Analisis Orientasi Fashion Wanita Di Jabodetabek Menggunakan Korespondensi Berganda

ANALISIS ORIENTASI FASHION WANITA DI JABODETABEK
MENGGUNAKAN KORESPONDENSI BERGANDA

YOHANES BELLA KURNIAWAN

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Orientasi
Fashion Wanita di Jabodetabek menggunakan Korespondensi Berganda adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Yohanes Bella Kurniawan
NIM G14110066

ABSTRAK
YOHANES BELLA KURNIAWAN. Analisis Orientasi Fashion Wanita di
Jabodetabek Menggunakan Korespondensi Berganda. Dibimbing oleh ANIK
DJURAIDAH dan ANANG KURNIA.
Wanita memiliki lima jenis orientasi fashion, yaitu indifferent,
communication oriented, value oriented, achievement oriented, dan flasher.
Orientasi fashion ini dipengaruhi oleh perilaku belanja dan karakteristik wanita.
Identifikasi hubungan antara ketiga aspek tersebut dapat dilakukan dengan analisis
korespondensi berganda. Hasil identifikasi ini dapat dimanfaatkan untuk
menentukan strategi pembuatan produk dan strategi pemasaran yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara orientasi fashion,
perilaku belanja, dan karakteristik wanita di Jabodetabek. Peubah-peubah yang
berasosiasi dengan orientasi fashion adalah frekuensi belanja pakaian dan tas, daya
beli pakaian dan tas, pendidikan terakhir, pendapatan dan konsumsi pribadi, dan
frekuensi akses internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen value

oriented dan achievement oriented memiliki daya beli yang tinggi, namun frekuensi
belanja segmen achievement oriented tergolong rendah dibanding segmen value
oriented yang memiliki frekuensi belanja tinggi. Segmen indifferent, flasher, dan
communication oriented memiliki daya beli yang rendah walaupun segmen
communication oriented memiliki frekuensi belanja tinggi, sedangkan segmen
indifferent dan flasher memiliki frekuensi belanja rendah.
Kata kunci: karakteristik wanita, korespondensi berganda, orientasi fashion,
perilaku belanja

ABSTRACT
YOHANES BELLA KURNIAWAN. Fashion Orientation Analysis of Women in
Greater Jakarta Using Multiple Correspondence Analysis. Supervised by ANIK
DJURAIDAH and ANANG KURNIA.
Women have five kind of fashion orientations, those are indifferent,
communication oriented, value oriented, achievement oriented, and flasher. This
fashion orientations are influenced by purchase behavior and women characteristic.
The relationship among these three aspects can be performed with multiple
correspondence analysis. The result of this identification can be utilized to
determine the appropriate production and marketing strategy. The purpose of this
research is identification of the relationship between fashion orientation, purchase

behavior, and women characteristic in Greater Jakarta. Variables associated with
fashion orientation are purchase frequency of outwear and bag, purchase ability of
outwear and bag, last education, personal income and consumption, and frequency
of accessing internet. This research shows that segment of value oriented and
achievement oriented have high purchase ability, but purchase frequency of
achievement oriented is relatively low compared to value oriented which have high
purchase frequency. Segment of indifferent, flasher, and communication oriented
have low purchase ability despite communication oriented has high purchase
frequency, while indifferent and flasher has lower purchase frequency.
Keywords: fashion orientation, multiple correspondence, purchase behavior,
women characteristic

ANALISIS ORIENTASI FASHION WANITA DI JABODETABEK
MENGGUNAKAN KORESPONDENSI BERGANDA

YOHANES BELLA KURNIAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika

pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul Analisis Orientasi Fashion Wanita di Jabodetabek Menggunakan
Korespondensi Berganda.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Anik Djuraidah dan Bapak Dr
Anang Kurnia selaku pembimbing, Bapak Dr Farit M Affendi sebagai penguji luar
komisi, serta perusahaan riset pemasaran Pixel Research terutama Bapak Dudi
Darmadi yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. Ungkapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, adik, keluarga besar, sahabat, dan temanteman atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Agustus 2015

Yohanes Bella Kurniawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

METODE

2

Data

2

Prosedur Analisis Data


2

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Gambaran Umum Wanita di Jabodetabek

4

Peubah yang Berasosiasi dengan Orientasi Fesyen

8

Korespondensi Berganda untuk Orientasi Fesyen

9

Kategori Penciri, Strategi Pembuatan Produk, dan Strategi Pemasaran


12

SIMPULAN

15

Simpulan

15

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

17

RIWAYAT HIDUP


24

DAFTAR TABEL
1 Hasil uji asosiasi antara orientasi fesyen dengan 12 peubah lainnya
9
2 Kategori penciri, strategi pembuatan produk, dan strategi pemasaran
untuk setiap orientasi fesyen
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10


Persentase kategori dalam peubah orientasi fesyen
Persentase kategori dalam peubah frekuensi belanja pakaian
Persentase kategori dalam peubah frekuensi belanja tas
Persentase kategori dalam peubah daya beli pakaian
Persentase kategori dalam peubah daya beli tas
Persentase kategori dalam peubah pendapatan bulanan pribadi
Persentase kategori dalam peubah konsumsi bulanan pribadi
Plot korespondensi berganda
Sumbu-1 menggambarkan daya beli dan karakteristik
Sumbu-2 menggambarkan orientasi fesyen dan frekuensi belanja

5
5
6
6
7
8
8
10

11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Daftar peubah dan kategori
Diagram batang peubah usia sampai frekuensi akses internet
Tabel kontingensi dan persentase setiap kategori
Inersia dan inersia terkoreksi berdasarkan akar ciri non-trivial
Hasil penghitungan analisis korespondensi berganda

17
18
20
22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan gaya fashion (selanjutnya ditulis dengan fesyen) berdampak
pada perilaku masyarakat dalam merespon setiap tren fesyen. Masyarakat memiliki
orientasi fesyen yang berbeda-beda dan berdampak pada kebutuhan terhadap
produk yang sesuai dengan perilaku belanja dan karakteristik mereka. Laju
konsumsi, perkembangan sistem informasi, dan arus globalisasi yang terus
meningkat turut berperan dalam penyebaran tren fesyen. Informasi mengenai
orientasi fesyen pada masyarakat Jabodetabek bermanfaat bagi produsen dalam
pengembangan usaha di daerah lain di Indonesia.
Orientasi fesyen dari suatu individu ditentukan berdasarkan 45 pernyataan
mengenai sikap dan kebiasaan individu dalam hal fesyen. Pernyataan-pernyataan
ini kemudian dianalisis sehingga menghasilkan 5 segmen orientasi fesyen. Segmensegmen hasil penelitian Pixel Research pada tahun 2013 ini diperoleh berdasarkan
konferensi ESOMAR Asia Pasifik (Ma 2004). Segmen pertama adalah indifferent.
Segmen ini tidak terlalu memperdulikan cara berpenampilan dan cukup nyaman
dengan gaya fesyen mereka sendiri. Segmen kedua adalah communication oriented.
Segmen ini senang berkomunikasi mengenai orang lain atau barang-barang yang
mereka suka. Mereka sering mengakses berbagai jenis media serta senang
membagikan berita kepada teman-temannya. Segmen ketiga adalah value oriented.
Segmen ini merasa dirinya bebas berekspresi dan biasa mengikuti tren fesyen yang
ada. Segmen keempat adalah achievement oriented. Segmen ini berusaha untuk
menjadi yang terbaik dan cenderung menjadi penentu tren fesyen. Segmen yang
kelima adalah flasher. Segmen ini hanya berbelanja produk fesyen saat ada diskon.
Penggunaan plot pada penelitian terhadap orientasi fesyen merupakan salah
satu cara yang mudah dimengerti dalam menggambarkan hubungan antara peubahpeubah kategorik yang ada. Analisis korespondensi berganda menghasilkan plot
yang dapat digunakan untuk memetakan hubungan antara orientasi fesyen, perilaku
belanja, dan karakteristik wanita. Produsen dapat mengetahui karakteristik dan
perilaku belanja dari setiap orientasi fesyen menggunakan analisis ini. Strategi
pembuatan produk dan strategi pemasaran yang sesuai juga dapat memberikan
keuntungan bagi produsen dalam menjalankan usahanya.
Penelitian ini berfokus pada wanita di Jabodetabek berusia 18 sampai 35
tahun di kalangan sosial ekonomi menengah ke atas yang mampu membeli produk
fesyen dengan harga di atas Rp100.000 per unit. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi hubungan antara orientasi fesyen, perilaku belanja, dan
karakteristik wanita di Jabodetabek. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi gambaran umum bagi prosuden pakaian dan tas terhadap proses pembuatan
produk dan proses pemasaran yang sesuai dengan perilaku belanja dan karakteristik
pasar yang ada sehingga produsen dapat memaksimalkan penjualan dan keuntungan
yang diperoleh.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menentukan peubah-peubah yang berasosiasi dengan orientasi fesyen
menggunakan uji asosiasi
2. Mengidentifikasi perilaku belanja dan karakteristik setiap orientasi fesyen
berdasarkan plot korespondensi berganda
3. Memberikan strategi pembuatan produk dan strategi pemasaran yang sesuai
dengan perilaku belanja dan karakteristik setiap orientasi fesyen.

METODE
Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dari survei yang
dilakukan oleh lembaga riset pemasaran Pixel Research pada bulan Mei sampai Juni
2013. Sebagian kelurahan di Jabodetabek dijadikan sampel melalui teknik
penarikan contoh acak sederhana. Kemudian dalam setiap kelurahan sampel dipilih
beberapa rumah tangga berdasarkan teknik penarikan contoh acak sistematik.
Proses wawancara dilakukan terhadap responden dalam rumah tangga yang
dijadikan sampel. Proses seleksi data hasil wawancara dilakukan setelah proses
wawancara selesai. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya berasal dari
data hasil wawancara responden yang memenuhi kriteria tertentu saja. Kriteria
responden yang dipilih adalah berasal dari Jabodetabek, berjenis kelamin
perempuan, berusia 18 sampai 35 tahun, berasal dari kalangan sosial ekonomi
menengah ke atas, dan mampu membeli pakaian atau tas dengan harga di atas
Rp100.000 per unit. Responden yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 600
orang. Daftar peubah dan kategori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Prosedur Analisis Data
Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan deskripsi awal pada data untuk mengetahui secara umum orientasi
fesyen, perilaku belanja, dan karakteristik wanita menggunakan diagram batang.
2. Melakukan uji asosiasi untuk mengetahui peubah yang berasosiasi dengan
orientasi fesyen. Uji asosiasi yang digunakan dalam penelitian in adalah uji
kebebasan Khi-Kuadrat. Uji ini menggunakan tabel kontingensi dua peubah
yang akan dilihat asosiasinya (Agresti 2002). Hipotesis yang digunakan dalam
uji ini adalah:
H0: Tidak ada asosiasi antara dua peubah
H1: Ada asosiasi antara dua peubah
Frekuensi harapan dari suatu tabel kontingensi dihitung dengan rumus
� . �.
� =

dengan � . adalah jumlah frekuensi baris ke- , �. adalah jumlah frekuensi
kolom ke- , dan � adalah jumlah total frekuensi pada tabel kontingensi.

3
Frekuensi teramati ( � ) dan frekuensi harapan ( � ) digunakan untuk
menghitung suatu statistik � dengan rumus

(� − � )
� = ∑∑[
]

=

=

Statistik ini dapat didekati dengan sebaran ��, �− − dengan
adalah
banyaknya baris dan adalah banyaknya kolom dalam tabel kontingensi. Jika
nilai � lebih besar dari ��, �− − dengan taraf nyata α=10% maka H0 ditolak,
artinya ada asosiasi antara dua peubah dalam tabel kontingensi. Peubah orientasi
fesyen dan peubah-peubah yang berasosiasi digunakan dalam analisis
korespondensi berganda.
3. Melakukan analisis korespondensi berganda pada data. Analisis korespondensi
berganda adalah metode visualisasi data yang digunakan untuk mengetahui
hubungan dan pola antara beberapa peubah yang bersifat kategorik (Greenacre
2006). Sasaran dari analisis korespondensi berganda adalah memperlihatkan
data secara geometris dalam ruang berdimensi kecil (Le Roux 2010). Data yang
digunakan dalam analisis korespondensi berganda berbentuk tabel berukuran
×
dengan
adalah banyaknya baris atau responden dan
adalah
banyaknya kolom atau peubah yang akan dianalisis. Tahapan yang dilakukan
dalam analisis ini adalah:
a. Membentuk matriks indikator � dan matriks Burt (�). Matriks indikator
biner � adalah matriks biner berukuran × dengan adalah banyaknya
baris atau responden dan adalah banyaknya semua kategori dari seluruh
peubah yang ada. Unsur-unsur pada matriks � pada baris ke- kolom ke(� ) bernilai 1 jika individu ke- merupakan anggota dari kategori ke- dan
bernilai 0 jika sebaliknya. Menurut Lebart et al. (1984), matriks Burt (�)
adalah matriks hasil tabulasi silang dari semua kategori yang ada. Matriks
Burt adalah matriks simetri dan semidefinit positif berukuran × yang
dapat diperoleh dari matriks indikator � dengan rumus � = �� �.
b. Membentuk matriks korespondensi � yang berisi unsur-unsur
= /�
dengan
adalah unsur pada matriks Burt baris ke- kolom ke- dan � =
∑ ∑
. Vektor total baris � dibentuk dengan menjumlahkan setiap kolom
dalam matriks �. Proses penguraian nilai singular dilakukan pada matriks
sisaan baku � dengan unsur-unsur pada matriks � adalah
yang dicari dari
persamaan
=( −
)/√
. Proses penguraian nilai singular ini
menghasilkan matriks dari vektor ciri � = {� � } dan akar ciri �� yang
memenuhi persamaan � = ���� . Nilai inersia dari setiap sumbu � yang
terbentuk diperoleh berdasarkan akar ciri �� tersebut. Matriks � adalah
matriks dengan unsur-unsur berupa koordinat kategori ke- pada sumbu
ke-� (� � ) dan diperoleh dengan persamaan � � = (� � √�� )/√ .
c. Menentukan kontribusi mutlak dan inersia terkoreksi. Kontribusi mutlak
dipengaruhi oleh setiap koordinat dan digunakan untuk melihat proporsi
keragaman masing-masing kategori terhadap pembentukan sumbu utama.
Kontribusi mutlak kategori- pada sumbu utama-� diperoleh dengan rumus
(� � )
=

��

4
dengan ∑ �
= .
Pengkodean suatu kategori dalam matriks indikator � menjadi beberapa
kolom menyebabkan total inersia seakan-akan meningkat dan berdampak
pada persentase inersia yang dijelaskan oleh 2 sumbu pertama yang seakanakan menjadi lebih kecil. Kasus ini biasanya diselesaikan menggunakan

inersia terkoreksi �� dalam persamaan

��

=

[(



) (�� − ) ]

�� >

�� ≤
{
Persentase inersia terkoreksi didapat dari hasil pembagian inersia

terkoreksi �� dengan total inersia terkoreksi � � yang diperoleh dari
persamaan

) × (∑ �� −
)
�� = (



4. Membuat plot korespondensi berganda berdimensi dua. Koordinat pada plot
korespondensi berganda berdimensi dua adalah kolom pertama dan kedua dari
matriks � (� dan � ). Kategori peubah dengan kontribusi mutlak terbesar pada
masing-masing sumbu dihubungkan menggunakan garis putus-putus.
5. Menginterpretasikan kategori-kategori perilaku belanja dan karakteristik wanita
yang sesuai untuk setiap orientasi fesyen. Plot korespondensi berganda
diinterpretasi berdasarkan kedekatan antara titik-titik kategori pada sumbu yang
sama di dalam plot (Abdi 2007). Interpretasi pada suatu sumbu dilakukan
berdasarkan kategori dengan kontribusi mutlak yang dominan pada sumbu
tersebut. Kedekatan antara kategori-kategori pada peubah yang berbeda
menginterpretasikan bahwa kategori-kategori ini cenderung muncul bersamaan
dalam pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wanita di Jabodetabek
Sebagian besar wanita di Jabodetabek memiliki orientasi fesyen indifferent
(52,67%), sedangkan sebagian wanita lainnya memiliki orientasi fesyen value
oriented (15,83%), flasher (13,33%), communication oriented (13,17%), dan
achievement oriented (5%), seperti terlihat pada Gambar 1. Aspek perilaku belanja
dan karakteristik wanita dideskripsikan berdasarkan persentase kategori dalam
setiap orientasi fesyennya.

5

Gambar 1 Persentase kategori dalam peubah orientasi fesyen
Sebagian besar wanita berbelanja pakaian dengan frekuensi 1 sampai 2 bulan
(fp2) sebesar 46,17%. Segmen communication berbelanja pakaian dengan frekuensi
kurang dari 1 bulan (56,96%), sedangkan segmen achievement dan flasher
berbelanja pakaian dengan frekuensi lebih dari 2 bulan (56,67% dan 71,25%),
seperti yang terlihat pada Gambar 2. Sebagian besar wanita berbelanja tas dengan
frekuensi lebih dari 6 bulan (ft3) yaitu 53,33%. Segmen communication berbelanja
tas dengan frekuensi 3 sampai 6 bulan (43,04%). Gambar 3 memperlihatkan sangat
sedikit persentase segmen achievement yang berbelanja tas dengan frekuensi
kurang dari 3 bulan dan 3 sampai 6 bulan, yaitu masing-masing sebesar 10%.

Gambar 2 Persentase kategori dalam peubah frekuensi belanja pakaian

6

Gambar 3 Persentase kategori dalam peubah frekuensi belanja tas
Sebagian besar wanita menghabiskan Rp200.001 sampai Rp400.000 untuk
membeli satu unit pakaian dan tas dengan persentase 52,83% dan 57,83%. Gambar
4 memperlihatkan segmen flasher yang sebagian besar membeli 1 unit pakaian
seharga hingga Rp200.000 (53,75%). Segmen achievement sebagian besar membeli
1 unit tas dengan harga Rp400.001 sampai Rp600.000 (50%), dan tidak ada yang
membeli tas dengan harga hingga Rp200.000, seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Persentase kategori dalam peubah daya beli pakaian

7

Gambar 5 Persentase kategori dalam peubah daya beli tas
Diagram batang bagi peubah usia, kelas sosial ekonomi, pendidikan terakhir,
status perkawinan, pekerjaan, dan frekuensi akses internet terdapat pada Lampiran
2. Mayoritas wanita berusia 30 sampai 35 tahun (48,67%). Persentase wanita usia
30 sampai 35 tahun yang terbesar terdapat pada segmen achievement (70%) dan
yang terkecil terdapat pada segmen flasher (42,5%). Mayoritas wanita memiliki
kelas sosial ekonomi B (78,67%), pendidikan terakhir SMP/SMA/SMK (80,33%),
dan status perkawinan sudah menikah (76,33%). Segmen achievement memiliki
persentase pendidikan terakhir perguruan tinggi dan status perkawinan sudah
menikah lebih besar dari segmen lain, berturut-turut sebesar 36,67% dan 83,33%.
Mayoritas wanita bekerja sebagai ibu rumah tangga (55,67%). Segmen
indifferent dan flasher memiliki persentase pekerjaan profesional/wiraswasta yang
lebih kecil dari segmen lainnya, yaitu 12,66% dan 10%. Segmen value dan
achievement memiliki persentase pekerjaan pelajar/lainnya yang lebih kecil dari
segmen lain yaitu 8,42% dan 3,33%. Sebagian besar wanita mengakses internet
setiap hari (44,33%). Persentase frekuensi akses internet setiap hari terbesar
terdapat pada segmen value (54,74%).
Sebagian besar wanita memiliki pendapatan bulanan pribadi kurang dari
Rp1.500.000 (60%). Gambar 6 memperlihatkan segmen value dan achievement
memiliki persentase lebih kecil pada pendapatan kurang dari Rp1.500.000 (47,33%
dan 43,33%) dan memiliki persentase lebih besar pada pendapatan lebih dari
Rp3.500.000 (22,11% dan 26,67%). Mayoritas wanita memiliki konsumsi bulanan
pribadi kurang dari Rp1.500.000 (57,67%). Persentase konsumsi Rp1.500.000
sampai Rp2.499.999 dan konsumsi Rp3.500.000 atau lebih pada segmen value dan
achievement lebih besar dibanding segmen lain, seperti terlihat pada Gambar 7.
Tabel kontingensi dan persentase kategori dapat dilihat pada Lampiran 3.

8

Gambar 6 Persentase kategori dalam peubah pendapatan bulanan pribadi

Gambar 7 Persentase kategori dalam peubah konsumsi bulanan pribadi
Peubah yang Berasosiasi dengan Orientasi Fesyen
Uji asosiasi antara orientasi fesyen dengan 12 peubah lainnya bertujuan untuk
mengetahui asosiasi antara suatu peubah dengan orientasi fesyen. Nilai KhiKuadrat, derajat bebas, dan nilai-p untuk uji asosiasi dapat dilihat pada Tabel 1.

9
Tabel 1 Hasil uji asosiasi antara orientasi fesyen dengan 12 peubah lainnya
Peubah yang diuji
Frekuensi belanja pakaian
Frekuensi belanja Tas
Daya beli pakaian
Daya beli tas
Usia
Kelas sosial ekonomi
Pendidikan terakhir
Status perkawinan
Pekerjaan
Pendapatan bulanan pribadi
Konsumsi bulanan pribadi
Frekuensi akses internet

Nilai
Khi-Kuadrat
160,170
42,145
38,634
37,697
9,786
5,858
11,388
2,776
12,960
20,254
42,678
29,497

Derajat
bebas
8
8
12
12
12
4
4
4
12
12
12
8

Nilai-p
0,000
0,000
0,000
0,000
0,635
0,210
0,023
0,596
0,372
0,062
0,000
0,000

Asosiasi terhadap
orientasi fesyen
(α=10%)
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada

Tabel 1 memperlihatkan 8 peubah yang berasosiasi dengan orientasi fesyen
berdasarkan taraf nyata 10%. Terdapat 4 peubah dari aspek perilaku belanja dan 4
peubah dari aspek karakteristik wanita yang berasosiasi dengan orientasi fesyen.
Peubah-perubah tersebut adalah frekuensi pembelian pakaian (fp), frekuensi
pembelian tas (ft), daya beli pakaian (dp), daya beli tas (dt), pendidikan terakhir (e),
pendapatan bulanan pribadi (ip), konsumsi bulanan pribadi (c), dan frekuensi akses
internet (w). Peubah-peubah ini kemudian digunakan dalam analisis korespondensi
berganda, bersama-sama dengan peubah orientasi fesyen.
Korespondensi Berganda untuk Orientasi Fesyen
Analisis korespondensi berganda menghasilkan 23 akar ciri non-trivial.
Lampiran 4 memperlihatkan nilai seluruh inersia dan inersia terkoreksi berdasarkan
akar ciri non-trivial beserta persentase kumulatifnya. Vektor ciri yang bersesuaian
dengan 2 akar ciri pertama dijadikan sebagai koordinat bagi 2 sumbu utama untuk
membentuk plot. Plot tersebut dapat menjelaskan 57,3% dari total inersia terkoreksi.
Plot korespondensi berganda dapat dilihat pada Gambar 8.

10

Gambar 8 Plot korespondensi berganda
Peubah yang paling berpengaruh pada pembentukan sumbu-1 adalah daya
beli tas (dt) dengan kontribusi mutlak sebesar 22,1%. Peubah yang paling
berpengaruh pada pembentukan sumbu-2 adalah frekuensi belanja pakaian (fp)
dengan kontribusi mutlak sebesar 29,5%. Karakteristik wanita secara umum
dijelaskan oleh kategori peubah yang dekat dengan titik asal, misalnya orientasi
fesyen indifferent (O1) dan daya beli pakaian Rp200.001 sampai Rp400.000 (dp2).
Kategori dengan frekuensi kecil ditempatkan jauh dari titik asal, misalnya orientasi
fesyen achievement oriented (O4) dan daya beli pakaian lebih dari Rp600.000 (dp4).
Lampiran 5 menyajikan nilai koordinat dan kontribusi mutlak dari setiap kategori.
Interpretasi kategori-kategori yang berhubungan dengan orientasi fesyen
dilakukan berdasarkan kontribusi mutlak pada setiap sumbunya. Kategori-kategori
pada sumbu-1 menjelaskan mengenai daya beli dan karakteristik wanita melalui
peubah daya beli pakaian dan tas (up dan ut), pendidikan terakhir (e), pendapatan
bulanan pribadi (ip), dan konsumsi bulanan pribadi (c). Gambar 9 memperlihatkan
bagian kanan plot menggambarkan daya beli yang tinggi, sedangkan bagian kiri
plot menggambarkan daya beli yang rendah. Orientasi fesyen dengan daya beli dan
karakteristik yang tinggi adalah value oriented dan achievement oriented,
sedangkan orientasi fesyen dengan daya beli dan karakteristik yang rendah adalah
indifferent, flasher, dan communication oriented. Kategori-kategori pada sumbu-2

11
menjelaskan mengenai orientasi fesyen (O) dan frekuensi belanja produk fesyen (fp
dan ft). Gambar 10 memperlihatkan bagian atas plot menggambarkan frekuensi
belanja yang tinggi, sedangkan bagian bawah plot menggambarkan frekuensi
belanja yang rendah. Orientasi fesyen dengan frekuensi belanja yang tinggi adalah
communication oriented dan value oriented, sedangkan orientasi fesyen dengan
frekuensi belanja yang rendah adalah indifferent, flasher, dan achievement oriented.
Daya beli dan karakteristik suatu orientasi fesyen diinterpretasikan oleh sumbu-1,
sedangkan frekuensi belanja suatu orientasi fesyen diinterpretasikan oleh sumbu-2.

Gambar 9 Sumbu-1 menggambarkan daya beli dan karakteristik

12

Gambar 10 Sumbu-2 menggambarkan orientasi fesyen dan frekuensi belanja
Kategori Penciri, Strategi Pembuatan Produk, dan Strategi Pemasaran
Setiap orientasi fesyen memiliki kategori penciri yang berbeda sesuai dengan
interpretasi pada plot korespondensi berganda. Penentuan strategi pembuatan
produk dan strategi pemasaran disesuaikan berdasarkan kategori penciri dari setiap
orientasi fesyen. Tabel 2 memperlihatkan kategori penciri, strategi pembuatan
produk, dan strategi pemasaran untuk setiap orientasi fesyen.

13
Tabel 2 Kategori penciri, strategi pembuatan produk, dan strategi pemasaran
untuk setiap orientasi fesyen
Penciri
Frekuensi belanja

Indifferent
Rendah

 Pakaian

1-2 bulan

 Tas

Flasher

Value
Tinggi

Achievement
Rendah

Rendah

< 1 bulan

< 1 bulan

> 2 bulan

> 2 bulan

> 6 bulan

< 3 bulan

3-6 bulan

> 6 bulan

> 6 bulan

Daya beli

Rendah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

 Pakaian

200-400 ribu

200-400 ribu

400-600 ribu

400-600 ribu

< 200 ribu

 Tas

200-400 ribu

200-400 ribu

400-600 ribu

400-600 ribu

200-400 ribu

Pendidikan terakhir

SMP/SMA/SMK

SMP/SMA/SMK

Perguruan tinggi

Perguruan tinggi

SMP/SMA/SMK

Pendapatan

< 1,5 juta

1,5-2,5 juta

2,5-3,5 juta

> 3,5 juta

< 1,5 juta

Konsumsi

< 1,5 juta

< 1,5 juta

1,5-2,5 juta

2,5-3,5 juta

< 1,5 juta

Akses internet

> seminggu

Setiap hari

Setiap hari

2-6 kali seminggu

> seminggu

Strategi pembuatan
produk

 Harga

 Beragam

 Model

 Edisi

 Harga

terjangkau

Communication
Tinggi

 Terbaru

 Pakaian

 Cukup

beragam

murah

 Tas awet

beragam
 Bahan
berkualitas
 Desain
berkelas

Strategi pemasaran

 Diskon
 Paket
produk

 Media
sosial
 Online shop

terbatas
 Unik

terjangkau
 Awet

 Berkualitas
 Desain
khas

 Online

 Pemasaran

shop

personal

 Factory

 Butik

outlet

 Distro

 Diskon
 Paket
produk

Orientasi Fesyen Indifferent
Orientasi fesyen indifferent mempunyai beberapa kategori penciri dari aspek
perilaku belanja dan karakteristik wanita. Segmen ini berbelanja pakaian dengan
frekuensi 1 sampai 2 bulan (fp2) dan berbelanja tas dengan frekuensi lebih dari 6
bulan (ft3). Daya beli pakaian dan tas pada segmen ini adalah Rp200.001 sampai
Rp400.000 (dp2 dan dt2). Pendidikan terakhir pada segmen ini adalah
SMP/SMA/SMK (e1). Segmen ini memiliki pendapatan dan konsumsi bulanan
pribadi kurang dari Rp1.500.000 (ip1 dan c1) dan mengakses internet dengan
frekuensi seminggu sekali atau lebih (w3).
Strategi pembuatan produk yang sesuai untuk segmen ini adalah produk
dengan harga yang terjangkau (di bawah Rp400.000) sesuai dengan kemampuan
segmen dalam membeli produk. Sebaiknya produk pakaian dibuat lebih beragam
karena segmen cukup sering berbelanja pakaian, sedangkan produk tas dibuat lebih
awet agar lebih tahan lama mengingat segmen ini jarang membeli tas. Promosi
insentif jangka pendek seperti diskon harga atau paket produk perlu dilakukan
untuk menarik minat segmen dengan daya beli yang cukup rendah ini.

14
Orientasi Fesyen Communication Oriented
Orientasi fesyen communication oriented mempunyai beberapa kategori
penciri. Segmen ini berbelanja pakaian dengan frekuensi kurang dari 1 bulan (fp1)
dan tas dengan frekuensi kurang dari 3 bulan (ft1). Segmen ini memiliki daya beli
pakaian dan tas sebesar Rp200.001 sampai Rp400.000 (dp2 dan dt2). Segmen ini
memiliki pendidikan terakhir SMP/SMA/SMK (e1), pendapatan bulanan pribadi
Rp1.500.000 sampai Rp2.499.999 (ip2), konsumsi bulanan pribadi kurang dari
Rp1.500.000 (c1), dan mengakses internet setiap hari (w1).
Strategi pembuatan produk yang sesuai untuk segmen ini adalah produk
yang dibuat lebih beragam dan terbaru sesuai dengan tren fesyen yang ada karena
segmen ini sangat sering berbelanja produk fesyen. Produk dibuat dengan harga
yang cukup murah sesuai dengan daya beli yang cukup rendah. Produk sebaiknya
dipasarkan juga melalui online shop dan media sosial karena segmen ini sering
mengakses internet dan membagikan berita kepada teman-temannya.
Orientasi Fesyen Value Oriented
Wanita dengan orientasi fesyen value oriented berbelanja pakaian dengan
frekuensi kurang dari 1 bulan (fp1) dan berbelanja tas dengan frekuensi 3 sampai 6
bulan (ft2). Daya beli pakaian dan tas pada segmen ini adalah Rp400.001 sampai
Rp600.000 (up3 dan ut3). Pendidikan terakhir pada segmen ini adalah perguruan
tinggi (e2). Segmen ini memiliki pendapatan bulanan pribadi Rp2.500.000 sampai
Rp3.499.999 (ip3), konsumsi bulanan pribadi Rp1.500.000 sampai Rp2.499.999
(c2) dan mengakses internet setiap hari (w1).
Strategi pembuatan produk yang sesuai untuk segmen ini adalah produk
yang dibuat dengan model yang beragam, bahan yang bagus, dan desain yang
berkelas. Pendapatan dan konsumsi bulanan pribadi yang cukup tinggi menjadikan
daya beli yang cukup tinggi terhadap produk fesyen. Pemasaran produk melalui
online shop sangat efektif untuk segmen ini karena segmen ini memiliki frekuensi
akses internet yang tinggi, yaitu setiap hari. Pemasaran melalui factory outlet juga
disarankan untuk produk yang beragam.
Orientasi Fesyen Achievement Oriented
Wanita dengan orientasi fesyen achievement oriented (O4) membeli produk
fesyen dengan frekuensi lebih dari 2 bulan sekali pada pakaian (fp3) dan lebih dari
6 bulan sekali pada tas (ft3). Daya beli pada segmen ini untuk pakaian dan tas adalah
Rp400.001 sampai Rp600.000 (dp3 dan dt3). Segmen ini memiliki pendidikan
terakhir perguruan tinggi (e2), pendapatan bulanan pribadi Rp3.500.000 atau lebih
(ip4), konsumsi bulanan pribadi Rp2.500.000 sampai Rp3.499.999 (c3), dan
frekuensi akses internet 2-6 kali seminggu (w2).
Produk yang sesuai untuk segmen ini adalah produk edisi terbatas, yaitu
produk yang produksinya terbatas dan berkualitas sehingga konsumen merasa lebih
bernilai dan lebih percaya diri saat memakainya. Produk tersebut sesuai dengan
karakter segmen ini yang ingin menjadi penentu tren fesyen dan berusaha menjadi
yang terbaik. Produk yang dibuat tidak perlu mengikuti tren yang ada, tetapi
memiliki desain yang khas agar dapat menjadi pelopor tren fesyen di masyarakat.
Pemasaran secara personal dapat dilakukan untuk menarik minat segmen ini untuk
membeli produk fesyen. Pemasaran melalui butik dan distro yang menjual barangbarang terbatas dan berkualitas juga disarankan untuk menjangkau segmen ini.

15
Orientasi Fesyen Flasher
Wanita dengan orientasi fesyen flasher berbelanja pakaian dengan frekuensi
lebih dari 2 bulan (fp3) dan berbelanja tas dengan frekuensi lebih dari 6 bulan (ft3).
Daya beli pakaian pada segmen ini sebesar hingga Rp200.000 (dp1) dan daya beli
tas sebesar Rp200.001 sampai Rp400.000 (dt2). Segmen ini memiliki pendidikan
terakhir SMP/SMA/SMK (e1), pendapatan dan konsumsi bulanan pribadi kurang
dari Rp1.500.000 (ip1 dan c1), dan akses internet dengan frekuensi sekali seminggu
atau kurang (w3).
Strategi pembuatan produk yang sesuai untuk segmen ini adalah produk
dengan harga yang terjangkau dan awet karena segmen ini memiliki daya beli yang
rendah dan jarang membeli produk fesyen. Promosi insentif jangka pendek seperti
diskon harga atau paket produk perlu dilakukan untuk menarik minat belanja pada
segmen ini. Pemasaran produk melalui online shop tidak efektif karena segmen ini
jarang mengakses internet.

SIMPULAN
Simpulan
Peubah-peubah yang berasosiasi dengan orientasi fesyen adalah sebanyak 8
peubah yaitu frekuensi belanja pakaian dan tas, daya beli pakaian dan tas,
pendidikan terakhir, pendapatan dan konsumsi bulanan pribadi, dan frekuensi akses
internet. Segmen value oriented dan achievement oriented memiliki daya beli yang
tinggi, namun frekuensi belanja segmen achievement oriented tergolong rendah
dibanding segmen value oriented yang memiliki frekuensi belanja tinggi. Segmen
indifferent, flasher, dan communication oriented memiliki daya beli yang rendah
walaupun segmen communication oriented memiliki frekuensi belanja tinggi,
sedangkan segmen indifferent dan flasher memiliki frekuensi belanja rendah.
Strategi pembuatan produk disesuaikan dengan daya beli dan frekuensi belanja.
Produk yang murah untuk segmen dengan daya beli rendah dan produk yang
berkualitas untuk segmen dengan daya beli tinggi. Produk yang awet untuk segmen
dengan frekuensi belanja rendah, sedangkan produk yang beragam dan terbaru
untuk segmen dengan frekuensi belanja tinggi.

16

DAFTAR PUSTAKA
Abdi H, Valentin D. 2007. Multiple correspondence analysis: Encyclopedia of
Measurement and Statistics. Thousand Oaks (CA): Sage Publications, Inc.
Agresti, A. 2002. Categorical Data Analysis. Hoboken (NJ): John Wiley & Sons,
Inc.
Greenacre M, Blasius J. 2006. Multiple Correspondence Analysis and Related
Methods. New York (US): Chapman & Hall/CRC.
Le Roux B, Rouanet H. 2010. Multiple Correspondence Analysis. New York (US):
Sage Publications, Inc.
Lebart L, Morineau A, Warwick KM. 1984. Multiple Descriptive Statistical
Analysis. New York (US): John Wiley & Sons, Inc.
Ma, F. 2004. Lifestyle segmentation of the Chinese consumer. ESOMAR Asia
Pacific Conference, Shanghai.

17
Lampiran 1 Daftar peubah dan kategori
No Aspek
1 Orientasi
fesyen

2 Perilaku
belanja

3 Karakteristik
wanita

Peubah
Orientasi Fesyen (O)

Kategori
Indifferent (O1)
Communication Oriented (O2)
Value Oriented (O3)
Achievement Oriented (O4)
Flasher (O5)
Frekuensi belanja
Kurang dari 1 bulan (fp1)
pakaian (fp)
1-2 bulan (fp2)
Lebih dari 2 bulan (fp3)
Frekuensi belanja tas
Kurang dari 3 bulan (ft1)
(ft)
3-6 bulan (ft2)
Lebih dari 6 bulan (ft3)
Daya beli pakaian (dp) Hingga 200.000 (dp1)
200.001 sampai 400.000 (dp2)
400.001 sampai 600.000 (dp3)
Lebih dari 600.000 (dp4)
Daya beli tas (dt)
Hingga 200.000 (dt1)
200.001 sampai 400.000 (dt2)
400.001 sampai 600.000 (dt3)
Lebih dari 600.000 (dt4)
Usia (a)
18-20 tahun (a1)
21-24 tahun (a2)
25-29 tahun (a3)
30-35 tahun (a4)
Kelas sosial ekonomi
A (s1)
(s)
B (s2)
Pendidikan Terakhir
Hingga SMP/SMA/SMK (e1)
(e)
Perguruan Tinggi (e2)
Status Perkawinan (m) Belum menikah (m1)
Sudah menikah (m2)
Pekerjaan (j)
Profesional/Wiraswasta(j1)
Pegawai/karyawan (j2)
Ibu rumah tangga (j3)
Pelajar/lainnya (j4)
Pendapatan bulanan
Kurang dari 1.500.000 (ip1)
pribadi (ip)
1.500.000 sampai 2.499.999 (ip2)
2.500.000 sampai 3.499.999 (ip3)
3.500.000 atau lebih (ip4)
Konsumsi bulanan
Kurang dari 1.500.000 (c1)
pribadi (c)
1.500.000 sampai 2.499.999 (c2)
2.500.000 sampai 3.499.999 (c3)
3.500.000 atau lebih (c4)
Frekuensi akses
Setiap hari (w1)
internet (w)
2-6 kali seminggu (w2)
Sekali seminggu atau kurang (w3)

18
Lampiran 2 Diagram batang peubah usia (a), kelas sosial ekonomi (s), pendidikan
terakhir (e), status perkawinan (m), pekerjaan (j), dan frekuensi akses
internet (w)

19
Lampiran 2 Diagram batang peubah usia (a), kelas sosial ekonomi (s), pendidikan
terakhir (e), status perkawinan (m), pekerjaan (j), dan frekuensi akses
internet (w) (lanjutan)

20
Lampiran 3 Tabel kontingensi dan persentase setiap kategori
Peubah

O1
Orientasi fesyen (O)
O1
316
O2
0
O3
0
O4
0
O5
0

Orientasi Fesyen
O2
O3
O4

Persentase
(%)

0
0
95
0
0

0
0
0
30
0

0
0
0
0
80

316
79
95
30
80

52,67
13,17
15,83
5,00
13,33

38
42
15

3
10
17

6
17
57

144
277
179

24,00
46,17
29,83

22
31
42

3
3
24

10
23
47

95
185
320

15,83
30,83
53,33

38
6
0

25
51
10
9

4
22
3
1

43
30
4
3

202
317
57
24

33,67
52,83
9,50
4,00

8
47
19
5

9
53
18
15

0
13
15
2

12
48
16
4

83
347
112
58

13,83
57,83
18,67
9,67

12
13
17
37

12
13
22
48

2
2
5
21

8
15
23
34

77
95
136
292

12,83
15,83
22,67
48,67

18
61

24
71

3
27

22
58

128
472

21,33
78,67

65
14

75
20

19
11

58
22

482
118

80,33
19,67

21
58

27
68

5
25

19
61

142
458

23,67
76,33

0
79
0
0
0
Frekuensi belanja pakaian (fp)
fp1
52
45
fp2
182
26
fp3
82
8
Frekuensi belanja tas (ft)
ft1
37
23
ft2
94
34
ft3
185
22
Daya beli pakaian (dp)
dp1
95
35
dp2
176
dp3
34
dp4
11
Daya beli tas (dt)
dt1
54
dt2
186
dt3
44
dt4
32
Usia (a)
a1
43
a2
52
a3
69
a4
152
Kelas sosial ekonomi (s)
s1
61
s2
255
Pendidikan terakhir (e)
e1
265
e2
51
Status perkawinan (m)
m1
70
m2
246

O5

Jumlah

21
Lampiran 3 Tabel kontingensi dan persentase setiap kategori (lanjutan)
Peubah

O1

Orientasi Fesyen
O2
O3
O4

Pekerjaan (j)
j1
40
14
j2
52
13
j3
178
43
j4
46
9
Pendapatan bulanan pribadi (ip)
ip1
198
52
ip2
45
13
ip3
34
8
ip4
39
6
Konsumsi bulanan pribadi ( c )
c1
185
61
c2
68
16
c3
34
2
c4
29
0
Frekuensi akses internet (w)
w1
129
32
w2
78
35
w3
109
12

O5

Jumlah

Persentase
(%)

19
18
50
8

7
3
19
1

8
17
44
11

88
103
334
75

14,67
17,17
55,67
12,50

45
20
9
21

13
4
5
8

49
15
6
10

357
97
62
84

60,00
16,17
10,33
14,00

41
35
9
10

9
10
4
7

50
17
8
5

346
146
57
51

57,67
24,33
9,50
8,33

52
21
22

12
10
8

41
26
13

266
170
164

44,33
28,33
27,33

22
Lampiran 4 Inersia dan inersia terkoreksi berdasarkan akar ciri non-trivial
Sumbu
(�
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Total

Persentase
(%)

Persentase
Kumulatif
(%)

Sumbu
(�

0,2643
0,2142
0,1721
0,1648
0,1463
0,1416

10,34
8,38
6,73
6,45
5,73
5,54

10,34
18,72
25,46
31,91
37,63
43,17

1
2
3
4
5
6

0,1391
0,1195
0,1162
0,1120
0,1026
0,1003
0,0942
0,0895
0,0822
0,0819
0,0799
0,0770
0,0669
0,0596
0,0560
0,0390
0,0363
2,5556

5,44
4,67
4,55
4,38
4,02
3,93
3,69
3,50
3,22
3,20
3,13
3,01
2,62
2,33
2,19
1,53
1,42
100,00

48,61
53,29
57,83
62,22
66,23
70,16
73,85
77,35
80,57
83,77
86,90
89,91
92,53
94,86
97,05
98,58
100,00

7
8
9
10

Inersia
(�� )

Inersia
Persentase
Persentase
Terkoreksi
Kumulatif
(%)

(%)
(�� )
0,0297
0,0135
0,0047
0,0036
0,0016
0,0012

39,44
17,86
6,25
4,84
2,08
1,56

39,44
57,30
63,55
68,39
70,47
72,03

0,0010
0,0001
0,0000
0,0000

1,32
0,12
0,04
0,00

73,35
73,47
73,51
73,51

23
Lampiran 5 Hasil penghitungan analisis korespondensi berganda
Sumbu-1
kategori

bobot

koordinat

Orientasi Fesyen (O)
O1
0,059
0,183
O2
0,015
0,110
O3
0,018
-0,650
O4
0,006
-0,758
O5
0,015
0,224
Frekuensi belanja pakaian (fp)
fp1
0,027
-0,616
fp2
0,051
0,251
fp3
0,033
0,108
Frekuensi belanja tas (ft)
ft1
0,018
-0,679
ft2
0,034
-0,021
ft3
0,059
0,214
Daya beli pakaian (dp)
dp1
0,037
0,606
dp2
0,059
-0,049
dp3
0,011
-0,779
dp4
0,004
-2,597
Daya beli tas (dt)
dt1
0,015
0,942
dt2
0,064
0,246
dt3
0,021
-0,527
dt4
0,011
-1,800
Pendidikan Terakhir (e)
e1
0,089
0,272
e2
0,022
-1,110
Pendapatan Bulanan Pribadi (ip)
ip1
0,066
0,384
ip2
0,018
0,038
ip3
0,011
-0,338
ip4
0,016
-1,427
Konsumsi Bulanan Pribadi (c)
c1
0,064
0,437
c2
0,027
-0,348
c3
0,011
-0,773
c4
0,009
-1,106
Frekuensi akses internet (w)
w1
0,049
-0,281
w2
0,031
0,085
w3
0,030
0,367

Sumbu-2

kontribusi
mutlak

Koordinat

kontribusi
mutlak

0,007
0,001
0,028
0,012
0,003

0,185
-1,257
-0,455
1,531
0,478

0,009
0,108
0,017
0,061
0,016

0,038
0,012
0,001

-1,174
0,031
0,897

0,171
0,000
0,124

0,031
0,000
0,010

-1,002
-0,586
0,636

0,082
0,055
0,112

0,052
0,001
0,024
0,113

-0,331
0,166
0,457
-0,497

0,019
0,008
0,010
0,005

0,052
0,015
0,022
0,132

-0,143
-0,139
0,623
-0,167

0,001
0,006
0,038
0,001

0,025
0,102

-0,035
0,144

0,001
0,002

0,037
0,000
0,005
0,120

0,025
-0,615
-0,042
0,635

0,000
0,032
0,000
0,029

0,046
0,012
0,024
0,044

-0,208
-0,018
0,604
0,789

0,013
0,000
0,018
0,027

0,015
0,001
0,016

-0,208
-0,055
0,395

0,010
0,000
0,022

24

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pesawaran pada tanggal 3 Oktober 1993 sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ajun Siswoto dan Ibu Sumini.
Tahun 2008 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu.
Tahun 2011 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu dan
pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus pada beberapa
organisasi seperti staf Departemen Analisis Data Himpunan Profesi Gamma Sigma
Beta 2013 dan staf Divisi Pendidikan dan Pengembangan Keluarga Mahasiswa
Katolik IPB 2012-2013. Penulis menjadi asisten responsi mata kuliah metode
statistika pada semester ganjil 2014. Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitian
seperti Pekan Olahraga Statistika 2012, Natal Civitas Akademika IPB 2012,
Statitistika Ria 2013, IPB Business Festival 2013, Welcome Ceremony of Statistics
2014, dan Kompetisi Statistika Junior dalam Pesta Sains IPB 2014. Penulis juga
aktif dalam paduan suara Puella Domini Choir sejak tahun 2012. Penulis
melaksanakan praktik lapang di Direktorat Perencanaan dan Pengembangan IPB
pada bulan Juni-Agustus 2014.