UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENDEKATAN P MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2016/2017.

(1)

Oleh :

Iko Mustafa Boangmanalu NIM 4123311016

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Iko Mustafa Boangmanalu lahir di Sosor, 17 November 1993. Ayah bernama Syahrin Boangmanalu dan Ibu bernama Kesi Cibro dan merupakan anak keenan dari tujuh bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri Lae Tarondi dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di SMP Negeri 1 Salak dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis bersekolah di SMA Negeri 1 Salak dan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.


(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENDEKATAN P MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII

SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2016/2017 Iko Mustafa Boangmanalu

(NIM 4123311016) ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran sistem persamaan linier dua variabel” di kelas VIII SMPN 35 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan kendala dan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam sistem persamaan linier dua variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 SMPN 35 Medan yang berjumlah 32 orang. Yang menjadi objek penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan. Instrumen penelitian dalam mengumpulkan data adalah tes awal, tes berpikir kreatif, dan observasi.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Dari tes awal yang diperoleh nilai rata-rata 50 dengan tingkat ketuntasan 25% Dari tes berpikir kreatif 1 yang diperoleh nilai rata-rata 66,1 dengan tingkat ketuntasan adalah 65,6%. Dari tes berpikir kreatif II yang diperoleh nilai rata-rata 74.5 dengan tingkat ketuntasan belajar 87.5%.

Berdasarkan hasil observasi guru yang dilakukan observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 76,6%, siklus II dalam kategori baik dengan nilai 87,5%.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel tahun ajaran 2016/2017.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP N 35 Medan Tahun Ajaran 2016/2017”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.IzwitaDewi, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd, M.Si, dan Ibu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Elvis Napitupulu, M.S, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr.Edy Surya. M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.


(6)

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah SMP N 35 Medan, Ibu Juniati, S.Pd dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMP N 35 Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Syahrin Boangmanalu dan Ibunda Kesi Cibro yang selalu setia memberikan dukungan, doa, bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED. Teristimewa juga saya sampaikan kepada kakak saya Dewi Boangmanalu, Ratna Boangmanalu, Tikki Boangmanalu juga abang saya Ponijo Boangmanalu dan Efendi Boangmanalu serta adik saya Nita Dwi Wika Boangmanalu yang juga setia memberikan dukungan, semangat dan doa.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu Yohanna Lubis, Ridha Lestari, Rizky Kurniawan dan semua teman-teman sekelas Matematika Ekstensi B’12 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 1 Kuala, yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Iko Mustafa Boangmanalu 4123311016


(7)

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Berpikir Kreatif 10

2.1.1 Pengertian Berpikir 10

2.1.2 Pengertian Berpikir Kreatif 12 2.1.3 Indikator Berpikir Kreatif 14 2.2 Belajar dan Pembelajaran Matematika 17

2.3 Pendekatan Matematika Realistik 21

2.3.1 Langkah – Langkah Pembelajaran Matematika Realistik 23 2.3.2 Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 24 2.3.3 Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik 26 2.3.4 Teori Belajar yang Relevan dengan PMR 28 2.3.5 Keunggulan Pendekatan Matematika Realisti 33 2.3.4 Kelemahan Pendekatan Matematika Realistik 34 2.4 Materi Pelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 34 2.4.1 Definisi Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 34 2.4.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 35 2.3.3 Metode Penyelesaian SPLDV 36

2.5 Peneliti yang Relevan 42

2.6 Kerangka Konseptual 43

2.7 Hipotesis Tindakan 44

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.1.1 Lokasi Penelitian 45


(9)

3.1 Subjek dan Objek Penelitian 45

3.1.1 Subjek Penelitian 45

3.2.2 Objek Penelitian 45

3.2 Jenis Penelitian 45

3.3 Prosedur Pelaksanaan Tindakan 46

3.4 Alat Pengumpulan Data 51

3.4.1 Tes 51

3.5.2 Observasi 51

3.6 Teknik Analisis Data 52

3.6.1 Reduksi Data

52

3.6.2 Paparan Data 52

3.6.3 Penarikan Kesimpulan 55

3.7 Indikator Keberhasilan 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Pada Siklus I 57

4.1.1 Permasalahan I 57

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan) 58 4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 59 4.1.4 Tahap Observasi 60

4.1.5 Analisis Data I 61

4.1.5.1 HasilTes Kemampuan Berpikir kreatif I 61 4.1.5.2 Analisis Kemampuan Guru MengelolaPemb. I 66

4.1.6 RefleksiSiklus I 68

4.2 Siklus II 70

4.2.1 Permasalahan II 70

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan) 70

4.2.3 PelaksanaanTindakan II 71

4.2.4 Tahap Observasi II 73

4.2.5 Analisis Data II 73

4.2.5.1 HasilTesKemampuanBerpikir Kreatif II 73 4.2.5.2 AnalisisKemampuan Guru MengelolaPemb. II 78

4.2.6 Refleksi Siklus II 81

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 86

5.2 Saran 86


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 2.1Kubus 26

Gambar 2.2Balok 29


(11)

Gambar 2.4Jaring-jaring Balok 34

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 42

Gambar 4.1 Tingkat KemampuanPemecahanMasalahMatematika

Siklus I danSiklus II 78

Gambar 4.2 Tingkat JumlahSiswaTuntasBelajarTesKemampuan PemecahanMasalahMatematikaSiklus I danSiklus II 79 Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Guru MengelolaPembelajaran

padaSiklus I danSiklus II 79

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel1.1 TingkatKemampuanPemecahanMasalahSiswapada

TesDiagnostikKelasII SMP Negeri 4 Lintong Nihuta 8 Tabel3.1 PedomanSkorKemampuanPemecahanMasalah 52 Tabel3.2 Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah 53 Tabel 4.1Deskripsi Tingkat KemampuanSiswapadaTesAwal 56 Tabel 4.2 Tingkat KemampuanSiswaPadaTesKemampuanPemecahan


(12)

Masalah I 62 Tabel 4.3Kemampuan Guru MengelolaPembelajaran I 64

Tabel 4.4 Tingkat KemampuanSiswaPadaTesKemampuanPemecahan

Masalah I 74

Tabel4.5Kemampuan Guru MengelolaPembelajaranSiklus II 75 Tabel 4.6 Perbedaan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa di

Siklus I dan Siklus II 78

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I (Pertemuan I) 58 Lampiran 2. Lembar Aktivitas Siswa-I (LAS-I) 71 Lampiran 3. Alternatif Penyelesaian Aktivitas Siswa-I (LAS-I) 75


(13)

Lampiran 4. RPP Siklus I (Pertemuan II) 80 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa-II (LAS-II) 89 Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Aktivitas Siswa-I (LAS-I) 94 Lampiran 7. RPP Siklus II (Pertemuan III) 99 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa-III (LAS-III) 107 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Aktivitas Siswa-III (LAS-III) 111 Lampiran 10. RPP Siklus II (Pertemuan IV) 116 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa-IV (LAS-IV) 124 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Aktivitas Siswa-IV (LAS-IV) 128 Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Diagnostik 132

Lampiran 14. Tes Diagnostik 133

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 137 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 141 Lampiran 17. Kisi-Kisi PenyusunanTes Kemampuan Masalah I 142 Lampiran 18. Tes Kemampuan Masalah I 143 Lampiran 19. AlternatifPenyelesaianTesKemampuan Masalah I 147 Lampiran 20. Pedoman PemberianSkor Tes Kemampuan Masalah I 152 Lampiran 21. Lembar Validitas Tes Kemampuan Masalah I 154 Lampiran 22. Kisi-Kisi PenyusunanTes Kemampuan MasalahII 155 Lampiran 23. Tes Kemampuan Masalah II 156 Lampiran 24. AlternatifPenyelesaianTesKemampuan Masalah II 160 Lampiran 25. Pedoman PemberianSkor Tes Kemampuan MasalahII 165 Lampiran 26. Lembar Validitas Tes Kemampuan Masalah II 167 Lampiran 27.Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Peneliti 168 Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Peneliti 170


(14)

Lampiran 29.Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Peneliti 172 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Peneliti 174


(15)

Daftar Gambar

Halaman Gambar 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal 4 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 46 Gambar 4.1 Grafik Tingkat KBKMS I Setiap Indikator 64 Gambar 4.2 Grafik Tingkat KBKMS Pada Siklus I 65 Gambar 4.3 Grafik Tingkat KBKMS II Setiap Indikator 77 Gambar 4.4 Grafik Tingkat KBKMS Pada Siklus I 78 Gambar 4.5 Grafik Hasil Rata-Rata KBKMS Siswa 82 Gambar 4.6 Grafik Persentase Siwa Yang Sudang Mencapai KKM 83


(16)

Daftar Tabel

Halaman Tabel 3.1 Interpretasi Kemampuan Guru 54 Tabel 4.1 Deskripsi KBKMS Pada Tes Diagnostik 57 Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Diagnostik 58 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Tes KBKMS Pada Siklus I 61 Tabel 4.4 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir Lancar 63 Tabel 4.5 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir luwes 63 Tabel 4.6 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir Origintal 64 Tabel 4.7 Deskripsi KBKMS I Untuk semua Kategori 65 Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes KBKMS I 66 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I 66 Tabel 4.10 Permasalahan pada Siklus I dan Upaya pada Siklus II 69 Tabel.4.11 Deskripsi Hasil Tes KBKM Pada Siklus II 75 Tabel 4.12 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir Lancar 75 Tabel 4.13 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir Luwes 76 Tabel 4.14 Deskripsi KBKMS Dalam Berpikir Original 76 Tabel 4.15 Deskripsi KBKMS II Untuk semua Kategori 77 Tabel 4.16 Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes KBKMS II 78 Tabel 4.17 Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II 79 Tabel 4.18 Tingkat KBKMS pada Diagnostik, Siklus I Siklus II 81 Tabel 4.19 Hasil Rata-Rata KBKMS pada Setiap Tes 82


(17)

Daftar Lampiran

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 90 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 101 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 111

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 121

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 128

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 134

Lampiran 7. Alternatif Jawaban Kerja Siswa I 141 Lampiran 8. Alternatif Jawaban Kerja Siswa II 146 Lampiran 9. Alternatif Jawaban Kerja Siswa III 150 Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 155 Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 156 Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 157 Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Diagnostik 158

Lampiran 14. Lembar Validasi TKBK I 164

Lampiran 15. Lembar Validasi TKBK II 170

Lampiran 16. Lembar Validator 176

Lampiran 17. Tes Kemampuan Diagnostik 177 Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 178 Lampiran 19. Tes Kemampuan Berpikir Keatif I 182 Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian TKBKI 183 Lampiran 21. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 189 Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian TKBK II 191 Lampiran 23. Pedoman Penskroran KBK Matematika 197 Lampiran 24. Lembar Pengamatan I Siklus I 208


(18)

Lampiran 25. Lembar Pengamatan II Siklus I 201 Lampiran 26. Lembar Pengamatan I Siklus II 204

Lampiran 27. Nama-Nama Siswa 207

Lampiran 28. Hasil Tes Kemampuan Awal Berpikir Kreatif 208 Lampiran 29. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Lancar I 210 Lampiran 30. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Luwes I 212 Lampiran 31. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Original I 214 Lampiran 32. Hasil TKBK I Untuk Seetiap Indikator 216 Lampiran 33. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Lancar II 218 Lampiran 34. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Luwes II 220 Lampiran 35. Hasil TKBK Siswa dalam Berpikir Original II 222 Lampiran 36. Hasil TKBK II Untuk Setiap Indikator 224 Lampiran 37. Deskrisi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 226 Lampiran 38. Deskrisi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 228


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi telah membawa perubahan hampir disetiap aspek kehidupan manusia yang menuntut berbagai permasalahan dapat dipecahkan melalui upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai manusia perlu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu berpikir kreatif dalam mengikuti perkembangan tersebut. Sadar atau tidak sadar kualitas SDM tersebut dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. SDM yang baik adalah SDM yang mampu memanfaatkan kemampuan berpikirnya secara kreatif sehingga segenap potensi yang ada pada dirinya akan dieksplorasi.

Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika merupakan suatu wahana pendidikan yang mempunyai kontribusi yang berarti bagi masa depan bangsa, khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika juga dapat membentuk kepribadian seseorang serta mengembangkan keterampilan tertentu. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan berfikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Dalam standar isi untuk satuan Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 telah disebutkanbahwa mata pelajaran matematika perlu di berikan kepada semua


(20)

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu, matematika sangat di perlukan untuk kehidupan sehari hari- hari dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut, Slameto (2013 :45)

“Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu keharusan, apalagi di era persaingan global seperti saat sekarang. Sebab selain matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang begitu pesat dewasa ini, dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan kemambuan berpikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari” Salah satu hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kreativitas menurut Slameto (2013 : 120) “ kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada’’.

Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Munadar (2012 : 31) menjelaskan beberapa alasan pentingnya kreativitas, yaitu :

Alasan pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Pemikiran kreatif perlu dilatih, karena membuat anak menjadi lancar, dan harus luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Kemampuan berpikir matematika khususnya berpikir matematika tingkat tinggi sangat diperlukan siswa, terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dala kehidupan sehari-hari. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan mengorganisis otak dan keterampilan analisis. Disamping itu, keterampilan


(21)

berpikir kreatif perlu dimiliki untuk menghadapi tantangan perkembangan yang semakin maju, Wijaya (dalam Radiansyah, 2012 : 2) mengatakan bahwa :

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tidak hanya itu, perkembangan zaman yang semakin modren secara tidak langsung menuntut agar setiap masyarakat mulai berpikir secara kreatif.

Kreativitas individu tidak lahir dengan sendirinya tetapi dapat dilahirkan melalui pembelajaran. Tetapi kenytaannya sistem pendidikan di sekolah sejauh ini khususnya dalam praktik pembelajaran di kelas belum serius dikembangkan untuk memberikan peluang bagi anak didik belajar cerdas dan mengembangkan kreativitasnya. Munadar (2012 : 122) mengemukakan :

Pendidikan formal di indonesia hanya menekankan pada pemikiran konvergen. Murid-murid tidak dirangsang untuk dapat melihat suatu masalah dari bermacam-macam sudut pandang atau untuk dapat memberikan alternatif-alternatif penyelesaian terhadap suatu masalah. Kondisi ini tidak menunjang fleksibilitas dalam pemikiran yang merupakan salah satu aspek utama kreativitas.

Dari kutipan diatas terlihat jelas bahwa berpikir kreatif, sangat diperlukan dalam kehidupan di masyarakat. Siswa sebagai bagian dari masyarakat harus dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif yang baik. Oleh karena itu, kemampuan berpikir terutama yang menyangkut aktivitas matematika perlu mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika. Namun, kenyataan di lapangan belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematika siswa di SMP Negeri 35 Medan, peneliti memberikan tes diagnostik pada kelas VIII-8. Tes diagnostik yang diberikan terdiri dari 3 soal yang mana soal tersebut mewakili aspek kemampuan berpikir kreatif matematika. Salah satu soal tes berpikir kreatif matematika pada soal No 1 yaitu pada aspek berpikir lancar sebagai berikut :


(22)

1. banyaknya buku Mutia adalah 9x + 3y. selanjutnya jika mutia diberi kakaknya 2 buku tulis dan 4 buku gambar berapakah banyaknya buku Mutia sekarang dan selesaikanlah dengan lebih dari satu cara!

Gambar 1.1 Jawaban Siswa yang Salah

Berdasarkan tes diagnostik , diperopleh hasil yang menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang hadir, 8 atau 25%siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif matematika sedang dan 25 atau 75% siswa lainnya memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah. Pada soal nomor 1 siswa hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan satu cara penyelesaian dan tidak mampu memberikan banyak cara penyelesaian dan masih banyak kekeliruan dalam menyelesaiakan soal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal yang diberikan kepada siswa tidak memenuhi kriteria berpikir kreatif yaitu berpikir lancar. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa masih rendah.

Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 35 Medan, (9 Februari 20016) yang mengatakan bahwa : “pada umumnya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika adalah ketika soal yang diberikan tidak sama dengan contoh. Siswa hanya mampu menyelesaiakan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang baru diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa sukar adalah dalam menyelesaikan soal-soal matematika kemampuan berpikir kreatif. Masih banyak


(23)

siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-saol matematika yang disebabkan belem berkembnagnya kemampauan berpikir kreatif siswa. Berpikir kreatif (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan beragam jawaban. Makin banyak jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin tinggi kreativitas seseorang. Tentu saja jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu jawabannya Munandar (Trianto, 2011:167).

Berdasarkan observsi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 35 Medan, pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada guru atau kurangnya variasi dalam pendekatan pemeblajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas masih belum optimal. Dalam proses pembelajaran, gruru tituntut mendorong siswa aktif sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Senada dengan hal tersebut, Slameto (2013 : 36) mengemukakan bahwa :

Dalam proses pembelajaran, guru harus banyak menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyak siswa yang berkemampuan berpikir kreatif rendah dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang bermakna, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh saat mengikuti proses pembelajaran berlangsung.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa diperlukan berbagai trobosan baru dalam pembelajaran matematika untuk melatih dan membiasakan siswa berpikir . Salah satu langkah yang biasa dilakukan oleh guru adalah guru dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat


(24)

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah pendekatan matematika realistik. Pendekatan realistik bertujuan agar kemampuan berfikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada akhirnya membangkitkan kepercayaan diri siswa terhadap matematika melalui proses belajar mengajar. Pendekatan realistik merupakan salah satu pendekatan yang berotoritasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat ini juga didukung oleh Shohimin (2014:147) dalam bukunya pendekatan matematika realistik adalah:

“Pendekatan Matematika realistik mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti harus dekat dengan siswa dan relevan dengan situasi sehari-hari. Selain itu, matematika sebagai aktivitas manusia maksudnya manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika” Pendekatan realistik juga lebih menggunakan peran aktif siswa (inisiatif) dalam menemukan cara siswa sendiri dan mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, Pendekatan itu juga memberikan kesepatan membangun dan memberikan ide-ide dan konep-konsep matematika, di mana dalam konsep ini diawali dengan masalah realistik dengan bimbingan guru serta menekankan perlunya interaksi yang terus menerus anatara siswa satu dengan yang lain, juga dengan antara siswa dan guru.

Suatu masalah realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata, namun suatu masalah disebut realistik jika masalah tersebut dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran siswa. Dalam pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu.


(25)

Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah kontekstual yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, dimana siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan menggunakan pendekatan matematika realistik, yang pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik, di harapapakan siswa akan mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaiakan masalah yang kontekstual.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, pendekatan matematika realistik sangat memungkinkan dan berpeluang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP N 35 Medan T.A 2016/2017.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah di kelas VIII SMP N 35 Medan

2. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal baru atau soal-soal yang berbeda dengan contoh yang disajikan oleh guru.

3. pembelajaran matematika masih berorientasi pada guru

4. pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih belum dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas.


(26)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang luas . maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih terarah. Masalah yang dibatasai hanya pada kemampuan berpikir kreatif siswa di SMP N 35 Medan melaluli pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik pada materi sistem persmaan linier dua variabel T.A 2016/1017

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapatdirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika di SMP Negeri 35 Medan melalui pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas VIII SMP Negeri 35 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pendekatan matematika 8ealistic di kelas VIII SMP Negeri 35 Medan 2. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

dengan menerapkan pendekatan matematika realistik di kelas VIII SMP Negeri 35 medan.


(27)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan pembelajan matematika yang mampu mengembangkan kemampuan kreatif siswa dalam memecahkan masalah.

2. Bagi Siswa, agar lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya secara kritis, logis dan kreatif.

3. Bagi Peneliti, menjadi alternatif baru yang dapat diterapkan ketika menjadi guru nantinya.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, diperoleh bahwa pendekatan matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, terlihat dari rata rata ketuntasan secara klasikal. Dari hasil tes diagnostik rata-rata ketuntasan klasikal 25%. Setelah diberikan tindakan I tingkat ketuntasan klasikal menjadi 65,6%. Kemudian setelah pemberian tindakan II ketuntasan secara klasikal meningkat seberas 87%.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistic sudah sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kreatif matematika. Pembelajaran dimulai dengan pemberian permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk didiskusikan sehingga siswa mampu mengubah permasalahn kedalam bentuk atau pernyataan matematikanya. Kemudian dari pemasalahan tersebut siswa telah mampu untuk berpikir kreatif lancar, berpikir kreatif luwes dan mampu dalam berpikir kreatif original. Dari penyelesaian permasalahan dilakukan siswa mampu menyimpulkan jawaban dari permasalahan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 35 Medan agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dikarenakan pendekatan pembelajaran matematika realistik diawali dengan pemberian masalah kontekstual sehingga melibatkan siswa


(29)

dalam pembelajaran secara bermakna maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.

2. Dalam menyususn instrument disarankan guru hendaknya mempergunakan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami siswa, jika perlu menggunakan gambar dan memberikan soal-soal yang menunjukkan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika itu lebih bermakna bagi siswa.

3. Guru berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk aktif, dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar.

4. Guru hendaknya sebelum memulai pembelajaran mengkondisiskan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar, dan pengelompokan diskusi kelompok hendaknya guru mebagi kelompok secara hetreogen.

5. Kepada siswa khususnya SMP Negeri 35 Medan diharapkan lebih aktif, serius selama pembelajaran, lebih berani mengungkpkan ide dan pendapat saat berdiskusi dan mau mempelajari kembali dirumah materi yang telah diajarkan

6. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat memodifikasi dengan pendekatan pembelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dapat berlangsung dengan efektif.


(30)

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan: FMIPA UNIMED.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasratuddin. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 22 Januari 2016, 21:17 Wib).

Hidayat,W, 2012. Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, M-10.

Isjoni. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Mulya Sarana. Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Murdani. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Penalaran geometri Spasial Siswa Di SMP Negeri Arun Lhoksemawe. Jurnal Peluang. Vol 1. No 2 : 2302-5158. (Diakses Tanggal 29 Maret 2016, 16.30 WIB)

Natalita, D.A. dkk. 2013. Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian Nasional. (diakses tanggal 23 Januari 2016, 12:43 Wib).


(32)

Saefudin, A.A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Al-Bidayah, [on-line] Vol 4 No 1, Juni 2012. (diakses tanggal: 22Januari 2016, 22:35 Wib).

Sanjaya, Wina. (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Russ Media.

Siswono, dkk. 2014. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding Seminar National Matematika dan Pendidikan Matematika “Penerapan Matematika dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. 28 Februari 2005. [on-line](diakses Tanggal 23 Januari 2015, 11

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, N.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syahbana, Ali, 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal Edumatika Volume 02 Nomor 01, April 2012, ISSN: 2088-2157. (Diakses Tanggal 23 Januari 2016, 12:33 Wib).

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Zukhrufina, Namora harahap. 2014. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP 1 Kuala Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi FMIPA. Unimed : Medan.


(1)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan pembelajan matematika yang mampu mengembangkan kemampuan kreatif siswa dalam memecahkan masalah.

2. Bagi Siswa, agar lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya secara kritis, logis dan kreatif.

3. Bagi Peneliti, menjadi alternatif baru yang dapat diterapkan ketika menjadi guru nantinya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, diperoleh bahwa pendekatan matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, terlihat dari rata rata ketuntasan secara klasikal. Dari hasil tes diagnostik rata-rata ketuntasan klasikal 25%. Setelah diberikan tindakan I tingkat ketuntasan klasikal menjadi 65,6%. Kemudian setelah pemberian tindakan II ketuntasan secara klasikal meningkat seberas 87%.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistic sudah sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kreatif matematika. Pembelajaran dimulai dengan pemberian permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk didiskusikan sehingga siswa mampu mengubah permasalahn kedalam bentuk atau pernyataan matematikanya. Kemudian dari pemasalahan tersebut siswa telah mampu untuk berpikir kreatif lancar, berpikir kreatif luwes dan mampu dalam berpikir kreatif original. Dari penyelesaian permasalahan dilakukan siswa mampu menyimpulkan jawaban dari permasalahan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 35 Medan agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dikarenakan pendekatan pembelajaran matematika realistik diawali dengan pemberian masalah kontekstual sehingga melibatkan siswa


(3)

dalam pembelajaran secara bermakna maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.

2. Dalam menyususn instrument disarankan guru hendaknya mempergunakan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami siswa, jika perlu menggunakan gambar dan memberikan soal-soal yang menunjukkan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika itu lebih bermakna bagi siswa.

3. Guru berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk aktif, dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar.

4. Guru hendaknya sebelum memulai pembelajaran mengkondisiskan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar, dan pengelompokan diskusi kelompok hendaknya guru mebagi kelompok secara hetreogen.

5. Kepada siswa khususnya SMP Negeri 35 Medan diharapkan lebih aktif, serius selama pembelajaran, lebih berani mengungkpkan ide dan pendapat saat berdiskusi dan mau mempelajari kembali dirumah materi yang telah diajarkan

6. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat memodifikasi dengan pendekatan pembelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dapat berlangsung dengan efektif.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan: FMIPA UNIMED.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasratuddin. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 22 Januari 2016, 21:17 Wib).

Hidayat,W, 2012. Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, M-10.

Isjoni. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Mulya Sarana. Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Murdani. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Penalaran geometri Spasial Siswa Di SMP Negeri Arun Lhoksemawe. Jurnal Peluang. Vol 1. No 2 : 2302-5158. (Diakses Tanggal 29 Maret 2016, 16.30 WIB)

Natalita, D.A. dkk. 2013. Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian Nasional. (diakses tanggal 23 Januari 2016, 12:43 Wib).


(6)

Saefudin, A.A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Al-Bidayah, [on-line] Vol 4 No 1, Juni 2012. (diakses tanggal: 22Januari 2016, 22:35 Wib).

Sanjaya, Wina. (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Russ Media.

Siswono, dkk. 2014. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding Seminar National Matematika dan Pendidikan Matematika “Penerapan Matematika dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. 28 Februari 2005. [on-line](diakses Tanggal 23 Januari 2015, 11

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, N.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syahbana, Ali, 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal Edumatika Volume 02 Nomor 01, April 2012, ISSN: 2088-2157. (Diakses Tanggal 23 Januari 2016, 12:33 Wib).

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Zukhrufina, Namora harahap. 2014. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP 1 Kuala Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi FMIPA. Unimed : Medan.