dengan traktor jenis Kubota Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.564.000/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.769.000/tahun, biaya pokok

Universitas Sumatera Utara

38

sebesar Rp41.665/jam atau Rp 8.333.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 624.975 /Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
9,22 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV sebesar Rp 13.957.584/tahun
dan nilai IRR sebesar 24,89%.
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Kelurahan Tualang
Berdasarkan data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok
tani Mbok Sri Unggul memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu
Yanmar (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9,5 Jam/Ha atau sebesar 0.105
Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Pelangi memiliki keragaan teknis dengan jenis
traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha
atau sebesar 0,1 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Sri Unggul memiliki keragaan
teknis dengan jenis traktor yaitu Quick Vaganza (8,5 HP) dengan kemampuan
kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam.
Sistem pengolahan tanah sawah sendiri terdiri dari pembajakan,
pengglebekan sebanyak dua kali dan terakhir adalah perataan tanah. Lama proses
pengolahan tanah umumnya dilakukan selama 17-20 hari setelah dilakukan semai
bibit. Adapun inventaris alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah
untuk tiap tipe traktor di kelurahan Tualang yaitu bajak singkal untuk pengolahan
tanah primer dan bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
Inventaris lahan pada setiap kelompok tani tersebut berbeda-beda. Adapun
luas lahan tersedia Kelompok Tani Mbok Sri Unggul yaitu seluas 25 Ha, lahan
tersedia Kelompok Tani Pelangi yaitu seluas 57 Ha dan lahan tersedia Kelompok

Universitas Sumatera Utara

39

Tani Sri Unggul yaitu seluas 42 Ha. Dengan menggunakan analisa perhitungan
kebutuhan traktor untuk pengolahan lahan sawah selama satu musim tanam pada
setiap kelompok tani maka diperoleh hasil kebutuhan traktor roda dua pada
kelompok tani Mbok Sri Unggul yaitu sebanyak 1 unit, kebutuhan traktor roda
dua pada kelompok tani Pelangi yaitu sebanyak 3 unit sedangakan pada kelompok
tani Sri Unggul memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 2 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani Mbok
Sri Unggul dengan traktor jenis Yanmar YST Pro (8,5 HP) maka diperoleh biaya
tetap sebesar Rp 3.564.000/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.097.000/tahun, biaya
pokok sebesar Rp 38.305/Jam atau Rp 7.661.000/tahun. Keuntungan yang
diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan
traktornya sebesar Rp 547.214/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa
kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh
hasil yaitu BEP sebesar 10,12 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,28 dengan nilai NPV
sebesar Rp 17.625.700/tahun dan nilai IRR sebesar 24,96%.
Dari data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani
Pelangi dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.712.500 /tahun, biaya tidak tetap Rp 4.180.000/tahun, biaya pokok
sebesar Rp 39.462,5/Jam atau Rp 7.892.500/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 591.938/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar

Universitas Sumatera Utara

40

9,69 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV sebesar Rp 13.432.643/tahun
dan nilai IRR sebesar 24,86 %.
Dari data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani Sri
Unggul dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.564.000 /tahun, biaya tidak tetap Rp 3.043.000/tahun, biaya pokok
sebesar Rp 33.035/jam atau Rp 6.607.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 495.525/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
10,38

Ha/tahun,

B/C

ratio

yaitu

1,275

dengan

nilai

NPV

sebesar

Rp 15.613.404/tahun dan nilai IRR sebesar 24,92%.
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Desa Lubuk Bayas
Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada Kelompok
Tani Tunas Baru memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick
G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9 Jam/Ha atau sebesar 0,111
Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Subur memiliki keragaan teknis dengan jenis
traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha
atau sebesar 0,1 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Sri Murni memiliki keragaan
teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja
yaitu 10,5 Jam/Ha atau sebesar 0,095 Ha/Jam.
Sistem pengolahan tanah sawah sendiri terdiri dari pembajakan,
pengglebekan sebanyak dua kali dan terakhir adalah perataan tanah. Lama proses
pengolahan tanah umumnya dilakukan selama 17-20 hari setelah dilakukan semai
bibit. Adapun inventaris alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah

Universitas Sumatera Utara

41

untuk tiap tipe traktor di desa Lubuk Bayas yaitu bajak singkal untuk pengolahan
tanah primer dan bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
Inventaris lahan pada setiap kelompok tani tersebut berbeda-beda. Adapun
luas lahan tersedia Kelompok Tani Tunas Baru yaitu seluas 78 Ha, lahan tersedia
Kelompok Tani Subur yaitu seluas 51 Ha dan lahan tersedia Kelompok Tani Sri
Murni yaitu seluas 70 Ha. Dengan menggunakan analisa perhitungan kebutuhan
traktor untuk pengolahan lahan sawah selama satu musim tanam pada setiap
kelompok tani maka diperoleh hasil kebutuhan traktor roda dua pada kelompok
tani Tunas Baru yaitu sebanyak 4 unit, kebutuhan traktor roda dua pada kelompok
tani Subur yaitu sebanyak 3 unit sedangakan pada kelompok tani Sri Murni
memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 4 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada kelompok tani Tunas
Baru dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.564.000 /tahun, biaya tidak tetap Rp 3.099.600/tahun, biaya pokok
sebesar Rp 37.020/jam atau Rp 6.663.600/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 504.818/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
10,23

Ha/tahun,

B/C

ratio

yaitu

1,21

dengan

nilai

NPV

sebesar

Rp 12.179.851/tahun dan nilai IRR sebesar 24,82%.
Dari data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada kelompok tani Subur
dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp
3.712.500 /tahun, biaya tidak tetap Rp 4.040.000/tahun, biaya pokok sebesar Rp

Universitas Sumatera Utara

42

38.762,5/Jam atau Rp 7.752.500/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50%
dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 581.437/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
9,78

Ha/tahun,

B/C

ratio

yaitu

1,125

dengan

nilai

NPV

sebesar

Rp 9.152.209/tahun dan nilai IRR sebesar 23,73%.
Dari data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada kelompok tani Sri
Murni dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap
sebesar Rp 3.712.500 /tahun, biaya tidak tetap Rp 4.906.650/tahun, biaya pokok
sebesar Rp 39.629/Jam atau Rp 8.322.150/tahun. Keuntungan yang diharapkan
sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar
Rp 660.489/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang
digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar
8,52

Ha/tahun,

B/C

ratio

yaitu

1,19

dengan

nilai

NPV

sebesar

Rp 13.291.827/tahun dan nilai IRR sebesar 24,89%.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.

Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah Di Lahan
Sawah dapat menjadi referensi solusi untuk mempermudah proses
pengelolaan traktor roda dua.

2.

Aplikasi ini bersifat user friendly untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dengan tampilan dan mekanisme penggunaan yang sederhana
dan mudah dimengerti.

3.

Simulasi

yang dihasilkan dirancang dengan menggunakan bahasa

pemrograman Visual Basic 2010 dan digunakannya database Microsoft
Acces 2007 yang mempermudah pengguna dalam melakukan perubahan dan
penyimpanan data.
4.

Sasaran dari sistem ini adalah bagi pihak pelaku usaha tani dalam hal ini
petani yang bergerak di bidang penyewaan handtractor dalam pengolahan
tanah sawah sehingga diperoleh informasi yang optimum bagi pengelolaan
jasa alsintan tersebut.

Saran
1.

Untuk menyempurnakan program simulasi ini, diperlukan penambahan
beberapa fitur-fitur yang dapat menambah kualitas kinerja sistem dan
memperkaya substansi informasi pada program simulasi ini.

2.

Dapat dibuat aplikasi yang sejenis dengan pengelolaan alat dan mesin
pertanian lainnya.

43
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Serdang Bedagai
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’
Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur dengan
ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang
Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17
Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak
di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah.
Batas-batas wilayah Serdang Bedagai secara administratif adalah sebagai
berikut :
-

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

-

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten
Simalungun

-

Sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.
Kecamatan Perbaungan terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi

Sumatera Utara, dengan luas wilayah 111,620 km2 terdiri dari 24 Desa dan 4
Kelurahan. Kecamatan Perbaungan terletak ± 0,65 meter dari permukaan laut.
Batas wilayah Sebelah Utara : Kecamatan Pantai Cermin, Sebelah Selatan :
Kecamatan Pegajahan, Sebelah Timur : Kecamatan Teluk Mengkudu, Sebelah
Barat : Kecamatan Pagar Merbau Kab. Deli Serdang. Kecamatan Perbaungan
mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian dengan luas lahan
12.158 Ha, dimana Tanah Sawah 5.535 Ha dan Tanah Kering 6.623 Ha yang

4
Universitas Sumatera Utara

5

menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras
(Bappeda Sergai, 2012).
Sejarah Traktor
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”.
Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan
yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah “mesin penarik”
(traction engine). Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk
menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian. Instrumen
pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin
uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian.
Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut dan
digunakan secara luas di bidang pertanian (Kemendikbud, 2014).
Pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insinyur Jerman berhasil membuat
motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus. Traktor pertama adalah mesin
bajak bermesin uap. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar pada
tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih diimpor.
Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai memproduksi
traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah dengan desain
yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina. Pada awal abad ke20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor.
(Himateta, 2010).
Klasifikasi Traktor
Dalam bidang pertanian, traktor berperan penting sebagai sumber
penggerak peralatan pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor

Universitas Sumatera Utara

6

pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor besar, traktor mini,
dan traktor tangan.
1.

Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua
buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara 2.650 - 3.190
mm, lebar berkisar antara 1.740 - 2.010 mm dan daya tariknya antara 20 120 Hp.

2.

Traktor mini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai
panjang berkisar 1.790-2.070 mm, lebar berkisar antara 995-1.020 mm,
berat 385-535 kg dan daya 12,5 Hp - 20 Hp.

3.

Traktor Tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah
poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang 1.740 - 2.290 mm,
lebar 710 - 880 mm dan daya berkisar 6 - 10 Hp.

(Kementan, 2015).
Berdasarkan konstruksinya traktor tangan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu traktor tangan sempurna dengan ciri yaitu mempunyai 6 verseneling
maju dan 2 verseneling mundur, kopling utama tipe kering, sistem transmisi dari
penggerak utama ke gardan atau roda menggunakan gear. Sedangkan traktor
tangan sederhana mempunyai ciri-ciri yaitu hanya mempunyai verseneling
mundur, kopling utama menggunakan pulley dan belt, sistem transmisi dari
penggerak utama ke gardan menggunakan rantai (Kementan, 2015).
Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah
Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk membuat tekstur tanah tersebut
menjadi jenuh air sehingga sesuai dengan kondisi tanam untuk tanaman padi.
Pada pengolahan tanah pertama umumnya digunakan bajak singkal. Bajak singkal

Universitas Sumatera Utara

7

merupakan alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk memotong,
mengangkat dan membalik tanah. Bajak ini mempunyai prinsip kerja yang sama
dengan cangkul. Menurut Elisa (2010) menyatakan bahwa tanah setelah dibajak
pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkahbongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan
meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua
menggunakan glebek. Fungsi gelebek adalah menggemburkan tanah dengan
sistem mata pisau yang melingkar, gelebek dipasangkan dengan traktor, mata
pisau gelebek akan memotong bongkahan-bongkahan tanah.
Sedangkan pada penggunaan gelebek bergantung pada komoditas tanaman
yang akan ditanam. Apabila proses penanaman yang memerlukan genangan air
yang cukup banyak seperti pada komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses
penggemburan sebaiknya terlebih dahulu lahan digenangi air untuk mempercepat
proses penghancuran tanah. Namun, tanah yang telah dilakukan proses
penggemburan dengan gelebek masih harus dilakukan penggaruan tanah untuk
tekstur tanah lebih baik (Elisa, 2010).
Sawah
Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan yang untuk
pengelolaannya memerlukan genangan air. Oleh karena itu sawah selalu
mempunyai permukaan datar atau yang didatarkan (dibuat teras) dan dibatasi oleh
pematang untuk menahan air genangan. Tanah sawah memiliki ciri-ciri tertentu,
antara lain : adanya lapisan oksida dan lapisan reduksi, berkurangnya oksigen
tanah, pH tanah cenderung netral (6.7-7.2), ketersediaan P lebih tinggi akibat
penggenangan (Puslitbangtanak, 2004).

Universitas Sumatera Utara

8

Macam-Macam Sawah
Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya, sawah
dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
-

Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain
melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat untuk itu. Sawah irigasi
dibedakan atas sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah (semi) teknis, dan
sawah irigasi sederhana.

-

Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya berasal dari curah hujan
tanpa adanya bangunan-bangunan irigasi permanen. Ini umumnya terdapat
pada wilayah yang posisinya lebih tinggi dari sawah irigasi atau sawah
lainnya sehingga tidak memungkinkan terjangkau oleh pengairan.

-

Sawah pasang surut adalah sawah yang irigasinya tergantung pada gerakan
pasang dan surut serta letaknya di wilayah datar tidak jauh dari laut.

-

Sawah lebak adalah sawah yang diusahakan di daerah rawa dengan
memanfaatkan naik turunnya permukaan air rawa secara alami, sehingga di
dalam sistem sawah lebak tidak dijumpai sistem saluran air.

(Ritung dkk, 2004).
Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar
lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Kegiatan tersebut akan
menyebabkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus. Pada pengolahan
tanah sawah ini dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta
selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah
pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan

Universitas Sumatera Utara

9

tanaman. Pengolahan tanah sawah pada umumnya terdiri dari tiga proses yaitu :
penggenangan tanah dengan air sampai tanah jenuh air, membajak sebagai awal
pemecahan bongkah dan membalik tanah, menggaru untuk menghancurkan dan
melumpurkan tanah (Mahrini, 2013).
Menurut BPS (2011) Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010
memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915 ton
dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha dan hal ini menyebabkan
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi
tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Pada umumnya
penduduk pada daerah ini menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian dan
daerah ini juga sangat subur sehingga peran sektor ini sangat penting. Hasil
pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena
menyangkut kebutuhan pokok masyarakat.
Analisa Kelayakan
Break Even Point (BEP)
Menurut Halim (2009) analisis break even point adalah suatu teknik
analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan
dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Break even merupakan
adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost.
Sehingga pada kondisi tersebut suatu usaha tidak memperoleh keuntungan
maupun kerugian. Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan berapa
besarnya produk minimal yang harus dihasilkan untuk memperoleh keuntungan.
Adapun BEP dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
N=

F
R−V

.......................................................................................................... (1)

Universitas Sumatera Utara

10

Dalam hal ini :
N

= Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas

F

= Biaya tetap per tahun (Rp)

R

= Penerimaan dari tiap unit produksi (Rp)

V

= Biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang
biasa dilakukan yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1
maka proyek itu tidak ekonomis, dan kalau > 1 berarti proyek itu feasible atau
layak untuk dijalankan. Kalau B/C ratio = 1 dikatakan proyek itu marginal (tidak
rugi dan tidak untung). Menurut Giatman (2006) Benefit Cost Ratio merupakan
salah satu metode yang digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan
suatu investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Adapun metode ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
B/C =

PWB
PWC

...................................................................................................... (2)

Dalam hal ini :
B/C

= Benefit Cost Ratio

PWB = Present Worth Benefit (Rp)
PWC = Present Worth Cost (Rp)
Analisis biaya dan keuntungan adalah cara untuk mengevaluasi kebaikan
relatif dari alternatif investasi proyek untuk umum, untuk mencapai alokasi yang
ef