BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Tindak Pidana Lalu Lintas
2.1.1 Pengertian Tindak Pidana
Istilah  tindak  pidana  berasal  dari  istilah  dalam  bahasa  Belanda  yaitu strafbaarfeit yang diterjemahkan oleh para ahli hukum berbeda-beda. Moelyatno
menterjemahkan strafbaar feit dengan istilah perbuatan pidana yaitu :
8
Perbuatan pidana sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,  larangan  tersebut  disertai  ancaman  berupa  pidana  tertentu
bagi  siapa  saja  yang  melanggar  aturan,  dapat  pula  dikatakan  bahwa perbuatan  pidana  adalah  perbuatan  yang  dilarang  hukum  dan
diancam  dengan  pidana  dimana  larangan  ditujukan  pada  perbuatan kejadian  atau  keadaan  yang  ditimbulkan  oleh  kelakuan  orang,
sedangkan  ancaman  pidananya  ditujukan  pada  orang  yang menimbulkan kejahatan.
Lebih lanjut disebutkan oleh P.A.F. Lamintang bahwa :
9
Strafbaar  feit  itu  terdiri  dari  kata  feit  yang  dalam  bahasa  Belanda berarti  sebagian  dari  suatu  kenyataan  atau  een  gedeelte  van  de
werkelijkheid,  sedangkan  strafbaar  berarti  dapat  dihukum  sehingga secara  harfiah  kata  strafbaar  feit  dapat  diterjemahkan  sebagai
sebagian dari suatu kenyataan yang dapat dihukum.
Alfi Fahmi memberikan lima rumusan perbuatan pidana, yaitu : Selain  harus  bersifat  melanggar  hukum,  perbuatan  pidana  haruslah
merupakan  Handeling  perbuatan  manusia,  Strafbaar  gesteld diancam  dengan  pidana,  toerekeningsvatbaar  dilakukan  oleh
seseorang  yang  mampu  bertanggung  jawab,  dan  adanya  schuld terjadi karena kesalahan.
10
Schaffmeister,  Keijzer,  dan  Sutoris merumuskan  empat  hal  pokok  dalam
perbuatan pidana, seperti yang terlihat dalam definisinya sendiri. Perbuatan pidana adalah :
8
Moelyatno, 2008,  Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 59
9
P.A.F.  Lamintang,  1997,  Dasar-Dasar  Hukum  Pidana  Indonesia,  Citra  Aditya  Bakti, Bandung, hlm. 181.
10
Alfi Fahmi, 2002, Sistem Pidana di Indonesia, Akbar Pressindo, Surabaya, hlm.36
Perbuatan  manusia  yang  termasuk  dalam  ruang  lingkup  rumusan delik,  bersifat  melawan  hukum,  dan  dapat  dicela.  Sehingga
perbuatan  pidana  mengandung  unsur  Handeling  perbuatan manusia,  termasuk  dalam  rumusan  delik,  Wederrechtelijk
melanggar hukum, dan dapat dicela.
11
Atas  uraian  tersebut,  dapat  dikemukakan bahwa  pengertian tindak  pidana yang  dimuat  di  dalam  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Pidana  KUHP  oleh
pembentuk undang-undang sering disebut dengan strafbaar feit.
12
Para pembentuk undang-undang  tersebut  tidak  memberikan  penjelasan  lebih  lanjut  mengenai
strafbaar  feit  itu,  maka  dari  itu  terhadap maksud  dan  tujuan  mengenai  strafbaar feit tersebut  sering  dipergunakan  oleh  pakar  hukum  pidana  dengan  istilah  tindak
pidana, perbuatan pidana, peristiwa pidana, serta delik.
2.1.2  Pengertian  Tindak  Pidana  Lalu  Lintas  dan  Pengaturannya  dalam Undang-Undang