Keanekaragaman Plankton di perairan danau beratan Bali

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI PERAIRAN
DANAU BERATAN BALI

Irpan Hilmi §Ilwangsa

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOlLOGI
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2006 M / 1427 H

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DJ lPERAIRAN
DANAU BERATAN BALI

SkJipsi
Sebagai Salah Satll Syarat llntuk Memperoleh Gelar
Smj ana Sains
Fakllitas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Irpan Hilmi Suwangsa

102095026503

PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN MIPA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRIU
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

"DeV\,gGlV\,

VlA-eV\,tjebut V\,GlVlA-Gl AllGlV1 YGlV\,g MGlV1Gl

peV\,gGls,LV1 c;{GlV\, MGlV1Gl peV\,tjGltIGlV\,g"

"Sesungguhnya Tuhan menciptakan keindahan
yang beranekaragam baik di darata.n maupun di
perairan, jadikanlah semuanya sebagai bahan
pelajaran dan penelitian. Sesungguhnya Tuhan

menghargai orang-orang yang berfikir"

"nGlc;{Gl R,eV1Lc;{u-PGlV\, tGlV\,-PGl plGlV\,R,toV\, ,:;;{L bUVlA-L Lv\'L"
(NOV\,1jL,200b)

"Menjadi seorang peneliti memang terasa
melelahkan, akan tetapi kita akan mendapotkan
sesuatu dari kelelahan itu, karena Tuhan sangat
menghargai orang yang lelah kareno berusaha"

KEANEKARAGAMAN PLANKTON Dll PERAlRAN
DANAU BERATAN BALI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

Oleh
lrpan Hilmi Suwangsa

102095026503

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs.Paskal Sukandar. M.Si.
NIP.131 128364

Joni Haryadi, M.Sc.
NIP. 950 001 579



Mengetahui
Ketua Jurusan MIPA

Dr. Agus Salim. M.Si

NIP: 150 294 451

PENGESAHAN UJIAN
Skripsi bel:iudul "Keanekaragaman Plankton di Perairan Danau Beratan Bali"
telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakaJ1a pada hari Selasa,
14 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S I) Jurusan MIPA-BIOLOGI.

Jakarta, November 2006

Tim Penguji,

Penguji II

Penguji I

Gセ M|ャセ




/"

__イlョOセ

ゥエョ。ケ j tセG イ f

DR.Lily Suraya E.P, M.Stud
NIP. 150375 182

dan Teknologi

セmL。イエオp

50 317 956

Qセ^ャ

⦅セェa


M.Si
NIP.330 005 176

Ketua Jurusan MIPA

/21f

DR.Agus Salim, M.Si
NIP. 150 294 451

PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, November 2006

lrpan Hilmi Suwangsa
102095026503


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam teruntuk rasul yang tereinta
Muhammad SAW atas perjuangan beliall Is.lam tegak dimllka bumi ini. Dan juga
shalawat untuk para sahabat, keluarga, dan kita sebagai umatnya yang istiqomah
dijalannya.
Alhamdulillah skripsi ini telah disusun, denganjudul "Keanekaragaman

Plankton di l'erairan Danau Beratan Bali". Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2006 di Danau Beratan Bali
dan Laboratorium Terpadu Bagian Ekologi Dasar UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Untuk itu penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Yaitu:
1. Bapak Paskal Sukandar, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
banyak l)1eluangkan waktunya dalam memberikan saran dan perbaikan
dalam menyusun skripsi ini
2. Bapak Joni Haryadi,M.Sc, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya memberikan saran kepada penulis
3. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, sebagai Dekan Fakllitas Sains dan
Teknologi
4. Bapak DR.Agus Salim, M.Si, sebagai Ketua Jurusan MIl'A

5. Ibu Nani Radiastuti, M.si, sebagai sekertaris Jurusan MIPA yang telah
memberikan sanm kepada penulis
6. Ibu Megga R. Pikoli,M.Si, sebagai Pembimbing Akademik
7. Bapak dan Ibu Pusat Riset Perikanan Budidaya (PRPB) Departemen
Kelautan dan Perikanan Pasar Minggu, terutama Pak Heru, Pak Armin,
Pak Fras dan Pak Aclang selaku rekan penelitian clan pemberi saran
kepada penulis
8. Teman-teman

sepelJuangan

yang

memotivasi


penulis

clalam

menyelesaikan skripsi ini, terutama Indah, Ibnu, Lutfiah, Waryanti,
Rara, Hiclayatullah, Aziz Ali, Jamsuri, Unes dan Sanusi
9. Teman-teman kosan yang sdalu setia menghibur clan menemam
penulis
10. Keluargaku, Ayahanda, Ibuncla clan Adinda tereinta yang denga tulus
ikhlas mencloakan penulis
II. Rental Gafuri khususnya Nia dan Milah yang telah banyak membantu
penulis clalal11 l11enyusun dan mengedit skripsi ini
Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu penulis clalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan juga penulis
berharap semoga skripsi ini bennanfaat untuk Ihnu Pengetahuan dan Semua
pihak. Al11iin.
Ciputat, November 2006

Penulis,


DAFTARISI

HALAMAN JUDUL.

.

KATA PENGANTAR......................................................................................

II

DAFTAR lSI

IV

DAFTARTABEL

VI

DAFTAR GAMBAR


VII

DAFTAR LAMPIRAN
BABI

BAB II

Vlll

PENDAHULUAN
1.1 LataI' Belakang

I

1.2 Perumusan Masalah.....................................................................

4

1.3 Hipotesis......................................................................................

4

1.4 Tqj uan Penelitian..........

4

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................

4

LANDASAN TEORI
2.1 Danau

5

2.1.1

Pengertian Danau

5

2.1.2

Klasifikasi Danau

5

2.1.3

Keadaan Biologis Danau

8

2.1.4

Danau Beratan Bali

8

2.1.5

Keadaan Plankton dan Air..............................................

9

2.1.6

Plankton

10

2.1.7

Parameter Fisik dan Kimia Perairan...............................

15

2.1.8

Peranan Plankton dalam Budidaya Perikanan................

18

2.2 Penelitian Terdahulu

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................... 25
3.2 A1at dan Bahan
3.3 Cara IZelja

3.4 Ana1i sis Data

25
,........................

26

31

BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Plankton............

34

4.2 Parameter Fisika dan Kimia.......................................... 38

BAB V

4.2.1

Kecerahan

38

4.2.2

Suhu................................................................................ 38

4.2.3

Derajat Keasaman (pH)

39

4.2.4

Oksigen Tedamt (DO)

40

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............

41

5.2 Saran............................................................................................ 42
DAFTARPUSTAKA

43

LAMPmAN

45

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Klasifikasi Tingkat Kesuburan Danau

Tabel 2.

Alat yang Dipergunakan dalam Penelitian........................................ 25

Tabel 3.

Kriteria Penilaian Pembobotan Kualitas Lingkungan Biota
l)lanktoll

7

__ .__

33

Tabel 4.

Klasifikasi Derajat Peneemaran Perairan

33

Tabel 5.

Komposisi dan Kelimpahan plankton berdasarkan jnmlah filum dan
genus di perairan Danau Beratan

Tabel 6.

34

Kelimpahan plankton berdasarkan stasiWl dan waktu sampling di
perairan Danau Beratan OneilL)

Tabel 7.

Indeks

keanekaragaman,

keseragaman

36
dan

indeks

dominansi

berdasarkan stasiun dan waktu sampling di perairan Danau Beratan
Bali

37

Tabel 8.

Nilai keeerahan perairan Danau Beratan per sampling (em)

38

Tabel 9.

Nilai suhu air perairan Danau Beratan per sampling (0C)................. 39

Ta'be110. Nilai derajat keasaman (pH) perairan Danau Beratan per sampling. 40
Tabel 11. Nilai oksigen terJarut (DO) perairan Danau Beratan per sampling
(mg/L)................................................................................................ 40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Snatn Rantai Pakan Bagi Ikan Sejenis Kakap

20

Gambar 2. Contoh Snatn Rantai Pakan eli Snatn Kolam yang Dignnakan
Bnelielaya Ikan Mnjair

20

Gambar 3. Diagram Strulctnral Alat-alat Penelitian (a) La Motte Water Sampler,
yaitn Kemmerer sampler termoclifikasi, (b) Plankton net,
(c) Cakram Secchl

27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian di Perairan Danau Beratan Bali

45

Lampiran 2. Basil Analisis Parameter Fisika dan Kimia di Perairan Danau
Beratan Bali pada Sampling 1....................................................... 46
Lampiran 3. Hasil Ana1isis Parameter Fisika dan Kimia di Perairan Danau
Beratan Bali pada sampling II

47

Lampiran 4. Jenis dan jumlah individu Plankton di Perairan Danau Beratan, Bali
sampling I

48

Lampiran 5. Jenis danjumlah individu Plankton di Perairan Danau Beratan, Bali
sampling II
Lampiran 6. Basil Identifikasi Plankton di Perairan Danau Beratan, Bali

49
50

Lampiran 7. Grafik Nilai Kecerahan dan Suhu di Perairan Danau Beratan,
Bali
Lampiran 8. Grafik Nilai pH dan DO di perairan Danau Beratan, Bali

52
53

Lampiran 9. Grafik Kelimpahan Plankton Ind/L di Perairan Danau Beratan,
Bali

54

Lampiran 10. Grafik Curah I-Iujan Tahun 2002-2005 di Perairan Danau Beratan,
Bali

55

Lampiran II. Basil Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Beratan, BalL..... 57
Lampiran 12. Baku Mutu Kualitas Air...............................................................

58

Lampiran 13.Foto A1at dan Bahan

59

Lampiran 14.Foto Lokasi Sampling dan Analisis Plankton

60

Lampiran 15.Foto Plankton................................................................................ 62
Lampiran 16. Peta Lokasi Titik Sampling di Perairan Danau Beratan, Bali .....: 66

ABSTRAK

Keanekaragaman 1)lankton di Perairan Danau Beratan Bali. Penelitian
mengenai keanekaragaman plankton dilaksanakan di perairan Danau Beratan ,
Kabupaten Tabanan Bali. Dengan tujuan untuk menghitung keanekaragamanjenis
plankton, menghitung indeks kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan dan
dominansi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
mengambil sal11pel air pada bagian permukaan pada lima stasiun (inlet, daerah
pertanian, daerah perul11ahan, outlet dan DAM), selal11a dua kali sampling.
Keanekaragal11an plankton dianalisis berdasarkan kelimpahanm indeks
keanekaragaman, kemerataan dan dominansi. Keanekal'agaman plankton di
perairan Danau Beratan Bali ditemukan 27 genus plankton. Terdiri dari 23 genus
dari kOl11unitas fitoplankton, yaitu filum Euglenophyta (Colacium), Cyanophyta
(Gloeotricha), Chlorophyta (Spirogyra, Coelastrum sphaericum, Zygnema,
Pleurodiscus, Coe/astrum chodati, Tetraopora, Spinoclosterium, Sirogoniul1l,
Leuvenia, Uronema, Straurastrum, Scenedesmus, Cerateries, Arthrodesmus,
Arachnochloris),
Crysophyta
(Glenodinium),
Pyrophyta
(Tetradinium,
Peridinium. Sphaerodinium, Cystodinium), Rhodophyta (Asterocystis). Sedangkan
dari kelol11pok zooplankton terdiri dari 4 genus, yaitu filwn Copepoda (Cyclops),
Rotifera (Keratella), Crustacea (Apus, Polyphemus). lndeks keanekaragal11an
plankton antara 3.00-3.33 yang menandakan perairan Danau Beratan Bali
termasuk sangat stabi!. Indeks kemerataan plankton berkisar al1tara 0.21-0.24
yang l11enandakan perairan Danau Beratan Bali tern1asuk cukup l11erata. Indeks
dominansi plankton berkisar antara 0.89-0.99 I11enandakan tidak adanya
dOl11inansi genus tertentu di perairan Danau Beratmi Bali.

Kata kunci : Plankton, Danau Beratan, Kelimpahan, Indeks Keanekaragal11an,
Indeks Kemerataan dan Indeks Dominansi.

ABSTRACT

Plankton variety in Territorial Water of Lake Beratan Bali. The research
about plankton variety is done in territorial water of Lake of Beratan, regency of
Tabanan Bali. The purpose is done research to count kind of plankton, count
index, variety, generalization and dominansi. It's used method of survey by taking
sample irrigate at part of surface at five station (inlet, agriculture area, housing
area, outlet and DAM), during twice sampling. Variety Plankton is analysed
pursuant to what overflows make an index to variety, and generalization of
dominansi. Plankton variety in ten'itorial water of Lake Beratan Bali found 27
plankton gender. Consist of 23 genus from community of fitoplankton, that is
Euglenophyta filum (Co/acium), Cyanophyta (G/oeotricha), Chlorophyta
(Spirogyra, Coe/astrum sphaericum, Zygnema, Pleurodiscus, Coelastrum chodati,
Tetraspora, Spinoe/osterium, Sirogonium, Leuvenia, Uronema, Straurastrum,
Scenedesmus,
Cerateries,
Arthrodesmus,
Arachnochloris),
Crysophyta
(Glenodinium),
Pyrophyta
(Tetradinium,
Peridinium,
Sphaerodinium,
Cystodinium), Rhodophyta (Asterocystis). While from group of zooplankton
consist of 4 genus, that is Copepoda filum (Cye/ops), Rotifera (Keratella),
Crustacea (Apus, Polyphemus). Index plankton variety about 3.00 to 3.33
designating territorial water of Lake of Beratan Bali including very stable. Make
an equitability index of plankton range from 0.21-0.24 designating territorial
water of Lake of Beratan Bali including enough flatten. Range Index of
Dominansi plankton from 0.89 to 0.99 designating inexistence of dominansi
certain genus in territorial water of Lake of Beratan Bali.

Keyword: Plankton, Lake of Beratan, What Overflows, Index Variety, Make an
index to generalization and Index of Dominansi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Lata .. Bclakang
Kabupaten Tabanan mempunyai beragam perairan umum seperti danau dan
sungal.

Pendayagunaan perairan umum untuk menunjang pendapatan dan

kesejahteraan penduduk melalui kegiatan perikanan di Kabupaten Tabanan belum
dilakukan seeal'a optimal. Salah satu sumberdaya perairan umum yang berpotensi
untuk dikembangkan aclalah perikanan danau. Kabupaten Tabanan mempunyai
sebuah danau dari empat danau yang ada di Bali. yaitu danau Beratan. Danau
Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 1.231 m dpl, memiliki
luas permukaan air 3,85 km2. kedalaman maksimum 20.0 m dan kedalaman ratarata 12,8 m (PRPB, Departemen Kelautan dan Peri kanan, 2006)
Danau Beratan mengandung potensi sumberdaya perikanan yang belum
tergali dan dapat dikembangkan secara optimal. Pengembangan Danau Beratan
mempunyai arti yang strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat
sekitar dan,au, pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan pariwisata.
Sumberdaya perikanan danau ini apabila dikelola dengan baik dapat menjadi
sumber kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan usaha masyarakat di
kawasan danau mencakup berbagai kegiatan antara lain sebagai nelayan,
pembudidaya ikan Oaring apung), petani buah dan sayur, kegiatan pariwisata dan
perhubungan (PRPB, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006)
Beberapa permasalahan perairan danau Beratan antara lain

Dengan

2

konl1ik antara kegiatan tidak dapat dihindari yang bermuara pacla tidak
optimalnya manfaat ekonomi yang diperoleh; Berbagai aktifitas manusia baik
seeara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan berbagai masalah
lingkungan seperti peneemaran air danau oleh air limbah, sampah dan sedimentasi
yang mengkibatkan meningkatnya laju pendangkalan danau (PRPB,Departemen
Kelautan dan Perikanan,2006)
Pengembangan perikanan danau optimal masih menghadapi masalah
dengan keterbatasan data infonnasi yang akurat yang dapat digunakan sebagai
dasar

penetapan

kebijakan,

khususnya

data/informasi

mengenal

potensi

sumberdaya perairan danau dan daya dukung danau bagi pengembangan
perikanan. Begitu juga belum adanya skema zonasi pemanfaatan (pemetaan) yang
mengakibatkan kontlik kepentingan tidak terhindarkan (PRPB, Depm1emen
Kelautan dan Perikanan, 2006)
Dengan berlakunya undang-undang otonomi daerah No. 22 tahun 1999,
l11erupakan tantangan tersendiri bagi daerah untuk mal11pu merencanakan,
melaksanakan, dan mengelola pembangunannya secm'a mandiri. Dan sisi
,
pengembangan budi daya perikanan dengan undang-undang ini mel11berikan
harapan yang prospektif dan l11erupakan peluang bagi daerah, khususnya dalam
hal yuridis dalal11 mel11peroleh nilai tambah atas sumber daya alam (hayati, non
hayati, energi dan sumber daya kelautan lainnya) dan keleluasaan dalal11
pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana di kawasan perbatasan
antara provinsi dan peran strategis daerah (PRPB, Departcmen Kelautan dan
Perikanan, 2006)

3

Untuk pemanfaatan suatu potensi peralran dengan berbagai tujuan
diperlukan suatu bentuk pengelolaan yang tepat, sehingga potensi tersebut bisa
dimanfaatkan secara berkesinambungan, begitu juga dengan pemanfaatan dailaU
Beratan Bali sebagai salah satu lokasi untuk budidaya merupakan langkah positif
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada meskipun banyak pertimbangan
yang perlu diperhatikan untuk lokasi budidaya, baik dari segi kualitas air maupun
pertimbangan biologis danau tersebut, karena banyak sekali faktor yang
mendukung untuk pengembangan budidaya perikanan selain faktor fisika, kimia,
biologi juga faktor geografis danau.
Di samping itu juga keberadaan plankton di danau amatlah penting.
Plankton ini merupakan komponen utama pendukung kehidupan bagi komponen
biotik yang berada pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Plankton mampu
mengubah zat-zat anorgallik menjadi zat organik demikian Juga mampu
memanfaatkan adanya energi cahaya yang ada (Arthana, 1993).
Dengan demikian, dari keragaman dan kelimpahan plankton ini akan dapat
diketahui potensi suatu perairan, apakah termasuk subur, ktu'ang subur dan
sebagainya. DalallI hal ini erat kaitannya dengan kondisi kualitas airnya. Di
samping itu juga berkaitan dengan tipe substrat yang ada di dasal' danau, yang
mana perbedaan substrat danau antara yang berpasir, berlurnpur dan berbatu akan
mempengaruhi distribusi plankton yang ada. Dntuk itulah penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui keanekaragaman plankton di perairan Danau Beratan Bali.

4

1.2 Pcmmusan Masalah
Berclasarkan ural an cli atas clapal clirul11uskan permasalahan sebagai
berikut:
I. Bagail11anakah keanekaragaman jenis plankton cli canau Beratan Bali ')
2. Apakah elanau Beratan Bali clapat elijaelikan tempat untuk pengembangan
buelielaya perikanan ')

1.3 Hipotesis
Dari perumusan l11asalah clialas clapat kita ajukan hipotesis sebagai berikut:
l. Terelapat keaneragamanjenis plankton eli perairan elanau Beratan Bali.

2. Danau Beratan Bali clapat cligunakan untuk pengembangan buelielaya
perikananan.

1.4 Tujuan Pellclitiall
Pcnelitian ini berlujuan untuk;
I. Menghitung keanekaragaman Jel1ls plankton yang terclapat cli peralran
clanau Beratan Bali.
2. Menghitung ineleks kel impahan,

keanekaragaman, keseragaman elan

clominasi plankton cli perairan cltll1au Beratan Bali.

1.5 Manfaat Pellclitiall
Penelitian ini cliharapkan elapal memberikan infonnasi l11engenai;
1. keanekaragamanjenis plankton eli perairan elanau Beratan Bali

2. Incleks kelil11pahan, keanekaragaman, keseragal11an clan clol11inasi plankton
cli perairan elanau Beratan Bali.
3. Manfaat elanau Beratan Bali bagi buelielaya perikanan.

BABll

TIN.JAUAN PUSTAKA

2.1 Dam\!!
2.1.1

Pengcrtian Danau
Odum (1984) mengartikan danau (lake) ada1ah tubuh air tak l1lengalir

yang menempati eekungan dan tidak berhubungan berkesinambungan dengan
laut. Warta (2004) mengartikan damu adalah eekungan yang teljaeli seem'a
alami dan l1lampu menampung air hujan, mata air atau air sungai. Dari eara
terbentuknya ada danau yang terbentuk dari aliran sungai dan kawah.

2.1.2

Klasifikasi Danan
Menurut Anonimous (1984) dalam Arthana (1993) Seeara Ul1lum

danau dapat dik1asifikasikan seem'a morfo1ogis, hidrologis, eko1ogis dan
pembentukannya. Danau berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan atas
beberapa kelompok; damu bentuk bundar, semi bundar, elips atau lonjong,
Semi persegi panjang, dendritik, tapal kuela, segitiga elan tidak beraturan
(Arthana, 1993).
Danau bentuk bundar umumnya merupakan danau kawah atau kaldera,
sepelii Danau Lamongan dan Danau GratL Danau bentuk semi bundar,
l1lerupakan danau umUl1lnya terdapat di dataran tinggi yang mungkin

エ・セゥ。、

dari danau bcntuk bundar yang mengalami perubahan pada salah satu
panatainya, sehingga berbentuk seperti ginjal. Damu berbentuk elips
merupakan danau ymlg berkembang gans pantainya sedikit lebih besar

6

umumnya mcrupakan danau yang tcrbcntuk karcna patahan tanah dari lCll1bah,
bcrair waktu banjir dan mCll1bcntuk gcnangan. Danau bcrbcntuk tapal kuda
mcrupakan danau yang tcrbcntuk karcna tcrputusnya aliran sungai schingga
discbut juga sungai mati (Arthana, 1993)
Danau bcrbcntuk scgitiga umull1nya mcrupakan danau yang tcrdapat di
dataran rcndah di bagian dataran suatu lcmbah. Danau bcrbcntuk tidak
bcraturan umull1nya mcrupakan danau yang pantainya rncngalami pcngikisan
schingga mcmbcntuk tcluk-tcluk yang banyak (Arthana, 1993).
Pcrairan

danau

bcrdasarkan

aliran

pcngcluaran

mrnya

dapat

diklasifikasikan atas danau tcrbuka (Open Lake) dan danau tcrtutup (Closed
Lake). Danau terbuka adalah danau yang mempunyai pengeluaran air,

sedangkan danau tertutup tidak mempunyai pengeluaran air dan danau ini
merupakan kaldera atau kawah (Arthana, 1993).
Klasifikasi

secara

ekologis

mcmbedakan

danau

menjadi

oligotropik, mesotrofik dan cutrofik.
Perairan oligotrofik merupakan permran yang kesuburannya rendah
dengan beberapa ciri seperti sangat dalmll, kmldungan zat tersuspensi di dasar
yang kecil, kandungml elektrolit rendah dan bervariasi, kmldungan Ca, P, dan
N sangat rendah, kandungan oksigen tedarut tinggi, tanaman air tingkat tinggi
sedikit dan populasi plankton terbatas (Alihana, 1993).
Perairan mesotrofik adalah

permran yang mempunyal

tingkat

kesuburan sedang dan mempunyal cm-cm sebagai berikut: umumnya
dangkal, temperatur secm'a vertikal bervariasi, kandungan humus tinggi,
kandungan zat tersuspensi di dasar melimpah, kandlmgan elektrolit rendah,

7

hampir nol, jenis plankton bervariasi, miskin akan fauna dan jel1ls ikan
penghuni sedikit (Arthana, 1993),
Perairan elltrofik merupakan perairan yang eukup sllbur dengan eirieiri sebagai berikllt: relatif dangkal, kandllngan bahan organik tersllspensi dan
eli dasar perairan melimpah, kandungan Ca, P dan N berlimpah, kandungan
oksigen terlarllt rendah, tanaman air tingkat tinggi me1impah dan plankton
seeara kllantitatif besar (Arthana, 1993).
Menurut Anonimolls (1984) dalam Arthana (1993) bahwa seeaJ'a lebih
jelas,

klasifikasi

ekologis

antara

clanau

oligotropik,

elan

mesotropik

polytrophik atall Eutrofik, disajikan paela tabel berikut.
Tabe! 1. Klasifikasi tingkat kesuburan danau

No

Parameter

Oligotropil<

Mesotropik

1'0"''"';8

1

CaO

0-25 ppm

25-100 ppm

100-300 ppm

2

KMn04

0-25 mg

25-75 mg

75-400 mg

3

Fe20J

0-0,25 mg

0,25-1,0 mg

1,0-12,0 mg
--

NM Mセ

oセSMRL

4

Garam amonillm

oM セS

5

Fosfat

0,1-1,0 mg

1,0-3,0111g

2,0-15 mg
.... _--...,
3,0-15mg

6

Kloriela

0-10,0 mg

10,0-50,0 mg

50,0-250 mg

7

Nitrat

0-1,0 mg

1,0-5,0 mg

5,0-50,0 mg

8

Nitrit

0-0,5 mg

0,5-5,0 mg

5,0-15,0 mg

9

Sulfat

0-10,0 mg

10,0-50,0 mg

50,0-100 mg

10

Karbonat

0-20 mg

20,0-80,0 mg

80,0-200 mg

Mangan

0-0,1 mg

0,1-0,5 mg

>0,5 mg

--

11

111g

mg

..

...-

12
I

I

11

CO2

0-5 mg

Q; 1; 1"",1

()_ セ

..

Il,a

⦅N⦅NBセ

ァセ ュoiMU
'i-?'inw

?O-SOmp

I

8

2.1.3

Keada:lU Biologis Danau
Danau merupakan sumber makanan bagi manusia. Meskipun demikian

jumlah bahan makanan yang dapat diambil dari sebuah danau bergantung
pada tingkat suksesinya dan terpenting bergantung pada strategi manUSIa
dalam mel11ungut hasil dari dalam danau itu (Arthana, 1993).
SUl11ber bahan makanan bagi manusia yang dap;lt diharapkan dari
sebuah danau adalah ikan. Hasil penelitian di Danau Tondano menunjukkan
bahwa di danau ini terdapat beberapa jenis ikan yaitu Payangka, Mujair,
Gabus, Nilem, Sepat, lkan Mas, Nila, Betok, Tawas dan Nike. Dari seluruh
jenis-jenis ilean tersebut, diproduksi total tahun 1976 mencapai 1.227.905
kg/th (Arthana, 1993).
Arthana (1993) menjelaskan bahwa, jenis-jenis hewan yang terdapat
di Danau Buyan terdiri dari 14 spesies dil11ana semuanya dapat digolongkan
ke dalam 9 genus yakni Brotia sp, Ephemeroptera, Thiara scabra,

Pyramidellidae, Annelida, Anodonta woodiana, Viviparus sp, Lymnaea sp dan
Amphizoa sp.

2.1.4

Danan Beratan Bali
Danau Beratan terletak di kawasan Bedngul pada ketinggian sekitar

1.231 m dpl, memiliki luas pennukaan air 3,85 km2, kedalaman maksimum
20,0 m dan kedalaman rata-rata 12,8 m. danau 13eratan termasuk tipe danau
kaldera. Danau ini terbentuk dari dinding sisa letusan gunung berapi
(Lehmusluoto, dkk. 1997).

9

Danau Beratan mengandung banyak potensi sumberdaya perikanan
yang belum tergali dan dapat dikembangkan seem'a optimal. Pengembangan
danau Beratan mempunyai arti yang strategis dalam rangka pemberdayaan
ekonomi masyarakat sekitar danau, pelestarian keanekaragaman hayati dan
pengembangan pariwisata. Sumberdaya perikanan danau ini apabila dikelola
dengan baik dapat menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan usaha masyarakat di kawasan danau ini ll1enCakllp berbagai kegiatan
antara lain sebagai nelayan, pembudidaya ikan (jaring apung), petani buah
dan sayur, kegiatan pariwisata dan perhubungan (PRPB, Departell1en
Kelautan dan Peri kanan, 2006)

2.1.5

Keadaan Plankton dan Kualitas Air
Arthana

(1993)

yang

melakukan

penelitian

di

Danau

1'oba

mendapatkan sekitar 21 jenis plankton. Sebagian besar dari plankton itu
termasuk dalam jenis fitoplankton yaitu 19 jenis yang tergolong kedalall1 11
fall1ili dan selebihnya adalah zooplankton.
Beberapa jenis genera plankton yang tersebar seeara merata di Danau
1'oba ini, eli antaranya aelalah Anabaena, Synechococcus dari Class

C)ianophyceae dan Asterionella serta Orthosira dari Class Bacilliariaceae.
Sedangkan untuk jenis Zooplankton, Cyclops terdapat hampir di seluruh
danau (Arthana, 1993).
Menurut APEA (1975) yang melakukan penelitian di Waduk Cirata
mendapatkan 20 jenis fitoplankton elan 17 jenis zooplankton. Dari kelompok

10

fitoplankton tersebut yang dominan adalah Volvox Aureus, Sorogonium sp,
Cylinrotheca sop. Ceratium hirudinella dan Microcystis aeruginosa.
Hasil penelitian Arthana & Aryana (1992) menunjukkan bahwa suhu
air danau Buyan berkisar antara 21-24

°c. Keeerahaflnya berkisar 96-230 em.

Nilai keasamaan (pH) normal adalah kisaran 6-7. Kandungan Karbondioksida
0,2-1,4 ppm. Parameter yang lain yaitu amonia berkisar 0,11-0,663 ppm,
nitrat antara 4,24-15,01 ppm, nitrit antara 0,006-0,275 ppm dan fosfat antara
0,62-2,82 ppm.
kthana

(1993)

yang

melakukan

penelitian di

Danau Toba

mendapatkan kandungan oksigen tedarut berkisar 6,33-9,62 ppm. Kandungan
Amoniak dibeberapa tempat 0,05-0,55 ppm dan kadar Fosfatnya 0,19-1,52
ppm. Sedangkan perkembangan kualitas air di danall bllatan yang dalam hal
ini Wadllk Cirata Jawa Barat, eukup berfluktuasi. Kemlldian dilihat dari
indeks plankton dan beberapa parameter kllalitas air, Lee, et.al. (dalam
Arthana, 1993) dapat mengklasifikasikan kondisi perairan menjadi beberapa
golongan yaitll belum tereemar, tereemar ringan, tereemar sedang dan
tereemar bera!.

2.1.6

Plankton
Beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang pengertian plankton,

menurut Odum (1971), mengmtikan Plankton ialah organisme yang hidllp
melayang-Iayang dalam air dengan gerakan yang sangat terbatas karena
sangat dipengaruhi oleh gerakan atau arus air.

11

Plankton ialah orgalllsl11e yang hidup l11elayang-Iayang dalal11 aIr
dengan gerakan yang sangat terbatas karena sangat c1ipengaruhi oleh gerakan
atau arus air ( Achl11ad, 1997).
Plankton

l11erupakan

orgalllsl11e

mikroskopis

yang

hidupnya

melayang-Iayang di dalam air (Hanafiah, 1995).
Sedangkan Odum (1971) mengaIiikan Plankton adalah orgalllsme
renik yang melayang di aIr dan kemal11puan renangnya lel11ah sehingga
pergerakannya dipengaruhi oleh gerakan aIr, dan plankton

!Ill

mel11egang

peranan penting dalam mata rantai produsen primer.
Menurut Cholik, el al. (1991) Plankton adalah semua jenis jasad renik
yang bersuspensi dalam air dan kedalamannya termasuk berbagai jasad nabati
renik (titop1ankton), jasad heWaI1i renik (zooplaI1kton) dan bakteri.
Djuhanda (1980) mengaIiikaI1 plankton (Plankton=melayang) terdiri
dari jasad yang hidup melayang di air taWaI' atau air laut. Dapat dibedakan
menjadi zooplankton (Zoion=hewan) dan fitoplankton (Phyton=tumbuhaI1).
ZooplaI1kton terdiri dari hewan renik sedangkan fitoplankton merupakaI1
,

tumbuhan renik mulai dari ganggaI1g bersel satu sampai bersel banyak.
Fitoplankton di samping gaI1ggang substrat, merupakaI1 kunci yaI1g membuka
kehadiran semua kehidupaI1 dalam air. Tanpa fitoplankton tidak mungkin
terjadi kehidupan dalam air.
Dari bcberapa ungkapan di atas mengenai plankton dapat diambi1
kesimpulan mengenai arti plaI1kton. Plankton yaitu jasad renik yang
mengapung dalam air daI1 dipengaIuhi oleh pergerakan mus air. PlaI1kton

12

digolongkan menjadi dua berdasarkan jenis, yaitu fitoplankton (Plankton
dollam bentuk tumbuhan) dan zooplankton ( Plankton dalam bentuk hewan).
Plankton merupakan sumber podusen primer dalam air bagi ikan dan hewan
lain.
Dalam dunia peri kanan, plankton dimaksudkan sebagai jasad-jasad
renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit, dan
selalu mengikuti arus air ( Sachlan, 1982).
Plankton dalam klasifikasi biologi dibagi dalam dua katagori. yaitu
plankton nabati (fitoplankton) yang mengandung klorofil dan plankton
hewani (zooplankton), di mana keduanya mempunyai kisaran ukuran yang
luas mulai dari ukuran mikroskopis sampai makroskopis. Fitoplankton yang
bisa tertangkap dengan jaring umumnya tergolong doll am tiga kelompok
utama yakni diatom, dinoflagellata dan alga biru (Nontji., 1987).
Menurut Nybakken (1992) doll am Iskandar (2003) diatom mudah
dibedakan dari dinoflagellata karena diatom hidup dalam suatu kbtak gelas
yang unik dan tidak memiliki alat-alat gerak. Kotak ini terdiri daridua bagian
yang dinamakan katup.
McConnaughey dan Zottoli (1983) dalam Achmad (1997) dijelaskan
bahwa diatom disusun oleh dua buah katup, epiteka dan hipoteka yang cocok
sesamanya kira-kira dengan carol kedua belahan dari eawan petri. Katup-katup
ini sarat dengan silika yang memberinya sifat kekacaan.
Menurut Enger dkk (1977) dalam Achmad (2003) diatom ini unik,
diatom tersebut menyimpan/mengandung silikon dioksida pada dlnding

13

selnya, kalau diatom itu mati akan haneur/terpeeah dan hilang keeuali silikon
dioksida.
Nybakken (1992) menyatakan, dinoflogellata dieirikan oleh sepasang
flagela yang digunakan untuk bergerak dalam air. Dinoflagellata tidak
memiliki kerangka luar yang terbuat dari silikon. Menurut Nontji (1987), di
perairan Indonesia, diatom paling sering ditemukan, baru kemudian
dinoglagellata. Alga bim jarang dijumpai, tetapi sekali muneul sering
populasinya sangat besar.
Menurut Saehlan (1972), zooplankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu holoplankton (plankton permanen) dan meroplankton
(plankton temporer). Holoplankton merupakan hewan plankton yang selama
hidupnya hanya sebagai plankton, misalnya Rotaria, Copepoda dan
Cladoeera. Sedangkan meroplankton adalah hewan Planktonik yang sebagian
dari hidupnya tidak sebagai plankton, misalnya telur, larva atau juvenil dari
bermaeam-maeam avertebrata maupun vertebrata.
Zooplankton di estuaria merupakan gambaran fitoplankton dalam
keterbatasan komposisi spesies. Komposisi spesies juga bervariasi, baik
seeat'a musiman maupun dengan mengik:uti gradien salinitas ke arah hulu
estuaria. Beberapa zooplankton estuaria yang seben3mya, terdapat pada
estuaria yang lebih besar dan lebih stabil, di mana gradien salinitas tidak
begitu bervariasi, estuaria yang datlgkal dan eepat mengalami pergantian air
dihuni terutama oleh himpunan zooplankton laut yang khas yang terbawa
keluar dan masuk bersama pasang surut (Aehmad, 1997).

14

Menurut Davis (1955) dalam Achmad (1997), secm'a umum jumlah
berlimpah zooplankton tergantung dari jumlah berlimpah fitoplankton, tetapi
produksi

zooplaknton

selau

berjalan

di

belakang

puncak

produksi

fitoplankton.
Pendapat ini juga didukung oleh Shetty dkk (1973) dalam Achmad
(1997), bahwa perkembangan fitoplankton akan diikuti oleh puncak
zooplankton, karena pada umumnya zooplankton memangsa fitoplankton.
Dengan demikian kalau kita mengetahui kepadatan zooplankton di suatu
perairan, maka kepadatan fitoplankton dapat kita perkirakan, berarti
kepadatan zooplankton dapat dipakai sebagai parameter untuk menentukan
kesuburan perairan .
Sachlan (1982) mengungkapkan, bahwa berdasarkan lama hidupnya
plm1kton dibedakan ke dalam dua kelol11pok, yaitll holoplankton dan
meroplm1kton. Holoplankton adalah organisme yang selmna hidupnya bersifat
sebagai plankton, sedangkan l11eroplankton adalah organisl11e yang pada saat
larva bersifat planktonik dan setelah dewsa tidak bersifat planktonik lagi.
Sedangkan berdasarkan lingkungan hidupnya, Davis (1955) dalanl
Iskandar (2003), membedakan plankton menjadi beberapa kelompok, yaitu
plankton yang hidup di danau (linmoplankton), plm1kton yang hidup di sungai
(potamoplm1kton), plankton ymlg hidup di air payau (hypalmyroplankton),
dan plankton yang hidup di laut (haliplmlkton).
Sachlan (1982) menjelaskan, bahwa kualitas dari komunitas plmlkton
pada suatu perairan sangat ditentukan oleh jenis dan keanekaragal11an jenis

IS

serta kelimpahan dari plankton itu sendiri. Jenis plankton yang mempunyai
peranan penting untuk perikanan terutama jenis-jenis yang termasuk ke dalam
kelas

Chlorophyceae

(alga

hijau)

dan

Bacillariophyceae

(Diatome).

Berdasarkan kelimpahan plankton (individu/L), kesuburan perairan dapat
dikategorikan sebagai berikut: 0-2.000 ind/L (oligotrofik), 2.000-15.000 ind/L
(mcsotrofik), dan> 15.000 ind/L (eutrofik).

2.1.7

Parameter Fisik dan Kimia Peraian
2.1. 7.1 Suhll
Reynolds (dalam Iskandar, 2003) menjelaskan bahwa suhu
merupakan faktor penting di dalam perairan dan' dipengaruhi oleh
jumlah cahaya matahari yang jatuh ke permukaan air. Suhu juga
merupakan salah satu faktor penunjang produktivitas fitoplankton,
karena mempengaruhi laju fotosintesis dan kec:epatan pertumbuhan.
Selain itu juga suhu berpengaruh terhadap huu dekomposisi dan
konversi bahan organik menjadi bahan anorganik. Suhu optimum bagi
pertumbuhan fitoplankton di daerah tropis berkisar antara 20..30oC.
Suhu air sangat dipengaruhi oleh jumlah sinar matahari yang
jatuh ke permukaan air, yang sebagian dipantulkan kembali ke
atmosfer dan sebagian lagi diserap dalam bentuk energi panas (Welch
1952). Pengukuran suhu sangat perIu untuk mengetahui karakteristik
perairan. Menurut Schwoerbel (1987), suhu air merupakan faktor
abiotik yang memegang peranan penting bagi hidup dan kehidupan
organisme perairan. Berdasarkan hasil penelitian Goldman (1983)

16

menunjukkan bahwa terjadi penumnan biomasa dan keanekaragaman
ikan ketika suhu air meningkat lebih dari 28° C (Iskandar, 2003).
2.1.7.2 Kecemhan
Henderson-Seller&Morkland (1987) dalanl Iskandar (2003)
mengungkapkan, bahwa kecerahan sangat penting karena erat
kaitannya dengan proses fotosintesis yang teljadi di perairan.
Kecerahan perairan dapat diukur dengan alat yang dinamakan Keping
Secchi. Selanjutnya dikatakan bahwa kecerahan keping Secchi < 3 m
adalah tipe perairan yang subur (eutrofik), antara 3-6 m kesuburan
sedang (mesotrofik) dan> 6 m digolongkan pada tipe perairan kurang
subur (oligotrofik).
2.1.7.3 Derajat Keasaman (pH)
Menurut Goldman&Horne (1983) menyatakan bahwa, nilai pH
didefinisikan sebagai negatif logaritma dari konsentrasi ion Hidrogen
dan nilai keasaman ditunjuk.k:an dengan nilai 1 s.d. 7 dan basa 7 s.d.
14. Kebanyakan perairan umum mempunyai nilai pH antara 6-9.
Perairan yang asam lebih keeil dan dapat menurwl sampai 2. Batas
toleransi organisme perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi
antara lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, kandungan kation dan
anion maupun jenis dan tempat hidup organisme. Menurutnya perairan
yang ideal bagi kegiatan budidaya perikanan adalah 6,8 s.d. 8,5 dan
perairan dengan pH < 6 menyebabkan organisme renik tidak dapat
hidup dengan baik karena kondisinya terlalu asam sehingga akan
__L.1

_. 1

"

1

17

2.1.7.4 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen·- DO)
Oksigen dalam perairan bersumber dari difusi udara maupun
hasil proses fotosintesis organisme produsen. Oksigen dikonsumsi
secara terus menerus oleh tumbuhan dan hewan dalam aktivitas
respirasi (Goldman dan Horne, 1983; API-lA, 1989). Oksigen terlarut
sangat diperlukan untuk mendukung eksistensi organisme akuatik dan
perombakan bahan-bahan organik di perairan, d,m digunakan sebagai
petunjuk besarnya produktivitas primer di perairan, Pescod (1973)
menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut 2 mg/L dalanl perairan
sudah cukup untuk mendukung kehidupan biota akuatik, asalkan
perairan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang bersifat racun,
sedangkan Banmjea (1967), menyatakan bahwa perairan dengan
oksigen terlarut lebih besar dari 7 mg/L adalah tergolong produktif.

2.1.7.5 Karbondioksida (C0 2)
Goldman dan Horne (1983) menerangkan bahwa, karbon dalam
bentuk senyawa karboncjioksida berguna dalam proses fotosintesis
tumbuh-tumbuhan seperti alga. Karbondioksida clapat dipasok melalui
difusi dm'i udara atau dari HC03- atau CO I 2l .

2.1.7.6 Unsur Hal'a
Dalam menunjang peltumbuhalU1ya fitopl,mkton membutuhkan
unsur hara yang cukup diperairan. Fosfor dml nitrogen merupakan
unsur hara bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan, apabila imsur

18

hara tersebut terdapat berlebih di perairan dapat memicu pertumbuhan
fitorplankton yang pesat (blooming). Unsur Fosfor yang paling
dibutuhkan oleh organisme produsen perairan adalah dalam bentuk
orthofosfat (P0 4 "), sedangkan nitrogen biasanya dalam bentuk nitrat
(N03-N) (Goldman dan Horne, 1983).
Iskandar (2003), menyatakan bahwa kandungan orthofosfat
dalam air merupal(an karakteristik kesuburan perairan tersebut.
Perairan yang mengandung orthofosfat antara 0.003-0,010 mglL
merupakan perairan yang oligotrofik, 0,01-0,03 adalah mesotrofik dan
0,03-0,1 mg/L adalah eutrofik. Sedangkan perairan yang mengandung
nitrat dengan kisaran 0-1 mg/L termasuk perairan oligotrofik 1-5 mgl
adalah mesotrofik dan 5-50 mg/L adalah eutrofik.
Jorgensen (1980) menjelaskan bahwa, silikat dibutuhkan oleh
beberapa

jenis

fitoplankton,

terutama

yarlg

dinding

selnya

mengandung silikat (seperti diatom). Unsur silikat dimanfaatkan oleh
fitoplankton dalam bentuk orthosilikat, dan kandungan silikat di
perairan dipengaruhi oleh kandungan CO 2 dan asam-asam organik.

2.1.8

Peranan Plankton Dalam Budidaya Perikanan

Dalam dunia perikanan, plankton dimaksudkan sebagai jasad-jasad
renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit, dan
selalu mengikuti arus (Sachlan, 1982).
Plankton adalall jenis pakan hidup yang memegang peranan penting

19

fitoplankton yang sering digunakan dalam tempat-tempat pembenihan adalah
jenis Chiarella, Tetraselm/s, dan diatom. Sedangkan jenis zooplankton yang
sering digunakan adalah jenis Brach/onus sp. (rotifera) dan Tigr/opus sp.
(kopepoda).
Budidaya diatom sangat berguna sebagai makanan rotifera atau
kopepoda. Selanjutnya pakan hidup ini berguna bagi makanan untuk
perkembangan zoea ke tingkat mysis dan post larva. Budidaya Chlorella sp.
yang berasal dari tambak di Ancol dengan menggunakan pupuk medium
Tanaka dan Yashima telah dicoba dan juga bibit Chiarella sp.yang diperoleh
dari jepang. Budidaya massal masih jauh dari hasil budidaya Chlorella sp.
yang diteliti di jepang. Demikian halnya dengan budidaya diatom, rotifera dan
kopepoda (Sianipar, 1987).
Beberapa jenis fitoplankton yang berguna untuk larva ikan atau udang
yaitu Chiarella sp. dan diatomea. Setelah lahap naupilus pada udang maka
diatomae sangat baik sekali untuk makanmmya. Jenis diatomae yang biasa
diberikan misalnya Sklectanema sp. dan Chaetaceros sp. Sedangkan
Chiarella sp. dan larva ikan yang berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai

penghasil oksigen.
Larva udmlg secm'a tidak langsung yaitu Chiarella sp. ditumbuhkan
dan pada saat mencapai titik puncak diberi sebagai makanml Brach/onus sp.
atau kopepoda yaitu hewan kecil yang banyak dijumpai di perairan Indonesia
Hewan kecil ini diberi sebagai makanan larva udang seperti halnya larva
Artem/a. Brach/onus sp. termasuk dalam kelas rotifera (Sianipar, 1987).

20

Penelitian budidaya fitoplankton di Indonesia masih kurang terutama
di dalam isolasi untuk mendapatkan "strain" dari perairan Indonesia.
Sedangkan "strain" jenis Chlorella sp. ataupun diatomae masih diimpor dari
Jepang, padahal keadaan fisika ataupun kimiawi perairan di Jepang ataupun di
negara-negara berlintang tinggi sangat jauh berbeda dengan di Indonesia.
Tujuan utama dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui budidaya

fitoplankton dan zooplankton yang diperoleh di perairan Indonesia (Sianipar,
1987).

___-I Fitoplankton 1
'" セ

I Serangga I-I Ikan Q⦅セG、・ウ

IZooplankton 1 セ

。ァョオbャセM

------------..
Ikan besar
-

Dimakan oleh ikan kecH

/

セョ。イ ォ

Gambar 1. Contoh suatu rantai pakan bagi ikan sejenis kakap
(Sumber: Cholik et, ai, 1991).

_ - - I Fitoplankton 1 セ

'"

IZooplankton rセ

.



I Serangga 1----->0,·1
----セ

Mujair

/
---IBunga karaniil---------

Gambar 2. Contoh suatu rantai pakan di suatu kolam yang digunakan
budidaya ikan mzgair (Sumber: Cholik, et, ai, 1991)
Dalam beberapa sistem budidaya ikan yang tidak diberi pakan
tambahan, maka jenis-jenis plankton merupakan makanan paling pokok yang
tersedia dalam rantai makanan. Contoh sistem rantai pakan dalam budidaya

21

ikan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Dari dua contoh tersebut jelas terlihat
keduanya diawali dengan pertumbuhan fitoplankton. Karena pada setiap tahap
dalam rantai makanan terjadi pemborosan energi, maka suatu sistem budidaya
ikan yang rantai pakannya pendek akan menghasilkan ikan lebih besar
persatuan unit luasnya dibandingkan dengal1 mata rantai yang panjang.
Sebagai contoh, dalam periode 6 bulan ikan sejenis kakap yang dibudidayakan
akan menghasilkan 200 kg ikan per hektarnya, sedal1gkan jenis mujair dengan
mudah menghasilkan 1.000 kg. Karena plankton merupakan dasar dari rantai
makanan, maka ada hubungan yang erat antara jumlah plankton yang tersedia
dengan produksi ikan. Kekeruhan air yang disebabkan oleh plankton dapat
mendorong pertumbuhan ikan dan mencegah pertumbuhan tanaman-tanaman
air yang tidak dikehendaki karena menimbulkan bayangan yang memberikan
keteduhan pada kolam (Cholik, 1991).
Plankton bloom memberikan manfaat bagi kolam ikan karena produksi
plankton lebih besar daripada yang digunakan untuk pertumbuhan ikan,
namun plankton bloom yang padat biasanya mengandung sejumlah besar
ganggang hijau-biru yang dapat terapung berbuih di permukaan. Hal ini pada
siang hari akan menyerap panas dan menyebabkan teljaclinya stratifikasi suhu
yang dangkal. Pada malarn hari plankton bloom ini akan mengkonsumsi
sejumlah besar oksigen yang terlarut sehingga oksigell yang tersedia akan
habis terpakai menjelang pagi harinya. Ganggang hijau-bim ini dapat mati
dengan tiba-tiba kemudian terurai dan menyebabkan habisnya oksigen terlarut
yang ada (Cholik, 1991).

22

Selain menimbulkan masalah kekurangan oksigen, organisme dalam
plankton bloom kerapkali menghasilkan senyawa penyebab bau lumpur pada
ikan yang dipelihara. Pada umumnya, kolam yang tidak dikelola dengan baik
maim angka produksi planktonnya akan sangat tergantung dan kesuburan
lahan yang ada di sekitar kolam. Oleh karena itu jumlah plankton yang ada
dan produksi ikan di kolam yang dibangun di sekitar lahan yang subur akan
lebih besar dari pada lahan yang tandus (Cholik, 1991).
Pengelolaan yang dilakukan di sekitar kolam akan mempengaruhi
produksi plankton. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Boyd (1990),
kolam-kolam yang tidak diberi pupuk tetapi terletak di daerah padang fUmput
akan tinggi kandungan haranya. Kesadahan yang lebih tinggi, produksi
planktonnya tinggi dan kurang jemih bila dibandingkan dengan kolam yang
terletak di tengah hutan yang tidak diberi pupuk. Kenyataannya, rata-rata
produksi plankton pada kolam yang terletak di paclang fUmput yang tidak
dipupuk hampir sama dengan kolam yang dipupuk (Cholik, 1991).
Dengan clemikian jelas bahwa keberaclaan plankton pada perairan
dipengaruhi oleh tingkat kesuburan pada lahan itn sencliri. Banyak faktor yang
clapat memprocluksi plankton clalan1 perairan, tetapi faktor yang utama adalah
terseclianya hara anorganik untuk peltumbuhan fitoplankton. Elemen-elemen
yang sangat berguna untuk pertumbuhan termasuk oksigen, karbon, hiclrogen,
phospor, nitrogen, sulfur, kalium, natrium, kalsiun1, magnesium, besi,
mangan, tembaga, seng, boron, kobal, khlorida, dan lain"lain (Cholik, 1991).

23

Fospor merupakan elemen yang mendorong pertumbuhan fitoplankton
seera teratur di kolam.

Penambahan pupuk fosfat

seem'a optimum

menyebabkan produksi plankton dan ikan meningkat (Cholik, 1991).

2.2 Pcnelitian Tcrdahulu
Dalam dunia perikanan, plankton dimaksudkan sebagai

ェ。ウ 、セ

renik

yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit, dan selalu
mengikuti arus (Saehlan, 1982).
Plankton adalah jenis pakan hidup yang memegang penman penting dalam
usaha pembenihan. Plankton dapat dibagi dalarn dua bagian yaitu fitoplankton
yang sering digunakan dalam tempat-tempat pembenihan adalah jenis Chiarella,

Tetraselmis, dan diatom. Sedangkan jenis zooplmlkton yang sering digunakan
adalah jenis Brachianus sp. (rotifera) dan Tigriapus sp. (kopepoda).
Budidaya diatom sangat berguna sebagai makanan rotifera atau kopepoda.
Selanjutnya pakan hidup ini berguna bagi makanan untuk perkembangan zoea ke
tingkat mysis dan post larva. Bl1didaya Chiarella sp. yang berasal dari tambak di
aneol dengan menggunakan pupuk medium Tanaka dan Yashirna telah dieoba dan
juga bibit Chiarella sp.yang diperoleh dari jepang. Budidaya massal masih jal1h
dm'i hasil budidaya Chiarella sp. yang diteliti di jepang. Demikian halnya dengan
budidaya diatom, rotifera dan kopepoda.
Beberapa jenis fitoplankton yang berguna untuk larva ikan atau udang
yaitu Chiarella sp. dan diatomea. Setelah tallap naupilus pada udmlg maIm
diatomae sangat baik sekali untuk makmlannya. Jenis diatomae yang biasa

24

diberikan 1.11isalnya Skleclanema sp. dan Chaelaceras sp. Sedangkan Chiarella sp.
dan larva ikan yang berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai penghasil oksigen.
Larva udang secara tidak langsung yaitu Chiarella sp. ditumbuhkan dan
pada saat mencapai titik puncak diberi sebagai makanan Brachianus sp. atau
kopepoda yaitu hewan kecil yang banyak dijumpai di perairan Indonesia. Hewan
kecil ini diberi sebagai makanan larva udang sepelti halnya larva Arlemia.

Brachianus sp. termasuk dalam kelas rotifera.
Penelitian budidaya fitoplankton di Indonesia masih kurang terutama di
dalanl isolasi untuk mendapatkan "strain" dari perairan Indonesia. Sedangkan
"strain" jenis Chiarella sp. atauplm diatomae masih diimpor dari Jepang, padahal
keadaan fisika ataupun kimiawi perairan di Jepang ataupun di negara-negaxa
berlintang tinggi sangat jauh berbeda dengan di Indonesia. Tujuan utama dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui budidaya fitoplanktclI1 dan zooplankton
yang diperoleh di perairan Indonesia.
Dalam beberapa sistem budidaya ikan yang tidak cliberi pakan tambahan,
maka jenis-jenis plankton merupakan makanan paling pokok yang tersedia daIam
rantai makanan. Karena pada setiap tahap dalam rantai makanan terjadi
pemborosan energi, maka suatu sistem budidaya ikan yang rantai pakannya
pendek akan menghasilkan ikan lebih besar persatuan unit luasnya dibandingkan
dengan mata rantai yang panjang. Sebagai contoh, dalam periode 6 bulan ikan
sejenis kakap yang dibudidayakan akan menghasilkan 200 kg ikan per hektamya,
sedangkan jenis mujair dengan mudah menghasilkan 1.000 kg. Karena plankton
merupakan dasar dari rantai makanan, maka ada hubunga:n yang erat antara
jumlah plankton yang tersedia dengal1 produksi ikan (Cholilc, 1991).

BABUI
METODOLOGI PENELITlAN

3.1 Waktu dan Tcmpat Pcnclitian
Penelitian ini

dilaksanakan di Danau Beratan di kawasan Hedugul,

Kabupaten Tabanan, Bali. Sedangkan untuk analisis plankton dilakukan di
Laboratorium Ekologi Dasar, Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun waktu penelitian adalah selama enam bulan, mulai dari bulan
Maret sampai Agustus 2006.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat pengukuran

kualitas air (Tabel 2).
Tabel 2. Alat yang dipergunakan dalam penelitian
Alat
Plankton net No. 25
Kemerer (warersampwr)
Hotol sample, 10 mL dan 1000 mL
Mikroskop binokuler
Countinf! chamber dan coverglass
Cakram Secchi
Gelas objek dan gelas penutup
8 Termometer air raksa
9 Pipet tetes
10 Alat tulis dan buku identifikasi
II Kertas label
12 Lembar data pengamatan
13 pH meter
14 Dissolved OXVf!en
15 Basic Conductivity Meter

No.
I
2
3
4
5
6
7

lh

l { イュエセャョーイ

Kcgumaan
Penyaringan sampel air
Mengambil sampel air
Menyimpan sample plankton dan air
Mengidentifikasikan plankton
Menghitung plankton
Mengukur kecerahan air
Untuk analisis Plankton
Mengukur suhu air
Mengambil sanlpel Analisa
Identifikasi plankton
Menandai sampel
Identifikasi plankton
MengukurpH
MengukurDO
Mengukur konduktivitas
Tp-mn::l1" ャZーョュ Zセ

26

3.2.2

Bahan
Bahan yang digunakan terdiri bahan kimia untuk analisis plankton;

a. Sampel plankton dan air, diambil dari perairan danau Beratan Bali
b. Lugol 3% atau fom1alin 1 %, untuk pengawetan sarnpel plankton
c. Larutan indikator pH
d. Minyak imcrsi untuk melihat perbesaran 1000x.

3.3 Cara Kerja
3.3.1

Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Stasiun (wilayah) pengambilan sampel berjumlah 5 stasiun yang

diambil secara random sampling, yang ditentukan berdasarkan atas lokasi
yang stategis di Danau Beratan Bali, yaitu:
a. Stasiun 1 (08.26629 LS dan 115.16968 BT) daerah pertanian
b. Stasiun II (08.26636 LS dan 115.18420 BT) inlet
c. Stasiun 1ll(08.26994 LS dan 115.17693 BT) daerah perumahan
d. Stasiun IV (08.28076LS dan 115.16961 BT) outlet
e. Stasiun V (08.28078 LS dan 115.17506 BT) DAM

3.3.2

Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus pada

pagl hari 07.30-10.00 WIT, dengan pengambilan lokasi