ART Dewi Kartika Perilaku Penggunaan Internet fulltext

(1)

24 PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET OLEH REMAJA DI SALATIGA

DALAM PERSPEKTIF MEDIA SYSTEM DEPENDENCY THEORY

Oleh:

Dewi Kartika Sari

dewikaes@gmail.com

ABSTRACT

Study on the behavior of Inter net usage lately star ted a lot done. A study of Inter net usage behavior seen in t he per spect ive of the media system dependency theor y in Indonesia is still har d to find. For this r eason, so this r esear ch is done. Taking the subject of r esear ch is the empir ical data because accor ding to teens, the major ity of Inter net user s ar e teenager s, so look at the behavior of adolescents w ithin the per spective of the media system dependency theor y seems inter esting to do.

The r esults show ed that at the micr o level, r espondents chose the television media as the pr imar y medium in ber media activit y, follow ed by the second after the Inter net as a medium of television. But in ter ms of infor mation r et r ieval, r espondents chose the Inter net as the main media in obtaining infor mation, follow ed by television as a media both in the context of obtaining infor mation. At the macr o level, it is know n t hat most r espondents lived w ith the family of batih. In t he per spective of t he media system dependency an attr ibute t heor y, social envir onment gives influence to the r espondents to select the medium used and deter mine w hich media ar e used to meet his needs. Other social systems ar e assumed to have influence is the par ticipation of r espondents in or ganisations in the school and outside the school. Note that the par ticipation of r espondents in or ganisations in the school and outside the school is a member of these or ganizations.


(2)

25 1. PENDAHULUAN

Studi penggunaan Inter net akhir -akhir ini telah banyak dilakukan. Dalam konteks media syst em dependency t heor y di Indonesia, belum banyak dilakukan. Disisi lain, media syst em dependency theor y di negar a lain selain Indonesia mulai banyak dilakukan. Setidaknya ada empat buah hasil studi mengenai media syst em dependency t heor y. Keempat penelitian adalah : (1) Media System Dependency, Symbolic Pow er , and Human Rights Online Video: Lear ning fr om Bur ma’s “Saffr on Revolution” and WITNESS’s Hub yang dilakukan oleh Melissa Br ough dan Zhan Li dar i Univer sity of Souther n Califor nia. Hasil penelitian ter sebut dimuat di Inter national Jour nal of Communication 7 (2013) halaman 281-304; (2) Stakeholder Theor y, Meet Communications Theor y: Media System Dependency and Community Infr astr uctur e Theor y, w ith an Application to Califor nia’s Cannabis/ Mar ijuana Industr y oleh Kar en Paul dar i Flor ida Inter national Univer sity, Miami, Flor ida, USA. Hasil penelitian ini dipublikasikan oleh Spr inger Science and Business Media Dor dr echt pada tahun 2014, dan secar a khusus dipublikasikan secar a online pada tanggal 6 Mei 2014; (3) Political Efficay on the Inter net: A Media System Dependency Appr oach yang ditulis oleh Kather ine Ognyanova dan Sandr a Ball-Rokeach dar i Univer sity of Souther n Califor nia, Annenber g School for Communication and Jour nalism, Los Angeles Califor nia, USA; (4) Myspace Or Our space: A Media System Dependency View Of MySpace, sebuah thesis yang ditulis oleh Andr ew Schr ock pada tahun 2000. Kar ena sulit ditemukannya tulisan mengenai media syst em dependency t heor y dalam konteks pengguna di Indonesia, maka tulisan ini mencoba memapar kan per ilaku audience ini dalam menggunakan Inter net ditinjau dengan media syst em dependency t heor y.

Lebih spesifik, penelitian mengenai per ilaku penggunaan Inter net ini, dilakukan di Salatiga. Salatiga dipilih sebagai lokasi penelitian disebabkan oleh ber agamnya etnis di Indonesia yang tinggal di Salatiga. Kehadir an mer eka tidak bisa ditampik kar ena keber adaan Univer sitas Kr isten Satya Wacana (UKSW), yang lahir pada tahun 1956. UKSW di Salatiga juga per nah mendapat


(3)

26 tempat bagi akademisi di Indonesia pada er a 1980-an kar ena kekr itisan par a mahasisw a dan dosennya pada w aktu itu ter hadap Pemer intahan Or de Bar u.

Pilihan kelompok umur r emaja, didasar kan pada teor i per kembangan r emaja. Santr ock (2003:31) menyatakan bahw a masa r emaja adalah masa per kembangan tr ansisi antar a masa anak dan dew asa yang mencakup per ubahan biologis, kognitif, dan sosial. Pada kebanyakan budaya, usia r emaja dimulai pada kir a-kir a usia 10-13 tahun dan ber akhir pada kir a-kir a usia 18-22 tahun. Ber kaitan dengan penggunaan Inter net di usia r emaja, ter dapat hasil penelitian yang menunjukkan meningkatnya penggunaan Inter net di kalangan kelompok umur ini. Kementr ian Komunikasi dan Infor matika (Kemkominfo) pada tahu 2014 mer ilis data yang menyatakan bahw a pengguna Inter net di Indonesia hingga pada tahun 2014 telah mencapai 82 juta or ang. Dengan jumlah ini. Indonesia ber ada di per ingkat ke-8 dunia dalam hal pengguna Inter net. Lebih lanjut Kemkominfo menyatakan bahw a dar i ke-82 jut a pengguna ter sebut, 80% diantar anya adalah r emaja ber usia 15-19 tahun. Dengan data inilah, maka penelitian tentang Per ilaku Penggunaan Inter net Oleh Remaja Di Salatiga Dalam Per spektif Media System Dependency Theor y dilakukan.

2. KAJIAN TEORITIS

Media System Dependency (MSD) Theor y mer upakan teor i yang dikembangkan oleh Sandr a Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur . MSD sejatinya mer upakan pengembangan dar i pendekatan Uses and Gr atifications. Uses and Gr atifications member ikan penekanan kepada khalayak atau audience yang aktif. Khalayak juga diasumsikan memiliki tujuan ter tentu dalam mengkonsumsi media massa. Dengan demikian, dalam pendekatan ini, khalayak dipandang menger ti benar media yang ia pilih untuk memenuhi


(4)

27 kebutuhannya ser ta mengetahui per sis bagaimana kebutuhannya ter sebut dapat ter penuhi (Littlejohn & Foss, 2005:286).

Pendekatan Uses and Gr atifications dengan demikian, masuk dalam kategor i limit ed-effect t heor y atau teor i efek ter batas. Dengan kata lain, pendekatan ter sebut menjamin khalayak memi liki kontr ol yang cukup besar ter hadap media. Kontr ol khalayak ter hadap media i ni juga mer upakan jantung dar i MSD. Hanya saja, menur ut Ball-Rokeach dan DeFleur , bahw a khalayak bukanlah satu-satunya faktor . Ball-Rokeach dan DeFleur ber pendapat bahw a ada hubungan integr al diantar a khalayak, media dan sistem sosial yang lebi h besar .

Sejalan dengan teor i Uses and Gr atifications, MSD theor y mempr ediksi bahw a khalayak ber gantung pada media untuk memenuhi kebutuhan ter tentu dan mencapai sesuatu. Namun, dalam MSD theor y, khalayak tidak ber gantung pada semua media dengan kadar yang sama. Ball-Rokeach dan DeFleur selanjutnya menjelaskan setidaknya ada dua faktor yang menentukan keter gantungan khalayak pada media: (1) khalayak akan semakin ber gantung kepada media yang mampu memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak, dar ipada media yang hanya memenuhi beber apa saja dar i kebutuhan khalayak ter sebut ; (2) keber gantungan media dipengar uhi oleh stabilitas sosial. Dengan kata lain, semakin stabil situasi sosial, keber gantungan khalayak ter hadap media akan semakin menur un (Littlejohn& Foss, 2005:287).

Model ini menunjukkan bahw a institusi sosial dan sistem media ber inter aksi dengan khalayak untuk menciptakan kebutuhan, kepentingan dan motivasi. Ketiga hal ter sebut selanjutnya mempengar uhi khalayak untuk memilih ber bagai macam sumber media dan yang bukan media yang selanjutnya akan membaw a khalayak kepada sejumlah keter gantungan. Individu-individu yang ber gantung pada bagian ter tentu dar i media akan ter pengar uh, baik secar a kognitif, afektif, maupun behavior al oleh bagian ter tentu dar i media ter sebut. Sebagai konsekuensinya, khalayak akan


(5)

28 dipengar uhi dengan car a yang ber beda-beda oleh der ajad yang ber beda pula dar i media (Littlejohn & Foss, 2005:288).

Lebih lanjut mengenai MSD theor y, bahw a kebutuhan individu tidak semata-mata mer upakan kebutuhannya saja, namun kebutuhan ter sebut dibentuk oleh ber agam kondisi lingkungan budaya atau lingkungan sosialnya. Dengan kata lain bahw a kebutuhan individu, motif individu, dan penggunaan media ber gantung pada faktor lain diluar kendali individu ter sebut. Faktor lain ber tindak sebagai pembatas pada apa dan bagaimana media dapat digunakan ser ta pada pilihan-pilihan non-media. Sebagai contoh, seor ang r emaja akan bisa ber gantung pada video musik kar ena norma-nor ma ter tentu dalam kelompok sosialnya. Atau seor ang gur u yang ber gantung pada sur at kabar kar ena kebutuhannya akan infor masi dan kar ena tuntutan pr ofesinya.

Dengan demikian, semakin banyaknya kebutuhan individu dan semakin banyaknya hal yang ia ingin capai, semakin r endah ia akan ber gantung pada satu buah media. Jumlah kebutuhan individu, bukan hanya kar ena pilihan individu atau kar akter psikologis dar i individu namun juga ter batas pada keter sediaan media ter tentu.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Tulisan ini akan memapar kan data-data deskr iptif kuantitatif tentang per ilaku r emaja di Salatiga dalam menggunakan inter net, kemudian data-data ter sebut akan diper dalam kajiannya dengan menggunakan media syst em dependency t heor y. Analisis dengan menggunakan media syst em dependency t heor y dihar apkan dapat memper tajam temuan yang dihasilkan dar i penelitian ini.


(6)

29 Populasi yang dalam penelitian ini adalah 18.150. Jumlah ini diper oleh ber dasar kan data dar i Dinas Pendidikan dan Olahr aga Kota Salatiga tahun 2014. Dengan demikian, sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini sejumlah 391 r esponden. Sampel ter sebut diperoleh dengan menggunakan r umus Slovin. Dar i 391 kuesioner yang disebar kan kepada r esponden, 367 kuesioner yang dapat diolah, sedangkan 24 kuesioner tidak dapat diolah kar ena data tidak lengkap atau tidak memenuhi kr iter ia untuk dilakukan pengolahan data statistik. Kuesioner yang disebar kan kepada r esponden dilakukan dengan teknik st r at ified quot a simple r andom sampling. Teknik ini dipilih kar ena kar akter istik r espondennya yang ber tingkat, yakni r esponden yang ber ada di SMP kelas I dan II ser ta sisw a SMA atau SMK kelas I dan II. Sementar a jumlah r esponden yang sudah ditetapkan di masing-masing sekolah mer upakan cir i dar i teknik kuota; dan simple r andom sampling mer upakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secar a acak.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan analisis per ilaku r emaja dalam menggunakan inter net di Salatiga dipandang media syst em dependency t heor y, maka penulis akan memapar kan ter lebih dahulu mengenai pr ofil r esponden dalam penelitian ini.

4.1 Profil Responden

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Laki-Laki 161 43.9 43.9 43.9

Per empuan


(7)

30

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Laki-Laki 161 43.9 43.9 43.9

Per empuan

206 56.1 56.1 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Ber dasar kan data pr imer yang diolah peneliti, r esponden yang memiliki jenis kelamin laki-laki ber jumlah 161 sisw a dengan pr osentase 43,9% dar i total r esponden, sedangkan r esponden yang ber jenis kelamin per empuan ber jumlah 206 sisw a dengan pr osentase sebesar 56,1 %.

Tabel 2. Kelas Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid SMP Klas I 111 30.2 30.2 30.2

SMP Klas II 22 6.0 6.0 36.2

SMA/ SMK Klas I 74 20.2 20.2 56.4

SMA/ SMK Klas II 160 43.6 43.6 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Data pada tabel 2 menunjukkan bahw a mayor itas r esponden yang mengisi kuesioner mer upakan sisw a SMA/ SMK kelas II yakni sejumlah 160 r esponden atau 43,6% dar i total r esponden. Setelah itu diikuti oleh sisw a SMP kelas 1 sejumlah 111 r esponden dengan pr osentase sebesar 30, 2%. Ter banyak ketiga adalah sisw a SMA/ SMK kelas 1 yakni sejumlah 74 r esponden dengan pr osentase 20.2%. Dan r esponden yang mengisi paling sedikit adalah r esponden yang duduk di kelas II SMP yang ber jumlah 22 or ang atau 6,0%.


(8)

31 4.2 Media yang Dipilih oleh Audience

Hampir sejalan dengan teor i uses and gr at ificat ions yang menyor oti tentang keaktifan audience dalam memilih media, media syst em dependency t heor y juga mencer mati hal ter sebut. Ber ikut ini adalah data hasil penelitian yang menyatakan tentang pilihan r esponden mengenai media sebagai salah satu aktivitas ber inter net:

Tabel 3.1. Responden Berinternet Sebagai Salah Satu Aktivitas Bermedia

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Ada Jawaban 2 .5 .5 .5

Setiap Har i 173 47.1 47.1 47.7

Setiap Minggu 19 5.2 5.2 52.9

Setiap Bulan 2 .5 .5 53.4

Tidak Tentu Tapi Ser ing 107 29.2 29.2 82.6 Tidak Tentu Tapi Jar ang 49 13.4 13.4 95.9

Tidak Per nah 15 4.1 4.1 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 3.1. menunjukkan tentang pilihan r esponden pada kegiatan mengakses Inter net sebagai salah satu aktivitas ber media. Ber dasar kan tabel ter sebut, 173 r esponden menyatakan bahw a mer eka setiap har i mengakses Inter net. Per nyataan ter banyak kedua adalah r esponden menyatakan tidak tentu ber inter net namun ser ing melakukan kegi atan ter sebut sebesar 107 r esponden atau 29.2%. Sementar a itu, 2 or ang r esponden atau 0.5% menyatakan setiap bulan ber inter net dan bahkan ada juga r esponden yang tidak member ikan jaw aban.


(9)

32

Tabel 3.2. Responden Menonton TV Sebagai Salah Satu Aktivitas Bermedia

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 2 .5 .5 .5

Setiap Har i 216 58.9 58.9 59.4

Setiap Minggu 5 1.4 1.4 60.8

Setiap Bulan 2 .5 .5 61.3

Tidak Tentu Tapi Ser ing 60 16.3 16.3 77.7 Tidak Tentu Tapi Jar ang 63 17.2 17.2 94.8

Tidak Per nah 19 5.2 5.2 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Masih ber bicar a mengenai pilihan media yang digunakan audience untuk memenuhi tujuannya, tabel 3.2 menunjukkan fakta yang menar ik. Menur ut sisw a-sisw i SMA/ SMK dan sisw a-sisw i SMP di Salatiga, r esponden yang menyatakan bahw a mer eka menonton televisi sebagai salah satu kegiatan ber media sebesar 216 r esponden atau 58.9%. Sementar a r esponden yang menyatakan setiap bulan menonton televisi dan yang tidak member ikan jaw aban, masing-masing sejumlah 2 r esponden atau sebesar 0.5%.

Tabel 3.3. Responden Mendengarkan Radio Sebagai Salah Satu Aktivitas Bermedia

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 38 10.4 10.4 10.4

Setiap Har i 24 6.5 6.5 16.9

Setiap Minggu 13 3.5 3.5 20.4

Setiap Bulan 3 .8 .8 21.3


(10)

33 Tidak Tentu Tapi Jar ang 169 46.0 46.0 78.7

Tidak Per nah 78 21.3 21.3 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 3.3 menunjukkan data hasil penelitian yang menar ik juga untuk diinter pr etasi. Tabel 3.3 menunjukkan bahw a r esponden yang mendengar kan r adio sebagai salah satu aktivitas ber media memiliki jumlah r esponden ter banyak pada pilihan tidak tentu dan jar ang. Responden yang member ikan pilihan ter sebut ber jumlah 169 r esponden atau 46.0%. Disisi lain, 3 r esponden menyatakan bahw a mer eka mendengar kan r adio sebagai salah satu aktivitas ber media dilakukan setiap bulan.

Tabel 3.4. Responden Membaca Koran Sebagai Salah Satu Aktivitas Bermedia

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Ada Jawaban 5 1.4 1.4 1.4

Setiap Har i 15 4.1 4.1 5.4

Setiap Minggu 21 5.7 5.7 11.2

Setiap Bulan 2 .5 .5 11.7

Tidak Tentu Tapi Ser ing 47 12.8 12.8 24.5 Tidak Tentu Tapi Jar ang 186 50.7 50.7 75.2

Tidak Per nah 91 24.8 24.8 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Pilihan tidak tentu dan jar ang juga ter jadi pada pilihan audience untuk membaca kor an sebagai salah satu aktivitas ber media. Responden yang menyatakan membaca kor an sebagai salah satu aktivitas ber media ber jumlah 186 r esponden atau 50.7%. Selain itu, ada 2 or ang r esponden atau 0.5% yang


(11)

34 menyatakan bahw a mer eka membaca kor an sebagai salah satu aktivitas ber media. Menar iknya adalah bahw a ada 91 r esponden atau 24.8% yang menyatakan tidak per nah membaca kor an sebagai salah satu aktivitas ber media.

Tabel 3.5. Responden Membaca Majalah Sebagai Salah Satu Aktivitas Bermedia

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Setiap Har i 29 7.9 7.9 7.9

Setiap Minggu 10 2.7 2.7 10.6

Setiap Bulan 2 .5 .5 11.2

Tidak Tentu Tapi Ser ing 57 15.5 15.5 26.7 Tidak Tentu Tapi Jar ang 167 45.5 45.5 72.2

Tidak Per nah 102 27.8 27.8 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Membaca majalah mer upakan salah satu pilihan r esponden juga sebagai salah satu bentuk kegiatan ber media. Pi lihan jaw aban tidak tentu dan jar ang memiliki pr osentase ter besar untuk dipilih r esponden, yakni sebesar 45.5% atau sebesar 167 r esponden. Pilihan jaw aban ter banyak kedua adalah pilihan tidak per nah membaca majalah yakni sebesar 102 r esponden atau 27.8%. Sementar a itu, ter dapat 2 r esponden atau 0.5% yang menyatakan mer eka membaca majalah sebagai salah satu kegiat an ber media.

Ber dasar kan inter pr etasi dar i kelima media ter sebut, yakni Inter net, Televisi, Radio, Kor an dan Majalah, maka ada sat u hal yang menar ik untuk diamati. Hal menar ik ter sebut adalah pilihan ter banyak r esponden dalam menggunakan media. Responden menyatakan bahw a mer eka setiap har i menonton Televisi, diikuti dengan Inter net, Majalah, Radio, dan yang ter akhir adalah Kor an. Hal ini menar ik untuk dicer mati kar ena r upanya Televisi masih


(12)

35 mer upakan media dengan tingkat penetr asi ter tinggi bagi sisw a-sisw i SMA/ SMK dan sisw a-sisw i SMP di Salatiga. Fenomena ini masih sejalan dengan temuan Nielsen Media Resear ch tahun 2014 yang menyatakan bahw a Televisi masih menjadi jaw ar a untuk media yang dikonsumsi masyar akat di Indonesia. Konsumsi Televisi mencapai 95%, diikuti oleh Inter net sejumlah 33%, kemudian Radio sebesar 20%, Tabloid sebesar 6% dan yang ter akhir adalah Majalah sebesar 5%. Data temuan Nielsen ini tidak mencantumkan konsumsi masyar akat Indonesia untuk Kor an.

Meskipun data hasil pilihan media ter banyak per tama adalah Televisi, penulis tetap akan fokus pada Inter net. Alasan mendasar dar i pemilihan studi ini yakni adanya tr en peningkatan penetr asi Inter net di Indonesia. Hal ini sesuai dengan lapor an tahunan Yahoo! TNS Net Index ke-empat mengenai studi inovatif tentang per ilaku pengguna inter net (Supr iadi, 2012). Lapor an ter sebut menyatakan tr en signifikan mengenai per ilaku pengguna Inter net di Indonesia. Yahoo! TNS Net Index menyebut selama dua tahun ter akhir , pengguna telepon seluler atau ponsel di Indonesia menjadi pengger ak utama per tumbuhan penggunaan Inter net di Indonesia. Ponsel mer upakan media kedua paling banyak digunakan, yakni sbeebsar 55% setelah media Televisi yang memiliki pr osentase 100%. Hal lain yang dicatat mengenai per tumbuhan Inter net adalah faktor ber gesar nya demogr afi gr up usia 30 s.d. 50 tahun yang mulai ikut menggunakan Inter net. Selain Inter net mer upakan media yang penggunanya ter us mengalami peningkatan, alasan lain dipilihnya r emaja adalah bahw a ter dapat lapor an hasil sur vey yang menyatakan 30 juta pengguna Inter net di Indonesia adalah r emaja (Lukman, 2014). Dengan dua alasan inilah maka penelitian ini dilakukan.

Tabel 4. Frekuensi Responden Menggunakan I nternet

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent


(13)

36

Setiap Har i 143 39.0 39.0 39.2

Setiap Minggu 23 6.3 6.3 45.5

Tidak Tentu Tapi Ser ing 121 33.0 33.0 78.5 Tidak Tentu Tapi Jar ang 74 20.2 20.2 98.6

Tidak Per nah 5 1.4 1.4 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Ber kaitan dengan ber internet sebagai salah satu aktivitas ber media, tabel 4 menunjukkan fr ekuensi r esponden dalam menggunakan Inter net. Responden yang menyatakan setiap har i menggunakan Inter net sebesar 39% atau 143 r esponden. Disusul dengan r esponden yang menyatakan tidak tentu namun ser ing (33% atau 121 r esponden), tidak tentu tapi jar ang (20.2% atau 74 r esponden), setiap minggu (6.3% atau 23 r esponden), tidak per nah (1.4% atau 5 r esponden), dan yang tidak menjaw ab 1 or ang r esponden atau 0.3%.

Data mengenai fr ekuensi r esponden dalam menggunakan Inter net ini, disebut dalam media syst em dependency t heor y sebagai var iable keter gantungan itu sendir i. Dikatakan bahw a:

“Dependency” par t ly or ent ir ely as exposur e t ime. “Dependency” was capt ur ed in measur es such as days per week an individual uses a medium.”

4.3 Media yang Digunakan untuk Mencari Informasi

Dalam konteks pencar ian infor masi, pada tabel 5.1 menunjukkan bahw a r esponden paling ser ing menggunaka Inter net.

Tabel 5.1. Peringkat I nternet Dalam Konteks Pencarian I nformasi Oleh Responden


(14)

37 Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 28 7.6 7.6 7.6

Paling Ser ing 200 54.5 54.5 62.1

Ser ing 103 28.1 28.1 90.2

Cukup Ser ing 22 6.0 6.0 96.2

Tidak Ser ing 4 1.1 1.1 97.3

Sangat Tidak Ser ing 10 2.7 2.7 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Hal ini ter bukti dar i 367 r esponden, 200 r esponden atau setar a dengan 54.5 % menyatakan paling ser ing menggunakan Inter net dalam hal pencar ian infor masi. Ter banyak kedua adalah r esponden yang menyatakan ser ing mencar i infor masi menggunakan Internet. Tipe r esponden yang ser ing mencar i infor masi di Inter net sejumlah 103 r esponden atau 28.1 %.

Apabila fakta ini dibandingkan dengan tabel 3.1 dan tabel 3.2, maka temuan menar ik dar i penelitian ini adalah bahw a meskipun Inter net menempati ur utan paling banyak kedua untuk aktivitas ber media setelah Televisi, namun pada tabel 5.1. menunjukkan bahw a Inter net tetap populer bagi r esponden dalam hal pencar ian infor masi. Dengan demikian, sesngguhnya menjadi penting bagi penelitian selanjutnya untuk mengetahui tujuan r esponden menggunakan Televisi sebagai salah satu aktivitas ber media.

Tabel 5.2. Peringkat TV Dalam Konteks Pencarian I nformasi Oleh Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 29 7.9 7.9 7.9


(15)

38

Ser ing 152 41.4 41.4 80.7

Cukup Ser ing 37 10.1 10.1 90.7

Tidak Ser ing 21 5.7 5.7 96.5

Sangat Tidak Ser ing 13 3.5 3.5 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Pada tabel 5.2 ditunjukkan bahw a dalam konteks pencar ian infor masi, media Televisi menempati ur utan kedua setelah Inter net. Hal ini dibuktikan dar i data statistik bahw a r esponden yang menyatakan paling ser ing menggunakan Televisi sebagai alat untuk mencar i infor masi sebesar 115 r esponden atau 31.3%. Angka ini r upanya masih lebih kecil dar ipada r esponden yang menyatakan bahw a mer eka ser ing mencar i infor masi dar i Televisi. Responden yang menyatakan bahw a mer eka ser ing menggunakan Televisi untuk mencar i infor masi sebesar 152 r esponden atau setar a dengan 41.4%.

Tabel 5.3. Peringkat Koran Dalam Konteks Pencarian I nformasi Oleh Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid

Tidak Menjawab 67 18.3 18.3 18.3

Paling Ser ing 4 1.1 1.1 19.3

Ser ing 30 8.2 8.2 27.5

Cukup Ser ing 108 29.4 29.4 56.9

Tidak Ser ing 91 24.8 24.8 81.7

Sangat Tidak Ser ing 67 18.3 18.3 100.0

Total 367 100.0 100.0


(16)

39 Masih ber kaitan dengan konteks pencar ian infor masi, tabel 5.3 menunjukkan Kor an sebagai pilihan r esponden untuk mencar i infor masi. Ber beda dengan kedua media sebelumnya, yakni Inter net dan Televisi, Kor an r upanya cukup ser ing digunakan untuk mencar i infor masi oleh r esponden. Responden yang menyatakan cukup ser ing menggunakan kor an untuk mencar i infor masi ber jumlah 108 r esponden atau 29.4%. Sementar a hanya ada 4 r esponden atau 1.1% yang menyatakan paling ser ing mencar i infor masi di Kor an.

Tabel 5.4. Peringkat Majalah Dalam Konteks Pencarian I nformasi Oleh Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 78 21.3 21.3 21.3

Paling Ser ing 5 1.4 1.4 22.6

Ser ing 9 2.5 2.5 25.1

Cukup Ser ing 70 19.1 19.1 44.1

Tidak Ser ing 88 24.0 24.0 68.1

Sangat Tidak Ser ing 117 31.9 31.9 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Selain Inter net, Televisi, dan Kor an, media lain yang digunakan oleh r esponden dalam konteks pencar ian infor masi adalah Majalah. Yang menar ik dar i data ini adalah bahw a mayor itas r esponden menyatakan sangat tidak ser ing menggunakan Majalah untuk mencar i infor masi. Hal ini ditunjukkan pada tabel 5.4 yakni r esponden yang menyatakan sangat tidak ser ing menggunakan Majalah untuk mencar i infor masi sebesar 31.9% atau sejumlah 117 r esponden. Jaw aban ter banyak kedua adalah tidak ser ing menggunakan Majalah, yakni sebesar 24.0% atau sejumlah 88 r esponden. Sementar a


(17)

40 r esponden yang menyatakan paling ser ing mencar i infor masi menggunakan Majalah sebanyak 5 r esponden atau 1.4%.

Tabel 5.5. Peringkat Radio Dalam Konteks Pencarian I nformasi Oleh Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak Menjawab 79 21.5 21.5 21.5

Paling Ser ing 36 9.8 9.8 31.3

Ser ing 24 6.5 6.5 37.9

Cukup Ser ing 56 15.3 15.3 53.1

Tidak Ser ing 48 13.1 13.1 66.2

Sangat Tidak Ser ing 124 33.8 33.8 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Media selanjutnya adalah Radio. Ber dasar kan data dar i tabel 5.5, r esponden yang menyatakan sangat tidak ser ing menggunakan r adio sebagai media untuk mencar i infor masi ber jumlah 124 r esponden atau setar a dengan 33.8%. Jaw aban ini mer upakan jaw aban ter banyak r esponden dalam hal penggunaan r adio sebagai media untuk mencar i infor masi. Selanjutnya disusul dengan r esponden yang cukup ser ing mencar i infor masi di r adio sebesar 15.3% atau 56 r esponden. Sementar a r esponden yang menyatakan paling ser ing mencar i infor masi lew at r adio sejumlah 36 r esponden atau 9.8%.

Dar i keselur uhan tabel poin 5 dapat ditar ik kesimpulan bahw a sisw a-siswi SMA/ SMK dan sisw a-sisw i SMP paling ser ing menggunakan Inter net dalam hal pencar ian infor masi. Diikuti dengan media Televisi, Radio, Majalah, dan media yang dipilih ter akhir adalah Kor an. Pili han Inter net sebagai salah satu bentuk konver gensi media tetap menjadi idola di kalangan r emaja, khususnya di Salatiga. Pilihan ber ikutnya jatuh pada bentuk media audio visual yakni Televisi, kemudian media audio yakni r adio dan setelah itu, bentuk


(18)

41 media cetak, yakni Majalah dan Kor an menjadi pilihan akhir sisw a-sisw i ini dalam pencar ian infor masi.

Ser ingnya sisw a-sisw i ini menggunakan Internet, mer upakan salah satu kar akter istik yang tidak mungkin dilepaskan dar i mer eka. Tapscott (2009:2) menyebut bahw a gener asi ini disebut dengan Net Gener at ion. Gener asi ini, lanjut Tapscott ber beda dengan gener asi sebelumnya dimana mer eka adalah gener asi per tama yang tumbuh dengan dikelilingi oleh media digital. Bahkan gener asi ini ber asumsi bahw a lingkungan natur al mer eka adalah lingkungan digital.

Ber kaitan dengan pilihan audience ter hadap media dan pilihan media untuk kebutuhan infomar si ini, dalam media syst em dependency t heor y mer upakan aspek mikr o. Aspek mikr o menekankan inter aksi antar a media dan audience, dan sebaliknya, audience dengan media. Penelitian ini memiliki kelemahan dalam hal ketiadaan data mengenai inter aksi media dengan audience mengenai hal-hal yang diper oleh media dar i audience.

4.4 Sistem Sosial Audience

Sistem sosial adalah lingkungan sosial dimana individu ter sebut ber inter aksi dengan or ang lain. Dalam per sektif media syst em dependency t heor y¸ bahw a sesungguhnya motif, kehendak dan keinginan individu tidak ser ta mer ta muncul dar i dalam dir inya sendir i, namun dipengar uhi oleh sistem sosial individu ter sebut. Dalam kajian ini, akan dipapar kan mengenai dengan siapa saja r esponden tinggal dan or ganisasi yang diikuti oleh r esponden.

Tabel 6. Orang Dewasa Yang Tinggal Bersama Responden

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Keluar ga Inti 292 79.6 79.6 79.6


(19)

42

Ker abat 13 3.5 3.5 97.3

Bapak/ Ibu/ Penjaga Kos 10 2.7 2.7 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 6 menunjukkan data tentang or ang dew asa yang tinggal ber sama r esponden. Dar i 367 r esponden, 79.6% atau 292 r esponden menyatakan bahw a mer eka tinggal ber sama keluar ga inti. Mendefinisikan keluar ga inti setidaknya, menur ut Lestar i (2014: 3), didasar kan pada tiga sudut pandang, yakni definisi str uktur al, definisi fungsional, dan definisi inter aksional. Pada kajian definisi str uktur al, keluar ga disini didefinisikan ber dasar kan kehadir an atau ketidakhadir an anggota keluar ga, yakni or ang tua, anak, dan ker abat lainnya.

Definisi ini menekankan pada siapa yang menjadi bagian dar i keluar ga. Dalam per spektif ini kemudian muncul penger tian tentang keluar ga sebagai asal usul (families of or igin), keluar ga sebagai w ahana melahir kan ketur unan (families of pr ocr eat ion), dan keluar ga batih (ext ended family).

Definisi fungsional, selanjutnya, didefinisikan dengan penekanan pada ter penuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungi ini mencakup fungsi per aw atan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan mater i, dan pemenuhan per an-per an ter tentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluar ga. Sudut pandang ketiga dalam memaknai tentang keluar ga adalah mendefinisikan keluar ga dalam konteks tr ansaksional. Keluar ga, dalam per spektif ini didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui per ilaku-per ilaku yang memunculkan r asa identitas sebagai keluar ga (family ident it y), ber upa ikatan emosi, pengalaman histor is, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluar ga melaksanakan fungsinya. Fokus pada penelitian ini, yang dimaksud keluar ga inti mengacu pada per spektif yang


(20)

43 per tama yakni definisi str uctur al yang memfokuskan pada kehadir an atau ketidakhadir an anggota keluar ga, khususnya or ang tua dan anak.

Ber dasar kan konsep yang penulis gunakan ini, maka ter lihat data hasi l penelitian menunjukkan bahw a sebagian besar r esponden menyatakan bahw a mer eka tinggal dengan keluar ga inti mer eka. Ter banyak kedua adalah r esponden yang tinggal dengan keluar ga inti dan ker abatnya yakni sebesar 14.2% atau 52 r esponden, diikuti dengan r esponden yang tinggal dengan ker abatnya sebesar 3.5% atau 13 or ang r esponden, dan sisanya, 10 r esponden atau setar a dengan 2.7% menyatakan mer eka adalah anak kos dimana or ang dew asa yang ada di sekitar mer eka adalah bapak at au ibu atau penjaga kos. 4.5 Organisasi Yang Diikuti oleh Responden

Hal kedua selain or ang dew asa yang tinggal ber sama r esponden, yang mempengar uhi individu ter adap pilihan medianya adalah or ganisasi yang diikuti oleh r esponden.

Tabel 7.1. Keterlibatan Dalam Organisasi Formal Sekolah

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent Valid Ya Sebagai Pengur us 102 27.8 27.8 27.8

Ya Sebagai Anggota 265 72.2 72.2 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 7.1 menunjukkan data mengenai keter libatan r esponden dalam or ganisasi for mal di sekolah. Yang dimaksud or ganisasi for mal adalah Or ganisasi Sisw a Intr a Sekolah atau disingkat OSIS. Ber dasar kan data pada tabel 7.1, dapat diasumsikan bahw a selur uh r esponden yang ber jumlah 367 or ang, masuk dalam OSIS. Masih ber dasar kan tabel 7.1, 27.8% atau setar a dengan 102 r esponden menyatakan bahw a mer eka adalah penguus OSIS.


(21)

44 Sementar a 72.2% atau 256 r esponden menyatakan mer eka adalah anggota OSIS.

Tabel 7.2. Keterlibatan Responden Dalam Klub Olahraga

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak 239 65.1 65.1 65.1

Ya Sebagai Pengur us 6 1.6 1.6 66.8

Ya i Sebagai Anggota 122 33.2 33.2 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 7.2 mer upakan data hasil penelitian yang menunjukkan keter libatan r esponden dalam klub olahr aga. Faktanya, bahw a lebih dar i 50% r esponden, atau tepatnya 65.1% atau sejumlah 239 r esponden menyatakan tidak ter libat dalam klub olahr aga ter sebut. Sisanya, sebesar 128 r esponden menyatakan mengikuti klub olahr aga dengan r incian 122 r esponden atau 33.2% menyatakan keter libatannya sebagai anggota, sementar a 1.6% atau 6 or ang r esponden menyatakan keter libatannya di klub hobi ter sebut sebagai pengur us dar i klub hobi yang mer eka ikuti.

Tabel 7.3. Keterlibatan Respoden Dalam Klub Seni/ Musik Art/ Teater

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid

Tidak 279 76.0 76.0 76.0

Ya i Sebagai Pengur us 2 .5 .5 76.6

Ya Sebagai Anggota 86 23.4 23.4 100.0

Total 367 100.0 100.0


(22)

45 Tabel 7.3 menunjukkan keter libatan r esponden dalam klub seni atau musik ar t atau teater . Sebesar 76% atau sejumlah 279 r esponden menyatakan mer eka tidak ter libat dalam klub seni, musik ar t atau teater . Hanya 88 r esponden yang menyatakan keter libatan mer eka pada klub ter sebut. Dar i 88 r esponden, 86 r esponden atau setar a dengan 23.4% r esponden menyatakan bahw a mer eka adalah anggota dar i klub ini, sementar a sisanya adalah sebagai pengur us, yakni 2 or ang r esponden atau 0.5%.

Tabel 7.4. Keterlibatan Responden Dalam Klub Hobi

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak 313 85.3 85.3 85.3

Ya Sebagai Pengur us 9 2.5 2.5 87.7

Ya Sebagai Anggota 45 12.3 12.3 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tidak banyak ber beda dengan kedua tabel sebelumnya, tabel 7.4 menunjukkan data mengenai keter libatan r esponden dalam klub hobi, dimana mayor itas r esponden menyatakan tidak ter libat dalam klub hobi. Responden yang menyatakan tidak ter libat dalam klub hobi sebesar 313 r esponden atau 85.3%. Sedangkan r esponden yang mengikuti klub hobi dan ber per an dalam kepengur usan ber jumlah 9 r esponden atau 2.5%. Sisanya, 45 r esponden atau 12.3% menyatakan mer eka adalah anggota dar i klub hobi ter sebut.

Tabel 7.5. Keterlibatan Responden Dalam Klub Selain Klub Olahraga, Klub Seni, dan Klub Hobi

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent


(23)

46

Yai Sebagai Pengur us 2 .5 .5 77.4

Ya Sebagai Anggota 83 22.6 22.6 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 7.5 memper lihatkan kepada kita mengenai keter libatan r esponden dalam klub namun selain klub olahr aga, seni dan klub hobi. Sebanyak 282 r esponden atau setar a dengan 76.8% menyatakan bahw a mer eka juga tidak mengikuti klub selain ketiga klub yang telah disebutkan. Ter dapat 83 r esponden atau 22.6% menyatakan ikut dalam klub ter sebut sebagai anggota dan sisanya sebanyak 2 or ang r esponden atau 0.5% menyatakan bahw a mer eka ter libat dalam klub sebagai pengur us.

Dar i poin 7 mengenai keter libatan r esponden dalam or ganisasi, nampak bahw a umumnya r esponden mengikuti or ganisasi for mal di sekolah. Sementar a untuk or ganisasi lain selain or ganisasi for mal, r esponden tidak banyak ter libat dalam klub-klub ter sebut. Responden umumnya juga ter libat sebagai anggota, bukan pengur us. Hal ini ter lihat dar i tabel poin 7 secar a keselur uhan yang menunjukkan kecender ungan r esponden untuk menjadi anggota pada or ganisasi for mal di sekolah atau pada klub-klub yang mer eka ikuti.

Ber kenaan dengan sistem sosial ini, media syst em dependency t heor y menyatakan bahw a ter dapat inter aksi antar a sistem sosial dengan media dan sistem sosial dengan individu. Tabel 6 menunjukkan dominannya inter aksi antar a keluar ga batih dengan audience. Inter aksi ini membentuk kebutuhan audience akan pilihan media yang digunakan dan pilihan media untuk kebutuhan memper oleh infor masi. Tabel 7 menunjukkan tentang inter aksi antar a audience dengan lingkungan sosialnya selain keluar ga. Dat a menunjukkan bahw a mayor itas audience menjadi anggota saat ter libat dalam kegiatan di luar kegiatan sekolah. Disisi lain, diakui bahw a penelitian ini belum


(24)

47 mampu memapar kan tentang data inter aksi antar a media dengan sistem sosial, maupun inter aksi antar a sistem sosial dengan media.

5. KESIMPULAN

Hasil penelitian dan temuan data di lapangan mengenai per ilaku r emaja dalam penggunaan Inter net dipotr et dengan menggunakan media syst em dependency t heor y adalah r esponden paling banyak menggunakan Televisi sebagai salah satu aktivitas ber media, disusul penggunaan Inter net sebagai media kedua untuk aktivitas ber medianya. Namun disisi lain, Inter net mer upakan media yang paling ser ing digunakan r esponden untuk kebutuhan mencar i infor masi, diikuti Televisi sebagai pilihan media kedua setelah Inter net untuk memenuhi kebutuhan mencar i i nfor masi. Inter aksi antar a audience dengan media inilah yang disebut dengan level mikr o oleh media syst em dependency t heor y.

Pada level makr o, media syst em dependency t heor y menyor oti mengenai inter aksi media dengan sistem sosial dan antar a audience dengan sistem sosial. Inter aksi audience dengan system sosial dijelaskan dalam penelitian ini dar i data mengenai or ang dewasa yang tinggal dengan r esponden. Diketahui bahw a r esponden umumnya tinggal dengan keluar ga batih. Selain itu, inter aksi audience dengan system sosialnya juga diper oleh dar i data mengenai or ganisasi yang r esponden ikuti di sekolah ataupun di luar sekolah. Diketahui bahw a r esponden umumnya t er libat dalam or ganisasi di sekolah dan di luar sekolah sebagai anggota.

Dalam penelitian ini, diakui belum bisa memapar kan data mengenai hasil inter aksi media yang memper oleh infor masi dar i audience dan belum bisa memapar kan juga mengenai inter aksi antar a media dengan sistem sosial.


(25)

48 Penelitian selanjutnya dihar apkan dapat menjaw ab dua per tanyaan yang belum bisa dijaw ab dar i penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, Stephen W. &Kate A. Foss. (2005). Theor ies of Human Communicat ion 8t h ed.: Califor nia: Thomson Wadswor th.

Stokes, Jane. (2007). How To Do Media and Cult ur al St udies: Panduan unt uk Melaksanakan Penelit ian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakar ta: Bentang Media.

Santr ock, John W. (2003). Adolecence Per kembangan Remaja. Jakar ta: Er langga. Lestar i, Sr i. (2014). Psikologi Keluar ga: Penanaman Nilai dan Penanganan

Konflik dalam Keluar ga. Jakar ta: Pr enada Media.

Chen, Yi-Fan. (2013). Mobile Media Dependency: Pr ivat e Consumpt ion In Public Spaces. Paper submitted for r eview to the 8thMedia in Tr ansition Confer ence on Public Media, Pr ivate Media. Diakses tanggal 5 Januar i 2015. Alamat w eb: http:/ / w eb.mit.edu/ comm-for um/ mit8/ paper s/ yi-fan_chen.pdf.

Br ough, Melissa & Zhan Li. (2013). Media Syst em Dependency, Symbolic Power , and Human Right s Online Video: Lear ning fr om Bur ma’s “Saffr on Revolut ion” and WITNESS’s Hub. International Jour nal of Communication 7 (2013) halaman 281-304.

Paul, Kar en. (2014). St akeholder Theor y, Meet Communicat ions Theor y: Media Syst em Dependency and Communit y Infr ast r uctur e Theor y, wit h an Applicat ion t o Califor nia’s Cannabis/ Mar ijuana Indust r y. Springer Science


(26)

49

and Business Media Dor dr echt. Online access:

http:/ / link.spr inger .com/ ar ticle/ 10.1007%2Fs10551-014-2168-x. Ognyanova, Kather ine & Sandr a Ball-Rokeach. (2012). Polit ical Efficay on t he

Int er net : A Media Syst em Dependency Appr oach. Diakses tanggal 15 Juli

2015. Alamat w eb:

http:/ / w ww .academia.edu/ 2193885/ Political_Efficacy_on_the_Inter net_ A_Media_System_Dependency_Appr oach.

Schr ock, Andr ew . (2000). Myspace Or Our space: A Media System Dependency View Of MySpace. Diakses tanggal 15 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / etd.fcla.edu/ CF/ CFE0001451/ schr ock_andr ew _r _200612_MA.pdf. Nielsen Media Resear ch. (2014). Nielsen: Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa. Diakses tanggal 10 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / w ww .nielsen.com/ id/ en/ pr ess-r oom/ 2014/ nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar -jaw a.html.

Tapscoot, Don. (2009). Gr owing Up Digit al. Di akses tanggal 15 Juli 2015.

Alamat w eb:

https:/ / books.google.co.id/ books?id=DWlIY1PxkyYC&printsec=fr ontcov er &hl=id# v=onepage&q&f=false.

Supr iadi, Cecep.(2012).Tr en Penggunaan Int er net di Indonesia. Diakses tanggal 12 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / w ww .mar keting.co.id/ tr en-penggunaan-inter net-di-indonesia/ .

Lukman, Enr icko. (2014). Lapor an: 30 Jut a Pengguna Int er net di Indonesia adalah Remaja. Diakses tanggal 12 Juli 2015. Alamat w eb: https:/ / id.techinasia.com/ lapor an-30-juta-pengguna-inter


(27)

50 Ajo. (2014). Kemkominfo: Pengguna Int er net di Indonesia Capai 82 Jut a. Diakses

tanggal 13 Juli 2015. Alamat w eb:

http:/ / kominfo.go.id/ index.php/ content/ detail/ 3980/ Kemkominfo%3A +Pengguna+Inter net+di+Indonesia+Capai+82+Juta/ 0/ ber ita_satker # .Vb ZDiH1PLr 0.


(1)

45 Tabel 7.3 menunjukkan keter libatan r esponden dalam klub seni atau musik ar t atau teater . Sebesar 76% atau sejumlah 279 r esponden menyatakan mer eka tidak ter libat dalam klub seni, musik ar t atau teater . Hanya 88 r esponden yang menyatakan keter libatan mer eka pada klub ter sebut. Dar i 88 r esponden, 86 r esponden atau setar a dengan 23.4% r esponden menyatakan bahw a mer eka adalah anggota dar i klub ini, sementar a sisanya adalah sebagai pengur us, yakni 2 or ang r esponden atau 0.5%.

Tabel 7.4. Keterlibatan Responden Dalam Klub Hobi

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent

Valid Tidak 313 85.3 85.3 85.3

Ya Sebagai Pengur us 9 2.5 2.5 87.7

Ya Sebagai Anggota 45 12.3 12.3 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tidak banyak ber beda dengan kedua tabel sebelumnya, tabel 7.4 menunjukkan data mengenai keter libatan r esponden dalam klub hobi, dimana mayor itas r esponden menyatakan tidak ter libat dalam klub hobi. Responden yang menyatakan tidak ter libat dalam klub hobi sebesar 313 r esponden atau 85.3%. Sedangkan r esponden yang mengikuti klub hobi dan ber per an dalam kepengur usan ber jumlah 9 r esponden atau 2.5%. Sisanya, 45 r esponden atau 12.3% menyatakan mer eka adalah anggota dar i klub hobi ter sebut.

Tabel 7.5. Keterlibatan Responden Dalam Klub Selain Klub Olahraga, Klub Seni, dan Klub Hobi

Fr equency Per cent Valid Per cent

Cumulative Per cent


(2)

46

Yai Sebagai Pengur us 2 .5 .5 77.4

Ya Sebagai Anggota 83 22.6 22.6 100.0

Total 367 100.0 100.0

Sumber : Data Pr imer yang Diolah Penulis

Tabel 7.5 memper lihatkan kepada kita mengenai keter libatan r esponden dalam klub namun selain klub olahr aga, seni dan klub hobi. Sebanyak 282 r esponden atau setar a dengan 76.8% menyatakan bahw a mer eka juga tidak mengikuti klub selain ketiga klub yang telah disebutkan. Ter dapat 83 r esponden atau 22.6% menyatakan ikut dalam klub ter sebut sebagai anggota dan sisanya sebanyak 2 or ang r esponden atau 0.5% menyatakan bahw a mer eka ter libat dalam klub sebagai pengur us.

Dar i poin 7 mengenai keter libatan r esponden dalam or ganisasi, nampak bahw a umumnya r esponden mengikuti or ganisasi for mal di sekolah. Sementar a untuk or ganisasi lain selain or ganisasi for mal, r esponden tidak banyak ter libat dalam klub-klub ter sebut. Responden umumnya juga ter libat sebagai anggota, bukan pengur us. Hal ini ter lihat dar i tabel poin 7 secar a keselur uhan yang menunjukkan kecender ungan r esponden untuk menjadi anggota pada or ganisasi for mal di sekolah atau pada klub-klub yang mer eka ikuti.

Ber kenaan dengan sistem sosial ini, media syst em dependency t heor y menyatakan bahw a ter dapat inter aksi antar a sistem sosial dengan media dan sistem sosial dengan individu. Tabel 6 menunjukkan dominannya inter aksi antar a keluar ga batih dengan audience. Inter aksi ini membentuk kebutuhan audience akan pilihan media yang digunakan dan pilihan media untuk kebutuhan memper oleh infor masi. Tabel 7 menunjukkan tentang inter aksi antar a audience dengan lingkungan sosialnya selain keluar ga. Dat a menunjukkan bahw a mayor itas audience menjadi anggota saat ter libat dalam kegiatan di luar kegiatan sekolah. Disisi lain, diakui bahw a penelitian ini belum


(3)

47 mampu memapar kan tentang data inter aksi antar a media dengan sistem sosial, maupun inter aksi antar a sistem sosial dengan media.

5. KESIMPULAN

Hasil penelitian dan temuan data di lapangan mengenai per ilaku r emaja dalam penggunaan Inter net dipotr et dengan menggunakan media syst em dependency t heor y adalah r esponden paling banyak menggunakan Televisi sebagai salah satu aktivitas ber media, disusul penggunaan Inter net sebagai media kedua untuk aktivitas ber medianya. Namun disisi lain, Inter net mer upakan media yang paling ser ing digunakan r esponden untuk kebutuhan mencar i infor masi, diikuti Televisi sebagai pilihan media kedua setelah Inter net untuk memenuhi kebutuhan mencar i i nfor masi. Inter aksi antar a audience dengan media inilah yang disebut dengan level mikr o oleh media syst em dependency t heor y.

Pada level makr o, media syst em dependency t heor y menyor oti mengenai inter aksi media dengan sistem sosial dan antar a audience dengan sistem sosial. Inter aksi audience dengan system sosial dijelaskan dalam penelitian ini dar i data mengenai or ang dewasa yang tinggal dengan r esponden. Diketahui bahw a r esponden umumnya tinggal dengan keluar ga batih. Selain itu, inter aksi audience dengan system sosialnya juga diper oleh dar i data mengenai or ganisasi yang r esponden ikuti di sekolah ataupun di luar sekolah. Diketahui bahw a r esponden umumnya t er libat dalam or ganisasi di sekolah dan di luar sekolah sebagai anggota.

Dalam penelitian ini, diakui belum bisa memapar kan data mengenai hasil inter aksi media yang memper oleh infor masi dar i audience dan belum bisa memapar kan juga mengenai inter aksi antar a media dengan sistem sosial.


(4)

48 Penelitian selanjutnya dihar apkan dapat menjaw ab dua per tanyaan yang belum bisa dijaw ab dar i penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, Stephen W. &Kate A. Foss. (2005). Theor ies of Human Communicat ion 8t h ed.: Califor nia: Thomson Wadswor th.

Stokes, Jane. (2007). How To Do Media and Cult ur al St udies: Panduan unt uk Melaksanakan Penelit ian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakar ta: Bentang Media.

Santr ock, John W. (2003). Adolecence Per kembangan Remaja. Jakar ta: Er langga.

Lestar i, Sr i. (2014). Psikologi Keluar ga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluar ga. Jakar ta: Pr enada Media.

Chen, Yi-Fan. (2013). Mobile Media Dependency: Pr ivat e Consumpt ion In Public Spaces. Paper submitted for r eview to the 8thMedia in Tr ansition Confer ence on Public Media, Pr ivate Media. Diakses tanggal 5 Januar i 2015. Alamat w eb: http:/ / w eb.mit.edu/ comm-for um/ mit8/ paper s/ yi-fan_chen.pdf.

Br ough, Melissa & Zhan Li. (2013). Media Syst em Dependency, Symbolic Power , and Human Right s Online Video: Lear ning fr om Bur ma’s “Saffr on Revolut ion” and WITNESS’s Hub. International Jour nal of Communication 7 (2013) halaman 281-304.

Paul, Kar en. (2014). St akeholder Theor y, Meet Communicat ions Theor y: Media Syst em Dependency and Communit y Infr ast r uctur e Theor y, wit h an Applicat ion t o Califor nia’s Cannabis/ Mar ijuana Indust r y. Springer Science


(5)

49 and Business Media Dor dr echt. Online access: http:/ / link.spr inger .com/ ar ticle/ 10.1007%2Fs10551-014-2168-x.

Ognyanova, Kather ine & Sandr a Ball-Rokeach. (2012). Polit ical Efficay on t he Int er net : A Media Syst em Dependency Appr oach. Diakses tanggal 15 Juli

2015. Alamat w eb:

http:/ / w ww .academia.edu/ 2193885/ Political_Efficacy_on_the_Inter net_ A_Media_System_Dependency_Appr oach.

Schr ock, Andr ew . (2000). Myspace Or Our space: A Media System Dependency View Of MySpace. Diakses tanggal 15 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / etd.fcla.edu/ CF/ CFE0001451/ schr ock_andr ew _r _200612_MA.pdf.

Nielsen Media Resear ch. (2014). Nielsen: Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa. Diakses tanggal 10 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / w ww .nielsen.com/ id/ en/ pr ess-r oom/ 2014/ nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar -jaw a.html.

Tapscoot, Don. (2009). Gr owing Up Digit al. Di akses tanggal 15 Juli 2015.

Alamat w eb:

https:/ / books.google.co.id/ books?id=DWlIY1PxkyYC&printsec=fr ontcov er &hl=id# v=onepage&q&f=false.

Supr iadi, Cecep. (2012).Tr en Penggunaan Int er net di Indonesia. Diakses tanggal 12 Juli 2015. Alamat w eb: http:/ / w ww .mar keting.co.id/ tr en-penggunaan-inter net-di-indonesia/ .

Lukman, Enr icko. (2014). Lapor an: 30 Jut a Pengguna Int er net di Indonesia adalah Remaja. Diakses tanggal 12 Juli 2015. Alamat w eb: https:/ / id.techinasia.com/ lapor an-30-juta-pengguna-inter


(6)

50 Ajo. (2014). Kemkominfo: Pengguna Int er net di Indonesia Capai 82 Jut a. Diakses

tanggal 13 Juli 2015. Alamat w eb:

http:/ / kominfo.go.id/ index.php/ content/ detail/ 3980/ Kemkominfo%3A +Pengguna+Inter net+di+Indonesia+Capai+82+Juta/ 0/ ber ita_satker # .Vb ZDiH1PLr 0.