PEMBUATAN SULIM DARI BAHAN PIPA PARALON STUDI KHUSUS SULIM PIPA PARALON BUATAN BAPAK RUDI HAMBALI LIMBONG.

PEMBUATAN SULIM DARI BAHAN PIPA PARALON STUDI
KHUSUS SULIM PIPA PARALON BUATAN BAPAK RUDI
HAMBALI LIMBONG
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AGUSTINUS LUMBAN GAOL
NIM. 209342029

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

Lumban Gaol, Agustinus. NIM 209342029. Pembuatan Sulim dari Bahan
Pipa Paralon Studi Khusus Sulim Pipa Paralon Buatan Bapak Rudi Hambali
Limbong. Medan: Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas
Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan sulim pipa paralon
buatan Bapak Rudi Hambali Limbong.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian
Instrument musik, pengertian Pembuatan, klasifikasi Sulim, pengertian Teknik.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sampel
dalam penelitian ini adalah pembuat Instrumen Sulim yaitu Bapak Rudi Hambali
Limbong. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi atau
pengamatan, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini
mengambil lokasi di kediaman Bapak Rudi Hambali Limbong di Kota Medan
Kelurahan Medan Baru Jalan Jamin Ginting Gang Bahagia.
Hasil Penelitian mendeskripsikan asal mula dari pembuatan sulim paralon ini
terinspirasi dari sulim Toba, dimana instrument sulim toba ini terbuat dari bambu.
Sulim paralon ini terbuat dari bahan pipa paralon. Proses pembuatan sulim pipa
paralon buatan Bapak Rudi Hambali Limbong terdiri dari beberapa tahap, yaitu
pembuatan garis panjang ditengah pipa paralon, pembuatan titik tiup dan titik
nada, sesuai dengan ukuran/pola secara umum, dan diakhiri dengan pengecatan.

Diantara lobang penghasil bunyi dan lubang nada terdapat satu buah lubang
pemecah bunyi yang ditutup dengan kertas tipis. Sulim paralon ini tergolong pada
instrument tiup.
Kata Kunci: Instrumen SULIM

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pembuatan Sulim dari bahan Pipa
Paralon Studi Khusus Sulim Pipa Paralon Buatan Bapak Rudi Hambali Limbong”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai


pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga
kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widyastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa
Dan Seni Universitas Negeri Medan

4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS
Universitas Negeri Medan dan Dosen Pembimbing Skripsi I

5. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn. Ketua Prodi Pendidikan Musik
6. Danny Ivanno Ritonga, M.Pd Pembimbing Skripsi II

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,


8. Para Pegawai Tata Usaha FBS Universitas Negeri Medan : Kurnia

Hendra Putra, Indri Hapsari, Dahliana, dan yang lain yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu.

9. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Martin
P.Lumban Gaol dan Ibunda Rajin Sianturi yang selalu mendidik,
memberikan kasih sayang yang tak terhingga mendukung baik secara

moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang
tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan penulis.

ii

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini.


Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di bidang Pendidikan Musik.

Medan, Juli 2016
Penulis,

Agustinus Lumban Gaol
NIM.209342029

iii

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL.............. 9
A. Landasas Teoritis............................................................................................ 9
1. Pengertian Instrumen Musik.................................................................... 10
2. Pengertian Pembuatan ............................................................................. 11
3. Pengertian Sulim...................................................................................... 12
4. Pengertian Teknik .................................................................................... 14

B. Kerangka Konseptual ................................................................................... 18

iv

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 20
A. Metode Penelitian......................................................................................... 20

B. Lokas dan Waktu Penelitian ..................................................................... ...20
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 21
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 22
E. Teknik Analisa Data ..................................................................................... 28
BAB IV. PEMBAHASA DAN HASIL PENELITIAN ................................ 29
A. Kajian Organologi Sulim ............................................................................. 29
B. Peralatan dan Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Sulim Paralon
Bapak Rudi Hambali Limbong .................................................................... 33
C. Proses Pembuatan Sulim Paralon Bapak Rudi Hambali Limbong............ ...37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 43
A. Kesimpulan .................................................................................................. 43
B. Saran. ......................................................................................................... ...44
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... .45

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Nama-Nama dari Bagian Sulim Paralon………………………...……. 13
Gambar 2.2 Ambasir pada Sulim 1 ………………………………………………... 15
Gambar 2.2 Ambasir pada Sulim 2 ………………………………………………... 15

Gambar 2.4 Sulim dengan Posisi di Sebelah Kanan ………………………………. 16
Gambar 2.5 Sulim dengan Posisi di Sebelah Kiri …………………………………. 16
Gambar 4.1 Sulim Paralon…………………………………………………………. 30
Gambar 4.2 Nama-Nama dari Bagian Sulim Paralon……………………………… 31
Gambar 4.3 Pipa Paralon………………………………………………………….. 33
Gambar 4.4 Sandal Jepit………………………………………………………….. 33
Gambar 4.5 Cat…………………………………………………………………… 34
Gambar 4.6 Gergaji Pipa……………………………………………....................... 34
Gambar 4.7 Gunting………………………………………………........................ 35
Gambar 4.8 Jangka…………………………………………………....................... 35
Gambar 4.9 Penggaris …………………………………………………………….. 36
Gambar 4.10 Meteran………………………………………………….................. 36
Gambar 4.11 Pisau………………………………………………............................. 37
Gambar 4.12 Bor……………………………………………………..................... 37
Gambar 4.13 Pemotongan Pipa…………………………………………..................38
Gambar 4.14 Pembuatan Garis di tengah Sulim Paralon…………………............. 38
Gambar 4.15 Pembuatan Titik Tiup, Titik Vibrasi, Titik-Titik Nada ……………...39
vi

Gambar 4.16 Pengeboran….……………………………………………………......39

Gambar 4.17 Pembuatan Tutup Ruas Atas………………………............................ 40
Gambar 4.18 Pengamplasan..………………………………………………….........40
Gambar 4.19 Pengecatan……………..……………………………………………. 41
Gambar 4.20 Pola Jarak Antar Lubang…………………………………………... 41

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.

Halaman
Pola Ukuran Sulim-1………………………………………….31
Pola Ukuran Sulim-2………………………………………….32
Pola Ukuran Sulim-3………………………………………….32

viii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Batak Toba adalah salah satu etnis yang terdapat di Sumatera Utara.
Etnis Batak Toba termasuk dalam Sub Etnis Batak, yang diantaranya adalah,
Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, Angkola. Etnis Batak Toba
memiliki budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah
satu bentuk dari kebudayaan itu adalah kesenian. Kesenian pada Etnis Batak Toba
sangat banyak, diantaranya adalah seni tekstil, seni tari, seni ukir, seni patung dan
juga seni musik. Dalam tulisan ini, penulis lebih berfokus untuk mengkaji aspek
musik dari etnis Batak Toba saja. Bagi etnis Batak Toba, musik menjadi sebuah
kebutuhan yang banyak digunakan untuk tujuan hiburan, ritual, upacara adat, dan
juga upacara keagamaan. Sulim (seruling) adalah sejenis instrumen tiup bambu
yang berasal dari daerah Batak Toba di Sumatera Utara. Dalam klasifikasi alat
musik oleh Curt Sachs dan Hornbostel, instrumen sulim tergolong kepada jenis
aerophone dengan spesifikasi side blown flute yang terdiri dari sebuah lobang
tiupan dan 6 (enam) buah lobang nada. Dilihat dari karakteristik organologisnya,
sulim hampir sama dengan jenis seruling yang ada pada etnis lain pada umumnya,
yang membedakannya hanya pada penambahan lobang yang dibalut oleh sebilah
kertas tipis ataupun plastik tipis pada pertengahan antara lobang tiupan dengan
lobang nada. Lobang tambahan ini dapat menciptakan warna bunyi yang menjadi

ciri khas tersendiri dibandingkan intrumen seruling lainnya.

1

2

Ditinjau dari aspek penggunaannya, awalnya sulim hanya tergolong
kepada sejenis solo instrumen atau instrumen tunggal yang biasa dipakai oleh
seseorang sebagai media hiburan untuk mengungkapkan perasaannya. Dalam
kehidupan sehari-hari instrument ini lazim dipakai oleh seseorang di waktu-waktu
senggang baik ketika menggembalakan kerbau, menjaga ladang/sawah, bermain
ataupun saat melakukan berbagai aktivitas lainnya. Tetapi seiring perkembangan
zaman dan rasa musikal masyarakat Batak Toba pada masa itu maka terjadilah
sedikit pergeseran dimana instrumen sulim dan taganing mulai dipadukan dengan
instrumen-instrumen yang ada dalam ensambel gondang hasapi. Selain sebagai
pembawa melodi, sulim juga berperan sebagai pembawa melodi variatif yang
mampu keluar dari wilayah nada pokok sebagai wujud dari improvisasi nada-nada
yang dimainkan baik dari sebuah lagu maupun repertoar sesuai kemampuan
pemainnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman sulim yang biasanya
terbuat dari bambu ini berubah materi dasar menjadi pipa paralon. Pada awal
melihat dan mendengarkan alat sulim dari paralon ini penulis merasa tertarik baik
sisi ilmu maupun konteks budaya. Dari segi ilmu yaitu bagaimana kajian
organologi dan pembuatan dari sulim paralon ini. Dari sisi konteks budaya,
apakah dengan menggunakan sulim paralon ini akan mengurangi nilai dari adat
tersebut. Tetapi penulis lebih tertarik untuk mengkaji aspek organologis dan
pembuatan alat musik sulim paralon ini, untuk itu penulis mencari siapa pembuat
sulim paralon ini.
Terlepas dari gaya atau teknik yang dimainkan, instrument sulim paralon
sudah memberikan warna baru dan dinamika tersendiri dalam kelangsungan atau

3

eksistensi musik Batak dan kolaborasi antara musik Batak dengan musik etnis
lainnya di tanah air. Selain beberapa hal yang penulis paparkan di atas, mungkin
masih banyak lagi hal unik lain tentang sulim yang berkembang hingga pada saat
ini. Pada awal tahun 2016 penulis bertemu dengan seorang pembuat sulim paralon
yang bernama Bapak Rudi Hambali Limbong. Ketika penulis mengemukakan
maksud akan mengkaji tentang pembuatan sulim paralon buatan beliau, maka
beliau sangat menyambut niat baik penulis. Dengan demikian penulis tertarik
untuk membuat sebuah kajian skripsi yang berjudul “Pembuatan Sulim dari Bahan
Pipa Paralon Studi Khusus Sulim Pipa Paralon Buatan Bapak Rudi Hambali
Limbong”

B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian perlu melakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan
agar peneliti menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu
luas. Menurut pendapat Sugiyono (2011:56) mengatakan bahwa: “Masalah dapat
diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benarbenar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana denganpelaksanaan”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pokok permasalahan yang
menjadi topik bahasan di dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur organologis sulim paralon buatan Bapak Rudi Hambali
Limbong

4

2. Bagaimana proses pembuatan sulim paralon buatan Bapak Rudi Hambali
Limbong
3. Bagaimana keberadaan (eksistensi) sulim paralon terkait dengan fungsi dan
penggunaanya ketika dimainkan dalam konteks tunggal (solo instrument)
dengan ensambel serta kolaborasi dengan instrument yang lain.
4. Hal-hal apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya perubahan pada
instrument itu sendiri maupun pengaruhnya terhadap berbagai aspek dimana
instrument tersebut digunakan.

C. Pembatasan Masalah
Menurut Tahir (2011:19) pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan
masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasikan. Dengan demikian
masalah akan dibatai menjadi lebih khusus, lebih sederhana dan gejalanya akan
lebih muda kita amati karena dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti
akan lebih fokus dan terarah sehingga lebih mengetahui apa tindakan yang akan
diambil selanjutnya.
Pembatasan masalah sangat diperlukan, mengingat adanya keterbatasan
peneliti dalam menganalisis. Untuk itu penulis mebatasi masalah dalam topik ini
agar dapat menganalisisnya dengan baik serta dapat dipertanggung-jawabkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur organologis sulim paralon buatan Bapak Rudi
Hambali Limbong

5

2. Bagaimana proses pembuatan sulim paralon buatan Bapak Rudi Hambali
Limbong
3. Bagaimana keberadaan (eksistensi) sulim paralon terkait dengan fungsi
dan penggunaanya ketika dimainkan dalam konteks tunggal (solo
instrument) dengan ensambel serta kolaborasi dengan instrument yang
lain dalam berbagai fenomena Budaya Batak Toba.

D. Rumusan Masalah
Sugiyono (2007:35) menyatakan bahwa, “rumusan malah merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.” Dengan
demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, sehingga
setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada penelitian. Maka
rumusan masalah dalam penelititian ini adalah, “Bagaimana proses pembuatan
dan fungsional sulim paralon buatan Bapak Rudi Hambali Limbong serta
penggunaannya dalam solo instrument maupun kolaborasi dengan instrumen
lain”

E. Tujuan Penelitian
Pada umumnya suatu kegiatan penelitian senantiasa berorientasi terhadap
tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan
dilakukan tidak akan terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai pada
kegiatan tersebut.

6

Menurut pendapat Trianto (2011:210) mengatakan bahwa: “Tujuan umum
proposal penelitian adalah memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian,
siapa yang hendak ditemui, serta apa yang dilakukan atau dicari di lokasi
penelitian.”
Berhasilnya suatu aktifitas penelitian yang akan dilaksanakan terlihat dari
tercapainya tujuan penelitian yang ditetapkan. Dalam penelitian yang akan
berlangsung merumuskan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui struktur organologis sulim secara umum
2. Untuk mendeskripsikan proses pembuatan Sulim paralon buatan bapak Rudi
Hambali Limbong.
3. Untuk mendeskripsikan fungsional sulim paralon dan penggunaannya dalam
solo instrument maupun kolaborasi dengan instrumen lain
4. Untuk mengetahui tanggapan para pemain sulim yang telah menggunakan
sulim paralon buatan Bapak Rudi Hambali Limbong.

F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Menurut slamet (2004: 26), manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat
membantu lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu.
Konsep atau teori biasanya hanya “sebagian kecil” dari suatu konsep atau teori
besar yang dibangun oleh banyak ilmuan. Dari suatu penelitian, jarang sekali kita
mendapat suatu manfaat besar yang dapat mempengaruhi sebuah teori secara
keseluruhan. Menyadari hal ini, seorang peneliti seharusnya menghindari

7

pernyataan-pernyataan bombastis dalam manfaat dari penelitiannya. Peneliti
harus spesifik dalam penjelasannya. Dalam halk ini, akan sangat baik bila peneliti
telah mempelajari penelitian-penelitian lain yang sejenis, sehingga ia tahu
manfaat-manfaat apa saja yang dapat diambil dari berbagai penelitian yang sama.
Maka peneliti ini dapat bermanfaat secara teoritis secara berikut :
1. Memperkaya wawasan tentang budaya dalam melestarikan salah satu
kebudayaan batak Toba yang ditujukan kepada masyarakat luas.
2.

Sebagai continuitas perkembangan sulim

3. Sebagai pelestarian musikal instrument sulim

b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis menurut Slameto, (2004 : 26) mengatakan manfaat yang
bersifat terapan dan dapat sesegera digunakan untuk keperluan praktis seperti
memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu
masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu program yang sedang
berjalan. Seperti manfaat teoritis, dalam hal manfaat praktis, langsung pada
persoalannya, dan spesifik. Meskipun demikian, manffat praktis dapat
diaplikasikan di konteks yang besar dan umum “Nasional” adalah suatu manfaat
praktis yang dapat diberlakuakan secara makro di tingkat Negara. Begitu pula
dengan manfaat “memberikan dasar rasional bagi perencanaan tenaga
kependidikan di sebuah lembaga X”, adalah manfaat praktis, yang barangkali
hanya berlaku terbatas di lembaga X tersebut.

8

Maka penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1. Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah refrensi mengenai sulim
diprodi seni musik Unimed
2. Memberikan informasi tentang alat musik sulim Paralon kepada
masyarakat umum khususnya Batak Toba
3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan sulim Paralon
4. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama
perkuliahan di prodi seni musik
5. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi program S-1 Prodi Seni
musik Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh langsung di tempat penelitian, maka
dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Asal mula dari pembuatan sulim paralon ini terinspirasi dari sulim Toba,
dimana instrument ini terbuat dari bambu sulim.
Sulim paralon terbuat dari pipa paralon yang dibentuk sedemikan rupa
dengan satu buah lobang penghasil bunyi di bagian atasnya dan enam buah
lobang nada sebagai penghasil nada-nada yang diinginkan. Diantara
lobang penghasil bunyi dengan lubang nada terdapat satu buah lubang
pemecah bunyi.
2. Proses pembuatan sulim paralon ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
pembuatan garis panjang ditengah pipa paralon; pembuatan titik tiup, titik
vibrasi dan titik nada; pengeboran titik tiup, titik vibrasi dan titik nada;
pemuatan tutup ruas atas sulim paralon; pengamplasan; pengecatan.
3. Sulim paralon sudah memberikan warna baru dan dinamika tersendiri
dalam keberlangsungan atau eksistensi Batak dan kolaborasi antara musik
Batak dengan musik etnis lainnya di tanah air sebagai komunikasi,
hiburan, perlambangan, pengungkapan emosional, reaksi jasmani,
penghayatan estetis dan fungsi ritual. Lima di antara keenam fungsi
tersebut yaitu fungsi komunikasi, hiburan, perlambangan, pengungkapan
emosional, reaksi jasmani merupakan wujud dari adanya kontinuitas yang

43

44

masih tetap dipertahankan dan diterima di tengah-tengah masyarakat,
sementara itu fungsi ritual sudah mengalami perubahan dan bahkan telah
diabaikan.

B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa saran, antara
lain:
1. Untuk Bapak Rudi Hambali Limbong kiranya mengurus hak paten
instrumen sulim sebagai instrumen ciptaannya tersebut agar menjadi
instrumen yang dikenal dan digunakan banyak orang seperti instrumen
lain.
2. Untuk Bapak Rudi Hambali Limbong kiranya Bapak membuat miniatur
instrumen ciptaan bapak dan bisa memasarkan sebagai cindera mata.

45

DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung:
Sarana Ilmu Pustaka.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Gultom Irma Botorani (2014) “Tortor Sirintak Hotang Pada Masyarakat
Simalungun Kajian Terhadap Konsep Koreografi”. Universitas Negeri
Medan.
Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London
Merriam, Alan P. 1964. The Anthopology Of Music. Evanston Illinois:
North Western University Press.
Nana Syaodih Sukmadinat. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PTRemaja Rosdakarya Offset.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Supranto. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing
House.
Surya, Brata Addy. 2012. Jenis-jenis alat musik. Jakarta : Bumi Pustaka.