Daya Tahan Spermatozoa terhadap Proses Pembekuan pada Berbagai Jenis Sapi Pejantan Unggul

DAYA TAHAN SPERMATOZOA TERHADAP PROSES
PEMBEKUAN PADA BERBAGAI JENIS
SAPI PEJANTAN UNGGUL

EROS SUKMAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Daya Tahan Spermatozoa
terhadap Proses Pembekuan pada Berbagai Jenis Sapi Pejantan Unggul adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Eros Sukmawati
NIM B352120091

RINGKASAN
EROS SUKMAWATI. Daya Tahan Spermatozoa terhadap Proses Pembekuan
pada Berbagai Jenis Sapi Pejantan Unggul. Dibimbing oleh IIS ARIFIANTINI
dan BAMBANG PURWANTARA
Rendahnya kualitas spermatozoa setelah pembekuan dan proses pencairan
dapat terjadi karena perubahan suhu dan osmolaritas yang ekstrim. Salah satu
kerusakan pada spermatozoa selama proses pembekuan dan proses pencairan
kembali adalah peroksidasi lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji daya
tahan spermatozoa terhadap pembekuan pada berbagai jenis, umur dan individu
pejantan serta mengevaluasi derajat kerusakan membran spermatozoa melalui
pengukuran kadar malondialdehyde (MDA). Penelitian menggunakan semen dari
tiga puluh pejantan sapi dengan tiga jenis yang berbeda (Simental, Limosin dan
Friesian Holstein) dibagi dalam dua kelompok umur (4-6 dan 7-8 tahun). Semen
dikoleksi menggunakan vagina buatan dan dievaluasi secara makroskopis dan
mikroskopis. Semen diencerkan dengan susu skim kuning telur, dikemas dalam

mini straw (0.25 ml), equilibrasi pada 5oC dan dibekukan di atas uap nitrogen cair.
Data dianalisa dengan general linier model (GLM), uji Duncan’s serta uji korelasi
Pearson disajikan dalam rata-rata ± SD.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kualitas semen segar tidak dipengaruhi
jenis pejantan, umur maupun individu. Kualitas semen beku dipengaruhi beberapa
faktor seperti jenis pejantan mempengaruhi motilitas (P