PELAKSANAAN PERAWATAN PADA BAYI YANG DILAKUKAN FOTO TERAPI (Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahun

(1)

(Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahun 2014)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NURSANTI

(NIM: 201110300511056)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2014


(2)

i

PELAKSANAAN PERAWATAN PADA BAYI YANG

DILAKUKAN FOTO TERAPI

(Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahun 2014)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Ahli Madya

Keperawatan

Oleh:

NURSANTI

(NIM: 201110300511056)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2014


(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pelaksanaan Perawatan Pada Bayi Yang Di Lakukan Foto Terapi

(Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahu 2014)

Nama Lengkap : Nursanti

NIM : 201110300511056

Jurusan : D3 Keperawatan

Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Lintas Tente Karumbu Woha-Bima RT. 21

RW.05 Kel. Ngali Kec. Belo Kab. Bima Hp. 081359123429

Alamat email : nur.santi73@yahoo.com

Dosen Pembimbing I

Nama Lengkap dan Gelar : Reni Ilmiasih, M.Kep.,Sp.Kep.An

NIDN : 0716.057.907

Alamat Rumah dan No Tel./HP : 081 330 715 870

Dosen Pembimbing II

Nama Lengkap dan Gelar : Henik Tri Rahayu, S.Kep. Ns. M.S.

NIDN : 0713.018.301

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Kromengan RT. 24 RW. 07 Kab. Malang 085 859 751 444

Menyetujui, Malang, 12 Agustus 2014

Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I

(Henik Tri Rahayu, S.Kep. Ns. M.S.) (Reni Ilmiasih, M.Kep.,Sp.Kep.An)

NIDN. 0713.018.301 NIDN. 0716.057.907

Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

(Reni Ilmiasih, M.Kep.,Sp.Kep.An) NIDN. 0716.057.907


(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Nursanti

NIM : 201110300511056

Program Studi : Diploma III Keperawatan Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

Judul KTI : Pelaksanaan Perawatan pada Bayi yang dilakukan Foto Terapi (Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahu 2014)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 13 Agustus 2014 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) pada Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ma lang.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Ledy Martha Aridiana, S.Kep.Ns., M.Kes ( ) NIDN. 0725.038.204

Penguji 2 : Kholis Eko Cahyono, S.Kep.Ns ( ) NIK. 20205011

Penguji 3 : Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An ( ) NIDN. 0716.057.907

Penguji 4 : Henik Tri Rahayu, S.Kep. Ns. M.S. ( ) NIDN. 0713.018.301

Ditetapkan di : Malang

Tanggal : 13 Agustus 2014 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom NIP. UMM. 112.0309.0405


(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Malang, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nursanti

NIM : 201110300511056

Program Studi : Diploma III Keperawatan Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya tulis ilmiah saya yang berjudul :

Pelaksanaan Perawatan pada Bayi yang dilakukan Foto Terapi (Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Universitas Muhammadiyah Malang berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas karya tulis ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Malang Pada tanggal : 15 Agustus 2014

Yang menyatakan


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Reni Ilmiasih, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan serta pembimbing institusi.

3. Ibu Henik Tri Rahayu, S.Kep. Ns. M.S. selaku pembimbing institusi, yang bersedia membimbing saya dari awal sampai akhir dan meluangkan waktunya.

4. Bapak Kholis Eko Cahyono, S. Kep. Ns, selaku ketua bidang keperawatan rumah sakit Wava Husada Kepanjen yang berkenan memberikan tempat untuk penelitian ini.

5. Orang tua, keluarga, orang yang saya sayangi dan teman-teman yang telah mendo’akan, mendukung saya dan slalu memberikan motivasi kepada saya.

Saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, Agustus 2014 Penyusun


(7)

vi ABSTRAK

Nursanti.2014. Studi Kasus Pelaksanaan Perawatan Pada Bayi Yang Dilakukan

Foto Terapi. Program Diploma III Keperawatan, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (I): Reni Ilmiasih M.Kep, Sp., kep. An Pembimbing (II): Henik Tri Rahayu, S.Kep. Ns. M.S

Bayi dengan peningkatan kadar bilirubin lebih dari 13-18 mg/dl dilakukan foto terapi, dimana foto terapi dapat menurunkan kadar bilirubin total. Pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi meliputi perawatan pemberian nutrisi, mengubah posisi secara berkala, mempertahankan suhu tubuh bayi, mencegah resiko cidera. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen. Desain penelitian pendekatan kualitatif dilakukan dengan strategi penelitian case study research, dengan menggunakan tehnik sampling purposive sampling. Partisipan yang diambil hanya satu responden yaitu bayi dengan hiperbilirubinemia, di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, pada bulan Juli 2014. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dan data yang ada dianalisis dengan menggunakan metode domain analisis. Hasil penelitian menunjukkan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi mulai dari pemberian nutrisi, perawatan resiko cidera, pengukuran suhu sudah sesuai standar operasional prosedur. Perawatan bayi yang kurang optimal adalah mengubah posisi teratur setiap 3 jam sehingga beresiko terhadap kerusakan integritas kulit. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya perawatan resiko cidera untuk mencegah cidera kulit pada bayi yang dilakukan fototerapi yaitu dengan melakukan penggantian posisi secara teratur setiap 3 jam sekali.


(8)

vii ABSTRACT

Nursanti. 2014. The implementation of treatment in Baby’s case by Photo therapy. Diploma III Nurse Program, Health Scientist Faculty, Muhammadiyah University of Malang. Lecturer (I): Reni Ilmiasih M.Kep, Sp., kep. An Lecturer (II): Henik Tri Rahayu, S. Kep. Ns. M.S

The baby that has bilirubin quality more than 13-18 mg/dl have to treat by photo therapy, doing photo therapy is can decrease the total quality of bilirubin. The implementation of treatment in baby is giving nutrition, changing the position of the baby, keep the temperature of baby’s body, the decrease of injury. The purpose of this research is to know the implementation of treatment to baby that treat by photo therapy in Wava Husada Kepanjen Hospital. This research is doing with case study research strategy, by using technique of purposive sampling. The sample of this research is hiperbilirubinemia’s baby. This research is doing in Wava Husada Kepanjen Hospital, July 2014. This research data have been taking by using interviewing method, observation, and documentation. This research is using in data exam tringulasi and have been examination in domain analysis method. The result of this research indicated the baby is treating by photo therapy from giving nutrition, the decrease of injury, keep the temperature of baby is appropriate with standart operational prosedur. The less treatment of baby is change the position of baby every 3 hours can give damaged in skin integrity. All in all, from the result of this research we have to do treatment to decrease the risk of skin damaged in baby that doing photo therapy is change the position of the baby every 3 hours.


(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRAC ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... .x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Hiperbilirubinemia ...5

2.1.1 Definisi hiperbilirubinemia...5

2.1.2 Klasifikasi ... .5

2.1. 3 Penyebab ... .6

2.1. 4 Manifestasi klinis...6

2.1.5 Penatalaksanaan...7

2.2 foto terapi...9

2.2.1 Definisi Foto terapi ...9


(10)

ix

2.2.3 mekanisme kerja foto terapi ... ...10

2.2.4 durasi foto terapi...10

2.2.5 prosedur foto terapi ...11

3.1 perawatan foto terapi...11

3.1.1 Perawatan cairan dan nutrisi selama foto terapi...12

3.1.2 perawatan perubahan posisi selama foto terapi...13

3.1.3 perawatan pengukuran suhu selama foto terapi...14

3.1.4 perawatan resiko cidera...14

3.2 kelainan yang mungkin timbul selama perawatan foto terap....15

3.3 efek samping foto terapi...16

BAB 3 METODELOGI STUDI KASUS...18

3.1 Desain Penelitian...18

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...18

3.3 Setting Penelitian...18

3.4 Subjek Penelitian...19

3.5 Metode Pengumpulan Data...20

3.6 Metode Uji Keabsahan Data...21

3.7 Metode Analisa Data...22

3.8 Etika Penelitian...22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...23

4.1 Informasi Umum Partisipan...23

4.1.2 Hasil wawancara dan observasi...24

4.1.2.1 perawatan pemberian nutrisi ...24

4.1.2.2 perawatan perubahan posisi selama foto terapi...25

4.1.2.3 perawatan suhu ...26

4.1.2.4 perawatan resiko cidera ...26

4. 2 Pembahasan...33


(11)

x

4.2.1.1 pemberian nutrisi selama foto terapi ...33

4.2.1.2 perawatan posisi secara berkala selama foto terapi... 34

4.2.1.3 observasi pengukuran suhu selama foto terapi ... 35

4.2.1.4 pencegahan resiko cidera ... ... 36

BAB 5 PENUTUP... 37

5.1 Kesimpulan...37

5.2 Saran...37

5.2.1 Bagi perawat ...38

5.2.2 Bagi rumah sakit...38

5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya ...38 LAMPIRAN


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.5.1 petunjuk penatalaksanaan perawatan pada bayi sehat

cukup bulan berdasarkan American of pediatrics ...8 Tabel 2.1.5.2 petunjuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berdasarkan

Berat badan dan bayi baru lahir yang relatif sehat ...8 Tabel 3.1 pemberian minum secara rutin pada neonatus ...15 Tabel 4.1.1 Informasi umum partisipan yang di lakukan di Rumah Sakit

Wava Husada Kepanjen...23 Tabel 4.1.2 Analisa Data...28


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara dan Observasi Lampiran 2 Standart Operasional Prosedur Foto Terapi

Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Lampiran 4 Lembar Konsultasi


(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of pediatrics. (2004). Management of hiperbilirubinemia in

the newborn infant 35 or more week of gestation. http: //www,

aappublication.org. Diakses pada tanggal 18 juli 2014.

American Academy of pediatrics work group on beast-feeding. (2004). Breast – feeding of the use of human milk pediatrics, 100 (3), 110 -139.

Anonim. Alat Foto terapi http:www. alexalkes. com. Diakses pada tanggal 16 juli 2014.

Hidayat, A.A. (2006). Asuhan neonatus, bayi dan balita buku praktikum mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC.

Kuzniewicz M.W., Escobar G,J., Wi, S., Liljestrand, P., McCulloch, C., Newman T.B. (2009). Risk factors for severe hyperbilirubinemia among infants with borderline bilirubin levels: anested case-control study. Journal Pediatri, 153(2), 234-250.

Kosim, M, S., Soetandio,R., & Sakundarno, M. (2008). Dampak Lama Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal. Jurnal Sari Pediatri, 10 (3), 200- 215.

Kosim, M, S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa,G,I., & Usman, A. (2011). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI.

Kushartono, H. (2006). Terapi Cairan dan Electrolit pada Anak. Surabaya: Open Urika Creative Multimedia and presentation Division.

Lubis, B.M., Rasyidah, Syofiani, B., Sianturi, P., Azlin, E & Tjipta, G., D. (2013). Rasio bilirubin albumin pada neonatus dengan hiperbilirubinemia. Journal sari pediatri, 14 (5), 270-298.

Mali P.H. (2004). Nurse’s Responsibilities in Phototheraphy: Nursing Journal of india

Moeslichan, Sarjono,A., Suradi, R., Rahardjani, K. B., Usman, A ., Rinawati et al. (2004). Tatalaksana iktreus neonatorum

http://www.yanmedikdepkes.net/hta/hasil%20kajian%20HTA/2004/tatalak sana%20ikterus %20 Neonatorum doc. Di akses pada tanggal 12 juli 2014

Mecum, V. (2005). Pediatri. Edisi 13. Jakarta: EGC

Maisels, M.J., McDonagh A.F. (2008). Phototherapy for neonatal jaundice. Journal Med, 358 (9), 800-920.


(16)

xv

Mansjoer, A. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: EGC Nasution. (2004) Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Polit, D.F. & Beck, C.T. (2012). Nursing research: generation and Assesing avidance for nursing practice. Philadelphia: Lippincott.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Cetakan ke 16. Bandung: Alfabeta.

Schwartz, M.W. (2005). Pedoman klinis pediatri. Jakarta: EGC

Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma, H.N. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC

Wong, D. L., Hokkenberry, M, E., Wilson, D., Winkelstein, M.L., Schwart, P. (2009). Buku Ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC

World Health Organization. (2011). Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/ Kota. Jakarta: WHO.


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hiperbilirubinemia merupakan kondisi peningkatan kadar bilirubin yang terakumulasi dalam darah dan di tandai dengan jaundice atau ikterus, suatu pewarnaan sklera dan kuku (Wong, Hokkenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009). Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning keadaan ini timbul akibat akumulasi pigmen bilirubin 4Z, 15Z bilirubin IX alpha yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa,& Usman, 2012).

Jenis hiperbilirubinemia pada nenonatus ada 2 yaitu hiperbilirubinemia tidak terkonyungasi/ indirek atau konyungasi/direk (WHO, 2011). Pada kebanyakan bayi baru lahir, hiperbilirubinemia tak terkonyungasi merupakan fenomena tradisional yang normal, tetapi pada beberapa bayi terjadi peningkatan bilirubin secara berlebihan sehingga bilirubin berpotensi menjadi toksik (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa, & Usman, 2012). Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses fisiologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya (Lubis, Rasyidah, Syofiani, Sianturi, Azlin & Tjipta, 2013)

Insidensi terjadinya hiperbilirubin adalah 25-60 % dari semua neonatus cukup bulan dan 80% dari neonatus kurang bulan (WHO, 2011). Angka kejadian hiperbilirubin neonatorum pada bayi cukup bulan di beberapa rumah sakit (RS) pendidikan di indonesia antara lain RSCM, RS Dr sardjito, RS Dr Soetomo, RS Dr kariadi bervariasi dari 13,7% hingga 85 %. Pasien hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Wava Husada


(18)

sebanyak 3,.61%. Angka kejadiannya sangat kecil tetapi komplikasi yang di timbulkan sangat fatal (Moeslichan, Surjono, Suradji, Usman & Rinawati, 2004). Penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindari komplikasi yang sangat fatal.

Foto terapi merupakan tindakan yang memberika terapi melalui sinar yang menggunakan lampu, dan lampu yang di gunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam untuk menghindari turunnya energi yang di hasilkan oleh lampu (Hidayat, 2008). Foto terapi intensif yaitu dengan menggunakan sinar blue green spectrum dengan panjang gelombang 430-490 nm, kekuatan paling kurang 30 Uw//cm2 diperiksa dengan radio meter, atau diperkirakan dengan menempatkan bayi langsung di bawah sumber sinar dan kulit bayi yang terpajan lebih luas (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa & Usman, 2012). Penelitian yang di lakukan oleh kuzniwizt,et al 2009 menunjukkan bahwa penggunaan foto terapi mampu menurunkan kejadian hiperbilirubinemia berat.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen di dapatkan data bahwa setiap bayi yang menderita hiperbilirubinemia dengan kadar lebih dari atau sama dengan 13-18 mg/dl dilakukan foto terapi dan pelaksanaan perawatan foto terapi yang dilakukan meliputi perawatan resiko cidera, perawatan pemberian cairan dan nutrisi, observasi pengukuran suhu, perawatan popoknya dan perawatan perubahan posisi secara berkala.

Asuhan keperawatan yang di berikan selama pelaksanaan prosedur foto terapi mulai dari tahap persiapan alat sampai proses pelaksanaan foto terapi menjadi tanggung jawab perawat untuk memastikan bayi menjalani prosedur secara tepat. Mali (2004) menyebutkan peran perawat selama pelaksanaan prosedur foto terapi di awali dengan mempersiapkan unit foto terapi dengan menghangatkan ruangan tempat unit foto terapi di tempatkan, sehingga suhu suhu di bawah lampu antara 30o c sampai 38 o c, kemudian di nyalakan mesin dan pastikan semua tabung flouresens


(19)

rusak atau berkelip kelip, jangan lupa untuk mencatat tanggal pengganti tabung dan lama penggunaan tabung tersebut. Tabung di ganti setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi. Tahap selanjutnya perawat mengelola pemberian foto terapi dengan menempatkan bayi di bawah sinar foto terapi (Moeslichan, Surjono, Suradji, Usman & Rinawati, 2004)

Perawat melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi bertujuan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi, meningkatkan jumlah masukan cairan berupa ASI dan susu formula selama periode foto terapi, mengganti posisi secara berkala tiap 3 jam, mengkaji warna kulit dan sianosis bila bayi mendapatkan oksigen, mengganti popok bila basah atau BAB dan melihat konsistensi BAB dan warnanya. Pelaksanaan perawatan foto terapi harus sesuai dengan standar operasional prosedur sehingga dapat mencapai pelayanan yang berkualitas. Apabila pelaksanaan perawatan foto terapi tidak sesuai dengan standar opersional prosedur akan menimbulkan berbagai masalah terutama perawatan nutrisi yang tidak tepat akan menimbulkan kekurangan volume cairan tubuh atau dehidrasi (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti tentang pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit wava husada kepanjen bahwa bayi dengan peningkatan kadar bilirubin lebih dari atau sama dengan 13-18 mg/dl dilakukan foto terapi dan peneliti tertarik untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan perawatan foto terapi


(20)

Husada Kepanjen. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi bagi perawat di Rumah Sakit Wava Husada kepanjen dalam mengembangkan asuhan keperawatan sesuai standar operasional prosedur. 1.4.2 Bagi institusi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi atau bacaan bagi mahasiswa dan bahan ajar dosen sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan perawatan foto terapi bagi staf rumah sakit yang dengan standar operasional prosedur foto terapi pada bayi hiperbilirubinemia sehingga dapat meningkatkan proses kesembuhan dan mutu pelayanan yang berkualitas.


(21)

(1)

xv

Mansjoer, A. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: EGC Nasution. (2004) Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Polit, D.F. & Beck, C.T. (2012). Nursing research: generation and Assesing avidance for nursing practice. Philadelphia: Lippincott.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Cetakan ke 16. Bandung: Alfabeta.

Schwartz, M.W. (2005). Pedoman klinis pediatri. Jakarta: EGC

Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma, H.N. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC

Wong, D. L., Hokkenberry, M, E., Wilson, D., Winkelstein, M.L., Schwart, P. (2009). Buku Ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC

World Health Organization. (2011). Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/ Kota. Jakarta: WHO.


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Hiperbilirubinemia merupakan kondisi peningkatan kadar bilirubin yang terakumulasi dalam darah dan di tandai dengan jaundice atau ikterus, suatu pewarnaan sklera dan kuku (Wong, Hokkenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009). Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning keadaan ini timbul akibat akumulasi pigmen bilirubin 4Z, 15Z bilirubin IX alpha yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa,& Usman, 2012).

Jenis hiperbilirubinemia pada nenonatus ada 2 yaitu hiperbilirubinemia tidak terkonyungasi/ indirek atau konyungasi/direk (WHO, 2011). Pada kebanyakan bayi baru lahir, hiperbilirubinemia tak terkonyungasi merupakan fenomena tradisional yang normal, tetapi pada beberapa bayi terjadi peningkatan bilirubin secara berlebihan sehingga bilirubin berpotensi menjadi toksik (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa, & Usman, 2012). Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses fisiologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya (Lubis, Rasyidah, Syofiani, Sianturi, Azlin & Tjipta, 2013)

Insidensi terjadinya hiperbilirubin adalah 25-60 % dari semua neonatus cukup bulan dan 80% dari neonatus kurang bulan (WHO, 2011). Angka kejadian hiperbilirubin neonatorum pada bayi cukup bulan di beberapa rumah sakit (RS) pendidikan di indonesia antara lain RSCM, RS Dr sardjito, RS Dr Soetomo, RS Dr kariadi bervariasi dari 13,7% hingga 85 %. Pasien hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Wava Husada


(3)

Kepanjen di Ruang Perinatologi pada bulan Juli adalah berjumlah sebanyak 3,.61%. Angka kejadiannya sangat kecil tetapi komplikasi yang di timbulkan sangat fatal (Moeslichan, Surjono, Suradji, Usman & Rinawati, 2004). Penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindari komplikasi yang sangat fatal.

Foto terapi merupakan tindakan yang memberika terapi melalui sinar yang menggunakan lampu, dan lampu yang di gunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam untuk menghindari turunnya energi yang di hasilkan oleh lampu (Hidayat, 2008). Foto terapi intensif yaitu dengan menggunakan sinar blue green spectrum dengan panjang gelombang 430-490 nm, kekuatan paling kurang 30 Uw//cm2 diperiksa dengan radio meter, atau diperkirakan dengan menempatkan bayi langsung di bawah sumber sinar dan kulit bayi yang terpajan lebih luas (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa & Usman, 2012). Penelitian yang di lakukan oleh kuzniwizt,et al 2009 menunjukkan bahwa penggunaan foto terapi mampu menurunkan kejadian hiperbilirubinemia berat.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen di dapatkan data bahwa setiap bayi yang menderita hiperbilirubinemia dengan kadar lebih dari atau sama dengan 13-18 mg/dl dilakukan foto terapi dan pelaksanaan perawatan foto terapi yang dilakukan meliputi perawatan resiko cidera, perawatan pemberian cairan dan nutrisi, observasi pengukuran suhu, perawatan popoknya dan perawatan perubahan posisi secara berkala.

Asuhan keperawatan yang di berikan selama pelaksanaan prosedur foto terapi mulai dari tahap persiapan alat sampai proses pelaksanaan foto terapi menjadi tanggung jawab perawat untuk memastikan bayi menjalani prosedur secara tepat. Mali (2004) menyebutkan peran perawat selama pelaksanaan prosedur foto terapi di awali dengan mempersiapkan unit foto terapi dengan menghangatkan ruangan tempat unit foto terapi di tempatkan, sehingga suhu suhu di bawah lampu antara 30o c sampai 38 o c, kemudian di nyalakan mesin dan pastikan semua tabung flouresens


(4)

berfungsi dengan baik dan menggati tabung/lampu flouresens yang telah rusak atau berkelip kelip, jangan lupa untuk mencatat tanggal pengganti tabung dan lama penggunaan tabung tersebut. Tabung di ganti setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi. Tahap selanjutnya perawat mengelola pemberian foto terapi dengan menempatkan bayi di bawah sinar foto terapi (Moeslichan, Surjono, Suradji, Usman & Rinawati, 2004)

Perawat melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi bertujuan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi, meningkatkan jumlah masukan cairan berupa ASI dan susu formula selama periode foto terapi, mengganti posisi secara berkala tiap 3 jam, mengkaji warna kulit dan sianosis bila bayi mendapatkan oksigen, mengganti popok bila basah atau BAB dan melihat konsistensi BAB dan warnanya. Pelaksanaan perawatan foto terapi harus sesuai dengan standar operasional prosedur sehingga dapat mencapai pelayanan yang berkualitas. Apabila pelaksanaan perawatan foto terapi tidak sesuai dengan standar opersional prosedur akan menimbulkan berbagai masalah terutama perawatan nutrisi yang tidak tepat akan menimbulkan kekurangan volume cairan tubuh atau dehidrasi (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti tentang pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan foto terapi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit wava husada kepanjen bahwa bayi dengan peningkatan kadar bilirubin lebih dari atau sama dengan 13-18 mg/dl dilakukan foto terapi dan peneliti tertarik untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan perawatan foto terapi


(5)

pada bayi hiperbilirubinemia di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi bagi perawat di Rumah Sakit Wava Husada kepanjen dalam mengembangkan asuhan keperawatan sesuai standar operasional prosedur. 1.4.2 Bagi institusi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi atau bacaan bagi mahasiswa dan bahan ajar dosen sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan perawatan foto terapi bagi staf rumah sakit yang dengan standar operasional prosedur foto terapi pada bayi hiperbilirubinemia sehingga dapat meningkatkan proses kesembuhan dan mutu pelayanan yang berkualitas.


(6)

Dokumen yang terkait

GAMBARAN RESPON ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENGHADAPI PROSES HOSPITALISASI Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang Tahun 2014

0 38 16

PELAKSANAAN PERAWATAN PADA BAYI YANG DILAKUKAN FOTO TERAPI (Studi Kasus Pada “Bayi F” Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Tahun

3 29 21

ANALISIS INTERVENSI PERAWATAN KATETER UNTUK MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN STROKE (Studi Kasus pada Ny.S dan Ny.N dengan Stroke di RS Wava Husada Kepanjen)

0 14 15

ANALISIS INTERVENSI KONSELING PENGETAHUAN TEKHNIK MENYUSUI YANG BENAR UNTUK MENINGKATKANPENGETAHUAN IBU (Studi Kasus pada Ny.P dan Ny.S Di Unit Rawat Inap A (NIFAS)Rs Wava Husada KepanjenTahun 2013

0 7 18

KAJIAN PUSTAKA FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATORUM

0 14 17

ANALISIS INTERVENSI PERGERAKAN SENDI UNTUK MENCEGAH INFEKSI NIFAS PADA LUKA INSISI POST SECTIO CAESAREA HARI KE 3 PADA IBU PRIMIPARA DENGAN ANASTESI SPINAL (Studi Kasus Pada nNy.M di Kamar Nifas RS Wava Husada Kepanjen 2014)

0 5 18

ANALISIS INTERVENSI PERAWATAN KULIT DENGAN BABY OIL TIGA KALI SEHARI UNTUK MEMPERTAHANKAN INTEGRITAS KULIT PADA PASIEN BEDREST ( Studi kasus pada Tn. M dan Ny. D dengan stroke di Unit Stroke RS Wava Husada Kepanjen Tahun 2013 )

0 18 15

ANALISA INTERVENSI MANDI SEKA AIR HANGAT UNTUK MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA ANAK TF (TYPHOID FEVER) (Studi Kasus Pada An.R dengan Typhoid Feverdi Unit Rawat Inap C RS Wava Husada Kepanjen Tahun 2013)

0 17 16

WORKING MEMORY PASCA TERAPI ELECTROCONVULSI (ECT) PADA PENDERITA SKIZOFRENIA MANIC DEPRESIF (Studi Kasus di Rumah Sakit Jiwa Pusat Mataram)

0 10 2

Pengaruh Employee Engagement terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention Perawat (Studi pada Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang)

0 0 12