T : Tenaga kerja yang digunakan U : Upah tenaga kerja
H : Harga output h : Harga bahan baku
L : Nilai input lain nilai semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk menambah nilai.
Dimana : Jika nilai tambah value added lebih besar dari 0, maka perusahaan memberikan
nilai tambah positif, sedangkan jika nilai tambah value added lebih kecil dari 0, maka perusahaan memberikan nilai tambah negatif. Besarnya nilai tambah karena
proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, selain biaya tenaga kerja. Tenaga kerja di
sini hanya berfungsi sebagai perantara bahan mentah menjadi produk olahan dan besar kecilnya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dianggap tidak
mempengaruhi nilai produk olahan yang dihasilkan.
2.4.4 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti 2013, analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi agroindustri. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan, namun dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT adalah analisis faktor
strategi internal terkait dengan sumberdaya, teknologi yang diterapkan dan kualitas produk yang dihasilkan. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor dari
dalam. Kekuatan disini menunjukkan kemungkinan adanya beberapa strategi tertentu, sedangkan kelemahan menunjukkan bahwa terdapat hal-hal yang harus
diperbaiki. Analisis faktor strategi eksternal terkait dengan lingkungan umum di luar usaha yang terkait dengan lingkungan operasional dan lingkungan industri
meliputi peluang dan ancaman. Analisis SWOT memiliki matrik dengan empat kuadran yang menunjukkan kombinasi dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang memberikan informasi tentang posisi usaha yang sedang dilakukan. Berikut gambar keempat kuadran tersebut dalam bentuk diagram :
Gambar 2.3. Kuadran Analisis SWOT Adapun keterangan tentang masing-masing kuadran antara lain :
Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Agroindustri memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan agresif Growth Oriented Strategy.
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, agroindustri ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produkpasar.
Kuadran 3 : Agroindustri menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.
Fokus strategi agroindustri adalah meminimalkan masalah internal agroindustri sehingga dapat membuat peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, agroindustri menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.5 Kerangka Pemikiran