Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Berkebutuhan Khusus Di SDN 11 Langkai Palangka Raya.
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Berkebutuhan Khusus Di SDN 11 Langkai Palangka Raya.
Hasil penelitian di SDN 11 Langkai Palangka Raya mengenai pembelajaran pendidikan Agama Islam pada siswa berkebutuhan khusus yang di khusus kan kepada anak Autis belum terlaksana dengan baik dan belum ada penyususnan program pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (autis), tidak ada media dan sarana prasarana khusus bagi anak berkebutuhan khusus (autis) sehingga pada saat melaksanakan pembelajaran pendidikan Agama Islam untuk anak berkebutuhan khusus tidak ada perbedaan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya, dikarenakan tidak adanya guru khusus untuk anak berkbutuhan khusus yang mengerti untuk menangani anak berkebutuhan khusus( autis ) dalam pendidikan nya, sehingga pada saat pembelajaran guru hanya mengajarkan siswa ABK dengan kemampuan yang terbatas. Guru pendidikan Agama Islam akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajaran nya berjalan dengan
75
optimal. Selain itu, guru juga dibantu oleh pendamping yang selalu mengarahkan anak berkebutuhan khusus agar tetap bisa mengikuti pembelajaran dan bagi siswa berkebutuhan khusus yang sudah tidak di dampingi lagi maka guru pendidikan Agama Islam akan tetap mengarahkan atau membimbing siswa tersebut agar tetap bisa mengikuti pembelajaran. Jadi pembelajaran yang di laksanakan guru pendidikan Agama Islam pada siswa berkebutuhan khusus yang di fokuskan kepada anak autis adalah pembelajaran seperti pada umumnya dan guru akan selalu mengarahkan siswa berkebutuhan khusus untuk melatih gerak tangan nya dalam hal menulis, melatih anak agar bisa berinteraksi dengan orang lain seperti pendidik dan peserta didik lainnya dan dapat membiasakan anak untuk bersosial dengan teman-teman nya , sehingga pada diri anak akan tejadi perubahan perilaku.
Layanan pendukung terhadap pendidikan inklusif sebaiknya ada nya keterlibatan guru pembimbing khusus sangat di perlukan sebagai mitra kerja guru. Jika keterlibatan guru pembimbing khusus sebagai salah satu layanan pendukung bagi sekolah inklusif belum dapat terpenuhi, maka orang tua dapat juga menjadi mitra kerja guru. Permendiknas No.70 Tahun 2009 pasal 11 menegaskan pentingnya menyediakan layanan pendukung berupa bantuan profsional bagi penyelenggara pendidikan inklusif dan layanan pendukung ini dapat di peroleh melalui pemerintah dan masyarakat setempat atau pun lembaga non pemerintah di dalam dan di luar negeri. (Helen Keller, 2013:33)
Mohammad Surya menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku Mohammad Surya menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
Jadi dapat di pahami, bahwasanya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif atau di sebut juga sekolah inklusif adalah sekolah umum yang menyelenggarakan pendidikan dengan pendekatan pendidikan inklusif. Akan tetapi, di SDN 11 Langkai Palangka Raya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak melaksanakan proses pembelajaran yang berlandaskan pada azas demokrasi, berkeadilan dan tanpa diskriminasi dengan berupaya melakukan perubahan yang praktis dan sederhana meniadakan hambatan setiap peserta didik dalam belajar dengan adanya layanan pendukung yang memudahkan pemenuhan kebutuhan setiap peserta didik dalam belajar.
Dalam buku pendidikan inklusif berbasis sekolah menyatakan bahwa dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dan mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih luas layanan yang di dukung dalam artian sekolah inklusif harus memiliki guru khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, dan layanan pendukung lain nya. Akan tetapi pada sekolah SDN 11 Langkai Palangka Raya tidak dapat memberikan pendidikan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus( autis) karena tidak adanya guru khusus dan sarana prasarana khusus bagi siswa ABK. Akan tetapi siswa berkebutuhan khusus di SDN 11 langkai Palangka Raya di sana mereka dapat membiasakan diri Dalam buku pendidikan inklusif berbasis sekolah menyatakan bahwa dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dan mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih luas layanan yang di dukung dalam artian sekolah inklusif harus memiliki guru khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, dan layanan pendukung lain nya. Akan tetapi pada sekolah SDN 11 Langkai Palangka Raya tidak dapat memberikan pendidikan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus( autis) karena tidak adanya guru khusus dan sarana prasarana khusus bagi siswa ABK. Akan tetapi siswa berkebutuhan khusus di SDN 11 langkai Palangka Raya di sana mereka dapat membiasakan diri