Analisis kebijakan pengawasan kapal lkan ( Studi kasus : pengawasan kapal lkan di PPN Pekalongan Jawa Tengah dan PPI Muara Angke Jakarta Utara )

ANALISIS KEBIJAKAN
PENGAWASAN KAPAL IKAN
( Studi Kasus Pengawasan Kapal Ikan

di PPN Pekalongan dan PPI Muara Angke Jakarta Utara )

OLEH :

MOCHAIMAD MIKRON

PROGRAM PASCASARJANA
INSPERTANM BOGOR
2002

MOCHAMAD MMRON, 2002. Analisis Kebijalcan Pengawasan Kapal Ikan, ( Studi
Kasus Peogawasan Kapal Ikan di PIYN Pekaloqan Jawa Ten& dan PPI Muara Angke
Jalcarta Utara). Dibimbiqg oleh TRIDOYO ILUSUMASTANTO dan TOMMY
PURWAKA.
Penunman W i t a s sumberdaya perkman dan linslamgarrtrya sad ini masib
terus twjadi seb@ &bat belum dapat ditekmnya beit,@ pelaoggmmn dalam
pemmgkapaa ilcea Upaya penegakan hukutn dan p e r m penmdanpn di bidang

perilamam yang dilakukaa oleh Penyidik TNI AL b e l m dapat dilakukan secara
maksid, sedaa&o kebijakan -P
Kapal lkan yrmg dibebanlrsn kepada
Pengawas Kapal lkau ( PPNS P e r h u m ) di Pelabuhan-pelabuhan perhnan berbedabeda kinerjanya
Penelitiaa ini bedujuan mernpelajari perbedaan kinerja Pengmas Kapal Ikan
di dua pelabuhan dengan carameqadisis ctulamgsasumberdqa, d d c q p hulcum dan
kelembagaan serta dukungan peranserta Stakeholder tericait di dua lokasi penelitian
yang akan didqqpakzm untuk melaksanakan kebijairanpeqpwman lcapal ikan sesuai
dengan Petunjuk Teknis Operasional bagi Pengawas Kapal lkan
Penelitian dilakukan dengan metode telaah dokumen, observasi dan wawancara
dengm responden yaog dipilih ( Purposive ) y q diyakini meqgetahi atau terlibat
langsung dalam pelaksanaan kebijakan pengawasan kapal ikan di dua lokasi penelitim
Hasil penelitian menunjulcan bahwa terjadinya perbedaan kinerja Pemgawas
Kapal lkau di PPN Pekalongan dan PPI Muara Angke disebabkan karena adanya
perbedaaa cSulamgan sumberdqa, perbedaan c b d a q p hukum dan kelembagaan serta
pehedaan dthmgm partisipasi dari Stakeholder terfrait di pelabuhan. Perbedaan
dulamlgan sumberdaya dapat dilihat dari Kwalitas dan kwmtitas Aparatur Pengawas,
sarana kmtor dan perlengkaparmya, Biaya operasiod dan peqatmm waktu
pengawasan kapal ikan di &a pelabuhaa
Perbedaan dukuagan hukum dan

kelembapn :mg terjadi disebabkan adanya perbedaan dulamgan a d m i n i m clan
teknis dari Kepala Pelabuhan dan Pimpinan Dinas Propinsi, di PPN Pelcalongan kedua
Pejabat tersebut mensepenlhya pelaksPengawasan kapal ikan di
pelabuhau dalam bentuk memberikan kewenangan-kewemnpn sesuai tugas pokok clan
h g s i Pengawas Kapal Ikan, s e w di PPI Mu8f-aAogke belum sampai pada tahap itu.
Sedaag dukungan pertisipasi Stakeholder terkait muncul karena terciptsnya kesamaan
tujusn, misi dan persepsi dari stakeholder tentmg pentpelaksanaan peqawasan
@al ikan di pelabuhan.
Untuk meningkatkan kinerja pengawasan kapal ikan di PPN Pekalongan
disarankan agar Pengawas Kapal lkaa membuat sarana evaluasi peugawasan kapal ikan
berupa bulcu rapor kapal ikan untuk setiap kapal. yaug berisi catrrtnn dan temuan selama
pengawasan. Rapor kapal tersebut merupakan bahan rekomendasi untuk p e r p a n j a w
ijh penangkapan berikutnya Sedang untuk rnemgkahn kinerja peogawasan kapal
ikan di PPI Muara Angke disarankan untuk menyediakan berbagai dukungan yang
diperlukan sebagaimana yang disediakan di PPN Pekalong~matau Pelabuhan lain yang
b e d dibawah d m berhggmg jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Taagkap.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini bahwa tesis yar\g berjudul :

ANALISIS KEBIJAKAN PENGAWASAN ICAPAL MAN
( Studi Kasus Pengawasan Kapal lkan di PPN Pekalaogan Jawa Tengab

dan PPI Muara A&e Jakarta Utara )

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan infonnasi yang digunakan telah dinyatakw
secarajelas dan dapat diperiksa kebenanrrmya

Bogor, Juli 2002

ANALISIS KEBIJAKAN
PENGAWASAN KAPAL IKAN
( Studi Kasus Pengawasan Kepal Ikan
di PPN Pekalongan Jawa Tengah dan PPI Muara Angke Jakarta Utara )

MOCHAMAD MIKRON

Tesis
Sebagai Salah Satu Symat ~mtukMemperoleh mlar

Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan SumberdayaPecrisir dan Lautan

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANLAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Andisfs Kebijakan Pengmasan Kapal lkan
( Studi Kasua : Peagawasan Kapal lkan di PPN

Pekalongan Jawa Tengah dan PPI Muara Angke
Jakarta Utara )
Nama Mahasiswa

: Mochamad Mikron

Nomor Pokok Mahasiswa


: 99782

Program Studi

: Pengelolaan SuinberdayaPesisir dan Lautaa

h f . Dr. Ir. Tridoyo Kusum-,

-

---

Ketila

M.S.

Tomrsy. E P m w h ,SH,LLM. PhD.
-0ta

2. Ketua Program Studi Pengelolaan

SumberdayaPesisir dan Lautan

Dr. Ir. Rolchaain Dahnri, M.S.
Tanggal hilns : 4 September 2002

P e d i s dilahirkan di Tuban, Jawa T i pada tanggal 17 Maret 1957, sebagai

anak ke-enam dari sepuluh bersaudara, dari pasangan Bapak Wardjani den-

Ibu

Rumi'ah. Pendidikan dasar pada SDN Kebonsari Tuban lulus Eahua 1971, Pendidikan
menengah pertama pada SMPN I Tuban, lulus tdnm 1974, dan Pendidikan menengah
atas

di STMN Tuban lulus tahrm 1977. Selanjutuya mengikuti Trairmiog Centre yang

diseleqgadm oleh SPM Tegal bekerja sama dengan UNDP selama enam bulan, lulus
tahuu 1978 dengan ijasah Ahli Mesin Kapal Perikmau Laut ( AMKPL ) dan bekerja


pada perusahaau penangkapan ikan PT TOFICO di Ambon T a b 1979 Penulis

diterima bekerja sebagai PNS Departemen Pertanian dan dipekejakan pada Dinas
Perikanan DKI Jakarta sampai saat ini.
Pendidikan sarjana ditempuh pada tahm 1994 di Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara ( STIA-LAN) lulus tahun 1999, dan
kesempatan mengikuti pendidikan Pascasajana Program Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Lautar! PI3 didapat melalui hilitas ijin belajar dengan biaya sendiri pada

tahun 2000 s-ai

2002.

Pada tahun 1982 Penulis berhasil mempemting seonmg putri Nelayan

keturunan Sulawesi Selataxr bernama ROMLAH yang sangat cantik, setia dan penuh
pengertian dm saat ini telah mendapat kanmia tiga orang anak bemama : Ramsis Akbar
Mikron ( Mahasiswa ), Rani Purbawanti (Pelajar SMU) dan RSM Wibowo ( Pelajar

SMP ).


Sujud qukur senantima saya panjedkao kehadirat Allah SWT, y a q telah
memberha ijin dan ridhoNya, sehinglga penulisan tesis ini dapat diselesaikaa

Peningkah kin'a

P a p w a s Kapal Ikan di Pelabuhan-pelabuhan perikanan,

sebagai langkah preventif untuk m e n e b pelmag terjaAinya pel-

penaugkapan

i h di laut perlu s e p didorong dan difasilitaai oleh pemegang otoritas k e b i j a h
peagrrwasan lcapal ikm, dalam ha. ini adalah Dkkhn: J a d e d Perhum tangkap clan
Ouberma Propinsi. Dengan h

a d u k q p tersebut maka ddaqaa &@a,

dulamgan h u h dan kelembagam seita milamgan partisipasi Stakeholder terkait dalam


pelaksanam lxqpmaan kapal ilcen akan lebih mudab didapatkm Perbedaan kinerja
Pengmm Kapal ilm antar pelabuhan dapat dihindari bila tercipta kesamnrm persepsi,
-1

dan tindakan dalam pelaksaoaan kebijakan pengawasan kapal ikan.
Penelitian yaug berjudul :" A d i s i s Kebijakan PengawasanKapalIkan

( StPdi Kasw Pengawasan Kapd lkan di PPI Mnara Aqke Jakarta Utara dan

PPN PekaIongau Jawa Tmgah)" , disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dm Lautau, Program Pascasarjaaa IPB. tahun 2002.
Penulis menyampaikau ucapan terima kasih kepada Bapak ProfDrJr. Tndoyo
K n s u m M o MS dan Bapak Tomarry. R Perwaka, S=..PhD,

masing-masing

~elakuKetua clan Aqgota komisi Pembimbing y a g telah dengan iklas mendorong clan
mengarakn pada proses penelitian h i m seleaairrya penulisan tesis ini. Ucapan
terima kasih juga saya sanrpaikan kepada Bapak Dr. Ir. Roktonin D a M S selaku

Ketua Program Studi Pangelolaan Sumberdaya Pesisir clan Lautm, semoga PKSPL
semakin rmkses dan berperan dalam pembmgunaa di Republik tercinta kita Terima
kasih pula saya s q a i k a n kepada seluruh ternan-temau PPS.SPL seangkatan N,
Kepala PPN Pekalongan beserta selunuh Tim Pengawas kapal, Kepala PPI Muara
Angke, yang telah membautu pernbuatan tesis ini. Terakhir lchusus untuk Istri saya yang
tercmta, an&-anak saya tersapug, terima kasih atas dukmgm kalian semua
Juli 2002
Mochamad Mikron

DAFTAR IS1
Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................... ......................... x
D m A R GAMBAR ..............................................................................................Ifii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... rbv
L PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Pemusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3TujuandanMaPenelitian ...................................................................... 7

TINJAUAN
.. PUSTAKA
2.1 Keb~jakan...................................................................................................... 9
2.2 Implementasi Kebijakm ..................
. . . . ...................................................... 9
2.3 P e r s y ~ I m p l e m e n t a sKebijakan
i
............................................................ 11
.......
............................................... 13
2.4 Analisis Kebijakan .........................
2.4.1 Menmuskan Masalah ......................................................................... 15
2.4.2 Meramal Masa Depan Kebijakan ................................................... 16
2.4.3 Rekomendasi Aksi-aksi Kebijakan ................................................. 16
2.4.4 Pemantauan Hasil-hasil Kebijakan .................
........
....................... 17
2.4.5 Evaluasi Kinerja Kebijakan .............................................................
18
2.5 Pengawasm ................................................................................................. 18
2.5.1 MacamMacam Pengawasan ..............................................................-19
2.5.2 Sistem Pengawasan .............................................................................. 20
2.5.3 Metode Pengawasan ........................................................................... 21
2.5.4 Prinsip-prinsip Pengawasan ............................................................... 22
2.5.5 Syarat-syarat Pengawasan ..............................................................
-23
2.5.6 Prosedw Pengawasan ......................................................................... 23
2.6 Pengawasan Kapal Ikan ................................................................................ 24
24
2.6.1 Pengawasan Kapal lkan ....................................................................
2.6.2 PengawasKapalIkan .........................................................................25
2.6.3 Maksud dan Tujuan Penswasan Kapal Jkan ......................................25
2.6.4 Pengertian-pengertian .......................................................................... 26
2.7 Dukungan Dalarn Pengawasan Kapal Ikan ..................................................... 29
2.7.1 Dukungan Hukum dan Kelembqgaan .................................................... 29
.
.
.
.
.
32
..................................
2.7.2 Dukungan.Sumberdaya
2.7.3 Dukungan Peran serta Stakeholder .......................................................34

IV.MJlTODE PEN4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Penelitian Studi Kasus ................................................................................ 40
MetodePengumpulanData ...........................................................................40
MetodePemilihanResponden......................................................................4 1
Metode Analisis Data..................................................................................42
Waktu dan Lokasi Penelitim ..................................................................... 44

V . ICERAGAAN UMUM PELABUHAN
5.1 Lembaga Pengelola Pelabuhan ........................
........
5.2
5.3

5.4
5.5

5.6

........................... 45
Status Pelabuhan ......................................................................................... 45
Fasilitas Pelabuhan .................................................................................... 48
5.3.1 Fasilitas Pokok Pelabuhan .............................................................. 48
5.3.2 Fasilitas Fmgsional Iielabuhan Petikanan ...........................
.
.
.
.... 49
5.3.3 Fasilitas Pemnjang Pelabuhsn Perikanan .......................................... 5 1
Kelembagaan ysng Ada di Pelabuhau Perika;nan ......................................... 52
Potensi Kapal lkan .......................
.
.
................................................... 54
5 - 5 1 Jumlah Kapal menurut ukuran/ Tonase .......................................... 54
5.5.2 Frekwensi Kapal Masuk dan Keluar Pelabuhan............................... 55
Produksi lkan yang masuk Pelabuhan............................................................ 56

VL KERAGAAN PENGAWASAN KAPAL IKAN
57
6.1 Mekanisme Kerja Pengawasan Kapal secara Nomatif ............................
.
.
.
............................ 57
6.1.1 Prosedur Pengawasan Kapal ....................
......................................................
6.1.2 Tatacara Pemeriksaaa Dokumen
57
6.1.3 Tatacara Pemeriksaan Kapal ............................................................63
6.2 Mekanisme Kerja Pengawasan Kapal Secara Empiris ............................... 7 1
6.2.1 Prosedur Pengawasan Kapal di PPN Pekalongan ............................ 7 1
6.2.2 Prosedur Pengawasm Kapal di PPI M u m Angke........................... 75
6.3 Dukungan Masukan Pelaksanaan Pengawasan Kapal.................................. 80
.................................. 81
6.3.1 Lhhmgm Sumberdaya ....................
. . . . .
................................................. 82
6.3.2 Dukungan Hukum dan Kelen~bagaan
6.3.3 Dukmgan Partisipmi Stakeholder.................................................... 85
6.4 Sistem Pmgawaslm Masyarakat ( SISWASMAS) ...................................... 89
6.5 Efektifitas Pelaksanaan Peqpwasan kapd ........................................... 90
6.6 Pencegahan Pelaqgpm Lain ...................................................................... 91
6.7 Kebijakan Pengawasm Kspal Ikan sebagai Pendorong terwujudnya
Pengelolaan Wilayah Pesiair dan h t a n S e c m Terpada ........................... 92

VIL ANALISIS KEELJAKAN PENGAWASAN KAPAL IKAN

7.1 P d a n Kondisi Sosial Masa Depan ...................................................-. 94
7.1.1 Daya Tamp- Kapai di PPI Muara Angke..................................... 94
7.1.2 Waktu Penerbitan Ijin Penangkapan Ikan ......................................101
7.1.3 Waktu setiap Trip Penaugkapan.. ................................................ 103
7.1.4 TemuanPelanggaranPerikanan..................................................... 108
7.2 Rekomendasi Aksi-aksi Kebijakan .......................................................... 114
7.21 Rekomendasi Aksi-aksi Kebijakan di PPN Pekalonpn................ 117
;

7.2.2 Rekomendasi Aksi-aksi K e b i j h di PPI Muara Angke.............. 118

VIIL KJCSJMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan ............................................................................................. 126
8.2 Saran ...................................................................................................... 129

..

DABTAR PUSTAKA f .......................................................................................... 131

Tabel 1

Indikasi Perbedaan Kinerja Pengawasaa Kapal lkan di PPI
Muara Angke dan PPN Pekalonp.

Tabel 2.

J d a h Populasi dan Sampel Penelitian

Tabel 3

Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Tabel 4

Lembaga Pengelola dan Status P e l a b h

Tabel 5

Fasilitas Pokok Pelabuhan

Tabel 6

Fasilitas Fungsional F'elabuhan

Tabel 7

Fasilitas Penunjaqg Pelabuhan

Tabel 8

Lembaga y q Eksis di Pelabuhan

Tabel 9

Jmlah Kapd Menurut Tonase Kapal

Tabel 10

Frekuensi Kapal Masuk Pelabuhan

Tabel 11

Produksi Rata-rata Per-bulan Tahun 2000 dan 2001

Tabel 12

MekEmisme Empiris Pengawasan Kapal Masuk Pelabuhan

Tabel 13.

M e h i s m e Empiris Pengawasm Kapal Keluar Pelabuhm

Tabel 14.

Penilaian Tingkat Pencapaian Tujuan Peqpwasan Kapal

Tabel 15.

Dukungan Sumberdaya Dalam Pengawasan Kapal

Tabel 16.

Dukunw Hukum dan Kelernbapan

Tabel 17.

Dukungan Partisipasi Stakeholder terkait di Pelabuhan

Tabel 18.

Pengukuran Efektifitas Pelaksauaan pengawasan

Tabel 19.

Lo@a Ekstrapolatif Jumlah kapal di PPI Muara Angke

Tabel 20.

h g k a Eksbrapolatif Waktu Proses Penerbitan Ijin Pusat

Jumlah Opal yarrg melapor dan jumlah Temuan
Pelanggm di PPI Musra Aagke dm PPN Pekaloogan

109

Tabel 22.

Rekomendasi Aksi-alcsi Kebijakan di PPN Pekaloqp

117

Tabel 23.

Rekomendssi Aksi-aksi Kebijakan di PPI Muara Angke

118

Tabel 24.

Masukan Pelaksaaaaa Kebijalcan Peogawasan Kapal Ikan

120

Tabel 25.

Proses Pelaksana~lnKebijakan

121

Tabel 26

Hasil Pelaksanaan K e b i j h

122

Tabel 27

Evaluasi Kinerja Kebijakan

124

Tabel 21

Halaman
7

Gambar 1.

Pernasalahan dalam Pengwasan Kapal Ikan

Gambar 2.

Alw Pikir Analisis Kebijakan Pengawasan Kapal Ikan

39

Gambar 3.

Mekanisme NoxmatifPengawasaukapal masuk Pelabuhan

69

Gambar 4.

Mekanimne NormatifPengawasankapal Keluar Pelabuhaa

70

Gambar 5.

Logika EkstrapolatifWaktu Trip P e e a n Ikan

107

L1. Latar Bdakang

Pem*

sumber daya ikan harus dapat dilakdm secara tern menerus bagi

kemalrmuran seluruh rakyat, sejalan dengan i b pengelolaan dan pem-a

harus

diafw secara mantap. Agar kegiatan eksplorasi dan eksploitasi d e r daya &an yans
dilakukan oleh perorangan maupun badan hukum tidak rrrerusak sumber dan
lingkungarmya, maka Pemerintah telah m e n g e l u h berbagai peraturan perundangan
yang mengatur pemanfuatan sumber daya ikzm, pola pengendalian dan penga-annya
agar dapat dinikrnati oleh generasi se-

clan generasi

akan dahng

Hasil penelitian Widodo dkk (1997) melaporkan bahwa sumber daya ikan dan
lingkungannya di Perairan Indonesia mengalami penunman secara bertahap, sebagai
contoh kondisi terumbu katang di Laut Jawa clan Selat Sunda yang luasnya sekitar 870

km2,yang kondisinya szmgat baik tidak ada, sedang yang tergolong baik hanya 128,90
km2 ( 14,80 %) , sementara yang kondisinya tergolong sedang seluas 247,lO km2 (
28,42%), dan yang tergolong buruk seluas 494 km2 ( 56,780,6), Sementara itu beberapa

jenis ikan Pelagis besar telah mengalami kelebihan tangkap seperti ikan tongkol di h u t
J ~ w (a 113,8 %),

ikan cakalang di Laut mores dan salat Makasar (106,6%), walaupun

secara umum 13 jenis ikan pelagis besar di perairan Indonesia t w a t penguasaannya
berkisar antara 30 - 40 % dari potensi lestarinya

Salah satu faktor penyebab terbesar fenomena tenebut adalah karena sampai
saat ini jurnlah maupun jenis p e l e a r a n penangkapan ikan belum b d a s i l ditekm.
Jenis-jenis pelan-

perikanan yang sering terjadi adalah (1) pencurian Ikan oleh
,

kapal as&

(2) peneogkapan dengan bahm peledak abau bahan berbhya 1a;lmva. (3).

penangkspan dengan alat tangkap teriarreog, (4) pelaqgpm Ulnnm den jenis alat

tersebut disamping rnerypkan n e p a secara ekonomi, juga merusak sumberdaya

perilcanan dan - 1

disamping itu pelanggamu-pelanrtpnrrm tersebut

merupakan pemicu terjadinya konflik antar nelrryan, baik konflik antsra nelaym lokal
deagrm nelayaa pen*

dalam memperebutkan jshing g m n d maupm konflik

karena kebetatan dari kelompok nelayan tertentu terhadap nelayan lain yang masih
rneqgmkan dat tangkap terlarang ( Trawl dan sejenisnya ).
Kebijakan pengawasan Penangkapan ikau di negara lain s e p d di negara
tetmgga, yakni Malaysia dan Australia telah dil*

d e w sidem terpadu yaitu

melalui darat, laut dan udam, dan dilakukan oleh lembaga pengawas khusus yang
dibentuk serta menciapat duk.lmgan sarana dm prasarana, serta ddamgm biaya yang
memadai, sehhgga dapat secara efektii r n e l a k s e bugas dan W i n y a Di
Indonesia pengawasan kapal ikan baru dilaksanekan di darat dan di laut, di laut oleh

TNI AL dan PCLRI, sedang di darat oleh Pengawas Kapal &an (WASICI). WASICI di
darat khummya di Pelabuhm Perikanan dimulai pada tahm 19P4, yaitu dengan

dikeluarkqa Swat Kepulusan Dyen Perikaaan No. 320 tahun 1994 tentang
Penuajukan Petugas Pengawas KElpal lkan dan No. 420 tahun 1994 tentang Petunjuk
Teknis Operasional Bagi Pengawas Kapal Ikan, selanjutnya dipettolat dan
disemplIlnakaa deagan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 996 tahun 1999 perihal
yang sama, namun kenyatam sampai saat ini belum semua p e l a b h perkman

m e m b e r l m kebijakan pen&awasan kapal ikan secara efelctif sesuai keputusan
tersebut
WASKI dilakukan dengan m h d agar kegiatan penangkapan ikan dilakukan

sesuai peraturm perundangan ymg berlak sedang tujuarmya adalah agar kegiatan
penangkapan ikan dapat berjalan term men-,

behelmjutan, bertangslmg jawat, dan

dengan tetap menjaga kelestarian suberdaya ikan dan Imglnmgawya WASKI
dhmpkan mampu rnenmgkal terjadmya p e l q p p a n atau kejahntRn perikanan melalui

kegiatan pemeriksaan dokumen, perneriksaan fisik kapal di lapangan dan tindakan
penyidikan bila ditemukan adanya indikasi telah terjadi pelaqypm perilcanan.
Disamphg itu WASKI juga berfimgsi sebagai d e r data dsn iofofma8i &am upaya
pengendalian penamgkapan ikan, yaitu melalui pernberlakuan kewajiban kepada
Nahkoda kapal ikan untuk membuat laporao penangkapan ikan ( Fibmg Log book)
pada saat kapal ikan melakukan opetasi penangkapan ikan dan wajib diisi dengan
benar, selanjutnya diserahkan kepada WASKI pada saat kapal mendarat kembali ke
pelabuhan pangkalaa Data dan informasi dm-i proses pengawasan kapd ikm
selanjutnya dianalisis dan dilap~rkankepada pengambil kebijakan sebagai bahan
pembuatan kebijakan selanjutnya

Kinerja kebijakan WASKI di pelabuhan-pelabuhan perikanan di seluruh
Indonesia sangat bervariasi, sejauhmana kinerja pmgawasan kapal ikan di s u b
pelabuhan, sangat ditentukan oleh mekanisme kerja peagawasan kapal ikan yang
diberlakukan, Apakah telah menerapkm mekanisme kerja normatif ( sesuai peratwan

perundangan yang berlaku) atau mekanisme kerja empiris ( mekanisme kerja

penpmsan yaqg dapat diterapkan ) dan seberapa besar d d a q p y a q disediakan
yang dimsksud adalah duhmgm surnberdaya,

pel*-a

ctukusgan h u h dam keiembagaan serb dukunpn peranserta stakeholder terkait di
pelabuhan tersebut.
Dari peqmabm kondisi eksistiog di lapangan dapat dilihat bahwa kinerja
WASKI di PPI M w a Angke Jakarta Utara berbeda deogrm kmqa peqpwasan di

PPN Pekalongan Jawa Ten&, Perbedaan yaag ciimAksud adalab bahwa kebijakan
pengawasan kapal ikan di PPN Pekalongan relatif lebih bedimpi dari pada di PPI
Muara Aagke Jakarta Utara Indikasi perbedaan keragaan penganmaan di dua lokasi

tersebut dapat dijelaskan melalui Tabel berikut ini.
Tabel 1 : Indikaai Perbedaan Keragaan Peacp~wasanKapal Ikaa di PPI Muara Angke
Jakarta Utara dengan di PPN Pekalongan Jawa Teogah.
Iadikasi

I Kantor Peqgawas

I P e t u p Peogawas Definitif

1

I
I

Berperan dalam Pelayanan kapal
( mengelwnkan Port Clearance )
Laporan Pelaksanaan Peugawasan
secata berkala kepada Satminkd
Sumber : Pengamatan di lapangzn, 2002

PPIMuam Amgke
Tidak ada
Tidak ada

PPN Pekalongan

I

Ada

I

I

Ada

I

I

Tidak

Ya

Tidak ada

Ada

Pelaksanaan Kebijakan pengawman Kapal l[kan di PPI Muara Angke secara
resmi belum diberlakukan, ha1 ini ditandai dengan belum adanya permgasan yang
formal tenbag pelaksanaan kebijakan p v a s a n Kapal ikan eebagai tindak laujut

dari Swat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No.4688 Tahun 1999 tentang Penugasan
Dinas Perikanan Propinsi sebagai Pelaksana Pengawasan Kapal Jkrm. Berdasarkan
Keputusian tersebut Kepala Dinas dbunjuk sebagai pelaksana dan dapat menerbitkau

k+an

p e m b e r l h dan pemmjukan Apatatur pelakaananya Sebgga aumberdaya

Pengmas Kapal I h di PPI Muara Aqgke dapat segera tersedia Sel)lwmtwr sarana
kmtor merupakan p~~

dan sekaligus peoghargaan atas lembaga Pempvas

Kapal ikan yang dibentuk di Pelabuhan P e r h u m , Keberadaan sarana -or
mmgmdEmg lembqa lain men&-

akan

deq~~en
adanya sarcma kentop yang memadai

lembaga Pengawas Kapal Ikan dapat mengekqmsikan kinerjanya,
,C-

kantor Pengawas Kapal Ikan di PPN Pekalongm disediakaa secara

-

khsw dan menjadi salab aatu bagian dari kantor SAMSAT deqe~anInsCrmsi teticait yang
berbugas di Pelabuhan, sedang kantor peqawm @a1

adrs P-

yang bertugas b @ w

di PPI Muara Angke tidak

deqgan IQimtib pelab-

memaag

pelaksanaan pengaw88an Kapal Ikan di pelabuhan ini "dititipkan" pada Petugas
Kamtib.
Peqpwas kapal ikaa di PPN Pekalongan ditetapkan dalm instruksi tertulis
dalam SK Dirjen Perikanem ( karena PPN Pekaloogan b

d dibrnrvah dan bertaogguog

jawab pada Dirjen Perikanan ), selanjlltnya ditindak lanjuti d e n p instruksi tertulis

dari pimpinan lmgsmg Pengawas atau Pimpinan Satmhkal setempat, sehqga
bekekuatan hukum jelas dm1 mengikat Sedaq di PPI Muara Angke belum didukung
oleh penupsan Pengawas ymg jelas dan mengikai Perbedaan du!!gan s m a h t o r
dan perbedaan penugasan tersebut membawa dampak pada peranan dm kinerja

pengawas di pelabuhan.
Penelitian ini mengkaji kebijakan peqpwasan h a 1 ikan dari berbagai aspek,
dengan studi kasus di PPI Muara Angke Jakarta dan PPN Pekalongan Jawa Tengah.

P e q p m m kapal ikan di Indonesia periu dikaji mengin@ lemabmya peran

peqpmman dalam ebploitasi wnnbeniayrg akib&nya peqgelolaan wumberdaya tidak
dapat mencapai hjuan p e m b m p m berlrelanjutea, karena mmknya ekosistem pesisir

dan Iautan Untuk meogetabau lebih jauh fenomena tersebut, akan dilalcukan penelitian
dengan juchrl analisis kebijakan Psogawam &I

Ikan dsogao ntudi lrsaus di PPI

Muara Angke Jakarta Utara dan PPN Pekalongan Jawa Tengah.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat

d~nyatalcaabahwa terdapat k e s e n j q antata kebijalcan deqpa kenyahm empiris di
lapangan, seperti disajikan dalam Gambat 1. Peltdcmman kebijakan penpasan kapal

ilcan memerlukan berbagai dukuagan agar kebijakaa dapat dilakganalcan dengaa baik
sesuai tujuan yaqg ditetapkaa sebelunmya

Secara rinci permasaiahan yang akm dibahas dalarn pengawaasn kapal ikan

&ah sebagai bedcut :
(1). Bagahma mekanisme kerja Pengawasan Kapal Ikan secara normatif?.

(2). Apakah mekanisme kerja n o d pengaswasan kapal dapat diaplikasikan ?.
(3). Apa saja dukungaa yang diperlukrca agar mekanisme no-

tereebut dapat

diaplikasikem ?.
(4)

Bagaimma melamisme keqa penjywaaan kapal ikan secara empiris yang

diberlakukan di PPI Muam Angke dan PPN Pekalongan 7.
(5) Apalcah melcenisme kerja empiris yang diberlakdmn dapat mencapai target dan
tujuan pengawasan kapal ikan 7.

6

Selanjutnya secara akematis digambadcan pennasalahan penelitian dapat
dijelasicen seperti dalam gambar 1berilna ini.
r

BAGAIMANA
MEKANISMEKERJA

PENaAWASAN KAPAL
IKAN SECARA
NORMATIF
( SIC Dyen Periicanam,no.
420 tahun 1994, tentang
pehmjuk Telmis
Operasional Bagi

PENGAWASAN

KAPALIKAN
4

-

BAGAIMANA
MJXANISMEKERJA

PENOAWASAN KAPAL
IKAN SECARA

EMPIRIS
( Mekanisme lcerja

maksimal
yang dapat diberlakukan )

-

P-KapalIk=O

8

BAGAIMANA STATUS
DUKUNGAN SUMBERDAYA,
DUKUNGAN HUKUM DAN
KEIXMl3AGAAN SERTA
DUKUNGAN PIERAN-SERTA
STAKEHOLDER

L3. Tujuau Penelitiaa d m Manfaat Penelitian

L3.1. Tujuan PpdleWan

Tujuan penelitian hi adalah uctuk menjawab pertanyaar~penelitian yaitu :
(1). Mengetahui kineqja kebijakan peagasmasan kapal ikan di lapangan

(2). Mengetatnri mekanisme kerja pengawasan kapal ikan yang dipergunakan untuk
mencapat target dan tujuan peagawasan kapal ikan.
(3). M&i

aspek-aspek terkait dalam raolrjxa rnenyempumakan kebijalcm

pengawasan Kapal Ikan, agar dicapai pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut
A

yaog berkelanjutan.

13.2 Manfaat PendWm
Msnfbrrt penelitian ini diharapkan dapat rnemberilcear admqgm pmktis
maupun akadernis sebagai berikut :
(1). Bagi kepentingan M

s

, penelitian ini diharapken dapat menjadi r e f m i bagi

peneliti lain di pelabuhan perbum lain deagrm penmaealahan yang sama, tetapi
dengin karakteristik dm kondisi sosial ekonomi yeng berbeda
(2). Bagi kepentingrm prairtia, penelitian ini diharapkan menjadi maaukan bagi

PemetinCah Pusat, Pem-

Prophi, Pemerintah Kabupatenl Kobmadya dm

pimpinan instansi tericeit serta Pimpinan Pelabuhan dalam m@n m e k t i h n
kebijakican pengawasan kapal ikan di Pelabuhan-pelabuhanPerilcrman di wilgrah
kerjanya

21. Kebijakan

Kebijakan adalah arah kegiabia untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkaa, zPah pelaksanaan pencapaian tujuan bedcut mekanismm tatacr~anyaatau
prosecfurnya Kebijakan umumaya b e r b d peraturan penntdsmgan dan peraturau
pelaksanaau. K e b i j a h hams dibuat oleh Pejabat publik atau Lembaga publik yaag
diberi kewemugau berdasarkan undang-undang ( Krmrus Besar Bahasa Indonesia,
2000).

Kebijakan b e m a konseptual dan koqkrit, kebijakan konseptual adalah

kebijakan yang telah ditmogkan dalarn suatu keputusaa
Dunn, (2000), mendefinishn keputusan adalah suahr pilihan tertradap berbagai

altematif yang bersaing mengenai sesuabu hal. Kebijakan adalah dasar bagi
pelaksanaan kegiatan atau pengambilan keputusaa
Lhtjen Bangda, (1997), memberikan penekanan tentang esensi kebijakan,
Kebijakan adaluh dasar bagi pelaksanam kegiatm atau pengmbilan kepuhtsan,
kebi/'akan didasarkan pada masalah yang rrda di daerah, selanjutnya k e b i j h
hams terus menems d i p t a u , direvisi d m ditambah agar tetap memenuhi
kebuhhan yang terns berubah.

22 Implementasi Kebijakan
Karnus Webster menrmuskan bahwa mengimplementasi b e d menyediakan
sarana untuk m e l a k s a n h sesuatu dalam upaya menimbuikan dampak atau akibat
terhadap sesuatu, artinya implementasi kebijakaa adalah suatu proses melaksanakan

keputusan kebijaksanaan.

1

Van Meter dan Van Horn ( 1975) rnerurmoicem bahwa proses hplemeotsoi
sebagai thdakm yamg dilakukan oleh individu ihu lcelompalr aim SwanSa yaog
diarahlcan pada p2~:apaian~
tujuan-tujuan yaog telah di&ariukan &dam kepuiusan
kebijalcsauaaa

dalarn

Setiap k e b i j b publik s d a s a memiliki resiko ke&m
implementasinya tennasuk kebijakan penpvmm Kapal llam.

Kegagdm

implementasi kebijalum publik disebablcen oleh @a MOT
: (1) PelalrPanaaoaya
jelek (2) Kebijakamuyamjee (3) Kebijdm itu bernaaib jelek
(1)

Pelaksann~n yaog jelek

diartjkan bahwa

diimplementasikan oleh pel&-a

kebijalcen

teraebut

tidak

d e w sebaik-bailcnya, taehmgp @

diimplementasikan
(2)

Kebijakan yaog jelek diartikan bahwa kebijakan ini sejak m a 1 dinarmskan
secara

sembrono,

ti& diddamg oleh infommsi yang memadai, alasan yang

keliru atau asumsi dan harapan yang tidak realistis.
(3)

Kebijakan bernasib jelek diartikan bahwa baik pembuat kebijakan maupun
pelaksana kebijakan sepakat bahwa kondisi eksternal benar-benar tidak
-m

bagi efektivitas implementasi kebijakan tersebut sehioggs ti&

seomqpun perlu dipersdahkan
Bericaitaa deqm penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa -or-Wor

yang

mengbambad: efektivitas implementasi kebijakan adalah : (1) Pelaksamamya tidak
sesuai dengan rencana yang telah ditentuksm sebelunnrya; (2) Pihak-pihak yaog terlibat
tidak mau bekerjasaam atau bekerja tidak efeisien; (3) Pelaksananya bekerja setengah

hati atau tidak men~prasaipermasalhn atau tugas yang diembaa berada diluar
kekuasaatmyaatau kemampwmya
Ke&aa

implementasi kebijakaa publik dapd juga dilihat dari tiga suchrt

psndang, yaitu :
1). Sudut paadaog pembuat Kebijakan diartilcan dengm sejmlhmram usaha-waha yaag

dilakukaa oleh pejabat atau lembaga pemrakma kebijakan untuk memperoleh
kepabdm dari pejabat pelaksana kebijalcan dalam f~
mengimplernentaaikan
kebijakan tersebut kepada kelompok sassran Usaha-waha yang dimalcsud meliputi
usaha yang bemifat adminisrEratif dan telmis, berupa pedoman pelaksaaaan
kebijakan, smberdaya dan bentuk ddmgm lain ymg bersifat memotivasi pejabat
pelaksana a p r mampu meogimplementasih kebijakan tmebut dengan aebaikb-4

temasuk sanksi bagi pejabat pelaksana yang tidak partisipatif

2) Sudut pandang pejabat pelaksana di lapqpn diartikan dengan tindakan a h

perilaku para pejabat lapangan dalam upayanya mempenganh dan menlpljak
kelompok sasaran untuk mematuhi kebijaluin tersebut
3) Sudut paadang kelompok sasaran dia;rtikan dengm sejaubmana kebijakan tmebut
mampu menimbulkan dampak poaitif bagi mereka, baik untuk jaogka pendek

mwunjm8ka panjaw

23. Persyaratan Implementad Kebijahan PubMr

Menurut Brim W.Hogwood dm Lewis AGumr ( 1978; 1986), Untuk dapat
mengimplementasikan suatu k e b i j h publik memerlukan beberapa persyrnatan
tertentu yaitu :

1)

Kondisi eksternal yaog dbdapi pejabat atau lernbap pelakrPana menimbulk--sn

gmggm serius y a q ada diluar kekuasaan atau jangkaum wewensog pejabat
pelaksana, misalnya bencrma atam atau g a q p m beraifht politis.
2) Tersediqa sumber-sumber y
w memadai artinya tersedia waktu dan sumber-

sumber yang culcup uatuk melaksmaknn kebijakan tersebut seauei lrebutuhan demi
pencapaim tujuan
3) Peipaduan sumber-sumber yaog diperlukan *a

disampiqg s u m b e r - d e r

teraedia dengan cukup juga perpadamn antar sumbw-aurnber tersebut pada saat
implernentasi harua benar-benar terlaksana
4) Kebijakan yang akan diimplementasikan hams didasari oleh sualu hubqan

kausalitas yaog handal, artinya kebijakan temebut didasari oleh tm&at pemahaman

yang memadai mengenai persoalan yaog alum ditanggulsngi. Miaalnya m@

:

fsktor penyebab dan upaya pemecahanaya, peluang-peluang ysng tmedia dan
bagaimma mememfaatkan p e l u w tersebut.
5) Hubungan kausalitaa bersifat -1

dan hanya sedikit mata rantai

penghubungnya, dalam arti bahwajiika hubungan kausalitas semakin panjang maka
resiko kegagalan semakin besar.
6) H u b q p saling ketergantungm kecil, dalam arti bahwa pejabat atau lembaga

pelaksana harus pelaksana tun@

dm atau mempunyai wewenmg mgroriti atas

lembaga lain yang terkait.
7) Pemahaman yang mendalarn dan kesepakatan tethadap tujuan, dalam arti para

pejabat pelaksana dituntut hams memiliki tulgkat pemahaman yang ti@

dan

komitmen yaqg mma uaog didasmi oleh pmepai yang sama teoEeqg sasarsa dan
tujuan yaqg bendak dicapai, teruEama pada tahap implementasi. Unbk itu tujuan
harus dinrmusk.an secarajelas, spesifik den bila perlu diloraotifikashn
8) IPugas-tugas diperinci dm ditempatkan dalam unrtan yaog tepat, dalam arti bila

proses implementmi seauai langkah manajerial diperlukan tahapan laogkah tentu

hams diutamakan
9) Kormmikasi dan koordinRIli yang sempuma, artinya haris tercipta kormmikasi dan

koordinasi yang senpuma antara koordinator pelaksana dengan pejabat atau
lembaga terkait
10) Pihak-pikah yang memiliki w e w q dapat memmtuS dan mendspatkan kepnhlhwr
yaag sempurna, artioya harus terdapat kondisi k e h m h penuh drm tidak ada

penolakan terhadap perintah, untuk itu mereka yang diberi kewemmgan harus juga

dibetilcan kekuasaan atau mereka yang memiliki kewemqm adalah mereka yang
memiliki kelarasaan.

24. Aaatlsis Kebijakan

Anahis adalah salah satu kegiatan ilmiah b q a memilah-milah, mesgurai
sum kebulatan koqonen kedalam sub-sub komponen se-

menjadi jelas

kedudukaimya atau peranamya masing-masing danjelas pula kaitan kausalitafmva,yaitu

mana yang menjadi sebab dan maua pula sebagai akibrrdwa, kegiatan memilah-milah
dan meoguraiksn tersebut hama dilalrukan deqgan menerspkan cara-cara yaog cocok

atau metodologi tertentu yang dapat diterima sebagai suatu ilmu

EX SOEDJADI, ( 1996), rneqhkan :"Analisis addah mgk;aian kegidan
pemikiran yang logis, rastonal, sidemaris dan obyektif dengan nwnetapkan
naetodologi atau tehik ilmu pengetahurn, untuk naelakukan pengkajiicm, penetaahan,
penguraian, pemn'ncian dan pemecahan terhadap suatu obyek atau sasamn
sebagai suiu kebulatan konzponen yang utuh keddrun sub-sub komponen yang lebih
kecil, sehingga dapat dipemleh kejelasan-kejekm tentang fakt4 data dari
informasi tenrang obpk terrentu ".
Behitan dengan penelitian ini, maka d i s i s yang dimrrksud adalah
seraogkaran kegiatan mengurark;en, menelaah dan m&i

aapek-aapek yang

mendukung pelaksanaan kebijakaa peagawasan kapal ikan, Peatama tentaog mekanisme
kerjanyh Kedm ten&ng dukungm yang diperlukan meliputi, ddaqpn aumberdaya,

ddcmgan hukum dm kelembagam, dan dukmgan peran serta stakeholder tericait
Analisis Kebijakau ( Policy Analyais) rnemut Dunn,( 1998) adalah &ivitas

menciptakan pengetduan tentang d m dalam proses pembuatan kebijakm. Dalm
menciptakm pengetahuan tentang proses pembuatm kebijakm, andisis kebijakm
meneliti sebab, akibat, d m kinerja kebijakan dm progmm publik. Analisis
kebijakanjuga mempakan disiplin i l m sosid terapan yang menggunakan berbagai
metode pengkajian mltipel datam konteks argumentad d m debat politik unmk
menciptakan, secara kritis menilai, dan mengkomnikasikan pengetahurn yang
relevan dengan kebijakm. sedang menurut Quade dalam Dunn,(1998), andisis
kebijakm didefinisikan sebagai hrikut :halsis kebijakm &ah

sum bentuk

analisis yang mnghasilkan dan mnpjikan infonrarrsi sedemikian nrpa sehingga

dapat ttiemberi landasanpermpembuat kebijakm dalm membuar kepurusan.
Tujuan analisis kebijakan adalah lmmuk memperbaiki kebijakan d e q m cara
menciptakan, secara kritis menilai, dan m e n g k o ~ i k a n
peogetahuan yang mlevan
dengm kebijakau

Metodologi d i s i s kebijalcen yang digudm adalah sistem standan; aturan
dan prose*

untuk menciptakaa, menilai secara kritis, dan memgkomuuihikan

pengetahuan yang relevan dengan kebijakaa Prosedur analisis kebijakan yang lazim
digunalcen dalarn analisis kebijakan ( Dutm, 1998) adalah : (1) M

masalah kebijakan ( definisi ), 2) Meramalkan kebijakan b

m masalah-

a datmg ( prediksi ),

(3) Merekomendaaikan aksi-akai k e b i j h ( prealarpsi ), (4) Memmtm~hasil--hasil

kebijakan (deskripsi ), (5) Mengevaluasi kinerjakebijakan

1). Metwmuskan masalah

Perurnusan masalah adalah proses meqhasiikan dan menguji konseptualisasikonseptualisasi alternatif Eltas suatu kondisi masalah. Penrmusan masalah meliputi
empat fase yang saling berhubmgan, yaitu ; Mengenali masalah, meneliti masalah,

mendefinisikan masalah, dan menspesifikasikan masalah.
Metode penunusan masalah yang d i g u n h adalah metode analisis hirarkis,
karena analisis hirarkis adalah sebwh teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab y a q
mungkin dari suatu situasi masalah. Model yang digunakan dalam penrmusan masalah

adalah model deskriptif; karena bertujuan untuk menjelaskan dadatau memprediksi
sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi dari pilihan kebijakan.

Behitan d e q p judul penelitian, malca pennasalahan pdtdc dinnnuslcea
sebagai bedat : (I) Bagahma mekanisme kerja pengmmao leepal ilcen secara
normatif 7. (2) Apalcah mekanisme kerja n o d teraebut dapat diaplilcesikaa di PPI
Muara Angke dan PPN Pekaloqgam 7. (3) Apa saja

cfulame;an yaqg diperlukan agar

melcenisme kerja normatif tersebut dapat diaplilcesilcea di lapangan 7. (4) Bagaimma
Mekanisme kerja secara impiris yang diberlakukan di PPI Muara w

dan PPN Pekaloagan Jawa Te@

e Jakarta Utata

7. (5) Apakah mekanisme kerja empiria y c q

diberlakukan di PPI Muara Angke dan PPN Pekalongan dapat mencapai sasaran dan

2). Merema1 masa depan kebijakm

Peramalm adalah prosedur untuk membuat idommi faktual -t

situasi

sosial masa depan atas dasar inf'ormasi yaog telah ada tentaog masalah kebijakan.

Tujuan peramalan adalah m e n y e d i h irrformasi *t

p e r u b h kebijakan di m a

depan dm konsekuensiqa Masa depan yang dimaksud adalah masa depan y a m~a d
aka1 ( Plausible). Bentuk peramalan penelitian ini adalah proyeksi dan didasarkan pada

basis peramalan lo&

e k q o l a t i f Obyek ramalaanya adalah konsekuensi kebijakan

Yaw3
3). Rekomendasi aksl-aksi kebijakan

Rekomendasi memberikan inf'ormasi tentamg kemungkinan seraagkaian aksi di
masa depan ( apa yaag seharuanya dikerjakan 7. ) untuk menghasilkan komekuensi yaqg
berharga bagi individu, kelornpok, stau masyanht seludmya, rekomendasi adalah

penentuan altematif yang paling baik dan meqgapa Bahan rekomendasi adalah hasil
peramalan Model rekomendasi yang dipmkan adalah model pilihan sederhana,

karena kebijakaa y a q d i d i a i s adalah kebijakaa p e n p m m yaqg bertujuao qpr

pelaksanaaa kegiatan dilaksanakan sesuai ijin yang dib-

sebgga bersifrrt

menlpkat penerima ijin, oleh karena itu syarat-syarat peogguosan model pilihan
sederham terpenuhi, yaitu : Pengambil keputuscm t
m@

yaitu pemberi din ( Dijen

atau aubernur I Kadis Prophi ), Hasil pilihao pasti ( laH,ubm ), Haail tin*

dapat segera terjadi ( saaaran atau target pengmmm terukur).
4). PcamlhMn Hasil-w Kebijakan

Pemantman digrmskan untuk memberikan infomumi -t
atau konselruensi dari kebijakan publik

sebab dan akibat

yang diarnbil oebelunmya, karena

mermmgkan analis mendeskripsilcea hubmgm anbra operasi p r o w kebijakan
den= hasilnya Pemsntauan menjawab pertanyam :Apa yaqg teijadi 3, Bagahma 7,

dm mengapa ?. Pemantman membutuhkan data dm informasi yaag relevan, reliabel
dan valid. Momasi lmtuk b

h pemsntsuan bisa b e q a data s e w e r yrmg diperoleh

melalui telaah dukumen dm data primer melalui observaai, wawlancara clan hesioner.
Pemantauan a h difolruskan pada kelwran kebijakan ( out put) dan dampak kebijakan

( impacts). Kelompok sasaran dalam penpw88m kapal ikam adalah operasional kapal

ikan clan kelompok penerima adalah nelayan lain daa masyadat selmtmya
Kebijakam peagamsan kapd ikan adalah tin*

r e @ a yaitu tindakan yaqg

dirancang untuk menjamia kepatuhan terhadsp standar atrur prosedur tertentu dan

p e n d e b pemantauaa yang diguuakan adalah pemedcsaen sosial d
tampilan Tabel, yaitu memantau hub-

q teknik

antara masukan, proses, keluarsln dan

dampak kebijakaa Pemeriksaan sosid membantu menentukan apakah hasil kebijakan

proses atm mekaaisme kerjanya
5). Evaluasi KinerJa Wijakan

Evaluasi kinerja k e b i j h memberi i n f m i yrmg

dipercaya m@

valid dm dapat

kineqa kebijakan, yaitu (1) seberclpa j d m

t &I s

m

kebijalcan dapat dicapai, (2) untwk keperluan klariiilcasi dan Mtik tentang target dm
sasaran, dan (3) memberi s u m b pada
~ aplikasi metode analisis kebijakm lairmya
Evaluasi menjawab pertanyaan apa perbedaan yaqg dibuat 1. Pendelcatan evaluasi
y q digrmakao adalah evaluasi f

o e dengan telmilt tampilea Tabel karena t x p t

dan tujuan kebijakan telah diumumkm

25. Pengawasan

Pengawasa~addah setaogkaian kegiatm pimpinam atm pengambil kebijakan
yang bertujuan untuk mengetahui, Apakah pelaksanium suatu kegiatan telah dilaku\cen

sesuai rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukm sebeluamya

Mc. Parlan, ( dalam Handayanhgmt, 1994), menyatakan Pengawasm addah
suatu proses d i m a pirpinan ingin mengetahui @ah

hasil peldsnaan

pekerjaan yang dilahkan oleh bawtz?tmnya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan
atau kebijaksanaan yang telah ditentukn sebelumya Jelasnya Pengawan hams
berpedoman terhadap :(I) Rancana (Plarzning)ymg tellah diptuskan, (2) Perintah
(order) terhadap pelaksanaan pekerjm (performance}, (3) Tujuan dm atm, (4)
Kebijaksmaan yang telah direntukan sebelumnyu.

Han-

(1994) rnenphhm

" pengarnun dimcrksudkun untuk

mmperbaiki kesalahan, penyiqmgan, ketidak-sesuaian, penyelenengan d m
lainnya yang tidak sesuai dengan tugas d m wwnung yang telah ditentukan. Jadi maksudpengawann bukan mencart kesalahan tertapi mencart kebenam terhadqp
hasil pelaksanaan peketjaannya. W a n g tujuan p e n g a m m adalah agar
pe~aksanaanpkerjaan diproleh secam berdaya guna dun berhasil guna, sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya".

Mac-

macam Pengawasan ( Handrrymbgmh, 1994)

1). Peng~~~asam
dari dalam adalah peqawasan ymg dilakukm oleh a p d unit

pengawasan yaog dibentuk di dalam organisasi itu sendiri, a p d peogawas
bertindak untuk dan ataa nama pimpinan organisasi. Aparat pengawas ini bertugas
rnenpnpuUam data dan iofonnasi y q diperluksn oleh pimpinan org8nisasi untuk
perbailcan atau kebijaks-

lebih lanjut.

2). Pagmasan dari b r pengawasan yaog dilakukan oleh a p d unit dari luar

organisasi itu. Aparatl unit pen&awasan bertindak atas nama atasan dari pimpinan
orgmisasi itu, atau atas mima pimpinan organisasi itu atas permintaarmya
3) Pqurrasan p r c v d adaiah peogaw88an sebelum surrhr rencaaa dil&anakan.

pengawasan mttk mencegah terjadmya kekeliruan, kesalahan dalm pelaksanaan
kegiatan.
4). Pagawasan reprd, pengawasan kapal ikan d

i h h lmtulc memsstikaa

bahwa tidak terjadi kesalabsm atau kekeliruau dalam pelaksamm ijin oleh kapal

ikan tersebut, berupa swricllmcc dengan cara melaladwn pemdcsasn =cam
pelaksanaan kegiatan kapal i h tersebut di laut

-1

P v a a a a kapal ikan sebagai pcngmman represif dapd meoggrmakan
beberapa sistem (Handayanioe7af 1994)yaitu :
(1) Slstem komparatiC yaitu mempelajari laporao pem@apan ikan ( Fiehiqg log

book) dibandmgkan deagan lamrinya trip penaugkapan dan jenis ilcan yaqg
terCangkap, meqadalan aaalisa dam memberikan penilaim serta penyempmmn
(2) Sistgan V

m yaitu pemtx4ca88n badas*

pedomad pebunjuk teknis dan

dibuat laporan secara periodik, melihat perirembap dan penilaian hasil

pelaksanrrlrn serta memutuskan tindakan-tindakan lebih lanjut
(3) S

i hspektif yaitu demgan cara mengecek kebenaram dari suatu laporan

penaqgkapan ikan deqgan pemeriksam di tempat ( on the spot inspection).
(4)s-

investigatif

yaitu

pemeriksaaa

d e w

titik

betat

pada

penyelidikan/penelitimyang lebih mendalam terhadap indikasi adauya pelatqppm
perikanaa, baik dari laporan mqarakat atau dari peqga3mataa lmgmq di

dugaan pelmggaran yaog telah diterima sebelumnya

Kernpat sistem tersebut saat ini dipergunakan dalam pelaksaaaan kebijaldam
pengawasan kapal ikan di Indonesia dan dikenal demgan sebutan sistem MCSI
sugkabm dari M oPritoPing, CoPrtrdling,Surv eilance daa inv eskigrrtioa.

MoPritcnting adalah sistem pengawwaa yang dimalcENdkan untuk melihat apalcah

kegiatan peaaogkapan dengsm sarana kapal tersebut telah dileogkapi d
yang seharusnya dimiliki dan sah secara hukum.

pengawasan yang dimakm&an

lmfuk

q perijinan

Controlling adalah sistem

melihat kesesuaian mtara dokumen dengan

kondisi fisik yang ada Slvvdcmce addah sistem pengawasan yang dimakdkan
untuk melahlam pemedmm pada saat @a1 sedaog melakukren operasi penaagkepan

ikan di laut deqgsn tujuan untuk memastikan bahwa tidak terjadi pelqganm tehadap
perijioan y a q d i b h atas kegiatan pemnghpan yzmg fie*

berlanpmg

Invedgation adalah sistem pengamwan lanjuh , yaitu bempa tindakan penyidikzm
untuk mencari kebensran dalam rangkamenegakkan peratwan penm-

perikanaa.

Metode Pengawasan terdiri dari enam jenis (HandayanmFgaf 1994) :
(1) Pengawasan Lsng811ag adalah apabila Aparat Pengawasan/ Pimpinan organisasi

melakukan pemeriksaan laogsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan

sistem inspelrtifj verifikatif maupun i n v e s t i H Metode ini dimaksudkan a p r
segera dapat dilakukm tindakan perbaikan clan penyempumam dalam pelaksanaan

pekerjssa
(2) Pengawwan Tidak Laqgsung adalah apabila Aparat Pengawd Pimpinan

organisasi melakukan pemeriksaan pelaksamm pekerjaan hanya melalui laporanlaporan yang masuk padanya Laporan dapat bempa deretan a+-angka

statistik

dan lain-lain tentang kemajuan pelaksanaan pekefjaan. Kelennahan laporan ini
tidak dapat segeta mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaaa pekerjaan,
s

e

w dapat menimbulkan kerugian y a q lebih besar.

(3) Pengmasaa Formal adalah Pengawisan yaog dilakukan oleh Unit/ Aparat

pengawas y a q bertindak atas n w n ~Pimpinan organisasi itu atau Atasan dari
Pimpinan arganisasi itu Dalam pengawasn ini telah diatur prosedur, Hubmpn

dan tata kerja, dan periode wakhya Aparat pengasvastin ini harus melakukan
p e ~ a dan
n pelaporan peogawasarnrya secara periodik, laporan harua disertai
saran-saran perbaikm atau p e n y e m p n
(4) Perigamsan Informal adalah peqpwian yaag tidak melalui saluran formal dau

prosedur yaag telah d i t e Pengawasan i d d ini biasanya dilakukaa oleh
Pejabat Pimpinan deogan melalui k u n j q yaog tidak renrni ( Pribadi ), eteu
secara incognito. Hal ini berguna untnk menghindari kekalam hub-

antara

atasan daa bawahaa, sehmgga tercipta suasaaa keterbukaan dalam memperoleh
idormasi tentang pelaksauaan pekerjaan, usul dan saran-saran dari bwahaa
(5) Pengawasan Admini*

adalah pengawasan meliputi bidang keuaagau,

kepegawaian, dan material.
(6) Pengawassan teknis adalah penjpvasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik,

misalnya pemeriksaan terhadap p e m b v geduqg, pembuatan kapal, dsb.

Primip-prinsip Pengawasan (Handgranhpt,l994) addah :
(1) Pewwasan berorientasi pada tujuan organisasi.
(2) Pengawasan hams obyekt&jujur dm mendahulukan kepentiogan umum dari pada

kepentingan pribadi.

yang berlaku ( Wetmatgheid), berorieotasi pceda kebensran atas prosedur yang

dalam pelaksanaan pekerjaan ( doelmatifheid).
(4) Peqpwasan harua menjamin daya guna dan h i 1 guna pekerjaaa

(5) Pengawasan hams berdasarkam atas standar yang obyektii teliti dan tepat
( 6 ) Pengawasan hams bersifat term rnenerus.

(7) Hasil pengawman harus dapat memberilcen umpan balik terhadap perbailcan dan

p e n y e m p m pelaksanaan ,perencarmu daa kebijakrrSyaratsyarat Pengawasan (Hrm-1994)

dirnasa depan

adalah :

(1) Menentukan standar peqpwasan yaag baik daa dapat dilaksaaakau

(2) Menghindari adanya tekanan, paksaan, yang menyebabkan penyimpaqgan dari
tujuan pengawasan itu sendiri.
(3) Melakukan koreksi rencana yang dapat d i p u h n rmtuk mengadakan perbaikan

serta penyemputnaan rencana yang akan datang.
Prosedm Pengmasan (Handayaningrat, 1994)adalah :
(1) Observasi, pemeriksaan dan pemeriksaan kembali.
(2) Pemberian contoh
(3) Catatan dan laporan

(4) Pembatasan wewenang..
(5) Menentukan perahran-perahan, perintab-perintah dan prosedur(6)

Anssm-

(7) Sensor clan tindakan disiplin

26. Peqgawaspar kapal ikan

26.1. Pemgawmau Kapal ntan

Pengawasao kapal ikan adalah peqpwasan yaog dilakukan oleh Apadur
Pengswas yaog ditunjuk Meuteri Kelautan daa Perikansn atau pejsbat yaag ditunjuk dm
Oubemur Propinsi atau Pejabat yang ditunjuk atas nama pemerintab untuk m e l a b

pengawasaa tehadap Kapal Ikan yang masuk, mendarat dan ya