Daya Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101.9 FM Bandung Terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya

(1)

TERHADAP PENINGKATAN MINAT

PENDENGARNYA

Skripsi

Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

oleh:

Fachrial Rahadian Muhtar NIM : 41807037

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iii


(5)

iv

Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya Oleh

Fachrial Rahadian Muhtar 41807037

Skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung mempengaruhi peningkatan minat pendengar. Untuk dapat menjawab masalah di atas peneliti menganalisis dan mendeskripsikan daya tarik berdasarkan faktor-faktor antara lain daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral. Faktor minat antara lain keinginan, kesan dan penerimaan.

Peneliti menyajikan penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif sedangkan metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan model komunikasi massa Claude D Shannon dan Warren Weaver untuk mengetahui proses pengemasan pesan dari penyiar kepada pendengar. Kerangka sampling adalah warga kec Andir kel Garuda RW 03 RT 05 yang mendengarkan Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung. Jumlah yang didapat dari populasi warga kec Andir adalah 11881 orang. Setelah dikocok dan terpilih RT 05 dengan jumlah 105 KK sebagai responden, ternyata dari penyebaran angket yang dilakukan hanya terdapat 20 responden yang menjadi pendengar Acara Canda Canda Sore dan datanya dapat diolah. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling daerah artinya bahwa wilayah yang didapat terlalu luas sehingga peneliti menggambil satuan wilayah yang terkecil dari wilayah yang ada. Teknik analisis data yang digunakan adalah editing, analisis dan tabulasi, dan deskripsi hasil pembahasan.

Data ini sebagian besar dikumpulkan melalui penyebaran angket, wawancara, serta didukung oleh studi literatur.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, terbukti bahwa minat pendengar akan Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung sangat tinggi. Ini disebabkan karena pengemasan isi pesan yang disajikan penyiar sangat kreatif juga selalu menyisipkan banyolan dan sindiran, membuat pendengar tetap setia mendengarkan Acara Canda Canda Sore.

Kesimpulannya bahwa setelah dilakukan penelitian peneliti berkesimpulan bahwa Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung sangat tinggi ini terbukti hasil angket yang telah disebarkan dan pendengarnya selalu bertambah setiap harinya. Saran yang diberikan : apabila salah satu penyiar tidak bisa siaran, pilihlah beberapa penyiar yang relevan sehingga dalam melakukan siaran tidak monoton.


(6)

v

FM Bandung To Listener’s Interest Improvement By

Fachrial Rahadian Muhtar

41807037

The theasis is supervised by

Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.

The research was conducted to find out the influence of Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung listener’s interest improvement. To answer the question, the researcher analyzed and described the interest based on several factors, such as, rational interest, emotional interest and moral interest.

The researcher analyzed and presented the research through quantitative approach while the method used was descriptive method. The research used mass communication model by Claude D Shannon and Warren Weaver. To find out message package from the radio broadcaster to the listeners. The sample was people of Andir/Garuda sub district RW 03 RT 05 who listened to Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung. The number of the population of Andir sub district wese 1181 persons. After being selected, the writer chose RT 05 which consists of 105 houses of respondents, after guestionnaire distributed, only 20 respondents of Canda Canda Sore (CCS) programme listeners whose data could be analyzed. Sample technique used was district sample, it means due to the large number of population, the researcher took the least population from the available district. The data analyzing technique were editing, analyzing and tabulating, and describing of the result.

Most of the data collected through questionnaire, interview, and supported by literature study.

Based on the research conducted by the researcher, it show that the listener’s interest in Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung was very high. It caused by the creativity of the broadcaster in delivering message and also inserting joke and satire, it makes the listeners keep listening to the programme.

The writer conclude after the research conducted is that the number of listeners of Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo 101,9 FM is very high. It is based on the guestionnaire result which distributed and it keeps improving. Suggestion given : keep the good quality of creativity in delivering message and give the best entertainment to the listeners.


(7)

vi

Dengan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan rakhmat dan karunia sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moril ataupun materil dan tak lupa juga Ibunda tercinta terima kasih atas semua doa dan restunya karena peneliti percaya bahwa doa seorang ibu tidak akan terputus dan selalu menyertai peneliti dimanapun kapanpun itu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Serta dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian lapangan dan memberikan pengesahan terhadap skripsi ini.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung terima kasih atas bimbingannya selama ini kepada peneliti.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos., M.Si., selaku skertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer


(8)

vii

4. Ibu Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih atas bimbingannya juga motivasi dan saran-saranya yang membuat peneliti bersemangat apabila mengalami kendala di lapangan

5. Yth kepada bapak/ibu dosen program studi IK dan FISIP yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-satu terima kasih atas bimbingannya selama ini.

6. Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom dan Sri Intan S.I.Kom selaku sekertariat program studi IK dan PR

7. Kepada HRD Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Dicky Suherman dan Widia Libriawan sebagai Program Supervisor yang telah mengijinkan peneliti untuk penelitian di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung

8. Kepada penyiar Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Budi dan Jo yang telah memberikan semua informasi tantang Acara Canda Canda Sore.

9. Kepada Karyawan Radio Cosmo 101,9 FM Bandung mas hadi, Dora, Nuri, Suci, Dafie, dan All Crew Radio Cosmo 101,9 FM Bandung. 10. Kepada opepie Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Egie, Radi dan


(9)

viii

12. Kepada semua Crew Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yang tidak biasa saya sebutkan satu-satu terima kasih kepada semuanya karena sudah mau berteman dan membimbing peneliti selama peneliti PKL dan penelitian di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung

13. Kakakku dan adikku tercinta yang telah memberikan motivasi kepada peneliti.

14. Kepada Paman dan bibiku tercinta terima kasih sudah memperbolehkan peneliti untuk memprint semua proses skripsi ini dari awal.

15. Kepada sodaraku tercinta Fahmi, Silvi, dan Nova terima kasih atas support nya

16. Sahabat penulis yang sudah penulis anggap sebagai saudara atau kakak-adik sendiri, Teguh Nugraha, Teguh Roni, dan Moh. Piskunof Terima Kasih atas semua dukungan dan bantuannya dalam bentuk apapun dan mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya. 17. Keluarga Besar DJuragan

18. Teman-teman satu bimbingan dengan peneliti Alti dan Agi yang telah berusaha bersama baik senang maupun susah.

19. Teman-teman Wahyu Setiadi, Janita Mardini, Diah, Fitri, Duane, Verliana, Camelia (amel) dan Ludi Terima Kasih atas dukungannya dan pendapat-pendapatnya.


(10)

ix

21. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat di balas oleh Allah Swt.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna karenanya peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak pembaca guna lebih menyempurnakan hasil skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada khususnya yang akan mengambil pada bidang yang sama dengan peneliti.

Bandung, Juli 2011


(11)

x

LEMBAR PENGESAHAAN ……… LEMBAR PERNYATAAN ……….. LEMBAR PERSEMBAHAAN ……… ABSTRAK ………. ABSTRACT ……….. KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ……….. DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR LAMPIRAN ……….

BAB I PENDAHULUAN ………...

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1.2. Identifikasi Masalah ……….. 1.3. Maksud dan Tujuan ………..

1.3. 1. Maksud Penelitian ……… 1.3. 2. Tujuan Penelitian ……….

1.4. Kegunaan Penelitian ………..

1.4. 1. Kegunaan Teoritis ……… 1.4. 2. Kegunaan Praktis ……….

1.5. Kerangka Pemikiran ……….

1.5.1. Kerangka Teoritis ……….

i ii iii iv v vi x xiv xv xvi 1 1 7 8 8 9 10 10 10 11 11


(12)

xi

1. 7. Metode Penelitian ……….. 1. 8. Teknik Pengumpulan Data ………... 1. 9. Populasi dan sampel ………..

1.9. 1. Populasi penelitian ………... 1.9. 2. Sampel penelitian ……….

1. 10. Uji Validitas Istrumen ………... 1. 11. Teknik Analisa Data ……….. 1. 12. Lokasi dan Waktu penelitian ………

1.12. 1.Lokasi Penelitian ……… 1.12. 2.Waktu Penelitian ……….

1. 13. Sistematika Penulisan ………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………

2. 1. Tinjauan tentang Ilmu Komunikasi ………...

2.1.1. Definisi Komunikasi ……….. 2.1.2. Tujuan Komunikasi ……… 2.1.3. Fungsi Komunikasi ……… 2.1.4. Bentuk-bentuk Komunikasi ………

2. 2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ………...

2.4.1. Definisi Komunikasi Massa ... 2.4.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa ………...

2. 3. Tinjauan Tentang Radio ………. 20 21 23 23 24 27 28 30 30 30 33 35 35 35 36 37 38 41 41 44 46


(13)

xii

2.4.3. Kelemahan Radio ………... 2.4.4. Kriteria Penyiar dan Reporter Profesional ……….

2. 4. Tinjauan Umum Tentang Daya Tarik ………... 2. 5. Tinjauan Umum Tentang Minat ……….

BAB III OBJEK PENELITIAN ………...

3.1. Tinjauan Tentang Perusahaan ………

3.1.1. Sejarah Radio Cosmo 101,9 FM ……… 3.1.2. Logo Radio Cosmo 101,9 FM ……… 3.1.3. Maksud Pendirian ………... 3.1.4. Tujuan Pendirian ……… 3.1.5. Visi Radio Cosmo ……….. 3.1.6. Misi Radio Cosmo ……….. 3.1.7. Tujuan Radio Cosmo ……….. 3.1.8. Struktur Radio Cosmo 101,9 FM ………... 3.1.9. Job Description ………..

3.2. Tinjauan Tentang Acara Canda Canda Sore (CCS) ………

3.2.1. Sejarah Canda Canda Sore (CCS) ……….. 3.2.2. Profile Pendengar acara Canda Canda Sore (CCS) ……… 3.2.3. Profile Penyiar Canda Canda Sore (CCS) ………..

51 52 53 55 60 60 60 61 61 61 61 62 62 62 64 86 86 87 88


(14)

xiii

4.2. Data Penelitian ……….

4.2.1. Daya Tarik Rasional ……….. 4.2.2. Daya Tarik Emosional ……… 4.2.3. Daya Tarik Moral ………... 4.2.4. Perhatian ………. 4.2.5. Keinginan ………... 4.2.6. Kesan ………..

4.3. Implementasi Hasil Penelitian dan Pembahasan ………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..

5.1. Kesimpulan ……….. 5.2. Saran ……….

5.2.1. Saran untuk Perusahaan ………. 5.2.2. Saran untuk Masyarakat ………. 5.2.3. Saran untuk Mahasiswa ……….

DAFTAR PUSTAKA ………... LAMPIRAN ………... RIWAYAT HIDUP ………....

94 95 98 103 104 106 109 115 120 120 122 122 123 123 125 128 164


(15)

xiv

Tabel 1.1 Variabel Independen………. Tabel 1.2 Variabel Dependen………... Tabel 1.3 Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011 ……….. Tabel 4.1 Data Jenis Kelamin Responden ………... Tabel 4.2 Data Usia Responden ……….. Tabel 4.3 Agama Responden ……….. Tabel 4.4 Pendidikan Responden ……… Tabel 4.5 Pekerjaan Responden ……….. Tabel 4.6 Acara CCS mampu menyampaikan pesan yang masuk akal …….. Tabel 4.7 Acara CCS penting untuk didengarkan ………... Tabel 4.8 Acara CCS mampu membuat senang pendengarnya ……….. Tabel 4.9 Acara CCS membuat puas pendengarnya ………... Tabel 4.10 Acara CCS mampu memotivasi pendengarnya ………. Tabel 4.11 Acara CCS mampu menyampaikan informasi yang benar ……… Tabel 4.12 Anda tahu tentang keberadaan acara CCS ………. Tabel 4.13 Anda mempunyai keinginan untuk mendengarkan acara CCS …. Tabel 4.14 Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan acara CCS …….. Tabel 4.15 Anda tertarik dengan acara CCS

Tabel 4.16 Anda mempunyai pertimbangan tertentu pada saat mendengarkan acara CCS ……….. Tabel 4.17 Anda bersedia untuk terus mendengarkan acara CCS …………...

19 20 31 92 92 93 93 94 95 96 99 100 101 103 105 106 108 110 111 113


(16)

xv

Gambar 1.1 Model Komunikasi massa ……… Gambar 1.2 Aplikasi Model Komunikasi Massa terhadap Masalah

Penelitian ……….. Gambar 1.3 Gambaran Cluster Sampling ……… Gambar 2.1 Model Komunikasi Massa ………... Gambar 3.1 Logo Radio Cosmo 101,9 FM Bandung ………. Gambar 3.2 Struktur Organisasi ARDAN GROUP ………

14

16 26 58 61 63


(17)

xvi

Lampiran I Surat Pengantar dari Dekan ……….. Lampiran II Surat Balasan dari Perusahaan ……… Lampiran III Surat Kesediaan Pembimbing ……… Lampiran IV Surat Riset Kepada Badan kesatuan, perlindungan ………….. Lampiran V Surat Balasan Badan kesatuan, perlindungan ………. Lampiran VI Surat Berita Acara Bimbingan ………... Lampiran VII Naskah Wawancara ……….. Lampiran VIII Pedoman Wawancara ………. Lampiran IX Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ……… Lampiran X Lembar Revisi Skripsi ………. Lampiran XI Surat Pengantar Angket ………. Lampiran XII Angket ……… Lampiran XIII Coding Sheet ……… Lampiran XIV Coding Book ………... Lampiran XV Contoh SMS Acara Canda Canda Sore ……….. Gambar Lampiran I Rumah Informan ………. Gambar Lampiran II Informan Sedang mengisi angket ……….. Gambar Lampiran III Informan Sedang mengisi angket ………. Gambar Lampiran IV Ruang Oprator ……….. Gambar Lampiran V Ruang tengah ……….

129 130 131 132 133 134 135 137 140 141 142 144 149 150 155 157 157 158 158 159


(18)

xvii

Gambar Lampiran VIII Ruang Program Supervisor ………... Gambar Lampiran IX Ruang Siaran dan Salah Satu Penyiar CCS Budi ……. Gambar Lampiran X Penyiar CCS Budi dan Jo ……….. Gambar Lampiran XI Iklan CCS ………. Gambar Lampiran XII Ruang Produser dan Produser CCS ……… Gambar Lampiran XIII Tampak Luar ………. Gambar Lampiran XIV OB VAN & OB STAGE Cosmo ………..

160 161 161 162 162 163 163


(19)

1

 

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Perkembangan minat masyarakat pada saat ini akan suatu hiburan dalam mengisi kekosongan waktu yang ada sangat tinggi sekali. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari terutama kegiatan rutinitas yang di jalani oleh masyarakat seperti bekerja atau kegiatan rumah tangga. Berbagai sarana hiburan diperlukan untuk mengakomodasi keinginan masyarakat tersebut, sehingga banyak sekali acara-acara yang ditampilkan oleh berbagai media dalam rangka untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam hal hiburan.

Acara-acara tersebut tidak hanya dalam bentuk tulisan banyak juga yang di tampilkan dalam bentuk gambar atau cerita. Program-program televisi dan acara-acara yang disajikan di radio tentu saja merupakan sarana yang tepat untuk memenuhi keinginan masyarakat tersebut. Acara yang di tampilkan bermacam-macam ada yang berbentuk film, komedi dan lain-lain.

Peneliti sering melihat berbagai acara baik di televisi maupun mendengarkan radio tentang acara-acara yang disajikan, akan tetapi peneliti tidak mengetahui mengenai pengaruh acara tersebut terhadap respon dari masyarakat yang menyaksikannya. Acara-acara yang ditampilkan tentu saja akan berpengaruh terhadap penyajinya. Dengan kata


(20)

lain apakah dengan adanya acara tersebut kualitas media yang menampilkan akan berpengaruh positif atau negatif. Sebab banyak sekali sajian acara yang ditampilakan justru berpengaruh kurang baik terhadap media yang menanpilkannya. Karena pada jaman sekarang masyarakat sudah lebih mengghargai apa itu informasi juga sudah bisa memilah dan memilih informasi yang bagai mana yang baik untuk diserap atau di ambil

Hal ini tidak terlepas dari acara yang ditampilkannya dengan tanpa memikirkan konsep yang tepat dan hal ini biasanya hanya memperhitungkan segi komersialnya saja.

Berbagai pengertian mengenai daya tarik dijelaskan dalam berbagai teori salah satunya adalah yang di jelaskan oleh Kotler yang di terjemahkan oleh Sindoro sebagai berikut :

1. Daya tarik rasional

Dayatarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri audiens yang menunjukan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakannya.

2. Daya tarik emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosi positif atau negative yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta, ke banggaan dan kebahagiaan. Daya tarik emosional negative seperti rasa takut rasa bersalah dan malu.


(21)

3. Daya tarik moral

Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan baik. Daya tarik moral sering di pakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. (Dwijayanti, 2009:12)

Informasi dari suatu acara merupakan suatu komunikasi publik yang di komunikasikan kepada semua pendengar. “Komunikasi publik menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, “Komunikasi Publik adalah komunikasi antar seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu”.(Mulyana, 2003:74)

Tidak hanya komunikasi publik, dalam media televisi atau pun radio dibutuhkan komunikasi massa. Karena suatu komunikasi yang dilakukan melaui media massa. Jadi, sekalipun komunikasi dilakukan pada saat khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri ribuan orang atau lebih, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media masa, maka buka komunikasi massa

Komunikasi massa menurut Bittner yakni : “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada jumlah besar orang)”. (Ardianto, 2007 : 3)

Sedangkan menurut Gerbner

Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of massages in industrial sosietis (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga


(22)

dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry) (Ardianto, 2007 : 3).

Radio Cosmo secara resmi mengudara pada tanggal 27 Agustus 2001, yang ditandai oleh terdengarnya bunyi sirine yang dipijit oleh Penanggung Jawab sekaligus Komisaris Radio Cosmo yaitu Bpk. Ir. Arifin Gandawijaya.

Pada tanggal 27 Agustus 2001 itu pula, para penyiar Radio Cosmo angkatan pertama yaitu Sonjaya Akbar, Noora Haliza, AS.Bandi, Adjie Garda, Rio Ramadhan, Benny, Iyan Yandi Suhara, Rere Barara, Veyza, dan Pristi Adhie melakukan siaran bersama di studio siaran sementara Radio Cosmo yang terletak di Jl. Jurang No. 80 yang terletak di Bangunan lama.

Sementara Crew lainnya yang hadir pada saat peresmian tersebut adalah Joy Setiawan ( MD ), Agung ( Opp ), Wahyu ( Opp ), Ihsan ( Opp ), Fifie Yurike ( FO ), Denny ( Driver ), Arti ( Keuangan )

Pada awal berdirinya, Radio Cosmo terletak di Frekwensi 100.9 FM, namun seiring dengan kebijakan pemerintah, pada tanggal 1 Mei 2004 Radio Cosmo beralih ke Frekwensi 101.9 FM. (Sumber : Radio Cosmo 101,9 FM Bandung)

Radio Cosmo 101,9 FM Bandung berusaha menyajikan acara yang bersifat komedi dalam rangka menarik minat pendengar yang ada di wilayah bandung. Acara ini di rancang dengan konsep agara pendengar bisa terhibur dan membawa perkembangan yang positif terhadap jumlah pendengar.


(23)

Menurut MacBride dan Dominick dalam buku Effendi yang berjudul Ilmu komunikasi Teori dan Praktek bahwa hiburan (entertaimen) merupakan bagian dari komunikasi massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film dan rekaman suara. (Effendi, 1997 : 31)

Beberapa acara yang ada di Radio Cosmo atara lain Joget Pagi, Enak Cosmo, Indo Cosmo Malam, Serba Enak Cosmo, Sundut Maut Cosmo, Indo Reques, Canda Canda Sore dan Mojok Bareng Cepot. Dari beberapa acara yang ditawarkan ada acara yang bayak diminati yaitu Canda Canda Sore.

Canda Canda Sore pertama siaran pada tahun 2009 yang di gawangi penyiar Budi dan Jo atau sering di kenal Bujo setiap hari senin sampai jumat jam 15.00 dengan waktu siaran 3 jam. Acara yang di sajikan dalam Canda Canda Sore merupakan acara Variety Show yang dibawakan 2 orang penyiar multitalenta dengan konsep “Obrolan di Warung Kopi” yang segar, menghibur dan kocak penyiar akan menyajikan beberapa segmen didalam show-nya seperti :

1. Program interaktif berupa adu opini dan komentar dengan pendengar melalui Telepon, SMS, dan Facebook.

2. Bahas/komentar tentang segala hal yang sedang menjadi headline berita didalam negeri, disajikan dengan gaya banyolan dan sindiran. 3. Surprise Quis dan lain-lain. (sumber: Radio Cosmo 101,9 FM


(24)

Profile Pendengar dari acara Canda Canda Sore dapat dijelaskan antara lain :

Jenis Kelamin 1. Wanita : 55% 2. Pria : 45% Satus Sosial Ekonomi 1. SES A-B :18% 2. SES C-D-E : 82% Usia

1. 15 – 19 tahun : 30% 2. 20 – 29 tahun : 40% 3. 30 tahun keatas : 30% Satus Pendidikan

1. Lulusan SD : 30% 2. Lulusan SMP : 26 % 3. Lulusan SMA : 39% 4. Lulusan Kuliah : 5% Profile Base On SES Level 1. Housewife : 34% 2. Blue Collar : 35% 3. Student : 17% 4. White Collar : 7%


(25)

5. Enterpreneur : 7% (sumber : Radio Cosmo 101,9 FM Bandung, 2010)

Dari data di atas peneliti dalam hal ini akan memfokuskan penelitian dari housewife (ibu rumah tangga) dan blue collar (karyawan/buruh) karena dalam prosentasenya lebih besar.

Canda Canda Sore merupakan suatu acara komedi yang di bumbuhi sebuah informasi atau berita headline yang dalam penyampaiannya selalu di buat plesetan yang menghibur dan membuat pendengarnya betah.

Dalam hal ini penulis mengangkat acara canda canda sore karena ingin mengetahui daya tarik isi pesan yang disampaikan penyiar kepada pendengar sehingga pendengar merasa tertarik dengan acara canda canda sore.

Dengan ini maka penulis merumuskan masalah dengan judul “Daya Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya”.

1.2. Identifikasi masalah

Untuk membatasi kajian dan ruang lingkup penelitian, maka peneliti menetapkan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana daya tarik rasional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat pendengarnya? 


(26)

2. Sejauhmana daya tarik emosional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat pendengarnya? 

3. Sejauhmana daya tarik moral Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat

pendengarnya? 

4. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan perhatian pendengar?  5. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo

101,9 FM Bandung terhadap peningkatan keinginan pendengar?  6. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo

101,9 FM Bandung terhadap peningkatan kesan pendengar? 

7. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat pendengarnya? 

 

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3. 1. Maksud Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini peneliti bermaksud akan meneliti tentang salah satu acara di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yaitu acara Canda Canda Sore (CCS).

Dengan adanya acara tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui daya tarik dari isi pesan yang di sampaikan penyiar kepada pendengar.


(27)

1.3. 2. Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui daya tarik rasional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat

pendengarnya. 

2. Untuk mengetahui daya tarik emosional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat

pendengarnya. 

3. Untuk mengetahui daya tarik moral Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat

pendengarnya. 

4. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan perhatian pendengar  5. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio

Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan keinginan pendengar  6. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio

Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan kesan pendengar  7. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio


(28)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4. 1. Kegunaan Teoritis

Teoritis adalah kegunaan penelitian sebagai pengembangan ilmu komunikasi terutama komunikasi massa dan untuk menganalisis isi pesan yang disampaikan melalui media massa. Dalam hal ini isi pesan dalam daya tarik acara Canda Canda Sore (CCS) Radio cosmo 101,9 FM Bandung.

1.4. 2. Kegunaan Praktis

a. Kegunaan bagi peneliti

Kegunaan bagi peneliti adalah sebagai salah satu bentuk aplikasi penelitian yang dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan mengupas ilmu komunikasi.

b. Kegunaan bagi akademik

Penelitian yang digunakan bagi mahasiswa Unikom pada umumnya ilmu komunikasi dan pada khususnya humas sebagai informasi yang akan berguna sebagai literatur pada kegiatan yang sama bagi Mahasiswa lain yang menyangkut mengenai Daya Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya. 

c. Kegunaan bagi perusahaan

Penelitian dapat membantu perusahaan untuk melakukan evaluasi tentang kualitas pengemasan isi pesan yang disampaikan kepada pendengar atau khalayak.


(29)

1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1. Kerangka Teoritis

Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh Daya Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya. 

Sebagaiman yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, yang menjadi salah satu titik konsentrasi dalam penelitian ini adalah Daya Tarik isi pesan yang disampaikan penyiar Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya.   Daya tarik menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Sindoro meliputi : 1. Daya tarik rasional

Dayatarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri audiens yang menunjukan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakannya.

2. Daya tarik emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosi positif atau negative yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta, ke banggaan dan kebahagiaan. Daya tarik emosional negative seperti rasa takut rasa bersalah dan malu.


(30)

3. Daya tarik moral

Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan baik. Daya tarik moral sering di pakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. (Dwijayanti, 2009:12)

Minat menurut Muhammad Afzan yang di jelaskan di bawah ini yaitu “Minat adalah tinggkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan member nilai baginya”. (Abdi, 2006 : 3).

Sedangkan menurut Onong Uchana Efendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi mengemukakan sebagai berikut “Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hastrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator”.

Sehingga dalam hal ini komunikator mengajak komunikan untuk melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan apa yang dikatakan komunikator, biasanya hal yang menggugah perasaan komunikan itu yang membuat timbul hasrat untuk melakukan kegiata sesuai perasaannya yang pada awalnya hanya di berikan beberapa informasi dari komunikator.

Ada tahapan-tahapan yang perlu di perhatikan pada diri manusia dalam proses terbentuknya minat. Witherington menyebutkan minat terbentuk 3 tahap yaitu :


(31)

1. Perhatian, terjadi bila dikosentrasikan pada salah satu alat indra dan mengesampingkan perhatian melalui indra lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. 2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul

dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan. 3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan

secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan. (Witherington, 1985 : 36)

Perhatian adalah mendekati suatu informasi tertentu berarti melakukan pilihan dari sekian bayak informasi yang ada dan mengabaikan informasi lainnnya. Perhatian terjadi bila dikosentrasikan pada salah satu alat indra dan mengesampingkan perhatian melalui alat indra lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

Keinginan merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan. (Witherington, 1985 : 86)

Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan menggunakan lamabang-lambang yang jelas dan dapat dimengerti juga memberikan kesan yang tidak bisa dilupakan oleh komunikan karena pesan yang


(32)

disampaikan komunikator dapat memberikan pemecahan dari masalah yang dikomunikasikan.

Dengan timbulnya minat dalam diri seseorang maka diharapkan adanya dorongan positif untuk melakukan tindakan dari kelanjutan minat seseorang terhadap radio, apakah itu dengan mendengarkan radio atau aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh radio.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi massa dari Claude D Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya Theories Of Mass Communication, karena ingin mengetahui proses pengemasan isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.1 Model Komunikasi Massa

    Pesan/        sinyal/        sinyal/  Pesan/      Message        signal         Signal  Message 

(Sumber : Ardinato dan Erdinaya, 2007 : 35)

Gambar di atas menunjukan bahwa sumber informasi (information source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk di komunikasikan. Pesan (terdiri atas kata-kata lisan/tulisan, gambar, musik dll) di ubah Sumber 

informasi  (Informati on  source

transimitter Tujuan 

(destination

Peneriam  (receiver

Sumber Ganguan  (Noice Source)


(33)

dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan saluran yang akan digunakan.

Pesan dapat diterima/diteruskan melalui saluran penerimaan (receiver). Saluran adalah media (alat) yang dapat menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima. Penerima (receiver) menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination). Sementara itu dalam perjalanannya sinyal memiliki potensi untuk terganggu oleh berbagai sumber gangguan (noise source) yang ada disekitarnya, misalnya pada saat yang bersamaan dalam saluran yang sama muncul terlalu banyak sinyal.

Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan antara sinyal yang dikirim dengan sinyal yang di terima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pesan yang dikirim oleh sumber, yang kemudian di susunkembali oleh penerima sehingga mencapai tujuan tidak selalu memikirkan makna yang sama.

Komunikator harus menyadari bahwa suatu pesan yang dikirimkan tidak selalu di terima dengan makna/pengertian yang sama oleh penerima. Jika komunkator tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hal tersebut, maka hal itu merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi. 1.5.2. Kerangka konseptual

Dari model komunikasi yang sudah dijelaskan di atas maka, peneliti mengaplikasikan model komunikasi massa tersebut ke dalam masalah penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut ini


(34)

Gambar 1.2

Aplikasi Model Komunikasi Massa terhadap Masalah Penelitian

    Pesan        sinyal         sinyal  Pesan 

                        

(Sumber : Aplikasi penelitian terhadap model komunikasi massa, 2011) Dalam penelitian ini bila diadopsikan sumber informasi (information sorce) adalah acara CCS yang menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan berupa kata-kata dan music diubah ke dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan saluran yang akan digunakan yaitu Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.

Pesan dapat diterima diteruskan melalui Radio Cosmo 101,9 FM Bandung kepada penerima (receiver) yaitu pendengar setia CCS. Pendengar setia CCS menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination) dari Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yaitu pendengar setia CCS untuk mendengarkan acara CCS di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.

Sementara itu dalam perjalanannya, sinyal memiliki potensi untuk terganggu (noise source) yang ada di sekitarnya, seperti pemancar rusak, cuaca buruk yang mengakibatkan pemancar mati, dll.

Penyiar  CCS  Pemancar  radio  Cosmo  Radio  Cosmo  Bandung  Mendenga rkan acara  CCS  Pendengar  setia CCS Pemancar rusak 


(35)

Maksud peneliti menggunakan model komunikasi massa dari Claude D Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya Theories Of Mass Communication adalah untuk memberikan gambaran bagaimana proses pengemasan isi pesan yang disampaikan penyiar Canda Canda Sore juga apa saja hambatan-hambatannya sampai akhirnya sampai kepada pendengar Canda Canda Sore.

Berdasarkan model komunikasinya di atas, yang menjadi daya tariknya adalah proses pengemasan isi pesan di mana dari proses tersebut menggambarkan bagai mana pesan yang diolah sekreatf mungkin dari penyiar Canda Canda Sore sampai kepada pendengar Canda Canda Sore.

1.6. Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni Daya Tarik Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung (X) dan Peningkatan Minat Pendengarnya (Y). Maka peneliti menentukan alat ukur setiap variabel di atas, yakni :

1. Daya Tarik Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM

Bandung (Variabel X)

Dalam indikator daya tarik peneliti ingin mengetahui daya tarik dari isi pesan yang disampaikan penyiar acara canda canda sore Radio Cosmo 101,9 FM dengan menggunakan teori dari Kotler sebagai berikut :


(36)

1. daya tarik rasional   2. daya tarik emosional   3. daya tarik moral  

2. Peningkatan Minat Pendengarnya (Variabel Y)

Peningkatan minat pendengarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau masyarakat karena tingkat kesenangan dari seseorang karena kegiatan tersebut menyenangkan juga memberi nilai tambah baginya.

Adapun indikator dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Indikator:

1. Perhatian  2. Keinginan   3. Kesan

Agar lebih mudah dalam melihat bagaimana operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table di bawah ini


(37)

Operasionalisasi Variabel Tabel 1.1 : Variabel Independen

Variabel Independen

(X)

Indikator Alat ukur

Daya Tarik Acara Canda Canda

Sore (CCS)

1. Daya Tarik Rasional

a. Acara canda canda sore (CCS) mampu menyampaikan pesan yang masuk akal b. Acara canda canda

sore (CCS) penting untuk didengarkan 2. Daya Tarik

Emosional

a. Acara canda canda sore (CCS) mampu membuat senang pendengarnya b. Acara canda canda

sore (CCS) mampu membuat puas pendengarnya c. Acara canda canda

sore (CCS) mampu memotivasi

pendengarnya 3. Daya Tarik Moral a. Acara canda canda

sore (CCS) mampu menyampaikan informasi tentang nilai-nilai kebenaran


(38)

Tabel 1.2 : Variabel Dependen

Variabel Dependen

(Y)

Indikator Alat ukur

Peningkatan Minat Pendengarnya

1. Perhatian a. Pengetahuan mengenai acara CCS

2. Keinginan

a. Adanya keinginan untuk mendengarkan acara CCS

b. Meluangkan waktu untuk mendengarkan

3. Kesan

a. Mendengarkan penyiar dan tertarik untuk mendengarkan acara CCS

b. Adanya pertimbangan untuk mendengarkan acara CCS

c. Timbulnya kesediaan pendengar untuk mendengarkan acara CCS

 

1. 7. Metode Penelitian

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.


(39)

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang di selidiki”. (Nazir, 2005 : 54).

Adapun definisi lain menurut Gay metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. (Hikmat, 2011:44)

1. 8. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner.


(40)

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan ditujukan kepada pendengar acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.. 2. Observasi

Menurut Karl Weick (dikutif dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976:253) mendefinisikan observasi yaitu “pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. 3. Wawancara

Wawancara menurut Moh. Nazir dalam bukunya Metode Penelitian, menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. (Nazir, 2005:193)

Peneliti melaksanakan wawancara kepada salah satu penyiar dari Acara Canda Canda Sore

4. Studi Literatur

Studi literatur, dalam studi literatur ini peneliti menganut sistem kepustakaan terbuka dimana dengana mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah yang di teliti.

Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapatkan dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip


(41)

pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memperjelas dan memperkuat yang akan di uraikan.

5. Internet searching

Dengan demikian, Definisi internet adalah merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi.

Sedangkan searching ialah mencari atau menemukan sesuatu jadi internet searching adalah mencari atau menemukan data melalui hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit).

1. 9. Populasi dan sampel

1.9. 1. Populasi penelitian

Menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial, “Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sempel dipilih. Populasi dapat berupa organism, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua” (silalahi, 2006 : 233).


(42)

Populasi dalam penelitian ini peneliti mengambil kelurahan Garuda dengan jumlah penduduk 11881 orang, dengan alasan berdasarkan pra-riset pendengar acara canda canda sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung banyak yang berdomisili di kelurahan Garuda sehingga data yang didapat lebih akurat.

1.9. 2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya akan di teliti dalam menentukan jumlah sampel yang pada dasarnya tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk penelitian dari populasi yang tersedia (Nasution, 1982 : 75).

Dari populasi yang telah diketahui di atas maka teknik sampel yang digunakan peneliti adalah Sampling Daerah (Cluster Sampling). Sampling Daerah (Cluster Sampling) adalah teknik memilh sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit atau cluster. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen, yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang heterogen mempunyai populasi sendiri. (Nazir 2005:311)

Sampling Daerah (Cluster Sampling) digunakan untuk mengambil sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas. Dengan teknik sampel ini dapat dilakukan dengan menentukan jumlah sampel secara random (acak). (Hikmat 2011:63)


(43)

Sampling, yaitu metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2002 : 192).

Profile Base On SES Level 1. Housewife : 34% 2. Blue Collar : 35% 3. Student : 17% 4. White Collar : 7%

5. Enterpreneur : 7% (sumber : Radio Cosmo 101,9 FM Bandung) Berdasarkan Profile Base On SES Level penulis dalam hal ini akan memfokuskan penelitian dari housewife (ibu rumah tangga) dan blue collar (karyawan/buruh) karena prosentase pendengar pada kedua kategori tersebut lebih besar.

Dengan menggunakan teknik Sampling Daerah (Cluster Sampling) peneliti memilih sampel berdasarkan unit atau cluster dari wilayah terkecil dan dari hasil random (acak) keluarlah kecamatan Andir kelurahan Garuda RW 03 RT 05 dengan prosentasi penduduk sebanyak 105.


(44)

Gambar 1.3

Gambaran Cluster Sampling

Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan sampel ini adalah setelah mendapatkan populasinya yaitu kecamatan Andir karena wilayah atau unit (cluster) terlalu lalu luas sehingga peneliti mengambil unit (cluster) terkecil dengan menggunakan sistem random (acak) yang pertama di random (acak) adalah kelurahan. Dari dari 6 kelurahan yang ada setelah dilakukan random (acak) maka keluarlah kelurahan Garuda. Namun dari kelurahan Garuda, wilayah atau unit (cluster) masih luas

Kecamatan  Andir  Kelurahan Dungus  Cariang Kelurahan  Ciroyom  Kelurahan  Kebun  Jeruk  Kelurahan Garuda  Kelurahan  Maleber   Kelurahan  Cempaka 

RW 02  RW 03  RW 04  RW 05  RW 06  RW 01 

RT 05

85 tidak  mendengarkan 

CCS 

20  mendengarkan 


(45)

sehingga peneliti mengambil kembali wilayah atau unit (cluster) terkecil dengan menggunakan sistem random (acak) kembali. Setelah di random (acak) maka keluarlah RW 03. Namun wilayah atau unit (cluster) RW 03 masih luas, sehingga dilakukan random (acak) kembali sehingga keluarlah RT 05 prosentasi penduduk sebanyak 105.

Pada proses pengambilan data peneliti menekankan kepada responden yang memang mendegarkan Acara Canda Canda Sore di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung. Setelah dilakukan penelitian dengan menyebarkan agket kepada warga kecamatan Andir kelurahan Garuda RW 03 RT 05, ternyata dari 105 responden yang mendengarkan Acara Canda Canda Sore di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung hanya 20 responden.

1. 10. Uji Validitas Instrumen

Dalam validitas instrumen dapat dilakukan pengujian dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Pengujian Validitas Konstruksi (Contruct Validity). Baik instrumen internal (hasil dari teori) maupun instrumen eksternal (hasil empirikal) dikonsultasikan kepada ahli; sisi akademik yang dianggap ahli minimal pendidikannya S-3 (Doktor). Selanjutnya instrument diujicobakan pada sampel, sehingga hasilnya dapat dievaluasi.

2. Pengujian Validitas Isi (Content Validity). Pengujian ini dilakukan bila peneliti menggunakan pengujian tes. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang


(46)

diajarkan. Untuk instrument yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan program yang telah ditetapkan.

3. Pengujian Validitas Eksternal. Instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara yang ada pada instrument dengan fakta-fakta yang empiris yang telah terjadi di lapangan. (Hikmat, 2011 : 93)

Penelitian ini tidak menggunakan uji statistik untuk menemukan hubungan antar variabel sehingga peneliti menggunakan pengujian validitas konstruksi (contruct validity) dengan cara membuat beberapa pertanyaan melalui angket sesuai dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Sebelum memberikan kepada responden yang sebenarnya peneliti melakukan uji coba pertanyaan angket tersebut kepada 10 mahasiswa secara random (acak).

Setelah melakukan uji coba tersebut peneliti akan mengkoreksi dan berkoordinasi dengan ahli apakah pertanyaan yang diberikan tersebut cocok dengan penelitian ini, apabila cocok akan dipertahankan apabila tidak akan direvisi.

1. 11. Teknik Analisa Data

Peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang di perlukan bagi penelitian dengan cara menyebarkan angket kepada


(47)

pendengar Acara Canda Canda Sore dan wawancara dengan narasumber dari produser, Script Writer dan penyiar dari Acara Canda Canda Sore.

Setelah semua terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data prosesing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing), menganalisis data dan tabulasi kemudian mengdeskripsikannya.

Adapun tahap-tahap terperinci dalam pengolahan data tersebut adalah : 1. Editing

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap data penelitia. (Ruslan, 2000:155). Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang didapat. Hal ini dilaukan untuk menghindari kesalahan dan mendapatkan kejelasan makna dari data informasi yang telah diperoleh.

Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan, juga bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan atau kesalahan data tersebut dapat dilengkapi dan diperbaiki dengan pengumpulan data ulang atau interpolasi (penyisipan).

2. Analisis dan Tabulasi

Setelah dilakukan pengeditan, data-data kemudian dianalisis. Seluruh data hasil penyebaran angket dan wawancara yang telah diedit kemudian disususn secara sistematis. Jawaban-jawaban tersebut lalu di


(48)

kategorikan dan dikelompokan berdasarkan indikator penelitian dengan mengunakan tabulasi.

“Tabulasi adalah memasukan data yang sudah dianalisis yang diorganisasikan kedalam susunan tertentu sesuai dengan penyajian data yang dibutuhkan guna menjawab masing-masing masalah” (Faisal, 1999:33-34).

3. Deskripsi

Hasil dari pengolahan data di atas kemudian di deskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian, yakni guna menjawab rumusan masalah dari penelitian. Proses pendeskripsian disususn berdasarkan hasil wawancara dengan referensi literatur-litelatur yang mendukung penelitian.

1. 12. Lokasi dan Waktu penelitian

1.12. 1. lokasi

Lokasi penelitian bertepatan di kota Bandung. Sedangkan lokasi perusahaan yaitu di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung, Jln. Jurang No 80 Bandung – 40161 Telepon : (022) 2033247 Fex : 2030214 e-mail : radiocosmo@ardangroups.com

1.12. 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di lakukan selama 6 bulan dari Februari sampai Juli tahun 2011


(49)

Tabel 1.3

Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab

1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab

II

Bimbingan

5 Penulisan Bab

III

Bimbingan 6 Pengumpulan

Data Wawancara/

pengisian angket

Bimbingan 7 Pengolahan

Data

Penulisan Bab

IV


(50)

Sumber : Peneliti Maret 2011

Bimbingan

8 Penulisan Bab

V

Bimbingan 9 Penyusunan

Bab 10 Sidang


(51)

1. 13. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah : A.BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, hipotesis, model penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sempel, teknik pengolahan data dan analisis data, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika penulisan

B.BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang definisi komunikasi, tujuan komunikasi, fungsi komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, definisi komunikasi massa, cirri-ciri komunikasi massa, (belum beres)

C.BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi semua hal yang berkaitan dengan objek penelitian yakni sejarah perusahaan, visi-misi perusahaan, grup perusahaan, moto perusahaan, struktur perusahaan dan job description.

D.BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif identitas responden, analisis deskrif hasil penelitian, analisis korelasi antara indicator dan variabel, analisis korelasi variabel daya tarik dan minat serta pembahasan hasil penelitian.


(52)

E.BAB V : PENUTUP


(53)

35

 

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Tinjauan tentang Ilmu Komunikasi

2.1.1.Definisi Komunikasi

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan mankna yang di pergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.


(54)

Menurut Carl I Hovland Ilmu komunikasi adalah

“ Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Hovland dalam buku Effendi 1990 : 10)

Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public

attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan

peranan yang amat penting. Hovland mengatakan bahwa komunikasi proses mengubah prilaku orang lain (communication is the prosess to modify the behavior of other individuals).

2.1.2.Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change) 4. Perubahan sosial (social change)


(55)

2.1.3.Fungsi Komunikasi

Fungsi Komunikasi menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Komunikasi Sosial

“Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikator itu penting untuk membangun konsep-diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, anatar lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain”

(Mulyana, 2003 : 5) 2. Komunikasi Ekspresif

“Komunikasi ekspreasif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita” (Mulyana, 2003 :21).

3. Komunikasi Ritual

“Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Bukanlah substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting, melainkan perasaan senasib


(56)

sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri, yang bersifat abadi, danbahwa kita diakui dan diterima dalam kelompok kita”

(Mulyana, 2003 : 25). 4. Komunikasi Instrumental

“Mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang” (Mulyana, 2003 : 30).

2.1.4.Bentuk-bentuk Komunikasi

Bentuk-bentuk komunikasi menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, diantaranya :

1. Komunikasi Intrapribadi (Intapersonal Communication)

“Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan


(57)

landasan komunikasi antar-pribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin ilmu komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dnegan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri” (Mulyana, 2003 :72)

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

“Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan hingga kapanpun, selama manusi masih mempunyai emosi” (Mulyana, 2003 : 73).

3. Komunikasi Kelompok (group communication)

“Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan


(58)

terdekat, kelompok diskusi, kelompok pemecah masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil tersebut”

(Mulyana, 2003 : 74).

4. Komunikasi Publik (public communication)

“Komunikasi publik adalah komuniaksi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk”

(Mulyana, 2003 : 74).

5. Komunikasi Oganisasi (Organizational Communication)

“Komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik,


(59)

komunikasi antarpribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni : komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horisontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip” (Mulyana, 2003 : 75).

6. Komunikasi Massa (Mass Commnication)

“Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah), maupun elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media elektronik)” (Mulyana, 2003 : 75).

2. 2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

2.4.1.Definisi Komunikasi Massa

Menurut Jay Black dan Frederick Whitney (1980) disebutkan, “Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen” (Nurudin, 2004 : 11).

Komunikasi massa menurut Bittner yakni Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people


(60)

(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada jumlah besar orang) (Ardianto, 2007 : 3).

Sedangkan menurut Gerbner

Mass communication is the tenologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous

flow of massages in industrial sosietis (Komunikasi massa adalah

produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry) (Ardianto, 2007 : 3).

Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka, sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup :

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan- pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas


(61)

komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Oleh karena itu, diartikan milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga-lembaga inipun biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirlaba.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok, atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi dan memperluas pesan yang disampaikan.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bersifat langsung.

Dengan demikian, “Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat, kepada audience yang luas, dan heterogen” (Nurudin, 2004 : 8).


(62)

2.4.2.Ciri-ciri Komunikasi Massa

Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin dalam bukunya Komunikasi Massa, adalah sebagai berikut :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

“Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Di dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang wartawan misalnya, melainkan perusahaan tempat wartawan bekerja” (Nurudin, 2004 : 16).

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan, sebagai berikut :

a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia

mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.


(63)

b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. (Nurudin, 2004 : 19).

3. Pesannya bersifat umum

“Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu” (Nurudin, 2004 : 21). 4. Komunikatornya berlangsung satu arah

“Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita memberikan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang berlangsung satu arah itu akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung” (Nurudin, 2004 : 23).


(64)

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

“Bahwa dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan” (Nurudin, 2004 : 25).

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

“Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar” (Nurudin, 2004 : 27).

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

“Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau

mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper ini berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, manganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa” (Nurudin, 2004 : 27).

2. 3. Tinjauan Tentang Radio

Radio merupakan salah satu media massa yang dalam perkembangan teknologi memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio biasanya menyiarkan berita, iklan, musik,


(65)

sampai diskusi dan drama. Berbagai informasi di dapat dengan adanya radio. Kemudahan akan akan informasi disampaikan melalui radio, tidak hanya informasi yang di dapat akan tetapi ada juga berbagai hiburan terdapat di radio sehinnga rasa bosan yang kita rasakan selama seharian bekerja akan hilang dengan adanya radio.

2.3.1.Karakteristik Radio Siaran

Menurut Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Suatu Pengantar, karakteristik/sifat radio siaran mencakup :

1. Imajinatif

Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. 2. Auditori

Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio siran diterima dengan selintas.

3. Akrab

Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab, intim. Sebagaimana kita lakukan sehari-hari, kita jarang mendengarkan acara radio siaran secara khusus duduk dan telinga kita didekatkan pada pesawat radio siaran. Pada umumnya kita mendengarkan radio siaran sambil mengerjakan pekerjaan


(66)

lainnya, misalnya sambil mengendarai mobil, menyetrika baju, makan, menulis, bahkan mengobrol.

Seorang penyiar radio siaran seolah-olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya di mana saja pendengarnya berada, maka dengan akrab dan cekatan ia menghidangkan acara-acara yang bervariasi, mulai dari acara yang informatif sampai acara-acara hiburan yang menggembirakan.

4. Gaya Percakapan

Sebagaimana dikemukakan di atas, komunikator radio siaran seolah-olah bertamu ke rumah atau menemani pendengarnya dimanapun berada, maka dalam keadaan demikian tidak mungkin ia berbicara secara bersemangat dengan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi.

Dengan demikian materi siaran kata radio siaran bergaya percakapan (conversational style). Karakteristik radio siaran tersebut di atas perlu dipahami komunikastor agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio siaran, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi mencapai sasaran.


(67)

2.3.2.Kekuatan Radio

Menurut Astuti dalam bukunya Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, ada 5 kekuatan radio antara lain :

1. Radio dapat membidik khalayak yang spesifik. Artinya, radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demografis yang dikehendaki. Selain itu, untuk mengubah atau mempertajam segmen atau sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel dibandingkan media komunikasi massa lainnya.

2. Radio bersifat mobile dan portable. Orang bisa menjinjing radio kemana saja. Sumber energinya kecil dan sama portable-nya. Radio bisa menyatu dengan fungsi alat penunjang kehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hingga handphone. Harga radio jauh lebih murah dibandingkan media lain. 3. Radio bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit sekali

menghindar dari siaran radio, begitu radio dinyalakan. Radio bisa menembus ruang-ruang di mana media lain tidak bisa masuk, misalnya, di dalam mobil. Walaupun kini televisis telah menjadi salah satu aksesoris mobil, tetap radio menjadi bagaian tak terpisahkan dari mobil.

4. Radio bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program dengan cepat dan sederhana, dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan.


(68)

5. Radio itu sederhana, sederhana mengoperasikannya, sederhana mengelolanya (tak serumit media lain), dan sederhana isinya. Tidak diperlukan konsentrasi tinggi untuk menyimak radio. Bahkan, orang bisa mendengarkan radio sambil menggarap pekerjaan lain. Untuk mendengar radio, hanya dibutuhkan pendengaran. Mendengarkan radio tidak diperlukan kemampuan baca dan abstraksi tingkat tinggi.

(Astuti, 2008 : 40)

Kekuatan radio menurut Astuti dalam bukunya Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, juga bertumpu pada bunyi. Bunyi yang kita dengar di radio terdiri dari 3 (tiga) komponen :

1. Voice/Words

Voice/Words, yang terangkai dalam narasi penyiar, merupakan salah satu daya tarik radio. Style sebuah radio memengaruhi style sang penyiar. Penyiar yang punya banyak fans adalah mereka yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya. Penyiar semacam ini memiliki modal yang disebut air personality. Mereka menampilkan keunikan, orisinalitas, sekaligus menawarkan persahabatan dan ketulusan. Mereka mampu membuat pendengar merasa nyaman dan terhibur ketika mendengar suaranya. Dan faktor air personality tidak hanya dibangun oleh suara yang bagus, tapi lebih pada mental penyiar itu sendiri.


(69)

2. Musik

Inilah alasan pertama yang paling banyak disebut ketika seseorang ditanya mengapa mereka senang mendengarkan radio. Apapun format yang diusung oleh radio, musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siaran. Ini juga berlaku untuk radio-radio berformat talk program, atau radio yang basisnya adalah informasi dan diskusi. Penyiar tidak mungkin bicara terus-menerus, pendengar juga akan jenuh tanpa musik. Dalam radio semacam ini, musik mengisi ruang-ruang ketika kata-kata sejenak atau dua jenak berhenti.

3. Special Effect

Special Effect adalah bebunyian yang digunakan untuk membangkitkan

mood, suasana, atau efek-efek teatrikal tertentu. Fungsinya mengilustrasikan atau mendramatisasai pesan yang disampaikan. Special Effect lazimnya digunakan dalam iklan atau sandiwara radio. (Astuti, 2008 : 44-47)

2.4.3.Kelemahan Radio

Menurut Astuti dalam bukunya Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, ada 3 kelemahan radio antara lain :

1. Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk

menyampaikan pesan adalah bunyi (sound). Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar. Untuk


(70)

membayangkan kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teater imajinasunya sendiri.

2. Radio message are short lived. Yang namanya pesan radio hidupnya hanya

sebentar – short lived. Pesan radio bersifat satu arah, sekilas, dan tak dapat ditarik lagi begitu diudarakan. Karena itu, menyampaikan pesan melalui radio bukan pekerjaan main-main. Tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggungjawab.

3. Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radio itu rentan

gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indra saja : pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak ada lagi cerita radio dalam kehidupan seseorang. Orang juga kerap mendengarkan radio sambil melakukan pekerjaan lain. Akibatnya, konsentrasi kerap terpecah. (Astuti, 2008 : 40, 41)

2.4.4.Kriteria Penyiar dan Reporter Profesional

Kriteria penyiar dan reporter profesional menurut Masduki dalam bukunya Jurnalistik Radio, antara lain :

1. Volume suara yang baik a. Pengucapan yang benar b. Radiogenik

c. Mengemukakan ide secara jelas d. Dianjurkan tidak merokok


(71)

2. Tidak gugup

Mampu menyampaikan dan meyakinkan pesan secara total dan berirama 3. Penguasaan bahasa yang baik

Menguasai irama bahasa dan kata, bukan sekedar intonasi sehingga dalam bersiaran memiliki kekuataan suara yang khas

4. Kepribadian yang baik

Bersahabat, akrab, dan hangat. 5. Pengetahuan luas

Tidak satu disiplin ilmu saja (Masduki, 2004 : 100-101)

2. 4. Tinjauan Umum Tentang Daya Tarik

Definisi daya tarik menurut Effendy dalam Kamus Komunikasi ialah “Daya tarik adalah kekuatan atau penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi.” (Effendy, 1989 : 18)

Sedangkan menurut Whiterington yang dikutip oleh M. Buchori, mendefinisikan daya tarik ialah “Daya tarik adalah kesadaran seseorang, suatu saat atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya, daya tarik harus dipandang sebagaimana sambutan yang sadar.” (M. Buchori, 1988 : 135)

Dari penjelasan di atas, jelas daya tarik merupakan kemampuan dan kekuatan seseorang untuk menarik perhatian orang lain.


(72)

Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya sebuah daya tarik.

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Sindoro, daya tarik meliputi : 1. Daya tarik rasional

Daya tarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri audiens, yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakan.

2. Daya tarik emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosi positif atau negative

yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta, kebanggaan, dan kebahagiaan. Daya tarik emosional negative

seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu. 3. Daya tarik moral

Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. (Dwijayanti, 2009:12)

Rasional yaitu kemampuan dan kemauan bersikap dan bertindak dengan menggunakan akal sehat.

Emosi bisa dibedakan dalam nilai positif dan negatif. Diantara keduanya terdapat nilai netral. Emosi netral adalah kategori emosi yang tidak jelas


(73)

posisinya. Emosi positif berperan dalam memicu munculnya kesejahteraan emosional (emotional well-being) dan memfasilitasi dalam pengaturan emosi negatif. Jika emosi seseorang positif, maka seseorang itu akan lebih mudah dalam mengatur emosi negatif yang tiba-tiba datang.

Emosi-emosi yang bernilai positif diantaranya adalah sayang, suka, cinta, bahagia, gembira, senang, dan lainnya. Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu maupun masyarakat. Emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga dan sejenisnya.

Moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.

2. 5. Tinjauan Umum Tentang Minat

Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah :

“Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.”

Sedangkan Kartini dan Kartono mendefinisikan minat sebagai berikut:


(74)

“Minat adalah moment dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting.” (Dwijayanti, 2009 : 61)

Sedangkan Minat menurut Muhammad Afzan yang di jelaskan di bawah ini yaitu “Minat adalah tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan member nilai baginya.” (Abdi, 2006 : 3).

Sedangkan menurut Onong Uchana Efendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi mengemukakan sebagai berikut “Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hastrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator”.

Sehingga dalam hal ini komunikator mengajak komunikan untuk melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan apa yang dikatakan komunikator, biasanya hal yang menggugah perasaan komunikan itu yang membuat timbul hasrat untuk melakukan kegiata sesuai perasaannya yang pada awalnya hanya di berikan beberapa informasi dari komunikator.

Ada tahpan-tahapan yang perlu di perhatikan pada diri manusia dalam proses terbentuknya minat. Witherington menyebutkan minat terbentuk 3 tahap yaitu :

1. Perhatian, terjadi bila di kosentrasikan pada salah satu alat indra dan mengesampingkan perhatian melalui indra lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.


(75)

2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan.

3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan. (Witherington, 1985 : 36)

Perhatian adalah mendekati suatu informasi tertentu berarti melakukan pilihan dari sekian banyak informasi yang ada dan mengabaikan informasi lainnya. Perhatian terjadi bila dikonsentrasikan pada salah satu alat indra dan mengesampingkan perhatian melalui alat indra lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

Keinginan merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan.

Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan secara jelas, menggunakan lambing-lambang yang dapat dimengerti bersama oleh komunikator dan komunikan agar dapat menumbuhkan kebutuhan dan minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan. (Witherington, 1985 : 86)


(1)

125  

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, 2007. Komunikasi Masa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Raktama Media.

Astuti, Santi. 2008. Jurnalisme Radio Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Buchory, M. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.

Effendy, Onong Uchjana.1989. Kamus Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.

---. 1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Cetakan Ke-tiga. Bandung : Citra Aditya Bakti

Faisal, Sanapiah. 1999. Penelitian Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Gunadi, YS. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Bandung : PT. Grasindo

Hikmat, M, Mahi. 2011. Metode Penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta : Graha Ilmu

Masduki. 2004. Jurnalistik Radio. Yogyakarta : LKIS..

Mulyana, Deddy, 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Muhammad, 2005. Metode Penelitian. Ciawi Bogor Selatan : Ghalia Indonesia.


(2)

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Cetakan Ke-dua. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaludin, 2002. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,,

Ruslan, Rossady. 2004. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Cetakan Pertama. Bandung : Unpar Press.

Siregar, Amir Effendi. 1983. Pers Mahasiswa Indonesia, Patah Tumbuh Hilang Berganti. Jakarta : PT. Karya Unipress.

Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature. 2005. Cetakan Pertama. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Witherington. 1985. Pisikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru. Sumber Lain :

Company Profile Ardan Group 2010

Company Profile Radio Cosmo 101,9 FM 2010

Wawancara langsung dengan Penyiar Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.

Purwanti, Tenni, Pengaruh Daya Tarik Lead Berita di Halaman Pertama Koran Tempo Terhadap Minat Baca Anggota Pers Mahasiswa Se-Kota Bandung, Unikom, 2008


(3)

Yuliandri, Andri, Pengaruh Daya Tarik Rubrik Otomotif dan Teknologi di Harian Umum Galamedia terhadap Pemenuhan Informasi Anggota Virgin Bikers Brotherhood Chapter Bandung, Unikom, 2008

Dwijayanti, Diana, Daya Tarik “Permioz” terhadap Minat Anggota “OZ Club” Untuk Mendengarkan Radio OZ Bandung 101,1 FM, Unikom, 2009

Muhammad Afzan Abadi, Upaya Meningkatkan Minat Baca Pada Anak. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta.2006.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Fachrial Rahadian Muhtar Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 22 April 1988 Jenis kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Tinggi badan : 165 cm Berat badan : 89 Kg

Alamat : Jln. Dadali No. 36 RT. 05 RW. 03 Kel. Garuda Kec. Andir Bandung 40184 Telepon : 085720012391 / 0226018552


(5)

B. Pendidikan formal

1. TK YWKA Bandung Dari Tahun 1994 sampai Tahun 1995 2. SD YWKA Bandung Dari Tahun 1995 sampai Tahun 2001 3. SMP Negeri 23 Bandung Dari Tahun 2001 sampai Tahun 2004 4. SMA Angkasa Bandung Dari Tahun 2004 sampai Tahun 2007 5. UNIKOM Dari Tahun 2007 sampai Sekarang

C. Pendidikan Nonformal

1. Tahun 2008 Pelatihan Table Manner

2. Tahun 2008 Pelatihan Pendidikan Jurnalistik Dasar

3. Tahun 2008 Pelatihan Personal Development & Brain Management 4. Tahun 2008 Pelatihan Master Of Ceremony (MC)

5. Tahun 2008 Pelatihan Mentoring Agama Islam 6. Tahun 2009 Study Tour Mass Media

7. Tahun 2010 Pelatihan Publik Speaking 8. Tahun 2010 Seminar Fotografi

9. Tahun 2011 English Proficiency Test

10.Tahun 2011 Seminar Trend Cyberpreneurship 11.Tahun 2011 Seminar One Day Neuro Marketing


(6)

D. Organisasi

1. Team Basket SMP 23 Bandung dari Tahun 2001 sampai Tahun 2004 2. Team Basket Club Scorpio Bandung Tahun 2004 sampai 2006 3. Team Basket UNIKOM Bandung Tahun 2009

E. Pengalaman Kerja

1. Kerja Praktek di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung pada bulan Agustus 2010