Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Penggunaan Internet

PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM
PENGGUNAAN INTERNET

KARINA DIAN LESTARI

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku Masyarakat
Indonesia dalam Penggunaan Internet adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014
Karina Dian Lestari
NIM G14090091

ABSTRAK
KARINA DIAN LESTARI. Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Penggunaan
Internet. Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO, LA ODE ABDUL RAHMAN,
dan SITI MEININGSIH.
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang begitu besar
menyebabkan penggunaan TIK, khususnya telepon seluler (ponsel) dan internet,
telah menjadi bagian dari keseharian hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan
penggambaran perilaku pengguna internet dari hasil pengamatan dan evaluasi.
Penggambaran perilaku ini dimaksudkan agar dapat dibangun kebijakan yang
tepat dalam mengatur akses dan infrastruktur penunjangnya sehingga sesuai
dengan kondisi serta lingkungan pengguna itu berada. Kementerian Komunikasi
dan Informatika (Kominfo) melakukan survei untuk mendapatkan data mengenai
akses dan penggunaan TIK pada rumah tangga dan individu, kemudian dianalisis
secara deskriptif dengan tabel kontingensi, uji chi-square, dan analisis
korespondensi untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku pengguna
internet pada individu. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 88%

responden sudah menggunakan internet. Perilaku pengguna internet di Indonesia
berbeda-beda untuk setiap segmen demografi. Secara umum, frekuensi mengakses
internet oleh pengguna di Indonesia adalah paling tidak sekali dalam seminggu.
Frekuensi ini tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Wilayah yang
penggunanya paling sering mengakses internet adalah wilayah DKI. Hasil analisis
juga menunjukkan bahwa frekuensi mengakses internet akan lebih sering
dilakukan sejalan dengan peningkatan usia. Lokasi mengakses internet di setiap
wilayah pada umumnya adalah di rumah, terkecuali wilayah Maluku & Papua.
Lokasi utama yang dipilih oleh pengguna pada wilayah Maluku & Papua adalah
warnet. Umumnya, pengguna pada wilayah ini mengakses internet tidak setiap
hari sehingga mengakses internet dari warnet lebih efisien. Pengguna di pedesaan
menggunakan ponsel sebagai alat untuk mengakses internet dan memanfaatkan
internet untuk kegiatan belajar dan mencari informasi mengenai organisasi
pemerintahan. Hasil ananlisis korespondensi menunjukkan bahwa aktivitas yang
paling banyak dilakukan dalam memanfaatkan internet adalah membuka situs
jejaring sosial, terutama oleh pengguna yang berusia remaja. Sementara pada usia
anak-anak, aktivitas yang dilakukan adalah belajar dan bermain game. Jika dilihat
berdasarkan pekerjaannya, pengguna mengakses internet untuk berbagai
keperluan yang menunjang kebutuhan masing-masing pengguna.
Kata kunci: analisis deskriptif, analisis korespondensi, internet, perilaku penguna

internet.

ABSTRACT
KARINA DIAN LESTARI. The Behavior of Indonesian People for Using
Internet. Supervised by HARI WIJAYANTO, LA ODE ABDUL RAHMAN, and
SITI MEININGSIH.

The big role of Information and Communication Technology (ICT) caused
the usage of ICT, especially mobile phone and internet, become a part in human
daily life. Thus, it is needed to know about the description of the internet user’s
behavior from observation and evaluation. This behaviour described so that the
policy and infrastructure for internet access can be arranged based on the user’s
condition. Ministry of Communication and Information Technology held a survey
to get the data about access and ICT usage in household and personal, and
analyzed descriptively using contingency table, chi-square test, and
correspondence analysis to obtain the behavior of internet user. The analysis
results show that 88% of respondence using the internet and user’s behaviors are
different due to the demography. In average, frequency of internet usage is once in
a week. This frequency does not different between male and female. The highest
frequency comes from the users in DKI region. The results also show that older

the users are, the frequency of internet usage will be higher too. Location
preference in accessing internet from every region is house, except in Maluku &
Papua region. Main location that Maluku & Papua’s users choose is internet cafe.
Users in this region are using the internet rarely, so it is more efficient to go to
internet cafe. Users in the rural use their phone to access internet, when using the
internet they do study and searching about the government organization.
Correspondence analysis shows that the most common activity the users do is
opening social media sites, especially by the teenagers. Meanwhile the activities
that kids do are studying and playing game. Based on the job, users are accessing
the internet to do various things that can help them fulfill their needs in their daily
life.
Keywords: correspondence analysis, descriptive analysis, internet, internet user’s
behavior.

PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM
PENGGUNAAN INTERNET

KARINA DIAN LESTARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika
pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Penggunaan Internet
Nama
: Karina Dian Lestari
NIM
: G14090091

Disetujui oleh

Dr Ir Hari Wijayanto, MSi

Pembimbing I

La Ode Abdul Rahman, SSi, MSi
Pembimbing II

Dra Siti Meiningsih, MSc
Pembimbing III

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan
rahmat-Nya sehingga penelitian yang berjudul “Perilaku Masyarakat Indonesia
dalam Penggunaan Internet” dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, MSi, Bapak La Ode Abdul Rahman, SSi,
MSi, dan Ibu Dra Siti Meiningsih, MSc yang telah membimbing dan
memberi arahan kepada penulis.
2. Kementerian Komunikasi dan Informatika atas izinnya untuk
menggunakan data Survei Akses dan Penggunaan TIK oleh Rumah
Tangga dan Individu Tahun 2013 sebagai bahan penelitian.
3. Bapak, Ibu, Nadya, Demas, dan Denis atas dukungan dan doa yang
selalu diberikan.
4. Staf pengajar Departemen Statistika atas ilmunya dan TU Departemen
Statistika atas bantuannya.
5. Teman-teman seperjuangan di Statistika 46 atas masukan dan diskusi
bermanfaatnya.
6. Keluarga Kontri, teman-teman terdekat, dan Jakarta Community atas
perhatian dan kebersamaannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Karina Dian Lestari

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

1

METODOLOGI

2

Metode Pengumpulan Data

2

Metode Analisis

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

5


Profil dan Gambaran Umum Pengguna

5

Perilaku Pengguna Internet Berdasarkan Demografinya

6

Perilaku Pengguna Internet Berdasarkan Status Desa

14

Karakteristik Pengguna Internet dengan Analisis Korespondensi

17

SIMPULAN DAN SARAN

20


Simpulan

20

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
Demografi Responden
Hasil Uji Chi-Square
Hasil Uji Chi-Square dengan peubah Status Desa

5
6
14

DAFTAR GAMBAR
Frekuensi mengakses internet berdasarkan wilayah
Frekuensi mengakses berdasarkan usia
Frekuensi mengakses berdasarkan pendidikan terakhir
Frekuensi mengakses berdasarkan pekerjaan
Lokasi mengakses internet berdasarkan wilayah
Lokasi mengakses internet berdasarkan jenis kelamin
Lokasi mengakses internet berdasarkan usia
Lokasi mengakses internet berdasarkan pendidikan terakhir
Lokasi mengakses internet berdasarkan pekerjaan
Aktivitas mengakses internet berdasarkan wilayah
Aktivitas mengakses internet bedasarkan jenis kelamin
Aktivitas mengakses internet berdasarkan usia
Aktivitas mengakses internet berdasarkan tingkat pendidikan
Aktivitas mengakses internet berdasarkan pekerjaan
Lokasi mengakses internet berdasarkan status desa
Tingkat penggunaan HP dan komputer pada status desa
Provider yang digunakan berdasarkan status desa
Perbandingan aktivitas utama pada status desa
Frekuensi mengakses internet berdasarkan status desa
Plot hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan usia
Plot hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan pekerjaan

7
7
8
8
9
9
10
10
11
12
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Peubah
Frekuensi mengakses internet
Provider yang digunakan
Teknologi mengakses internet
Ketersediaan BTS pada status desa
Kekuatan sinyal pada status desa
Hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan usia
Hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan pekerjaan

22
23
23
23
24
24
24
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat
cepat telah mengubah gaya hidup manusia. Sekarang ini, informasi tidak terbatas
jarak dan waktu karena kegiatan diskusi, membaca buku, berita, koran, transfer
uang, jual dan/atau beli barang atau jasa, dapat dilakukan dari telepon seluler
dengan mengakses internet dimana saja dan kapan saja. Peranan TIK yang begitu
besar menyebabkan penggunaan TIK, khususnya telepon seluler (ponsel) dan
internet, telah menjadi bagian dari keseharian hidup manusia, baik itu untuk
keperluan individu ataupun untuk sektor lain seperti bisnis dan pendidikan.
Dengan kata lain, memiliki dan menggunakan ponsel sudah menjadi hal umum di
Indonesia.
Pengguna ponsel di Indonesia meningkat dari 150 juta hingga 280 juta
dalam kurun waktu tiga tahun hingga Desember 2012 dan pada awal tahun 2013
penggunanya sudah mencapai 290 juta. Peningkatannya mencapai 200 juta
pengguna dalam lima tahun. Pengguna ponsel bukan hanya usia dewasa, bahkan
70% anak usia 10-14 sudah memiliki dan menggunakan ponsel (budde.com.au
2013). Seiring dengan berkembangnya penggunaan ponsel dan jaringan 3G yang
kini tersedia, pengguna internet di Indonesia juga meningkat dari 63 juta
pengguna di tahun 2012 hingga mencapai 82 juta pengguna dengan penetrasi
sebesar 34,5% pada tahun 2013 (Kominfo 2013). Menurut Kominfo, 95% dari
penggunaan akses internet adalah untuk media sosial seperti Twitter dan
Facebook. Indonesia merupakan negara ke-empat terbesar pengguna paling aktif
di Facebook. Jakarta, sebagai ibukota negara, merupakan kota dengan pengguna
Twitter paling aktif. Peningkatan pengguna internet ini kemudian sejalan dengan
peningkatan pengguna mobile broadband yang juga berkembang pesat
menggantikan teknologi terdahulunya, fixed broadband dan narrow broadband.
Walaupun begitu, perkembangan internet di Indonesia belum merata, masih
berpusat di Indonesia bagian barat sedangkan di Indonesia bagian tengah dan
timur masih dalam proses perkembangan. Berbagai upaya untuk meratakan akses
dan penggunaan internet di Indonesia masih dilakukan.
Banyaknya pengguna ponsel dan internet membuat perkembangannya perlu
diamati, dievaluasi, dan dimonitor agar dapat membangun kebijakan yang tepat
dalam mengatur akses dan infrastruktur penunjangnya. Sehingga, penggambaran
perilaku pengguna internet diperlukan agar kebijakan sesuai dengan kondisi serta
lingkungan pengguna itu berada. Survei kemudian dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai akses dan penggunaan TIK pada rumah tangga dan individu. Data
survei dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku pengguna
internet pada individu.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan perilaku pengguna internet di
Indonesia.

2

METODOLOGI
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dari Survei
Akses dan Penggunaan TIK oleh Rumah Tangga dan Individu Tahun 2013 yang
dilakukan oleh Kominfo. Survei dilakukan dengan cara wawancara menggunakan
instrumen kuesioner. Survei dilakukan pada 30 provinsi, kemudian pemilihan
pada tingkat kabupaten/kota dilakukan strata menurut akses terhadap TIK yang
dibuat berdasarkan jumlah penduduk, persentase rumah tangga yang memiliki
telepon kabel, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, persentase desa
yang dijangkau TVRI dan TV swasta, dan persentase desa dengan sinyal HP yang
kuat. Selanjutnya pada setiap kabupaten/kota terpilih, dipilih secara acak empat
desa/kelurahan dengan mempertimbangkan keterwakilan strata desa-pedesaaan
(rural) dan desa-perkotaan (urban). Pada setiap desa terpilih dipilih dua Rukun
Tetangga yang mewakili kelompok menengah atas dan menengah bawah. Untuk
desa-desa di pedesaan dapat dilakukan dengan pendekatan Rukun Tetangga di
dekat pusat desa dan agak jauh dari pusat desa. Selanjutnya dipilih secara acak
masing-masing 8 Rumah Tangga menggunakan teknik systematic random
sampling. Setiap desa diwakili oleh 16 Rumah Tangga. Individu dipilih dengan
menggunakan metode Kish Grid.
Informasi yang dikumpulkan pada survei ini adalah profil responden,
kepemilikan, kegiatan akses dan karakteristik penggunaan TIK. Informasi yang
dikumpulkan kemudian dihubungkan dengan data Potensi Desa (Podes) 2011
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menggali lebih jauh lagi
perbedaan perilaku penggunaan internet di berbagai wilayah di Indonesia
(Lampiran 1).

Metode Analisis
Analisis data dilakukan pada peubah demografi, yang terdiri dari wilayah,
jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan responden. Peubah yang
berasal dari data Podes 2011, yaitu status desa, ada atau tidak BTS di desa, dan
sinyal HP. Peubah yang berhubungan dengan penggunaan internet terdiri dari
penggunaan HP, komputer, dan akses internet, lokasi dan aktivitas mengakses
internet, dan provider yang digunakan. Analisis yang digunakan adalah statistika
deskriptif, uji Chi-Square dan analisis korespondensi. Langkah analisis yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan eksplorasi data dengan menghitung frekuensi setiap peubah.
Hal ini dilakukan untuk melihat profil responden dan karakteristik awal
pengguna internet.
2. Membuat tabel kontingensi untuk peubah demografi dengan peubah
yang berkaitan dengan perilaku seperti frekuensi, lokasi, dan aktivitas.
Peubah status desa dengan peubah frekuensi, lokasi, aktivitas, dan
provider yang digunakan untuk mengakses internet. Setelah pembuatan
tabel kontingensi, dilakukan uji Chi-Square.

3
Menurut Daniel, Uji Chi-Square untuk kebebasan dilakukan untuk
mengetahui apakah dua peubah dalam suatu populasi berhubungan atau
saling bebas. Data untuk uji Chi-Square dapat ditampilkan dalam tabel
kontingensi. Data ini kemudian disebut sebagai data frekuensi observasi
dan dilambangkan sebagai
, karena ditampilkan dalam tabel
kontingensi maka
. Nilai
merupakan banyaknya kejadian
pada baris ke-i (peubah pertama) dan kolom ke-j (peubah kedua).
Hipotesinya adalah:
: Dua peubah saling bebas.
: Dua peubah tidak saling bebas atau berhubungan.
Uji Chi-Square membandingkan frekuensi observasi dengan frekuensi
harapan ketika
benar. Untuk mendapatkan frekuensi harapan setiap
sel, dihitung dengan rumus:
adalah jumlah baris ke-i,
jumlah total.
Statisitk ujinya adalah

adalah jumlah kolom ke-j, dan

adalah

]

∑∑[

Jika perbedaan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan besar
maka nilai
akan besar, dan sebaliknya.
ditolak pada taraf nyata α
jika nilai
dengan derajat bebas
.
3. Melakukan analisis korespondensi antara peubah aktivitas dengan
usia dan aktivitas dengan pekerjaan. Analisis korespondensi adalah
sebuah teknik untuk menampilkan baris dan kolom matriks data (tabel
kontingensi) sebagai titik dalam ruang vektor berdimensi kecil
(Greenacre 1984). Analisis korespondensi digunakan untuk menetapkan
kategori yang mirip dalam suatu peubah, sehingga kategori-kategori
tersebut dapat digabungkan menjadi satu kategori. Analisis
korespondensi juga dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan
hubungan antar dua gugus peubah (Mattjik dan Sumertajaya 2011).
Langkah analisis korespondensi adalah sebagai berikut (Mattjik dan
Sumertajaya 2011):
a. Membuat tabel kontigensi dua arah, tabel ini kemudian membentuk
matriks data
. Dari tabel kontingensi dua arah tersebut dapat
dibentuk matriks korespondensi sebagai berikut:
(

)

merupakan frekuensi pengamatan baris ke-i dan kolom ke-j,
merupakan jumlah data.
Kemudian dibentuk vektor baris
dan vektor kolom
dengan cara menjumlahkan setiap elemen pada setiap baris dan
setiap kolomnya sehingga didapat diagonal vektor baris
dan
diagonal vektor kolom .
b. Menentukan profil baris dan profil kolom. Profil adalah proporsi dari
setiap baris dan kolom matriks korespondensi yaitu setiap frekuensi

4
pengamatan baris ke-i dan kolom ke-j dibagi dengan jumlah setiap
total baris dan kolomnya masing-masing.
Didefiniskan matriks
adalah matriks profil baris dengan
ruang dimensi di mana jumlah unsur-unsur dari profil baris sama
dengan satu dan profil baris ke-i adalah
.
Sedangkan matriks
adalah matriks profil kolom dengan
.
ruang dimensi dan profil kolom ke-j adalah
Untuk menampilkan profil baris dan profil kolom tersebut ke dalam
ruang dimensi Euclid yang berdimensi dua digunakan pendekatan
jarak chi-square, yaitu


dengan
c. Menentukan nilai inersia.
Nilai inersia menunjukkan kontribusi dari baris ke-i pada inersia
total. Nilai total inersia merepresantasikan semua informasi dalam
seluruh ruang.

Total inersia baris:

Total inersia kolom:
d. Menguraikan nilai singular untuk mereduksi data berdasarkan
keragaman data terbesar dengan mempertahankan optimasi
minimum. Penguraian matriks
akan menghasilkan matriks A berukuran
dan matriks B
berukuran
, dan matriks Λ merupakan matriks yang elemenelemennya adalah nilai singular.
e. Menguraikan nilai singular umum (Generalized Singular Value
Decomposition) untuk menentukan anak ruang Euclid dan
memproyeksikan semua nilai profil baris ke dalam anak ruang
Euclid menggunakan matriks
Koordinat baris dan kolom dapat ditentukan dengan rumus:
dan
f. Menentukan koefisien kontingensi untuk melihat keeratan hubungan
atau kecenderungan antara peubah satu dan yang lainnya.


adalah nilai uji statistik chi-square, adalah banyaknya populasi
sampel, dan
.
g. Menggambarkan koordinat baris dan kolom ke dalam plot dua
dimensi.
4. Penarikan kesimpulan.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil dan Gambaran Umum Pengguna
Jumlah responden yang diperoleh dari survei Akses dan Penggunaan TIK
oleh Rumah Tangga dan Individu Tahun 2013 adalah sebanyak 8749 responden.
Responden tersebar pada berbagai wilayah, jenis kelamin, usia, pendidikan, dan
pekerjaan. Pemilihan responden pada beragam karakteristik demografi ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran perilaku responden dalam mengakses
internet. Gambaran umum responden secara ringkas disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Demografi Responden
Wilayah

%

JK

%

Usia
Anak-anak
(9-15
tahun)
Remaja
(16-25
tahun)
Dewasa
awal
(26-45
tahun)
Dewasa
akhir
(46-65
tahun)

Bali & NT

9.3

Lakilaki

52.3

DKI

2.7

Perem
puan

47.7

Pendidi
kan
SD

24.8

Ibu rumah
tangga

22.3

18.5

SMP

23.5

Karyawan
swasta

12.0

49.0

SMA

39.7

Pelajar &
mahasiswa

14.7

25.0

D3/S1

11.5

20.7

S2/S3

0.4

%
7.5

%

Pekerjaan

Jawa nonDKI

25.6

Kalimantan

5.1

Maluku &
Papua
Sulawesi

8.0
17.7

Petani/
nelayan/
pedagang/
buruh/
tukang
PNS/TNI/
POLRI
Wiraswasta

Sumatera

31.4

Tidak bekerja

%

8.5
18.6
3.3

Indonesia merupakan negara kepulauan yang setiap pulaunya memiliki
karakteristik tersendiri. Agar setiap karakter pada setiap pulau dapat terwakili,
maka dibagi wilayah berdasarkan pulau besar dan daerah ibukota. Pemisahan
wilayah ibukota DKI dari pulau Jawa bertujuan untuk mengetahui karakteristik
pengguna internet di DKI secara rinci. Menurut wilayahnya, responden paling
banyak berada di Sumatera (31.4%).
Responden laki-laki dan perempuan memiliki proporsi yang hampir
berimbang, dengan proporsi responden laki-laki (52.3%) sedikit lebih besar dari
responden perempuan (47.7%). Hal ini sesuai dengan populasi penduduk
Indonesia yang berimbang dengan proporsi laki-lakinya sedikit lebih besar.
Mayoritas responden berusia 16-45 tahun dengan rata-rata usia 36 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia sedang berada pada usia produktif (>15
tahun). Menurut pendidikan terakhirnya, sebagian besar responden berpendidikan
terakhir SMA (39.7%). Pekerjaan responden pada umumnya adalah ibu rumah
tangga (22.3%) dan petani/nelayan/pedagang/buruh/tukang (20.7%). Secara
umum, sebaran responden pada survei cukup menggambarkan populasi penduduk
Indonesia.

6
Perilaku Pengguna Internet Berdasarkan Demografinya
Secara umum, 88% responden sudah menggunakan internet. Namun,
perilaku pengguna internet antar individu dapat berbeda-beda. Perbedaan pada
setiap individu dikarenakan perilaku didasari pada motif, kebutuhan, dan
lingkungan pengguna berada. Gambaran perilaku pada penelitan ini meliputi
kapan saja mengakses internet, di mana mengakses internet, dan apa yang
dilakukan ketika mengakses internet. Indonesia merupakan negara yang sangat
beragam latar belakang penduduknya, terlihat dari demografi responden yang
berbeda-beda. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan responden dalam
menggunakan internet. Oleh sebab itu, dilakukan uji chi-square untuk melihat
apakah ada hubungannya antara peubah-peubah demografi pengguna dengan
frekuensi, lokasi, dan aktivitas dalam menggunakan internet.
Tabel 2 Hasil Uji Chi-Square
Frekuensi
Lokasi
Aktivitas
Chi-Square Sig. Chi-Square Sig. Chi-Square Sig.
Wilayah
54.332 .000
88.856 .000
123.651 .000
Jenis kelamin
3.019 .221
24.927 .000
63.203 .000
Usia
19.034 .004
352.226 .000
404.844 .000
Pendidikan terakhir
76.618 .000
258.837 .000
257.018 .000
Pekerjaan
36.851 .000
684.491 .000
751.071 .000

Tabel 2 menujukkan bahwa terdapat hubungan antara peubah-peubah pada
demografi dengan frekuensi mengakses internet, lokasi mengakses internet, dan
aktivitas mengakses internet, kecuali peubah jenis kelamin dengan frekuensi
mengakses internet pada taraf nyata 0.05. Secara umum, frekuensi masyarakat
Indonesia mengakses internet paling tidak sekali dalam seminggu (51.3%).
Frekuensi mengakses internet ini tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan
(Lampiran 2).
Frekuensi Mengakses Internet
Secara umum, frekuensi mengakses internet berdasarkan wilayahnya adalah
paling tidak sekali dalam seminggu. Perbedaan terlihat pada wilayah Maluku &
Papua, pengguna yang mengakses internet tidak setiap hari (73.3%) jauh lebih
tinggi dari pengguna yang mengakses internet setiap hari (21.5%). Hal ini
menunjukkan bahwa walaupun frekuensinya tidak sering, masyarakat pada
wilayah Maluku & Papua sudah menggunakan internet untuk keperluan mereka.
Perbedaan yang cukup tinggi juga terlihat pada wilayah Sulawesi dan
Sumatera. Pengguna internet pada kedua wilayah ini kebanyakan yang mengakses
internet paling tidak sekali dalam seminggu. Wilayah Sulawesi merupakan
wilayah dengan masyarakat yang tidak pernah mengakses internet paling tinggi
(15.3%). Sementara wilayah yang penggunanya paling sering mengakses internet
adalah DKI (47.4%). Hal ini menunjukkan bahwa internet sudah menjadi bagian
keseharian hidup oleh pengguna di wilayah DKI. Frekuensi mengakses internet
pada wilayah Bali & NT tidak terlalu berbeda dengan wilayah DKI. Pariwisata
yang maju, terutama pada Bali dan Lombok yang sering didatangi turis, telah
mempengaruhi perilaku masyarakatnya dalam menggunakan internet. Sementara

7
pada wilayah Jawa, lebih banyak pengguna yang mengakses internet paling tidak
sekali dalam seminggu (Gambar 1).
73.3%

47.4%

15.3%

Bali&NT

DKI

Jawa
Setiap hari

Kalimantan Maluku&Papua
Sulawesi
Seminggu sekali
Tidak pernah

Sumatera

Gambar 1 Frekuensi mengakses internet berdasarkan wilayah
Mayoritas pengguna pada setiap segmen usia mengakses internet paling
tidak sekali dalam seminggu. Akan tetapi, semakin besar usianya, akan semakin
sering juga mengakses internet. Terlihat pada Gambar 2, pada usia anak-anak (915 tahun) pengguna yang mengakses internet setiap hari hanya 26%, kemudian
pada usia remaja (16-25 tahun) sebanyak 36% pengguna dan akhirnya pada usia
dewasa awal (26-45 tahun) dan dewasa akhir (46-65 tahun) yaitu 39% pengguna
yang mengakses internet setiap hari. Penggunaan internet oleh berbagai usia juga
terlihat pada gambar ini.
59.0%
53.4%

51.0%

48.2%
39%

36%

39%

26%
15.0%

12.7%

10.2%

Anak-anak

Remaja
Setiap hari

Dewasa awal
Seminggu sekali

10.2%

Dewasa akhir

Tidak pernah

Gambar 2 Frekuensi mengakses berdasarkan usia
Tingkat pendidikan berpengaruh pada frekuensi penggunaan internet.
Terlihat pada Gambar 3, pada tingkat pendidikan seperti D3/S1 dan S2/S3
mayoritas pengguna mengakses internet setiap hari. Sedangakan pada tingkat
pendidikan sekolah seperti SD, SMP, dan SMA sebagian besar pengguna
mengakses internet paling tidak sekali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, kebutuhan berinternet juga
semakin tinggi. Kebutuhan akan internet yang tinggi tidak lain disebabkan oleh
penyebaran informasi yang kini berkembang pesat sehingga setiap harinya
informasi apapun dapat diperbaharui.

8
61%

59%

55%

54%
48%
43%
35%

26%

29%

25%
19%

16%
11%

SD

SMP
Setiap hari

11%

9%

SMA

D3/S1

Seminggu sekali

S2/S3

Tidak pernah

Gambar 3 Frekuensi mengakses berdasarkan pendidikan terakhir
Umumnya, untuk setiap jenis pekerjaan responden mengakses internet
paling tidak sekali dalam seminggu. Pengguna yang sudah bekerja merupakan
pengguna dengan intensitas mengakses paling tinggi, terutama oleh karyawan
swasta. Sebanyak 42.6% pengguna yang bekerja sebagai karyawan swasta
mengakses internet setiap hari dan hanya 8.4% yang tidak pernah mengakses
internet. Pengguna yang paling jarang mengakses internet adalah
petani/nelayan/buruh/pedagang/tukang dengan frekuensi mengakses internet
setiap hari hanya 28.2% dari pengguna. Walaupun begitu, terlihat bahwa sekarang
ini pengguna internet berasal berbagai latar belakang pekerjaan.
42.6%

40.7%

39.3%

32.8%

31.5%

31.0%

28.2%
19.4%
15.3%
8.4%

IRT

Karyawan

11.5%

Pelajar &
Petani, dll
mahasiswa
Setiap hari
Seminggu sekali

14.4%

17.2%

8.9%

PNS/ TNI/
Wiraswasta
POLRI
Tidak pernah

Tidak bekerja

Gambar 4 Frekuensi mengakses berdasarkan pekerjaan
Lokasi Mengakses Internet
Gambar 5 menunjukkan lokasi mengakses internet yang dipilih oleh
pengguna. Berdasarkan wilayahnya, mayoritas pengguna memanfaatkan rumah
sebagai lokasi mengakses internet. Namun, terlihat perbedaan pada wilayah
Maluku & Papua. Pengguna internet pada wilayah ini menggunakan warnet
sebagai lokasi untuk mengakses internet (31.3%). Bahkan pemilihan lokasi rumah
lebih sedikit dibandingkan dengan warnet. Pada wilayah Maluku & Papua,
mengakses dari tempat umum seperti warnet akan lebih efisien dibandingkan
mengakses dari rumah karena kebanyakan pengguna pada wilayah tersebut tidak
setiap hari mengakses internet. Wilayah Bali & NT merupakan wilayah dengan
pengguna yang menggunakan rumah sebagai lokasi mengakses internet paling
tinggi dibanding dengan wilayah lain (51.7%). Sementara, wilayah Kalimantan
adalah wilayah dengan pengguna internet mengkses internet di mana saja

9
menggunakan ponsel. Penggunaan ponsel ini lebih tinggi dibandingkan wilayah
lainnya (29.9%). Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan pengguna yang
memilih sekolah sebagai lokasi utama lebih tinggi dari wilayah lainnya, yaitu
sebesar 6.5%. Pada wilayah Sumatera, 14.9% pengguna memilih kantor sebagai
lokasi utama mengakses internet.
51.7%

29.9%

31.3%

14.9%
6.5%

Bali&NT

DKI

Jawa
Rumah

Kalimantan Maluku&Papua
Dimana saja
Warnet
Kantor

Sulawesi
Sekolah

Sumatera

Gambar 5 Lokasi mengakses internet berdasarkan wilayah
Baik laki-laki maupun perempuan, mayoritas penggunanya mengakses
internet dari rumah. Pengguna dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yang
mengakses internet di kantor dibandingkan dengan perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak yang bekerja kantoran sebagai
karyawan daripada perempuan. Selain di rumah, perempuan juga mengakses
internet dari ponsel (27.5%) dan sekolah (7.9%).
38.9%

37.5%

27.5%

24.9%
16.7%

15.7%

15.6%
10.0%
5.3%

Laki-laki
Rumah
Dimana saja

Kantor

Warnet

7.9%

Perempuan
Sekolah

Gambar 6 Lokasi mengakses internet berdasarkan jenis kelamin
Perbedaan usia membuat pemilihan lokasi mengakses berbeda pula. Anakanak (9-15 tahun) banyak yang mengakses internet dari warnet (32.4%).
Sementara itu, pengguna usia dewasa awal (26-45 tahun) sebesar 28.8%
penggunanya mengakses internet dari ponsel dan 19.3% penggunanya mengakses
internet dari kantor. Cukup tingginya pengguna mengakses dari kantor
menunjukkan banyak pekerja kantoran yang berusia 26-45 tahun. Sedangkan
pengguna berusia dewasa awal (46-65 tahun), mayoritas mengakses internet dari
rumah (55.4%). Pengguna usia remaja (16-25 tahun) lebih beragam dalam
memilih lokasi mengakses internet. Hal ini dapat disebabkan usia remaja (16-25
tahun) merupakan awal usia produktif sehingga sudah memungkinkan pada usia
ini untuk bekerja kantor. Usia ini juga merupakan usia sekolah. Oleh sebab itu,
lokasi mengakses internetnya lebih beragam.

10
55.4%

32.4%

28.8%
19.3%

Anak-anak
Rumah

Remaja
Dimana saja

Dewasa awal
Warnet
Sekolah

Dewasa akhir
Kantor

Gambar 7 Lokasi mengakses internet berdasarkan usia
Lokasi yang banyak dipilih untuk mengakses internet adalah rumah, terlebih
oleh pengguna yang tingkat pendidikannya S2/S3 (53.6%). Sedangkan pengguna
dengan tingkat pendidikan SMP, 29% mengakses internet di mana saja dengan
menggunakan ponsel. Selain ponsel, lokasi yang banyak dipilih oleh pengguna
dengan tingkat pendidikan SMP adalah warnet (26.6%) dan sekolah (15.7%).
Pengguna dengan tingkat pendidikan SD memanfaatkan warnet untuk mengakses
internet (29.7%). Kemudian, kebanyakan pengguna dengan tingkat pendidikan
D3/S1 mengakses internet dari rumah (43.8%) dan kantor (23.9%).
53.6%

29.7%

29.0%
23.9%
15.7%

SD

SMP
Rumah

SMA
Dimana saja

Warnet

D3/S1
Kantor

S2/S3
Sekolah

Gambar 8 Lokasi mengakses internet berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan pekerjaannya, mayoritas pengguna mengakses internet dari
rumah. Pengguna yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 57.4%
mengakses dari rumah, persentase ini lebih ditinggi dibanding dengan yang tidak
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Selain di rumah, pengguna yang bekerja
sebagai pelajar & mahasiswa sebanyak 18.5% mengakses internet dari sekolah.
Pengguna yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI juga banyak yang mengakses
internet dari kantor (35.3%). Sementara itu, pengguna yang bekerja sebagai
petani/nelayan/buruh/tukang lebih banyak yang mengakses internet dari ponsel
mereka (40.8%) dibandingkan dengan yang mengakses di rumah. Begitu juga
dengan pengguna yang tidak bekerja, pengguna tersebut lebih banyak yang
memanfaatkan warnet untuk mengakses internet (30.9%).

11
57.4%

40.8%
35.3%
30.9%
18.5%

IRT

Karyawan

Pelajar &
Petani, dll PNS/ TNI/ POLRI
mahasiswa
Rumah
Dimana saja
Kantor
Warnet

Wiraswasta

Tidak bekerja

Sekolah

Gambar 9 Lokasi mengakses internet berdasarkan pekerjaan
Secara umum, terdapat tiga provider utama yang digunakan oleh masyarakat
Indonesia, yaitu Telkomsel (AS, Simpati, Kartu Halo), Indosat (Mentari, M3), dan
XL. Pengguna provider lainnya seperti Tri, Axis, Esia, Flexi, dan Smartfren hanya
sedikit. Pengguna yang memakai ponsel untuk mengakses internet mayoritas
menggunakan Telkomsel sebagai provider ponselnya. Sedangkan pengguna yang
mengakses internet dari rumah mayoritas menggunakan teknologi mobile
broandband (Lampiran 3 dan 4).
Aktivitas Mengakses Internet
Membuka situs jejaring sosial adalah aktivitas utama yang banyak
dilakukan pengguna internet di seluruh wilayah Indonesia (Gambar 10). Namun,
mayoritas pengguna internet di wilayah DKI (53.6%) membuka situs jejaring
sosial sebagai aktivitas utama dalam mengakses internet. Termasuk situs jejaring
sosial adalah Facebook, Twitter, Google+, Instagram, dan masih banyak lagi. Hal
ini mendukung pernyataan bahwa Jakarta, sebagai ibukota negara, merupakan
kota dengan pengguna Twitter paling aktif (Kominfo, 2013). Jejaring sosial tidak
hanya populer pada wilayah DKI, karena pada wilayah Maluku & Papua,
Sulawesi, dan Sumatera mayoritas penggunanya juga membuka situs jejaring
sosial ketika mengakses ineternet. Penggunaan internet untuk belajar banyak
dilakukan oleh pengguna internet pada wilayah Kalimantan (27%). Pada wilayah
Jawa, 6.3% pengguna internet bermain game sebagai aktivitas utama. Wilayah
Bali merupakan wilayah dengan proporsi penggunaan internet untuk menjual atau
membeli barang atau jasa (22.4%), menerima atau mengirim e-mail (15.4%), dan
mencari informasi mengenai organisasi pemerintahan (10.9%) paling banyak
dilakukan dibanding dengan wilayah lainnya. Aktivitas lainnya yang dilakukan
pengguna adalah membaca atau mengunduh berita, jurnal, dan e-book; menonton
atau mengunduh video, televisi film; mengunduh software; Internet Banking;
teleconference melalui voIP.

12
46.4%

21.3%

19.8%

5.7%

Bali&NT

DKI
Socmed

Jawa
Jual/beli

Kalimantan Maluku&Papua
Belajar Email Org. Pem

Sulawesi
IM Game

Sumatera
Lainnya

Gambar 10 Aktivitas mengakses internet berdasarkan wilayah
Jika dilihat pada Gambar 11, membuka situs jejaring sosial adalah aktivitas
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, perempuan lebih aktif
membuka situs jejaring sosial dibandingkan laki-laki. Sebanyak 41% pengguna
berjenis kelamin perempuan membuka situs jejaring sosial sebagai aktivitasnya.
Selain membuka situs jejaring sosial, aktivitas dilakukan oleh perempuan adalah
belajar (20.6%). Sementara, belajar hanya diminati 12.9% oleh pengguna berjenis
kelamin laki-laki. Aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki adalah menjual atau
membeli barang atau jasa (23.2%), mencari informasi mengenai organisasi
pemerintahan (10.2%), mengirim atau menerima e-mail (9.3%), dan bermain
game (5.3%). Sementara mengirim pesan melalui Instant Messaging seperti BBM,
Whats App, Line, dan lainnya adalah hal umum yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan.
36.1%
27.5%
19.9%
14.4%
11.0%

18.1%
14.7%
11.9%

8.6% 8.0%
5.4% 5.2%

Laki-laki
Socmed
Jual/beli

Belajar

4.4%

Org. Pem.

Email

5.8% 5.3%

Perempuan
IM
Game

3.7%

Lainnya

Gambar 11 Aktivitas mengakses internet bedasarkan jenis kelamin
Membuka situs jejaring sosial merupakan aktivitas yang digemari remaja
dan dewasa awal. Hal ini terlihat pada Gambar 12, 38.6% pengguna internet usia
remaja dan 30.4% pengguna usia dewasa awal membuka situs jejaring sosial.
Sementara, bermain game dan belajar dilakukan oleh pengguna berusia anak-anak.
Namun, pengguna yang memilih bermain game (12.8%) jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan yang melakukan aktivitas belajar (36.6%). Tingginya
pengguna yang melakukan aktivitas belajar menunjukkan bahwa tingginya minat
anak-anak menggunakan internet untuk hal yang bermanfaat. Pengguna pada usia
dewasa akhir lebih sedikit yang membuka situs jejaring sosial dibandingkan
dengan pengguna usia lain. Pengguna pada usia ini memanfaatkan internet untuk
menjual atau membeli barang atau jasa (26.2%), mencari informasi mengenai

13
organisasi pemerintah (16.9%), dan melakukan aktivtas lain seperti, membaca
atau mengunduh berita, jurnal, dan e-book; menonton atau mengunduh video,
televisi film; mengunduh software; Internet Banking; teleconference melalui voIP.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pengguna berusia dewasa akhir juga
dilakukan oleh pengguna yang berusia dewasa awal.
38.6%

36.6%

30.4%
26.2%
21.9%
17.4%

16.9%

15.9%

12.8%
9.0%
4.8%

Anak-anak
Socmed

Belajar

Remaja
Jual/beli

Game

Dewasa awal
Org. Pem

Email

Dewasa akhir
IM
Lainnya

Gambar 12 Aktivitas mengakses internet berdasarkan usia
Mayoritas pengguna membuka situs jejaring sosial ketika mengakses
internet, kecuali pengguna dengan tingkat pendidikan S2/S3. Sebagian besar
pengguna ini melakukan jual atau beli barang atau jasa (21.4%) dan mencari
informasi mengenai organisasi pemerintah (14.3%). Aktivitas bermain game
dilakukan oleh pengguna dengan tingkat pendidikan SD. Jika diperhatikan, lokasi
warnet dan aktivitas bermain game sama-sama dilakukan oleh pengguna
berpendidikan SD. Hal ini menunjukkan bahwa warnet-warnet yang menyediakan
game online kebanyakan pelanggan warnet tersebut adalah anak sekolah SD.
Namun, pengguna berpendidikan SD juga menggunakan internet untuk belajar.
Membuka situs jejaring sosial paling banyak dilakukan oleh pengguna yang
berpendidikan SMP.
40.8%
35.7%

21.4%
14.3%
12.0%
8.3%
5.1%

5.1%

4.3%
3.6%

SD
Socmed

SMP
Jual/beli

Belajar

SMA
Lainnya

Email

D3/S1
Org. Pem

IM

S2/S3
Game

Gambar 13 Aktivitas mengakses internet berdasarkan tingkat pendidikan
Perbedaan pekerjaan membuat aktivitas yang dilakukan juga berbeda,
walaupun mayoritas pengguna pada berbagai kalangan pekerjaan membuka situs
jejaring sosial ketika mengakses internet. Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan
yang pengguna dengan membuka situs jejaring sosial ketika mengakses internet
lebih tinggi dibanding pengguna yang bekerja bukan sebagai ibu rumah tangga

14
(46.3%). Sementara, 13.5% dari pengguna yang bekerja sebagai karyawan swasta
menggunakan internet untuk mengirim atau menerima e-mail. Pelajar &
mahasiswa sebagai siswa yang dituntut aktif belajar juga melakukan internet
untuk menunjang kebutuhan belajarnya (35.2%). PNS/TNI/POLRI sebagai
pegawai negara banyak yang mengakses internet untuk mencari informasi
mengenai organisasi pemerintahan. Pengguna yang bekerja sebagai wiraswasta
mengakses internet untk menjual atau membeli barang atau jasa. Hal ini
menunjukkan bahwa internet merupakan alat penunjang untuk memenuhi
kebutuhan penggunanya.
46.3%

47.6%

35.2%
24.5%

22.4%

17.0%
8.1%

IRT

Karyawan
Socmed

Pelajar &
Petani, dll PNS/ TNI/ POLRI Wiraswasta
Tidak bekerja
mahasiswa
Belajar
Game
Lainnya
Jual/beli
Email
IM
Org. Pem

Gambar 14 Aktivitas mengakses internet berdasarkan pekerjaan
Perilaku Pengguna Internet Berdasarkan Status Desa
Pengguna internet bukan hanya masyarakat yang berada di perkotaan. Saat
ini pengguna internet sudah merambah hingga ke pedesaan. Program “Internet
Masuk Desa” merupakan program pemerintah sebagai salah satu upaya
pemerataan perkembangan internet. Program ini berupa sebuah unit mobil yang
disebut Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan berkedudukan di
kecamatan sehingga masyarakat sekitar kecamatan tersebut dapat menggunakan
internet. Untuk mengetahui apakah status desa mempengaruhi perilaku pengguna
internet dan karakteristiknya, dikelompokan pengguna internet berdasarkan status
desa tempat tinggal. Status desa ini didapatkan dari data Podes 2011. Dari data
survei yang telah digabungkan dengan data Podes, ada empat kelurahan di dua
kabupaten yang tidak ada keterangan status desanya. Hal ini dapat terjadi karena
terdapat kelurahan yang melakukan pemekaran wilayah setelah tahun 2011,
sedangkan data Podes yang terbaru adalah Podes 2011.
Tabel 3 Hasil Uji Chi-Square dengan peubah Status Desa
Chi-Square Sig
27.221
.001
Lokasi
.026
Aktivitas 24.592
.000
Frekuensi 24.592
Berdasarkan Tabel 3, status desa mempengaruhi keputusan pengguna dalam
mengakses internet. Nilai signifikansi peubah lokasi utama, aktivitas utama, dan
frekuensi mengakses internet kurang dari α (0.05).

15

Lokasi Mengakses Internet
Gambar 15 menunjukkan bahwa secara umum masyarakat perkotaan dan
pedesaan memilih mengakses internet di rumah. Namun, masyarakat pedesaan
memanfaatkan tempat umum seperti kantor, sekolah, dan warnet sebagai lokasi
utama mengakses internet. Masyarakat pedesaan juga lebih banyak yang
mengakses internet melalui ponselnya dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Hal ini menunjukkan ponsel sudah menjadi bagian keseharian masyarakat
pedesaan, bukan lagi hanya untuk mendengarkan musik, memotret, menelepon
dan mengirim atau menerima sms, tetapi juga mengakses internet.
40.0%
32.4%

29.6%

22.4%
15.6%

14.5%

13.0%

13.2%
7.2%

5.7%

Perkotaan
Rumah

Dimana saja

Warnet

Pedesaan
Kantor
Sekolah

Gambar 15 Lokasi mengakses internet berdasarkan status desa
Jika dilihat pada Gambar 16, penggunaan ponsel oleh masyarakat perkotaan
maupun pedesaan cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dari angka penggunaan
ponsel yang lebih dari 80%. Pada pedesaan, angka penggunaan ponsel jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan komputer. Sementara pada masyarakat
perkotaan penggunaan komputer lebih tinggi, sehingga pengguna pada perkotaan
yang memilih untuk mengakses internet di rumah sebagai lokasi utama lebih
banyak dibandingkan dengan masyarakat pada pedesaan.
93%

81%

40%
17%

Perkotaan
Penggunaan HP

Pedesaan
Penggunaan komputer

Gambar 16 Tingkat penggunaan HP dan komputer pada status desa
Telkomsel, Indosat, dan XL adalah tiga provider besar yang mendominasi.
Pemilihan provider pada perkotaan lebih beragam dibandingkan pedesaan,
walaupun Telkomsel tetap menjadi provider pilihan yang banyak digunakan untuk
ponsel. Sebanyak 10.7% dari masyarakat perkotaan menggunakan Indosat dan
13.4% menggunakan XL. Pada perkotaan, masih cukup banyak pengguna Axis,
Tri, Esia, Flexi, dan Smartfren masing-masing berkisar 3%. Sedangkan pada
pedesaan, pengguna Telkomsel jauh lebih banyak dan pemilihan providernya
kurang beragam. Pengguna Telkomsel ada sebanyak 71.1%, Indosat 12.7%, dan
XL 14.2%. Hanya Telkomsel, Indosat, dan XL provider yang banyak digunakan

16
oleh masyarakat pedesaan, sedangkan provider lain proporsinya tidak lebih dari
1%. Pemilihan provider yang digunakan berkaitan dengan ketersedian Base
Transceiver Station (BTS) sebagai penerima dan pengirim sinyal dan kekuatan
sinyal pada daerah status desa.
71.1%
60.4%

10.7%

13.4%

15.5%

12.7%

14.2%
2.0%

Perkotaan
Telkomsel

Pedesaan
Indosat

XL

Lainnya

Gambar 17 Provider yang digunakan berdasarkan status desa
Pada Lampiran 5 dan 6, terlihat bahwa ketersediaan BTS belum merata dan
masih terpusat pada perkotaan. Sebanyak 66.6% daerah perkotaan sudah tersedia
BTS. Sebaliknya, 65.3% daerah pedesaan tidak memiliki BTS. Ketersediaan BTS
di daerah perkotaan dan pedesaan mempengaruhi kekuatan sinyal yang ada di
daerah tersebut. Daerah perkotaan karena sudah memiliki banyak BTS 98.7% dari
daerah perkotaan sudah memiliki sinyal yang kuat dan hanya 1.3% daerah
perkotaan yang bersinyal lemah. Sementara pada daerah pedesaan, hanya 74.7%
daerah yang memiliki sinyal kuat. 21.5% dari daerah pedesaan hanya terjangkau
oleh sinyal yang lemah dan 3.8% dari daerah pedesaan tidak ada sinyal sama
sekali.
Aktivitas Mengakses Internet
Aktivitas utama yang paling sering dilakukan baik itu pada masyarakat
perkotaan maupun pedesaan adalah membuka situs jejaring sosial seperti
Facebook dan Twitter (Gambar 18). Terlihat pada gambar, aktivitas utama yang
dilakukan selain membuka situs jejaring sosial adalah melakukan aktivitas belajar,
mencari informasi mengenai organisasi pemerintahan, dan bermain game online.
Sementara itu, masyarakat pengguna pada perkotaan lebih banyak yang
melakukan aktivitas menjual atau membeli barang atau jasa. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat perkotaan sudah memanfaatkan internet untuk keperluan usaha
dan masyarakat perkotaan cenderung lebih komsumtif dibandingkan masyarakat
pedesaan, terlihat dari banyaknya bisnis online shop yang ada saat ini. Masyarakat
perkotaan juga lebih sering mengirim atau menerima e-mail dan mengirim pesan
melalui Instant Messaging. Tingginya tingkat kesibukan masyarakat perkotaan
membuat aktivitas berdiskusi dilakukan melalui e-mail dan Instant Messaging.

17
31.0%
32.4%

18.7%
15.4%

16.7%
12.9%
7.7%
5.7%

Socmed

Jual/beli

7.6%
6.1%

Belajar
Email
Org. Pem.
Perkotaan
Pedesaan

5.9%
4.4%

4.2%4.9%

IM

Game

Gambar 18 Perbandingan aktivitas utama pada status desa
Frekuensi Mengakses Internet
Gambar 19 menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan lebih sering
mengakses internet dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Sebanyak 40%
dari masyarakat perkotaan mengakses internet setiap hari dan hanya 9.8%
masyarakat perkotaan tidak pernah mengakses internet sama sekali. Sementara
pada pedesaan, 31.3% mengakses internet setiap hari dan 14.8% tidak pernah
mengakses internet sama sekali.
53.8%

49.8%
40.4%
31.3%

14.8%

9.8%

Perkotaan
Setiap hari

Seminggu sekali

Pedesaan
Tidak pernah

Gambar 19 Frekuensi mengakses internet berdasarkan status desa
Karakteristik Pengguna Internet dengan Analisis Korespondensi
Analisis korespondensi dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih jauh
mengenai perilaku pengguna internet di Indonesia. Peubah-peubah yang dianalisis
adalah antara peubah usia dengan aktivitas mengakses internet dan peubah
pekerjaan dengan aktivitas mengakses internet. Pemilihan peubah usia dan
pekerjaan dilakukan karena kedua peubah ini merupakan peubah yang
berpengaruh terhadap aktivitas mengakses internet.
Berdasarkan hasil analisis antara peubah usia dan peubah aktivitas
mengakses internet, diperoleh nilai inersia komponen pertama adalah 0.175 dan
nilai inersia komponen kedua adalah 0.029. Kedua komponen tersebut dapat
menjelaskan 98.4% keragaman data.
Gambar 20 menunjukkan plot hasil analisis korespondensi. Plot
korespondensi menunjukkan bahwa aktivitas utama yang dilakukan anak-anak
ketika mengakses internet adalah belajar dan bermain game. Aktivitas bermain
game yang semakin sering dilakukan oleh anak-anak ini tentu harus dengan
pengawasan orang yang lebih tua karena tidak semua game ditujukan untuk usia
anak-anak.

18
Walaupun secara umum membuka situs jejaring sosial dilakukan oleh
pengguna segala usia, pengguna usia remaja merupakan pengguna dengan
proporsi membuka situs jejaring sosial paling tinggi. Usia remaja merupakan usia
pengembangan diri dan selalu ingin tahu akan hal-hal baru. Salah satu wadah
untuk mecncari informasi baru adalah melalui jejaring sosial. Kini situs jejaring
sosial bukan hanya tempat untuk mencari dan memperluas pertemanan, tetapi juga
bertautan dengan situs lain seperti situs berita, artikel pengetahuan, dan
sebagainya sehingga pencarian informasi pun dapat dilakukan dari jejaring sosial.
Informasi-informasi ini juga selalu diperbaharui setiap hari, bahkan setiap menit.
Aktivitas utama mengakses internet yang dilakukan penggua usia dewasa
awal adalah menjual atau membeli barang atau jasa, mengirim pesan melalui
Instant Messaging, dan mengirim atau menerima e-mail. Sedangkan pengguna
usia dewasa akhir mencari informasi mengenai organisasi pemerintahan sebagai
aktivitas utama ketika mengakses internet.

Gambar 20 Plot hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan usia
Analisis korespondensi antara peubah pekerjaan dan aktivitas utama
mengakses internet menghasilkan nilai inersia komponen pertama sebesar 0.237
dan nilai inersia komponen kedua sebesar 0.119. Kedua komponen tersebut dapat
menjelaskan 92.7% keragaman data.
Berdasarkan Gambar 21, plot menunjukkan bahwa aktivitas ketika
mengakses internet oleh pengguna yang masih pelajar & mahasiswa adalah
belajar dan bermain game. Hal ini menunjukkan bahwa pelajar & mahasiswa
menggunakan internet untuk keperluan studi dan juga hiburan disela-sela studinya.
Pengguna yang bekerja sebagai karyawan swasta dan wiraswasta memliki
kemiripan. Aktivitas utama yang dilakukan ketika mengakses internet adalah

19
menjual atau membeli barang atau jasa, mengirim atau menerima e-mail, dan
mengirim pesan melalui Instant Messaging. Berkembangnya internet digunakan
oleh responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta untuk berbisnis. Hal ini
terlihat dari banyaknya situs jual beli online yang tersedia sekarang, bahkan
promosi jualan pun dilakukan pada Instant Messaging. Kemudahan karena adanya
internet pun digunakan oleh pengguna yang bekerja sebagai karyawan. Lewat
Instant Messaging pengguna dapat berkirim pesan dan dapat digunakan untuk
berdiskusi.
Pengguna yang tidak bekerja pun melakukan aktivitas mengirim pesan
melaui
Instant
Messaging.
Sementara,
ibu
rumah
tangga
dan
petani/nelayan/pedagang/buruh/tukang adalah dua pekerjaan dengan aktivitas
yang dilakukan adalah membuka situs jejaring sosial. Hal ini menunjukkan bahwa
membuka situs jejaring sosial sudah menjadi hal yang umum pada berbagai
kalangan pengguna. Aktivitas yang dilakukan ketika mengakses internet oleh
pengguna yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI adalah mencari informasi
mengenai organisasi pemerintah.

Gambar 21 Plot hasil analisis korespondensi antara aktivitas dan pekerjaan

20

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ponsel dan internet telah menjadi bagian hidup sehari-hari masyarakat
Indonesia. Teknologi yang terus berkembang membuat pengguna internet di
Indonesia berkembang pula. Sebanyak 88% responden sudah menggunakan
internet. Pengguna ponsel dan internet di Indonesia sangat beragam latar
belakangnya. Perbedaan wilayah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat
pendidikan, bahkan status desa tidak menjadi hambatan untuk memiliki dan
menggunakan ponsel dan mengakses internet.
Secara umum, frekuensi mengakses internet oleh pengguna di Indonesia
adalah paling tidak sekali dalam seminggu. Frekuensi ini tidak berbeda antara
laki-laki dan perempuan. Wilayah yang penggunanya paling sering mengakses
internet adalah wilayah DKI. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa frekuensi
mengakses internet akan lebih sering dilakukan sejalan dengan peningkatan usia.
Lokasi mengakses internet di setiap wilayah pada umumnya adalah di
rumah, terkecuali wilayah Maluku & Papua. Lokasi utama yang dipilih oleh
pengguna pada wilayah Maluku & Papua adalah warnet. Pengguna pada wilayah
ini tidak mengakses internet setiap hari sehingga mengakses internet dari warnet
lebih efisien. Pengguna internet di pedesaan menggunakan ponsel sebagai media
berinternet dan umumnya memanfaatkan internet untuk kegiatan belajar dan
mencari informasi mengenai organisasi pemerintahan.
Hasil anali