ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI (STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA).
ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS
DENGAN METODA MKJI
(STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)
Laporan Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Oleh :
ERIC GOLDMAN SINAR
No. Mahasiswa : 09707 / TST
NPM : 99 02 09707
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
JULI 2010
ii
iii
KATA HANTAR
Terima kasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga,
atas segala berkat dan rahmat yang diberikan, dan yang telah menuntun serta
memberikan kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan judul “ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU
LINTAS
DENGAN
METODA
MKJI
(STUDI
KASUS
SIMPANG
BERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)”.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi syarat dalam meraih gelar
Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu
dengan doa, semangat, dukungan dan hal-hal lain demi kelancaran tugas akhir ini.
Karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat berharga
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Y. Hendra Suryadharma, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan-masukan hingga selesainya laporan
tugas akhir ini.
2. Papa & Mama-ku yang telah banyak membantu dalam doa, tenaga, dan yang
telah membiayai selama kuliah serta memberikan semangat sehingga
terselesainya laporan tugas akhir ini.
iv
3. Kakak-kakaku Eva, Putu dan Adjie yang telah banyak membantu dalam doa,
semangat dan dukungan sehingga terselesainya laporan tugas akhir ini.
4. Anak-anak Teknik Sipil ‘99, bersama kalian sungguh merupakan pengalaman
yang takkan pernah terlupakan.
5. Junavi, Pace Richard, Maturnuwun sanget!!! Ayo Berjuang bersama!!!
6. Keluargaku dalam kasih Tuhan, Rio, Deden, Dedi, Frendy, Dion, Hendrik,
Ferdy, Jomer, dan para Elower yang tak dapat ku sebut satu-satu.
7. Anak-anak asrama Kalimantan Tengah Pakuningratan, terima kasih atas
semua dukungan kalian dan bantuan kalian
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangannya karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk kesempurnaan tugas akhir ini penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang
berguna bagi pembaca sekalian
Yogyakarta,
Juni 2010
Penulis
Eric Goldman Sinar
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
KATA HANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISTILAH ………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
INTISARI ……………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………
1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………
1.5. Manfaat Penelitian
…………………………………………
1.6. Lokasi Daerah Penelitian ……………………………………..
1.7. Kerangka Penulisan …………………………………………
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lampu Lalu Lintas ……………………………………………
2.1.1. Fungsi Lampu Lalu Lintas ……………………………
2.1.2. Ciri-Ciri Fisik Lampu Lalu Lintas …………………….
2.1.3. Lokasi Lampu Lalu Lintas …………………………….
2.1.4. Pengoperasian Lampu Lalu Lintas …………………….
2.2. Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Pada Persimpangan ………
2.2.1. Kapasitas Persimpangan ……………………………….
2.2.2. Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas dan
Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.3. Waktu Hijau Efektif …………………………………………..
BAB III. LANDASAN TEORI
3.1. Komposisi Lalu Lintas ……………………………………….
3.2. Arus Lalu Lintas ……………………………………………..
3.3. Prosedur Perhitungan Simpang Bersinyal ……………………
3.3.1. Data Masukan ………………………………………...
3.3.2. Penggunaan Sinyal …………………………………..
3.3.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………..
3.3.4. Kapasitas …………………………………………….
3.3.5. Perilaku Lalu Lintas ………………………………….
vi
i
ii
iv
vi
viii
x
xi
xv
xix
1
2
2
3
3
3
4
5
5
6
7
7
8
8
9
12
12
13
14
15
15
17
18
30
31
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Umum ………………………………………………………..
4.2. Sumber Data …………………………………………………..
4.3. Metode Pelaksanaan …………………………………………
4.3.1. Survei Pendahuluan ………………………………….
4.3.2. Penyusunan Formulir Penelitian ……………………..
4.3.3. Peralatan Penelitian …………………………………
4.3.4. Pengukuran Geometrik Jalan …………………………
4.3.5. Pencacahan Arus Lalu Lintas …………………………
4.3.6. Penentuan Fase dan Waktu Sinyal ……………………
4.4. Kesulitan dan Pemecahannya …………………………………
4.5. Bagan Alir ……………………………………………………
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengumpulan Data …………………………………………..
5.1.1. Data Arus Lalu Lintas …………………………………
5.1.2. Kondisi Geometrik Persimpangan ……………………..
5.1.3. Data Waktu Pengaturan ………………………………..
5.1.4. Data Jumlah Penduduk ………………………………..
5.2. Analisis Kinerja Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal …….
5.2.1. Data Masukan …………………………………………
5.2.2. Penggunaan Sinyal ……………………………………
5.2.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………...
5.2.4. Kapasitas ………………………………………………
5.2.5. Perilaku Lalu Lintas …………………………………….
5.3. Pembahasan …………………………………………………..
5.3.1. Alternatif Desain Waktu Hijau
……………………..
5.3.2. Alternatif Desain Geometrik Jalan …………………..
5.3.3. Alternatif Desain Kondisi Geometrik Jalan
Disertai Desain Waktu Hijau …………………………
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan …………………………………………………...
6.2. Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ………………………………………………………………….
vii
38
38
39
39
39
40
40
40
42
42
43
44
44
45
46
47
47
48
50
51
56
57
62
63
67
70
74
75
76
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Kriteria Tingkat Pelayanan Simpang
11
dengan Lampu Lalu Lintas
Tabel 3.1.
Faktor Emp Beberapa Tipe Kendaraan
14
Tabel 3.2.
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)
24
Tabel 3.3.
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FSF)
24
Tabel 5.1.
Perhitungan Arus LaluLintas Pada Pendekat Timur
Pada Hari Senin Tanggal 10 Mei 2010
Jam 06.45-07.45
44
Tabel 5.2.
Volume LaluLintas Terpadat
45
Tabel 5.3.
Lebar Ruas Jalan
45
Tabel 5.4.
Waktu Siklus Lampu Lalu Lintas Pada Persimpangan
46
Tabel 5.5.
Rasio Kendaraan Berbelok Simpang
Berdasarkan Data Survei
Tabel 5.6.
51
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Simpang
Berdasarkan Data Survei
52
Tabel 5.7.
Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei
55
Tabel 5.8.
Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei
Untuk Perhitungan Perilaku Lalu Lintas (SIG-V)
Tabel 5.9.
57
Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Waktu Hijau
viii
66
Tabel 5.10. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Waktu Hijau
66
Tabel 5.11. Tabel Geometrik Simpang
67
Tabel 5.12. Tabel Geometrik Simpang Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan
68
Tabel 5.13. Nilai Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan
69
Tabel 5.14. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan
70
Tabel 5.15. Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan
Disertai Dengan Alternatif Desain Waktu
72
Tabel 5.16. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Kondisi Geometrik Jalan Disertai
Dengan Alternatif Desain Waktu
ix
73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Simpang UIN Kalijaga Yogyakarta
Gambar 2.1.
Grafik Tingkat Layanan (LOS)
Gambar 3.1.
Arus Jenuh Dasar SO
Halaman
2
(untuk pendekat tanpa lajur belok kanan terpisah)
Gambar 3.2.
11
21
Arus Jenuh Dasar SO
(untuk tipe pendekat dengan lajur belok kanan terpisah)
22
Gambar 3.3.
Faktor Penyesuaian Untuk Kelandaian (FG)
25
Gambar 3.4.
Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Parkir
dan Lajur Belok Kiri Yang Pendek (LP)
Gambar 3.5.
26
Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kanan (FRT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Jalan
Dua Arah, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)
Gambar 3.6.
27
Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kiri (FLT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Tanpa Belok
Kiri Langsung, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)
Gambar 3.7.
28
Jumlah Kendaraan Antri (smp) Yang Tersisa Dari Fase
Hijau Sebelumnya (NQ1)
33
Gambar 3.8.
Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) Dalam smp
34
Gambar 4.1.
Denah Posisi Pengamat Saat Penelitian
41
Gambar 4.2.
Bagan Alir Penelitian
43
Gambar 5.1.
Diagram Siklus Waktu Lampu Lalu Lintas
47
x
DAFTAR ISTILAH
emp
EKIVALENSI MOBIL
PENUMPANG
Faktor dari berbagai tipe kendaraan sehubungan
dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari
antrian dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan
(untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang
sasisnya sama, emp=1,0).
smp
SATUAN MOBIL
PENUMPANG
Satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan
yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk
mobil penumpang) dengan menggunakan faktor emp.
Type O
ARUS BERANGKAT
TERLAWAN
Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok
kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat
dengan lampu hijau pada fase yang sama.
Type P
ARUS BERANGKAT
TERLINDUNG
Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas
belok kanan dan lurus.
LT
BELOK KIRI
Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri.
LTOR
BELOK KIRI
LANGSUNG
Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang diijinkan lewat
pada saat sinyal merah.
ST
LURUS
Indeks untuk lalu lintas yang lurus.
RT
BELOK KANAN
Indeks untuk lalu lintas yang belok ke kanan.
T
PEMBELOKAN
Indeks untuk lalu lintas yang berbelok.
PRT
RASIO BELOK
KANAN
Rasio untuk lalu lintas yang belok ke kanan.
Q
ARUS LALU LINTAS
Jumlah unsur lalu lintas yang melalui titik tak
terganggu di hulu, pendekat per satuan waktu (sbg.
Contoh: kebutuhan lalu lintas kend/jam;smp/jam).
Q0
ARUS MELAWAN
Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan,
yang berangkat dalam fase hijau yang sama.
QRTO
ARUS MELAWAN,
BELOK KANAN
Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang
berlawanan (kend/jam; smp/jam)
S
ARUS JENUH
Besarnya keberangkatan antrian didalam suatu
pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam
hijau).
xi
So
ARUS JENUH DASAR
Besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat
selama kondisi ideal (smp/jam hijau).
DS
DERAJAT
KEJENUHAN
Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk
suatu pendekat (Qxc/Sxg).
FR
RASIO ARUS
Rasio arus terhadap arus jenuh (Q/S) dari suatu
pendekat.
IFR
RASIO ARUS
SIMPANG
Jumlah dari rasio arus kritis (= tertinggi) untuk semua
fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus (IFR =
∑(Q/S)CRIT).
PR
RASIO FASE
Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus simpang
(sbg contoh: untuk fase I : PR = FR/IFR).
C
KAPASITAS
Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
(sbg contoh, untuk bagian pendekat j: Cj = Sjxgjxc;
kend/jam. Smp/jam).
F
FAKTOR
PENYESUAIAN
Faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke
nilai sebenarnya dari suatu variabel.
D
TUNDAAN
Waktu tempuh tambahan yang dibutuhkan untuk
melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa
melalui suatu simpang.
Tundaan terdiri dari TUNDAAN LALU LINTAS
(DT) dan TUNDAAN GEOMETRI (DG). DT adalah
waktu tunggu yang disebabkan oleh interaksi lalu
lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan.
DG adalah disebabkan oleh perlambatan dan
percepatan
kendaraan
yang
membelok
di
persimpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu
merah.
QL
PANJANG ANTRIAN
NQ
ANTRIAN
Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat
(kend; smp).
NS
ANGKA HENTI
Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk
berhenti berulang-ulang dalam antrian).
PSV
RASIO KENDARAAN
TERHENTI
Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti
melewati garis henti akibat pengendalaian sinyal.
xii
PENDEKAT
Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk
kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis
henti. (Bila gerakan lalu lintas ke kiri atau ke kanan
dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan
persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat).
WA
LEBAR PENDEKAT
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
bagian tersempit hulu (m).
WMASUK
LEBAR MASUK
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
pada garis henti (m).
WKELUAR
LEBAR KELUAR
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan oleh lalu lintas buangan setelah melewati
persimpangan jalan (m).
WE
LEBAR EFEKTIF
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaiutu dengan
pertimbangan terhadap WA, WMASUK, dan WKELUAR
dan gerakan lalu lintas membelok; m).
L
JARAK
Panjang dari segmen jalan (m).
GRAD
LANDAI JALAN
Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah
perjalanan (=/-%).
COM
KOMERSIAL
Tata guna lahan komersial (sbg contoh: toko, restoran,
kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki
dan kendaraan.
RES
PERMUKIMAN
Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk
langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
RA
AKSES TERBATAS
Jalan masuk langsung terbatas atau tidak sama sekali
(sbg contoh, karena adanya hambatan fisik, jalan
samping dsb).
CS
UKURAN KOTA
Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan.
SF
HAMBATAN
SAMPING
Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan disamping
jalan yang meyebabkan pengurangan terhadap arus
jenuh di dalam pendekat.
i
FASE
Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau
disediakan bagi kombinasi tertentu dari derakan lalu
lintas (i = indeks untuk nomor fase).
xiii
c
WAKTU SIKLUS
Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (sbg.
contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang
berurutan didalam pendekat yang sama; det ).
g
WAKTU HIJAU
Waktu nyala hijau dalam suatu pendekat (det).
gmax
WAKTU HIJAU
MAKSIMUM
Waktu hijau maksimum yang diijinkan dalam suatu
fase untuk kendali lalu lintas aktuasi kendaraan (det).
gmin
WAKTU HIJAU
MINIMUM
Waktu hijau minimum yang diperlukan (sbg contoh,
karena penyeberangan jalan kaki, det).
GR
RASIO HIJAU
Perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus
dalam suatu pendekat ( GR = g/c).
ALLRED
WAKTU MERAH
SEMUA
Waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan
dalam pendekat-pendekat yang dilayani oleh dua fae
sinyal berurutan (det).
AMBER
WAKTU KUNING
Waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau
dalam sebuah pendekat (det).
IG
ANTAR HIJAU
Periode kuning+merah semua antara dua fase sinyal
yang berurutan (det).
LTI
WAKTU HILANG
Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang
lengkap. Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda
antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam
semua fase yang berurutan.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
Halaman
76
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 2.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
77
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 3.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
78
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 4.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
79
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 5.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
80
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 6.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
81
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 7.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
82
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 8.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
83
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 9.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
84
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 10. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
xv
85
Lampiran 11. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
86
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 12. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
87
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 13. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
88
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 14. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
89
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 15. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
90
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 16. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
91
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 17. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
92
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 18. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
93
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 19. Perhitungan Arus Lalu Lintas
94
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 20. Perhitungan Arus Lalu Lintas
95
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 21. Perhitungan Arus Lalu Lintas
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
xvi
96
Lampiran 22. Perhitungan Arus Lalu Lintas
97
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 23. Perhitungan Arus Lalu Lintas
98
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 24. Perhitungan Arus Lalu Lintas
99
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 25. Perhitungan Arus Lalu Lintas
100
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 26. Perhitungan Arus Lalu Lintas
101
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 27. Perhitungan Arus Lalu Lintas
102
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 28. Formulir SIG I – Survei Lapangan
103
Lampiran 29. Formulir SIG II – Survei Lapangan
104
Lampiran 30. Formulir SIG IV – Survei Lapangan
105
Lampiran 31. Formulir SIG V – Survei Lapangan
106
Lampiran 32. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau
107
Lampiran 33. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau
108
Lampiran 34. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau
109
Lampiran 35. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau
110
Lampiran 36. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau
111
Lampiran 37. Formulir SIG I – Alternatif Desain Geometrik Simpang
112
Lampiran 38. Formulir SIG II – Alternatif Desain Geometrik Simpang
113
xvii
Lampiran 39. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Geometrik Simpang
114
Lampiran 40. Formulir SIG V – Alternatif Desain Geometrik Simpang
115
Lampiran 41. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
116
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 42. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
117
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 43. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
118
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 44. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
119
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 45. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
Desain Geometrik Simpang
xviii
120
INTISARI
ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA
MKJI
(STUDI
KASUS
SIMPANG
BERSINYAL
UIN
KALIJAGA
YOGYAKARTA), Eric Goldman Sinar, No.Mhs 9707, Tahun 2010, PPS Transportasi,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Simpang bersinyal sebagai penunjang prasarana transportasi yang bertujuan
untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kemacetan, faktanya menjadi penyebab
kemacetan dengan kinerjanya yang belum optimal. Tundaan yang lama dan antrian yang
panjang mebuat dampak pada kinerja jaringan jalan secara keseluruhan yang
dikarenakannya. Hal ini akan menyebabkan over delayed pada jaringan jalan tersebut.
Survei dilakukan pada simpang bersinyal UIN Kalijaga Yogyakarta pada hari
Senin, Kamis, Sabtu tanggal 10, 13, 15 Mei 2010 dengan jam-jam puncak yaitu pagi
pukul 06.45-08.45 WIB, siang pukul 11.45-13.45 WIB, sore pukul 15.45-17.45 WIB.
Data yang diambil di lapangan meliputi volume arus lalu lintas, waktu siklus lampu, data
geometrik jalan, dan dari pihak yang terkait data yang diambil adalah data jumlah
penduduk. Dalam menganalisis perhitungan waktu siklus digunakan metode MKJI 1997,
sedangkan untuk penentuan kelas pelayanan dipakai tabel tingkat pelayanan HCM 1994.
Hasil analisis tingkat pelayanan masa sekarang pada persimpangan UIN Kalijaga
Yogyakarta berada pada level F dengan tundaan rerata 193,88 det/smp, derajat jenuh
terbesar pada lengan Timur dan Selatan masing-masing sebesar 1,22 dan 1,12. Penulis
kemudian merencanakan tiga alternatif desain. Pertama, desain waktu hijau baru dengan
menggunakan MKJI 1997. Untuk alternatif pertama didapat waktu hijau yang baru untuk
lengan Timur dengan waktu hijau = 43 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 2 detik,
untuk lengan Selatan dengan waktu hijau = 30 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 3
detik, untuk lengan Barat-RT dengan waktu hijau = 10 detik, kuning = 3 detik, merah
semua = 3 detik. Tingkat pelayanan baru juga didapat yaitu D dengan tundaan rerata 25,8
det/smp. Untuk alternatif kedua, desain geometrik jalan dengan waktu siklus sekarang,
diperlukan penambahan lebar pendekat, sehingga untuk lebar pendekat Timur menjadi
12,25 m, untuk lebar pendekat Selatan = 7,10 m, tingkat pelayanan baru juga didapat
yaitu D dengan tundaan rerata 29,3 det/smp. Untuk alternatif ketiga, desain geometrik
jalan disertai dengan desain waktu hijau, dengan menggunakan waktu hijau pada
alternatif pertama, diperlukan penambahan lebar pendekat, untuk pendekat Timur
menjadi 11,75 m, untuk lebar pendekat Selatan = 6,10 m, tingkat pelayanan didapat yaitu
C dengan tundaan rerata 23,5 m. Dengan melihat tujuan dari penelitian ini, penulis
merekomendasikan waktu hijau lampu lalu lintas yang baru dan penambahan lebar
pendekat pada lengan Timur dan Selatan, yang diharapkan dapat memberikan tundaan
yang minimal bagi pengguna jalan.
Kata kunci :
simpang bersinyal, tingkat pelayanan, over delayed, lampu lalu lintas,
waktu siklus, waktu hijau, tundaan rerata
xix
DENGAN METODA MKJI
(STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)
Laporan Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Oleh :
ERIC GOLDMAN SINAR
No. Mahasiswa : 09707 / TST
NPM : 99 02 09707
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
JULI 2010
ii
iii
KATA HANTAR
Terima kasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga,
atas segala berkat dan rahmat yang diberikan, dan yang telah menuntun serta
memberikan kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan judul “ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU
LINTAS
DENGAN
METODA
MKJI
(STUDI
KASUS
SIMPANG
BERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)”.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi syarat dalam meraih gelar
Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu
dengan doa, semangat, dukungan dan hal-hal lain demi kelancaran tugas akhir ini.
Karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat berharga
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Y. Hendra Suryadharma, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan-masukan hingga selesainya laporan
tugas akhir ini.
2. Papa & Mama-ku yang telah banyak membantu dalam doa, tenaga, dan yang
telah membiayai selama kuliah serta memberikan semangat sehingga
terselesainya laporan tugas akhir ini.
iv
3. Kakak-kakaku Eva, Putu dan Adjie yang telah banyak membantu dalam doa,
semangat dan dukungan sehingga terselesainya laporan tugas akhir ini.
4. Anak-anak Teknik Sipil ‘99, bersama kalian sungguh merupakan pengalaman
yang takkan pernah terlupakan.
5. Junavi, Pace Richard, Maturnuwun sanget!!! Ayo Berjuang bersama!!!
6. Keluargaku dalam kasih Tuhan, Rio, Deden, Dedi, Frendy, Dion, Hendrik,
Ferdy, Jomer, dan para Elower yang tak dapat ku sebut satu-satu.
7. Anak-anak asrama Kalimantan Tengah Pakuningratan, terima kasih atas
semua dukungan kalian dan bantuan kalian
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangannya karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk kesempurnaan tugas akhir ini penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang
berguna bagi pembaca sekalian
Yogyakarta,
Juni 2010
Penulis
Eric Goldman Sinar
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
KATA HANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISTILAH ………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
INTISARI ……………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………
1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………
1.5. Manfaat Penelitian
…………………………………………
1.6. Lokasi Daerah Penelitian ……………………………………..
1.7. Kerangka Penulisan …………………………………………
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lampu Lalu Lintas ……………………………………………
2.1.1. Fungsi Lampu Lalu Lintas ……………………………
2.1.2. Ciri-Ciri Fisik Lampu Lalu Lintas …………………….
2.1.3. Lokasi Lampu Lalu Lintas …………………………….
2.1.4. Pengoperasian Lampu Lalu Lintas …………………….
2.2. Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Pada Persimpangan ………
2.2.1. Kapasitas Persimpangan ……………………………….
2.2.2. Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas dan
Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.3. Waktu Hijau Efektif …………………………………………..
BAB III. LANDASAN TEORI
3.1. Komposisi Lalu Lintas ……………………………………….
3.2. Arus Lalu Lintas ……………………………………………..
3.3. Prosedur Perhitungan Simpang Bersinyal ……………………
3.3.1. Data Masukan ………………………………………...
3.3.2. Penggunaan Sinyal …………………………………..
3.3.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………..
3.3.4. Kapasitas …………………………………………….
3.3.5. Perilaku Lalu Lintas ………………………………….
vi
i
ii
iv
vi
viii
x
xi
xv
xix
1
2
2
3
3
3
4
5
5
6
7
7
8
8
9
12
12
13
14
15
15
17
18
30
31
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Umum ………………………………………………………..
4.2. Sumber Data …………………………………………………..
4.3. Metode Pelaksanaan …………………………………………
4.3.1. Survei Pendahuluan ………………………………….
4.3.2. Penyusunan Formulir Penelitian ……………………..
4.3.3. Peralatan Penelitian …………………………………
4.3.4. Pengukuran Geometrik Jalan …………………………
4.3.5. Pencacahan Arus Lalu Lintas …………………………
4.3.6. Penentuan Fase dan Waktu Sinyal ……………………
4.4. Kesulitan dan Pemecahannya …………………………………
4.5. Bagan Alir ……………………………………………………
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengumpulan Data …………………………………………..
5.1.1. Data Arus Lalu Lintas …………………………………
5.1.2. Kondisi Geometrik Persimpangan ……………………..
5.1.3. Data Waktu Pengaturan ………………………………..
5.1.4. Data Jumlah Penduduk ………………………………..
5.2. Analisis Kinerja Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal …….
5.2.1. Data Masukan …………………………………………
5.2.2. Penggunaan Sinyal ……………………………………
5.2.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………...
5.2.4. Kapasitas ………………………………………………
5.2.5. Perilaku Lalu Lintas …………………………………….
5.3. Pembahasan …………………………………………………..
5.3.1. Alternatif Desain Waktu Hijau
……………………..
5.3.2. Alternatif Desain Geometrik Jalan …………………..
5.3.3. Alternatif Desain Kondisi Geometrik Jalan
Disertai Desain Waktu Hijau …………………………
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan …………………………………………………...
6.2. Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ………………………………………………………………….
vii
38
38
39
39
39
40
40
40
42
42
43
44
44
45
46
47
47
48
50
51
56
57
62
63
67
70
74
75
76
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Kriteria Tingkat Pelayanan Simpang
11
dengan Lampu Lalu Lintas
Tabel 3.1.
Faktor Emp Beberapa Tipe Kendaraan
14
Tabel 3.2.
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)
24
Tabel 3.3.
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FSF)
24
Tabel 5.1.
Perhitungan Arus LaluLintas Pada Pendekat Timur
Pada Hari Senin Tanggal 10 Mei 2010
Jam 06.45-07.45
44
Tabel 5.2.
Volume LaluLintas Terpadat
45
Tabel 5.3.
Lebar Ruas Jalan
45
Tabel 5.4.
Waktu Siklus Lampu Lalu Lintas Pada Persimpangan
46
Tabel 5.5.
Rasio Kendaraan Berbelok Simpang
Berdasarkan Data Survei
Tabel 5.6.
51
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Simpang
Berdasarkan Data Survei
52
Tabel 5.7.
Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei
55
Tabel 5.8.
Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei
Untuk Perhitungan Perilaku Lalu Lintas (SIG-V)
Tabel 5.9.
57
Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Waktu Hijau
viii
66
Tabel 5.10. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Waktu Hijau
66
Tabel 5.11. Tabel Geometrik Simpang
67
Tabel 5.12. Tabel Geometrik Simpang Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan
68
Tabel 5.13. Nilai Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan
69
Tabel 5.14. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan
70
Tabel 5.15. Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan
Disertai Dengan Alternatif Desain Waktu
72
Tabel 5.16. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Kondisi Geometrik Jalan Disertai
Dengan Alternatif Desain Waktu
ix
73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Simpang UIN Kalijaga Yogyakarta
Gambar 2.1.
Grafik Tingkat Layanan (LOS)
Gambar 3.1.
Arus Jenuh Dasar SO
Halaman
2
(untuk pendekat tanpa lajur belok kanan terpisah)
Gambar 3.2.
11
21
Arus Jenuh Dasar SO
(untuk tipe pendekat dengan lajur belok kanan terpisah)
22
Gambar 3.3.
Faktor Penyesuaian Untuk Kelandaian (FG)
25
Gambar 3.4.
Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Parkir
dan Lajur Belok Kiri Yang Pendek (LP)
Gambar 3.5.
26
Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kanan (FRT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Jalan
Dua Arah, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)
Gambar 3.6.
27
Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kiri (FLT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Tanpa Belok
Kiri Langsung, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)
Gambar 3.7.
28
Jumlah Kendaraan Antri (smp) Yang Tersisa Dari Fase
Hijau Sebelumnya (NQ1)
33
Gambar 3.8.
Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) Dalam smp
34
Gambar 4.1.
Denah Posisi Pengamat Saat Penelitian
41
Gambar 4.2.
Bagan Alir Penelitian
43
Gambar 5.1.
Diagram Siklus Waktu Lampu Lalu Lintas
47
x
DAFTAR ISTILAH
emp
EKIVALENSI MOBIL
PENUMPANG
Faktor dari berbagai tipe kendaraan sehubungan
dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari
antrian dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan
(untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang
sasisnya sama, emp=1,0).
smp
SATUAN MOBIL
PENUMPANG
Satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan
yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk
mobil penumpang) dengan menggunakan faktor emp.
Type O
ARUS BERANGKAT
TERLAWAN
Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok
kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat
dengan lampu hijau pada fase yang sama.
Type P
ARUS BERANGKAT
TERLINDUNG
Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas
belok kanan dan lurus.
LT
BELOK KIRI
Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri.
LTOR
BELOK KIRI
LANGSUNG
Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang diijinkan lewat
pada saat sinyal merah.
ST
LURUS
Indeks untuk lalu lintas yang lurus.
RT
BELOK KANAN
Indeks untuk lalu lintas yang belok ke kanan.
T
PEMBELOKAN
Indeks untuk lalu lintas yang berbelok.
PRT
RASIO BELOK
KANAN
Rasio untuk lalu lintas yang belok ke kanan.
Q
ARUS LALU LINTAS
Jumlah unsur lalu lintas yang melalui titik tak
terganggu di hulu, pendekat per satuan waktu (sbg.
Contoh: kebutuhan lalu lintas kend/jam;smp/jam).
Q0
ARUS MELAWAN
Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan,
yang berangkat dalam fase hijau yang sama.
QRTO
ARUS MELAWAN,
BELOK KANAN
Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang
berlawanan (kend/jam; smp/jam)
S
ARUS JENUH
Besarnya keberangkatan antrian didalam suatu
pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam
hijau).
xi
So
ARUS JENUH DASAR
Besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat
selama kondisi ideal (smp/jam hijau).
DS
DERAJAT
KEJENUHAN
Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk
suatu pendekat (Qxc/Sxg).
FR
RASIO ARUS
Rasio arus terhadap arus jenuh (Q/S) dari suatu
pendekat.
IFR
RASIO ARUS
SIMPANG
Jumlah dari rasio arus kritis (= tertinggi) untuk semua
fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus (IFR =
∑(Q/S)CRIT).
PR
RASIO FASE
Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus simpang
(sbg contoh: untuk fase I : PR = FR/IFR).
C
KAPASITAS
Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
(sbg contoh, untuk bagian pendekat j: Cj = Sjxgjxc;
kend/jam. Smp/jam).
F
FAKTOR
PENYESUAIAN
Faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke
nilai sebenarnya dari suatu variabel.
D
TUNDAAN
Waktu tempuh tambahan yang dibutuhkan untuk
melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa
melalui suatu simpang.
Tundaan terdiri dari TUNDAAN LALU LINTAS
(DT) dan TUNDAAN GEOMETRI (DG). DT adalah
waktu tunggu yang disebabkan oleh interaksi lalu
lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan.
DG adalah disebabkan oleh perlambatan dan
percepatan
kendaraan
yang
membelok
di
persimpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu
merah.
QL
PANJANG ANTRIAN
NQ
ANTRIAN
Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat
(kend; smp).
NS
ANGKA HENTI
Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk
berhenti berulang-ulang dalam antrian).
PSV
RASIO KENDARAAN
TERHENTI
Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti
melewati garis henti akibat pengendalaian sinyal.
xii
PENDEKAT
Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk
kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis
henti. (Bila gerakan lalu lintas ke kiri atau ke kanan
dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan
persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat).
WA
LEBAR PENDEKAT
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
bagian tersempit hulu (m).
WMASUK
LEBAR MASUK
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
pada garis henti (m).
WKELUAR
LEBAR KELUAR
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan oleh lalu lintas buangan setelah melewati
persimpangan jalan (m).
WE
LEBAR EFEKTIF
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaiutu dengan
pertimbangan terhadap WA, WMASUK, dan WKELUAR
dan gerakan lalu lintas membelok; m).
L
JARAK
Panjang dari segmen jalan (m).
GRAD
LANDAI JALAN
Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah
perjalanan (=/-%).
COM
KOMERSIAL
Tata guna lahan komersial (sbg contoh: toko, restoran,
kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki
dan kendaraan.
RES
PERMUKIMAN
Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk
langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
RA
AKSES TERBATAS
Jalan masuk langsung terbatas atau tidak sama sekali
(sbg contoh, karena adanya hambatan fisik, jalan
samping dsb).
CS
UKURAN KOTA
Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan.
SF
HAMBATAN
SAMPING
Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan disamping
jalan yang meyebabkan pengurangan terhadap arus
jenuh di dalam pendekat.
i
FASE
Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau
disediakan bagi kombinasi tertentu dari derakan lalu
lintas (i = indeks untuk nomor fase).
xiii
c
WAKTU SIKLUS
Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (sbg.
contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang
berurutan didalam pendekat yang sama; det ).
g
WAKTU HIJAU
Waktu nyala hijau dalam suatu pendekat (det).
gmax
WAKTU HIJAU
MAKSIMUM
Waktu hijau maksimum yang diijinkan dalam suatu
fase untuk kendali lalu lintas aktuasi kendaraan (det).
gmin
WAKTU HIJAU
MINIMUM
Waktu hijau minimum yang diperlukan (sbg contoh,
karena penyeberangan jalan kaki, det).
GR
RASIO HIJAU
Perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus
dalam suatu pendekat ( GR = g/c).
ALLRED
WAKTU MERAH
SEMUA
Waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan
dalam pendekat-pendekat yang dilayani oleh dua fae
sinyal berurutan (det).
AMBER
WAKTU KUNING
Waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau
dalam sebuah pendekat (det).
IG
ANTAR HIJAU
Periode kuning+merah semua antara dua fase sinyal
yang berurutan (det).
LTI
WAKTU HILANG
Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang
lengkap. Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda
antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam
semua fase yang berurutan.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
Halaman
76
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 2.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
77
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 3.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
78
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 4.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
79
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 5.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
80
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 6.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
81
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 7.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
82
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 8.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
83
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 9.
Survei Lalu Lintas Per 15 Menit
84
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 10. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
xv
85
Lampiran 11. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
86
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 12. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
87
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 13. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
88
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 14. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
89
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 15. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
90
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 16. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
91
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 17. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
92
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 18. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
93
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 19. Perhitungan Arus Lalu Lintas
94
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 20. Perhitungan Arus Lalu Lintas
95
Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 21. Perhitungan Arus Lalu Lintas
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
xvi
96
Lampiran 22. Perhitungan Arus Lalu Lintas
97
Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 23. Perhitungan Arus Lalu Lintas
98
Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 24. Perhitungan Arus Lalu Lintas
99
Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 25. Perhitungan Arus Lalu Lintas
100
Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 26. Perhitungan Arus Lalu Lintas
101
Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 27. Perhitungan Arus Lalu Lintas
102
Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 28. Formulir SIG I – Survei Lapangan
103
Lampiran 29. Formulir SIG II – Survei Lapangan
104
Lampiran 30. Formulir SIG IV – Survei Lapangan
105
Lampiran 31. Formulir SIG V – Survei Lapangan
106
Lampiran 32. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau
107
Lampiran 33. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau
108
Lampiran 34. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau
109
Lampiran 35. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau
110
Lampiran 36. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau
111
Lampiran 37. Formulir SIG I – Alternatif Desain Geometrik Simpang
112
Lampiran 38. Formulir SIG II – Alternatif Desain Geometrik Simpang
113
xvii
Lampiran 39. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Geometrik Simpang
114
Lampiran 40. Formulir SIG V – Alternatif Desain Geometrik Simpang
115
Lampiran 41. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
116
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 42. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
117
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 43. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
118
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 44. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
119
Desain Geometrik Simpang
Lampiran 45. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
Desain Geometrik Simpang
xviii
120
INTISARI
ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA
MKJI
(STUDI
KASUS
SIMPANG
BERSINYAL
UIN
KALIJAGA
YOGYAKARTA), Eric Goldman Sinar, No.Mhs 9707, Tahun 2010, PPS Transportasi,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Simpang bersinyal sebagai penunjang prasarana transportasi yang bertujuan
untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kemacetan, faktanya menjadi penyebab
kemacetan dengan kinerjanya yang belum optimal. Tundaan yang lama dan antrian yang
panjang mebuat dampak pada kinerja jaringan jalan secara keseluruhan yang
dikarenakannya. Hal ini akan menyebabkan over delayed pada jaringan jalan tersebut.
Survei dilakukan pada simpang bersinyal UIN Kalijaga Yogyakarta pada hari
Senin, Kamis, Sabtu tanggal 10, 13, 15 Mei 2010 dengan jam-jam puncak yaitu pagi
pukul 06.45-08.45 WIB, siang pukul 11.45-13.45 WIB, sore pukul 15.45-17.45 WIB.
Data yang diambil di lapangan meliputi volume arus lalu lintas, waktu siklus lampu, data
geometrik jalan, dan dari pihak yang terkait data yang diambil adalah data jumlah
penduduk. Dalam menganalisis perhitungan waktu siklus digunakan metode MKJI 1997,
sedangkan untuk penentuan kelas pelayanan dipakai tabel tingkat pelayanan HCM 1994.
Hasil analisis tingkat pelayanan masa sekarang pada persimpangan UIN Kalijaga
Yogyakarta berada pada level F dengan tundaan rerata 193,88 det/smp, derajat jenuh
terbesar pada lengan Timur dan Selatan masing-masing sebesar 1,22 dan 1,12. Penulis
kemudian merencanakan tiga alternatif desain. Pertama, desain waktu hijau baru dengan
menggunakan MKJI 1997. Untuk alternatif pertama didapat waktu hijau yang baru untuk
lengan Timur dengan waktu hijau = 43 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 2 detik,
untuk lengan Selatan dengan waktu hijau = 30 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 3
detik, untuk lengan Barat-RT dengan waktu hijau = 10 detik, kuning = 3 detik, merah
semua = 3 detik. Tingkat pelayanan baru juga didapat yaitu D dengan tundaan rerata 25,8
det/smp. Untuk alternatif kedua, desain geometrik jalan dengan waktu siklus sekarang,
diperlukan penambahan lebar pendekat, sehingga untuk lebar pendekat Timur menjadi
12,25 m, untuk lebar pendekat Selatan = 7,10 m, tingkat pelayanan baru juga didapat
yaitu D dengan tundaan rerata 29,3 det/smp. Untuk alternatif ketiga, desain geometrik
jalan disertai dengan desain waktu hijau, dengan menggunakan waktu hijau pada
alternatif pertama, diperlukan penambahan lebar pendekat, untuk pendekat Timur
menjadi 11,75 m, untuk lebar pendekat Selatan = 6,10 m, tingkat pelayanan didapat yaitu
C dengan tundaan rerata 23,5 m. Dengan melihat tujuan dari penelitian ini, penulis
merekomendasikan waktu hijau lampu lalu lintas yang baru dan penambahan lebar
pendekat pada lengan Timur dan Selatan, yang diharapkan dapat memberikan tundaan
yang minimal bagi pengguna jalan.
Kata kunci :
simpang bersinyal, tingkat pelayanan, over delayed, lampu lalu lintas,
waktu siklus, waktu hijau, tundaan rerata
xix