HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi Telur dan Nimfa N. viridula dan R. linearis
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 jumlah populasi telur
N. viridula dan R. linearis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata antara perlakuan K0, K1 dan K2 yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi Telur Hama
Perlakuan Populasi Telur Hama
K0 0,00c
K1 16,00a
K2 10,22b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 menurut
Duncan Multiple Range Test Berdasarkan Tabel 1, pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah
populasi telur pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 R. linearis yakni rataan sebesar 16,00 butir dan yang terendah terdapat pada
perlakuan K2 N. viridula dan K0 kontrol yakni dengan rataan sebesar 10,22 dan 0,00 butir.
Pada akhir pengamatan dapat dilihat bahwa hama N. viridula dan R. linearis, meletakkan telur pada kedua tanaman tersebut yakni di bawah
permukaan daun tanaman dan tempat yang teduh. Hal ini sesuai literatur Sodiq 2009 yang menyatakan bahwa pada umumnya serangga tertarik kepada
tumbuhan adalah untuk tempat bertelur, berlindung dan sebagai pakannya. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai makanan adalah daun, tangkai,
bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau membuat kokon. Hampir 50 dari
serangga adalah pemakan tumbuhan fitofagus, selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan binatang.
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4, jumlah populasi nimfa
N. viridula dan R. linearis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata antara perlakuan K0, K1 dan K2 yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Populasi Nimfa Hama
Perlakuan Populasi Nimfa Hama
K0 0,00c
K1 8,11a
K2 5,00b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 menurut
Duncan Multiple Range Test Berdasarkan Tabel 2, pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah
populasi nimfa pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K1 R. linearis yakni rataan sebesar 8,11 dan yang terendah terdapat pada
perlakuan K2 N. viridula dan K0 Kontrol yakni dengan rataan sebesar 5,00 dan 0,00.
Pada akhir pengamatan dapat dilihat bahwa hama N. viridula dan R. linearis, meletakkan telur pada kedua tanaman tersebut yakni di bawah
permukaan daun tanaman. Namun, tidak seluruhnya telur menetas. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan bahwa telur diletakkan pada tempat yang tidak
memiliki pakan yang cukup maupun telah terparasit sehingga yang menetas hanya beberapa saja. Hal ini sesuai literatur Tengkano et al, 2012 yang menyatakn
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi dan serangan hama polong di lapang adalah tanaman inang yang tersedia secara terus-menerus.
Selain itu hama polong tersebut memiliki banyak jenis tanaman inang lain baik
yang dibudidayaan maupun yang tidak dibudidayakan. Apabila makanan dalam keadaan melimpah, sedang populasi serangga rendah, maka populasi tersebut
akan tumbuh dan meningkat dengan cepat. Sebaliknya jika suplai makanan berkurang maka populasi akan menurun. Penelitian menunjukkan bahwa polong
yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan nimfa R. linearis dan N. viridula adalah polong yang berasal dari tanaman kedelai umur 60 sampai 78
HST.
Persentase Intensitas Serangan Polong Kedelai
Dari hasil analisis sidik ragam persentase intensitas serangan polong hama
N. viridula dan R. linearis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda