Ekplorasi Potensi Bakteri Simbion Lamun Sebagai Algasida Untuk Marak Alga (Alga Blooms) Di Teluk Pegametan Buleleng Bali

EKSPLORASI POTENSI BAKTERI SIMBION LAMUN
SEBAGAI ALGASIDA UNTUK MARAK ALGA (ALGAL
BLOOMS) DI TELUK PEGAMETAN BULELENG BALI

GEDE IWAN SETIABUDI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Ekplorasi Potensi
Bakteri Simbion Lamun sebagai Algasida untuk Marak Alga (Algal Blooms) di
Teluk Pegametan Buleleng Bali adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Gede Iwan Setiabudi
NIM C561110031

RINGKASAN
GEDE IWAN SETIABUDI. Ekplorasi Potensi Bakteri Simbion Lamun sebagai
Algasida untuk Marak Alga (Alga Blooms) di Teluk Pegametan Buleleng Bali.
Dibimbing oleh DIETRIECH GEOFFREY BENGEN, HEFNI EFFENDI dan
OCKY KARNA RADJASA.
Marak alga (algal blooms) adalah proliferasi alga planktonik dengan
konsentrasi lebih dari 104 sel.L-1. Secara umum, kejadian tersebut menguntungkan
pada industri perikanan budidaya maupun penangkapan. Pada beberapa kasus bisa
berakibat negatif karena menyebabkan kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan
dan berpengaruh pada kesehatan manusia.
Sebagai sebuah ekosistem yang kaya bahan organik pada lingkungannya,
menyebabkan lamun berpotensi untuk bersimbiosis dengan beragam jenis bakteri.
Bentuk simbiosis lamun dan bakteri antara lain endosimbion dan episimbion.
Bakteri simbion berperanan dalam dinamika perkembangan lamun dan
pengambilan berbagai jenis nutrisi seperti karbon, nitrogen dan fosforus dari

lingkungan. Dinamika komunitas bakteri pada lamun lebih banyak diketahui dari
bakteri yang diisolasi dari episimbion, terutama bakteri di bagian lapisan atas dan
bawah sedimen. Bakteri memiliki kemampuan memproduksi metabolit sekunder
yang memiliki beragam potensi seperti antikanker, antibakteri, antifouling sampai
antialga.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui struktur komunitas plankton di
Teluk Pegametan dan kaitannya dengan karakteristik lingkungan, 2.
mengeksplorasi potensi bakteri endosimbion lamun Enhalus acoroides dan
Thalassia hemprichii dari Teluk Pegametan Buleleng Bali yang memiliki
kemampuan sebagai algasida dan 3. mengeksplorasi potensi bakteri episimbion
lamun E. acoroides dan T. hemprichii dari Teluk Pegametan Buleleng Bali yang
memiliki kemampuan sebagai algasida.
Struktur komunitas plankton dalam hal ini komposisi dan kelimpahannya
di Teluk Pegametan dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan yang semi-tertutup
dan aktivitas budidaya perikanan. Di kawasan tersebut berhasil diindentifikasi 27
spesies plankton yang terbagi atas tiga kelompok. Kelompok plankton litoral
terdiri atas duapuluh satu spesies. Kelimpahan diatom litoral mencapai 74.56%
(18 spesies). Kelompok non-litoral teridentifikasi sebanyak enam spesies dengan
kelimpahan 23.35%. Kelompok dinoflagelata litoral hanya ditemukan tiga spesies
dengan kelimpahan 2.09%.

Kelimpahan plankton yang lebih dari 104 sel.L-1 ditemukan pada dua
kelompok yaitu diatom litoral dan non-litoral. Pada kelompok diatom litoral
terdiri dari enam spesies yaitu Nitzschia sp., Thalassiosira sp., Chaetoceros sp.,
Flagillaria sp., Thalassiothrix sp. dan Melosira sp. Pada kelompok non-litoral
terdiri dari Oscillatoria sp. dan Spirogyra sp. Kelimpahan spesies-spesies tersebut
mengindikasikan pertumbuhan yang tinggi dan terindikasi marak alga. Dinophysis
sp. tergolong alga beracun juga teridentifikasi di Teluk Pegametan.
Konsorsium bakteri endosimbion pada E. acoroides maupun T. hemprichii
mampu menghambat pertumbuhan plankton Porphyridium sp. Aktivitas algasida
kedua konsorsium tersebut mencapai 94.1% dan 92.8%. Pada target kultur
plankton BG nilai tersebut lebih kecil yaitu 57.1% dan 48.6%. Hal tersebut
membuktikan efektivitas kinerja aktivitas algasida konsorsium bakteri

endosimbion lamun pada kelompok dinoflagelata sangat baik dan baik. Kinerja
aktivitas algasida pada kelompok diatom relatif efektif pada Nitzschia sp. berkisar
pada nilai 44.9% dan 52.6%, tetapi pada diatom lain masih sangat rendah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa endosimbion E. acoroides dan T. hemprichii bisa
dipergunakan sebagai sumber algasida.
Secara umum aktivitas algasida konsorsium bakteri endosimbion isolat E.
acoroides lebih kuat dibandingkan dengan T. hemprichii, dengan target kelompok

dinoflagelata. Hal tersebut memungkinkan konsorsium bakteri endosimbion
lamun tersebut bisa dijadikan sebagai algasida untuk menanggulangi fenomena
marak alga dari kelompok dinoflagelata, terutama Porphyridium sp. dan kultur
BG.
Konsorsium bakteri episimbion EhEp pada konsentrasi 2%, dengan
kepadatan bakteri 106 sel.mL-1, belum mampu menghambat pertumbuhan
plankton kelompok dinoflagelata maupun diatom target. Aktivitas algasida relatif
rendah dengan persentase