Biaya Transaksi Sistem Resi Gudang Gabah

BIAYA TRANSAKSI SISTEM RESI GUDANG GABAH

DEWI MASITHOH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Biaya Transaksi Sistem
Resi Gudang Gabah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Dewi Masithoh

NIM H351130211

RINGKASAN
DEWI MASITHOH. Biaya Transaksi Sistem Resi Gudang Gabah. Dibimbing
oleh DWI RACHMINA dan SUHARNO.
Biaya transaksi akan selalu hadir di dalam pasar pertukaran ekonomi.
Kondisi pasar riil yang tidak terprediksi dapat menyebabkan tingginya biaya
transaksi, namun hal tersebut dapat ditekan dengan keberadaan institusi yang
dijelaskan pada konsep New Institution Economic (NIE). Pada konsep NIE
munculnya suatu kelembagaan bertujuan untuk menurunkan biaya transaksi
melalui pengendalian perilaku oportunistik para pelaku pada pasar pertukaran.
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu model kelembagaan
pembiayaan yang dirancang pemerintah dan diharapkan mampu menekan biaya
transaksi. Secara teori biaya transaksi pada kelembagaan SRG seharusnya lebih
rendah dibanding pada pasar namun faktanya kelembagaan SRG ini masih kurang
diminati petani. Kajian mengenai biaya transaksi pada SRG perlu dilakukan untuk
menjelaskan apakah pelaksanaan SRG sudah sesuai dengan konsep yang
dirancang untuk menekan biaya transaksi yang hadir.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis biaya transaksi pada
pelaksanaan Sistem Resi Gudang dan menganalisis faktor yang memengaruhi

biaya transaksi. Transaction Cost Analysis (TCA) digunakan sebagai alat analisis
untuk mengukur biaya transaksi dan metode regresi linier berganda digunakan
untuk menganalisis faktor penentu dari biaya transaksi. Penelitian ini
menggunakan data dari hasil wawancara mendalam dengan lembaga-lembaga di
dalam SRG serta sampel petani peserta Sistem Resi Gudang yang berjumlah 30
orang. Dimana 15 orang merupakan peserta berstatus anggota kelompok tani dan
15 orang berstatus non anggota kelompok tani. Penelitian dilaksanakan di SRG
Niaga Mukti, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Sistem Resi Gudang Niaga Mukti
dipilih karena merupakan salah satu gudang yang dibangun pemerintah dengan
jumlah resi gudang tertinggi di wilayah Jawa Barat.
Hasil penelitian menjelaskan terdapat tiga aktivitas transaksi pada SRG
yakni transaksi keanggotaan kelompok tani, transaksi kepemilikan resi gudang,
dan transaksi pembiayaan berbasis resi gudang. Terdapat perbedaan total biaya
transaksi antara peserta SRG yang tergabung dalam kelompok tani dan peserta
non kelompok tani. Total besaran biaya transaksi yang dikeluarkan petani anggota
kelompok tani lebih rendah (Rp7.87/kg) dibandingkan peserta non kelompok tani
(Rp11.11/kg). Rendahnya biaya transaksi pada peserta yang tergabung dalam
kelompok tani disebabkan adanya kegiatan transaksi yang dilaksanakan secara
kolektif dan adanya sharing sumberdaya berupa informasi secara bersama-sama.
Dari beberapa aktivitas transaksi pada program Sistem Resi Gudang, transaksi

yang menghasilkan biaya tertinggi adalah transaksi pembiayaan. Pada transaksi
pembiayaan terdapat proses negosiasi yang menyebabkan tingginya biaya
transaksi. Biaya-biaya tersebut berupa biaya fotokopi, biaya berkas, biaya materai
dan biaya korbanan. Sebagian komponen biaya tersebut dikeluarkan untuk
memenuhi kelengkapan persyaratan kontrak kredit Sistem Resi Gudang.
Pelaksanaan Sistem Resi Gudang Niaga Mukti memberikan benefit lebih
kepada para peserta, yakni keuntungan yang didapat didalam SRG jauh lebih
besar dibandingkan biaya transaksi yang dikeluarkan. Hal ini terlihat dari rata-rata

persentase rasio antara biaya transaksi dengan keuntungan yakni sebesar 5.16
persen (