Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien pada Penggunaan Obat Tuberkulosis di Rumah Sakit Dr. Soepraoen Malang

(1)

i

SKRIPSI

AMALIA CHAIRUNNISA

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan

Pasien pada Penggunaan Obat Tuberkulosis di

Rumah Sakit Dr. Soepraoen Malang

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien pada Penggunaan Obat Tuberkulosis di Rumah

Sakit dr.Soepraoen Malang”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini dapat dikerjakan dengan baik dikarenakan adanya sumbangan pemikiran, moral, dan material dari berbagai pihak yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis dengan hati ikhlas selama penelitian hingga akhir penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Direktur dan Kepala Ruangan Poli Paru Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen

Malang yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt sebagai Kepala Prodi Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra Liza Pristianty, M.Si, M.M, Apt. selaku dosen pembimbing I dan Ika Ratna

Hidayati, S.Farm., M.Sc, Apt. selaku dosen pembimbing II. Penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan serta jerih payah, waktu, pikiran dan tenaganya yang telah dicurahkan guna membimbing penulis dengan penuh kesabaran, dan tanggung jawab dari awal hingga proses pengerjaan skripsi ini berakhir.

5. Dra. LilikYusetyani, Apt., Sp.FRS. dan Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku

penguji I dan penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt. Selaku dosen wali selama penulis


(5)

v

7. Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt., Raditya Weka Nugraheni, S.Farm, Apt., Dian

Ermawati, S.Farm, Apt., Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt., Dra. Uswatun

Chasanah, M.Kes., Apt., Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., Sendi Lia Yunita, S.Farm.,

Apt., dan seluruh dosen-dosen Program Studi Farmasi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terimakasih telah bersedia mendidik, membimbing, dan mengajarkan ilmu kefarmasian sehingga penulis mampu menyelesaikan mata kuliah dan skripsi ini.

8. Ayahanda Dwi Yuliono Rochayadi dan Ibunda Hayati, Abang Mochammad

Rachadian Prayoga, dan Mba Dini Kartika Sari yang selalu memberikan dukungan moral, materi, doa dan semangat yang sangat berlimpah kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini, dan juga

Muhammad Fathi Fadlan yang selalu memberikan do’a, semangat, perhatian dan

bantuan kepada penulis.

9. Virgin, Nana, Sakinah, Vita, Dea, Apres, Soli, Handy, Riza, Jauzi, Hendro, serta

teman-teman Farmasi UMM angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungan, bantuan serta kebersamaannya sehingga masa perkuliahan, penelitian, dan penyelesaian.

10.Rizka, Elsya, Mba caca, mba ayu, serta teman-teman KKN 39 yang telah

memberikan pengalaman, dukungan, bantuan, serta kebersamaan sejak KKN. Candra Ayu, Utari, DUPA, dan teman-teman semasa tinggal di Ternate yang telah

memberikan dukungan, bantuan,do’a, serta kebersamaan sampai saat ini.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun terkait dengan topik yang penulis angkat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya

Malang, 5 Desember 2015


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Hipotesis ... 4

1.5Manfaat Penelitian ………4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tuberkulosis ... 6

2.1.1 Pengertian Tuberkulosis ... 6

2.1.2 Prevalensi Tuberkulosis ... 7

2.1.3 Cara Penularan ... 8

2.1.4 Patofisilogi Tuberkulosis ... 9

2.1.5 Klasifikasi Tuberkulosis... 10

2.1.6 Diagnosis ... 13

2.1.7 Terapi Tuberkulosis ... 14


(7)

vii

2.2 Konsep Dasar Tingkat Pengetahuan ... 20

2.2.1 DefinisiPengetahuan ... 20

2.2.2 Teori Lawrence Green ... 22

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan …...23

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan ……….24

2.3 Tinjauan Tentang Kepatuhan ... 25

2.3.1 Definisi ... 25

2.3.2 Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan ... 27

2.3.3 Metode Mengukur Kepatuhan ……….28

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 29

3.1 Kerangka Konseptual ... 29

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 30

3.3 Kerangka Operasional………...31

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 32

4.1 Rancangan Penelitian ... 32

4.2 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 32

4.2.1 Populasi ... 32

4.2.2 Teknik Sampling ... 32

4.2.3 Sampel ... 32

4.3 Kriteria Sampel ... 34

4.3.1 Kriteria Inklusi ... 34

4.3.2 Kriteria Eksklusi ... 34

4.4 Variabel Penelitian ... 34

4.4.1 Variabel Bebas ... 34

4.4.2 Variabel Terikat ... 35

4.5 Instrumen Penelitian ... 35

4.6 Uji Validitas dan Realibilitas ... 36

4.6.1 Uji Validitas ... 36

4.6.2 Uji Realibilitas ... 37


(8)

viii

4.8 Definisi Operasional... 39

4.8.1 Definisi Operasional Variabel ... 40

4.9 Pengumpulan Data ... 41

4.9.1 Sumber Data ... 41

4.10 Analisa Data ... 41

4.10.1 Editing ... 41

4.10.2 Coding ... 41

4.10.3 Memasukkan Data (Data Entry) ... 41

4.10.4 Tabulating ... 42

4.10.5 Scoring ... 42

4.10.6 Penelitian Tingkat Pengetahuan ... 42

4.10.7 Penilaian Kepatuhan ... 43

4.10.8 Annaliting ... 43

4.10.9 Rumus Hipotesa ... 44

4.11 Penyajian Data ... 45

4.12 Etika Penelitian ... 45

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 47

5.1 Hasil Penelitian ... 47

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ……….47

5.2.1 Uji Validitas ... 47

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 49

5.3 Data Demografi ... 50

5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

5.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .... 54

5.3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan ... 55

5.3.7Analisa Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Responden Berdasarkan Data Demografi ... 56


(9)

ix

5.4 Analisa Data ... 59

5.4.1 Crosstabs dan Uji Korelasi Spearman ... 59

5.4.2 Hipotesa Uji Secara Umum ... 59

5.4.3 Uji Korelasi Rank Spearman ... 59

BAB VI PEMBAHASAN ... 62

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

7.1 Kesimpulan ... 70

7.2 Saran ... 71


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pengelompokkan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ... 15

2.2 Jenis, Sifat, dan Dosis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama ... 15

2.3 Dosis untuk paduan Obat Anti Tuberkulosis-Kombinasi Dosis Tetap (OAT - KDT) untuk kategori 1 ... 17

2.4 Dosis Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombipak untuk Kategori I . 17 2.5 Dosis untuk OAT Kombinasi DosisTetap (OAT-KDT) kategori 2 ... 18

2.6 Dosis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombipak untuk Kategori 2 ... 18

2.7 Dosis Kombinasi Dosis Tetap Untuk Sisipan ... 19

2.8 Dosis OAT Kombipak Untuk Sisipan ... 19

4.1 Kisi-kisi Instrument ... 35

4.2 Interpertasi Koefisien KorelasiNilai r ... 37

4.3 Tingkat Realibilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 38

4.4 Definisi Operasional Variabel ... 40

4.5 Kategori Nilai Scoring untuk Tingkat Pengetahuan ... 42

5.1 Hasil Uji Validitas Untuk Kuisoner Tingkat Pengetahuan ... 48

5.2 Hasil Uji Validitas Untuk Kuisoner Kepatuhan ... 48

5.3 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Kuisoner Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan ... 49


(11)

xi

5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 51 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ... 52 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Pekerjaan ... 53 5.8 Kriteria Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit dr.Soepraoen Malang ... 54 5.9 Kriteria Responden Berdasarkan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis di

Rumah Sakit dr. Soepraoen malang ... 55 5.10 Analisa Data Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Berdasarkan

Data Demografi ... 57 5.11 Pengujian Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien Pada

Penggunaan Obat Tuberkulosis di Rumah Sakit dr.Soepraoen Malang ... 59 5.12 Crosstabs Pelengkap Penyajian Data Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Perkembangan Presentase CDR dan Succes Rate TB Provnsi Jawa

Timur Tahun 2009-2012 ... 8 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 51 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ... 52 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 53 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 54 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan ... 56


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 76

2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 77

3. Surat Keterangan Penelitian dari Rumah Sakit ... 78

4. Surat Kode Etik Penelitian ... 79

5. Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 80

6. Informed consent ... 81

7. Lembar Kuisoner ... 82

8. Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

9. Data Penilaian dari Kuisioner Responden ... 90


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, H.P., Aris, A., 2013. Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi

Pasien TBC (Tuberkulosis) dengan Kepatuhan Pasien TBC yang Berobat di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamogan. Vol. 2 No 15.

Arikunto, S., 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta,

Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi.

Jakarta: Rineka Cipta, hal. 4-389

Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi.

Jakarta: Rineka Cipta, hal.161-238

Badan POM RI., 2006. Kepatuhan Pasien Faktor Penting dalam Keberhasilan

Terapi. Vol.7 No.5. Jakarta: Badan POM

Bagiade, I.M., Primasari, N.L.P., 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Ketidakpatuhan Penderita Tuberkulosis dalam Berobat Di Poliklinik DOTS RSUP Sanglah Denpasar. Vol.11 No.3.

Basyiroh, N.A., 2011. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kepatuhan Terhadap

Pengobatan pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Moewardi Surakarta.

Surakarta : Naskah Publikasi fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Danusantoso, H., 2012. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran.

Departemen Kesehatan RI., 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI., 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit

Tuberkulosis Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan RI., 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis ed. 2. Jakarta: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan Malang., 2010. Penanggulangan Penyakit TB Paru di


(15)

xv

Dinas Kesehatan Jawa Timur., 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tahun 2012. Surabaya: Departemen Kesehatan

Friskarini, Kenti., Manalu, H.S., 2014. Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit TB

Paru Pada Remaja di Kabupaten Tangerang Tahun 2009. Jakarta: Bul. Penelit.

Kesehat, Vol.42 No.1

Hendrian, R., 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Kadugede Kabupaten

Kuningan Tahun 2011. Jakarta. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Hemayanti, D., 2010. Studi Kasus Drop Out Pengobatan Tuberkulosa (TB) Di

Puskesmas Kodya Malang. Jurnal Saintika Medika Vol.6 No.13

Hudoyo, A., Diatmo, H., Prasenohadi., Sutoyo, D.K., Wongksokusumo, B., Zahar,

U., 2010. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Vol. 7

Hussar, D., 1980. Remington’s pharmaceutical Series 16th edition, Philadelphia,

1703 - 1711

Kementrian Kesehatan RI., 2009. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.

Jakarta: Kementrian Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI., 2013. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu

Pengendalian Tuberculosis Resistan Obat. Jakarta: Kementrian Kesehatan. Kondoy, P.P.H., Palandeng. H.M.F., Rombot , D.V., Palandeng. H.M.F., 2014.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien

Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado. Jurnal Kedokteran

Komunitas dan Tropik. Vol.2 No.1

Machin, D. dan Chambell, M. 1987. 1987 Statistical Tables for The Design Of

Chemical Trial. Oxford London: Blackwell Scientific Publication.

Manalu, H.S.P., 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan

Upaya Penanggulanganya. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.9 No.4

Murtiwi., 2006. Keberadaan Pengawas Minum Obat (PMO) Pasien Tuberkulosis Paru

di Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol.10 No.1

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


(16)

xvi

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka

Cipta hal. 81-132.

Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT

Rineka Cipta hal. 194-195

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, hal 120

Pasaribu, L.R., 2005. Identifikasi dan Eksplorasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Rendhnya Case Detection Rate dalam Program Tuberkulosis di Kelurahan

Cipinang, Jakarta Timur. Buletin Penelitian Kesehtan Vol.33 No.1

Pasek, M.S., Murdani, P., Suryani, N., 2013. Hubungn Persepsi dan Tingkat

Pengetahuan Buleleng. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, Vol.1 No.1 hal

14-23 .

PPDI., 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia. Jakarta.

Ruswanto, B., Nurjazuli., Raharjo, M., 2012. Analisa Spasial Sebaran Kasus Tuberculosis Paru Ditinjau Dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di

Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 11 No. 1

Setiawan, N., 2005. Diklat Metodologi Penelitian Sosial “Teknik Sampling”.

Parung-Bogor

Simak, V.F., Pangemanan. D.H.C., Untu. F.M., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Hidup Sehat Pasien TB Paru di Poliklinik Paru Prof.

Dr. D Kandou Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). Vol. 1 No.1

Simamora, V., Tjitrosantoso, M.T., Wiyono, W.I., 2010. Evaluasi Penggunaan

Obat Tuberkulosis Pada Pasien Rawat Inap RSUP Prof. Dr. D. Kandaou Manado Periode Januari – Desember 2010. Vol.1 No.3

Sihombing, H., Amir, Z., Sembiring, H., Sinaga, B.Y.M., 2012. Pola Resistensi Primer pada Penderita TB Paru Kategori I di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Jurnal Respir Indonesia. Vol.32 No.3

Singarimbum, M., Effendi, S., 1989. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi,


(17)

xvii

Sukmah., Mahyudin., Suarnianti., 2013. Fator-faktor yang Berhubungan dengan

Kepatuhan Berobat pada Pasien TB paru di RSUD Daya Makassar. Vol.2 No.5

Sugiyono., 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung

: PT alfabeta hal. 39

Susilowati., Cahyono. S., Ridwan. A., 2013. Hubungan Pengetahuan Pasien TBC

Tentang Penyakit TBC dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). No.8

Unsiyah, S., 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Oral (Studi Terhadap Pasien Hipertensi di Beberapa Apotek

Kecamatan Sukun, Kota Malang). Malang: Skripsi Universitas

Muhammadiyah Malang

Wawan, A., M, Dewi., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widyaningrum, T., 2014. Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Obat Dermatitis. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang


(18)

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pada tahun 2011, badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus TB yang resistan terhadap INH (Isoniasid) dan Rifampisin setiap tahunnya dengan angka kematian sekitar 150.000. Global TB report dari WHO tahun 2011 mengenai hasil surveilans resistansi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di beberapa Negara menunjukkan terdapatnya Negara atau wilayah yang memiliki angka resistensi terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) yang sangat tinggi. (Kemenkes, 2013). Angka prevalensi tuberkulosis paru di Indonesia 1,3 per 1000 penduduk. Penyakit ini merupakan penyebab kematian urutan ketiga, setelah penyakit jantung dan penyakit saluran pernafasan (Ruswanto, 2012). Di Provinsi Jawa Timur sendiri merupakan salah satu provinsi dengan kasus TB terbanyak kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Angka penemuan kasus baru Basil

Tahan Asam (BTA) positif Case Detection Rate (CDR) merupakan proporsi

penemuan kasus TB BTA positif dibanding dengan perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah penemuan kasus baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 pasien dan BTA positif baru sebanyak 25.618 kasus. Kondisi masih jauh terhadap kondisi CDR yang di tetapkan yaitu 70%. (Dinkes Jatim, 2013)

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.

Mycobacterium tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek lipida-lipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia. Kuman ini memiliki sifat khusus yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan. tuberkulosis timbul berdasarkan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit. Penyakit tuberkulosis ini memiliki gejala utama yaitu batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Batuk tersebut biasanya diikuti


(20)

2

dengan gejala tambahan seperti dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat pada malam hari walaupun tanpa melakukan kegiatan, dan demam meriang lebih dari sebulan (Depkes RI, 2005). Sumber penularan tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) positif. Pada waktu bersin atau batuk, maka penderita akan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Seseorang dapat terinfeksi apabila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Daya penularan dari seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular

(Depkes RI, 2002). Pada dasarnya bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan

bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengobatinya, pengobatan tuberkulosis sendiri terdiri atas beberapa kombinasi antibiotik yaitu Isoniazid, Rifampisisn, Etambutol, Pirazinamid, dan Streptomisin. Obat anti tuberkulosis harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Penggunaan obat anti tuberkulosis terdiri dari dua tahap, yakni tahap intensif dan tahap lanjutan, pada tahap intensif pasien mendapatkan obat setiap harinya sedangkan pada tahap lanjutan pasien mendapatkan jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama (Menkes RI, 2009).

Seorang pasien berhenti mengkonsumsi obat anti tuberkulosis disebabkan karena, rasa bosan akibat menggunakan obat dalam jangka waktu yang tidak singkat. Hal ini disebabkan, pasien belum memahami bahwa obat tersebut harus diminum seluruhnya dalam waktu yang telah ditentukan, serta pengetahuan yang kurang tentang akibat dari penggunaan obat tuberkulosis yang tidak sesuai sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien untuk berobat secara tuntas (Aditama, 2013). Ketidakpatuhan berobat pasien TB tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang


(21)

3

tinggi. Tingginya angka putus obat mengakibatkan tingginya kasus resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (Kemenkes, 2013).

Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan dan keteraturan pasien mengkonsumsi obat. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien maka, semakin banyak pula informasi yang bisa dierima oleh pasien. Pengetahuan yang perlu diketahui pasien yaitu tentang kegunaan obat tuberkulosis, aturan pakai obat tuberkulosis, gejala, pencegahan penularan, pola hidup dan efek samping dari penggunaan terapi pengobatan tuberkulosis. Kepatuhan yang perlu dimiliki oleh pasien disini yakni seperti tata cara dan proses pengobatan tuberkulosis didasarkan pada aturan pengobatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien TB terhadap penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) di rumah sakit dr. Soepraoen Malang. Penelitian ini dilakukan karena jumlah penderita TB di kota malang masih cukup tinggi, pada dasarnya pasien tuberkulosis mengetahui berapa lama pengobatan yang harus dijalankan (4-6 bulan), namun hanya 50% di antara pasien yang mengetahui akibat bila tidak minum obat secara teratur

(Hermayanti, 2010). Penelitian merupakan survey analitik dengan pendekatan cross

sectional dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan rawat jalan kategori I tahap lajutan di Rumah Sakit dr. Soepraoen, dan kriteria eksklusi adalah penderita yang tidak menjalani terapi pengobatan tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Adakah hubungan yang sigifikan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang


(22)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit

tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang.

2. Mengidentifikasi kepatuhan pasien pada penggunaan obat anti tuberkulosis

di rumah sakit dr.Soepraoen Malang.

3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan pasien dan kepatuhan pasien

pada penggunaan obat anti tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang.

1.4 Hipotesis

Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan pada pasien tuberkulosis dengan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan peneleitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pasien tuberkulosis paru melalui penyuluhan-penyuluhan tentang pengetahuan seperti bahaya penyakit tuberkulosis, upaya mengatasinya sehingga akan mempengaruhi kepatuhan pasien tuberkulosis

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiswa maupun mahasiswi khususnya yang berada dalam lingkup kefarmasian untuk memberikan ilmu baru dalam penyusunan asuhan kefarmasian dengan pasien tuberkulosis

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan mengenai masalah tuberkulosis


(23)

5

4. Bagi Pasien

Diharapkan penelitian ini dapat merubah pandangan yang salah tentang

penyakit tuberkulosis dan membantu meningkatkan keberhasilan


(1)

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pada tahun 2011, badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus TB yang resistan terhadap INH (Isoniasid) dan Rifampisin setiap tahunnya dengan angka kematian sekitar 150.000. Global TB report dari WHO tahun 2011 mengenai hasil surveilans resistansi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di beberapa Negara menunjukkan terdapatnya Negara atau wilayah yang memiliki angka resistensi terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) yang sangat tinggi. (Kemenkes, 2013). Angka prevalensi tuberkulosis paru di Indonesia 1,3 per 1000 penduduk. Penyakit ini merupakan penyebab kematian urutan ketiga, setelah penyakit jantung dan penyakit saluran pernafasan (Ruswanto, 2012). Di Provinsi Jawa Timur sendiri merupakan salah satu provinsi dengan kasus TB terbanyak kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Angka penemuan kasus baru Basil

Tahan Asam (BTA) positif Case Detection Rate (CDR) merupakan proporsi

penemuan kasus TB BTA positif dibanding dengan perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah penemuan kasus baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 pasien dan BTA positif baru sebanyak 25.618 kasus. Kondisi masih jauh terhadap kondisi CDR yang di tetapkan yaitu 70%. (Dinkes Jatim, 2013)

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Mycobacterium tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek lipida-lipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia. Kuman ini memiliki sifat khusus yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan. tuberkulosis timbul berdasarkan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit. Penyakit tuberkulosis ini memiliki gejala utama yaitu batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Batuk tersebut biasanya diikuti


(3)

2

dengan gejala tambahan seperti dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat pada malam hari walaupun tanpa melakukan kegiatan, dan demam meriang lebih dari sebulan (Depkes RI, 2005). Sumber penularan tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) positif. Pada waktu bersin atau batuk, maka penderita akan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Seseorang dapat terinfeksi apabila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Daya penularan dari seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular (Depkes RI, 2002). Pada dasarnya bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengobatinya, pengobatan tuberkulosis sendiri terdiri atas beberapa kombinasi antibiotik yaitu Isoniazid, Rifampisisn, Etambutol, Pirazinamid, dan Streptomisin. Obat anti tuberkulosis harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Penggunaan obat anti tuberkulosis terdiri dari dua tahap, yakni tahap intensif dan tahap lanjutan, pada tahap intensif pasien mendapatkan obat setiap harinya sedangkan pada tahap lanjutan pasien mendapatkan jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama (Menkes RI, 2009).

Seorang pasien berhenti mengkonsumsi obat anti tuberkulosis disebabkan karena, rasa bosan akibat menggunakan obat dalam jangka waktu yang tidak singkat. Hal ini disebabkan, pasien belum memahami bahwa obat tersebut harus diminum seluruhnya dalam waktu yang telah ditentukan, serta pengetahuan yang kurang tentang akibat dari penggunaan obat tuberkulosis yang tidak sesuai sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien untuk berobat secara tuntas (Aditama, 2013). Ketidakpatuhan berobat pasien TB tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang


(4)

tinggi. Tingginya angka putus obat mengakibatkan tingginya kasus resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (Kemenkes, 2013).

Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan dan keteraturan pasien mengkonsumsi obat. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien maka, semakin banyak pula informasi yang bisa dierima oleh pasien. Pengetahuan yang perlu diketahui pasien yaitu tentang kegunaan obat tuberkulosis, aturan pakai obat tuberkulosis, gejala, pencegahan penularan, pola hidup dan efek samping dari penggunaan terapi pengobatan tuberkulosis. Kepatuhan yang perlu dimiliki oleh pasien disini yakni seperti tata cara dan proses pengobatan tuberkulosis didasarkan pada aturan pengobatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien TB terhadap penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) di rumah sakit dr. Soepraoen Malang. Penelitian ini dilakukan karena jumlah penderita TB di kota malang masih cukup tinggi, pada dasarnya pasien tuberkulosis mengetahui berapa lama pengobatan yang harus dijalankan (4-6 bulan), namun hanya 50% di antara pasien yang mengetahui akibat bila tidak minum obat secara teratur (Hermayanti, 2010). Penelitian merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan rawat jalan kategori I tahap lajutan di Rumah Sakit dr. Soepraoen, dan kriteria eksklusi adalah penderita yang tidak menjalani terapi pengobatan tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Adakah hubungan yang sigifikan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang


(5)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit

tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang.

2. Mengidentifikasi kepatuhan pasien pada penggunaan obat anti tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang.

3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan pasien dan kepatuhan pasien pada penggunaan obat anti tuberkulosis di rumah sakit dr.Soepraoen Malang. 1.4 Hipotesis

Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan pada pasien tuberkulosis dengan kepatuhan pasien pada penggunaan obat tuberkulosis.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan peneleitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pasien tuberkulosis paru melalui penyuluhan-penyuluhan tentang pengetahuan seperti bahaya penyakit tuberkulosis, upaya mengatasinya sehingga akan mempengaruhi kepatuhan pasien tuberkulosis 2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiswa maupun mahasiswi khususnya yang berada dalam lingkup kefarmasian untuk memberikan ilmu baru dalam penyusunan asuhan kefarmasian dengan pasien tuberkulosis

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan mengenai masalah tuberkulosis


(6)

4. Bagi Pasien

Diharapkan penelitian ini dapat merubah pandangan yang salah tentang

penyakit tuberkulosis dan membantu meningkatkan keberhasilan


Dokumen yang terkait

Hubungan antara Motivasi dan Tingkat Kepatuhan Rehabilitasi Terhadap Tingkat Ketergantungan dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang

14 84 27

Hubungan Peran Keluarga dan Tingkat Stres Pasien Pasca Stroke terhadap Kepatuhan Pasien Mengikuti Rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr. Soepraoen Malang

1 61 10

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS Evaluasi Tingkat Kepatuhan Pasien Terhadap Penggunaan Obat Tuberkulosis Di Puskesmas Kartasura Sukoharjo Pada Desember 2012.

0 2 10

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS Evaluasi Tingkat Kepatuhan Pasien Terhadap Penggunaan Obat Tuberkulosis Di Puskesmas Kartasura Sukoharjo Pada Desember 2012.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat Antituberkulosis Oleh Pasien Tuberkulosis Paru Di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat Antituberkulosis Oleh Pasien Tuberkulosis Paru Di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru

0 1 15

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 3 12

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

1 4 18

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI 1 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTI TUBERK

0 1 20