ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI (STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA).

ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS
DENGAN METODA MKJI
(STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Oleh :
ERIC GOLDMAN SINAR
No. Mahasiswa : 09707 / TST
NPM : 99 02 09707

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
JULI 2010

ii 

 

iii 
 

KATA HANTAR

Terima kasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga,
atas segala berkat dan rahmat yang diberikan, dan yang telah menuntun serta
memberikan kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan judul “ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU
LINTAS

DENGAN

METODA

MKJI

(STUDI


KASUS

SIMPANG

BERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA)”.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi syarat dalam meraih gelar
Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu
dengan doa, semangat, dukungan dan hal-hal lain demi kelancaran tugas akhir ini.
Karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat berharga
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Y. Hendra Suryadharma, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan-masukan hingga selesainya laporan
tugas akhir ini.
2. Papa & Mama-ku yang telah banyak membantu dalam doa, tenaga, dan yang
telah membiayai selama kuliah serta memberikan semangat sehingga
terselesainya laporan tugas akhir ini.


iv

3. Kakak-kakaku Eva, Putu dan Adjie yang telah banyak membantu dalam doa,
semangat dan dukungan sehingga terselesainya laporan tugas akhir ini.
4. Anak-anak Teknik Sipil ‘99, bersama kalian sungguh merupakan pengalaman
yang takkan pernah terlupakan.
5. Junavi, Pace Richard, Maturnuwun sanget!!! Ayo Berjuang bersama!!!
6. Keluargaku dalam kasih Tuhan, Rio, Deden, Dedi, Frendy, Dion, Hendrik,
Ferdy, Jomer, dan para Elower yang tak dapat ku sebut satu-satu.
7. Anak-anak asrama Kalimantan Tengah Pakuningratan, terima kasih atas
semua dukungan kalian dan bantuan kalian
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangannya karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk kesempurnaan tugas akhir ini penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang
berguna bagi pembaca sekalian

Yogyakarta,


Juni 2010

Penulis

Eric Goldman Sinar

v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
KATA HANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISTILAH ………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………

INTISARI ……………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………
1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………
1.5. Manfaat Penelitian
…………………………………………
1.6. Lokasi Daerah Penelitian ……………………………………..
1.7. Kerangka Penulisan …………………………………………
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lampu Lalu Lintas ……………………………………………
2.1.1. Fungsi Lampu Lalu Lintas ……………………………
2.1.2. Ciri-Ciri Fisik Lampu Lalu Lintas …………………….
2.1.3. Lokasi Lampu Lalu Lintas …………………………….
2.1.4. Pengoperasian Lampu Lalu Lintas …………………….
2.2. Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Pada Persimpangan ………
2.2.1. Kapasitas Persimpangan ……………………………….
2.2.2. Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas dan

Tingkat Pelayanan …………………………………….
2.3. Waktu Hijau Efektif …………………………………………..
BAB III. LANDASAN TEORI
3.1. Komposisi Lalu Lintas ……………………………………….
3.2. Arus Lalu Lintas ……………………………………………..
3.3. Prosedur Perhitungan Simpang Bersinyal ……………………
3.3.1. Data Masukan ………………………………………...
3.3.2. Penggunaan Sinyal …………………………………..
3.3.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………..
3.3.4. Kapasitas …………………………………………….
3.3.5. Perilaku Lalu Lintas ………………………………….

vi

i
ii
iv
vi
viii
x

xi
xv
xix
1
2
2
3
3
3
4
5
5
6
7
7
8
8
9
12
12

13
14
15
15
17
18
30
31

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Umum ………………………………………………………..
4.2. Sumber Data …………………………………………………..
4.3. Metode Pelaksanaan …………………………………………
4.3.1. Survei Pendahuluan ………………………………….
4.3.2. Penyusunan Formulir Penelitian ……………………..
4.3.3. Peralatan Penelitian …………………………………
4.3.4. Pengukuran Geometrik Jalan …………………………
4.3.5. Pencacahan Arus Lalu Lintas …………………………
4.3.6. Penentuan Fase dan Waktu Sinyal ……………………
4.4. Kesulitan dan Pemecahannya …………………………………

4.5. Bagan Alir ……………………………………………………
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengumpulan Data …………………………………………..
5.1.1. Data Arus Lalu Lintas …………………………………
5.1.2. Kondisi Geometrik Persimpangan ……………………..
5.1.3. Data Waktu Pengaturan ………………………………..
5.1.4. Data Jumlah Penduduk ………………………………..
5.2. Analisis Kinerja Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal …….
5.2.1. Data Masukan …………………………………………
5.2.2. Penggunaan Sinyal ……………………………………
5.2.3. Penentuan Waktu Sinyal ……………………………...
5.2.4. Kapasitas ………………………………………………
5.2.5. Perilaku Lalu Lintas …………………………………….
5.3. Pembahasan …………………………………………………..
5.3.1. Alternatif Desain Waktu Hijau
……………………..
5.3.2. Alternatif Desain Geometrik Jalan …………………..
5.3.3. Alternatif Desain Kondisi Geometrik Jalan
Disertai Desain Waktu Hijau …………………………
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan …………………………………………………...
6.2. Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ………………………………………………………………….

vii

38
38
39
39
39
40
40
40
42
42
43
44
44

45
46
47
47
48
50
51
56
57
62
63
67
70
74
75
76

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Kriteria Tingkat Pelayanan Simpang

11

dengan Lampu Lalu Lintas
Tabel 3.1.

Faktor Emp Beberapa Tipe Kendaraan

14

Tabel 3.2.

Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)

24

Tabel 3.3.

Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FSF)

24

Tabel 5.1.

Perhitungan Arus LaluLintas Pada Pendekat Timur
Pada Hari Senin Tanggal 10 Mei 2010
Jam 06.45-07.45

44

Tabel 5.2.

Volume LaluLintas Terpadat

45

Tabel 5.3.

Lebar Ruas Jalan

45

Tabel 5.4.

Waktu Siklus Lampu Lalu Lintas Pada Persimpangan

46

Tabel 5.5.

Rasio Kendaraan Berbelok Simpang
Berdasarkan Data Survei

Tabel 5.6.

51

Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Simpang
Berdasarkan Data Survei

52

Tabel 5.7.

Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei

55

Tabel 5.8.

Arus Lalu Lintas Simpang Berdasarkan Data Survei
Untuk Perhitungan Perilaku Lalu Lintas (SIG-V)

Tabel 5.9.

57

Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Waktu Hijau

viii

66

Tabel 5.10. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Waktu Hijau

66

Tabel 5.11. Tabel Geometrik Simpang

67

Tabel 5.12. Tabel Geometrik Simpang Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan

68

Tabel 5.13. Nilai Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Simpang
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan

69

Tabel 5.14. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Geometrik Jalan

70

Tabel 5.15. Nilai Hijau, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Setelah Diberikan Alternatif Desain Geometrik Jalan
Disertai Dengan Alternatif Desain Waktu

72

Tabel 5.16. Panjang Antrian Setelah Diberikan Alternatif
Desain Kondisi Geometrik Jalan Disertai
Dengan Alternatif Desain Waktu

ix

73

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.

Simpang UIN Kalijaga Yogyakarta

Gambar 2.1.

Grafik Tingkat Layanan (LOS)

Gambar 3.1.

Arus Jenuh Dasar SO

Halaman
2

(untuk pendekat tanpa lajur belok kanan terpisah)
Gambar 3.2.

11

21

Arus Jenuh Dasar SO
(untuk tipe pendekat dengan lajur belok kanan terpisah)

22

Gambar 3.3.

Faktor Penyesuaian Untuk Kelandaian (FG)

25

Gambar 3.4.

Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Parkir
dan Lajur Belok Kiri Yang Pendek (LP)

Gambar 3.5.

26

Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kanan (FRT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Jalan
Dua Arah, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)

Gambar 3.6.

27

Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kiri (FLT)
(Hanya Berlaku Untuk Tipe Pendekat P, Tanpa Belok
Kiri Langsung, Lebar Efektif Ditentukan Oleh Lebar Masuk)

Gambar 3.7.

28

Jumlah Kendaraan Antri (smp) Yang Tersisa Dari Fase
Hijau Sebelumnya (NQ1)

33

Gambar 3.8.

Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) Dalam smp

34

Gambar 4.1.

Denah Posisi Pengamat Saat Penelitian

41

Gambar 4.2.

Bagan Alir Penelitian

43

Gambar 5.1.

Diagram Siklus Waktu Lampu Lalu Lintas

47

x

DAFTAR ISTILAH

emp

EKIVALENSI MOBIL
PENUMPANG

Faktor dari berbagai tipe kendaraan sehubungan
dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari
antrian dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan
(untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang
sasisnya sama, emp=1,0).

smp

SATUAN MOBIL
PENUMPANG

Satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan
yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk
mobil penumpang) dengan menggunakan faktor emp.

Type O

ARUS BERANGKAT
TERLAWAN

Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok
kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat
dengan lampu hijau pada fase yang sama.

Type P

ARUS BERANGKAT
TERLINDUNG

Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas
belok kanan dan lurus.

LT

BELOK KIRI

Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri.

LTOR

BELOK KIRI
LANGSUNG

Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang diijinkan lewat
pada saat sinyal merah.

ST

LURUS

Indeks untuk lalu lintas yang lurus.

RT

BELOK KANAN

Indeks untuk lalu lintas yang belok ke kanan.

T

PEMBELOKAN

Indeks untuk lalu lintas yang berbelok.

PRT

RASIO BELOK
KANAN

Rasio untuk lalu lintas yang belok ke kanan.

Q

ARUS LALU LINTAS

Jumlah unsur lalu lintas yang melalui titik tak
terganggu di hulu, pendekat per satuan waktu (sbg.
Contoh: kebutuhan lalu lintas kend/jam;smp/jam).

Q0

ARUS MELAWAN

Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan,
yang berangkat dalam fase hijau yang sama.

QRTO

ARUS MELAWAN,
BELOK KANAN

Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang
berlawanan (kend/jam; smp/jam)

S

ARUS JENUH

Besarnya keberangkatan antrian didalam suatu
pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam
hijau).
xi

So

ARUS JENUH DASAR

Besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat
selama kondisi ideal (smp/jam hijau).

DS

DERAJAT
KEJENUHAN

Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk
suatu pendekat (Qxc/Sxg).

FR

RASIO ARUS

Rasio arus terhadap arus jenuh (Q/S) dari suatu
pendekat.

IFR

RASIO ARUS
SIMPANG

Jumlah dari rasio arus kritis (= tertinggi) untuk semua
fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus (IFR =
∑(Q/S)CRIT).

PR

RASIO FASE

Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus simpang
(sbg contoh: untuk fase I : PR = FR/IFR).

C

KAPASITAS

Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
(sbg contoh, untuk bagian pendekat j: Cj = Sjxgjxc;
kend/jam. Smp/jam).

F

FAKTOR
PENYESUAIAN

Faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke
nilai sebenarnya dari suatu variabel.

D

TUNDAAN

Waktu tempuh tambahan yang dibutuhkan untuk
melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa
melalui suatu simpang.
Tundaan terdiri dari TUNDAAN LALU LINTAS
(DT) dan TUNDAAN GEOMETRI (DG). DT adalah
waktu tunggu yang disebabkan oleh interaksi lalu
lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan.
DG adalah disebabkan oleh perlambatan dan
percepatan
kendaraan
yang
membelok
di
persimpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu
merah.

QL

PANJANG ANTRIAN

NQ

ANTRIAN

Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat
(kend; smp).
NS

ANGKA HENTI
Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk
berhenti berulang-ulang dalam antrian).

PSV

RASIO KENDARAAN
TERHENTI

Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti
melewati garis henti akibat pengendalaian sinyal.

xii

PENDEKAT

Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk
kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis
henti. (Bila gerakan lalu lintas ke kiri atau ke kanan
dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan
persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat).

WA

LEBAR PENDEKAT

Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
bagian tersempit hulu (m).

WMASUK

LEBAR MASUK

Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur di
pada garis henti (m).

WKELUAR

LEBAR KELUAR

Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan oleh lalu lintas buangan setelah melewati
persimpangan jalan (m).

WE

LEBAR EFEKTIF

Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaiutu dengan
pertimbangan terhadap WA, WMASUK, dan WKELUAR
dan gerakan lalu lintas membelok; m).

L

JARAK

Panjang dari segmen jalan (m).

GRAD

LANDAI JALAN

Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah
perjalanan (=/-%).

COM

KOMERSIAL

Tata guna lahan komersial (sbg contoh: toko, restoran,
kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki
dan kendaraan.

RES

PERMUKIMAN

Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk
langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.

RA

AKSES TERBATAS

Jalan masuk langsung terbatas atau tidak sama sekali
(sbg contoh, karena adanya hambatan fisik, jalan
samping dsb).

CS

UKURAN KOTA

Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan.

SF

HAMBATAN
SAMPING

Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan disamping
jalan yang meyebabkan pengurangan terhadap arus
jenuh di dalam pendekat.

i

FASE

Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau
disediakan bagi kombinasi tertentu dari derakan lalu
lintas (i = indeks untuk nomor fase).

xiii

c

WAKTU SIKLUS

Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (sbg.
contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang
berurutan didalam pendekat yang sama; det ).

g

WAKTU HIJAU

Waktu nyala hijau dalam suatu pendekat (det).

gmax

WAKTU HIJAU
MAKSIMUM

Waktu hijau maksimum yang diijinkan dalam suatu
fase untuk kendali lalu lintas aktuasi kendaraan (det).

gmin

WAKTU HIJAU
MINIMUM

Waktu hijau minimum yang diperlukan (sbg contoh,
karena penyeberangan jalan kaki, det).

GR

RASIO HIJAU

Perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus
dalam suatu pendekat ( GR = g/c).

ALLRED

WAKTU MERAH
SEMUA

Waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan
dalam pendekat-pendekat yang dilayani oleh dua fae
sinyal berurutan (det).

AMBER

WAKTU KUNING

Waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau
dalam sebuah pendekat (det).

IG

ANTAR HIJAU

Periode kuning+merah semua antara dua fase sinyal
yang berurutan (det).

LTI

WAKTU HILANG

Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang
lengkap. Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda
antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam
semua fase yang berurutan.

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

Halaman
76

Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 2.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

77

Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 3.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

78

Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 4.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

79

Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 5.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

80

Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 6.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

81

Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 7.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

82

Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 8.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

83

Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 9.

Survei Lalu Lintas Per 15 Menit

84

Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 10. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam
Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010

xv

85

Lampiran 11. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

86

Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 12. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

87

Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 13. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

88

Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 14. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

89

Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 15. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

90

Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 16. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

91

Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 17. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

92

Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 18. Survei Lalu Lintas Per 1 Jam

93

Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 19. Perhitungan Arus Lalu Lintas

94

Pada Pendekat Timur, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 20. Perhitungan Arus Lalu Lintas

95

Pada Pendekat Selatan, Senin 10 Mei 2010
Lampiran 21. Perhitungan Arus Lalu Lintas
Pada Pendekat Barat, Senin 10 Mei 2010

xvi

96

Lampiran 22. Perhitungan Arus Lalu Lintas

97

Pada Pendekat Timur, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 23. Perhitungan Arus Lalu Lintas

98

Pada Pendekat Selatan, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 24. Perhitungan Arus Lalu Lintas

99

Pada Pendekat Barat, Kamis 13 Mei 2010
Lampiran 25. Perhitungan Arus Lalu Lintas

100

Pada Pendekat Timur, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 26. Perhitungan Arus Lalu Lintas

101

Pada Pendekat Selatan, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 27. Perhitungan Arus Lalu Lintas

102

Pada Pendekat Barat, Sabtu 15 Mei 2010
Lampiran 28. Formulir SIG I – Survei Lapangan

103

Lampiran 29. Formulir SIG II – Survei Lapangan

104

Lampiran 30. Formulir SIG IV – Survei Lapangan

105

Lampiran 31. Formulir SIG V – Survei Lapangan

106

Lampiran 32. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau

107

Lampiran 33. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau

108

Lampiran 34. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau

109

Lampiran 35. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau

110

Lampiran 36. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau

111

Lampiran 37. Formulir SIG I – Alternatif Desain Geometrik Simpang

112

Lampiran 38. Formulir SIG II – Alternatif Desain Geometrik Simpang

113

xvii

Lampiran 39. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Geometrik Simpang

114

Lampiran 40. Formulir SIG V – Alternatif Desain Geometrik Simpang

115

Lampiran 41. Formulir SIG I – Alternatif Desain Waktu Hijau dan

116

Desain Geometrik Simpang
Lampiran 42. Formulir SIG II – Alternatif Desain Waktu Hijau dan

117

Desain Geometrik Simpang
Lampiran 43. Formulir SIG III – Alternatif Desain Waktu Hijau dan

118

Desain Geometrik Simpang
Lampiran 44. Formulir SIG IV – Alternatif Desain Waktu Hijau dan

119

Desain Geometrik Simpang
Lampiran 45. Formulir SIG V – Alternatif Desain Waktu Hijau dan
Desain Geometrik Simpang

xviii

120

INTISARI
ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA
MKJI
(STUDI
KASUS
SIMPANG
BERSINYAL
UIN
KALIJAGA
YOGYAKARTA), Eric Goldman Sinar, No.Mhs 9707, Tahun 2010, PPS Transportasi,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Simpang bersinyal sebagai penunjang prasarana transportasi yang bertujuan
untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kemacetan, faktanya menjadi penyebab
kemacetan dengan kinerjanya yang belum optimal. Tundaan yang lama dan antrian yang
panjang mebuat dampak pada kinerja jaringan jalan secara keseluruhan yang
dikarenakannya. Hal ini akan menyebabkan over delayed pada jaringan jalan tersebut.
Survei dilakukan pada simpang bersinyal UIN Kalijaga Yogyakarta pada hari
Senin, Kamis, Sabtu tanggal 10, 13, 15 Mei 2010 dengan jam-jam puncak yaitu pagi
pukul 06.45-08.45 WIB, siang pukul 11.45-13.45 WIB, sore pukul 15.45-17.45 WIB.
Data yang diambil di lapangan meliputi volume arus lalu lintas, waktu siklus lampu, data
geometrik jalan, dan dari pihak yang terkait data yang diambil adalah data jumlah
penduduk. Dalam menganalisis perhitungan waktu siklus digunakan metode MKJI 1997,
sedangkan untuk penentuan kelas pelayanan dipakai tabel tingkat pelayanan HCM 1994.
Hasil analisis tingkat pelayanan masa sekarang pada persimpangan UIN Kalijaga
Yogyakarta berada pada level F dengan tundaan rerata 193,88 det/smp, derajat jenuh
terbesar pada lengan Timur dan Selatan masing-masing sebesar 1,22 dan 1,12. Penulis
kemudian merencanakan tiga alternatif desain. Pertama, desain waktu hijau baru dengan
menggunakan MKJI 1997. Untuk alternatif pertama didapat waktu hijau yang baru untuk
lengan Timur dengan waktu hijau = 43 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 2 detik,
untuk lengan Selatan dengan waktu hijau = 30 detik, kuning = 3 detik, merah semua = 3
detik, untuk lengan Barat-RT dengan waktu hijau = 10 detik, kuning = 3 detik, merah
semua = 3 detik. Tingkat pelayanan baru juga didapat yaitu D dengan tundaan rerata 25,8
det/smp. Untuk alternatif kedua, desain geometrik jalan dengan waktu siklus sekarang,
diperlukan penambahan lebar pendekat, sehingga untuk lebar pendekat Timur menjadi
12,25 m, untuk lebar pendekat Selatan = 7,10 m, tingkat pelayanan baru juga didapat
yaitu D dengan tundaan rerata 29,3 det/smp. Untuk alternatif ketiga, desain geometrik
jalan disertai dengan desain waktu hijau, dengan menggunakan waktu hijau pada
alternatif pertama, diperlukan penambahan lebar pendekat, untuk pendekat Timur
menjadi 11,75 m, untuk lebar pendekat Selatan = 6,10 m, tingkat pelayanan didapat yaitu
C dengan tundaan rerata 23,5 m. Dengan melihat tujuan dari penelitian ini, penulis
merekomendasikan waktu hijau lampu lalu lintas yang baru dan penambahan lebar
pendekat pada lengan Timur dan Selatan, yang diharapkan dapat memberikan tundaan
yang minimal bagi pengguna jalan.

Kata kunci :

simpang bersinyal, tingkat pelayanan, over delayed, lampu lalu lintas,
waktu siklus, waktu hijau, tundaan rerata

xix