Pendidikan Karakter siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBINAAN
KEPRAMUKAAN DI SMP DJOJOREDJO
PAMULANG

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MAMAY SHOLIHAT
NIM.1110015000011

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan di

SNIP Ujojoredjo Pamulang

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mernperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilrnu Pengetahuan Sosial
OIeh:
Mamav Sholihat
MM: 1110015000011
Dibawali Bimbingan

Dosen Pembimbing I

M.
7
diNuoho,M.Pd
NIP. 97
8201101 1006

Dosen Pembimbing II


Airnisa Windarti, M.Sc
NTP;19820802 201101 2 005

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSLAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan Di SM?
DJOJOREDJO Pamulang yang disusun oleh Mamay Sholihat, NIM
1110015000011. Program Study Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Juli 2016

Jakarta, 20 Juli 2016


Dosen Pembirnbing I

Dosen Pembimbing II

iNr,M.Pd
NIP.1 76 118201101 1006

Annisa Windarti, M.Sc
NIP.19820802 201101 2005

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pendidikan Karakter Siswa 1\'Ielalui Pembinaan
Kepramukaan Di SMP Djojoredjo Pamulang disusun oleh Mai-nay Sholihat,

NIM 11100 150000011 , Jurusan PendidikaN Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 12 Oktober 2016 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Si
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Sosial.

Jakarta, 12 Oktober 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Study)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

tJAj

NIP. 19730424200801 1 012
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Study)
Drs. Saripu11oh, M.Si
NIP. 19670909 200701 1 033

/0

K

Penguji I
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd

NIP. 19730424200801 1 012
Penguji II
Cut Dhien Nourwahida.MA
NIP.19791221200801 2 016
Men etahui

Dekan Fakult

bjTi dan eguruan

Prof. D V
Ahhib RavaMA

NIP: 955

1198203 1 007

Tanda Tangan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH


Yang hertanda tangan cli bawah

mi

Nama

: Marnay Sholihat

Tempat/Tgl. Lahir

: Bogor, 03 Mei 1992

NIM

: 1110015000011

Jurusan!Prodi

: Pendidikan Ilmu Sosial / Konsentrasi Sosiologi


Alamat

: Kp. Raweuy Rt 01 Rw 03 Desa Sukasirna Kec. Jonggol
Kab Bogor
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan
Kepramukaan di SMP Djojorcdjo Pamulang adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing : M. Noviadi Nugroho, M.Pd
NIP

: 19761118201101 1006

2. Narna Pembimbing : Annisa Windarti, M.Sc
NIP

:198208022011012005


mi saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi mi bukan hasil karya
Dernikian surat pernyataan

sendiri.
Jakarta, 20 Juli 2016
Yang Menyatakan
_Jf

fMEflkT
TEMP EL

'r

503737921
(RUl1U

-

MORE

Mamay Sholihat

ABSTRAK

Mamay Sholihat, Pendidikan Karakter Siswa melalui Pembinaan Kepramukaan
di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Sosiologi
dan Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembinaan
kepramukaan terhadap pendidikan karakter. Upaya Pembentukan Karakter Siswa
melalui Kegiatan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah sangat relevan
dengan pendidikan karakter, terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter
dengan nilai-nilai Dasa Dharma. Dalam upaya menanamkan dan membentuk
karakter,
Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif analisis korelasional yang
berusaha menggambarkan data/fakta yang diperoleh dari lapangan secara akurat apa
adanya. Teknik Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik
pengolahan data melalui serangkaian uji, antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji
normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, uji koefisien korelasi, uji regresi linier

sederhana, uji koefisien determinasi, uji hipotesis (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji korelasi dan
regresi Dari perhitungan Uji Korelasi dan Regresi di atas diperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,434 dengan ketentuan α = 0,05; dk = n – 2 = 57 – 2 = 55, sehingga
didapat_tabel = 2.75. Ternyata t_hitung > darit_tabel atau 3.97 > 2.75 Pengaruh
Pembinaan Kepramukaan yang diterapkan pada siswa terhadap Pendidikan Karakter
sebesar 35,81 % dan 64,19 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan
bahwa Pembinaan Kepramukaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pendidikan karakter siswa SMP Djojoredjo.
Adapun Penanaman nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kegiatan
kepramukaan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan pramuka seperti tali temali,
Pertolongan Pertaman Gawat Darurat (PPGD), ketangkasan pionering, morse dan
semaphore, membaca sandi pramuka, penjelajahan dengan tanda jejak,
pengembaraan, baris berbaris, dan menentukan arah. Dengan demikian pembentukan
karakter siswa dalam kegiatan kepramukaan harus dilakukan dengan kegiatan yang
menarik dan dapat dilakukan oleh siswa secara sukarela sehingga setiap kegiatan
yang dilakukan akan membentuk karakter siswa itu sendiri. Karakter siswa nantinya
juga bisa dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupannya secara bermasyarakat.

Kata Kunci :Pendidikan Karakter, Kepramukaan

i

ABSTRACT

Mamay Sholihat, Character Education Students through Scouting in junior
coaching Djojoredjo Pamulang. Thesis Program of Sociology and Anthropology,
Department of Education Social Science (IPS), Faculty of Science and Teaching of
MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study was to analyze the effect of coaching scouting on
character education. Students Character Building efforts through Scouting activities
in SMP Djojoredjo pamulang. Scouting as one of the compulsory extracurricular
activity in school is relevant to character education, as evidenced by the similarity of
the values of character education to the values of Dharma Dasa. In an effort to instill
and form a character.
This study uses a quantitative method correlational analysis which
attempted to describe data / facts obtained from the field accurately what it is. Data
collection techniques through observation, interviews and questionnaires. Data
processing techniques through a series of tests, including a test of validity, reliability
test, normality test, homogeneity, linearity test, correlation coefficient, simple linear
regression test, test the coefficient of determination, hypothesis test (t test).
The results showed that based on the calculation of correlation and
regression From Correlation and Regression calculation above obtained value
correlation coefficient of 0.434 with the provisions of α = 0.05; dk = n - 2 = 57-2 =
55, so didapat_tabel = 2.75. Turns t_hitung> dari t_tabel or 3.97> 2.75 Effect of
Coaching Scouting is applied to the students' Character Education by 35.81% and
64.19% influenced by other factors. This shows that Scouting Fostering a positive
and significant effect on character education Djojoredjo junior high school students.
As for the Cultivation of character values contained in scouting activities
can be done in various scout activities such as ropes, Relief of First Emergency
(PPGD), dexterity pionering, morse and semaphore, decode scouts, browsing with
trail markings, odyssey, marching, and determine the direction. Thus the character
formation of students in scouting activities must be carried out with interesting
activities and can be done by students voluntarily so that every activity that will shape
the character of the students themselves. Characters students will also be developed
and applied in life as a society.

Keywords: Character Education, Scouting
ii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat
kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,
kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.
Skripsi

ini

berjudul

“Pendidikan

Karakter

Siswa

Melalui

Pembinaan

Kepramukaan”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar
Sarjana (S1) Pendidikan Ilmu Sosial.
Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah
memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi
ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Sosial dan Drs.
Syaripulloh,M.Si, selaku sekertaris jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.
3. M. Noviadi Nugroho, M.Pd dan Annisa Windarti, M.Sc selaku dosen
pembimbing skripsi I & II atas dorongan serta nasihat, masukan, arahan dan
motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
terselesaikan.

iii

4. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis
mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
5. Kedua orang tua penulis ayahanda H. Emu Hidayat dan ibunda Hj Karsiah
terimakasi atas do’a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan
dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta tetehku
Maemunah, adikku tercinta Dede Amaludin Fahmi, serta keponakanku M. Rafi
Baehaqi yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat
penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do’a dan semangat yang kalian
berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Suamiku tersayang Manarul Ihsan dan sahabat-sahabatku Hj Lia Fauziah
Hasanah, Ulfah Hikmawaty, Liyesra Isnatia, Ananda Randini terimakasih atas
dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu
menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam
hidup penulis.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan IPS Sosiologi angkatan 2010, terima kasih atas
masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
8. Racana fatahillah-Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Angkling
2011 Racana UIN Jakarta, terima kasih atas masukan, dorongan, ilmu dan
sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini.
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang meungkin
tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
iv

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak
sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ciputat, 26 Agustus 2016
Penulis

Mamay Sholihat

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR UJI REFERENSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah, ................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ........................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter ............................................................................. 8
2. Pengertian Pendidikan Karakter .......................................................... 9
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter .............................................. 10
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .................................................... 11
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ........................................................... 12
6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ................................................... 16
7. Jenis-jenis Program Pembinaan Kesiswaan dalam Implementasi
Pendidikan Karakter ............................................................................. 18

vi

B. Gerakan Pramuka
1. Pengertian Gerakan Pramuka .............................................................. 19
2. Tujuan Gerakan Pramuka ..................................................................... 19
3. Sifat dan Fungsi Gerakan Pramuka ...................................................... 20
4. Pendidikan Kepramukaan..................................................................... 20
a. Prinsip Dasar Kepramukaan .......................................................... 21
b. Metode Kepramukaan .................................................................... 22
5. Sistem Among ...................................................................................... 25
6. Kiasan Dasar ......................................................................................... 25
a. Kiasan Dasar Siaga ......................................................................... 26
b. Kiasan Dasar Penggalang dan Penegak ......................................... 26
c.

Kiasan Dasar Pandega .................................................................. 27

7. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ................................................... 27
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga ................................................. 28
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang ........................................ 29
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota
Dewasa ........................................................................................... 29
8. Kurikulum ............................................................................................ 30
9. Sifat Kegiatan ....................................................................................... 32
10. Sifat Karakter Peserta Didik ................................................................. 32
11. Area Pengembangan ............................................................................. 33
a. Area Pengembangan Spiritual ........................................................ 33
b. Area Pengembangan Emosional ..................................................... 34
c. Area Pengembangan Sosial ............................................................ 35
d. Area Pengembangan Intelektual ..................................................... 36
e. Area Pengembangan Fisik .............................................................. 36
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 37
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 43

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 44
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 45
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45
E. Uji Instrumen Angket ................................................................................. 51
F. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 52
G. Uji Hipotesis .............................................................................................. 54
H. Hipotesis Statistik ....................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 64
1. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Kepramukaan
a. Nilai-nilai Dasa Darma dan Implementasinya dalam Kehidupan
Sehari-hari ...................................................................................... 65
b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam
kegiatan Kepramukaan ................................................................... 67
c. Peran Guru Dalam Pembelajaran Karakter Melalui Kepramukaan
........................................................................................................ 76
d. Pembentukan Karakter Melalui Kemampuan Berorganisasi di
Kepramukaan .................................................................................. 78
2. Analisis Hasil Penelitian ..................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 98
B. Saran……………………………………………………………………. 99
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Nilai yang dikembangkan Arry Ginanjar ................................... 15
Tabel 3.1 Kriteria Perhitungan ............................................................................. 48
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket .................................................................................... 48
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas ............................................................................. 51
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................. 54
Tabel 4.1 Keadaan Guru ....................................................................................... 57
Tabel 4.2 Profil Tamatan...................................................................................... 58
Tabel 4.3 Rombongan Belajar .............................................................................. 59
Tabel 4.4 Rasio Penerimaan Siswa ....................................................................... 59
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana ............................................................................ 60
Tabel 4.6 Kondisi Orang Tua ................................................................................ 60
Tabel 4.7 Kegiatan Ektrakulikuler ....................................................................... 61
Tabel 4.8 Prestasi Sekolah .................................................................................... 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X .............................................................. 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y ............................................................ 83
Tabel 4.11 Uji Normalitas Variabel X .................................................................. 86
Tabel 4.12 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel X........................................... 87
Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Y ................................................................. 88
Tabel 4.14 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel Y........................................... 89
Tabel 4.15 Kelas Interval Variabel X dan Y ......................................................... 90
Tabel 4.16 Uji T .................................................................................................... 93

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 Uji Validitas Variabel X…………..……………………………… 103
Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Y …………………………………………. 106
Lampiran 5 Lembar Observasi Sekolah ………………………………………. 109
Lampiran 6 Field Notes ……………………………………………………….. 110
Lampiran 7 Angket Penelitian ………………………………………………... 111
Lampiran 8 Instrument wawancara Kepala Sekolah ………………………….. 113
Lampiran 9 Instrument wawancara Pembina Gugus Depan ………………….. 114
Lampiran 10 Hasil wawancara Kepala Sekolah ……………………………… 115
Lampiran 11 Hasil wawancara Pembina Gugus Depan ………………………. 117
Lampiran 12 Dokumentasi …………..………………………………………... 119
Lampiran 13 Program Latihan Pramuka Kelas 7 ……………………………... 125
Lampiran 14 Program Latihan Pramuka Kelas 8 …………..…………………. 130
Lampiran 15 Program Latihan Pramuka Kelas 9 ……………………………... 135
Lampiran 16 Upacara Pembukaan Latihan Pramuka …………………………. 138
Lampiran 17 Upacara Penutupan Latihan Pramuka …………………………... 139
Lampiran 18 SK Pengurus Dewan Penggalang Pramuka …………………….. 140
Lampiran 19 Tentang Penulis ………………………………………………… 144

x

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter (character education) adalah usaha sengaja atau (sadar)
untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara
objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk
masyarakat secara keseluruhan. Karakter seseorang yang positif atau mulia akan
mengangkat status derajat yang tinggi dan mulia bagi dirinya. Kemulian seseorang
terletak pada karakternya. Karakter begitu penting karena dengan karakter yang
baik membuat kita tahan, tabah menghadapi cobaan, dan dapat menjalani hidup
dengan sempurna.1
Berbicara mengenai karakter erat kaitanya dengan tujuan Pendidikan
Nasional. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”2
Amanah Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003 tersebut bermaksud agar pendidikan karakter tidak hanya membentuk insan
Indonesia yang cerdas, namun juga berkarakter sehingga lahir generasi bangsa
yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa
dan agama.
Saat ini, generasi muda yang seharusnya menjadi generasi penerus
kemajuan suatu bangsa, tetapi dalam kenyataan para remaja justru mengalami
kemunduran. Banyak perilaku yang telah menyimpang dari karakter mulia telah
1

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011,h.6
2
Muhaimin Azzet Ahmad, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesi, Jakarta, Ar-Ruzz
Media, 2011, Cet.1.Hal.12

1

2

menimpa sebagian anak bangsa, misalnya kasus penggunaan narkoba, gaya hidup
bebas, freesex, tawuran, kekerasan antar sesama pelajar di sekolah dan
sebagainya.
Ada juga kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa yang tergolong
kenakalan ringan. Kenakalan ringan adalah suatu kenakalan yang tidak sampai
pada pelanggaran hukum. Bentuk atau jenis kenakalan siswa antara lain:
membolos, mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, tidak memperhatikan
pelajaran, pemakaian atribut yang tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR,
terlambat datang ke sekolah dan menyontek.
Keadaan tersebut bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya
faktor ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang kerap berselisih bahkan yang
berujung pada perceraian. Faktor lingkungan khususnya teman bermain sangat
berpengaruh juga pada penanaman akhlak mulia.3 Oleh karena itu, kemerosotan
akhlak dan moral tersebut perlu segera mendapat penanganan serius, baik oleh
orang tua, guru maupun lembaga pendidikan ikut bertanggung jawab terhadap
pendidikan.
Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan
di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan
atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan
agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk
membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan
kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu
perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,
disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup
bagi
3

setiap

warga

negara

demi

tercapainya

kesejahteraan

masyarakat,

Bambang Trim, Meng-InstalAkhlakAnak, Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2008, h.16

3

pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam
berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui Gerakan
Pramuka. Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan
mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga
memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam

Undang-Undang

tersebut

dijelaskan

bahwa

Pendidikan

Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan
akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik,
taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang
dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan pendidikan
kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among. Sistem Among
merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar
berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik
antarmanusia.4
Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional termasuk
dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai
gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan
memiliki kecakapan hidup.
Gerakan Pramuka, merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
memiliki visi, misi, arah, tujuan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan
4

2014.hal.9

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

4

pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota
masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
Selanjutnya, untuk menangani masalah tersebut sekolah SMP Djojoredjo
Pamulang, Pramuka dijadikan sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti
oleh siswa, baik untuk siswa kelas VII, VIII dan IX. Dengan harapan, pramuka
bisa memberikan perubahan baik pada siswa-siswi SMP Djojoredjo.
Salah satu yang merupakan wadah untuk pembentukan karakter atau
pendidikan karakter anak melalui pendidikan kepramukaan. Pada masa awal
kelahirannya, pendidikan kepramukaan di Indonesia atau yang dahulu disebut
kepanduan, telah dijadikan dasar bagi pembentukan pendidikan karakter generasi
muda karena dinilai efektif dan strategis sebagai wahana pengembangan
kreativitas dan potensi diri. Hal itu terlihat dari besarnya perhatian masyarakat dan
pemerintah terhadap pendidikan yang lahir pertama kali di Inggris tersebut.
Perhatian masyarakat dan pemerintah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk
dorongan berdirinya organisasi-organisasi formal kepanduan, baik yang
berorientasi keagamaan maupun kebangsaan, tetapi juga struktural-hirarkis dan
finansial, seperti lahirnya Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 serta
penganggaran melalui APBN.
Perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pendidikan kepramukaan
tersebut terus diperkuat agar anak-anak muda dapat mengikuti kegiatan
kepramukaan, baik yang berbasis di satuan pendidikan maupun di lingkungan
komunitas tertentu, secara massif dan intensif. Seiring dengan makin
meningkatnya gejala kenakalan remaja dewasa ini, pendidikan kepramukaan pun
mendapatkan momentumnya. Salah satu dukungan penting pemerintah terhadap
kegiatan pendidikan kepramukaan adalah dengan lahirnya Undang-Undang No.
12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang kemudian diperkuat melalui

5

Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan nonformal merupakan
wadah resmi pembinaan generasi muda, dengan Gerakan Pramuka diharapkan
dapat meningkatkan perannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa, yang nantinya akan mampu menjadi pemimpin
yang cerdas secara intelektual dan emosional.
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia
yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum
muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan
fisiknya, agara mereka dapat membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum
muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi
kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi
anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta
menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Demikianlah karakter atau moral yang diajarkan dalam pembinaan
kepramukaan, diharapkan dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan
Pramuka, pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan
menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian
yang

berjudul

“Pendidikan

Karakter

Siswa

Melalui

Pembinaan

Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang “
B. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah
pendidikan karakter yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Banyak perilaku menyimpang seperti kasus penggunaan narkoba,
gaya hidup bebas, tawuran, kekerasan antar sesama pelajar di sekolah
dan sebagainya.

6

2. Kenakalan ringan siswa-siswa di sekolah antara lain: membolos,
mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, pemakaian atribut yang
tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR, terlambat datang ke
sekolah dan menyontek.
3. Faktor keluarga seperti ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang
kerap berselisih yang berujung pada perceraian.
4. Faktor lingkungan yaitu pengaruh teman bermain

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah-masalah
akan dibatasi pada pendidikan karakter melalui pembinaan kepramukaan
di SMP Djojoredjo Pamulang.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh Pembinaan Kepramukaan
terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo Pamulang?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo
Pamulang.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
1. Sebagai

sumbangan

pemikiran

bagi

para

praktisi

yang

berkecimpung dalam dunia pendidikan dan kepramukaan tentang
pendidikan karakter bagi anggota pramuka.
2. Untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan bagi ilmu pendidikan
pada umumnya dan pendidikan kepramukaan pada khususnya.

7

3. Sebagai masukan kepada Pembina pramuka untuk dijadikan bahan
pertimbangan danperencanaan dalam pembinaan pembentukan
karakter pada kegiatan pramuka.
4. Sebagai evaluasi dalam pelaksanaan Bina Satuan (Binsat) Pramuka
Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari Pangkalan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis,
Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung
tentang

pembinaan

pembentukan

karakter

dalam

kegiatan

kepramukaan.
2. Bagi satuan pendidikan/sekolah,
Memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam program pembinaan
terhadap kegiatan kepramukaan
3. Bagi Pembina pramuka,
Sebagai bahan pertimbangan untuk pembentukan karakter dalam
kegiatan kepramukaan.
4. Bagi Pusat Pendidikan dan Latihat (PUSDIKLAT) Pramuka
Sebagai evaluasi dan inspirasi untuk membentuk para Pembina
atau Pelatih pramuka yang handal dan profesional baik ditingkat
gugus depan atau sekolah, ranting atau kecamatan, cabang atau
kota, daerah dan nasional. dalam membentuk generasi yang
berkarakter, kreatif dan mandiri.

BAB II
KAJIAN TEORI

I. Deskripsi Teoritik
A. Pendidikan karakter
1. Pengertian karakter
Istilah karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti “sifatsifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain.” Berkarakter artinya berkepribadian,
berwatak, dan bertabiat.1
Karakter (watak) adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti to
mark (menandai), yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang.2
Scerenko, mendefinisikan karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri
yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan
kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Robert
Marine, mendefinisikan karakter adalah gabungan yang samar-samar
antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan, yang membangun
pribadi seseorang.3
Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam
Kementrian Agama Republik Indonesia mengemukakan bahwa “karakter
(character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat
dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam
arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan
yang lainnya4”

1

Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 389.
Q-aness bambang,
hambali adang,
pendidikan karakter berbasis alquran,Bandung:Refika Offset. Hal. 107
3
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43
4
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta, PT Bumi Aksar, 2013. Cet. III.
Hal. 3
2

8

9

Berdasarkan

definisi-definisi

di

atas,

maka

dapat

ditarik

kesimpulan bahwa karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, dan
sikap yang telah membentuk diri seseorang.

2. Pendidikan Karakter
Adapun beberapa ahli mengemukakan mengenai pendidikan karakter
sebagai berikut :
a. Winton, mendefinisikan pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai
kepada para siswanya. Burke, mendefinisikan pendidikan karakter
adalah semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik
dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.5
b. Anne Lockwood, mendefinisikan bahwa pendidikan karakter sebagai
setiap rencana sekolah, yang dirancang bersama lembaga masyarakat
yang lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis perilaku
orang muda dengan memengaruhi secara eksplisit nilai-nilai
kepercayaan non-relativistik (diterima luas), yang dilakukan secara
langsung menerapkan nilai-nilai tersebut.6
c. Thomas Lickona, mendefinisikan pendidikan karakter adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab
menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.7
d. Creasy mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya mendorong
peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir
dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya
serta mempeunyai beranian melakukan yang benar meskipun

5

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43
6
Ibid. hal 44
7
Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta,
2012.Cet.II.Hal 23

10

dihadapkan pada berbagai tantangan. Untuk itu, penekanan
pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan
mengenai nilai-nilai yang baik, namun lebih dari itu menjangkau
pada bagaimana menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan
menyatu dalam totalitas pikiran-tindakan.8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
pendidikan karakter adalah merupakan upaya-upaya yang dirancang
dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
bangsa.
3.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhnya
jika dihubungkan dengan falsafah Negara Republik Indonesia adalah
mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan
nilai-nilai luhur Pancasila. Fungsi pendidikan karakter adalah sebagai
berikut :
a. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran
baik, dan berperilaku baik.
b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan
perilaku yang sudah baik.
c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai
luhur pancasila.9
Dikutip dari Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter
adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan adalah mengembangkan potensi dasar
peserta didik agar berhati, berpikiran, dan berperilaku baik.
b. Perbaikan adalah memperkuat dan membangun perilaku
bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang
bermartabat.

8

Zubaedi. Konsep Pendidikan Karakter.Jakarta, Kencana, 2013.cet.III.Hal.16
Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV
Pustaka Setia, 2013. Cet. I. Hal. 43
9

11

c. Penyaring adalah untuk menyaring budaya yang negatif dan
menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan
karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa
yang kompetitif dalam pergaulan dunia.10
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar,
jika guru dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip
pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan rekomendasi 11
prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai
berikut :
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis
karakter
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencangkup pemikiran, perasaan dan perilaku
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
untuk membangaun karakter
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukan perilaku yang baik
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik,
membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk
sukses.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta
didik
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas
moral yang bertanggung jawab untuk pendidikan karakter
dan setia pada nilai dasar yang sama
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan
luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai
mitra dalam usaha membangun karakter
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter dan manifestasi karakter positif dalam
kehidupan peserta didik.11

10

Ibid. Hal. 104
Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta,
2012.Cet.II.Hal.35
11

12

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pada draf Grand Design pendidikan karakter diungkapkan nilainilai yang terutama akan dikembangkan dalam budaya satuan
pendidikan formal dan nonformal, dengan penjelasan adalah sebagai
berikut :
a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara
apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani
karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness),
dan tidak curang (no cheating).
b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja
dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk
mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu
mengontrol diri dan mengatasi setres, berdisiplin diri,
akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
c. Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan
penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi,
berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun,
menjungjung kebenaran dan kebijakan, mencintai tuhan
dan lingkungan.
d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan,
kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan,
menerapkan pola hidup seimbang.
e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak
santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti
orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain,
tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu
bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat,
menyayangi manusia dan mahluk lain, setia, cinta damai
dalam menghadapi persoalan.
f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif,
luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat
dan tepat, menampilkan sesuatu secara luar biasa (unik),
memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca
situasi dan memanfaatkan peluang baru.
g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip
bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat dicapai jika
dikerjakan bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga
untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan
potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan
hasil yang terbaik, tidak egoistis.12

12

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal.51

13

Adapun menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Nilai
karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut :
1. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya.
6. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki
7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah
bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugastugas.
8. Demokratis, yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif,
yaitu
tindakan
yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan oaring lain.

14

14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadirannya dirinya.
15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan manfaat
bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang harusnya dia
lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, karakter dimulai dalam social budaya), Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa. 13
Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak atau perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi
Muhammad SAW, yaitu: (1) Sidik, (2) Amanah, (3) Fatonah, (4) Tablig. Tentu
dipahami bahwa empat nilai ini merupakan esensi, bekan seluruhnya. Karena
Nabi

Muhammad

SAW, juga terkenal

dengan

karakter

kesabarannya,

ketangguhannya, dan berbagai karakter lain. Sidik yang berarti benar,
mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata
dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakkan kebenaran. Amanah yang
berarti jujur dan terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa
yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya oleh siapapun, baik oleh kaum muslim
maupun nonmuslim. Fatonah yang berarti cerdas atau pandai, arif, luas wawasan,
terampil

dan

professional.

Artinya,

perilaku

Rasulullah

dapat

dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. Tablig yang
bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa pun yang menjadi lawan

13

Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV
Pustaka Setia, 2013. Cet. I. hal.54

15

bicara Rasulullah, maka orang tersebut mudah memahami apa yang dibicarakan
atau dimaksudkan oleh Rasulullah.14

Artinya : “ Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (Q.S.Al-Ahzab(33): 21)

Tabel. 2.1
Tabel nilai yang dikembangkan oleh Arry Ginanjar dalam 7 budi
utama
No

Tujuh budi (nilai) yang diusung

1.

Jujur

2.

Tanggung jawab

3.

Visioner

4.

Disiplin

5.

Kerja sama

6.

Adil

7.

Peduli

Apa yang dirumuskan oleh Arry Ginanjar Agustian di atas
merupakan hasil refleksi terhadap perjalanan bangsa ini dari waktu
kewaktu. Secara umum, kondisi bangsa yang dirasakan saat ini
berbeda dengan apa yang menjadi karakteristik bangsa.15
14

Kesuma Dharma, Cepi Triatna dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.1.hal.11
15
Ibid.hal 13

16

6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
a.

Keluarga
Keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia, sejak
usia dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas,
benar dan salah. Dengan kata lain di keluargalah seseorang
belajar tata nilai atau moral. Karena tata nilai yang diyakini
seseorang

akan

tercermin

dalam

karakternya,

keluargalah proses pendidikan karakter berawal.

maka

di

16

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar pendidikan akhlak. Sifat dan tabiat