Uji Suhu Uap pada Alat Penyuling Minyak Atsiri Cengkeh Tipe Uap Langsung

Lampiran 1. Flowchart pelakasanaan penelitian
Mulai

Dipersiapkan alat penyulingan minyak atsiri
tipe uap langsung

Dimasukkan air kedalam ketel uap

Dimasukkan bahan ke dalam ketel bahan

Dinyalakan kompor

Ditunggu 5-8 jam

Dialirkan uap ke dalam kondensor

Ditampung minyak cengkeh ke
dalam gelas ukur
Dilakukan pengamatan parameter

Data


Analisis data

Selesai

31
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Perhitungan
Kadar air
KA (oC)
No.

T (oC)

1
2
3

95

100
105

Rata-rata
U1
18,40
12,50
11,75

U2
14,81
12,41
11,48

U3
13,97
11,98
10,46

15,72

12,29
11,23

Kadar air pada suhu 95 oC


U1

18,40 %


U2

14,81 %
U3



32
Universitas Sumatera Utara


14,81 %

Rata – rata

15,72
Kadar air pada suhu 100 oC


U1

12,50 %


U2

12, 41%


U3


11,98 %

33
Universitas Sumatera Utara

Rata – rata

12,29
Kadar air pada suhu 105 oC


U1

11,75 %


U2

11,48 %



U3

10,46 %

34
Universitas Sumatera Utara

Rata – rata

11,23

35
Universitas Sumatera Utara

Asam lemak bebas
ALB (%)
No


1
2
3

T (0C)

95
100
105

Rata- rata
U1
5,07
5,17
5,04

U2
6,72
5,71
5,94


U3
5,71
5,94
5,98

5,83
5,60
5,65

Asam lemak bebas pada suhu 95oC
U1

U2

U3

Rata – rata
36
Universitas Sumatera Utara


Asam lemak bebas pada suhu 100oC
U1

U2

U3

Rata – rata

Asam lemak bebas pada suhu 105oC

37
Universitas Sumatera Utara

U1

U2

U3


Rata – rata

38
Universitas Sumatera Utara

Rendemen

No.
1
2
3

T(0C)

Rata- rata
U1
0,39
0,476
0,526


95
100
105

U2
0,404
0,504
0,572

U3
0,408
0,516
0,528

0.40
0,49
0,54

Rendemen pada suhu 950 C
U1

=

=
= 0,39 %
U2

=

=
= 0,404 %
U3

=

=
= 0,408 %
Rata – rata

=
=
=
= 0,40

39
Universitas Sumatera Utara

Rendemen pada suhu 100 0 C
U1

=

=
= 0,476 %
U2

=

=
= 0,504 %
U3

=

=
= 0,516 %
Rata – rata

=
=
=
= 0,49

40
Universitas Sumatera Utara

Rendemen pada suhu 1050 C
U1

=

=
= 0,526 %
U2

=

=
= 0,572 %
U3

=

=
= 0,528 %
Rata – rata

=
=
=
= 0,54

41
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Data pengamatan kadar air

perlakuan
95
100
105
total
rataan

ulangan
2
14.81
12.41
11.48

1
18.40
12.50
11.75

3
13.97
11.98
10.46

total
47.18
36.89
33.69

rataan
15.72
12.29
11.23
13.08

Analisis sidik ragam
SK

db

Perlakuan

2

T

2

F
Hitung

JK

KT
16.569
2
16.569
2
2.0265
9

Galat

6

33.138
5
33.138
5
12.159
5

Total

8

45.298

8.1759
2
8.1759
2

*
*

F 0,05

F 0,01

5.1432
5
5.1432
5

10.924
8
10.924
8

Keterangan: tn tidak nyata
*= nyata
**= sangat nyata

42
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Data pengamatan asam lemak bebas
Data pengamatan asama lemak bebas

perlakuan
95
100
105
total
rataan

ulangan
2
6.72
5,71
5.94

1
5.07
5.17
5.04

3
5,71
5.94
5.98

total
17.5
16.82
16,96

Rataan
5.83
5.60
5.65
5.6933

Analisis sidik ragam
SK

db

Perlakuan

2

T

2
Galat

6

Total

8

JK

KT

0.0859
6
0.0859
6

0.0429
8
0.0429
8
0.3769
3

2.2616
2.3475
6

F
Hitung
0.1140
2
0.1140
2

tn
tn

F 0,05

F 0,01

5.1432
5
5.1432
5

10.924
8
10.924
8

Ket: tn tidak nyata
*= nyata
**= sangat nyata

43
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Data pengamatan rendemen minyak
Data pengamatan Rendemen Minyak

perlakuan
95
100
105
total
rataan

ulangan
2
0.404
0.504
0.572

1
0.39
0.476
0.526

3
0.408
0.516
0.528

total
1.202
1.496
1.626

rataan
0.40
0.49
0.54
0.4766

Analisis sidik ragam
SK

db

Perlakuan

2

T

2
Galat

6

Total

8

JK

KT

0.0314
6
0.0314
6
0.0023
7
0.0338
3

0.0157
3
0.0157
3

F
Hitung
39.762
9
39.762
9

**
**

F 0,05

F 0,01

5.1432
5
5.1432
5

10.924
8
10.924
8

0.0004

Ket: tn tidak nyata
*= nyata
**= sangat nyata
DMRT
0.05
0.01
0.0397
0.0405

0.0602
0.063

Perlakuan

Rataan

T1
T2
T3

0.4007
0.4987
0.5420

Notasi
0.05
0.01
a
A
b
B
c
B

44
Universitas Sumatera Utara

Oven

Desikator

45
Universitas Sumatera Utara

Timbangan digital

Larutan kimia yang digunakan

46
Universitas Sumatera Utara

47
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, E. Hadipoentyanti dan Nursalam., 2008. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma
Terhadap Pertumbahan Kalus dan Tunas Cengkeh Varietas Sikalang
secara In Vitro. Seminar Nasional Pengendalian Terpadu Organisme
Pengganggu Tanaman Jahe dan Cengkeh, Bogor.
Fasihna and Ajibola. 1989. Mechanical Expression Of Oil From Conophor Nut,
Departement Of Agriculture Enginering. Obafemi Awolowo University,
Nigeria.
Hapsoh, 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Hernani dan T. Marwati. .2006. Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Pemurnian.Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Minyak
Atsiri. Solo.
Hidayat, T dan N. Nurdjanah, Masalah dan Standar Mutu Cengkeh Monograf
Cengkeh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Kardinan, A., 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Ketaren, S., 1985. Pengantar Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.
Lawless, J., 2002. The Encyclopedia Of Essential Oils. Thorson. London.
Lubis, F, N., 2010. Rancang Bangun Alat Penyuling minyak Atsiri Tipe Uap.
Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU, Medan.
Luntony dan Rahmayati, 2002. Produksi dan Pedangan Minyak Atsiri. Swadaya.
Jakarta.
Najiyati dan S . Danarti. 1991. Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkeh.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nurjannah, D.A, R. Retnowati, U.P. Juswono, 2013, Aktivitas Antioksidan dari
Minyak Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) Kering Berdasarkan
Aktivitas Antiradikal yang Ditentukan Menggunakan ESR, Kimia
Student Journal, Universitas Brawijaya, Malang.
Ruhnayat, A,. 1993. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Unsur-Unsur Iklim
terhadap Pembungaan Tanaman Cengkeh Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat, Bogor.

29
Universitas Sumatera Utara

30

Rusli, M. 2007. Cara Produksi Minyak Cengkeh. Direktorat Industri Kecil dan
Menengah. Bogor.
Rusli. S., N. Nurdjanah, Soediharto, D. Sitepu, S. Ardi dan D.T Sitorus., 1985.
Penelitian dan Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia. Edisi Khusus
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
Santoso, H. B., 1997. Bertanam Cengkeh.Bahan Industri Wewangian. Kanisius.
Yogyakarta.
Sudaryani dan Sugiharti., 1999. Budidaya dan Penyulingan Cengkeh. Swadaya,
Jakarta.
Suhirman, 2012. Pengunaan Minyak Atsiri dan Pemanfaatan Limbahnya.
Balai Penelitian. Bogor.
Sukarsono dan I. Dahroni, 2005. Pembuatan Alat Distilasi Fraksinasi Minyak
Cengkeh. Puslitbang Teknologi Maju, Jogjakarta
Sulaswaty, W. A., 2001. Teknologi Ekstraksi dan Pemurnian AtsiriSebagai Bahan
Baku Flavor dan Fragrance . Pusat Peneliti Kimia Lipi,Serpong.
Suwarto dan Y . Octavianty. 2010. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. PT
Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuhono. J. T dan S. Suhirman., 2012. Strategi Peningkatan dan Mutu Minyak
dalam Agribisnis Cengkeh. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika, Bogor.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan
Desember 2015 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah: air, cengkeh , es batu,
ember,

gelas

ukur,

kompor,

pelat

alumunium,

pelat

stainless

steel,

penutup/pembuka laju aliaran air (kran), thermometer.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah alat tulis, gergaji besi, gunting
seng, gerinda, kalkulator, komputer, mesin las, dan palu.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan rancang acak lengkap (RAL) non-faktorial
dengan 3 kali ulangan di setiap perlakuan. Dengan menggunakan suhu sebesar
950C, 1000C, dan 1050C. Dengan persamaan
Yij = µ+αi+ɛij…………………………………………………………………(1)
Dimana:
Yij

= hasil pengatan dari factor P pada tararf ke-i pada ulangan ke- j

µ

= nilai tengah sebenarnya

αi

= efek factor P pada taraf ke-i

ɛitj

= pengaruh galat (pengacakan)

14
Universitas Sumatera Utara

15

Komponen Alat

Alat destilasi ini mempunyai beberapa komponen yaitu :
1.

Wadah air penghasil uap
Wadah ini merupakan wadah air yang akan digunakan untuk menghasilkan
uap air. Uap air ini nantinya akan mengalir melalui pipa menuju tempat
bahan(cengkeh) untuk membawa kandungan minyak atsiri yang terkandung
pada bahan tersebut. Wadah ini berbentuk silinder dengan penutup yang dapat
terkunci rapat, berdiameter 30 cm dan tinggi 51cm.

2.

Pipa aliran uap

Pipa ini berdiameter 1,5 cm dan berfungsi sebagai tempat aliran uap air yang
menghubungkan wadah air menuju wadah bahan, serta dari wadah bahan
menuju pipa berlingkar pada proses pendinginan.
3. Wadah bahan
Konstruksinya hampir sama dengan wadah air penghasil uap. Dapat terbuka
dan terkunci rapat, hanya saja terdapat sedikit penambahan ukuran dan
komponen. Berdiameter 32 cm dan tinggi 40 cm, terdapat piringan dengan
diameter 32 cm berlubang-lubang kecil pada 30 cm dari sisi terbawah. Di
atas piringan inilah bahan akan diletakkan kemudian uap yang berasal dari
proses pemanasan akan melewati lubang kecil tersebut menuju bahan. Pada
dinding sisi bawah samping wadah ini akan dipasang barometer pengukur
tekanan agar tekanan yang dihasilkan uap air dapat diamati. Untuk
mengontrol tekanan ini maka akan dipasang pula kran pelepasan uap pada
sisi alas wadah. Uap ini akan membawa kandungan minyak yang terdapat

15
Universitas Sumatera Utara

16

pada bahan kemudian mengalir melalui pipa penghubung menuju pipa
berlingkar yang terdapat dalam kondensor.
4. Kondensor
Kondensor ini terdiri dari drum dengan diameter 30 cm dan tinggi 50 cm,
pipa berlingkar dan kran. Es batu diletakkan di tengah-tengah pipa
berlingkar.Sedangkan kran berfungsi sebagai lubang pengeluaran air dari es
yang mencair.
5. Gelas ukur
Untuk mengetahui berapa volume minyak yang dihasilkan, maka dapat
digunakan gelas ukur.
Pembuatan Alat

Adapun langkah-langkah dalam membuat alat destilasi ini yaitu :
1.

Dirancang bentuk alat sesuai dengan urutan proses.

2.

Digambar serta ditentukan ukuran alat.

3.

Dipilih bahan yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alat.

4.

Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.

5.

Dipotong bahan sesuai ukuran.

6.

Dibentuk dan dilas plat bahan untuk membentuk pipa aliran uap.

7.

Dibentuk dan dilas plat bahan untuk membentuk wadah air.

8.

Dibentuk dan dilas plat bahan untuk membentuk wadah bahan.

9.

Disiapkan drum kondensor.

10. Dibuat satu lubang pada salah satu sisi samping bawah drum.
11. Dipasang kran pada lubang tersebut.

16
Universitas Sumatera Utara

17

12. Dibentuk bahan agar sesuai dengan tempat bahan dan drum kondensor.
13. Dilas pipa aliran yang ada pada drum kondensor dengan dinding drum.
14. Dihubungkan komponen bahan yang telah dibuat sesuai dengan urutan
proses.
Prosedur Penelitian
1.

Ditimbang bahan cengkeh seberat 500 g.

2.

Dimasukkan air ke dalam wadah penghasil uap.

3.

Dimasukan bahan cengkeh ke dalam tempat bahan.

4.

Dimasukkan es batu ke dalam wadah pendingin.

5.

Dihidupkan api kompor.

6.

Dipanaskan air pada wadah penghasil uap air sampai mendidih.

7.

Diatur suhu penyulingan ( 95oC, 100oC, 105oC).

8.

Ditampung hasil penyulingan pada gelas ukur.

9.

Dilakukan pengukuran volume minyak yang dihasilakan tiap satuan berat
bahan.

10. Dilakukan pengamatan parameter.
Parameter penelitian
1. Kadar air minyak.
2. Kadar asam lemak bebas (ALB).
3. Rendemen.
1.

Kadar air minyak
Kadar air minyak merupakan jumlah air yang terdapat pada minyak.

Penentuan persen kadar air minyak dianalisis dengan cara ditimbang minyak
cengkeh seberat 0,2 g kemudian dimasukkan minyak cengkeh ke dalam cawan

17
Universitas Sumatera Utara

18

yang telah diketahui beratnya dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105oC
selama 3 jam. Setelah 3 jam dikeluarkan dari oven dan didesikatorkan selama 15
menit. Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali pada 1 ulangan untuk
mendapatkan berat yang konstan. Selanjutnya cawan yang berisi minyak
ditimbang sampai mendapatkan berat yang konstan. Penentuan persen kadar air
dihitung dengan persamaan berikut.
Ka(bb) =

kada ai awa -kada ai akhi
kada ai akhi

1

Sampel ini di uji dilaboratorium Analisis kimia bahan pangan.
2.

Kadar asam lemak bebas (ALB)
Asam lemak bebas merupakan hasil dekomposisi trigliserida karena reaksi

hidrolisis minyak. Semakin rendah kadar asam lemak bebas dari minyak, maka
minyak semakin bagus. Sampel minyak seberat 0,2 g ditimbang dan dimasukkan
kedalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 2 ml alkohol netral 96% yang
dipanaskan sampai mendidih. Setelah ditambahkan tiga tetes indicator
phenolptalein, dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu yang
tidak hilang selama beberapa detik.Penentuan asam lemak bebas dapat dihitung
dengan persaman berikut.
%FFA =

m

a H no mali a

a H

be a mol a am lemak

e a con oh 1

1

Berat molekul asam lemak bebas dominan cengkeh = 164,20
Sampel ini di uji di laboratorium Analisis Kimia Bahan Pangan.
3.

Rendemen minyak

18
Universitas Sumatera Utara

19

Rendemen minyak merupakan persentase perbandingan berat bahan
minyak yang dihasilkan terhadap berat bahan awal. Sampel ini di uji
dilaboratorium Keteknikan Pertanian.
Rendemen =

e a minyak yang diha ilkan (g am)
e a bahan (g am)

1

19
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pembahasan yang dilakukan, secara umum dapat di ketahui
bahwa suhu pemanasan memberikan pengaruh terhadap kadar air, asam lemak
bebas dan rendemen pada minyak yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel
1 dibawah ini.
Tabel 1. Pengaruh suhu pemanasan terhadap parameter yang diamati
No.
1.
2
3

T (oC)
T1 15,72
T212,29
T3

Kadar air (%)
5,83
5,60
11,23

Asam lemak bebas (%) Rendemen (%)
0,40
0,49
5,65

0,54

Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa kadar air yang tertinggi diperoleh
pada perlakukan suhu T1 sebesar 15,72 dan yang terendah diperoleh pada
perlakuan suhu T3 sebesar 11,23. Kadar asam lemak bebas yang tertinggi
diperoleh pada perlakuan suhu T1 sebesar 5,83 dan kadar asam lemak bebas yang
terendah di peroleh pada suhu T2 sebesar 5,60. Nilairendemen yang tertinggi
diperoleh pada suhu T3 sebesar 0,54 dan nilai rendemen yang terendah diperoleh
pada suhu T1 sebesar 0,40.
Hasil analisis statistik pengaruh suhu terhadap masing- masing parameter
yang diamati dapat dilihat pada uraian berikut.
Kadar air
Kadar air merupakan salah satu tolak ukur mutu minyak cengkeh. Makin
rendah kadar air dalam minyak maka mutunya makin baik, hal ini dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya hidrolisis yang dapat menyebabkan
kenaikan kadar asam lemak bebas. Perhitungan kadar air bertujuan untuk

20
Universitas Sumatera Utara

21

mengetahui kadar air dalam sampel minyak cengkeh karena kadar air dalam suatu
bahan dapat mempengaruhi kualitas minyak. Ketaren (1986) menyatakan bahwa
kadar air yang rendah memperkecil terjadinya proses hidrolisis, sehingga
mengurangi terbentuknya asam lemak bebas.
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan suhu yang
berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap persentase kadar air. Hasil uji
DMRT (Duncan Multiple Range Test). DMRT
Tabel 2. Uji DMRT perlakuan suhu terhadap kadar air
Jarak
P
2
3

DMRT
0.05
0.01
2.844
2.898

Perlakuan

Rataan

T3
T2
T1

11.230
12.293
15.727

4.309
4.470

Notasi
0.05
0.01
a
A
a
AB
b
B

Pada tabel 1 dapat dilihat perlakuan suhu T1berbeda nyata dengan
perlakuan T3 namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan T2 dan perlakuan T2
berbeda nyata terhadap T3. Pada taraf 1% tidak memiliki perbedaan antara T1, T2,
dan T3.Dari hasil penelitian didapatperlakuan terbaik pada kadar air adalah pada
suhu (T3)11, 230%.
Pengaruh perlakuan suhu terhadap kadar air dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini.

Kadar Air (%)

20
15
10
y = -0,4497x + 58,053
R² = 0,9152

5
0
94

96

98

100

102

104

106

Suhu (°C)

Gambar 1. Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase kadar air.

Universitas Sumatera Utara

22

Dari hasil grafik y menunjukkan angka -0,4497 yang menyatakan bahwa
semakin tinggi nilai x maka nilai y akan semakin rendah, dari nilai R2 sebesar
0,9152 menyatakan bahwa menunjukkan 91,52% perubahan kadar air,
dipengaruhi oleh perubahan suhu, sehingga persamaan regresi dapat dipercaya
untuk menduga nilai kadar air pada selang suhu 95oC, 100oC dan 105oC.
Pada gambar 1 di atas menunjukkan bahwa kadar air minyak, semakin
tinggi suhu maka semakin rendah kadar airnya. Kadar air pada perlakuan suhu T1
15, 727% kemudian menurun pada perlakuan suhu T2 sebesar 12, 293% dan pada
perlakuan suhu T3 menurun sampai 11, 230%.Hal ini disebabkan bahwa semakin
tinggi suhu penyulingan maka air yang hilang semakin banyak, sehingga kadar air
dalam minyak semakin rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Fashina dan Ajibola
(1989), yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya suhu pemanasan maka
kadar air semakin berkurang.
Minyak cengkeh yang dihasilkan dari penyulingan uap langsung memiliki
ciri-ciri yaitu berwarna kuning jernih dan berbau segar. Banyak faktor yang
mempengaruhi hasil minyak cengkeh. Menurut Ketaren (1985), salah satu faktor
yang mempengaruhi kadar air minyak cengkeh adalah perlakuan sebelum
penyulingan. Perlakuan tersebut adalah pengeringan bunga cengkeh.
Dari hasil penelitian Nurjannah (2013) didapat kadar air minyak bunga
cengkeh yaitu sebesar 12%.
Asam lemak bebas
Asam lemak bebas merupakan salah satu parameter yang penting dalam
menentukan kualitas minyak. Asam lemak bebas adalah banyaknya mL NaOH
dengan normalitas 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan minyak atau lemak

Universitas Sumatera Utara

23

Ketaren (1986). Semakin tinggi bilangan asam lemak bebas maka tingkat
kerusakan minyak semakin tinggi. Tinggi asam lemak bebas pada minyak diduga
karena adanya reaksi hidrolisis. Minyak dengan asam lemak tinggi tidak tahan
lama untuk disimpan dan akan mengakibatkan kerusakan minyak.
Dari hasil analisis sidik ragam didapat bahwa perlakuan suhu yang sama
memberikan pengaruh tidak nyata. Sehingga pengujian duncan multiple range test
(DMRT) tidak dilanjutkan.
Persentase asam lemak bebas pada suhu T1 sebesar 5,83% kemudian
menurun sebesar 5,60% pada suhu T2 dan pada perlakuan suhu T3 mencapai
sebesar 5,65%.
Semakin tinggi suhu, semakin banyak lemak yang teroksidasi menjadi
asam lemak bebas sehingga produk cepat berbau tengik. Bahwa peningkatan
kadar asam lemak bebas dapat disebabkan adanya proses oksidasi. Proses oksidasi
dapat berlangsung bila sesuai dan bebas dari pengaruh logam dan harus dilindungi
dari oksigen, cahaya dan temperatur tinggi. Keadaan lingkungan mempengaruhi
penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH (kelembaban udara), ruangan,
penyimpanan, suhu (temperatur), ventilasi, tekanan dan masalah pengangkutan
faktor yang mempercepat oksidasi pada minyak adalah suhu, cahaya atau radiasi,
terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Faktor penyinaran,
tersedianya oksigen dan adanya logam-logam yang bersifat sebagai katalisator
proses oksidasi.
Standar mutu asam lemak bebas minyak bunga cengkeh
berdasarkan SNI 06-2385-1998 yaitu sebesar 5.0%.

Universitas Sumatera Utara

24

Rendemen
Rendemen merupakan perbandingan antara minyak yang dihasilkan
dengan berat bahan baku yang digunakan sebelum penyulingan. Rendemen
ditentukan dengan cara menghitung berat bahan yang digunakan terhadap
beratminyak yang dihasilkan dari setiap perlakuan dan kemudian dihitung ratarata pada setiap perlakuan suhu yang sama.
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan suhu yang berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap persentase rendemen. Hasil uji DMRT
( Ducan Multiple Range Test).
Table 3. Uji DMRT perlakuan suhu terhadap rendemen
DMRT
0.05
0.01
0.0397
0.0405

0.0602
0.063

Perlakuan

Rataan

T1
T2
T3

0.40
0.49
0.54

Notasi
0.05
0.01
a
A
b
B
c
B

Pada Tabel 3 dapat dilihat perlakuan suhu T1 berbeda nyata dengan
perlakuanT3 namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan T2 dan perlakuan T2
berbeda nyata terhadap T3.Dari hasil penelitian didapat perlakuan terbaik
rendemen adalah pada suhu (T3)0.54.
Pengaruh perlakuan suhu terhadap rendemen dapat dilihat pada Gambar 2
di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

25

0,6000

Rendemen (%)

0,5000
y = 0,0141x - 0,9325
R² = 0,9524

0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
94

96

98

100

102

104

106

Suhu (°C)

Gambar 2. Pengaruh perlakuan suhu terhadap persentase rendemen.
Dari hasil grafik y menunjukkan angka 0,0141 yang menyatakan bahwa
semakin tinggi nilai x maka nilai y akan semakin tinggi, dari nilai R2 sebesar
0,9524

menyatakan bahwa menunjukkan 95,24% perubahan rendemen,

dipengaruhi oleh perubahan suhu, sehingga persamaan regresi dapat dipercaya
untuk menduga nilai rendemen pada selang suhu 95oC, 100oC dan 105oC.
Pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa rendemen minyak, semakin
tinggi suhu maka semakin tinggi rendemennya. Rendemen pada perlakuan suhu
T1 sebesar 0,40% kemudian meningkat pada perlakuan suhu T2sebesar 0,49% dan
pada perlakuan suhu T3 mencapai 0,54%.
Minyak cengkeh yang dihasilkan dari penyulingan uap langsung memiliki
ciri-ciri yaitu berwarna kuning jernih dan berbau segar. Banyak faktor yang
mempengaruhi hasil rendemen minyak cengkeh . Menurut Ketaren (1985), salah
satu faktor yang mempengaruhi rendemen minyak cengkeh adalah perlakuan
sebelum minyak cengkeh disuling. Perlakuan tersebut adalah pengeringan bunga
cengkeh. Pengeringan adalah pengurangan sebagian kandungan air dalam bahan
dengan cara termal. Rendemen minyak cengkeh dapat ditingkatkan dengan
penanganan bahan baku yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

26

Standar mutu minyak bunga cengkeh berdasarkan SNI 06-4267-1996 yaitu
sebesar 8.6%.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh suhu dengan mengunakan alat penyuling
tipe uap langsung dan parameter yang diamati memberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perlakuan suhu memberikan pengaruh nyata terhadap persentase rendemen
minyak cengkeh.
2. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu 15,72% dan kadar air
terendah pada perlakuan suhu T3 yaitu 11,23%. Semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin rendah kadar airnya.
3. Kadar asam lemak bebas tertinggi terdapat pada suhu T1 yaitu 5,83% dan
asam lemak bebas terendah terdapat pada perlakuan suhu T2 yaitu 5,60%.
Semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka tingkat kerusakan minyak
semakin tinggi.
4. Tinggi kadar asam lemak bebas pada minyak diduga karena adanya reaksi
hidrolisis. Minyak dengan asam lemak bebas tinggi tidak akan tahan disimpan
dalam waktu lama.
5. Nilai rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan suhu T3 yaitu 0,54% dan
nilai rendemen terendah terdapat pada perlakuan suhu T1yaitu 0,40%.

27
Universitas Sumatera Utara

28

Saran
1.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memodifikasi alat penyulingan
minyak atsiri tipe uap langsung dan parameter yang berbeda seperti massa
jenis minyak maupun warna dari minyak tersebut.

2.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan hasil yang
diperoleh dengan mengggunakan bunga cengkeh yang dipotong halus.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSATAKA
Botani Tanaman Cengkeh
Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang
dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan
hidup puluhan tahun bahkan sampai ratusan tahun, tinggi mencapai 20-30 meter
dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh
tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang
mudah patah. Sistematika tanaman cengkeh sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Sub division : Angiospermae
Klas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Myrtales

Family

: Myrtaceae

Genus

: Eugenia

Spesies

: Syzgium aromaticum

( Hapsoh, 2011).
Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk dalam famili Myrtaceae.
Tanaman ini berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 20-30 meterdan dapat
berumur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk
kerucut, piramida, atau piramida ganda, dengan batang utama menjulang keatas.
Tanaman cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan cukup
merata. Tanaman ini tidak tahan kekeringan sehingga tidak sesuai ditanam pada
lokasi dengan musim kemarau yang panjang.
4
Universitas Sumatera Utara

5

Tanaman ini bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian 0800 meter di atas permukaan laut dengan suhu 22°-30°C, tetapi pertumbuhan
paling optimal pada ketinggian 300-600 meterdi atas permukaan laut. Pada
ketinggian diatas 900 meterdi atas permukaan laut tanaman ini masih bisa tumbuh
dengan baik, tetapi produksinya sangat rendah(Najiyati dan Danarti, 2003).
Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah
cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%).
Dari ketiga bagian tersebut yang paling ekonomis adalah ekstrak bagian daunnya.
Oleh karena itu jenis minyak cengkeh yang umum diperjual belikan adalah
minyak daun cengkeh ( clove leaf oil ). Kandungan utama minyak atsiri bunga
cengkeh adalah eugenol (70-80%). Eugenol adalah komponen utama minyak
cengkeh berupa cairan tidak berwarna, beraroma khas, dan mempunyai rasa pedas
yang banyak dimanfaatkan dalam industri fragrance dan flavor karena memiliki
aroma yang khas dan industri farmasi karena bersifat antiseptic ( Hidayat, 1997).
Jenis- jenis Cengkeh
Cengkeh di Indonesia dapat digolongkam menjadi empat jenis yaitu: Si
putih, Si kotok, Zanzibar, dan Ambon.
1.

Cengkeh si putih
Daun cengkeh si putih berwarna hijau muda (kekuningan) dengan helaian
daun relatif lebih besar. Cabang–cabang utama yang pertama mati,
sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5-2 meter
dari permukaan tanah.

Universitas Sumatera Utara

6

2.

Cengkeh si kotok
Daun cengkeh si kotok mulanya berwarna hijau muda kekuningan
kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan
mengkilap.

3.

Cengkeh zanzibar
Tipe ini merupakan tipe cengkeh terbaik, sangat dianjurkan karna daya
adaptasi yang luas, produksi tinggi, dan berkualitas terbaik. Daun mulanya
berwarna ros/merah muda, kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap
pada permukaan atas, dan hijau pucat memudar pada permukaan bawah.

4.

Cengkeh tipe ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam, karna produksi dan daya
adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik. Daun yang
muda berwarna ros muda atau hijau muda (lebih muda dari pada zanzibar)
(Najiyati dan Danarti, 2003).

Pemanenan
Pemanenan bunga cengkeh harus dilakukan pada saat yang tepat yaitu
saat bunga berwarna pucat (hijau kekuningan), bunga masih kuncup, kepala bunga
bundar dan mengkilap. Pemetikan dilakukan saat bunga telah berumur 6 bulan
sejak keluar dari bakal bunga. Pemetikan yang terlalu cepat mengakibatkan
rendemen rendah dan kadar minyak sedikit, sedangkan pemetikan yang terlambat,
bunga telah mekar atau membengkak mempunyai rasa, aroma dan kualitas
menurun.Masaknya bunga dalam satu pohon tidak sama sehingga pemanenan
perlu dilakukan 3-4 kali dalam rentang waktu 10-14 hari. Satu bulan sebelum

Universitas Sumatera Utara

7

penanaman dilakukan pemanenan, sebaiknya tanaman diberi pupuk Urea
(Ruhnayat, 1993).
Hasil tanaman cengkeh yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah
bunganya, yang digunakan sebagai bahan tambahan di pabrik rokok. Gagang dan
bunga cengkeh di areal perkebunan cengkeh masih banyak yang belum
dimanfaatkan padahal gagang cengkeh dapat diambil minyaknya dengan cara
penyulingan. Minyak cengkeh yang dihasilkan kira-kira adalah 2,5 % dari berat
cengkeh kering. Potensi minyak cengkeh di Indonesia sangat besar tetapi
dibiarkan membusuk tanpa dimanfaatkan Komposisi utama minyakcengkeh
adalaheugenol, eugenol asetat dan caryofilen. Komposisi minyak yang dapat
diperoleh dari penyulingan cengkeh adalah : eugenol 36- 85%, eugenol asetat 1121% dan caryofilen 5- 13% (Sukarsono,dkk, 2005).
Pasca panen
Bunga cengkeh yang telah dipanen sebaiknya langsung diolah agar
kesegaran tetap terjaga. Bunga cengkeh yang telah dipetik dipisahkan dari
gagangnya. Jika persentase gagangnya melebihi 5%, cengkeh masuk kualitas II.
Pemisahan bunga dan gagang cengkeh dilakukan dengan pemeraman 1 malam
dengan menggunakan karung, agar bunga cengkeh tampak berwarna coklat.
Bunga cengkeh yang diperam memiliki warna lebih hitam dibandingkan tanpa
yang diperam. Setelah diperam bungan cengkeh dijemur selama 5-7 hari hingga
kadar air 12% (Suwarto dan Octavianty, 2010).

Universitas Sumatera Utara

8

Penyulingan
Penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri,
dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga
terdapat uap yang diperlukan. Cara lain adalah mengalirkan uap jenuh (saturated
or superheated) dari ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Dengan
penyulingan ini akan dipisahkan zat-zat bertitik didih tinggi dari zat-zat yang
tidak dapat menguap. Dengan kata lain penyulingan adalah proses pemisahan
komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan
tekanan uap masing-masing komponen tersebut (Santoso, 1997).
Minyak cengkeh yang dihasilkan dari bunga cengkeh yang mengalami
penjemuran mempunyai bilangan ester yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang tidak mengalami penjemuran. Pengeringan langsung di bawah sinar matahari
juga menyebabkan sebagian minyak cengkeh akan turut menguap (Kardinan dan
Agus 2005).
Jenis-jenis penyulingan
Ada tiga jenis penyulingan yang dapat digunakan untuk memperoleh
minyak nilam, yaitu:
-

Penyulingan dengan uap air
Pada cara penyulingan ini bahan berhubungan langsung dengan air yang

mendidih. Bahan yang disuling direbus dengan air di dalam ketel (tangki)
penyuling. Uap air akan menguap dengan membawa uap minyak cengkeh yang
dikandung oleh bahan yang disuling. Kemudian uap tersebut di alirkan melalui
sebuah pipa yang berhubungan dengan kondensor (pendingin).
- Penyulingan dengan uap dan air

Universitas Sumatera Utara

9

Prinsip penyulingan ini adalah dengan menggunakan tekanan uap rendah.
Pada saat penyulingan bahan yang disuling tidak berhubungan langsung dengan
air, bahan diletakkan diatas piringan. Setelah air mendidih, uap air keluar melalui
lubang-lubang piringan dan terus mengalir melalui sela-sela bahan.
- Penyulingan dengan uap langsung
Pada dasarnya penyulingan ini hanyalah dengan mengalirkan uap yang
bertekanan tinggi. Pada cara ini, ketel perebusan air dipisahkan dari ketel
penyuling yaitu ketel yang berisi bahan. Uap air yang dihasilkan pada ketel
perebus air, dialirkan pada sebuah pipa ke dalam ketel penyuling. Bahan yang
disuling diletakkan pada piringan yang berlubang-lubang di dalam ketel. Piringan
boleh lebih dari satu dan disusun secara bertingkat. Setelah mengalami
kondensasi, campuran minyak dan air dicampur pada bak pemisah cairan. Dengan
adanya perbedaan masa jenis maka air dapat dipisahkan dari minyak. Penyulingan
dengan cara ini akan mengahasilkan minyak yang bermutu tinggi (Sudaryani dan
Sugiharti, 1999).
Penyulingan uap
Penyulingan ini membedakan wadah pemanasan air dan wadah bahan. Air
akan mengalami pemanasan sehingga mengeluarkan uap kemudian uap akan
dialirkan menuju wadah bahan. Di dalam wadah bahan, bahan diletakkan di atas
piringan yang berlubang-lubang sama seperti penyulingan dengan uap dan air.
Selanjutnya uap tetap akan mengalami proses pendinginan untuk dicairkan.
Penyulingan dengan cara ini akan menghasilkan mutu yang lebih baik karena
efisiensi minyak cengkeh yang dihasilkan lebih tinggi dari kedua sistem
penyulingan sebelumnya (Sudaryani dan Sugiharti,1999).

Universitas Sumatera Utara

10

Minyak cengkeh
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman
cengkeh (Syzigiumaromaticum), yang termasuk dalam famili Myrtaceae, yang
banyak ditanam di Indonesia,India dan Madagaskar. Minyak cengkeh telah
banyak dimanfaatkan sebagai agen perasadan pemberi aroma pada berbagai
makanan dan campuran dalam rokok kretek karena aromadan rasanya yang kuat
dan pedas, selain itu minyak cengkeh memiliki aktivitas biologiskarena
mengandung eugenol dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik
padapengobatan

gigi

dan

mulut,

antifungal,

antibakteri,

antioksidan,

antikarsinogen dan anti radikal bebas(Nurjannah, 2013).
Manfaat minyak cengkeh
Adapun manfaat dari minyak cengkeh yaitu sebagai antibiotik dan anti
radang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Minyak
cengkeh merupakan minyak eksotik yang dapat meningkatkan gairah dan
semangat serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Minyak cengekeh
dapat memberikan efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak sehingga
minyakcengkehdapat digunakan untuk aroma terapi karena mempunyai efek
sedatif (Suhirman, 2012).
Secara tradisional minyak cengkehdigunakan untuk pewangi kertas linen
dan pakaian. Dalam industri, secara ekstensif minyak cengkeh digunakan dalam
pembuatan kosmetik, dan digunakan sebagai fiksatif dalam sabun dan parfum,
terutama parfum tipe oriental. Kandungan senyawa-senyawa kimia di dalam
minyak cengkeh bersifat antimikrobial, bacterial, antiviral, fungicidal, antiseptik,
antitoksik, carminatif, diuretic,stimulan dan lain-lain. Dalam perawatan kulit,

Universitas Sumatera Utara

11

minyak cengkeh juga digunakan untuk mengobati jerawat, kulit pecah-pecah,
ekseem, infeksi cendawan, perawatan rambut, penolak serangga, dan mengobati
luka (Lawless, 2002).
Minyak cengkeh antara lain digunakan sebagai bahan baku, bahan
pencampur dan fiksatif (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, farmasi
dan kosmetik serta makanan dan minuman juga sebagai pewangi selendang,
karpet dan barang-barang tenunan. Dalam industri parfum minyak cengkeh
merupakan bahan baku utama yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh minyak
yang lain(Rusli et al., 1985).
Minyak cengkeh dapat bercampur dengan minyak eteris yang lain, mudah
larut dalam alkohol dan sukar menguap, karena sifatnya itulah minyak cengkeh
digunakan sebagai fiksatif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain. Peranan
minyak cengkeh sangat penting dalam dunia perfumery (Sulaswaty, 2001).
Menurut (Lutony dan Rahmayati, 2002). Selain pemanfaatan minyak
cengkeh, tanaman cengkeh juga dapat digunakan untuk keperluan tertentu.
Misalnya, daun cengkeh berguna untuk bahan pelembap kulit, menghilangkan bau
badan, dan gatal-gatal pada kulit, dan sebagai pewangi.
Faktor yang mempengaruhi mutu minyak cengkeh
Sebagai tanaman yang diambil minyak atsirinya, produksi, kadar dan mutu
minyak cengkeh yang dihasilkan merupakan faktor penting yang dapat
dipergunakan untuk menentukan keunggulan suatu varietas. Disamping itu,
karakter lainnya seperti sifat ketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah
satu indikator penentu. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu

Universitas Sumatera Utara

12

minyak cengkeh, antara lain, genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen dan
pasca panen(Amalia dan Nursalam 2008).
Faktor yang menentukan mutu minyak adalah sifat kimia minyak dan
membandingkannya dengan standar mutu perdagangan yang ada. Bila nilainya
tidak memenuhi berarti minyak telah terkontaminasi, adanya pemalsuan atau
minyak atsiri tersebut dikatakan bermutu rendah. Salah satu faktor penentu mutu
minyak cengkeh adalah kadar senyawa esternya. Semakin tinggi kadar ester, maka
mutu minyak semakin tinggi, karena baunya semakin harum. Salah satu faktor
penentu kadar ester adalah faktor penyulingan dan penanganan bahan (Hernani
dan Marwati, 2006).
Komposisi kimia sangat dipengaruhi oleh faktor alam maupun
pengolahan. Oleh karena itu kualitas minyak atsiri sangat sensitif terhadap
perubahan, baik yang disebabkan faktor lingkungan, perbedaan cuaca, kekurangan
unsur hara tanaman ataupun proses pengolahan. Komposisi kimia tersebut
membentuk karakteristik yang berbeda pada setiap minyak (Rusli, 2007).
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara minyak yang dihasilkan dengan
bahan tumbuhan yang diolah.Besarnya rendemen yang dihasilkan antara jenis
bahan yang satu berbeda dengan yang lainnya.Misalnya2,95% untuk jenis
Cengkeh Ambon (Lutony dan Rahmayati, 2002).
Faktor yang mempengarui rendemen
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen minyak cengkeh antara lain
adalah penggunaan bibit asalan, jenis tanaman, umur tanaman, waktu panen,cara

Universitas Sumatera Utara

13

penanganan bahan baku (perajangan, pelayuan dan pengeringan), cara
penyulingan, lama penyulingan, dan penggunaan alat penyuling
(Yuhono dan Suhirman, 2012).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cengkeh dalam bahasa inggris disebut dengan cloves, adalah tangkai
bunga kering beraroma dari keluarga pohon myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman
asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di Negara-negara
Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam
terutama di Inodesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di
Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Ada beberapa daerah yang diyakini sebagai daerah asal cengkeh, yaitu
Filipina dan Pualau Makian, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa cengkeh
berasal dari Papua. Cengkeh adalah tanaman Indonesia, banyak digunakan sebagai
bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok
kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan
Banda).
Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun, batang, maupun bunga
cengkeh. Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik danharganya
mahal karena rendemennya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%.
Kelimpahan komponen-komponen dalam minyak cengkeh bergantung dari jenis,
asaltanaman, metode isolasi, dan metode analisa yang digunakan. Minyak
cengkeh umumnyadiisolasi dari bunga cengkeh kering. Proses pengeringan
bertujuan sebagai teknikpengawetan bunga cengkeh setelah panen untuk
keperluan berbagai industri makanan,farmasi, dan kosmetik.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Komposisi utama minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol asetat dan
caryofilen. Eugenol 36-85%, eugenol asetat 11-21% dan caryofilen 5-13%.
Senyawa lain yang ada dalam jumlah kecil adalah α dan β Hmulen, α Cubenene,
methyl benzoate. Titik didih dari yang paling ringan dari ke 3 komponen terbesar
adalah caryofilen, eugenol dan eugenol asetat. Isoeugenol, isomer eugenol yang
juga ada dalam jumlah sedikit, titik didihnya sedikit diatas eugenol.
Tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah antara 200LU– 200LS. Suhu
udara yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 21 – 350C dengan ketinggian
ideal 200 – 300 meter diatas permukaan laut. Tanaman cengkeh tumbuh dan
berproduksi pada dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi tanaman cengkeh
lambat bahkan tidak berproduksi sama sekali. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh
dengan baik apabila cukup air dan mendapatkan sinar matahari langsung.
Cengkeh cocok ditanam baik di daerah dataran rendah dekat pantai maupun
pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penyulingan
uap langsung. Penyulingan dengan metode uap langsung merupakan metode yang
paling banyak digunakan dalam dunia penyulingan minyak atsiri, karena
rendemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi. Salah satu diantara penggunaan
penyulingan dengan metode ini adalah Fuad Nugraha Lubis (2010) dalam
penelitian sebelumnya. Hanya saja dalam penelitian tersebut ada kekurangannya
dimana termometer diletakkan pada tabung bahan yang akan disuling. Metode ini
menggunakan uap langsung yang bertekanan tinggi yang dihasilkan pada tabung
penghasil uap. Oleh sebab itu termometer harus diletakkan pada penutup tabung
penghasil uap.

Universitas Sumatera Utara

3

Dalam penyulingan dengan metode uap langsung ini terdapat tiga tabung
yang saling berhubungan. Dimana pada tabung pertama merupakan tabung
penghasil uap dan tabung kedua merupakan tabung bahan yang akan disuling,
sementara tabung ketiga merupakan tabung kondensor yang berfungsi mengubah
fase uap menjadi fase cair yang disebut minyak. Tabung pertama berisi air yang
dipanaskan sampai didapat suhu dan tekanan yang diinginkan, stelah tekanan
tercapai uap dialirkan ke dalam tabung kedua melalui pipa yang telah
dihubungkan. Didalam tabung kedua uap bertekanan tinggi akan mengekstrak
minyak.
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pengaruh temperatur uappada alat penyuling minyakatsiri
cengkeh tipe uap langsung.
Hipotesa Penelitian
Dalam penelitian ini, diduga ada pengaruh suhu uap pada alat penyuling
minyak atsiri tipe uap langsung terhadap mutu dan rendemen minyak.
Manfaat Penelitian
1.

Bagi penulis sebagai bahan untuk menyusun sikripsi yang merupakan
syaratuntuk

menyelesaikan

pendidikan

di

Program

Studi

KeteknikanPertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2.

Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai alat penyuling minyak atsiri.

3.

Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi bagi petani/pedagang
tentang arti pentingnya pengolahan pascapanen cengkeh.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
LUTHFAN MINHAL : Uji Suhu Uap Pada Alat Penyuling Minyak Atsiri
Cengkeh Tipe Uap Langsung. Dibimbing oleh LUKMAN ADLIN HARAHAP
dan SAIPUL BAHRI DAULAY.
Pada alat penyuling minyak atsiri cengkeh tipe uap langsung, pengaturan
suhu penyulingan perlu diperhatikan. Suhu tersebut menentukan kualitas hasil
minyak cengkeh. Penelitian ini adalah pengujian berbagai tingkat suhu pada alat
penyuling minyak atsiri cengkeh tipe uap langsung terhadap kadar air, asam
lemak bebas dan rendemen minyak cengkeh. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Keteknikan Pertanian dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan
Pangan Fakultas Pertanian pada bulan November 2015 sampai selesai dengan
menggunakan model rancangan acak lengkap non factorial yaitu pada taraf
pengujian pada suhu 950C, 1000C dan 1050C. Parameter yang diamati adalah
kadar air, asam lemak bebas dan rendemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan U1 yaitu 15,72% dan kadar air terendah pada perlakuan suhu U3 yaitu
11,23%. Kadar asam lemak bebas tertinggi terdapat pada suhu U1 yaitu 5,83% dan
asam lemak bebas terendah terdapat pada perlakuan suhu U2 yaitu 5,60% Nilai
rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan suhu U3 yaitu 0,54% dan nilai
rendemen terendah terdapat pada perlakuan suhu U1 yaitu 0,40%.
Kata kunci: Cengkeh, suhu penyulingan, minyak cengkeh
ABSTRACT
LUTHFANMINHAL: Steam Temperature Test At Clove Oil Distiller
Equipment Direct Steam Type. Supervised by LUKMAN ADLIN HARAHAP and
SAIPUL BAHRI DAULAY.
In the clove oil distillation equipment direct steam type, distillation
temperature setting must be set properly. The temperature determines the quality
of clove oil. This study was testing various temperature levels on clove oil
distillation equipment direct steam type on the moisture content, free fatty acids
and yield of the clove oil produced. This research was conducted at the
Laboratory of Agricultural Engineering and Food Chemistry Analysis
Laboratory, Faculty of Agriculture in November 2015 until completion using a
non-factorial completely randomized design usualytemperature of 950C, 1000C
and 1050C. Parameters measured were moisture content, free fatty acids and
yield.
The results showed that the highest water content was in the U1 (15.72%) and the
lowest water content we in the U3 (11.23%). The highest level of free fatty acid we
in the U1 (5.83%) and the lowes free fatty acid we in the, us (5.60%) the highest
yield value we in the U3 (0.54%) and the lowest yield we in the U1 (0.40%).
Keywords: Clove, distillation temperature, clove oil

i
Universitas Sumatera Utara

UJI SUHU UAP PADA ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI
CENGKEH TIPE UAP LANGSUNG

SKRIPSI
OLEH :
LUTHFAN MINHAL
100308076/KETEKNIKAN PERTANIAN

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara

UJI SUHU UAP PADA ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI
CENGKEH TIPE UAP LANGSUNG

SKRIPSI
OLEH :
LUTHFAN MINHAL
100308076/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di
Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Lukman Adlin Harahap, STP, M.Si )
Ketua

(Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si )
Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
LUTHFAN MINHAL : Uji Suhu Uap Pada Alat Penyuling Minyak Atsiri
Cengkeh Tipe Uap Langsung. Dibimbing oleh LUKMAN ADLIN HARAHAP
dan SAIPUL BAHRI DAULAY.
Pada alat penyuling minyak atsiri cengkeh tipe uap langsung, pengaturan
suhu penyulingan perlu diperhatikan. Suhu tersebut menentukan kualitas hasil
minyak cengkeh. Penelitian ini adalah pengujian berbagai tingkat suhu pada alat
penyuling minyak atsiri cengkeh tipe uap langsung terhadap kadar air, asam
lemak bebas dan rendemen minyak cengkeh. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Keteknikan Pertanian dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan
Pangan Fakultas Pertanian pada bulan November 2015 sampai selesai dengan
menggunakan model rancangan acak lengkap non factorial yaitu pada taraf
pengujian pada suhu 950C, 1000C dan 1050C. Parameter yang diamati adalah
kadar air, asam lemak bebas dan rendemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan U1 yaitu 15,72% dan kadar air terendah pada perlakuan suhu U3 yaitu
11,23%. Kadar asam lemak bebas tertinggi terdapat pada suhu U1 yaitu 5,83% dan
asam lemak bebas terendah terdapat pada perlakuan suhu U2 yaitu 5,60% Nilai
rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan suhu U3 yaitu 0,54% dan nilai
rendemen terendah terdapat pada perlakuan suhu U1 yaitu 0,40%.
Kata kunci: Cengkeh, suhu penyulingan, minyak cengkeh
ABSTRACT
LUTHFANMINHAL: Steam Temperature Test At Clove Oil Distiller
Equipment Direct Steam Type. Supervised by LUKMAN ADLIN HARAHAP and
SAIPUL BAHRI DAULAY.
In the clove oil distillation equipment direct steam type, distillation
temperature setting must be set properly. The temperature determines the quality
of clove oil. This study was testing various temperature levels on clove oil
distillation equipment direct steam type on the moisture content, free fatty acids
and yield of the clove oil produced. This research was conducted at the
Laboratory of Agricultural Engineering and Food Chemistry Analysis
Laboratory, Faculty of Agriculture in November 2015 until completion using a
non-factorial completely randomized design usualytemperature of 950C, 1000C
and 1050C. Parameters measured were moisture content, free fatty acids and
yield.
The results showed that the highest water content was in the U1 (15.72%) and the
lowest water content we in the U3 (11.23%). The highest level of free fatty acid we
in the U1 (5.83%) and the lowes free fatty acid we in the, us (5.60%) the highest
yield value we in the U3 (0.54%) and the lowest yield we in the U1 (0.40%).
Keywords: Clove, distillation temperature, clove oil

i
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Luthfan Minhal dilahirkan di Sorong pada tanggal, 29 Maret 1992 dari
ayah Asril dan ibu Osmi Yurnaiti. Penulis merupakan anak pertam dari tiga
bersaudara.
Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 09 Pekanbaru. Pada
tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
Mandiri, Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Teknik Pertanian, dan BPH IMATETA pada tahun 2013/2014
Fakultas Pertanian USU.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik
Pengolahan Karet (PPK) di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Bandar Betsy,
Kec. Bandar Huluan, Kab. Simalungun, Sumatera Utara dari tanggal 22 Juli
sampai 10 Agustus 2013.

ii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi tini.
Skripsi ini berjudul “Uji Suhu Uap Pada Alat Penyuling Minyak Atsiri
Cengkeh Tipe Uap Langsung” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
mendapatkan gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini yaitu Bapak
Asril dan Ibu Osmi Yurnaiti. Penulis juga menghaturkan terimakasih kepada
Bapak Lukman Adlin Harahap STP, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan
kepada Bapak Ir.Saipul Bahri Daulay, M.Si selaku anggota komisi pembimbing
yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini,
serta kepada teman-teman TEP 2010 yang telah banyak membantu penulis, serta
keluarga besar IMATETA.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Februari 2016

Penulis

iii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ............................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
Hipotesa Penelitian................................................................................................ 3
Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
TINJAUA