APLIKASI SMARTPHONE ANDROID PENGUKUR INTENSITAS CAHAYA DALAM RUANGAN

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016


(2)

i

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Stau (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016


(3)

iii

NAMA : Achmad Khoirul Habib Juwito

NIM : 20120120020

Jurusan : Teknik Elektro

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya, tidak terdapat karya yang sama sebelumnya yang pernah di publikasikan dan bukan menjiplak hasil karya orang lain. kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan dalam penulisan naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Desember 2016 Yang Menyatakan


(4)

(5)

v

すべて

正しい時間にうまくいく

一生懸命

をし、精一杯働く


(6)

vi

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Aplikasi Smartphone Android Pengukur Intensitas Cahaya Dalam Ruangan”.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik Program Strata 1 (S1) yang telah ditetapkan oleh Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan, masukan dan bantuan yang telah di berikan. Selama penyusunan, sehingga dapat, menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Tony K. Hariadi, MT. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberi ide dan membimbing dari awal hingga terselesaikan Tugas Akhir ini.

2. Slamet Suripto, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Anna Nur Nazilah Chamim, S.T.,M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Muda yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng. selaku Dosen penguji serta pembimbing yang telah meberikan masukan serta arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Semua Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(7)

vii

dikarenakan masih dalam rancang bangun awal. itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini yang masih jauh dari sempurna. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 25 Desember 2016


(8)

(9)

ix

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

INTISARI ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan... 2

1.5 Manfaat... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Tinjauan Pustaka ... 4

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Arsitektur Android ... 8

1. Android Operating System ... 8

2. Android Studio ... 9

3. Java ... 9


(10)

x

BAB III METODOLOGI ... 17

3.1 Prosedur Perancangan ... 17

3.1.1 Penjelasan Diagram Alir ... 18

1. Tujuan Penelitian... 18

2. Analisis Kebutuhan ... 18

3. Spesifikasi ... 18

4. Desain ... 18

5. Verifikasi ... 18

6. Validasi... 18

7. Finalisasi... 19

3.2 Analisis Kebutuhan ... 19

3.3 Spesifikasi ... 20

3.4 Desain ... 22

1. Tahap Perancangan Aplikasi ... 23

2. Alur Alogaritma Program... 29

3.5 Verifikasi ... 33

3.6 Validasi ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Implementasi Aplikasi ... 34

4.2 Pengujian dan Hasil ... 36

4.3 Cara Pengujian ... 36

4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital ... 36

4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi ... 38

4.4 Analisa dan Sampling ... 45

4.4.1 Data Hasil Percobaan dari Sampling Tiap Rumah pada Rumah ... 45


(11)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(12)

xii

proximity sensor ... 11

Gambar 2.2. Diagram proses kerja ambient light sensor ... 11

Gambar 2.3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter... 13

Gambar 3.4. Prosedur perancangan ... 21

Gambar 3.5. Blog diagram umum ... 22

Gambar 3.6. Logo android studio ... 23

Gambar 3.7. Tampilan awal program android studio ... 23

Gambar 3.8. Proses pembuatan aplikasi lux meter ... 24

Gambar 3.9. Mengatur nama untuk project ... 24

Gambar 3.10. Setting kebutuhan perangkat yang akan di tuju ... 25

Gambar 3.11. Pemilihan activity ... 25

Gambar 3.12. Saat selesai mengatur laman kerja baru ... 26

Gambar 3.13. Tampilan lama koding ... 26

Gambar 3.14. Tampilan java activity yang berisi program ... 27

Gambar 3.15. Tampilan main_activity yang berisi desain user interface aplikasi ... 27

Gambar 3.16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity ... 28

Gambar 3.17. Eksekusi aplikasi untuk di jalankan di smartphone ... 28

Gambar 3.18. Alogaritma proses dari program aplikasi lux meter ... 29

Gambar 3.19. Diagram interpolasi linear ... 30

Gambar 3.20. Tampilan laman awal aplikasi lux meter ... 31

Gambar 3.21. Tampilan kedua setelah di setiap segment... 32

Gambar 4.22. Tampilan GUI aplikasi ... 34


(13)

xiii

Gambar 4.27. GUI hasil sampling kamar mandi ... 47

Gambar 4.28. GUI hasil sampling ruang kerja ... 48

Gambar 4.29. GUI hasil sampling ruang makan ... 49

Gambar 4.30. GUI hasil sampling kamar tidur ... 50

Gambar 4.31. GUI hasil sampling teras ... 51


(14)

xiv

Tabel 2.2. Keterangan simbol pada script ... 14

Tabel 3.3. Spesifikasi pada smartphone xiaomi redmi 2 ... 20

Tabel 3.4. Rincian spesifikasi sensor cahaya pada xiaomi redmi 2 ... 21

Tabel 3.5. Spesifikasi digital lux meter ... 21

Tabel 4.6. Tabel tingkat pencahayaan yang di rekomendasikan ... 37

Tabel 4.7. Perbandingan area ruang tamu ... 45

Tabel 4.8. Perbandingan area dapur ... 46

Tabel 4.9. Perbandingan area kamar mandi ... 47

Tabel 4.10. Perbandingan area ruang kerja ... 48

Tabel 4.11. Perbandingan area ruang makan... 49

Tabel 4.12. Perbandingan area kamar tidur ... 50

Tabel 4.13. Perbandingan area teras ... 51

Tabel 4.14. Perbandingan area garasi ... 52

Tabel 4.15. Perbandingan range 50 lux ... 54

Tabel 4.16. Perbandingan range 100 lux ... 55

Tabel 4.17 perbandingan range 150 lux ... 56

Tabel 4.18. Perbandingan range 200 lux ... 57

Tabel 4.19. Perbandingan range 250 lux ... 58

Tabel 4.20. Perbandingan range 300 lux ... 59

Tabel 4.21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter ... 61

Tabel 4.22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling Peruangan ... 61

Tabel 4.23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat ... 62


(15)

(16)

xv

ideal untuk perumahan, pencahayaan luar ruangan, serta bangunan dan tempat lainnya.

Dalam Tugas Akhir ini Lux Meter di adaptasikan ke dalam aplikasi smartphone dengan memanfaatkan Ambient Light Sensors (ALS) yang telah tertanam pada perangkat sehingga memudahkan pengguna untuk mengoprasikan aplikasi.

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi alternatif untuk melakukan pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama pembuatan aplikasi ini yaitu diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna non teknik tentang nilai acuan lux yang di butuhkan dalam ruangan perumahan, dan aplikasi ini menyertakan panduan pengukuran yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena kesalahan dalam penggunaan aplikasi.


(17)

xvi

for residential, outdoor lighting, as well as buildings and other places.

In this Final Lux Meter adapted into smartphone applications by leveraging Ambient Light Sensors (ALS), which has been embedded in the device that allows users to operate the application.

The purpose of this study is to provide an alternative for measuring the light in the room, the main focus of the making of this application is expected to be easily understood by the non-engineering of reference values lux is needed in the room housing, and the app includes a guide to the correct measurement, thereby reducing mismatch results because of an error in the application usage.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini penerangan pada suatu ruangan sangat di butuhkan, banyak aspek yang lebih luas tentang penerangan itu sendiri dalam hal penerapannya ini di karenakan penerangan sangat bermafaat sekali bagi kerja dan aktivitas manusia itu sendiri sehingga pekerjaan tidak hanya di kerjakan di siang hari namun juga di malam hari. Dibutuhkannya pemahaman tingkatan pencahayaan lampu yang sesuai, ini bertujuan agar tidak membuang biaya dalam hal pembelian komponen elektronik dan daya listrik di butuhkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik yang lebih tepat guna. Pada dasarnya ada beberapa teknik dalam menentukan pencahayaan yang tepat dalam suatu ruangan. Namun dengan alat lux meter lebih di kenal akurat dari pada yang lain. Namun dalam pengukuran juga ada teknik yang harus di perhatikan agar di dapati nilai yang tepat, maka di perlukan pengetahuan yang cukup dalam penggunaan lux meter.

Salah satu tujuan di buatnya aplikasi ini adalah untuk mengurangi kesalah pahaman dalam penggunaan alat ukur lux meter bagi orang awam dan agar lebih mudah di pakai. Serta lebih cepat memahami tingkat ideal pencahyaan lampu pada suatu ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada Latar belakang masalah di atas bahwa, aplikasi lux meter ini memberikan solusi lebih praktis dalam pengukuran cahaya dengan smartphone agar lebih mudah saat di gunakan oleh orang awam sehingga tidak memusingkan ketika melakukan pengukuran dan penentuan tingkatan cahaya dalam ruangan karena sudah tersedianya penjelasan yang akan muncul pada tampilan aplikasi. Pengujian aplikasi ini yaitu dengan melakukan perbandingan dengan digital lux meter yang sudah di desain khusus dari pabrik untuk mengukur tingkat lux pada ruangan sehingga tingkat error aplikasi ini saat di gunakan oleh pengguna lebih rendah dan tidak membutuhkan digital lux meter pada saat pengukuran.


(19)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, telah di tentukan beberapa batasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tidak tersedia pengkalibrasian aplikasi secara manual bagi pengguna (user), sehingga pengguna bisa langsung menggunakan aplikasi tanpa harus memilih opsi setting kalibrasi aplikasi terlebih dahulu.

2. Aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk tipe lampu jenis

Compact Floerescent Light (CFL) dan Light emiting Dioda (LED).

3. Aplikasi ini juga hanya untuk mengukur ruangan tertentu yaitu, hanya ruangan yang terdapat pada perumahan.

4. Aplikasi hanya dapat di operasikan pada ponsel yang mendukung

ambient light sensor (ALS).

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi solusi yang lebih murah serta praktis untuk melakukan pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama pembuatan aplikasi ini yaitu diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna yang bukan teknik atau orang awam tentang nilai acuan lux yang di butuhkan dalam ruangan sehingga mengetahui tingkat pencahayaan lampu yang sesuai untuk tingkat pencahayaan pada perumahan, dan aplikasi ini menyertakan panduan pengukuran yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena kesalahan dalam penggunaan aplikasi.


(20)

1.5 Manfaat

Diharapkan aplikasi android ini bisa mempermudah dalam pengukuruan tingkat intensitas cahaya pada ruangan di dalam rumah. serta dapat menekan biaya pembelian alat lux meter yang mahal. Aplikasi ini juga di desain sedemikian rupa bagi kalangan umum dan teknik untuk lebih memahami tingkatan-tingkatan dari nilai lux cahaya yang terukur dari lampu pada suatu ruangan. Pengaplikasiannya yang lebih sederhana diharapkan dapat menjadi aplikasi yang fleksibel untuk di gunakan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan lux meter dan aplikasi lux meter: - Prashanth Holenarsipur (2011) melakukan penelitian tentang sensor ALS

pada smartphone. Saat ini, rata-rata perangkat portable mendukung dan menerima pengguna untuk mengakses dan menikmati video dan konten dari internet. Terkait konsumsi daya dan kenyamana pandangan menyebabkan banyak dari perangkat ini menyertakan ambient light sensor di perangkat agar sensitif dan menyesuaikan lingkungan dengan apa yang terjadi di sekitanya. Di lingkungan yang redup display backlight akan muncul untuk menghemat batrai, dan di lingkungan yang cukup cahaya akan menambah kecerahaan sehingga di tampilan pada layar dapat terbaca, pada tulisan ini akan di bahas beberapa aplikasi yang telah di pertimbangkan sebelumnya ketika mendesain produk dengan ambient light sensor.

- Gina Peek (2013) melakukan penelitian yaitu pencahayaan merupakan bagian terpenting dari rumah dan lingkungan kerja, ini sering di pertimbangkan sebagai renungan. Artikel ini menjelaskan alat yang mana memperluas edukasi (agrikultur, keluarga dan konsumen ilmuan, dan 4-H) bisa menggunakan untuk mengukur tingkatan level cahaya. 4-H pengguna bisa ikut ambil bagian. Alat ini termasuk light meter dan standar iluminating

engineering society (IES). Menggunakan alat sebagai penjelasan baru dan

program yang inovative. Karena tidak mungkin bahwa pengguna bisa mengukur level cahaya sebelum dan membandingkan mereka pada standar industri.

- Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang (2014) melakukan perancangan sistem pemanfaatan aplikasi di mana kedua cahaya dan energi vibrasi yang tersedia, cahaya ambient dan energi getaran skema panen dalam ruangan hybrid diusulkan dalam makalah ini. Skema ini hanya menggunakan satu sirkuit pengkondisian daya untuk kondisi daya output


(22)

gabungan dipanen dari kedua sumber energi sehingga dapat mengurangi disipasi daya. Dalam rangka untuk lebih akurat memprediksi daya sesaat dipanen dari panel surya, model lima parameter ditingkatkan untuk panel surya skala kecil menerapkan di iluminasi cahaya rendah disajikan. Tegangan output meningkat dengan menggunakan MEMS array piezoelektrik kantilever arsitektur. Ini mengatasi kelemahan dari pemanen energi MEMS getaran tradisional dengan output tegangan rendah. Pelaksanaan maksimum pelacakan power point (MPPT) untuk cahaya

ambient ruangan diimplementasikan menggunakan komponen diskrit

analog, yang meningkatkan efisiensi pemanen seluruh signifikan dibandingkan dengan prosesor sinyal digital. Daya keluaran dari pemanen energi getaran ditingkatkan dengan menggunakan teknik pencocokan impedansi. Mekanisme yang efisien akumulasi energi juga dibahas. Hasil percobaan diperoleh dari amorf silikon (a-Si) panel surya dari 4,8 × 2,0 cm2 dan palsu Sensor piezoelektrik 2014, 14 8741 MEMS generator 11 × 12,4 mm2 menunjukkan bahwa pemanen energi hibrida mencapai efisiensi maksimum sekitar 76,7%.

- Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih (2015) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dan kekeruhan air serta mengaplikasikan Lightsensor BH1750 sebagai alat ukur kekeruhan air. Sistematika yang dirancang, yaitu dengan meletakkan sensor sejajar dengan sumber cahaya dan sampel yang akan diukur nilai kekeruhannya diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor cahaya, dalam hal ini sumber cahaya yang digunakan adalah cahaya LED dan sensor yang digunakan dalam transmitter adalah BH1750 Sensor. Penelitian ini menggunakan padatan tersuspensi sebagai sampel yaitu nilai awal 1000 NTU, untuk mendapatkan standard formasin suspense pada tingkat kekeruhan lainnya dilakukan dengan cara pengenceran air aquades dengan perbandingan molaritas dari kekeruhan1000 NTU. Langkah awal penelitian ini adalah mengkalibrasi Lightsensor BH1750 dengan Lux Meter didapatkan keakuratan mencapai ≥ 90 %, kemudian kalibrasi antara


(23)

Lightsensor BH1750 dengan Turbidimeter. Langkah berikutnya yaitu membandingkan hasil pengukuran Turbidimeter buatan dan Turbidimeter

acuan. Aparatus penelitian ini diperoleh hubungan antara intensitas cahaya dengan besar kekeruhan air. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi nilai intensitas cahaya semakin kecil, hal ini disebabkan karena nilai kekeruhan berbanding terbalik dengan nilai intensitas cahaya. Perhitungan nilai kekeruhan diperoleh nilai kesalahan maksimum sebesar 6,38 %, Adanya perbedaan nilai yang terukur disebabkan karena keterbatasan alat hasil rancangan yang berkaitan dengan pengukuran kekeruhan air dan dapat juga dipengaruhi oleh teknik pengukuran yang kurang baik.

- G. Thangaraj1, S. Suresh Balaji2 (2014) dalam penelitiannya yaitu Perpustakaan adalah tempat yang menyediakan sumber daya untuk pengetahuan; sumber-sumber buku-buku dan kadang-kadang e-library. Efisien penggunaan sumber daya memerlukan lingkungan membaca yang tepat yang memberikan kenyamanan dan aspek lingkungan diperlukan untuk membaca terganggu. Tapi lingkungan membaca dapat dengan mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suara dll di mempelajari faktor pencahayaan dianggap dan bagaimana hal itu mempengaruhi pembaca dalam menggunakan sumber daya dipelajari. Kuesioner telah digunakan untuk mengumpulkan rincian mengenai penggunaan sumber daya di perpustakaan sebagai ukuran kuantitatif dan lux meter yang telah digunakan untuk mengukur cahaya Intensitas dalam dan di luar lingkungan perpustakaan sebagai ukuran kualitatif.

- Vinayakram, Dr V.E. Annamalai (ICIET 2014) melakukan perancangan sistem Roda gerinda biasanya dipantau oleh peralatan yang kompleks dan mahal seperti sensor emisi akustik dan grinding monitor siklus. Pada penelitian ini, dilakukan usaha untuk memanfaatkan instrumen sederhana seperti lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda. Seperti grinding

berlangsung, partikel logam tersumbat ke dalam ruang antara tepi pemotongan abrasif roda gerinda. Hal ini akan mengubah reflektifitas permukaan roda gerinda. Perubahan ini dapat ditangkap dengan


(24)

menggunakan meter lux. Makalah ini menunjukkan penggunaan sederhana

lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda.

2.2 Landasan Teori

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang di pancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan atau di pancarkan pada suatu media oleh suatu benda di sekelilingnya, suatu benda panas memancarkan energy panas dan bersamaan dengan itu juga memancarkan energi dalam bentuk cahaya.

Satwiko (2004) menjelaskan empat istilah standar dalam pencahayaan beserta satuannya antara lain:

a. Arus cahaya (luminous flux) adalah banyak cahaya yang dipancarkan ke segala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu (biasanya per detik), diukur dengan Lumen.

b. Intensitas cahaya (luminous intensity) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu, diukur dengan Candela.

c. Iluminan (illuminance) adalah banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang, diukur dengan Lux atau Lumen/m², sedangkan prosesnya disebut iluminasi (illumination) yaitu datangnya cahaya ke suatu objek. 15

d. Luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan dan diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi, diukur dengan Candela/m², sedangkan prosesnya disebut luminasi (lumination) yaitu perginya cahaya dari suatu objek.

Definisikan kuat penerangan ialah kuantitas/jumlah cahaya pada level pencahayaan / permukaan tertentu. [Satuan = lux (lumen/m2)] dan merekomendasikan kuat penerangan ruang kelas sebesar 250 lux. ( Darmasetiawan & Puspakesuma (1991). cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan. Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi


(25)

penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja Sukawi, [6]. Bila kuat penerangan berkurang maka suasana kerja menjadi kurang nyaman dan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi menjadi sulit untuk dikerjakan. Dedy Haryanto, [1]. Penggunaan sistem pencahayaan yang tidak efektif dan efisien dapat menurunkan produktifitas, kenyamanan, serta menyebabkan pemborosan energi pada ruang Evi Puspita Dewi, [2]. Perancangan sistem kontrol pencahayaan dalam ruang mampu mengidentifikasi kuat penerangan dalam ruang terhadap pembacaan iluminasi ruang Inayati Nur S, [4]. Kecukupan nilai intensitas cahaya dalam ruangan dapat dipenuhi dari penerangan alami dan penerangan buatan (lampu penerangan). standar kecukupan intensitas cahaya berkisar antara 250 – 300 lux untuk ruang administrasi dan kegiatan laboratorium halus antara 500 - 1000 lux.

2.2.1 Arsitektur Android 1. Android Operating System

Android merupakan perangkat lunak untuk perangkat mobile yang meliputi sistem

operasi, middleware¸ dan aplikasi inti yang dirilis oleh google Android adalah sistem operasi bergerak ( mobile operating system), yang mengadaptasikan sistem operasi linux, namun telah dimodifikasi. Android diambil alih oleh Google pada tahun 2005 dari Android.Inc sebagai bagian strategi untuk mengisi pasar sistem operasi bergerak. Google mengambil alih seluruh hasil kerja Android termasuk tim yang mengembangkan Android. (Dodit Suprianto & Rini Agustina, 2012).

a. Library

Library adalah program yang berisikan data script dari program java dan merupakan fitur yang sudah otomatis beroperasi dalam android studio, library ini sendiri pada android studio bersifat plug and play jadi hanya perlu mengunduh dan memanggil dalam perintah program (Nazarudin, 2011).


(26)

b. Kernel

Linux Kernel adalah lapisan dimana inti dari system operasi android itu berada, berisi file system yang mengatur system processing, memory, resource, drivers, dan system-sistem operasi android lainnya. Linux kernel yang di gunakan android kernel adalah 3.10.28 (Nazarudi, 2011)

2. Android Studio

Android Studio merupakan program kembangan dari google dan juga program penerus dari generasi lamanya yaitu eclipse namun android ini lebih sempurna dan easy using daripada pendahulunya dikarenakan dari segi instalasinya yang sederhana dan tidak serumit eclipse, namun android studio ini membutuhkan spesifikasi yang lumayan berat agar bias berjalan normal dan sangat memakan banyak ruang RAM.

3. Java

Java adalah bahasa pemrograman yang karena hampir dapat di jalan di berbagai perangkat. Pelopor bahasa pemrograman ini yaitu James Gosling

dan Bahasa ini awalnya dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis tahun 1995 . Bahasa ini banyak mengadopsi sintaksis yang terdapat pada C dan C++ namun dengan sintaksis model objek yang lebih sederhana serta dukungan rutin-rutin aras bawah yang minimal. Aplikasi-aplikasi berbasis java umumnya dikompilasi ke dalam p-code (bytep-code) dan dapat dijalankan pada berbagai Mesin Virtual Java (JVM).

Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat umum/non-spesifik (general

purpose), dan secara khusus didisain untuk memanfaatkan dependensi


(27)

2.2.2 Sensor

Sensor yang terdapat pada smartphone ini adalah Ambient Light Sensor

(ALS). Perangkat ini sangat peka dengan cahaya dikarenakan di desain untuk meningkatkan dan mengurangi kecerahan pada layar smartphone pengguna hal ini bertujuan agar konsumsi daya lebih rendah serta membuat mata nyaman.

2.2.3 Standar Lux SNI pada Ruangan

Standar lux pada ruangan yang terdapat pada rumah mengacu pada SNI yang sudah ada, dibawah ini adalah daftar tabel mengenai SNI lux pada rumah, namun pada aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk 8 area:

Tabel 1. SNI pencahayaan ruangan pada rumah

2.3 Prinsip Kerja

Seperti halnya lux meter perangkat smartphone memanfaatkan sensor yang terdapat pada ponsel akan tetapi ambient light sensor yang terdapat pada

smartphone ini merupakan teknologiSurface Mount Device (SMD) sehingga lebih

kecil dan peka.

No Ruangan SNI lux

1 Teras 60

2 Ruang tamu 120~250

3 Ruang makan 120~250

4 Ruang kerja 120~250

5 Kamar tidur 120~250

6 Kamar mandi 250

7 Dapur 250


(28)

Gambar 1. Perangkat ambient light sensor satu paket dengan proximity sensor


(29)

2.4 Metode Bercabang dan Interpolasi

Skripsi ini menerapkan metode percabangan (making decision) pada alur sistem programnya dan interpolasi linier sebagai teknik pengkalibrasian aplikasi :

a. Interpolasi linier

interpolasi adalah perkiraan suatu nilai tengah dari suatu set nilai yang diketahui. Interpolasi dengan pengertian yang lebih luas merupakan upaya mendefinisikan suatu fungsi dekatan suatu fungsi analitik yang tidak diketahui atau pengganti fungsi rumit yang tak mungkin diperoleh persamaan analitiknya. Masalah umum interpolasi adalah menjabarkan data untuk fungsi dekatan, dan salah satu metode penyelesaiannya dinamakan Metode prinsip Substitusi metode ini memanfaatkan dua titik untuk menemukan garis lurus.

1999 1000 100 y

1

1 100 x550 1000 50000 Nilai Y ?

x −x

=

Y = y +

x −xx−x

� − �

Diketahui x = 55 , x = , x = 5 , y = , y = Y = + 555 −


(30)

Terhitung dari rumus interpolasi yaitu 129 untuk nilai tengah dan terukur 688 pada ambient light sensor smartphone sehingga :

Nilai tengah = 20,9

Lux terukur pada smartphone = 91 lux 91/20,9 = 4,35

Nilai ini yang di letakkan pada program untuk pengkalibrasian lux meter pada aplikasi smartphone.

Gambar 3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter

b. Percabangan atau making decision

Percabangan adalah suatu pilihan atau opsi dengan kondisi tertentu. Jika kondisi yang menjadi syarat terpenuhi, maka pilihan dijalankan, jika tidak maka sebaliknya. Ada 2 jenis percabangan yang di jelaskan di sini yaitu, if, else-if. Kedua jenis ini memiliki penggunaan masing-masing. Berikut penjelasan mengenai penggunaan tiap-tiap percabangan serta simbol perintah :


(31)

Beberapa simbol kondisi perintah:

Tabel 2. Keterangan simbol pada script

No Simbol Keterangan

1

== Jika pernyataan pertama bernilai kurang lebih sama dengan dengan pernyataan kedua

2

>= Jika pernytaan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih besar atau sama dengan pernytaan kedua

3

> Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang lebih besar dari pernyataan kedua

4

<= Jika pernyataan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih kurang atau sama dengan pernytaan kedua

5

< Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang kurang dari pernyataan kedua

6

!= Jika pernytaan pertama bernilai sesuatu yang tidak sama dengan pernytaan kedua

7 && Jika pernyatan pertama dan kedua bernilai benar

8

|| Jika salah satu pernyataan pertama atau pernyataan kedua bernilai benar

if : Percabangan if ini digunakan jika kita hanya memiliki satu pernyaatan yang akan dijalankan dengan syarat tertentu. Sintak if seperti berikut :


(32)

if(kondisi){ pernyataan }

Jika kondisi benar, maka pernyataan akan dijalankan. Contoh :

public class coba{

public static void main (String [] args){ int a=0;

if (a==0)

System.out.println("Nilai a = 0"); if (a==1)

System.out.println("Nilai a = 1"); }

}

Output : Program akan menampilkan nilai a = 0 saja, karena pada if yang kedua, kondisi tidak memenuhi atau salah.

else -if : percabangan yang digunakan saat kita memiliki banyak kondisi (lebih dari 2) dan banyak pernyataan (lebih dari 2). Sintaks dari else-if seperti berikut :

if (kondisi){ pernyataan1 }else if (kondisi2){ pernyataan2 } else (kondisi3){


(33)

pernyataan3 }

else { penyataan4 }

Jika kondisi1 benar, maka pernyataan1 akan dijalankan, jika kondisi 2 benar, maka penyataan 2 akan dijalankan, jika semua kondisi salah, maka penyataan 4 yang akan dijalankan saja.

Contoh :

public class coba{

public static void main (String [] args){ int a=2;

if (a==0)

System.out.println("Nilai a = 0"); else if(a==1)

System.out.println("Nilai a = 1"); else if(a==2)

System.out.println("Nilai a = 2"); }

}

Output : Program akan menampilkan nilai a = 2 saja, karena pada else-if yang ketiga atau dengan pernyataan a == 2 bernilai benar, sedangkan pernyataan yang lain tidak dijalankan karena kondisi tidak memenuhi.


(34)

BAB III METODOLOGI

3.1 Prosedur Perancangan

Beberapa urutan prosedur perancangan dalam pengerjaan penelitian yaitu sebagai berikut:

Gagal

Berhasil

Gambar 4. Prosedur perancangan

Tujuan penelitian

Analisis kebutuhan

spesifikasi

Desain

Validasi

finalisasi verifikasi


(35)

3.1.1 Penjelasan Diagram Alir 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di sini sebagai tahapan awal di buatnya aplikasi ini berfungsi untuk memudahkan pengguna umum serta menyadari tingkat pencahayaan dalam ruangan yang sangat berpengaruh bagi kesehatan mata.

2. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada tahap ini berfungsi sebagai pengumpulan data perangkat, serta teori, alogaritma dan yang berasal dari jurnal dan sumber info yang terdapat dari internet.

3. Spesifikasi

Persyaratan yang di butuhkan untuk persiapan alat dalam penelitian yang untuk meminimalisir biaya pengeluaran tingkat keakuratan pengukuran dan serta agar aplikasi ini bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

4. Desain

Tahapan desain memiliki tujuan untuk menentukan bagaimana user interface pada aplikasi mudah di pahami dan tidak terlalu rumit dengan menerapkan desain user interface aplikasi yang sederhana namun jelas.

5. Verifikasi

Pada langkah verifikasi, akan di lakukan pengujian aplikasi yang sudah jadi yaitu dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi. Namun apabila dalam langkah verifikasi belum terlewati maka akan kembali lagi ke tahapan desain.

6. Validasi

Validasi pada akat atau aplikasi yang telah jadi di perlukan guna memastikan tingkat error yang di dapatkan berapa besar dengan menerapkan teknik kalibrasi


(36)

aplikasi dengan alat pengukur aslinya sehingga di dapatkan nilai yang hampir presisi.

7. Finalisasi

Tahapan akhir dari aplikasi yang di buat telah memalui uji verifikasi dan validasi dan siap untuk di gunakan.

3.2 Analisis Kebutuhan

Aplikasi Lux meter menerapkan metode kalibrasi interpolasi linier yaitu dengan menghitung nilai yang terdapat pada sumbu x dan y sehingga nilai tersebut bisa menjadi tolak ukur nilai penyamaan acuan angka lux meter dengan aplikasi lux

meter. Pengkalibrasian aplikasi dengan teknik perhitungan manual yang belum di

terapkan ke dalam program sehingga pengguna masih belum bisa melakukan pengkalibrasian sendiri.

Teknik dalam pengakuratan kalibrasi perangkat lux meter dengan aplikasi

lux meter dalam smartphone dengan interpolasi linear dalam hal ini ada beberapa hal yang harus di lakukan yaitu:

1. Penyesuaian jarak atau penyamaan jarak perangkat lux meter dengan aplikasi lux meter dengan sumber cahaya

2. Mampu menghitung intensitas cahaya dengan tingkat error sekitar 18% 3. Respon langsung saat memberi pemberitahuan tentang tingkat cahaya

yang di ukur dalam ruangan

Sedangkan pada bahasa program yang di terapkan pada aplikasinya sendiri menggunakan metode percabangan yaitu aturan If, Else, Statement.


(37)

3.3 Sepesifikasi

Berikut merupakan data spesifikasi sistem yang di gunakan untuk menjalankan aplikasi yang di buat dan serta data sepsifikasi hasil ouput yang di hasilkan:

1. Aplikasi di rancang dengan program android studio dengan basis Bahasa

java android.

2. Berikut spesifikasi perangkan smartphone yang di gunakan: Tabel 3. Spesifikasi pada smarphone xiaomi redmi 2

No Golongan Hardware Jenis

1 Platform

OS Android OS, v4.4.4 (KitKat) Chipset Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410

CPU Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53

GPU Adreno 306

2 Memory

Card microSD, up to 32 GB (dedicated slot)

Slot 8GB,1GBRAM

16 GB, 2 GB RAM

Internal microSD, up to 32 GB (dedicated slot)

3 Features

Sensor Accelerometer, gyro, proximity, compass Messaging SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail,

IM

Browser HTML5


(38)

Tabel 4. Rincian spesifikasi sensor cahaya (ALS) pada xiaomi redmi 2

Nama Hardware Rincian

Ambient Light Sensor Vendor Liteon Version 1

Max Range 50000.0 lx Resolution 0,0125 lx Minimum delay 0 microsecond

Power consumption 0,2 A

Tabel 5. Spesifikasi digital lux meter

Nama Jenis Rincian

Digital Illumination Meter

Model 1010BS

Display 31/2 digits Maximal reading 1999 Range 20, 200, 2000, 20000 lux (

1010BS ) at 20000 lux range, measured value = reading X10

Power 9 V battery ± 3 % reading + 0,5 % range ± 4 % reading + 10 digits, for the


(39)

3.4 Desain

Pada aplikasi ini terdapat beberapa sistem sebagai pendukung agar program bisa berjalan yaitu sistem ini terdiri dari komputer dan perangkat android blog diagramnya sebagai berikut:

Lampu

Smartphone Tampilan output dari aplikasi

Gambar 5. Blog diagram umum

Beberapa bahan untuk perancangan aplikasi : - Komputer sistem operasi Windows 724

- Program android studio

- Smartphone

- Digital lux meter

Perancangan aplikasi android di kerjakan di komputer dan smartphone

sebagai device simulasi langsung untuk pengetesan aplikasi yang di kerjakan, program java android ini sendiri adalah berasal dari program java itu sendiri, dan Bahasa java ini crossplatform sehingga memudahkan dalam pengerjaan dengan Bahasa lain karena sudah mendukung Bahasa selain java itu. Sehingga tidak


(40)

menyulitkan bagi para developer untuk mengadaptasikan versi non mobile

programnya ke mobile aplikasi untuk android. Akan tetapi perlunya penambahan alat sebagai pendukung pembacaan bahasa program selain java, dan semuanya sudah di sediakan oleh pengembang program java android dan pengembang lainnya yang juga ikut bekerja sama dengan pengembang android.

1. Tahap Perancangan Aplikasi

Pada tahapan ini membahas tentang proses perancangan aplikasi pada android studio.

a. Logo saat program android studio di jalankan.

Gambar 6. Logo android studio

b. Tunggu sesaat dan program akan muncul seperti ini, pada saat seperti ini biasanya akan memakan waktu sampai 5 menit tergantung dari kemampuan masing-masing komputer.


(41)

c. Tekan tombol file dan pilih new lalu new project.

Gambar 8. Proses pembuatan aplikasi lux meter

d. Tampilan setelah d pilih new project, pada application name di isi dengan nama berawalan huruf kapital

Gambar 9. Mengatur nama untuk project

e. Tampilan setelah menekan tombol next dan pada bagian ini harus menyesuaikan perangkat yang akan d tuju, lalu setting minimal SDK yang akan bisa menjalankan program ini.


(42)

Gambar 10. Setting kebutuhan perangkat yang akan d tuju. f. Tampilan menentukan user interface activity yang akan di gunakan untuk

pemrograman.


(43)

g. Tampilan setelah selesai memilih activity dan akan memulai pemrograman.

Gambar 12. Saat selesai mengatur laman kerja baru. h. Tampilan setelah program selesai di setting.


(44)

i. Tampilan setelah program selesai di buat dan siap untuk di eksekusi.

Gambar 14. Tapilan java activity yang berisi program.


(45)

Gambar 16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity.


(46)

2. Alur Alogaritma Program

Algoritma merupakan rentetan (sequence) langkah logika yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Flowchart dari aplikasi lux meter yang di rancang adalah sebagai berikut:

a. Percabangan


(47)

b. Interpolasi Linear


(48)

Contoh desain graphic user interface (GUI) aplikasi lux meter android dengan konsep sederhana agar mudah di pahami oleh pengguna :

a. GUI laman tampilan awal berisikan segment pilihan ruangan

toolbar

keterangan laman

tombol segmen pilihan ruang

scroll

Gambar 20. Tampilan laman awal aplikasi lux meter

GUI di atas adalah desain tampilan awal yang akan muncul saat mengoprasikan aplikasi pertama kali dan di laman awal ini pun akan di di beri beberapa pilihan ruangan yang akan di ukur dan pemilihan tombol yang akan di tekan pun harus di sesuaikan dengan ruangan yang akan di ukur sehingga tidak terjadi kekeliruan hasil.

Type of Room Inside

The House

livingroom

kitchen

bathroom

workspace

diningroom

bedroom


(49)

b. GUI laman kedua pada aplikasi setelah salah satu tombol segment di tekan Keterangan peletakan perangkat Indikator lux terukur Nama ruangan

Status terukur lux

Penjabaran keterangan apakah lux ruangan sudah memenuhi persayaratan atau belum

Gambar 21. Tampilan kedua setelah di setiap segment

GUI kedua ini adalah tampilan setelah user menekan salah satu tombol yang telah di pilih, pada keterangan peletakkan perangkat akan berbeda namun ada yang sama tergantung ruangan yang akan di ukur. Kotak putih pada lux berfungsi sebagai indikator terukurnya angka lux cahaya pada ruangan. Kotak putih pada area adalah berfungsi sebagai keterangan ruangan itu sendiri. Kotak putih pada status akan menampilkan status dari cahaya lux ruangan yang terukur stabil atau tidak dan sudah ideal atau tidak dan akan berubah sesuai pergantian nilai yang terdapat pada

Put this device in table

Lux

Area

Status

Description


(50)

indikator lux. Kotak Description di sini akan menampilkan penjelasan secara lebih mendetail mengenai level cahaya yang terukur pada ruangan, dan merupakan penjelasan lebih mendetail dari kotak status.

3.5 Verifikasi

Verifikasi atau pengujian aplikasi yang telah di rancang ada beberapa tahap pengujian yaitu dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi.

3.6 Validasi

Validasi aplikasi bertujuan agar aplikasi bisa sesuai hasilnya dengan versi aslinya, yaitu dengan cara membandingan melalui teknik kalibrasi alat yang di setarakan dengan ukuran yang tertera pada digital lux meter sebenarnya.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Aplikasi

Hasil Implementasi dari rancangan aplikasi untuk mengukur intensitas cahaya pada ruangan dalam rumah. Ada beberapa 8 tombol segment yang terdapat pada graphic user interface (GUI) tampilan awal aplikasi ini:

a. Tampilan aplikasi

Gambar 22. Tampilan GUI aplikasi

Pada laman kedua ini berfungsi sebagai pemberi informasi tentang kecerahan dan status pencahayaan pada setiap ruangan. Ada 8 jenis keterangan yang akan muncul pada tampilan awal ini tergantung dari level cahaya yang di ukur.


(52)

Penjelasan beberapa tombol pada aplikasi:

a. Ada 8 tombol untuk pengukuran kecerahan lampu pada setiap ruangan yaitu:

 Ruang tamu  Dapur  Kamar mandi  Ruang kerja  Ruang makan  Kamar tidur  Teras  Garasi

semua tombol di atas memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk pengukuran intensitas cahaya pada ruangan.

b. Tombol help

Help, tombol help untuk pemberitahuan cara penggunaan aplikasi lux meter ini, serta di cantumkan pembuat aplikasi.

c. Tombol about

About, berisi nama pengembang aplikasi.

d. Tombol Exit


(53)

4.2 Pengujian dan Hasil

1. Tujuan pengujuan:

a. Untuk mengetahui tingkat intensitas cahaya yang terukur pada suatu ruangan dalam rumah.

b. Untuk mengetahui seberapa akurat aplikasi lux meter ini dengan digital lux meter alat yang di desain khusus untuk pengukuran lux cahaya. c. Untuk mengetahui tingkat Kemudahan serta sederhananya penggunaan

pada masing-masing alat.

4.3 Cara Pengujian

Pengkalibrasi perangkat

a. Pengujian dengan mengambil sample perhitungan data perbandingan pada tiap-tiap tingkatan lux dan jarak yang telah di tentukan, ada 6 tingkatan mulai dari 50, 100, 150, 200, 250, 300.

b. Pengujian dengan perbandingan alat dan pengkalibrasian aplikasi lux meter

dengan interpolasi linier sehingga di dapatkan nilai acuan yang sama pada kedua alat ini.

4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital

a. Nyalakan power, lalu lepas penutup photo sensor dan hadapkan photo sensor pada cahaya.

b. Baca nilai yang muncul pada layar, jika hanya menampilkan angka satu itu berarti overflow atau nilai yang terukur terlalu besar, dan atur lagi ke range yang lebih tinggi.

c. Jika sudah tertampil nilai konstan pada layar, nilai yang terukur dapat di bandingkan dengan memeriksa tabel SNI pada ruangan perumahan seperti yang terdapat di bawah ini:


(54)

Gambar 23. Digital Lux Meter

Tabel 6. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan

Fungsi ruangan

Tingkat Pencahayaan

(lux)

Rumah Tinggal range

Teras 60

Ruang tamu 120~250

Ruang makan 120~250

Ruang kerja 120~250

Kamar tidur 120~250

Kamar mandi 250

Dapur 250


(55)

4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi

Pengukuran pada smartphone ini memanfaatkan ambient light sensor berikut tampilan awal setelah di operasikan:

Gambar 24. Setelah aplikasi di operasikan

Kode program yang di terapkan pada aplikasi untuk pengukuran dan penetapan kemugkinan dari SNI lux meter:

Kode program untuk mengakses graphic user interface (GUI) aplikasi:

package com.example.dor.smartluxmeter;

import android.os.Bundle;

import android.app.Activity;

import android.app.AlertDialog;

import android.content.DialogInterface;

import android.content.Intent;

import android.view.View;

import android.widget.Button;

public class MainActivity extends Activity {

private Button imageButton; private Button imageButton2; private Button imageButton3; private Button imageButton4; private Button imageButton5; private Button imageButton6; private Button trace;

private Button garage; private Button buttonexit;


(56)

private Button button2help; private Button about;

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_main);

imageButton = (Button) findViewById(R.id.livingroom); imageButton2 = (Button) findViewById(R.id.kitchen); imageButton3 = (Button) findViewById(R.id.bathroom); imageButton4 = (Button) findViewById(R.id.workspace); imageButton5 = (Button) findViewById(R.id.diningroom); imageButton6 = (Button) findViewById(R.id.bedroom); garage = (Button) findViewById(R.id.garage);

trace = (Button) findViewById(R.id.trace);

buttonexit = (Button) findViewById(R.id.buttonexit); button2help = (Button) findViewById(R.id.button2help); about = (Button)findViewById(R.id.about);

imageButton.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this,

Livingroom.class);

startActivity(i); }

});

imageButton2.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Kitchen.class);

startActivity(i); }

});

imageButton3.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Bathroom.class);

startActivity(i); }

});

imageButton4.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this,

Workspace.class);

startActivity(i); }

});

imageButton5.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this,

Diningroom.class);

startActivity(i); }


(57)

});

imageButton6.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Bedroom.class);

startActivity(i); }

});

garage.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Garage.class);

startActivity(i); }

});

trace.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Trace.class);

startActivity(i); }

});

button2help.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, Help.class);

startActivity(i); }

});

about.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

Intent i = new Intent(MainActivity.this, About.class);

startActivity(i); }

});

buttonexit.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

public void onClick(View v) {

AlertDialog.Builder builder = new

AlertDialog.Builder(MainActivity.this);

builder.setTitle(" Atention");

builder.setMessage(" apakah anda yakin ?");

builder.setIcon(android.R.drawable.ic_dialog_alert);

builder.setPositiveButton("yes", new

DialogInterface.OnClickListener() { @Override

public void onClick(DialogInterface dialog, int

which) {

// TODO Auto-generated method stub

MainActivity.this.finish(); }


(58)

builder.setNegativeButton("no", new

DialogInterface.OnClickListener() { @Override

public void onClick(DialogInterface dialog, int

which) {

// TODO Auto-generated method stub

dialog.cancel();

} });

AlertDialog alert = builder.create(); alert.show();

} }); } }

Kode program akses sensor, perhitungan dan if, else statment:

package com.example.dor.smartluxmeter;

import android.app.Activity;

import android.hardware.Sensor;

import android.hardware.SensorEvent;

import android.hardware.SensorEventListener;

import android.hardware.SensorManager;

import android.os.Bundle;

import android.app.AlertDialog;

import android.widget.TextView;

import java.util.logging.Handler;

import java.util.logging.LogRecord;

public class Livingroom extends Activity {

private TextView lux; private TextView area; private TextView status;

private TextView clarification; @Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.livingroom);

lux = (TextView) findViewById(R.id.livingroom1);

area = (TextView) findViewById(R.id.livingroom2);

status = (TextView) findViewById(R.id.livingroom3);

clarification = (TextView) findViewById(R.id.livingroom4);

SensorManager mySensorManager = (SensorManager)

getSystemService(SENSOR_SERVICE);

Sensor LightSensor =

mySensorManager.getDefaultSensor(Sensor.TYPE_LIGHT);

if (LightSensor != null) {

mySensorManager.registerListener(

LightSensorListener,

LightSensor,


(59)

} }

private android.os.Handler result;

private final SensorEventListener LightSensorListener = new SensorEventListener() {

@Override

public void onAccuracyChanged(Sensor sensor, int accuracy) {

// TODO Auto-generated method stub

}

@Override

public void onSensorChanged(SensorEvent event) {

if (event.sensor.getType() == Sensor.TYPE_LIGHT) {

lux.setText("" + event.values[0] / 4.35);

}

if (( + event.values[0] / 4.35) < 3 ) {

AlertDialog.Builder builder = new

AlertDialog.Builder(Livingroom.this);

builder.setTitle("Perhatian");

builder.setMessage(" letakkan ponsel di tempat yang cukup

cahaya !");

builder.setCancelable(true);

final AlertDialog dlg = builder.create();

dlg.show();

Handler mHandler = new handler();

Runnable mRunnable = new Runnable() {

public void run() {

if (dlg != null && dlg.isShowing())

dlg.dismiss();

} };

lux.postDelayed(mRunnable, 1000);

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 7 && (+ event.values[0] / 4.35) < 20) {

area.setText(" ");

status.setText(" ");

clarification.setText(" ");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 20 && (+ event.values[0] / 4.35) < 50) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText(" sangat buruk ");

clarification.setText(" pencahayaan sangat buruk, anda

harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 60 && ( + event.values[0] / 4.35) < 99) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText(" buruk ");

clarification.setText(" pencahayaan masih buruk, anda

harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");


(60)

event.values[0] / 4.682) < 118) {

area.setText(" ruang tamu");

status.setText(" masih buruk ");

clarification.setText(" pencahayaan masih buruk, ganti

dengan lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 119 && ( + event.values[0] / 4.35) < 185) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText(" range rendah ");

clarification.setText(" pencahayaan pada ruangan ini

sudah ideal");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 186 && ( + event.values[0] / 4.35) < 199) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText("standar ");

clarification.setText(" pencahayaan pada ruangan ini

sudah ideal ");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 200 && ( + event.values[0] / 4.35) < 251) {

area.setText("ruang tamu ");

status.setText(" range maksimal ");

clarification.setText(" pencahayaan pada ruangan ini

sudah ideal");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 252 && ( + event.values[0] / 4.35) < 300) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText(" berlebihan ");

clarification.setText(" cahaya telalu terang , ganti

lampu anda dengan lampu 7 watt sampai 20 watt ");

} else System.out.println();

} };


(61)

private class handler extends Handler {

@Override

public void close() { }

@Override

public void flush() { }

@Override

public void publish(LogRecord record) { }

} }


(62)

4.4 Analisa Hasil Sampling

4.4.1 Data Hasil Percobaan dari Sampling Tiap Ruangan pada Rumah

1. Data hasil sampling pada ruangan ruang tamu

Tabel 7. Perbandingan area ruang tamu Ruang tamu

No Lux meter App Raw Data App

1 30 24.5 107

2 30 24.5 107

3 30 24.3 106

4 30 24.5 107

5 30 24.3 106

6 30 24.3 106

7 30 24.3 106

8 30 24.5 107

9 30 24.5 107

10 30 24.3 106


(63)

2. Data hasil sampling pada ruangan dapur

Tabel 8. Perbandingan area dapur Dapur

No Lux meter App Raw Data App

1 14 13.5 59

2 14 13.3 58

3 14 13.7 60

4 14 13.7 60

5 14 13.7 60

6 14 13.7 60

7 14 13.7 60

8 14 13.7 60

9 14 13.5 59

10 14 13.5 59


(64)

3. Data hasil sampling pada ruangan kamar mandi

Tabel 9. Perbandingan area kamar mandi Kamar mandi

No Lux meter App Raw Data App

1 16 14.4 63

2 16 14.4 63

3 16 14.4 63

4 16 14.4 63

5 16 14.4 63

6 16 14.4 63

7 16 14.4 63

8 16 14.4 63

9 16 14.4 63

10 16 14.2 62


(65)

4. Data hasil sampling pada ruang kerja

Tabel 10. Perbandingan area ruang kerja Ruang kerja

No Lux meter App Raw Data App

1 12 10.5 46

2 12 10.3 45

3 12 10.3 45

4 12 10.8 47

5 12 10.3 45

6 12 10.5 46

7 12 10.3 45

8 12 10.8 47

9 12 10.3 45

10 12 10.3 45


(66)

5. data hasil sampling pada ruang makan

Tabel 11. Perbandingan area Ruang makan Ruang makan

No Lux meter App Raw Data App

1 10 9.19 40

2 10 9.19 40

3 10 9.19 40

4 10 9.19 40

5 10 9.19 40

6 10 9.19 40

7 10 9.19 40

8 10 9.19 40

9 10 9.19 40

10 10 9.42 41


(67)

6. data hasil sampling pada ruang kamar tidur

Tabel 12. Perbandingan area kamar tidur Kamar tidur

No Lux meter App Raw Data App

1 7 5.5 23.9

2 7 5.74 25

3 7 5.74 25

4 7 5.74 25

5 7 5.97 26

6 7 5.97 26

7 7 6.2 27

8 7 5.74 25

9 7 5.97 26

10 7 5.51 24


(68)

7. data hasil sampling pada halaman teras

Tabel 13. Perbandingan area teras Teras

No Lux meter App Raw Data App

1 5 5.28 23

2 5 5.51 24

3 5 5.28 23

4 5 5.51 24

5 5 5.28 23

6 5 5.28 23

7 5 5.51 24

8 5 5.51 24

9 5 5.28 23

10 5 5.51 24


(69)

8. data hasil sampling pada garasi

Tabel 14. Perbandingan area garasi Garasi

No Lux meter App Raw Data App

1 8 8.96 39

2 8 8.96 39

3 8 8.96 39

4 8 8.73 38

5 8 8.73 38

6 8 8.96 39

7 8 8.73 38

8 8 8.96 39

9 8 8.96 39

10 8 8.96 39


(70)

Dari data sampling peruangan di atas dapat di analisa dari sebagai berikut :

Dari tabel di atas ada tiga jenis kolom yang di cantumkan yaitu Lux Meter,

App, dan Raw Data App. Pada kolom Lux Meter merupakan data yang di dapat dari nilai terukur dari alat Digital Lux Meter, sedangkan kolom App merupakan data yang di dapat dari nilai yang terukur dari Aplikasi dan kolom Data Raw App

merupakan nilai asli yang terukur dari ALS langsung sebelum dikalibrasi dengan menggunakan rumus Interpolasi Linier yang di tambahkan ke dalam program aplikasi.

Pada sampling bagian ini dapatkan hasil rentang nilai yang berbeda-beda pada setiap ruangan ini juga di sebabkan faktor ukuran setiap ruangan yang berbeda-beda hal ini sangat mempengaruhi tingkat kekuatan cahaya yang terdapat pada ruangan tersebut, meski watt pada lampu yang di gunakan tidak terlalu tinggi tetap akan menjadi sedikit lebih terang karena jarak pantul cahaya pada ruangan lebih sempit. Dan faktor warna tembok atau dinding pada setiap ruangan yang berbeda-beda sangat berpengaruh yang menyebabkan sensor cahaya pada smartphone memiliki respon yang berbeda dengan Digital Lux Meter. Posisi atau tata letak lampu ruangan dan jenis lampu juga berpengaruh dalam hasil pengukuran. Sehingga jika tata letak pencahayaan dalam ruangan masih belum ideal maka akan sangat susah untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat.


(71)

4.4.2 Perbandingan Tingkat Keakuratan:

a. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 50 Lux pada jarak 65 cm.

Tabel 15. Perbandingan range 50 lux Range 50 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 50 57.4 250

2 50 57.4 250

3 50 57.4 250

4 50 57.4 250

5 50 57.4 250

6 50 57.4 250

7 50 57.7 251

8 50 57.7 251

9 50 57.7 251

10 50 57.7 251

11 50 57.7 251

12 50 57.7 251

13 50 57.7 251

14 50 57.7 251

15 50 57.7 251

16 50 57.7 251

17 50 57.7 251

18 50 57.7 251

19 50 57.7 251

20 50 57.4 250

21 50 57.4 250

22 50 57.7 251

23 50 57.7 251

24 50 57.4 250

25 50 57.4 250

26 50 57.4 250

27 50 57.4 250

28 50 57.4 250

29 50 57.7 251

30 50 57.4 250

JARAK


(72)

b. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 100 Lux dan jarak 44 cm.

Tabel 16. Perbandingan range 100 lux Range 100 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 100 111 483

2 100 111 483

3 100 112 487

4 100 112 487

5 100 112 487

6 100 111 483

7 100 112 487

8 100 111 483

9 100 111 483

10 100 111 483

11 100 111 483

12 100 111 483

13 100 112 487

14 100 112 487

15 100 112 487

16 100 112 487

17 100 112 487

18 100 112 487

19 100 112 487

20 100 112 487

21 100 112 487

22 100 112 487

23 100 111 483

24 100 111 483

25 100 111 483

26 100 112 487

27 100 112 487

28 100 112 487

29 100 112 487

30 100 112 487

JARAK


(73)

c. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter

pada Range 150 Lux dan jarak 38 cm.

Tabel 17. Perbandingan range 150 lux Range 150 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 150 164 713

2 151 164 713

3 151 164 713

4 151 164 713

5 150 163 709

6 150 163 709

7 150 163 709

8 150 163 709

9 150 163 709

10 150 163 709

11 150 163 709

12 150 162 705

13 150 163 709

14 150 163 709

15 151 163 709

16 151 163 709

17 151 163 709

18 151 163 709

19 151 163 709

20 151 163 709

21 151 163 709

22 151 164 713

23 150 163 709

24 150 163 709

25 150 163 709

26 150 163 709

27 150 163 709

28 150 164 713

29 151 164 713

30 151 164 713

JARAK


(74)

d. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter

pada Range 200 Lux dengan jarak 30 cm.

Tabel 18. Perbandingan range 200 lux Range 200 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 200 213 927

2 200 213 927

3 200 213 927

4 200 213 927

5 200 212 922

6 200 212 922

7 201 213 927

8 201 214 931

9 200 213 927

10 200 212 922

11 200 213 927

12 200 212 922

13 200 212 922

14 200 212 922

15 200 212 922

16 200 213 927

17 200 212 922

18 200 213 927

19 200 213 927

20 200 213 927

21 200 212 922

22 200 213 927

23 200 213 927

24 200 212 927

25 200 213 927

26 200 213 927

27 200 212 922

28 201 214 931

29 201 214 931

30 201 214 931

JARAK


(75)

e. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 250 Lux pada jarak 27 cm.

Tabel 19. Perbandingan range 250 lux Range 250 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 250 258 1122

2 250 258 1122

3 250 259 1127

4 250 258 1122

5 250 258 1122

6 252 259 1127

7 251 259 1127

8 252 260 1131

9 251 260 1131

10 251 260 1131

11 251 260 1131

12 251 260 1131

13 251 260 1131

14 251 260 1131

15 250 260 1131

16 250 259 1127

17 250 259 1127

18 250 259 1127

19 250 259 1127

20 250 259 1127

21 250 259 1127

22 250 260 1131

23 250 259 1127

24 250 259 1127

25 250 260 1131

26 250 260 1131

27 251 260 1131

28 251 260 1131

29 251 260 1131

30 251 260 1131

JARAK


(76)

f. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 300 Lux pada jarak 24 cm.

Tabel 20. Perbandingan range 300 lux Range 300 Lux

No Lux meter App Raw Data App

1 300 327 1422

2 300 327 1422

3 301 327 1422

4 301 328 1427

5 301 327 1422

6 301 328 1427

7 301 328 1427

8 301 328 1427

9 301 328 1427

10 300 327 1422

11 300 328 1427

12 300 327 1422

13 301 328 1427

14 301 326 1418

15 299 326 1418

16 299 325 1414

17 301 326 1418

18 300 325 1414

19 300 326 1418

20 300 325 1414

21 300 325 1414

22 302 326 1418

23 301 327 1422

24 302 327 1422

25 302 327 1422

26 301 326 1418

27 301 327 1422

28 301 327 1422

29 301 326 1418

30 302 327 1422

JARAK


(77)

Berdasarkan hasil sampling range kalibrasi 50 lux -300 lux dapat di analisa sebagai berikut:

Pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux, juga menggunakan tiga kolom data seperti yang di terapkan pada sampling ruangan dalam rumah sebelumnya. yaitu Lux Meter, App, dan Raw Data App.

Pada bagian sampling kalibrasi perbandingan kedua alat ini, hasil yang di dapakan tidak begitu jelas perbedaan errornya namun nilai yang terlihat begitu signifikan berbeda terdapat pada range 300 lux, ini di sebabkan bias cahaya yang berlebih yang di terima pada ALS yang di sebabkan oleh pantulan cahaya dari kaca

screen smartphone. sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang tertangkap oleh sensor cahaya pada smartphone sedangkan pada posisi seperti ini dome putih pada

LDRDigital Lux Meter memfilter cahaya yang masuk sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang lolos tidak tertangkap sensor. Hal ini memberi kesukaran dalam pengkalibrasian aplikasi terhadap Digital Lux Meter.


(78)

4.5 Standar Deviasi

Standar deviasi merupajan nilai statistik yang di pakai untuk menentukan sebaran data dalam sampel, serta seberapa dekat titik data individu ke mean, rata-rata, nilai sampel. Jadi dari hasil yang di cantumkan pada tabel dan grafik di bawah ini menampilkan nilai rentang perbedaan dari hasil pengukuran kedua alat yang tidak begitu jauh atau besar errornya.

a. Hasil standar deviasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux Tabel 21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter

No range app lux meter

1 50 0.152225 0

2 100 0.490133 0 3 150 0.504007 0.504007 4 200 0.678911 0.379049 5 250 0.718395 0.629724 6 300 0.980265 0.794377

Tabel diatas memuat dari perhitungan standar deviasi dari hasil pengukuran perbandingan antara app dengan digital lux meter.

Tabel 22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling peruangan No ruang lux meter app

1 ruang tamu 0 0.105409

2 dapur 0 0.141421

3 kamar mandi 0 0.063246 4 ruang kerja 0 0.206559 5 ruang makan 0 0.072732 6 kamar tidur 0 0.219737

7 teras 0 0.121221


(79)

4.6 Validasi

Pengecekan data terakhir yaitu validasi

a. Validasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux Tabel 23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat No range app lux meter selisih persen jarak

1 50 57.56 50 7.56 15.12 % 65cm

2 100 111.63 100.33 11.3 11.26 % 44cm 3 150 163.23 150.43 12.8 8.50 % 38cm 4 200 212.77 200.17 12.6 6.29 % 30cm 5 250 259.37 250.5 8.87 3.54 % 27cm 6 300 326.73 300.7 26.03 8.65 % 24cm

b. Validasi pada sampling tiap ruangan

Tabel 24. Validasi pada sampling tiap ruangan

No ruang lux meter app selisih persen 1 ruang tamu 30 24.4 5.6 18.66 %

2 dapur 14 13.6 0.4 2.85 %

3 kamar mandi 16 14.38 1.62 10.12 % 4 ruang kerja 12 10.44 1.56 13 % 5 ruang makan 10 9.21 0.79 7.9 %

6 kamar tidur 7 5.8 1.2 17.14 %

7 teras 5 5.39 0.39 7.8 %


(80)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil sampling dan analisis, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan :

1. Tingkat keakuratan pengukuran pada aplikasi lux meter dengan versi digital lux meter sangat bergantung dari tata cara pengkalibrasian, dan perangkat tambahan seperti dome putih pada sensor untuk menetralkan sumber cahaya yang masuk serta membaca cahaya dari bermacam arah. Hal ini akan sangat memberikan dampak hasil pengukuran pada perangkat, namun pada penelitian ini hanya memanfaatkan langsung sensor cahaya yang terdapat pada smartphone dan tidak menggunakan perangkat tambahan. Dan hanya berpatokan pada ketepatan teknik kalibrasi yang di terapkan sehingga jika pengkalibrasian perangkat tidak pada jarak yang sama dari sumber cahaya dan, tidak meratanya sumber cahaya juga memberi pengaruh juga kurang tepatnya pengkalibrasian maka hasilnya error pun akan lebih besar. Tingkat

error pada pengambilan sampel yang telah di cantumkan pada tabel di atas rata-rata error yang tercatat paling kecil 2,85 % hingga maksimal 18,66 %. 2. Tingkat cakupan cahaya pada sensor cahaya berbeda-beda ini di sebabkan

Pabrikasi kapasitas kepekaan yang di tanamkan pada masing-masing sensor cahaya berbeda. Di lain hal kedua sensor tersebut memiliki tujuan yang beberapa perbedaan pengaplikasiannya atau berbeda karateristik.

3. Efek bias cahaya yang yang berlebih juga mempengaruhi kinerja ambient light sensor pada smartphone sehingga sewaktu-waktu tingkat ke akuratan pengukuran bisa berubah seakan-akan sensor mencapai titik kelelahan.


(81)

5.2 Saran

1. Aplikasi ini memiliki kelemahan pada saat pendeteksian sumber cahaya yang banyak dan acak. Sehingga untuk meratakan perbedaan sumber cahaya yang datang di perlukan alat tambahan yaitu dome putih yang di buat khusus untuk sensor jenis ambient light sensor (ALS) pada smartphone ini.

2. Pada script program dan Graphic User Interface (GUI) perlu di tambahkan pengaturan kalibrasi manual sehingga tingkat ke akuratan pengukuran aplikasi ini bisa di atur oleh pengguna (user).

3. Untuk penelitian lebih lanjut perlunya penambahan lingkup pengukuran serta kemampuan pengukuran pada aplikasi sehingga tidak hanya terbatas untuk perumahan saja.


(82)

65

Battery Life of Portable Displays. Maxim Integrated

Gina Peek, 2013. Measuring Light with Useful Tools. Oklahoma State University Stillwater, Oklahoma.

Nodes. Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang, 2014. A Hybrid Indoor Ambient Light and Vibration Energy Harvester for Wireless Sensor. Department of Electro-Mechanic Engineering, Chongqing College of Electronic Engineering.

Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih, 2015. Rancang Bangun Aplikasi Lux Meter Bh1750 Sebagai Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokontroler. Universitas Negeri Surabaya.

Thangaraj1 , S. Suresh Balaji2, 2014. A Study On Influences Of Lighting On Resource Usage In An Institution Library G. Department of Mechanical Engineering, Knowledge Institute of Technology, Salem, Tamilnadu.

Vinayakram.A#1, Dr V.E. Annamalai#2, ICIET 2014. On The Use of Low Cost Sensors for Condition Monitoring Of Grinding Wheels. Department of Mechanical Engineering, SSN College of Engineering, Chennai, India. Anonim, 2016. How to Convert Lux to Watt.

http://www.rapidtables.com/calc/light/how-lux-to-watt.htm. Diakses pada 18 Agustus 2016.

Android-er, 2012. Determine light level, Sensor.TYPE_LIGHT. http://android-er.blogspot.co.id/2012/08/determine-light-level sensortypelight.html. Diakses pada 28 Mei 2016.

Anonim, 2013. android light sensor - detect significant light changes.


(83)

66

https://www.tutorialspoint.com/android/android_user_interface_layouts.h tm. Diakses pada 29 Juli 2016.

Ical, 2009. Konservasi energi pada sistem pencahayaan.

http://www.slideshare.net/ical_am/sni-03-6197-2000-presentation. Diakses pada 18 Agustus 2016.


(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

Value folder Style.xml


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Drawable folder Colorbuton.xml

Value folder Style.xml