Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Serdang Bedagai
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’
Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur dengan
ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang
Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17
Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak
di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah.
Batas-batas wilayah Serdang Bedagai secara administratif adalah sebagai
berikut :
-

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

-


Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten
Simalungun

-

Sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.
Kecamatan Perbaungan terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi

Sumatera Utara, dengan luas wilayah 111,620 km2 terdiri dari 24 Desa dan 4
Kelurahan. Kecamatan Perbaungan terletak ± 0,65 meter dari permukaan laut.
Batas wilayah Sebelah Utara : Kecamatan Pantai Cermin, Sebelah Selatan :
Kecamatan Pegajahan, Sebelah Timur : Kecamatan Teluk Mengkudu, Sebelah
Barat : Kecamatan Pagar Merbau Kab. Deli Serdang. Kecamatan Perbaungan
mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian dengan luas lahan
12.158 Ha, dimana Tanah Sawah 5.535 Ha dan Tanah Kering 6.623 Ha yang

4
Universitas Sumatera Utara

5


menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras
(Bappeda Sergai, 2012).
Sejarah Traktor
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”.
Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan
yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah “mesin penarik”
(traction engine). Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk
menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian. Instrumen
pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin
uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian.
Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut dan
digunakan secara luas di bidang pertanian (Kemendikbud, 2014).
Pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insinyur Jerman berhasil membuat
motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus. Traktor pertama adalah mesin
bajak bermesin uap. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar pada
tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih diimpor.
Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai memproduksi
traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah dengan desain
yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina. Pada awal abad ke20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor.

(Himateta, 2010).
Klasifikasi Traktor
Dalam bidang pertanian, traktor berperan penting sebagai sumber
penggerak peralatan pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor

Universitas Sumatera Utara

6

pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor besar, traktor mini,
dan traktor tangan.
1.

Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua
buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara 2.650 - 3.190
mm, lebar berkisar antara 1.740 - 2.010 mm dan daya tariknya antara 20 120 Hp.

2.

Traktor mini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai

panjang berkisar 1.790-2.070 mm, lebar berkisar antara 995-1.020 mm,
berat 385-535 kg dan daya 12,5 Hp - 20 Hp.

3.

Traktor Tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah
poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang 1.740 - 2.290 mm,
lebar 710 - 880 mm dan daya berkisar 6 - 10 Hp.

(Kementan, 2015).
Berdasarkan konstruksinya traktor tangan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu traktor tangan sempurna dengan ciri yaitu mempunyai 6 verseneling
maju dan 2 verseneling mundur, kopling utama tipe kering, sistem transmisi dari
penggerak utama ke gardan atau roda menggunakan gear. Sedangkan traktor
tangan sederhana mempunyai ciri-ciri yaitu hanya mempunyai verseneling
mundur, kopling utama menggunakan pulley dan belt, sistem transmisi dari
penggerak utama ke gardan menggunakan rantai (Kementan, 2015).
Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah
Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk membuat tekstur tanah tersebut
menjadi jenuh air sehingga sesuai dengan kondisi tanam untuk tanaman padi.

Pada pengolahan tanah pertama umumnya digunakan bajak singkal. Bajak singkal

Universitas Sumatera Utara

7

merupakan alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk memotong,
mengangkat dan membalik tanah. Bajak ini mempunyai prinsip kerja yang sama
dengan cangkul. Menurut Elisa (2010) menyatakan bahwa tanah setelah dibajak
pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkahbongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan
meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua
menggunakan glebek. Fungsi gelebek adalah menggemburkan tanah dengan
sistem mata pisau yang melingkar, gelebek dipasangkan dengan traktor, mata
pisau gelebek akan memotong bongkahan-bongkahan tanah.
Sedangkan pada penggunaan gelebek bergantung pada komoditas tanaman
yang akan ditanam. Apabila proses penanaman yang memerlukan genangan air
yang cukup banyak seperti pada komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses
penggemburan sebaiknya terlebih dahulu lahan digenangi air untuk mempercepat
proses penghancuran tanah. Namun, tanah yang telah dilakukan proses
penggemburan dengan gelebek masih harus dilakukan penggaruan tanah untuk

tekstur tanah lebih baik (Elisa, 2010).
Sawah
Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan yang untuk
pengelolaannya memerlukan genangan air. Oleh karena itu sawah selalu
mempunyai permukaan datar atau yang didatarkan (dibuat teras) dan dibatasi oleh
pematang untuk menahan air genangan. Tanah sawah memiliki ciri-ciri tertentu,
antara lain : adanya lapisan oksida dan lapisan reduksi, berkurangnya oksigen
tanah, pH tanah cenderung netral (6.7-7.2), ketersediaan P lebih tinggi akibat
penggenangan (Puslitbangtanak, 2004).

Universitas Sumatera Utara

8

Macam-Macam Sawah
Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya, sawah
dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
-

Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain

melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat untuk itu. Sawah irigasi
dibedakan atas sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah (semi) teknis, dan
sawah irigasi sederhana.

-

Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya berasal dari curah hujan
tanpa adanya bangunan-bangunan irigasi permanen. Ini umumnya terdapat
pada wilayah yang posisinya lebih tinggi dari sawah irigasi atau sawah
lainnya sehingga tidak memungkinkan terjangkau oleh pengairan.

-

Sawah pasang surut adalah sawah yang irigasinya tergantung pada gerakan
pasang dan surut serta letaknya di wilayah datar tidak jauh dari laut.

-

Sawah lebak adalah sawah yang diusahakan di daerah rawa dengan
memanfaatkan naik turunnya permukaan air rawa secara alami, sehingga di

dalam sistem sawah lebak tidak dijumpai sistem saluran air.

(Ritung dkk, 2004).
Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar
lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Kegiatan tersebut akan
menyebabkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus. Pada pengolahan
tanah sawah ini dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta
selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah
pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan

Universitas Sumatera Utara

9

tanaman. Pengolahan tanah sawah pada umumnya terdiri dari tiga proses yaitu :
penggenangan tanah dengan air sampai tanah jenuh air, membajak sebagai awal
pemecahan bongkah dan membalik tanah, menggaru untuk menghancurkan dan
melumpurkan tanah (Mahrini, 2013).
Menurut BPS (2011) Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010

memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915 ton
dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha dan hal ini menyebabkan
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi
tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Pada umumnya
penduduk pada daerah ini menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian dan
daerah ini juga sangat subur sehingga peran sektor ini sangat penting. Hasil
pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena
menyangkut kebutuhan pokok masyarakat.
Analisa Kelayakan
Break Even Point (BEP)
Menurut Halim (2009) analisis break even point adalah suatu teknik
analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan
dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Break even merupakan
adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost.
Sehingga pada kondisi tersebut suatu usaha tidak memperoleh keuntungan
maupun kerugian. Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan berapa
besarnya produk minimal yang harus dihasilkan untuk memperoleh keuntungan.
Adapun BEP dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
N=


F
R−V

.......................................................................................................... (1)

Universitas Sumatera Utara

10

Dalam hal ini :
N

= Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas

F

= Biaya tetap per tahun (Rp)

R


= Penerimaan dari tiap unit produksi (Rp)

V

= Biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang
biasa dilakukan yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1
maka proyek itu tidak ekonomis, dan kalau > 1 berarti proyek itu feasible atau
layak untuk dijalankan. Kalau B/C ratio = 1 dikatakan proyek itu marginal (tidak
rugi dan tidak untung). Menurut Giatman (2006) Benefit Cost Ratio merupakan
salah satu metode yang digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan
suatu investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Adapun metode ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
B/C =

PWB
PWC

...................................................................................................... (2)

Dalam hal ini :
B/C

= Benefit Cost Ratio

PWB = Present Worth Benefit (Rp)
PWC = Present Worth Cost (Rp)
Analisis biaya dan keuntungan adalah cara untuk mengevaluasi kebaikan
relatif dari alternatif investasi proyek untuk umum, untuk mencapai alokasi yang
efisien dari sumber daya. Dalam cara ini keuntungan bersih dari proyek dibagi

Universitas Sumatera Utara

11

dengan biaya netto dan hasilnya disebut BCR (Benefit Cost Ratio) yang
digunakan untuk evaluasi investasi untuk proyek bagi kepentingan umum.
Analisis B/C adalah salah satu cara digunakan dibanyak tempat untuk evaluasievaluasi kepantasan relatif dari alternatif investasi proyek, untuk mencapai alokasi
yang efektif dari sumber daya milik pemerintah.Ukuran penerimaan dinyatakan
oleh B/C >1.00 (Waldiyono, 2008).
Kadariah (2001) menyatakan bahwa untuk menentukan net present value
dari benefit dan cost maka harus ditetapkan terlebih dahulu discount rate yang
akan digunakan untuk menghitung present value untuk biaya dan benefit. Jika B/C
ratio dipengaruhi oleh tingginya discount rate yang dipakai. Makin tinggi
discount rate, makin kecil B/C ratio dan jika discount rate tinggi sekali, B/C ratio
dapat turun sampai menjadi lebih kecil dari satu. Jika B/C lebih kecil dari satu
maka the present value dari benefit lebih kecil dari the present value dari cost. Hal
ini menunjukkan bahwa proyek tidak menguntungkan.
Net Present Value (NPV)
Menurut Giatman (2006) Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik
yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu investasi dengan menghitung
nilai bersih (netto) suatu cash flow investasi pada waktu sekarang (present).
Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang
umur investasi ke waktu awal investasi atau kondisi present. Model teknik NPV
adalah sebagai berikut:
CIF – COF > 0 ................................................................................................. (3)
Dalam hal ini :
CIF

= Cash in flow

Universitas Sumatera Utara

12

COF

= Cash out flow

Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:
Penerimaan (CIF) = pendapatan (P ⁄ ,i, n) nilai akhir (P ⁄ ,i, n)
Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan (P ⁄ ,i, n)
Terdapat kriteria dalam menetukan suatu investasi dianggap layak atau tidak
dengan menggunakan metode ini yaitu apabila diperoleh nilai NPV lebih atau
sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang
dari nol maka investasi tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).
Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat bunga majemuk yang akan
kembali berdasarkan nilai yang disediakan. Jika nilai IRR sama dengan tingkat
bunga biaya modal , maka usaha tersebut tidak untung ataupun rugi, jika nilai IRR
lebih besar, maka usaha akan menguntungkan. Cara yang mudah untuk melihat
apakah IRR lebih besar dari bunga biaya modal adalah berdasarkan NPV. Jika
nilai NPV lebih besar dari nol, maka IRR akan memiliki nilai yang lebih besar
dari bunga biaya modal (Butler, 1996).
Untuk menentukan harga IRR maka dicari nilai NPV yang bernilai positif
dan negatif pada tingkatan discount rate tertentu. Berdasarkan harga dari NPV =
X (positif) pada discount rate p% dan NPV = Y (negatif) pada discount rate q%
maka dihitung nilai IRR dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
IRR = q% +



�+�

Dalam hal ini :

(q% - p%) atau IRR = p% +



�+�

(q% - p%) ..................... (4)

Universitas Sumatera Utara

13

P%

= suku bunga pada saat NPV bernilai positif

q%

= suku bunga pada saat NPV bernilai negatif

x

= NPV perkiraan yang bernilai positif

Y

= NPV perkiraan bernilai negatif

(Purba,1997).
Simulasi
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau prosesproses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan
dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari
secara ilmiah. Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem
secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan
karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat digunakan untuk
melakukan eksperimen yang memerlukan biaya yang sangat mahal dan
memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil.
Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat
ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar
karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Dalam membuat suatu
simulasi maka diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut
harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling
berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model
dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer
sehingga memungkinkan untuk disimulasikan (Indraawan, 2010).

Universitas Sumatera Utara

14

Microsoft Visual Basic 2010
Menurut Winarno (2015) menyatakan bahwa Microsoft Visual Basic 2010
merupakan suatu bahasa pemrograman dari Microsoft Visual Studio yang
digunakan untuk membuat suatu program komputer dengan menuliskan kode
program, uji coba/testing dan debugging serta evaluasi kode program tersebut.
Bahasa pemrograman VB.NET adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh
komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kata “Visual” menunjukkan cara
yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI) sehingga tidak
perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk
membuat sebuah Design Form/Aplikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan drag and
drop object-object yang digunakan. VB.NET merupakan pemrograman berbasis
NET Framework dan hanya dapat dijalankan pada sistem operasi windows.
Microsoft Visual Basic 2010 merupakan pemrograman visual yang artinya
antarmuka pengguna (tampilan program) dapat dibuat dengan mudah dan
dilakukan secara visual. Pemrograman visual menggunakan konsep yang disebut
pemrograman berorientasi objek (PBO). Oleh karena pemrograman visual
menggunakan pemrograman berorientasi objek, komponen-komponen yang
menyusun antarmuka berupa sejumlah objek. Setiap objek umumnya memiliki
properti, kejadian dan metode tersendiri. Properti adalah segala atribut yang
menyangkut objek. Misalnya, form memiliki properti yang berkaitan dengan judul
form (Kadir, 1998).

Universitas Sumatera Utara