Deskripsi Data/Paparan Data
c. Strategi menanamkan nilai al-tasamuh/toleransi pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam Multisitus di MTsN 2 Kota Blitar
Banyak masalah yang terjadi apabila sikap toleransi dalam keseharian tidak diterapkan. Sikap-sikap nir toleransi seperti scapegoating, bullying, stereotyping, dll dapat terjadi. Sikap-sikap nir toleransi tersebut akan melahirkan tindakan
sehingga akhirnya melahirkan ketidaktentraman dalam kehidupan. Misalnya saja di dalam suatu kelompok masyarakat, golongan tua menganggap golongan muda tidak dapat melakukan sesuatu sebaik apa yang pernah dilakukan oleh golongan tua, sebagai contoh dapat diketahui dalam hal kepemimpinan. Bahkan, dalam pengamalan ibadah Islam yang menjadi bagian ajaran internal agama Islam sekalipun dapat terjadi sikap nir toleransi, misalnya, shalat dengan memakai doa qunut atau tidak memakai doa qunut.
kekerasan
Berbagai masalah akibat dari tidak memiliki sikap toleransi tersebut dapat dicegah melalui pembinaan yang bertahap baik di lembaga, dirumah dan di masyarakat. Didalam lembaga guna untuk menanamkan sikap toleransi tersebut dengan memberikan ilmu terlebih dahulu. Memberikan Berbagai masalah akibat dari tidak memiliki sikap toleransi tersebut dapat dicegah melalui pembinaan yang bertahap baik di lembaga, dirumah dan di masyarakat. Didalam lembaga guna untuk menanamkan sikap toleransi tersebut dengan memberikan ilmu terlebih dahulu. Memberikan
“Langkah awal yang kami lakukan adalah dengan memberikan pengetahuan terkait dengan nilai toleransi. Pemberian pemahaman ini
dengan mengkaji materi SKI secara mendalam contohnya meneladani nilai kearifan Sholahuddin al-Ayubi 71 .”
Senada diungkapkan oleh bapak Sulkhan: “Memberikan pengetahuan kepada peserta didik misalnya mengenai
nilai toleransi. Pemberian pengetahuan ini, biasanya melalui metode ceramah didalam kelas 72 .”
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah awal dalam penanaman nilai toleransi adalah dengan pemberian pemahaman berupa pengetahuan/ilmu terhadap peserta didik. Karena sebuah proses pendidikan pada tahap knowing juga sangat penting untuk membangun ketrampilan peserta didik mengenai sikap toleransi. Seperti meneladani sikap toleran Sholahuddin al-Ayyubi kepada seluruh kalangan masyarakat.
Sebagai salah satu madrasah menengah pertama yang berlandaskan asas Islami, MTsN ini telah menerapkan nilai toleransi. Terlihat dari
71 Hasil wawancara kepada Faning Maulidiana S.Ag (guru sejarah kebudayaan Islam), pada tanggal 19 April 2018
72 Hasil wawancara kepada Moh. Sulkhan S.Ag (guru sejarah kebudayaan Islam), pada tanggal 19 April 2018 72 Hasil wawancara kepada Moh. Sulkhan S.Ag (guru sejarah kebudayaan Islam), pada tanggal 19 April 2018
“Kami meminta anak-anak senantiasa menghargai apapun yang menjadi pandangan orang lain. Meskipun itu sangat bertentangan dengan pandangan kita. Untuk menanamkan rasa itu saya biasakan untuk berdiskusi dikelas sehingga biar mereka terbiasa debat namun
tetap menghargai pendapat orang lain 73 ”
Senada diungkapkan oleh Ibu Faning: “Sikap toleransi yang ditanamkan dengan cara diskusi. Disitu
nantinya akan membentuk murid untuk mengahargai sesama dalam berpendapat 74 ”
Diskusi memiliki efektifitas yang tinggi pada domain kognitif dan afektif. Diskusi juga tepat digunakan untuk kondisi kelas yang besar. Diskusi memiliki tingkat partisipasi peserta didik tinggi. Data diatas diperkuat oleh data hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti lakukan
75 pada waktu penelitian yakni berdiskusi. 76 (G.13/ 23 Juli 2018 ) Menghargai merupakan salah satu bentuk rasa toleransi peserta didik.