Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

PT Panin Life Tbk Perusahaan didirikan tanggal 19 Juli 1974 di Jakarta. Kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri dan usaha anuitas. Perusahaan mendapatkan izin usaha sebagai perusahaan asuransi jiwa berdasarkan tanggal 24 Oktober 1974 yang telah diperpanjang terakhir tanggal 21 Agustus 1986. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 28 kantor pemasaran yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tanggal 30 April 1983, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam untuk melakukan penawaran umum atas 1.020.000 saham perusahaan kepada masyarakat.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Data statistik menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi semua variabel penelitian dari tahun 2002 sampai tahun 2005. Tabel 4.2 menyajikan hasil statistik deskriptif penelitian. Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Deposit Risk Laba Usaha, Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih Tahun 2002-2005 Variabel Penelitian Tahun Rata-Rata Maksimum Minimum Standar Deviasi Deposit Risk 2002 125,29 428,48 0,21 129,29 Persentase 2003 117,42 228,42 52,33 61,21 2004 99,01 257,91 0,15 77,59 2005 108,23 292,11 0,14 96,08 Laba Usaha 2002 25.193,89 124.585,00 4,3 42.351,38 Jutaan Rupiah 2003 27.184,81 135.342,00 -19,8 45.631,67 2004 29.440,00 165.234,00 1.236,00 55.545,29 2005 75.994,75 543.234,00 -965 188.989,23 Laba Sebelum 2002 51.253,25 342.145,00 2.219,00 117.640,52 Pajak 2003 62.550,25 424.234,00 3.017,00 146.218,16 Jutaan Rupiah 2004 46.119,75 323.367,00 -3.416,00 112.219,10 2005 28.050,25 185.816,00 -12.172,00 64.435,78 Laba Bersih 2002 11.140,93 39.852,00 6,4 12.474,58 Jutaan Rupiah 2003 28.520,43 163.921,00 -16,6 54.953,48 2004 49.758,63 347.105,00 2.021,00 120.206,91 2005 29.135,75 196.752,00 -8.396,00 68.218,14 Sumber data: Lampiran 1 - 4 Tabel 4.2 menunjukkan deskripsi variabel penelitian yang dijelaskan sebagai berikut : a. Deposit Risk Rata-rata Deposit Risk perusahaan tahun 2002 sebesar 125,29, rata-rata Deposit Risk perusahaan tahun 2003 adalah 117,42. Rata-rata Deposit Risk perusahaan tahun 2004 adalah 99,01 dan tahun 2005 sebesar 108,23. Rata-rata Deposit Risk perusahaan tahun 2002 sampai 2003 mengalami penurunan sebesar 7,87 dan tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 18,41. Tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 9,22. Berarti rata-rata Deposit Risk perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun 2005 fluktuatif. Standar deviasi dari Deposit Risk berturut-turut tahun 2002 sebesar 129,29, tahun 2003 sebesar 61,21, tahun 2004 sebesar 77,59 sedangkan tahun 2005 sebesar 96,08. Di lihat dari standar deviasi Deposit Risk yang meningkat berarti tingkat persebaran Deposit Risk semakin menjauhi nilai rata-rata dan variasi datanya semakin besar. Perkembangan Deposit Risk perusahaan sampel dijelaskan seperti Gambar 4.1 sebagai berikut : Perkembangan Deposit Risk Tahun 2002-2005 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 ABDA ASBI AHAP ASDM ASJT LPGI MREI PNLF Kode Perusahaan N il ai R as io Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 4.1 Perkembangan Deposit Risk Tahun 2002-2005 Sumber : Lampiran 1 b. Laba Usaha Rata-rata laba usaha perusahaan tahun 2002 sebesar Rp 25.193,89 juta, rata-rata laba usaha perusahaan tahun 2003 adalah Rp 27.184,81 juta. Rata-rata laba usaha perusahaan tahun 2004 adalah Rp 29.440 juta dan tahun 2005 sebesar Rp 75.994,75 juta. Hal ini berarti bahwa rata-rata laba usaha tahun 2002 sampai 2003 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.990 juta dan tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp 2.225 juta. Tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar Rp 46.554 juta. Berarti rata-rata laba usaha perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun 2005 fluktuatif. Standar deviasi dari laba usaha berturut-turut tahun 2002 sebesar Rp 42.351,38 juta, tahun 2003 sebesar Rp 45.631,67 juta, tahun 2004 sebesar Rp 55.545,29 juta sedangkan tahun 2005 sebesar Rp 188.989,23 juta. Di lihat dari standar deviasi laba usaha yang meningkat berarti tingkat persebaran laba usaha semakin menjauhi nilai rata-rata dan variasi datanya semakin besar. Perkembangan laba usaha perusahaan sampel dijelaskan seperti Gambar 4.2 sebagai berikut : Perkembangan Laba Usaha Tahun 2002-2005 -100.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 ABDA ASBI AHAP ASDM ASJT LPGI MREI PNLF Kode Perusahaan N il a i J u ta a n R p Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 4.2 Perkembangan Laba Usaha Tahun 2002-2005 Sumber : Lampiran 2 c. Laba Sebelum Pajak Rata-rata laba sebelum pajak perusahaan tahun 2002 sebesar Rp 51.253,25 juta, rata-rata laba sebelum pajak perusahaan tahun 2003 adalah Rp 62.550,25 juta. Rata-rata laba sebelum pajak perusahaan tahun 2004 adalah Rp 46.119,75 juta dan tahun 2005 sebesar Rp 28.050,25 juta. Hal ini berarti bahwa rata-rata laba sebelum pajak tahun 2002 sampai 2003 mengalami peningkatan sebesar Rp 11.297 juta dan tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami penurunan sebesar Rp 16.430 juta. Tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar Rp 18.069 juta. Berarti rata-rata laba sebelum pajak perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun 2005 fluktuatif. Standar deviasi dari laba sebelum pajak berturut-turut tahun 2002 sebesar Rp 117.640,52 juta, tahun 2003 sebesar Rp 146.218 juta, tahun 2004 sebesar Rp 112.219,10 juta sedangkan tahun 2005 sebesar Rp 64.435,78 juta. Di lihat dari standar deviasi laba sebelum pajak yang meningkat berarti tingkat persebaran laba sebelum pajak semakin menjauhi nilai rata-rata dan variasi datanya semakin besar. Perkembangan laba sebelum pajak perusahaan sampel dijelaskan seperti Gambar 4.3 sebagai berikut : Perkembangan Laba Sebelum Pajak Tahun 2002-2005 -100.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 ABDA ASBI AHAP ASDM ASJT LPGI MREI PNLF Kode Perusahaan N il ai Ju ta an R P Tahun 2002 Tahun 2004 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 4.3 Perkembangan Laba Sebelum Pajak Tahun 2002-2005 Sumber : Lampiran 3 d. Laba Bersih Rata-rata laba bersih perusahaan tahun 2002 sebesar Rp 11.140,93 juta, rata-rata laba bersih perusahaan tahun 2003 adalah Rp 28.520,43 juta. Rata-rata laba bersih perusahaan tahun 2004 adalah Rp 49.758,63 juta dan tahun 2005 sebesar Rp 29.135,75 juta. Hal ini berarti bahwa rata-rata laba bersih tahun 2002 sampai 2003 mengalami peningkatan sebesar Rp 17.379 juta dan tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp 21.238 juta. Tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp 20.622 juta. Berarti rata-rata laba bersih perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun 2005 fluktuatif. Standar deviasi dari laba bersih berturut-turut tahun 2002 sebesar12.474,58 juta, tahun 2003 sebesar Rp 54.953,48 juta, tahun 2004 sebesar Rp 120.206,91 juta sedangkan tahun 2005 sebesar Rp 68.218,14 juta. Di lihat dari standar deviasi laba bersih yang meningkat berarti tingkat persebaran laba bersih semakin menjauhi nilai rata-rata dan variasi datanya semakin besar. Perkembangan laba bersih perusahaan sampel dijelaskan seperti Gambar 4.4 sebagai berikut : Perkembangan Laba Bersih Tahun 2002-2005 -100.000 100.000 200.000 300.000 400.000 ABDA ASBI AHAP ASDM ASJT LPGI MREI PNLF Kode Perusahaan N il ai Ju ta an R p Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 4.4 Perkembangan Laba Bersih Tahun 2002-2005 Sumber : Lampiran 4 4.2.2 Analisis Data Setelah dilakukan analisis deskriptif maka langkah selanjutnya adalah pengembangan model empiris dengan melakukan tahap pengolahan data yang meliputi uji normalitas data dan hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha untuk menguji pengaruh fungsi intermediasi terhadap laba perusahaan asuransi di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data, analisis regresi linear, analisis korelasi, uji hipotesis dengan menggunakan uji t. a. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data variabel operasional dalam model empiris yang diuji berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Ketentuan pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah apabila dua perbandingan atau salah satu mempunyai tingkat signifikansi 2-tailed yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Bila kedua pembanding mempunyai tingkat signifikansi 2-tailed yang dihasilkan kurang dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas data ditunjukkan pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov Variabel K-S Z Signifikansi Keterangan Deposit Risk 1,088 0,187 Distribusi Normal Laba Usaha 1,192 0,100 Distribusi Normal Laba Sebelum Pajak 1,646 0,221 Distribusi Normal Laba Bersih 1,398 0,090 Distribusi Normal Sumber : Lampiran 5 Keterangan : K-S Z : Kolmogorov-Smirnov test Z Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, variabel Deposit Risk, laba usaha dan laba sebelum pajak dan laba bersih adalah berdistribusi normal. Hal itu dilihat dari nilai uji Z hitung Deposit Risk sebesar 1,088 dengan signifikansi sebesar 0,187, Z hitung laba usaha sebesar 1,192 dengan signifikansi sebesar 0,100. Laba sebelum pajak mempunyai nilai Z hitung sebesar 1,646 dengan signifikansi sebesar 0,221. Variabel laba bersih juga memiliki distribusi data yang normal. Hal itu dilihat dari nilai uji Z hitung sebesar 1,398 dengan signifikansi sebesar 0,090. Tampak hasil dari perhitungan Kolmogorov Smirnov Test sudah menunjukkan distribusi yang normal pada semua variabel nilai signifikansi 0,05. b. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari fungsi intermediasi yang diukur dengan Deposit Risk terhadap laba perusahaan asuransi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis regresi linear antara fungsi intermediasi dengan masing-masing laba perusahaan sebagai variabel dependen ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Model Variabel Dependen Variabel Independen Constant Koefisien 1 Laba Usaha Deposit Risk 53.398,09 0,712 2 Laba Sebelum Pajak Deposit Risk 66.498,88 0,714 3 Laba Bersih Deposit Risk 41.271,00 0,613 Sumber : Lampiran 6-9 Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana pada masing-masing model, maka persamaan pada model menjadi persamaan yang baru, yaitu sebagai berikut: a. Model 1 Model persamaan 1 menguji pengaruh Deposit Risk terhadap laba usaha, maka persamaan 3.2 atau model 1 menjadi persamaan 4.1 sebagai berikut : LBU = 53.398,09 + 0,712 DR...................……………………………………. 4.1 Dimana : DR : Deposit Risk LBU : Laba Usaha Persamaan 4.1 di atas didapat bahwa variabel Deposit Risk terhadap variabel dependen laba usaha memiliki koefisien regresi sebesar 0,712. b. Model 2 Model persamaan 2 menguji pengaruh Deposit Risk terhadap laba sebelum pajak EBT, maka persamaan 3.3 atau model 2 menjadi persamaan 4.2 sebagai berikut : EBT = 66.498,88 + 0,714 DR...........…………………………………………..4.2 Dimana : DR : Deposit Risk EBT : Laba Sebelum Pajak Persamaan 4.2 menunjukkan bahwa variabel Deposit Risk terhadap variabel dependen laba sebelum pajak memiliki koefisien regresi sebesar 0,714. c. Model 3 Model persamaan 3 menguji pengaruh laba bersih terhadap Deposit Risk, maka persamaan 3.4 atau model 3 menjadi persamaan 4.3 sebagai berikut: EAT = 41.271,00 – 0,613 DR...................…………………………………….. 4.3 Dimana : DR : Deposit Risk EAT : Laba bersih Persamaan 4.3 menunjukkan bahwa variabel Deposit Risk terhadap variabel dependen laba bersih memiliki koefisien regresi sebesar 0,613. c. Analisis Koefisien Korelasi ® dan Koefisien Determinasi r 2 Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan regresi linier sederhana, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan analisis terhadap koefisien korelasi serta koefisien determinasi guna mengukur besarnya derajat hubungan serta sumbangan share variabel X terhadap variabel Y. Besarnya koefisien korelasi dan determinasi adalah sebagaimana dalam Tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5. Nilai Koefisien dan Koefisien Determinasi Model Variabel Dependen r r² 1 Laba Usaha 0,718 0,515 2 Laba Sebelum Pajak 0,714 0,509 3 Laba Bersih 0,713 0,506 Sumber : Lampiran 5-8 Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan besarnya hubungan antara variabel Deposit Risk dengan variabel laba usaha yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,718. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat mendekati 1 diantara kedua variabel. Sedangkan angka r 2 sebesar 0,515 berarti 51,5 laba usaha bisa dijelaskan oleh variabel Deposit Risk dan sisanya 49,5 100 - 51,5 = 49,5 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Besarnya hubungan antara variabel Deposit Risk dengan variabel laba sebelum pajak yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,714. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat mendekati 1 diantara kedua variabel. Sedangkan angka r 2 sebesar 0,509 berarti 50,9 laba sebelum pajak bisa dijelaskan oleh Deposit Risk dan sisanya 49,1 100 - 50,9 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hubungan antara variabel Deposit Risk dengan variabel laba bersih yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,713. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat mendekati 1. Sedangkan angka r 2 sebesar 0,506 berarti 50,6 laba bersih bisa dijelaskan oleh variabel Deposit Risk dan sisanya 49,4 100 - 50,6 = 49,4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. d. Pengujian Hipotesis 1 Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel independen Deposit Risk terhadap masing-masing variabel dependen yaitu laba usaha, laba sebelum pajak dan laba bersih. Hasil pengujian dijelaskan pada Tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik dengan Menggunakan Uji t Model Variabel Dependen Variabel Independen t hitung Sig. t Keterangan 1 Laba Usaha Deposit Risk 2,655 0,025 Ho ditolak 2 Laba Sebelum Pajak Deposit Risk 2,795 0,043 Ho ditolak 3 Laba Bersih Deposit Risk 2,714 0,048 Ho ditolak Sumber : Lampiran 6-9 Berdasarkan Tabel 4.6 dijelaskan hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji t sebagai berikut : a Pengaruh Deposit Risk terhadap laba usaha 1 Merumuskan hipotesis penelitian dimana hipotesis tersebut antara lain: H : Deposit Risk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba usaha. H 1 : Deposit Risk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba usaha. 2 Menentukan level of significant α dimana α = 5 dan degree of freedom df = 32-1 = 31 dan pengujian dilakukan pada dua sisi sehingga menghasilkan nilai kritis atau t tabel sebesar 2,039. 3 Menentukan nilai t hitung sebesar 2,655 sedangkan t tabel sebesar 2,039. Berarti t hitung t tabel berarti Ho ditolak artinya Deposit Risk berpengaruh secara signifikan terhadap laba usaha. Adapun kurva uji t dua sisi dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini. Gambar 4.5 Kurva uji t dua sisi b Pengaruh Deposit Risk terhadap laba sebelum pajak 1 Merumuskan hipotesis penelitian dimana hipotesis tersebut antara lain: H : Deposit Risk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba sebelum pajak. H 1 : Deposit Risk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba sebelum pajak. 2 Menentukan level of significant α dimana α = 5 dan degree of freedom df = 32-1 = 31 dan pengujian dilakukan pada dua sisi sehingga menghasilkan nilai kritis atau t tabel sebesar 2,039. 3 Menentukan nilai t hitung sebesar 2,795 lampiran 7sedangkan t tabel sebesar 2,039. Berarti t hitung t tabel berarti Ho ditolak artinya Deposit Risk berpengaruh secara signifikan terhadap laba sebelum pajak. Adapun kurva uji t dua sisi dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini. Gambar 4.6 Kurva uji t dua sisi c Pengaruh Deposit Risk terhadap laba bersih 1 Merumuskan hipotesis penelitian dimana hipotesis tersebut antara lain: H : Deposit Risk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih. H 1 : Deposit Risk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih. 2 Menentukan level of significant α dimana α = 5 dan degree of freedom df = 32-1 = 31 dan pengujian dilakukan pada dua sisi sehingga menghasilkan nilai kritis atau t tabel sebesar 2,039. 3 Menentukan nilai t hitung sebesar 2,714 lampiran 8 sedangkan t tabel sebesar 2,039. Berarti t hitung t tabel berarti Ho ditolak artinya Deposit Risk berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih. Adapun kurva uji t dua sisi dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini. Gambar 4.7 Kurva uji t dua sisi Berdasarkan hasil uji t maka koefisien-koefisien persamaan regresi linear masing-masing model dapat diartikan sebagai berikut : 1 Variabel Deposit Risk dengan koefisien regresi sebesar 0,712 berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha artinya setiap peningkatan variabel Deposit Risk sebesar 1 memiliki pengaruh terhadap peningkatan laba usaha sebesar Rp 0,712 juta. 2 Variabel Deposit Risk dengan koefisien regresi sebesar 0,714 berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba sebelum pajak artinya setiap peningkatan variabel Deposit Risk sebesar 1 memiliki pengaruh terhadap peningkatan laba sebelum pajak sebesar Rp 0,714 juta. 3 Variabel Deposit Risk dengan koefisien regresi sebesar 0,613 berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih artinya setiap peningkatan variabel Deposit Risk sebesar 1 memiliki pengaruh terhadap peningkatan laba bersih sebesar Rp 0,613 juta.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian