Chapter I

Cangkang Keong Terakhir

Ravie Harris

Chapter I – Pertemuan

Suatu kesedihan ketika mencintai orang yang tidak menerima cinta yang diberikan. Suatu
kebingungan ketika tetap mencintainya ketika dia sudah menutup pintu pertemanan dan
tidak membuka pintu permusuhan. Menggantung. Iya, perasaan menggantung. Suatu
perasaan di mana kita ingin tapi tak ingin, antara diterima dengan tak diterima.

Pagi ini terasa dingin seperti biasanya. Rasanya malas sekali bangun dari kasur tipis yang
biasa kupakai tidur. Rasanya ingin tidur lagi. Hujan selalu saja membuat ngantuk. Ingin ke
kampus tapi rasanya malas sekali. Sejenak aku mengingat mimpi tadi malam, bertemu
seseorang yang pernah mengisi relung hati, entah itu bisa disebut mimpi indah atau mimpi
buruk karena seseorang itu adalah masa lalu yang tak mungkin bisa kembali seperti sediakala.
Tersadar aku dari lamunan aku pun bergegas bersiap ke kampus, lalu langsung tancap gas. 30
menit berlalu, aku sampai juga di kampus. Kampusku memang cukup jauh dari rumahku. Di
dalam kelas teman-teman ramai-ramai membahas kegiatan yang akan dilaksanakan. Kalau
saya tidak terlalu antusias dengan kegiatan magang karena tidak terlalu memperdulikan
bagaimana kegiatannya. Saya sendiri magang di SMAN 1 Seluma bersama seluruh

mahasiswa laki-laki di tingkatan saya. Semua sudah beres dengan dengan koordinator alias
ketua rombongan magang dari prodi saya.