Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Di Balai Besar Logam Dan Mesin Kota Bandung

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi menempati peranan utama dalam kehidupan masyarakat sekarang ini dan perkembangannya pun sangat pesat sekali, karena dengan teknologi informasi kita dapat mengolah dan mendapatkan informasi dengan cepat, tepat dan akurat. Saat ini sudah menjadi kebutuhan bahwa sistem komputerisasi dapat memberi kemudahan dalam mencari informasi yang diinginkan, mengurangi terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian manusia dan keamanan data pun lebih terjamin, penggunaan komputer dan sistem informasi yang optimal dalam sebuah instansi/perusahaan akan menunjang efisiensi dan efektifitas kerja dalam mengolah data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Sistem informasi yang menangani data pegawai merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Ini bekaitan dengan kemudahan dan efektifitas dalam pengolahan data pegawai seperti pemasukan data pegawai, pengeditan data pegawai, pencarian data pegawai, laporan data pegawai baik pada layar monitor maupun dicetak pada kertas, sehingga penanganan pengolahan data pegawai lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya.

Pengolahan data Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan pada bagian kepegawaian di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) masih menggunakan sistem manual, dimana pengolahan data dan pembuatan laporan masih kurang


(2)

ketelitian datanya dalam penulisan karena menggunakan lembaran-lembaran sebagai penyimpanan data, belum ada program aplikasi untuk mengolah data-data tersebut sedangkan tuntutan untuk mengakses data-data dan memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat semakin bertambah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisa Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3), kemudian mengimplementasikannya kedalam sebuah program aplikasi mengenai pengolahan data nilai kepegawaian. Dan mengangkat judul “ Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin Kota Bandung “

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis mengenai keadaan sistem informasi yang berjalan, penulis mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) yaitu :

1) Bagaimana merancang sistem informasi pegolahan nilai pegawai yang masih dikelola secara manual menjadi komputerisasi agar pengolahan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga kebutuhan akan informasi data nilai pegawai dapat disajikan dengan cepat dan akurat. 2) Bagaimana menjamin keamanan data agar tidak dapat diakses oleh


(3)

1.3 Maksud dan Tujuan

Melalui kerja praktek ini penyusun bermaksud untuk mendapatkan data mengenai kepegawaian dan mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem yang dibuat.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :

1) Mempelajari dan menganalisis sistem informasi pengolahan daftar penilaian kepegawaian yang sedang berjalan di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM).

2) Merancang sistem informasi pengolahan data penilaian kepegawaian di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) yang efektif dan efisien.

3) Mengimplementasikan perancangan sistem informasi pengolahan data penilaian pegawai kedalam sebuah program aplikasi menggunakan program Delphi7.

1.4 Metode Pengembangan Sistem

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan program aplikasi maka penulis menggunakan metode pengembangan sistem, metode yang penulis gunakan adalah metode paradigma Prototipe yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai, yaitu menganalisis sistem dengan mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem.


(4)

2. Mengembangkan prototype, yaitu analisis sistem bekerja sama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau lebih peralatan prototypinguntuk mengembangkan suatu prototype.

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima, Pemakai memberikan masukan bagi analisis apakah prototype memuaskan. Jika ya, langkah 4 akan diambil, jika tidak,prototype direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan pemakai. 4. Mengkodekan sistem operasional, yaitu programer menggunakan

prototype sebagai dasar untuk pengkodean (coding)sistem operasional. 5. Menguji sistem operasional, yaitu programmer menguji sistem.

6. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima, yaitu pemakai memberi masukan pada analisis sistem dapat diterima. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, langkah 4 dan 5 diulangi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaGambar 1.1


(5)

1.5 Batasan Masalah

Mengacu pada informasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin ( BBLM ) Bandung, penyusun mengarahkan penyusunan Laporan kerja praktek pada Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin ( BBLM ) Bandung untuk yang terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja. Pembuatan sistem aplikasi menggunakan bahasa pemograman Borland Delphi7.

1.6 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek 1. Lokasi Kerja Praktek

Balai Besar Logam dan Mesin Bandung di Jalan Sangkuriang No 12 Kota Bandung.

2. Waktu Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja paktek dimulai pada tanggal 6 Juli 2009 sampai 31 Juli 2009.


(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung. Beroperasi bersama-sama untuk mencapai beberapa sasaran atau tujuan. Sistem mengacu pada kelompok elemen yang dipadukan untuk tujuan bersama dalam mencapai beberapa tujuan. Sebuah sistem harus mempunyai lebih dari satu elemen dan semua elemen dari suatu sistem harus mampunyai hubungan yang terpadu.

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya, mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sesuatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” ( Jogiyanto.HM. 1993 : 1 )

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut : “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk, mencapai suatu tujuan tertentu” ( Jogiyanto. HM. 1993 : 2 ).

Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya.


(7)

2.1.1 Elemen-Elemen Sistem

Sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak beraturan, tetapi memiliki elemen-elemen yang saling berkaitan. Elemen-elemen yang dapat menyusun sebuah sistem tersebut, terdiri dari :

1. Tujuan, merupakan tujuan dari sistem tersebut.

2. Batasan, merupakan batasan-batasan yang ada untuk mencapai tujuan dari sistem.

3. Kontrol, merupakan pengawas dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem.

4. Input, merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan.

5. Proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi yang sesuai dengan keinginan penerima.

6. Output, merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem.

7. Umpan Balik, merupakan elemen sistem yang mempunyai tugas untuk melihat kembali apakah sistem telah berjalan sesuai dengan yang diinginkan.


(8)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

2. Batasan Sistem

Batas sistem ( boundary ) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan system yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar ( environment ) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung ( interface ) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan penghubung suatu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk suatu satu kesatuan.


(9)

5. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). 6. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut JOG [4] Sistem dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok karena sistem bersifat umum maka ada baiknya untuk memahami berbagai konsep kategori sistem melalui identifikasi terhadap sistem yang dimaksud untuk menyajikan perilaku dan karakteristiknya.


(10)

1. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System). Sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling tergantung satu sama lain. Sistem fisik adalah kumpulan elemen-elemen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuannya.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Alamiah dan Buatan. Sistem alamiah adalah sistem yang telah terbentuk dengan sendirinya yang dapat ditemui di alam bebas. Sistem buatan adalah sistem yang diciptakan untuk tujuan tertentu.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Terbuka dan Tertutup Sistem terbuka adalah sistem yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya dimana dimungkinkan adanya pertukaran materi, energi, maupun informasi dengan lingkungannya. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak mempunyai relasi atau interaksi terhadap lingkungannya.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Permanen dan Sementara Semua sistem yang berlaku untuk rentang waktu yang cukup panjang, dibandingkan dengan kegiatan manusia dalam sistem tersebut dapat digolongkan sebagai sistem permanen. Sedangkan sistem yang bersifat sementara diadakan untuk jangka waktu tertentu saja dan sesudahnya dihapuskan atau dimodifikasi kembali dapat digolongkan sebagai sistem sementara.


(11)

2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupkan hal yang penting dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadikan sistem yang tidak akan berkembang.

Definisi informasi secara umum yang dimanfaatkan sebagai sistem informasi didefinisikan sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang telah diproses menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. ( Gordon B. Davis, 1992, hal :28)

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tergantung pada 3 (tiga) hal yaitu :

1. Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktu

Tepat pada waktu berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena


(12)

informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi atau perusahaan.

3. Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting dan dikatakan bernilai apabila manfaat dari informasi tersebut lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya di dalam pengambilan keputusan. Informasi itu sendiri dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut jugaProcessing System.Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. (Jogiyanto H.M, 1993:11)


(13)

2.4 Metode Analisis dan Perencangan Terstuktur

Pengembangan sistem merupakan hal yang penting bagi kelangsungan sistem itu sendiri. Pengembangan sistem adalah suatu upaya untuk menjaga efektivitas sistem dalam memenuhi kebutuhan pengguna system. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru unutk mnggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada.

Alat –alat yang digunakan dalam pengembangan sistem antara lain adalah: 1. Flowmap

2. Diagram Kontek

3. Data Flow Diagram ( DFD ) 4. Data Dictionary ( Kamus Data ) 5. Relasi Tabel

6. Entity Relationship Diagram ( ERD ) 2.4.1 Flow Map

Flow Mapadalah peta (map) yang menunjukan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Peta alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Peta alir merupakan bagian dari informasi yang menerangkan proses-proses sistem informasi tersebut.

2.4.2 Diagram Konteks

Keadaan sistem secara umum dan hubungan-hubungan system tersebut dengan komponen-komponen diluar sistem atau dengan system yang lain dapat digambarkan secara logika dengan diagram konteks atau


(14)

contex diagram. Definisi diagram konteks adalah sebagai berikut : “Diagram konteks adalah diagram yang tidak detail dari sebuah system informasi yang menggambarkan aliran-aliran data masuk dan keluar dari sistem. Diagram ini digambarkan dengan sebuah lingkaran yang menjelaskan tentang batasan sistem yang saling berhubungan dengan kesatuan luar (external entity) yang akan memberikan masukan dan menerima keluaran dari sistem tersebut yang dihubungkan dengan aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan lingkaran sistem”.(Lani Sidharta, Sistem Informasi Bisnis, 1995 : 66)

2.4.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah sebuah alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Data Flow Diagram sering digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

Simbol-simbol yang terdapat pada data flow diagram memiliki 4 (empat) simbol yang digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen yang berhubungan dengan lingkungan, pemrosesan, arus data, dan penyimpanan data.


(15)

2.4.4 Kamus Data

Kamus data ( Data Dictionary ) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dapat mendefinisikan data yang mengalir pada sistem dengan lengkap. Kamus data dapat digunakan pada tahap analisa dan perancangan sistem.Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang masukan (input), merancang laporan – laporan dan database .

Dengan adanya kamus data, didapat definisi-definisi dari bentuk – bentuk yang tidak dimengerti dalam Data Flow Diagram yaitu aliran data, file, proses dan elemen-elemen data. Arus data pada Data Flow Diagram bersifat global, hanya ditunjukan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari arus data , secara lebih lengkap dapat dilihat di kamus data.

2.4.5 Relasi Tabel

Didalam sebuah database, setiap tabel memiliki sebuah field yang memiliki nilai unik untuk setiap baris. Fiels ini ditandai dengan icon bergambar kunci di depan namanya. Baris-baris yang berhubungan pada tabel mengulangi kunci primer (primary key) dari baris yang dihubungkannya pada tabel lain. Salinan dari kunci primer di dalam tabel-tabel yang lain disebut dengan kunci asing (foreign key). Kunci asing ini tidak perlu bersifat unik, dan semua field bisa menjadi kunci


(16)

asing. Yang membuat sebuah field merupakan kunci asing adalah jika dia sesuai dengan kunci primer pada tabel lain.

2.4.6 ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu :

1. Entiti

adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

2. Atribut

Entiti mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entiti.

3. Hubungan

Relationship; sebagaimana halnya entiti maka dalam hubunganpun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entiti dengan isi dari hubungan itu sendiri. Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam, antara lain:

a) One to One Relationship

Hubungan antara lain file pertama dan file kedua adalah satu berbanding satu.


(17)

b) One to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik menjadi banyak lawan satu.

c) Many to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan kedua adalah banyak berbanding banyak.

2.5 Perancangan Database

Pada perancangan model konseptual, penekanan tinjauan dilakukan pada struktur data dan relasi antar file. Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model konseptual adalah menggunakan model data relational.

Terdapat dua buah teknik perancangan database, yaitu 1. Teknik Normalisasi

2.5.1 Teknik Normalisasi

Proses normalisasi merupakan pengelompokan data elemen menjadi table-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada proses normalisasinya selalu diuji pada beberapa kondisi.

Apabila terdapat kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/delete, mengubah/update, membaca/retrieve pada suatu database maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi.


(18)

Bentuk – bentuk Normalisasi :

1. Bentuk tidak normal ( unnormalizd form )

Pada bentuk tidak normal, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, data mungkin tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal kesatu (1NF / first Normal Form ) Bentuk normal kesatu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Data dibentuk dalam flat file ( file datar/rata)

b) Data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa atomic value

c) Set attribute tidak boleh berulang-ulang atau bernilai ganda (Multi value )

3. Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form ) Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama / primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua harus ditentukan kunci-kunci field. Kunci field tesebut harus unik dan dapat mewakili attribute lain yang menjadi anggotanya.


(19)

4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Thrid Normal Form ) Untuk membentuk normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua attribute bukan primer harus bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.

5. Boyce –Codd Normal Form (BCNF)

Pada Boyce – Codde Normal Form, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap attribute harus bergantung fungsi pada attribute superkey.

2.6 Tinjauan Perangkat Lunak

Dalam membuat suatu program aplikasi, dibutuhkan paket perangkat lunak pemrograman yang memiliki penerjemah (Intepreter) dan kompilasi (Compiler) serta perangkat lunak pengolahan basis data / DBMS (Database Management System).

Adapun, perangkat lunak pemrograman yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem pada Tugas Akhir ini adalah bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. Sedangkan perangkat lunak pengolahan basis data / DBMS yang digunakan adalah MySQL.

2.6.1 Borland Delphi 7.0

Borland Delphi 7.0 adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis windows yang popular saaat ini. Borland Delphi 7.0 memiliki fasilitas Object Oriented Programming (OOP) yang menyediakan


(20)

object-object yang sangat kuat, powerful dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program.

Delphi sebenarnya merupakan kelanjutan dari Turbo Pascal, yang merupakan produk Borland yang berkedudukan di Scotsts Valley, California, ysng setelah melebur dengan Visigenic berganti nama menjadi Inprise Corporation pada pertengahan 1998. Delphi secara resmi diumumkan pada tanggal 14 Februari 1995 dan rilisnya dilakukan pada tanggal 28 Februari tahun yang sama.

Delphi tidak saja dapat mengakses database seperti Paradox, xBase, Ms. Access tetapi dapat juga mengakses database lainnya seperti Oracle, Sybase, Interbase, DB2, MS. SQL Server dan lain-lain dengan menggunakan ODBC (Open Database Connectivity). Begitu aplikasi selesai, untuk memindahkan dari satu jenis aplikasi database ke yang lainnya tidak perlu mengubah aplikasi secara keseluruhan.

Delphi dinyatakan oleh banyak pengamat sebagai No Limit (tanpa batas). Suatu pernyataan yang tendensius tetapi banyak yang mengakuinya. Pernyataan ini didukung dengan kemampuan dan keunggulannya seperti:

a) Native-code compiler yang cepat.

b) Debugger yang terpadu dengan text editor. c) High-level database akses.

d) Teknologi two-ways tools yang canggih.


(21)

f) Build in assembler, dapat dibuat dalam source code yang sama. g) Dapat membangun aplikasi untuk internet (Internet Browser,

Email, TCP/IP Socket dan sebagainya) serta aplikasi multi-tier, dan aplikasi Web Server (Win-CGI, ISAPI, NISAPI).

h) Dapat menggunakan COM (Common Object Model).

i) Dapat membuat sendiri VCL (Visual Component Library), OCX (ActivaX) dan COBRA (Common Object Request Broker Architecture).

j) Pemrograman Object Oriented Murni.

k) Dapat berjalan di berbagai sistem operasi baik Linux (Borland Kylix), maupun Windows (Borland Delphi).

Di bawah ini merupakan tampilan Borland Delphi 7.

Gambar 2.1 Tampilan Borland Delphi 7

Form Object Inspector

Object TreeView Menu ShortCut Menu


(22)

2.7 Sekilas Tentang MySQL

Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam berbagai produk database. SQL dibangun di laboratorium IBM-San Jose California sekitar akhir tahun 70-an. Pertama kali dikembangkan sebagai bahasa di produk database DB2 yang sampai saat ini merupakan produk database andalan IBM. SQL sering di lafalkan dengan “sequel”. Saat ini organisasi standar America (ANSI) menetapkan standar bahasa SQL yaitu ANSI-92 standard. Masing-masing vendor database memiliki dialeknya sendiri sebagian besar spesifikasinya mengacu pada standar ANSI tersebut dengan berbagai ekstensi tambahan. SQL Server menggunakan bahasa Transact-SQL dalam produknya, sedangkan Oracle menggunakan PL/SQL.

Tools yang digunakan adalah Query Analyzer. Anda juga dapat menggunakan produk database lain seperti MySQL atau Oracle dengan konsep yang sama. Fungsi paling dasar dari SQL adalah untuk menampilkan data dari database. Data tersebut selanjutnya dapat difilter dan dimanipulasi sesuai kebutuhan aplikasi.

2.8 Penjelasan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 )

Daftar Penilaian Pekerjaan ( DP3 ) adalah suatu penilaian hasil kerja pegawai selama kurun waktu satu tahun di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM). Form DP3 ini dikeluarkan oleh bagian kepegawaian untuk ditandatangani oleh pejabat penilai, pejabat atasan, dan pegawai itu sendiri kemudian akan diarsipkan oleh bagian kepegawaian.


(23)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Dalam rangka menunjang laju perkembangan industri logam dan mesin, pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian memandang perlu untuk secara efektif melaksanakan usaha-usaha pembinaan teknis dan meningkatkan produktivitas dari industri logam dan mesin yang antara lain meningkatkan industri-industri pengerjaan logam, permesinan, alat angkut alat-alat besar dan alat listrik dengan pendekatan-pendekatan rasional sebagai salah satu usaha dalam pembinaan tekno ekonomi.

Wujud penggunaan industri tersebut cenderung diarahkan kepada terciptanya keterkaitan antara industri kecil dengan industri yang lebih besar, sehingga terbentuk suatu struktur komunikasi sosial ekonomi antara industri yang dalam kegiatannya mempunyai hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan. Dengan terwujudnya struktur industri nasional tersebut akan membuka lapangan pekerjaan yang baru disamping akan banyak menimbulkan berbagai masalah teknologi proses produksi.

Sebagai sarana teknis dalam melakukan pembinaan dan pengembangan, dibangun Proyek Pusat Pengembangan industri Pengerjaan logam, yang kemudian dialih statuskan menjadi Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin


(24)

(BBLM) agar lebih berperan dalam memberikan pelayanan pada industri, khususnya industri logam dan mesin di Indonesia.

Hasil simponisum yang disponsori oleh United National Development Organitation (UNIDO) pada tahun 1996 salah satunya mengenai tingkat pengembangan industri enjinering pada negara berkembang, telah ditentukan pengelempokan negara-negara berkembang yang didasarkan kepada pola stuktur enjinering negara maju, adalah berikut :

a. Produk sederhana 6%

b. Produk mesin bukan listrik 33%

c. Produk mesin listrik 24%

d. Alat-alat transport 33%

e. Instrumentasi 4%

Pengelompokan negara berkembang tersebut sebagai berikut : Tabel 3.1

Tingkat perkembangan industri engineering di negara berkembang Kelompok Nilai tambahan

(Juta $) Jumalah Negara Kerja (x1000) % impor % produk sederhana I II II 400-800 5-100 50 1000 400-800 400 50-76 80-90 85-100 20-30 35-40 50


(25)

Berdasarkan hasil pengembangan kelompok maka Indonesia pada tahun 1996 termasuk kategori II, artinya harus mengimpor barang-barang untuk keperluan konsumsi produk enjinering sebesar 80 - 90%.

Sebagai tindak lanjut dari memecahkan masalah tersebut, maka pada tahun 1967 dicetuskan gagasan untuk mendirikan Pusat Pengembangan Industri Logam di Indonesia. Pada tahun 1969 dibentuk suatu tim untuk menjajagi berdasarkan Surat Keputusan direktur Jendral Perindustrian Dasar No.48/Kpts.DD/Perdas/69, tanggal 15 September 1969 yang bekerja sama dengan tim dari Pemerintahan Kerajaan Belgia melakukan serangkaian penelitian dalam usaha mendirikan suatu pusat Pengembangan Industri Logam di Indonesia.

Proyek ini mendapatkan bantuan teknik dari Kerajaan Belgia melalui DTA-45 dalam bentuk perjajian kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Belgia yang ditandatangani pada tanggal 3 februari 1970 di Jakarta untuk masa lima tahun.

Perjanjian kerja ini diperpanjang untuk ketiga kalinya selama tiga tahun meningkat bantuan teknik ini masih diperlukan, terhintung sejak tanggal 1 April 1979 sampai 31 Desember 1982. Selanjutnya diperpanjang lagi selama tiga tahun sampai 31 Desember 1990.

Sejak terbentuknya Proyek MIDC pada tahun 1969, kemudian disusul dengan keluarnya Surat Keputusan Presiden No.44 dan 45 tahun 1974 maka MIDC merupakan unit perangkat Pusat Penelitian dan Pengembangan industri


(26)

Logam dan Mesin yang secara operasional berada dalam lingkungan Direktorat Jendral Industri logam dan Mesin – Departement Perindustrian.

Pertumbumhan industri yang semakin berkembang di Indonesia khususnya industri logam dan mesin diikuti dengan timbulnya berbagai masalah teknologi dalam pengembangan industri, maka kegiatan MIDC ini sangat menunjang pengembangan industri logam dan mesin di Indonesia.

Pada tanggal 9 Maret 1979 Proyek MIDC berubah status menjadi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) dibawah lingkungan Badan penelitian dan Pengembangan Industri Departemen industri (BPPI), perubahan ini berdasarkan Surat keputusan Menteri prindustrian No.45/M/SK/1979.

Selama pengembangan sejak berdirinya Proyek MIDC hingga menjadi BBLM, selain bantuan teknik yang diterima dari Pemerintah kerajaan Belgia, BBLM juga mendapat bantuan teknik dari UNIDO dari tahun 1975 hingga 1978 dan juga dari Pemerintah Republik Federal Jerman pada tahun 1976.

Tahun 1988 SK Menteri Perindustrian No.45/79 diganti dengan SK M Menteri No.123/M/SK/4/88 untuk dapat menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan tekologi yang semakin meningkat serta meningkatkan kemampuan Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin.


(27)

Pada akhir tahun 2002, berdasarkan Surat keputusan menteri Perindustrian dan Perdagangan No.785/MPP/kep.II/2002, BBLM berubah posisi, yang semula berada di bawah lingkungan BPPI dialihkan ke lingkungan Direktorat Jenderal Industri dan Dagang kecil Menengah (Dirjen IDKM).

Pada bulan Juni 2006, berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No.44/MIND/PER/6/2006, BBLM kembali dibawah lingkungan BPPI.

3.1.1 Kedudukan BBLM

a. Balai Besar Logam dan Mesin yang selanjutnya disebut BBLM adalah unit pelaksana teknik di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

b. Balai Besar Logam dan Mesin dipimpin oleh seorang Kepala. 3.1.2 Tugas dan Fungsi BBLM

Balai Besar Logam dan Mesin mempunyai tugas melaksanakan pengembangan industri logam dan permesinan, penelitian terapan serta layanan pengujian, jasa keteknikan dan pengingkatan SDM, sesuai dengan kebijakan teknis yang diterapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

3.1.3 Tugas Balai Besar Logam dan Mesin

a. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tentang teknologi dan pengelolahan industri.


(28)

b. Melaksanakan kegiatan penelitiandan pengembangan tentang kondisi dan sistem penggunaan alat, proses dan metode kerja dari mesin produk. c. Meningkatkan mutu dan produktivitas industri logam sesuai dengan

kebijaksanaan Dirjen IDKM.

3.1.4 Fungsi Balai Besar Logam dan Mesin

a. Melaksanakan peningkatan kemampuan produksi melalui peningkatan manajemen produk bagi industri logam dan mesin.

b. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi proses dan teknologi produk industri logam dan mesin agara mampu menghasilkan produk yang bermutu dengan produktivitas yang tinggi. c. Melaksanakan kegiatan bantuan dibidang pemilihan badan/proses serta

mesin perlengkapan digunakan untuk menghasilkan suatu jenis produksi.

d. Melaksakan penyuluhan / pembinaan teknis ekonomi, konsultasi, penataran, dan seminar yang ditempatkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

e. Melaksanakan studi identifikasi bagi industri logam dan mesin yang berskala kecil dalam rangka mencari kemungkinan untuk dikaitkan dengan industri keteknikan.

f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Logam dan Mesin.


(29)

3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam balai akan menjelaskan berbagai tugas, fungsi dan hubungan wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dari balai. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian tanggal 29 Juni 2006 No.44/M/IND/PER/6/2006 struktur organisasi Balai Besar Logam dan Mesin sebagai berikut :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BBLM Bandung

BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG KERJASAMA DAN

PENGEMBANGAN JASA TEKNIK

BIDANG PENILAIAN KESESUAIAN

SEKSI

PEMASARAN DAN KERJASAMA

SEKSI PELATIHAN SEKSI INFORMASI SEKSI PERMESINAN DAN PENGELASAN SEKSI PENGECORAN LOGAM DAN

PERLAKUAN PANAS SEKSI PERANCANGAN KETEKNIKAN SEKSI SERTIFIKASI SEKSI PENGUJIAN SEKSI KALIBRASI SUBBAGIA N UMUM SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN BALAI BESAR

LOGAM DAN MESIN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(30)

Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program dan pelaporan b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Umum

Bidang Kerjasama dan Pengembangan Jasa Teknik, terdiri dari : a. Seksi Pemasaran dan kerjasama

b. Seksi Pelatihan c. Seksi Informasi

Bidang Penelitian dan Pengembangn, terdiri dari : a. Seksi perancangan keteknikan

b. Seksi Pengecoran logam dan Perlakuan panas c. Seksi Pemesinan dan Pengelasan

Bidang Penilaian kesesuaian, terdiri dari : a. Seksi Kalibrasi

b. Seksi Pengujian c. Seksi Sertifikasi


(31)

TATA LETAK KOMPLEK BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN

Balai Besar Logam dan Mesin terletak di Jalan Sangkuriang No.12 Bandung, luas lokasi tanah 24.000 m2dengan bangunan yang terdiri dari :

a. Kantor Utama b. Lab. Permesinan

c. Lab. Pengecoran Logam

d. Lab. Penyambungan dan Pembentukan Logam e. Asrama

f. Kantin

g. Lab. Jaringan Kalibrasi

UTILITAS BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN

Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, perusahaan menggunakan PLN (Perusahaan Listrik Negara) dalam penyediaan listrik disebabkan perusahaan tidak mempunyai instalasi listrik sendiri. Untuk sarana air perusahaan membuat pompa air dalam ukuran besar dengan memiliki generator sendiri.

Lingkungan perusahaan yang terdiri dari rumah penduduk harus dijaga dari polusi limbah perusahaan, karena ini menyangkut kehidupan masyarakat banyak. Khusus pada seksi permesinan yang mempunyai kegiatan pengolahan produk mempunyai limbah berupa serpihan dari geram atau sisa potongan dari produk. Serpihan tersebut tidak dibuang langsung akan tetapi diolah oleh bagian pengecoran logam untuk digunakan sebagai bahan baku produk yang lain. Limbah


(32)

yang lain seperti kertas dan kain langsung dibuang karena tidak akan membawa pengaruh bagi lingkungan sekitarnya.

3.3 Deskripsi Kerja

Kegiatan Balai Besar Logam dan Mesin terbagi atas dua bagian yaitu : Penelitian, dilakukan dengan cara:

a. Studi Bahan

Merupakan kegiatan penelaahan tentang bahan yang bertujuan untuk pemilihan bahan yang tepat bagi komoditi tertentu, meningkatkan pemakaian bahan yang tersedia serta sebagai standarisasi. Penelaahan dilakukan dengan cara seperti pengujian bahan mekanik dan analisa bahan.

b. Studi Proses

Kegiatan penelaahan tentang proses teknik seperti teknik permesinan, pengecoran, penyambungan logam, pengolahan panas, pelapisan logam dan pembentukan logam serta melakukan eksperimen proses pengerjaan agar dapat mengoptimalkan sarana produk diberbagai bidang.

c. Mengembangkan Produk

Digunakan untuk dapat membantu dalam membuat berbagai macam matres (dies) serta mengusahakan diversifikasi produk pada industri.


(33)

d. Pengembangan Industri

Diarahkan kepada usaha dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam industri logam dan mesin. Selain itu dapat memberikan suatu susunan profil-profil industri yang merupakan gambaran dari satu sub sektor industri dari nilai kelayakan usaha.

e. Pengembangan Alat Bantu Produksi

Dalam meningkatkan keberhasilan industri tidak lepas dari tersedianya alat bantu dalam pengerjaan mesin.

f. Pengembangan Sistem Pengendalian Mutu

Melakukan suatu sistem dalam meningkatkan dan pengendalian dari mutu diberbagai industri seperti industri pengecoran logam, komponen dan sebagainya.

g. Pembuatan Prototip Produk

Pembuatan prototip dilaksanakan dalam usaha melakukan alih teknologi dan berbagi modifikasi produk. Prototip yang telah berhasil dibuat antara lain untuk menunjang sektor pertanian, otomotif, textile dan kelistrikan.

h. Standarisasi

Menyusun konsep SII dan melakukan penelitian terhadap komoditi tertentu, penyusunan SII bekerja sama dengan lembaga maupun industri.


(34)

Penyebaran informasi teknologi, dengan cara: a. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan diberikan atas permintaan dari pihak industri dan juga merupakan program dari BBLM dalam usaha meningkatkan kempampuan peningkatan tenaga kerja.

b. Seminar

Bekerja sama dengan pihak industri maupun lembaga lain dari dalam dan luar negeri.

c. Publikasi dan Peneragaan

Menerbitkan majalah Metal Indonesia dan Berita Singkat sebagai media informasi terutama mengenai teknologi yang diperlukan pada industri logam dan mesin, serta mengikuti peragaan untuk menyebarkan hasil litbang.

d. Konsultasi

Konsultasi dengan pihak industri untuk mengenai masalah teknik dan teknologi yang dihadapi oleh industri.

Sarana dan Fasilitas BBLM

Pelaksaan kegiatan sehari-hari pada Balai Besar Logam dan Mesin ditunjang oleh sarana, fasilitas serta fasilitas penunjang lainnya.

Sarana

Balai besar logam dan mesin berada pada tanah seluas 24.000 m2. Bangunan yang terdapat pada tanah tersebut adalah :


(35)

a. Gedung kantor utama 4 tingkat 2.600m2 b. Bangunan bagian pengecoran logam 1.730m2

c. Bangunan bagian mesin 2.600m2

d. Bangunan bagian las dan konstruksi 1.050m2

e. Kantin 300m2

f. Asrama diklat (28 orang) 800m2

g. Wisma 120m2

Fasilitas

Fasilitas yang berada di lingkungan BBLM terdiri dari berbagai macam laboratorium untuk menunjang dalam melakukan penelitian.

a. Laboratorium Pengecoran

Terdiri dari mesin pembuat model, peralatan persiapan pasir cetak, pembuatan cetakan pasir, dapur kupola, dapur listrik dan putar untuk peleburan program ferro, dapur rotasi untuk peleburan logam non ferro serta mesin dan perlatan untuk pengerjaan akhir.

b. Laboratorium Permesinan

Dilengkapi dengan mesin perkakas yang terdiri dari mesin bubut, frais, bor, gerinda, pembuat matres, peralatan perlakuan panas serta mesin-mesin persisi seperti : CNC 5 axis, CNC wire cut.

c. Laboratorium Las dan Kontruksi

Terdiri dari las listrik manual, semi otomatik dan otomatik. Mesin las oksi asetilen mesin pembentuk baja plat, mesin penekuk pipa plat dan lainnya.


(36)

d. Laboratorium

Terdiri dari berbagai macam laboratorium seperti logam, pasir cetak, mekanik untuk pengujian dengan merusak dan laboratorium ukur dimensi. Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung yang terdapat pada BBLM adalah perpustakaan, sarana latihan kerja dan ruang untuk seminar dan kursus, ruang sidang dan rapat serta alat-alat perlengkapan lainnya.

3.4. Analisis Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Yang Sedang Berjalan.

Analisa merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud megidentifikasi maupun mengevaluasi semua permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem yang ada. Pada Balai Besar Logam dan Mesin khususnya di bagian kepegawaian sistem Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Karyawan ( DP3 ), sistem yang berjalan pada saat ini masih dilakukan secara manual, sehingga membuthkan waktu yang lama dan


(37)

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1 Analisis Sistem

4.1.1 Analisis Dokumen

Dokumen – dokumen yang terkait pada Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3), hal ini berkaitan dengan terbentuknya diagram alur dokumen (flow map), ada 2 dokumen yang akan penyusun jabarkan:

1. Form. Penilaian

Dokumen ini merupakan form isian data nilai pegawai dalam setahun dan diberikan kepada bagian Kepegawaian.

2. Form DP3

Dokumen ini merupakan form hasil penilaian pegawai yang telah ditandatangani oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai.

4.1.2 Analisis prosedur yang sedang berjalan

Bagan alir dokumen yang disebut juga (document flowchart) merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Mengenai sumber dari aliran dokumen tersebut bila dijelaskan adalah sebagai berikut:


(38)

1. bagian kepegawaian meminta penilaian kepada kepala seksi (pejabat penilai) masing-masing bagian.

2. Setelah diisi oleh kepala seksi (pejabat penilai) from tersebut dikembalikan kepada bagian kepegawaian.

3. Bagian kepegwaian mengetik secara manual form DP3.

4. Setelah form DP3 diketik secara manual lalu diberikan kepada pegawai untuk ditandatangani.

5. Setelah form DP3 diketik secara manual yang telah ditandatangani oleh pegawai yang dinilai lalu diberikan kepada pejabat dinilai untuk ditandatangani.

6. Setelah ditandatangani oleh pegawai yang dinilai dan pejabat penilai form DP3 kemudian ditandatangani juga oleh atasan pejabat penilai.

7. Setelah selesai ditandatangani, form DP3 dikembalikan ke bagian kepegawaian untuk diarsipkan.

Untuk lebih jelasnya diagram alir data yang sedang berjalan pada sistem ini, dapat dilihat pada gambar 4.1


(39)

Gambar 4.1 Digram Alir Data (Flow Map) Sistem yang sedang berjalan. Bag. Kepegawain Pegawai yang dinilai Pejabat penilai Atasan pejabat penilai

Form penilaian Form penilaian

Input nilai pegawai Form penilaian

yg telah diisi

Pengisian form DP3

Form DP3 Form DP3

Form DP3 Ttd form

DP3

Ttd form DP3 Ttd form

DP3 Form DP3


(40)

4.1.2.2 Diagram kontek

Bag.kepegawaian sebagai entitas dalam mengolah data dari entitas luar. Bag.kepegawaian membuat laporan yang kemudian laporan itu di arsipkan di bag,kepegawaian. Proses tersebut bila digambarkan dalam bentuk diagram konteks dapat dilihat dalam gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram Kontek Sistem yang sedang berjalan

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Bag.Pegawaian memberikan Form Penilaian ke Pejabat_penilai kemudian Pejabat_penilai melakukan pengisisan lalu Form yang telah di isi di kembalikan ke Bag.Kepegawaian untuk di ketik.


(41)

Bag.Kepegawaian mengisi form DP3 secara manual yang berisis data pegawai yang di nilai, data pejabat_penilai, dan data Pejabat_atasan. Setelah itu ditantangani oleh Pejabat_penilai, Pejabat_atasan dam Pegawai yang di nilai. Proses tersebut bila digambarkan dalam bentuk DFD level 1 dapat dilihat dalamgambar 4.3

Gambar 4.3 DFD Level 1 yang sedang berjalan

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan Di BBLM Bandung

Dari hasil analisa sistem yang berjalan diatas terdapat beberapa kelemahan, yaitu masih banyak tedapatnya pengolahan data dan penyimpanan data penilaian pegawai secara manual dan masih menggunakan mesin tik untuk mengisi form DP3 dan belum tersimpannya


(42)

data kedalam database sehingga tidak menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian kepegawaian di BBLM Bandung.

Dari kelemahan-kelemahan, ini penulis berinisiatif untuk mengubah sistem yang ada, dengan membuat sistem informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) untuk memudahkan dalam mengetahui index penilaian pegawai.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Dalam pembuatan suatu sistem informasi yang perlu dilakukan diantaranya perancangan sisitem. Pada bab ini akan dibahas bagaimana perancangan dari sistem informasi yang akan dibangun dengan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembangunan suatu sistem.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem.

Tujuan perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan kemudahan kepada pemakai yaitu bagian kepegawaian tentang sistem baru yang akan dikembangkan dan dapat memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun secara lengkap untuk digunakan pada pembuatan program komputer.

Dengan adanya perancangan sistem yang berbasis komputer diharapkan bahwa sistem yang baru dapat memberikan keuntungan diantaranya adalah :


(43)

1. Dapat memenuhi kebutuhan user, menyimpan data, memperbaiki penampilan data secara benar dan tepat.

2. Memenuhi solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

3. Pengambilan keputusan yang cepat, tepat, akurat didukung dengan data yang tersedia.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan

Perancangan sistem merupakan bagian dari metodologi pembangunan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisa. Perancangan digunakan untuk memberikan gambaran proses di dalam sistem secara terinci dan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM). Perancangan sistem ini merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, pada usulan perancangan sistem yang dibuat. Yang mana pada usulan perancangan sistem ini akan ada sedikit perubahan dari sistem yang berjalan. Usulan sistem yang di rancang hanya mengubah pengolahan data yang dilakukan

4.2.2.1 Flow Map

Dalam diagram sistem prosedur ini adalah merupakan diagram sistem prosedur usulan dari diagram sistem yang sedang berjalan, meskipun pada dasarnya tidak terlalu banyak perubahan


(44)

terhadap diagram sistem yang telah ada, berikut diagram prosedur yang diusulkan :

Gambar 4.4 Flow Map yang diusulkan.

Bag. Kepegawaian Pegawai yg dinilai Pejabat penilai Atasan pejabat penilai

Form penilaian

Form penilaian

Input nilai pegawai Form penilaian

yg telah diisi

Pengisian form DP3

Form DP3

Form DP3

Form DP3

Ttd form DP3

Ttd form DP3 Ttd form

DP3

Form DP3


(45)

4.2.2.2 Diagram Kontek

Diagram Konteks dari Flow Map usulan tidak mengalami perubahan, berikut ini adalah diagram kontek dari Flow Map yang diusulkan, dapat dilihat padagambar 4.5

Gambar 4.5 Diagram konteks yang diusulkan

4.2.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau diagram aliran data ini merupakan gambaran sistem yang ada pada diagram konteks, dipecahkan menjadi beberapa proses utama yang terjadi antara entitas yang terlibat dalam sistem informasi. Berikut adalah gambar Diagram Flow Diagram level 1 yang diusulkan.


(46)

4.2.2.3.1 DFD (Diagram Flow Diagram) Level 1.

Data Flow Diagram Level 1 menggambarkan arus kejadian pembuatan laporan perangkat keras komputer secara terpernici. DFD level l dari sistem pengolahan data perangkat keras komputer yang diusulkan dapat dilihat dalamgambar 4.6


(47)

4.2.2.3.2 DFD (Diagram Flow Diagram) Level 2

Gambar 4.7 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses 2

4.2.2.4 Kamus Data

Kamus data menggambarkan data yang mengalir dari satu proses ke proses lainnya, dari entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar. Arus data dari entitas luar ke dalam proses atau sistem biasanya berupa dokumen atau bukti pencatatan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas biasanya menggunakan kode. Arus data dari proses ke entitas luar biasanya berbentuk data atau informasi yang dibutuhkan sistem. Berikut ini adalam kamus data dari masing-masing arus data yang mengalir :


(48)

1. Nama Aliran Data : Data_pegawai Alias :

-Aliran : Bag,Kepegawaian - Proses1 – F.Pegawai – Proses3 Atribut : nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit

organisasi.

2. Nama Aliran Data : Data_Penilaian

Alias :

-Aliran : Proses2 – F.Detail Transaksi – Proses3

Atribut : id, nilai, indeks, penilaian, periode, nip, Pejabat_penilai, Pejabat_atasan.

3. Nama Aliran Data : Data_Penilai

Alias :

-Aliran : Proses2 – F.Trans – Proses3

Atribut : nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi.

4. Nama Aliran Data : Form Pegawai

Alias :

-Aliran : Proses3 – Pegawai

Atribut : nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, periode, nilai, indeks, penilaian, pejabat_penilai, pejabat_atasan.


(49)

- Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel. Fungsi dari normalisasi adalah untuk menghilangkan kerangkapan data dan untuk memudahkan modifikasi data. Normalisasi dari sistem pengolahan data perangkat keras komputer adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Unnormal : { nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, id, nilai, indeks, penilaian, periode, nip, Pejabat_penilai, Pejabat_atasan, nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, periode, nilai, indeks, penilaian, pejabat_penilai, pejabat_atasan }.

2. Bentuk Normal Pertama: { nama, nip, pagkat_golongan ruang, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, pejabat_penilai, pejabat_atasan, id, nilai, indeks, penilaian, periode }.

3. Bentuk Normal Kedua :

Data_pegawai : {*nip, nama, pangkat_golongan ruang, jabatan/pekrjaan, unit organisasi, id, nilai, indeks, penilaian, periode }.

Data_transaksi : { *periode, pejabat_penilai, pejabat_atasan, **Nip }.


(50)

4. Bentuk Normal Ketiga :

Data_pegawai : {*nip, nama, pangkat_golongan ruang, jabatan/pekrjaan, unit organisasi}.

Data_transaksi : { *periode, pejabat_penilai, pejabat_atasan, **Nip }.

Detail_transaksi : { *Id, penilai, nilai, indeks, **Nip, **periode}

- Tabel Relasi

Tabel Relasi merupakan suatu file yang dihubungkan dengan file lainnya. Hubungan itu diperlukan untuk mempermudah memproses data yang akan di ambil dari suatu tabel tertentu dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali.

Database dengan struktur data, hubungan data dapat digambarkan dalam bentuk tabel. Kolom dari tabel menunjukan data dari file, atribut menunjukan item data atau field. Gambar 4.8 merupakan relasi antar tabel dalam sistem pengolahan data perangkat keras komputer.


(51)

Gambar 4.8 Tabel Relasi

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di usulkan

Dari hasil analisa sistem yang berjalan diatas terdapat beberapa kelemahan, yaitu masih banyak tedapatnya pengolahan data dan penyimpanan data penilaian pegawai secara manual dan masih menggunakan mesin tik untuk mengisi form DP3 dan belum tersimpannya data kedalam database sehingga tidak menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian kepegawaian di BBLM Bandung.

Dari kelemahan-kelemahan, ini penulis berinisiatif untuk mengubah sistem yang ada, dengan membuat sistem informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) untuk memudahkan dalam mengetahui index penilaian pegawai.


(52)

Sistem ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sistem yang berjalan pada saat ini di BBLM Bandung karena sistem ini sudah terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam melakukan pembuatan form Dp3, dan dapat mengefisienkan waktu dan pengerjaan Dp3.


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 ) lebih tepat dan akurat.

2. Pekerjaan pada bagian Keuangan akan lebih efektif dan efisien. 5.2 Saran

Agar sistem yang diusulkan ini bisa bekerja secara optimal, penyusun mengajukan beberapa saran yang mungkin bisa dilaksanakan. Adapun saran tersebut antara lain :

1. Back-Updata dilakukan secara berkala untuk menjaga keamanan data. 2. Agar lebih efektif dimasa yang akan datang, sistem aplikasi ini dapat

dikembangkan ke dalam bentuk web agar karyawan dapat melihat nilai DP3 secara online.


(54)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Shinta Dermawanti NIM. 10506100 Nesya Siti Anisa NIM. 10506104 Anis Setiyo Dewi NIM. 10506119

JURUSAN MANAJEMEN INFORMARTIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(55)

vi

Halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Simbol ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Metode Pengembangan Sistem ... 3

1.5 Batasan Masalah... 5

1.6 Lokasi dan jadwal Kerja Praktek ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 7

2.1.1 Elemen Sistem... 8

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 10

2.2 Pengertian Informasi ... 12

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 13

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ... 14

2.4.1 Flow Map ... 14

2.4.2 Diagram Konteks ... 14


(56)

vii

2.4.6 ERD ... 17

2.5 Perancangan Database ... 18

2.5.1 Teknik Normalisasi ... 18

2.6 Tinjauan Perangkat Lunak ... 20

2.6.1 Boarland Delphi 7 ... 20

2.7 Sekilas tentang MySql ... 23

2.8 Penjelasan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ... 23

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.1.1 Kedudukan BBLM ... 28

3.1.2 Tugas dan Fungsi BBLM ... 28

3.1.3 Tugas Balai besar Logam dan Mesin ... 28

3.1.4 Fungsi Balai besar Logam dan Mesin ... 29

3.2 Struktur Organisasi ... 30

3.3 Deskripsi Kerja ... 33

3.4 Analisi Sistem yang Berjalan ... 37

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem ... 38

4.1.1 Analisis Dokumen ... 38

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 38

4.1.2.1 Flow Map ... 39

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 41

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 41

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan di BBLM Bandung ... 42

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 43

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 43


(57)

viii

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 46

4.2.2.3.1 DFD Level 1 ... 47

4.2.2.3.2 DFD Level 2 ... 48

4.2.2.4 Kamus Data ... 48

4.2.3 Evaluasi terhadap Sistem yang di Usulkan/dirancang ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

Daftar Pustaka ... 55 Lampiran-lampiran


(1)

53

Sistem ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sistem yang berjalan pada saat ini di BBLM Bandung karena sistem ini sudah terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam melakukan pembuatan form Dp3, dan dapat mengefisienkan waktu dan pengerjaan Dp3.


(2)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 ) lebih tepat dan akurat.

2. Pekerjaan pada bagian Keuangan akan lebih efektif dan efisien.

5.2 Saran

Agar sistem yang diusulkan ini bisa bekerja secara optimal, penyusun mengajukan beberapa saran yang mungkin bisa dilaksanakan. Adapun saran tersebut antara lain :

1. Back-Updata dilakukan secara berkala untuk menjaga keamanan data. 2. Agar lebih efektif dimasa yang akan datang, sistem aplikasi ini dapat

dikembangkan ke dalam bentuk web agar karyawan dapat melihat nilai DP3 secara online.


(3)

SISTEM INFORMASI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN KOTA

BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Shinta Dermawanti NIM. 10506100 Nesya Siti Anisa NIM. 10506104 Anis Setiyo Dewi NIM. 10506119

JURUSAN MANAJEMEN INFORMARTIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Simbol ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Metode Pengembangan Sistem ... 3

1.5 Batasan Masalah... 5

1.6 Lokasi dan jadwal Kerja Praktek ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 7

2.1.1 Elemen Sistem... 8

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 10

2.2 Pengertian Informasi ... 12

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 13

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ... 14

2.4.1 Flow Map ... 14

2.4.2 Diagram Konteks ... 14


(5)

vii

2.4.4 Kamus Data ... 16

2.4.5 Relasi Tabel ... 16

2.4.6 ERD ... 17

2.5 Perancangan Database ... 18

2.5.1 Teknik Normalisasi ... 18

2.6 Tinjauan Perangkat Lunak ... 20

2.6.1 Boarland Delphi 7 ... 20

2.7 Sekilas tentang MySql ... 23

2.8 Penjelasan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ... 23

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.1.1 Kedudukan BBLM ... 28

3.1.2 Tugas dan Fungsi BBLM ... 28

3.1.3 Tugas Balai besar Logam dan Mesin ... 28

3.1.4 Fungsi Balai besar Logam dan Mesin ... 29

3.2 Struktur Organisasi ... 30

3.3 Deskripsi Kerja ... 33

3.4 Analisi Sistem yang Berjalan ... 37

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem ... 38

4.1.1 Analisis Dokumen ... 38

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 38

4.1.2.1 Flow Map ... 39

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 41

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 41

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan di BBLM Bandung ... 42

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 43

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 43


(6)

4.2.2.1 Flow Map ... 44

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 46

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 46

4.2.2.3.1 DFD Level 1 ... 47

4.2.2.3.2 DFD Level 2 ... 48

4.2.2.4 Kamus Data ... 48

4.2.3 Evaluasi terhadap Sistem yang di Usulkan/dirancang ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

Daftar Pustaka ... 55 Lampiran-lampiran