Teori Perkembangan Belajar Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

17

1. Teori Perkembangan Belajar

Penelitian ini menggunakan teori perkembangan belajar menurut Sosiologi. Tokoh pedagog Sosiologi adalah Baldwin dalam Fudyartanta, 2010 : 65-66 yang konsepsinya cukup mempunyai pengaruh besar. Baldwin mempunyai pengaruh terutama pada hipotesisnya mengenai reaksi sirkuler. Baldwin menerangkan perkembangan anak sebagai proses sosialisasi dalam bentuk meniru atau imitasi yang berlangsung secara adaptasi dan seleksi. Adaptasi atau penyesuaian dan seleksi tadi berlangsung atas dasar efek dari Thorndike teori belajar koneksionisme. Tingkah laku pribadi diterangkan sebagai peniruan, kebiasaan adalah peniruan pada tingkah laku sendiri sedangkan adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain. Tingkah laku mempunyai efek hasil maka tingkah laku menjadi dipertahankan, dan seterusnya karena efek dapat meningkatkan prestasi kegiatan. Proses yang demikian maka terciptalah inisiatif dan daya cipta, sehingga manusia dapat menemukan alat-alat, akibat meniru diri sendiri. Proses itu pula, juga dapat dikatakan bahwa akunya anak merupakan pemancaran orang lain yang menjadi objek penirunya. Baldwin juga membedakan dua macam peniruan, yaitu peniruan naif wantah, apa adanya, disebut nondeliberate imitation dan deliberate imitation, suatu peniruan dengan pertimbangan. 18 Proses peniruan tersebut dalam teori ini terjadi melalui tiga fase, diantaranya : 1 Fase proyektif, pada taraf ini anak mendapatkan kesan mengenai model atau objek yang ditiru; 2 Fase subjektif, anak cenderung meniru gerakan-gerakan atau sikap model atau objeknya; 3 Fase objektif, anak telah menguasai hal yang ditirunya, sehingga anak dapat mengerti bagaimana orang merasakan, berpikir, berangan-angan, berbuat, dan seterusnya.

2. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Program pendidikan karakter di sekolah menurut Budimasyah dalam Gunawan 2012 : 36 perlu dikembangkan dengan berlandaskan pada pinsip-prinsip sebagai berikut : a. Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan kontinuitas. Hal ini mengandung arti bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan pendidikan. b. Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler mata pelajaran, sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai 19 karakter tersebut. Pengembangan nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya. c. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan dalam bentuk pengetahuan, jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran. Kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama yang di dalamnya mengandung ajaran maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan knowing, melakukan doing, dan akhirnya membiasakan habit. d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif active learning dan menyenangkan enjoy full learning. Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan prinsip “tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan oleh agama.

3. Konsep Kemampuan Peserta Didik

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 JUWANA) TAHUN AJARAN 2014 2015

1 7 124

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 AMBARAWA) TAHUN AJARAN 2012 2013

4 36 176

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Religius Pada Siswa Kelas X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 16

PENDAHULUAN Implementasi Pendidikan Karakter Religius Pada Siswa Kelas X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 0 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Religius Pada Siswa Kelas X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 12

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 4 20

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 1 16

Implementasi pendidikan karakter terintegrasi dengan pembelajaran sejarah (studi kasus di sma negeri 1 Karanganom) 1. Cover Skripsi

0 0 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BANTUL.

0 0 86

IMPLEMENTASI NILAI - NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE, BOYOLALI)

0 0 17